You are on page 1of 14

Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja

UKM di Surabaya

I.D.K.R. Ardiana, I.A. Brahmayanti, Subaedi


Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Email: idkr08@yahoo.com

ABSTRACT
The aim of this research were To know how is the human resourch competence of Small-Medium scale
enterprenuer in Surabaya and how their competence affected to their busniness performance Partially or
Simultaneously. The Research methods used Decriptive exploratives. And the competence Variable was
described as three indicators which were Knowledge, Skill dan ability. To answer the research problems and
test of hypothesis the researcher was used the statistics analysis with software SPSS, especially used the
correlation analysis, regression, F-test dan t-test. Sample respondent used in this research was 150
respondens come from Small-Medium Scale Entrepreneur which clustered by Dinas Koperasi Surabaya,
and it was choosed by purposive sampling based on some criterias. The result of this research were as
follows: The competence of human resourch Small-Medium Scale enterprenuer was in fare categories, it is
recommended to increase to be more competence enhance increasing their business performance globally.
Furthermore, the hypothesis was accepted because regarding the result of F-test and t-test show that the
Human Resource Competence of Small-Medium Scale enterprineur was Significantly affected to the their
business performance partially and simultaniusly its mean that the increasing in human resourch
competence will be increase the business performance, eventhough ability variable was most dominanly
affected to the business performance.

Keywords: ability, business performance, knowledge, skill.

PENDAHULUAN Hal ini mendapatkan perhatian dari pengamat


ekonomi di Indonesia, dan bahkan ekonomi
Usaha kecil dan mengengah (UKM) merupakan kerakyatan dan instansi-intansi pemerintah serta
kelompok usaha yang paling dapat bertahan ketika semua pihak yang mempunyai kepedulian atas
krisis ekonomi melanda negeri ini. Perkembangan kelangsungan ekonomi kerakyatan, setelah
jumlah unit usaha kecil menengah yang terus mengalami kegagalan terhadap system ekonomi
meningkat, tentunya akan dapat membuka lapangan konglomerasi pada waktu krisis moneter di Indonesia.
kerja yang besar. Namun demikian usaha kecil ini Sehingga saat ini perhatian menjadi lebih terfokus
masih dipandang sebagai usaha yang lemah pada para pengusaha kecil, menengah dan koperasi
kinerjanya. yang ternyata mampu menunjukkan eksistensinya
Usaha Kecil Menengah (UKM) saat ini memiliki dengan tetap survive dalam menghadapi perubahan-
peran yang sangat besar terhadap pembangunan perubahan dalam dunia usaha.
ekonomi di Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah UKM menjadi tumpuan bagi 99,45% tenaga
(UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam kerja di Indonesia selama periode 2000-2003, UKM
pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari ternyata mampu membuka lapangan kerja baru bagi
kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto 9,6 juta orang, sementara usaha besar hanya mampu
(PDB) Indonesia yang terus meningkat setiap membuka lapangan kerja baru bagi 55.760 orang.
tahunnya. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan Selain itu konstribusi UKM terhadap eksport non
Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UKM migas nasional sebesar 19,9%. Denga demikian
terhadap PDB Indonesia yang terus meningkat setiap bahwa pertumbuhan UKM di Indonesia sangatlah
tahunnya. Berdasarkan hasil survei dan perhitungan diperlukan.
Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi UKM Dengan demikian Usaha kecil dan menengah
terhadap PDB (tanpa migas) pada Tahun 1997 merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas
tercatat sebesar 62,71 persen dan pada Tahun 2002 lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi
kontribusinya meningkat menjadi 63,89 persen. yang luas pada masyarakat dapat berperan dalam
Perbandingan komposisi PDB menurut kelompok proses pemerataan dan peningkatan pendapatan
usaha pada Tahun 1997 dan 2003 (Hafsah, 2004). masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi

42
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 43

dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional mengindikasikan bahwa penguasaan IPTEKS dan
pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada keahlian pemasaran oleh SDM UKM masih sangat
khususnya. Ketersediaan bahan baku lokal bagi terbatas.
industri kecil dan menengah merupakan keunggulan Berdasarkan analisa kondisi di atas maka
tersendiri yang memungkinkan dapat beroperasi Pengembangan Kompetensi Sumberdaya Manusia
secara efisien. Pada sisi lain modal kerja yang UKM harus diperhatikan, sehingga mampu
dibutuhkan relative kecil, sehingga memberi peluang menciptakan tenaga kerja Wirausaha yang dapat
kepada masyarakat yang memiliki jiwa wirausaha bersaing secara terbuka di pasar global. Disamping itu
untuk mendirikan unit-unit usaha dengan kadar peningkatan SDM koperasi juga sangat diperlukan
kecanggihan tehnik produksi yang terjangkau. Dalam mengingat perkembangan UKM tidak lepas dari
batas-batas tertentu kegiatan industri kecil dan peran serta lembaga koperasi yang selalu memberikan
menengah dapat mengurangi sebagian beban import pinjaman modal, teknisi dan memfasilitasi jaringan
sehingga dalam kerangka strategis, hal ini dapat bisnis dalam pengadaan bahan baku dan pemasaran
menghemat devisa. hasil produk UKM.
Selaras dengan program pembangunan ekonomi Pelaksanaan pengembangan Kompetensi SDM
pemerintah indonesia, dimana titik tolak diarahkan UKM diperlukan data kongkrit bagaimana profil
pada peningkatan kesejahteraan dan pengentasan Kompetensi SDM UKM yang kita miliki saat ini dan
kemiskinan melalui pemberdayaan ekonomi rakyat, apakah ada pengaruhnya terhadap kinerja. Oleh
maka diperkirakan Indonesia memerlukan tambahan karena itu untuk memenuhi data dan informasi
sekitar 20 juta unit usaha baru di luar sektor pertanian, konkrit tersebut perlu dilakukan kajian yang
dalam 15 tahun mendatang dalam rangka mendalam melalui suatu penelitian di bidang ini.
meningkatkan daya dukung pertumbuhan ekonomi
dan penciptaan lapangan kerja bagi penduduk Perumusan Masalah
Indonesia. Hal ini berarti harus menumbuh-
kembangkan 1,3 juta unit usaha baru di Indonesia Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan
setiap tahunnya, padahal infrastruktur untuk dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
mewujudkannya relatif sangat terbatas. Untuk periode berikut:
tahun 2005 - 2009 dicanangkan untuk menumbuhkan 1. Sampai seberapa tingkat kompetensi yang terdiri
6 juta unit usaha UMKM baru di Indonesia. dari Knowledge, Skill dan Ability yang dimiliki
Pengembangan wirausaha baru terkait dengan upaya SDM UKM di Kota Surabaya?
menumbuhkan lingkungan usaha yang kondusif, 2. Apakah Kompetensi yang dimiliki SDM UKM
menumbuhkan kemauan masyarakat untuk mempengaruhi kinerja UKM di Kota Surabaya?.
berwirausaha, meningkatkan kemampuan masyarakat 3. Dari beberapa variabel Kompetensi SDM UKM di
untuk berwirausaha. atas, variabel mana yang berpengaruh paling
Namun demikian pengembangan UKM harus dominan terhadap kinerja UKM ?.
disertai dengan pengembangan SDM (Sumber Daya
Manusia) dalam berbagai aspek. Salah satu hasil Tujuan Penelitian
survei menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
pengusaha UKM di Indonesia adalah SLTA (44,1 Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
persen), D-3 (7,4 persen), dan S-1 (17,9 persen) dan sebagai berikut:
sisanya di bawah SLTA. Fakta ini sebenarnya 1. Untuk Mengetahui sampai seberapa Kompetesi
menepis pandangan bahwa pendidikan UKM di SDM UKM di Kota Surabaya
Indonesia relatif rendah. Namun peningkatan kualitas 2. Untuk Mengetahui kompetensi SDM UKM di
SDM sangat diperlukan terutama di bidang Surabaya dan pengaruhnya terhadap kinerja.
kompetensi SDM seperti knowledge, skill dan ability 3. Untuk membuktikan dan menganalisis beberapa
serta attitude dalam berwirausaha. Pengembangan dari indikator kompetensi SDM UKM memiliki
SDM harus dilakukan tidak hanya kepada UKM pengaruh paling domonan terhadap kinerja.
sebagai pemilik usaha, tetapi juga para pekerjanya.
Semangat kewirausahaan dan peningkatan Manfaat Penelitian
produktivitas yang didukung pengembangan
teknologi menjadi penting dalam fokus penguatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi-
SDM. Di sisi lain, penggunaan teknologi makin kan manfaat pada pemerintah sebagai informasi
penting mengingat 60 persen proses produksi dalam mengambil keputusan, menetapkan kebijakan
UMKM masih dilakukan secara sederhana. Ini dan mengambil langkah-langkah konkrit dalam
44 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55

pembinaan SDM UKM khususnya di kota Surabaya Tetapi tidak untuk membedakan seorang yang
dan pemerintah Indonesia umumnya. Disamping itu berkinerja tinggi dan rata-rata. Sedangkan
penelitian ini juga bermanfaat sebagai informasi “differentiating competiencies” adalah factor-faktor
dalam menentukan program pengembangan SDM yang membedakan individu yang berkinerja tinggi
pada kelompok-kelompok UKM di Kota Surabaya dan rendah. Misalnya seorang dosen harus
dan Kota-Kota lain di Indonesia. mempunyai kemampuan utama mengajar, itu berarti
pada tataran “threshold competencies”, selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA apabila dosen dapat mengajar dengan baik, cara
mengajarnya mudah dipahami dan analisanya tajam
Kajian Teori sehingga dapat dibedakan tingkat kinerjanya maka
hal itu sudah masuk kategori “differentiating
Pengertian Kompetensi competencies”.
Komptensi dapat berupa tujuan, perangai, konsep
Kompetensi atau kemampuan didefinisikan oleh diri, sikap atau nilai, penguasaan masalah, atau
Mitrani (1995:21) adalah sebagai suatu sifat dasar ketrampilan kognitif maupun ketrampilan perilaku.
seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan Setiap sifat perorangan yang dapat diukur atau
pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat dihitung dengan jelas dan dapat ditunjukkan untuk
berhasil (and underlying charactheristic: of an membedakan secara gamblang seorang perilaku
individual which is casually related to effective or unggul dari seorang perilaku yang berprestasi rata-
superior performance in job), Ketidaksamaan dalam rata, atau seorang perilaku efektif dari seorang pelaku
kompetensi-kompetensi inilah yang membedakan yang tidak efektif. (Alain Mitrani et.al 1995)
seseorang pelaku unggul dari perilaku yang Mathis dan Jackson (2001) mengilustrasikan
berprestasi rata-rata. Untuk mencapai kinerja sekedar bahwa kompetensi ada yang terlihat dan ada yang
cukup atau rata-rata, diperlukan kompetensi batas tersembunyi. Pengetahuan lebih terlihat, dapat
(threshold competemcies) atau kompetemsi essensial. dikenali oleh perusahaan untuk mencocokkan orang
Komptensi batas atau kompetensi istimewa untuk dengan pekerjaan. Keterampilan walaupun sebagian
suatu pekerjaan tertentu merupaka pola atau pedoman dapat terlihat sebagian lagi kurang teridentifikasi.
dalam pemilihan karyawan (personel selection), Akan tetapi kompetensi tersembunyi berupa
Perencanaan pengalihan tugas (succestion planing), kecakapan yang mungkin lebih berharga dapat
peniliaian kinerja (performance appaisal), dan meningkatkan kinerja.
pengembangan. Stoner (1996), telah mengidentifi-kasikan tiga
Kompetensi didefinisikan (Mitrani et.al, 1992; macam keterampilan dasar yaitu:
Spencer and Spencer, 1993) sebagai an underlying 1. Keterampilan teknis yaitu, kemampuan manusia
characteristic’s of an individual which is causally untuk menggunakan prosedur, teknik dan
related to criterion-referenced effective and or pengetahuan mengenai bidang khusus.
superior performance in a job or situasion. Atau 2. Keterampilan manusia yaitu, kemampuan untuk
karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan bekerja sama, memahami dan memotivasi orang
dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaan- lain sebagai individu atau kelompok.
nya. Berangkat dari pengertian tersebut kompentensi 3. Keterampilan konseptual yaitu, kemampuan
seorang individu merupakan sesuatu yang melekat untuk mengkoordina-sikan dan mengintegrasikan
dalam dirinya yang dapat digunakan untuk semua kepentingan dan aktivitas organisasi,
memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu yang termasuk melihat organisasi secara keseluruhan,
dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat, memahami bagaimana bagian-bagiannya saling
pengetahuan maupun kemampuan/keahlian. tergantung, dan mengantisipasi bagaimana
Kompentensi individu yang berupa kemampuan dan perubahan dalam suatu bagian tersebut akan
pengetahuan bisa dikembangkan melalui pendidikan mempengaruhi seluruh organisasi.
dan pelatihan. Sedangkan motif kompentensi dapat
diperoleh pada saat proses seleksi. Analisa Kompetensi
Selanjutnya menurut Spencer and Spencer (1993)
kompetensi dapat dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu Kompetensi SDM yang diperlukan untuk
“threshold competencies” dan “differentiating menghadapi tantangan baru dan jenis-jenis organisasi
compentencies”. Threshold competencies adalah di tempat kerja, dapat diperoleh dengan pemahaman
karakteristik utama yang harus dimiliki oleh ciri-ciri yang kita cari dari orang-orang yang bekerja
seseorang agar dapat melaksanakan pekerjaannya. dalam organisasi-organisasi tersebut. Konsep dasar
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 45

standar kompetensi ditinjau dari estimologi, standar keterampilan khusus yang dibutuhkan, pendidikan,
kompetensi terbuka atas dua kosa kata yaitu standar pelatihan dan pengalaman. Ada beberapa teknik
dan kompetensi. Standar diartikan sebagai ukuran analisis kompetensi yang sedang digunakan antara
atau patokan yang disepakati, sedangkan kompetensi lain:
diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas- 1. Critical Incident (Peristiwa kritis), yaitu digunakan
tugas ditempat kerja yang mencakup menerapkan untuk mengumpul-kan dan memperoleh data
keterampilan (skills) yang didukung dengan mengenai perilaku yang efektif atau kurang
pengetahuan (cognitive) dan kemampuan (ability) efektif, lalu dihubungkan dengan peristiwa kritis
sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan. Dengan yang sebenarnya.
demikian standar kompetensi dapat diasumsikan 2. Repertory grid analysis; Digunakan untuk
sebagai rumusan tentang kemampuan dan keahlian mengidentifikasi dimensi yang membedakan
apa yang harus dimiliki oleh tenaga kerja (SDM) orang yang mempunyai kinerja baik dari orang
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang mempunyai kinerja kurang standard.
persyaratan yang ditetapkan/disepakati (LPPKM- 3. Job competency assessment (penilaian kompetensi
ITB, 2005:3). pekerjaan)
Kompetensi erat kaitannya dengan kinerja, baik
kinerja individu maupun kinerja organisasi Pengertian Kinerja
(perusahaan). Menurut Amstrong (1994) kinerja
seseorang didasarkan pada pemahaman ilmu Kinerja atau performasi adalah hasil kerja yang
pengetahuan, keterampilan, keahlian dan perilaku dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang
yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan dalam organisasi, sesuai dengan wewenang dan
baik. Sedangkan kinerja organisasi (perusahaan) tanggung jawab masing-masing dalam rangka
didasarkan pada bagaimana manajemen perusahaan mencapai tujuan organisasi (Suyudi, 1999). Apabila
merespon kondisi eksternal dan internalnya, yang kinerja individu baik, maka kemungkinan besar
dengan tolok ukur tertentu akan dapat diketahui kinerja perusahaan atau organisasi akan baik.
berapa tingkat turbelensinya dan berapa tingkat Menurut Levbinson (1979) Unjuk kerja atau
kemampuan untuk mengantisipasinya. kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang
Analisa kompetensi SDM UKM dimaksudkan berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan
adalah untuk menghasilakan profil atau model yang kepadanya. Sedangkan Mathis dan Jackson (2001)
digunakan untuk: berpandangan bahwa kinerja adalah fungsi dari
1. Manajemen kinerja individu kemampuan, usaha dan dukungan. Secara empiris
2. Penerimaan atau penempatan dapat dinyatakan dengan persamaan berikut:
3. Pengembangan karier
Kinerja = f(A x E x S)
Beberapa criteria yang dapat dianalisis antara A = Abitlity (kemampuan)
lain: E = Effort (usaha)
1. Dorongan individu (motivasi untuk sekses) S = Support (dukungan)
2. Dampak dan hasil
3. Daya analisis Faktor (A) berhubungan dengan rekrutmen dan
4. Berpikir strategis seleksi yaitu kemampuan alami dengan memilih
5. Berpikir kreatif (kemempuan berinovasi) orang berbakat dan memiliki minat yang tepat dengan
6. Ketegasan dalam mengambil keputusan pekerjaan yang diberikan. Faktor (E) merupakan
7. Penilaian secarakomersial usaha yang dilakukan seseorang yang dipengruhi oleh
8. Tim manajemen dan kepemimpinan masalah sumber daya manusia, seperti motivasi,
9. Hubunagan antar pribadi insentif dan rangcangan pekerjaan. Faktor (S)
10. Kemampuan berkomunikasi merupakan dukungan organisasi seperti, pelatihan,
11. Kemampuan untuk beradaptasi dan mengatasi konsistensi manajemen, pengembangan karier
perubahan dan tekanan karyawan yang jelas dan adil, peralatan yang
12. Kemampuan merencanakan dan mengendalikan disediakan memadai dan harapan.
proyek. Kinerja individu dapat dilihat dari tiga elemen
yang utama yaitu: produktivitas, kualitas dan
Analisis kompetensi juga dapat menggambarkan pelayanan. Komponen produtivitas individu dapat
sifat seseorang dengan cara menilai pengetahuan, dijelaskan seperti Gambar 1.
46 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55

Dalam pengertian bebas, kinerja (performance)


Produktivitas Individu dapat diartikan sebagai suatu pencapaian hasil kerja
sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada
masing-masing organisasi kerja. Simamora (2001 :
327) mengatakan bahwa kinerja merupakan suatu
Kemampuan Usaha yang Dukungan pencapain persyaratan-persyaratan pekerjaan tertentu
bawaan dilakukan yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari
- Bakat -Motivasi -Pelatihan out put yang dihasilkan baik jumlah maupun
- Ketertarikan -Etika kerja -Peralatan kualitasnya. Output yang dihasilkan sebagaimana
- Faktor -Kehadiran -Harapan yang dikatakan simamora di atas dapat berupa fisik
probadi -Rancangan -Rekan maupun nonfisik. Hal ini ditegaskan oleh Nawawi
- Faktor pekerjaan kerja (1997:234) yang menyebut kinerja dengan isitilah
karya, yaitu suatu hasil pelaksanaan suatu pekerjaan,
kejiwaan baik bersifat/material maupun non fisik/nonmaterial
Sumber: Robert L. Mathis & John H. Jackson (2001),“Manajemen Pada organisasi kerja dimana outputnya dapat
Sumber Daya Manusia” Saslemba Empat Jakarta. terindentitifikasi secara individu dalam bentuk
kuantitas seperti pabrik rokok, indicator kinerja
Gambar 1. Komponen Perilaku Produktivitas pekerjanya dapat diukur dengan mudah, yaitu dari
Individu besarnya output yang dicapainya dalam kurun waktu
tertentu. Namun pada unit kerja kelompok atau tim,
Untuk menentukan kinerja individu dapat diawali kinerja tersebut agak sulit teridentifikasi secar
dengan menetapkan standard kinerja perusahaan kuantitas secara individual. Dalam hubungan ini
berdasarkan tujuan yang akan dicapai, kemudian (Simamora, 2001:327) Kinerja antara lain dapat
diproyeksikan pada standard kinerja individu. dilihat dari indicator-indikator berikut: kepatuhannya
Penilaian kinerja individu dilakukan dengan terhadap segala aturan yang telah ditetapkan dalam
membanding-kan kinerja aktual dengan standard perusahaan, dapat melaksanakan tugasnya tanpa
kinerja yang ditetapkan. Pada gambar 3.3 di atas kesalahan (dengan tingkat kesalahan paling rendah),
ditunjukkan faktor utama tentang perilaku individu, dalam menjalankan tugasnya.
kinerja dan motivasi. Model ini berdasarkan Menurut Veithzal Rivai Ahmad Fawzi MB,
penelitian Moorhead & Griffin 1989, dimana (2005) Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan
variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja dapat seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu
dikontrol dengan mengatur hal-hal berikut: di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan
1 Rancangan pekerjaan (tugas-tugas, kegiatan- berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
kegiata yang akan dilakukan, beban kerja) target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
2 Hubungan organisasi (gaya pengawasan, tim terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika
kerja, kondisi psikologis kerja, jam kerja dll) dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah
3 Kinerja objektif (berhubungan dengan kinerja terjemahan dari kata performance, yang menurut The
objektif : kompetensi, knowladge, skill dan Scribner-Bantam English Distionary, terbitan
kemampuan) Amerika Serikat dan Canada (1979), berasal dari akar
4 Organisasi kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu:
(1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or
Objektivitas dan sasaran pekerjaansangat penting, carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan
misalnya aktivitas yang dilakukan oleh karyawan kewajiban suatu niat atau nazar ( to discharge of
harus dapat diidentiikasi berwujud dan dapat fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyem-
dikontrol. Pekerjaan secara formal ditentukan di purnakan tanggung jawab (to execute or complete an
dalam uraian pekerjaan, rancangan pekerjaan yang understaking); dan (4) melakukan sesuatu yang
meliputi spesifakasi dan aktivitas,metode dan diharapkan oleh seseorang atau mesin (to do what is
hubungan pekerjaan untuk memenuhi persyaratan expected of a person machine). Beberapa pengertian
kinerja. Rancangan pekerjaan dapat meningkatkan berikut ini akan memperkaya wawasan kita tentang
kinerja, mnumbuhkan dan meningkatkan kompetisi kinerja.
individu. Pekerjaan mempunyai nilai motivasi yang 1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai
lebih besar apabila karyawan diberikan perencanaan dan merujuk pada tindakan pencapaian serta
dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap pelaksanaan sesuatu pekerjaan yang diminta
pekerjaannya. (Stolovitch and Keeps: 1992).
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 47

2. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan
kerja yang ada pada diri pekerja (Griffin: 1987). wewenang dan tanggung jawab masing-masing
3. Kinerja dipengaruhi oleh tujuan (Mondy and dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara
Premeaux: 1993). legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan
4. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan dengan moral atau etika.
kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak
pekerjaan, seseorang harus memliki derajat berdiri sendiri, tapi berhubungan dengan kepuasan
kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. kerja dan tingkat imbalan, dipengaruhi oleh
Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah keterampilan, kemampuan dan sifat-sifat individu.
cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer
pemahaman yang jelas tentang apa yang akan (Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994), kinerja
dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-
(Hersey and Blanchard: 1993). faktor; (a) harapan mengenai imbalan; (b) dorongan;
5. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan (c) kemampuan; kebutuhan dan sifat; (d) persepsi
karyawan atas tugas yang diberikan (Casio: 1992). terhadap tugas; (e) imbalan internal dan eksternal; (f)
6. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja.
dalam melaksanakan tugas serta kemampuan Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. oleh tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan
Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan dan (3) lingkungan. Oleh karena itu, agar mempunyai
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai
(Donnelly, Gibson and Ivancevich: 1994). keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta
7. Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan mengetahui pekerjaannya. Tanpa mengetahui ketiga
merupakan salah satu tolok ukur kinerja individu. faktor ini kinerja yang baik tidak akan tercapai.
Ada tiga kriteria dalam melakukan penilian kinerja Dengan kata lain, kinerja individu dapat ditingkatkan
individu, yakni: (a) tugas individu; (b) perilaku apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan
individu; dan (c) ciri individu (Robbin: 1996). kemampuan. Kinerja individu dipengaruhi oleh
8. Kinerja sebagai kualitas dan kuantitas dari kepuasan kerja. Kepuasan kerja itu sendiri adalah
pencapaian tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh perasaan individu terhadap pekerjaannya. Perasaan ini
individu, kelompok maupun perusahaan berupa suatu hasil penilaian mengenai seberapa jauh
(Schermerhorn, Hunt and Osborn: 1991). pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan
9. Kinerja sebagai fungsi interaksi antara kebutuhannya.
kemampuan atau ability (A), motivasi atau
motivation (M) dan kesempatan atau opportunity Kinerja Usaha Kecil
(O), yaitu kinerja = ƒ (A x M x O). Artinya:
kinerja merupakan fungsi dari kemampuan, Kinerja perusahaan adalah hasil dari banyak
motivasi dan kesempatan (Robbins: 1996). keputusan individu yang dibuat secara terus menerus
Dengan demikian, kinerja ditentukan oleh faktor- oleh manajemen (Helfert, 1996). Untuk mengukur
faktor kemampuan, motivasi dan kesempatan. kinerja perusahaa, Kotler (1991) menyarankan agar
Kesempatan kinerja adalah tingkat-tingkat kinerja didasarkan pada ROI bukan pada margin laba/profit.
yang tinggi yang sebagian merupakan fungsi dari Sedangkan Soetjipto (1997) menyebutkan bahwa
tiadanya rintangan-ringtangan yang untuk mengukur kinerja bisnis, dapat dilakukan
mengendalakan karyawan itu. Meskipun seorang dengan “balanced score card” (BSC).
individu mungkin bersedia dan mampu, bisa saja Sejalan dengan pandangan di atas, Baswir (1995)
ada rintangan yang menjadi penghambat. menambahkan bahwa ada 4 faktor penyebab utama
rendahnya kinerja usaha kecil dan menengah (UKM)
Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan di Indonesia yaitu: 1) Hampir 60% usaha kecil masih
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan menggunakan teknologi tradisional; 2) Pangsa pasar
sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai cendrung menurun karena kekurangan modal,
dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang lemahnya teknologi dan mansjerial; 3) Sebagian besar
diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance usaha kecil tidak mampu memenuhi persyaratan
sebagai kata benda (noun) di mana salah satu entrinya administratif guna memperoleh bantuan dari Bank; 4)
adalah hasil dari sesuatu pekerjaan (thing done), Tingkat ketergantungan terhadap fasilitas pemerintah
pengertian performance atau kinerja adalah hasil kerja cendrung sangat besar.
yang dapat dicapai oleh seseoarng atau kelompok
48 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55

Sedangkan kendala-kendala yang umumnya 4. Variabel kemampuan memiliki pengaruh yang


dihadapi oleh usaha kecil dan menengah (UKM) paling dominan terhadap kinerja UKM di kota
adalah; Surabaya.
1. Produktivitas rendah.
2. Nilai tambah rendah. KOPETENSI
3. Jumlah investasi yang sangat kecil. SDM UKM
4. Jangkuan pasar yang sempit.
5. Jaringan usaha sangat terbatas.
6. Akses ke sumber modal dan bahan baku terbatas.
KNOWLEDGE
7. Manajemen yang masih belum profesional dan
sumber daya manusia pada umumnya belum
memiliki kualitas yang bisa bersaing untuk maju KINERJA
SKILL
(Rizal, 2002). UKM

Berdasarkan beberapa kajian di atas penelitian ini


mencoba untuk melihat dan mengkaji kendala yang ABILITY
berhubungan dengan kinerja usaha kecil dan
menengah (UKM), yang dikaitkan pada manajemen
dan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Gambar 2. Kerangka Penelitian
UKM yang bersangkutan.
METODE PENELITIAN
Kerangka Penelitian dan Hipotesis
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian
Kerangka penelitian merupakan bagian ter- diskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
penting dalam suatu laporan hasil penelitian. Selain keadaan Kompetensi populasi atau fakta empiris.
menggambarkan model konseptual penelitian, juga Keadaan populasi atau fakta empiris yang akan
sebagai gambaran secara umum proses penelitian didiskripsikan dalam penelitian ini adalah tentang
tersebut dilakukan. Menurut Umar Sekaran pengaruh kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia)
(2006;14), kerangka penelitian merupakan model UKM (Usaha Kecil Menengah) yang meliputi
konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan Pengetahuan (Knowladge), Keterampilan (Skill), dan
dengan berbagai masalah yang penting. Suatu Kemampuan (Ability) terhadap kinerja UKM di Kota
konseptual memberikan penjelasan sementara Surabaya.
terhadap gejala yang menjadi masalah (obyek)
penelitian. Variabel Penelitian
Berdasarkan beberapa uraian konsep dan teori di
atas, maka kerangka konseptual penelitian ini dapat Variabel-variabel yang digunakan dalam
dirumuskan seperti gambar 3.4 dibawah ini, dimana penelitian ini antara lain: variabel Kompetensi SDM
variabel Kompetensi X atau independen yang terdiri yang merupakan variabel bebas (independent
dari Pengetahuan (X-1), variabel ketrampilan (X-2) variable), yang terdiri dari; Knowladge (X2), Skill
dan variabel Kemampuan (X-3) secara langsung (X2) dan Ability (X3). Sedangkan variabel tergantung
berpengaruh terhadap variabel Kinerja SDM UKM (dependent variable) yang digunakan adalah variabel
(Y), dan gambar hubungan yang skematis dapat Kinerja UKM (Y).
dilihat pada Gambar 2.
Berdasarkan permasalahan dan kerangka pene- Definisi Konsep
litian seperti di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut: Komptensi adalah sebuah model alir sebab akibat
1. Semakin tinggi pengetahuan SDM UKM di kota yang menunjukkan bahwa kemampuan, keterampilan,
Surabaya maka semakin tinggi juga kinerja UKM. konsep diri, dan komptensi pengetahuan yang
2. Semakin tinggi ketrampilan SDM UKM di kota dibangkitkan oleh suatu keadaan, dapat mem-
Surabaya maka semakin tinggi juga kinerja prakirakan pelaku pelaku cakap.
kinerja UKM. Kinerja, adalah hasil kerja yang dapat dicapai
3. Semakin tinggi kemampuan SDM UKM di kota oleh seseorang atau kelompok orang dalam
Surabaya maka semakin tinggi juga kinerja kinerja organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
UKM. jawab masing-masing dalam rangka mencapai tujuan
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 49

organisasi. Apabila kinerja individu baik, maka a. UKM (Usaha Kecil Menengah) yang bergerak
kemungkinan besar kinerja perusahaan atau dibidang Manufactur dengan alasan bahwa UKM
organisasi akan baik. ini memang memerlukan kompetensi SDM dalam
bersaing di dunia bisnis.
Definisi Operasional b. Usaha Kecil yang memiliki jumlah tenaga kerja
(SDM) minimum 10 orang atau omzet minimum
Kompetensi SDM UKM dalam penelitian ini Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta Rupiah)
memfokuskan pada tiga hal pokok yaitu : c. Yang menjadi responden (sampel) adalah
Pemilik/Pengurus dan jajaran manajemen di
Pengetahuan (Knowladge), Keterampilan (Skill) dan
UKM tersebut.
Kemampuan (Ability)
d. Dari jumlah Unit Usaha yang terseleksi sesuai
Pengetahuan (Knowladge), merupakan penguasa- poin 1 dan 2, yang akan dijadikan sampel hanya
an ilmu dan teknologi yang dimiliki seseorang, dan sebesar 20%, dan ditentukan secara proporsional.
diperoleh melalui proses pembelajaran serta
pengalaman selama kehidupannya. Indikator Setelah kita lihat bahwa dari data yang ada
pengetahuan (knowladge) dalam hal ini adalah, jumlah UKM yang mempunyai kriteria diatas ada
pengetahuan manajemen bisnis, pengetahuan produk sebesar 726 dari total populasi 755 unit usaha
atau jasa, pengetahuan tentang konsumen, promosi sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
dan strategi pemasaran. 20 % x726 =145 unit usaha. Dengan demikian
Keterampilan (Skill), adalah kapasitas khusus sampel dalam penelitian ini ditetapkan 150 orang
untuk memanipulasi suatu objek secara fisik. responden.
Indikator keterampilan meliputi: keterampilan Sampel sebanyak 150 orang diambil dari
produksi, berkomunikasi, kerjasama dan organisasi, sejumlah unit Usaha yang bergerak dibidang
pengawasan, keuangan, administrasi dan akuntansi. Manufaktur seperti produksi kerajinan, makanan, tas,
Kemampuan (Ability), adalah kapasitas seorang sepatu, kerupuk, garmen dan sebagainya di Kota
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam Surabaya yang telah dibentuk klaster oleh Dinas
suatu pekerjaan. Indikator kemampuan meliputi : Koperasi Kota Surabaya tahun 2008
kemampuan mengelola bisnis, mengambil keputusan,
Jenis dan Sumber Data
memimpin, mengendalikan, berinovasi, situasi dan
perubahan lingkungan bisnis.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer
Kinerja, adalah hasil kerja yang dapat dicapai dari Pelaku UKM dan data sekunder seperti profil
oleh seseorang atau kelompok orang dalam organisasi data jumlah Sentra UKM. Sedangkan sumber data
dan merupakan sarana penentu dalam suatu proses adalah dari responden (SDM UKM) yang terdiri dari
untuk mencapai tujuan organisasi. Kinerja organisasi Pemilik atau jajaran manajemen UKM yang terdapat
harus dapat diukur berdasarkan ukuran tertentu dan pada Sentra UKM di Kota Surabaya.
dalam kesatuan waktu. Indikator kinerja meliputi :
keuntungan, kondisi keuangan, hasil produk mampu Prosedur Pengumpulan Data
bersaing, jumlah pelanggan yang dimiliki, jumlah
penjualan, kepuasan karyawan akan kompensasi dan Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
motivasi karyawan. wawancara yang dilengkapi dengan kuesioner.
Kuesioner digunakan sebagai panduan agar wawan-
Populasi dan Sampel cara lebih terstruktur dan terstandar. Langkah-langkah
yang akan dilakukan dalam proses pengumpulan data
Populasi penelitian ini meliputi semua Pelaku adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan kuesioner dan melakukan uji
atau SDM UKM (Usaha Kecil Menengah) di Kota
validitas dan reliabilitas;
Surabaya yang masih aktif usahanya di tahun 2007.
2. Merekrut surveyor dan supervisor sebagai
Sesuai dengan Profil Data Sentra UKM Kota pelaksana lapangan;
Surabaya, terdapat 755 Unit Usaha yang tersebar di 3. Menyelenggarakan pelatihan kepada para
22 Kecamatan dengan jumlah tenaga kerja (SDM) surveyor dan supervisor;
sebanyak 2,546 tenaga kerja. 4. Pelaksanaan pengumpulan data;
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan 5. Penyerahan hasil pengumpulan data kepada tim
dengan teknik Non Random Sampling secara peneliti
purposive yaitu memilih SDM UKM yang sesuai 6. Selanjutnya data yang terkumpul ditabulasi,
dengan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut: diolah, dan diinterpretasi sesuai tujuan penelitian.
50 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55

Teknik Pengumpulan Data memiliki profile yang dapat dilihat pada table di
bawah ini.
Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa
teknik sebagai berikut; Tabel 1. Pendidikan Responden
1. Teknik Dokumenter, Digunakan untuk Pendidikan Frekuensi Prosentase
pengumpulan data yang bersumber dari Sekolah Dasar 21 14,00
data sekunder seperti: SLTP 17 11,33
a. Keadaan Fisik dan Geografis daerah SLTA 72 48,00
b. Sentral UKM yang ada S-1/Diploma 39 26,00
S-2 1 0,67
c. Jumlah dan karakteristik UKM Total 150 100,00 %
2. Teknik Kuesioner, Dilakukan dengan membuat
serangkaian pertanyaan yang terkait dengan
Tabel 1. menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
kompetensi SDM UKM di Kota Surabaya.
UKM di Surabaya yang menjadi responden dalam
3. Teknik Wawancara; Digunakan sebagai pelengkap
penelitian ini adalah mayoritas berpendidikan SLA
untuk memperoleh data yang tidak dapat
yaitu 48% dan kedua adalah S-1 Dengan demikian
dikumpulkan melalui teknik lain, sekaligus sebagai
dapat dikatakan bahwa UKM di Surabaya termasuk
Cross-check terhadap data yang dikumpulkan.
memiliki pendidikan tinggi yaitu SLA keatas, hal ini
dapat digunakan sebagai motivator bahwa lulusan
Data yang diperoleh dari lapangan akan dianalisa
Sekolah tinggi tidak harus mencari kerja namun bisa
dengan cara deskriptif degan menggunakan beberapa
berwirausaha sendiri dan bahkan dapat merekrut
teknik analisa statistik yang sesuai dengan kebutuhan.
tenaga kerja.
Kalau dilihat dari umurnya mayoritas responden
Metode Analisis Data
dalam penelitian ini relative masih muda, hal ini dapat
Data yang di-entry akan di cek ulang kebenaran- dilihat pada Tabel 2.
nya dan kelengkapannya sebelum dianalisis.
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Tabel 2. Umur Responden
Exel dan SPSS serta software lain yang diperlukan. Umur Frekuensi Prosentase
Hasil analisis akan ditampilkan secara deskriptif baik < 25 Tahun 22 14,67
kualitatif maupun kuantitatif dan dilengkapi dengan 25,1-30 Th 25 16,67
menggunakan table agar lebih komunikatif. 30,1–35 Th 32 21,33
Sedangkan analisis data digunakan analisis statistik 35,1– 40 Th 23 15,33
inferensial yaitu, analisa regresi linier berganda 40,1–45 Th 18 12,00
(Simultan) untuk mengetahui pengaruh beberapa 45,1–50 Th 15 10,00
Diatas50 Th 3 2,00
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) baik
Tidak Menjwb 12 8,00
secara simultan. Dan Analisa Regresi linier sederhana Jumlah 150 100 %
(Parsial) digunakan untuk mengetahui pengaruh
tunggal antara variabel bebas (X) terhadap variabel
Tabel 2. dapat kita dilihat bahwa usia responden
terikat (Y). Dengan demikian untuk membuktikan
relatif masih muda karena lebih dari 50% memiliki
dan menguji apakah ada pengaruh secara parsial
usia berkisar antara 25 sampai 40 tahun, hal ini dapat
signifikan atau tidak, maka akan digunakan uji t,
dilihat bahwa usia ini tergolong usia produktif
sedangkan untuk menguji apakah ada pengaruh
seseorang dalam bekerja, sehingga mereka lebih
secara simultan akan digunakan uji F.
memilih bekerja sebagai berwirausaha dengan
harapan akan mendapatkan kinerja yang produktif,
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan memperoleh keberhasilan dalam hidupnya.
Profil Responden Jumlah Karyawan yang dimiliki responden (tabel
3) menunjukkan bahwa jumlah karyawan di UKM
Yang menjadi responden dalam penelitian ini yang menjadi responden dalam penelitian ini
adalah 150 (Seratus Limapuluh) Pengusaha dari mayoritas masih sedikit yaitu dibawah 5 orang dan
kalangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang sebagian juga memiliki karyawan antara 5 sampai 10
telah dibentuk klaster oleh Dinas Koperasi Kota orang, yang paling tinggi ada responden yang
Surabaya tahun 2008. Setelah diidentifikasi ternyata memiliki karyawan diatas 50 orang yaitu 7 orang.
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 51

Tabel 3. Jumlah Karyawan memiliki pengetahuan wirausaha dalam kategori yang


cukup, dan ini perlu ditingkatkan menjadi tinggi agar
Jumlah karyawan Frekuensi Prosentase
1 - 5 Org 85 56.67 mereka dapat memiliki usaha yang mampu bersaing
6–10 Org 32 21,33 secara global.
11–15 Org 7 4,67
16–20 Org 7 4,67 Ketrampilan Responden
21–25 Org 5 3,33
> 25 Org 14 9,33 Variabel kedua sebagai indicator pengukuran
TOTAL 150 100 % variabel Kompetensi adalah Ketrampilan dimana
variable ini telah dijabarkan dalam 8 (delapan) item
Tabel 4. Lama Usaha pertanyaan yang di sampaikan kepada responden.
Lama Usaha Frekuensi Prosentase Sedangkan hasil jawaban responden setelah dilakukan
< 5 Tahun 41 27,33 analisa tabulasi dapat dilihat pada Tabel 6.
5,1-10 th 28 18,67 Temuan yang diperoleh amenunjukkan bahwa
10,1-15 th 27 18,00 mayoritas SDM UKM yang menjadi responden
15,1–20 Th 27 18,00 dalam penelitian ini adalah memiliki ketrampilan
20,1–25 th 6 4,00 yang cukup (47,67%) dan hampir sama besarnya ada
> 25 Th 10 6,67 yang memiliki ketrampilan tinggi (47,33%) dan
Tidak Menjawab 11 7,33 bahkan 5,33% dari mereka memiliki ketrampilan
Total 140 100 % yang sangat tinggi, ini menunjukkan bahwa untuk
menjadi Wirausaha yang sukses harus memiliki
Tabel 4. menunjukkan kepada kita bahwa ketrampilan dalam menjalankan wirausahanya.
mayoritas responden baru menekuni usahanya sekitar
dibawah 5 tahun sebesar 7,33% dan hampir sama Tabel 6. Tingkat Ketrampilan Responden Tentang
prosentasenya yaitu sekitar 18% adalah memiliki Berwirausaha
range usia antara 5-10 tahun, 10-15 tahun dan 15-20
tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mereka cukup Kategori Frequency Percent
Sangat Tinggi 8 5,33
memiliki pengalaman dalam berwirausaha.
Tinggi 71 47,33
Cukup 70 47,67
Diskripsi Hasil Penelitian Rendah 1 0,67
Sangat Rendah - -
Pengetahuan Responden Total 150 100,00

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Kemampuan Responden


bagaimana kompetensi SDM UKM di Kota Surabaya
dan sampai seberapa kompetensi dapat berpengaruh Variabel Kemampuan merupakan indicator yang
terhadap kinerja mereka. ketiga dari kompetensi, dimana dalam penelitian ini
Jika dilihat dari tingkat kompetensi SDM yang hasil analisa data dari jawaban responden terhadap
terdiri dari knowledge, skill dan ability dapat dilihat beberapa item pertanyaan dapat dilihat pada Table 7
pada Tabel 5. dibawah ini.

Tabel 5. Tingkat Pengetahuan Responden Tabel 7. Kemampuan Responden dalam Berbisnis


Kategori Frequency Percent Kategori Frequency Percent
Sangat Tinggi 13 8,67 Sangat Tinggi 16 10,67
Tinggi 36 24,00 Tinggi 51 34,00
Cukup 96 64,00 Cukup 80 53,33
Rendah 5 33,33 Rendah 2 1,33
Sangat Rendah - - Sangat Rendah 1 0,67
Total 150 100,00 Total 150 100,00

Tabel 5. menunjukkan bahwa mayoritas respon- Tabel 7 merupakan hasil rata-rata dari jawaban
den (64%) memiliki kompetensi yang cukup, dan responden terhadap 8 (delapan) item pertanyaan
bahkan ada sekitar 24% tinggi serta 33% rendah. Hal sebagai indicator dari varibael kemampuan, dimana
ini berarti bahwa sebenarnya UKM di Surabaya variable kemampuan ini telah dimiliki oleh responden
52 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55

SDM UKM dengan kategori Cukup (53,33%), dan didapatkan hasil korelasi, dan determinasi seperti
bahkan ada yang termasuk kategori tinggi yaitu 34%. yang dapat kita lihat pada Tabel 9.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan responden
tergolong cukup dalam menjalankan usaha nya Tabel 9. Hasil Analisa Korelasi dan Determinasi
masing-masing. Std. Error Change Statistics
Adjusted Durbin-
R R2 of the R2 F Sig. F
R2 Watson
Kinerja UKM Estimate Change Change Change
,704 ,496 ,486 ,33270 ,496 47,951 ,000 1,861
Kinerja Perusahaan dalam penelitian ini merupa- a Predictors: (Constanta), kemampuan, pengetahuan, dan ketramp
kan variable dependen (Y) yang kemungkinannya b Dependent Variable: kinerja
dipengaruhi oleh Variabel Independen (X) yaitu
Kompetensi SDM yang dalam penelitian ini terbagi Tabel 9 menunjukkan bahwa perhitungan
menjadi tiga indicator yaitu Pengetahuan, Korelasi berganda (R) menghasilkan nilai sebesar
Ketrampilan dan Kemampuan. Sedangkan hasil 0,704 dengan nilai standar error sebesar 0,33 ini
analisa data tentang kinerja UKM di Surabaya dapat berarti ada hubungan yang erat antar variable bebas
dilihat pada Tabel 8. Pengetahuan, Ketrampilan dan Kemampuan dengan
kinerja UKM di Kota Surabaya,
Tabel 8. Kinerja Perusahaan Dalam Tabel 9 juga dapat dilihat hasil analisa
determinasi (R2 atau R Square) yang menunjukkan
Kategori Frequency Percent seberapa peran variabel X dalam menentukan
Sangat Tinggi 4 2,67 variabel Y. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Tinggi 45 30,00 angka sebesar 0,496 berarti Variabel Pengetahuan,
Cukup 97 64,66
Ketrampilan dan Kemampuan memiliki peranan yang
Rendah 3 2,00
Sangat Rendah 1 0,67 cukup penting dalam Penentuan Kinerja UKM di
Total 150 100,00 Kota Surabaya. Ini berarti bahwa peranan ketiga
faktor diatas bersama-sama memiliki sumbangan
Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas UKM sebesar 49,6% sedangkan sisanya sekitar 50,4%
yang menjadi responden dalam penelitian ini ditentukan oleh faktor lain selain ketiga hal tersebut
memiliki kinerja yang cukup yaitu lebih dari sepoaro diatas.
atau 64,66%, dan bahkan ada juga yang memiliki
kinerja tinggi (30%) serta sangat tinggi (2,67), hal ini Analisa Regresi
menunjukkan bahwa Kinerja UKM di kota Surabaya
memiliki kinerja yang cukup. Dengan demikian perlu Analisa regresi digunakan untuk mengetahui
adanya peningkatan komptetensi SDM seperti sampai seberapa pengaruh variabel X terhadap Y.
Pengetahuan, Ketrampilan dan Kemampuan SDM Dimana dalam penelitian ini hasil analisa regresi
UKM tentang berbisnis sehingga dapat meningkatkan dapat dilihat pada Tabel 10.
kinerja agar mampu bersaing baik secara lokal
maupun global. Tabel 10. Hasil Analisa Regresi
a Dependent Variable: kinerja
Pengujian Hipothesis Unstandardized Stand
t Sig.
Variabel Coefficients Coefficient
Untuk menguji hypothesis yang telah dirumus- B Std. Error Beta
kan dalam penelitian ini maka terlebih dahulu Constant ,810 ,221 3,672 ,000
dilakukan analisa korelasi, analisa determinasi dan penget -,008 ,092 -,009 -,090 ,928
analisa regresi dengan demikian dapat diketahui ketramp ,234 ,100 ,230 2,343 ,020
sampai seberapa permasalahan yang dirumuskan kemamp ,474 ,102 ,515 4,632 ,000
dalam penelitian ini dapat diketahui jawabannya.
Dari Tabel 10 maka dapat kita susun kedalam
Analisa Korelasi dan Determinasi persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Analisa Korelasi digunakan untuk mengetahui Y = 0,810-0,008(X1)+0,234(X2)+0,474(X3)
sejauh mana hubungan antara variabel X terhadap Y.
Dari hasil analisa statistic yang dilakukan dengan Dari persamaan regresi dapat di analisa sebagai
menggunakan spogram SPSS versi 12 maka berikut:
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 53

1 Bilangan Konstan ( a ) sebesar 0,81 menunjukkan Tabel 11. Hasil Analisa Uji-t
bahwa kinerja UKM di kota Surabaya adalah
Variabel Uji - t Sig. alfa Keterangan
sebesar 0,810 jika UKM tidak memiliki X-1 (Pengetahuan) -,090 ,928 0,05 Tidak Signifikan
pengetahuan, ketrampilan dan Kemampuan. Ini X-2 (Ketrampilan 2,343 ,020 0,05 Signifikan
berarti bahwa UKM di Surabaya lebih banyak X-3 (Kemampuan 4,632 ,000 0,05 Signifikan
melakukan kegiatan usahanya berdasarkan
pengalaman. Pada Tabel 11 diatas juga dapat kita lihat hasil
2 Nilai Koefisien Regresi untuk Variabel analisa t-test dimana menunjukkan bahwa pengaruh
Pengetahuan (X-1) sebesar -0,008 menunjukkan secara parsial variabel X-1 (Pengetahuan) sebesar -
bahwa ternyata UKM di Surabaya yang menjadi 0,928, dan nilai alfa sebesar 0,928, ini menunjukkan
responden dalam penelitian ini tidak memerlukan bahwa pengaruh variabel X-1 (pengetahuan) terhadap
adanya pengetahuan tentang berwirausaha untuk Kinerja UKM di Surabaya tidak signifikan karena
mencapai kinerja mereka, hal ini menunjukkan nilai signifikansi menunjukkan angka diatas alfa 0,05.
bahwa tanpa adanya pengetahuan tentang Sedangkan pengaruh variabel X-2 (Ketrampilan)
berwirausaha mereka akan tetap exist dalam terhadap Kinerja UKM dapat dilihat dari hasil uji-t
berwiraus karena mereka lebih memperhatikan yang menunjukkan angka sebesar 2,343 dan dengan
terhadap kejadian-kejadian yang mereka alami angka signifikansi sebesar 0,020, Hal ini
dari pada harus belajar melalui buku, sekolah atau menunjukkan bahwa angka tersebut merupakan
dari sumber lainnya. angka yang lebih kecil dari alfa 0,05 sehingga dapat
3 Nilai Koefisien regresi untuk variabel dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan.
Ketrampilan (X-2) sebesar 0,234, hal ini berarti Variabel X3 atau Kemampuan berbisnis
bahwa apabila Ketrampilan ditingkatkan satu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel
satuan maka kinerja UKM di Surabaya akan Y (Kinerja) UKM di kota surabaya karena hasil
meningkat sebesar 0,234. namun demikian analisa uji-t menunjukkan angka sebesar 4,632
pengaruh ini tidak signifikan. Hal ini dengan signifikansi 0,000 menunjukkan angka yang
mengindikasikan bahwa ketrampilan UKM di lebih kecil dari nilai alfa yaitu 0,05.
Kota Surabaya perlu di tingkatkan sehingga
memiliki kinerja yang loebih baik dan dapat Analisa F-test
bersaing baik secara nasional maupun inter-
nasional. Hasil analisa F-test seperti yang bisa kita lihat
4 Sedangkan untuk variabel Kemampuan (X3) pada Tabel 12 menunjukkan bahwa hasil uji-F
memiliki pengaruh sebesar 0,474 ini artinya jika menunjukkan angka 47,951 dan signifikansi sebesar
Kemampuan UKM di Surabaya ditingkatkan 1 0,000. Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel
satuan maka ada peningkatan pula terhadap pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan memiliki
kinerja UKM sebesar 0,319. Dengan demikian pengaruh yang signifikan, sehingga masing-masing
bahwa Kemampuan UKM sangat diperlukan jika variabel harus diperhatikan apabila ingin meningkat-
kita ingin meningkatkan kinerja mereka. kan kinerja UKM di Kota Surabaya.

Dari ke-tiga variabel X tersebut ternyata variabel Tabel 12. Hasil Uji F
Kemampuan memiliki pengaruh yang paling
dominan dibandingkan dua variabel lainnya, hal ini Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
dapat dilihat dari hasil analisa Standardized Koefisien
Regression 15,923 3 5,308 47,951 ,000(a)
Beta yang menunjukkan angka sebesar 0,515 dimana Residual 16,160 146 ,111
merupakan angka yang paling besar dibandingkan Total 32,083 149
dengan variabel lain seperti Ketrampilan hanya 0,230 a Predictors: (Constant), kemamp, penget, ketramp
dan Pengetahuan hanya-0,009 b Dependent Variable: kinerja

Analisa t-test Interpretasi

Hasil analisa uji-t dapat digambarkan kedalam Dari hasil analisa diatas maka hypothesis yang
Tabel 11 dimana dari ketiga variabel X hanya satu diajukan dalam penelitian ini dapat di ketahui sebagai
yang tidak suignifikan yaitu variabel Pengetahuan. berikut:
54 JURNAL MANAJEMEN DAN KEWIRAUSAHAAN, VOL.12, NO. 1, MARET 2010: 42-55

1. Hipotesis No l yang menyatakan “Semakin tinggi memiliki pengaruh yang signifikan kecuali
pengetahuan SDM UKM amaka semakin tinggi variabel pengetahuan yang tidak signifikan.
pula kinerja UKM di kota Surabaya” tidak Namun demikian jika diuji lebih lanjut secara
diterima atau ditolak, karena tidak terbukti bersama-sama ketiga variabel diatas memiliki
kebenarannya. pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM
2. Hipotesis No 2 yang menyatakan “Semakin tinggi di Kota Surabaya.
ketrampilan SDM UKM di Kota Surabaya 5. Dari ketiga variabel kompetensi yang terdiri dari
semakin tinggi pula kinerja SDM UKM di Kota pengetahuan, ketrampilan dan pengetahuan
Surabaya” terbukti kebenarannya, ini berarti ternyata variabel kemampuan memiliki pengaruh
hypothesis no 2 ini diterima. paling dominan terhadap kinerja UKM di kota
3. Hipotesis No 3 yang menyatakan “Semakin tinggi Surabaya.
kemampuan SDM UKM maka semakin tinggi
pula kinerja UKM di kota Surabaya” dikatakan Saran
signifikan sehingga diterima karena terbukti
kebenarannya. Berdasar kesimpulan dari hasil penelitian di atas,
4. Hipotesis No 4 yang menyatakan “bahwa maka dapat peneliti menyampaikan beberapa
kemampuan SDM UKM memiliki pengaruh rekomendasikan hal-hal sebagai berikut:
paling dominan terhadap UKM” juga diterima, 1. Dalam rangka mengembangkan UKM memang
karena terbukti bahwa kemampuan memiliki seharusnya memperhatikan dari segi kompetensi
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja UKM SDM UKM yang terlibat dalam menjalankan
di kota Surabaya. usaha mereka sehingga UKM bisa exsis dan dapat
bersaing dengan lebih baik baik secara nasional
Temuan ini juga mendukung beberapa penelitian dan global.
yang telah dikaji diatas bahwa kompetensi SDM 2. Banyak program pemerintah dalam meningkatkan
dapat mempengaruhi kinerja mereka. UKM di Indonesia namun belum menyeluruh
dalam pelaksanaan, dalam meningkatkan UKM
KESIMPULAN DAN SARAN hendaknya sangat memperhatikan dari segi
kemampuan dan ketrampilan UKM sehingga
Kesimpulan memiliki kinerja yang lebih baik.

Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan DAFTAR PUSTAKA


dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut: Andrew J. Durbin, R. Duane Ireland,J. Clifton
1. Hasil penelitian ini diambil dari responden yang Williams, 1996, Management Organization,
memiliki karakteristik dalam hal pendidikan South-Western, West Texas.
mereka kebanyakan lulusan SLA, berusia rata-rata
Fred Luthans, 1995, Organizational Behavior,
antara 25 – 40 tahun, memiliki jumlah karyawan
Mc.Graw-Hill, New York.
sekitar 20 orang dan lama usaha selama 20 tahun
kebawah. Responden ini diambil dari klaster H. Handari Nawawi, 1997, Manajemen Sumber Daya
usaha kecil dibawah binaan Dinas Koperasi. Manusia, Gajah Mada University Press,
2. Hasil analisa korelasi menunjukkan bahwa Yogyakarta.
kompetensi SDM UKM memiliki hubungan yang
signifikan terhadap kinerja UKM. Hal ini juga Husein Umar, 2003, Evaluasi Kinerja Perusahaan,
didukung oleh hasil analisa determinasi. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
3. Pengaruh variabel pengetahuan ternyata tidak Heyel, Cart, 1990, The Encylopedia of Management
sigjifikan terhadap kinerja UKM karena nilainya and Human Resources, Melbourne: Van
negatif dan sangat kecil, akan tetapi dua variabel Nustrand Reinhold Company, Student Edition.
alinnya yaitu ketrampilan dan kemampuan
memiliki pengaruh yang signifikan sehingga James A. F. Stoner, R. Edward Freeman, Daniel R.
kedua variabel ini perlu diperhatikan dalam Girbet, 1996, Manajemen, Prenhelindo,
mengembangkan meningkatkan kinerja UKM. Jakarta.
4. Dari hasil analisa data diketemukan bahwa James W. Walker, 1992, Human Resource Stratgy,
kompetensi yang terdiri dari pengetahuan, Mc.Graw-Hill.
ketrampilan dan kemampuan masing-masing
Ardiana: Kompetensi SDM UKM dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja UKM di Surabaya 55

Kerlinger, Fred N. and Elazar B. Pedhazur, 1999, Robert L. Mathis & John H. Jackson, 2001,
Korelasi dan Analisa Regresi Berganda, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
Terjemahan Nur Cahaya, Bandung. Salemba Empat, Jakarta.
Lyle M. Spencer, Jr. Phc. and Signe M. Spencer, Stephen P. Robbins, 1998, Perilaku Organisasi, PT.
1993, Competence At Work Models For Prenhelindo, Jakarta.
Superior Performance, John Wiley & Sons,
Inc. USA. Surya Dharma, 2002, Paradigma Baru Manajemen
Sumber Daya Manusia, Amara Books,
Lyle M. Spencer, Jr. Phc., 1995, Reengineering Yogyakarta.
Human Resources, John Wiley & Sons, Inc.
USA. Sakaran, Uma, 1992, Research Methods For
Bussiness: A Skill Building Approach, New
Marwansyah, Mukaram, 2000, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Pusat Penerbit Administrasi York, John Wiley Sons Inc. Scond Edition.
Niaga, Bandung. Thomas F. Gilbert, 1996, Human Competence, HRD
Michael Amstrong, 1994, Performance Management, Press, Inc.Amherst, Massachusetts.
Kogan Page London. Timpe A. Dale, 1991, Memotivasi Pegawai, PT. Elex
Moh. Nazir, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Jakarta. Media Komputindo, Gramedia Jakarta.
Nie, Norman, H., 1991, SPSS: Statistical Package Tohardi Ahmad, 2002, Pemahaman Praktis Mana-
For The Social Sciences, New York, Mc.Graw jemen Sumber Daya Manusia, Mandar Maju,
Hill, Inc. Second Edition. Bandung.

You might also like