You are on page 1of 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG FLU BURUNG

DENGAN SIKAP MASYARAKAT YANG MEMELIHARA


UNGGAS DI WILAYAH MOJOGEDANG

Arsyad Miftahudin A *
Kartinah**
Abstract
Background : Avian influenza (AI) the thing which know be familier the community like avian influenza is
respiration acces-duct dease couse by foult one influenza virus A. the community reluctant for report dead
bird in a sadden manner because take care of bird is economics well, with community submissive where
must report and beable help until belated give treatment. If made one scale knowledge and attitude about
avian influenza that is between 1 to 10, the community awareness will avian influenza this level 3 scale. The
community meaning regard as avian influenza virus not costitude important problem. Knowledge and attitude
concerning health will influential about health behaviour included this avian influenza case.
Aim. This research aim to knowing relation between knowledge this influenza with attitude the community of
avian farm.
Method of research. Method of this correlation Descriptive method with cross sectional approach. Data
Intake use primary data in kuesioner form. This research is executed in June 2007 until March 2008 in farm
Mojogedang district. The research sample is taken with Proporsionalrandom sampling technich and got 36
sample fulfilling Inklusi, data anlised by correlasi product moment from pearson test.
Result. Result of research showing : (1). Level knowledge respondent of about avian influenza indicate that
most respondent in this have good knowledge. (2). Attitude respondent of about avian influenza indicate that
most respondent they have positif attitude serious for avian influenza. (3). Knowledge of about avian
influenza have relation the thing which signifikate with attitude the community avian farm.

Keyword : Avian influenza, Knowledge , The community attitude

* Arsyad Miftahudin A, Mahasiswa S-1 Keperawatan Transfer FIK UMS.


Jln. A Yani Tromol Post 1 Kartasura.

** Kartinah, Dosen Keperawatan FIK UMS.


Jln. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Kartasura.

PENDAHULUAN Indonesia menjadi negara yang memiliki


kasus flu burung tertinggi pada tahun 2006 dengan
Avian influenza (AI) yang dikenal 55 kasus dan 45 orang meninggal dunia (Tempo,
masyarakat sebagai flu burung adalah penyakit 2007).
saluran pernapasan yang disebabkan oleh salah Virus influenza yang menginfeksi manusia
satu sub tipe dari virus influenza A. Tahun 1918 – adalah terutama influenza tipe A dengan subtipe
1919 terdapat 500.000 orang meninggal di H5N1. Kegagalan pengawasan terhadap wabah AI
Amerika Serikat dan 20 – 50 juta orang meninggal pada unggas akan meningkatkan kemungkinan
di seluruh dunia karena Spanish flu (H1N1). Tahun infeksi virus H5N1 dari unggas ke manusia,
1957 – 1958 flu burung teridentifikasi pertama kali (WHO, 2005), sedang menurut Yuen and Wong
di China dan 70.000 orang meninggal dunia di (2005) Infeksi virus H5N1 yang menular diantara
Amerika Serikat karena Asian flu (H2N2), serta manusia belum dapat dibuktikan. Perubahan
tahun 1968 -1969 pertama kali terdeteksi di genetik pada virus H5N1 mungkin terjadinya saat
Hongkong dan menyebabkan 34.000 orang manusia tersebut menginfeksi antar manusia,
meninggal di Amerika Serikat karena Hongkong dengan akibat memunculkan pandemi influenza
flu (H3N2), (WHO, 2005). pada masa mendatang .

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Flu Burung … (Arsyad Miftahudin dan Kartinah) 157
Berdasarkan dari observasi dan survey Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
pendahuluan di peternakan Mojogedang terlihat a. Pekerja peternakan yang sudah bekerja
masih banyak terdapat kandang peternakan yang lebih dari 3 bulan
letaknya berdekatan dengan perumahan penduduk b. Pekerja peternakan yang bersedia untuk
yang hanya berjarak sekitar 10 meter. Meskipun diteliti
pemerintah telah menegaskan sedini mungkin c. Pekerja peternakan yang bisa membaca
untuk mencegah penularan flu burung dari dan menulis
berbagai media namun kurangnya kesadaran
masyarakat untuk memelihara unggas secara benar Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
(membuat kandang, membersihkan dan mengubur a. Pekerja peternakan yang tidak mau
kotoran, memakai pakaian yang aman “topi, menjadi responden
sepatu, dan sarung tangan”). Sedangkan melalui b. Pekerja peternakan yang bekerja belum 3
wawancara dengan para bulan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
peneliti merumuskan masalah : “Apakah ada
hubungan pengetahuan tentang flu burung terhadap HASIL PENELITIAN
sikap masyarakat yang memelihara unggas di
wilayah Mojogedang Karanganyar ?”. Penelitian Berdasarkan hasil pengumpulan data
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan berikut dipaparkan beberapa hasil yang ditemukan
pengetahuan tentang flu burung dengan sikap oleh peneliti
masyarakat yang memelihara unggas.
Tabel 1.
Deskripsi Umur Responden
METODE PENELITIAN
No Umur Frekuensi Persentase
Jenis penelitian yang digunakan adalah Responden
deskriptif korelatif yaitu penelitian 1. 15-25 17 47,2
menghubungkan antara variabel satu dengan 2. 26-35 14 38,9
variabel yang lain, dengan pendekatan cross 3. 36-41 5 13,9
sectional yang ditujukan untuk mengetahui
hubungan pengetahuan tentang flu burung dengan Jumlah 36 100
sikap masyarakat yang memelihara unggas.
Analisa korelasi yang digunakan untuk mengetahui
Hubungan pengetahuan tentang flu burung dengan Tabel 1 menunjukkan responden terbanyak
sikap masyarakat yang memelihara unggas di berumur 15-25 tahun yaitu 17 responden atau
wilayah Mojogedang menggunakan korelasi 47,2%, kemudian respopnden berumur 26-35 tahun
product moment. sebanyak 14 atau 38,9%, dan berumur 36-41
Penelitian dilakukan di wilayah sebanyak 5 responden atau 13,9%. Jadi sebagian
Mojogedang, Karanganyar.Penelitian dilaksanakan besar jumlah responden dalam penelitian ini adalah
pada bulan Februari sampai Maret 2008. Populasi responden dengan umur 15-25 tahun.
hádala keseluruhan objek penelitian
(Notoadmodjo, 2002), yang akan dilakukan di Tebel 2.
wilayah mojogedang. Populasi penelitian ini Deskripsi Jenis Kelamin
adalah para pekerja peternakan di wilayah
mojogedang, sebanyak 128 orang. Jenis Frekuensi Persentase
Sampel penelitian (responden) adalah No. kelamin
masyarakat yang memelihara unggas di wilayah 1 Laki-laki 36 100
Mojogedang yang ada saat penelitian. Adapun 2 Perempuan 0 0
metode yang digunakan dalam pengambilan
sampel adalah proporsional random sampling Jumlah 36 100
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas.
Dengan penghitungan tersebut maka dapat sampel Dari tabel 2 menunjukkan responden
35,95 atau dibulatkan menjadi 36 . dalam penelitian ini semunya berjenis kelamin
laki-laki, jadi dari 36 responden adalah ber jenis
kelamin laki-laki.

158 Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol. 1. No.4, Desember 2008 157-162
Tabel 3 dan 3 responden atau 8,3% mempunyai sikap
Deskripsi Cara Responden Mendapatkan negatif.
Pengetahuan Tentang Flu Burung
Tabel 6.
No Cara Frekuensi Persen Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Masyarakat
mendapatkan tase Yang Memelihara Unggas
1. Penyuluhan 7 19,4
2. Radio 3 8,2 Sikap
3. Televisi 13 36 Penge Nega % Posi % Jml %
4. Koran/Majalah 7 19,4 tahuan tif tif
5. Lainnya 6 17 Kurang 1 2,8 0 0 1 2
Jumlah 36 100 Sedang 2 5,5 16 44 18 50
Baik 0 0 17 47 17 47
Pada tabel 3,gambaran responden dalam Jumlah 3 8,3 33 91,7 36 100
mendapatkan pengetahuan tentang flu burung dari rtabel 0,329 rhitung 0.419 ρ 0,011
36 responden menunjukkan 7 responden atau Ho Ditolak
19,4% mendapatkan dari penyuluhan, 3 responden correlation is significant at the 0,05
atau 8,2% mendapatkan dari radio, 13 responden
atau 36% mendapatkanya dari televisi, 7 responden Pada tabel 6 diketahui jumlah responden
atau 19,4% mendapatkannya dari koran/majalah, yang mempunyai pengetahuan kurang dan bersikap
dan 6 responden atau 17% mendapatkannya dari negatif ada 1 orang (2,8%), responden yang
lainnya. Jadi sebagian besar responden dalam mempunyai pengetahuan sedang dan bersikap
penelitian ini mendapatkan pengetahuan tentang negatif ada 2 orang (5,6%), responden yang
flu burung dari televisi. memiliki tingkat pengetahuan sedang dan bersikap
positif ada 16 orang (44,4%), responden yang
Tabel 4. mempunyai pengetahuan baik dan bersikap negatif
Deskripsi Pengetahuan Responden tidak ada dan yang bersikap positif ada 17 orang
(47,2%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa
No Pengetahuan Frekuensi Persentase semakin baik pengetahuan responden, maka sikap
1. Kurang 1 2,8 respondenpun akan semakin baik pula (positif).
2. Sedang 18 50 Jadi hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
3. Baik 17 47,2 “Ada hubungan antara pengetahuan tentang flu
Jumlah 36 100 burung dengan sikap masyarakat yang memelihara
unggas.”, terbukti kebenarannya.
Pada tabel 4 menunjukkan responden yang Hasil analisis dengan program SPSS 10.0
memiliki pengetahuan baik tentang flu burung diperoleh rhitung sebesar 0,419 dengan probabilitas
adalah 17 atau 47,2%, responden yang memiliki sebesar 0,011. Hasil perbandingan antara nilai
penetahuan sedang ada 18 responden atau 50%, r hitung dengan rtabel pada N = 36 (0,329)
dan 1 responden atau 2,8% memilki pengetahuan menunjukkan bahwa nilai rhitung lebih besar dari
kurang. Jadi sebagian besar responden dalam rtabel (0,419 > 0,329) atau dilihat dari nilai
penelitian ini mempunyai pengetahuan sedang probabilitas menunjukkan bahwa nilai probabilitas
sampai pengetahuan baik. (0,011) lebih kecil dari level of significant 5 % (ρ
< 0,05), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Maka
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang flu
Tabel 5.
Deskripsi Sikap Responden burung mempunyai hubungan yang signifikan
dengan sikap masyarakat yang memelihara unggas.
No Sikap Frekuensi Persentase
1. Negatif 3 8,3
PEMBAHASAN
2. Positif 33 91,7
Jumlah 36 100
Hasil penelitian sebagian besar responden
dalam penelitian ini berumur antara 15-25 tahun.
Hal ini dimungkinkan karena pada umur tersebut
Pada tabel 5, menunjukkan bahwa 33 merupakan masa produktif seseorang dalam
responden atau 91,7% mempunyai sikap positif

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Flu Burung … (Arsyad Miftahudin dan Kartinah) 159
bekerja dan dalam memenuhi kebutuhan hidup penularan cara pencegahan dan penatalaksanaan
(Cosmas, 2003). penyakit flu burung.
Semua responden dalam penelitian ini Dari sikap responden dalam penelitian ini
adalah laki-laki. Dikarenakan orang yang bekerja sebagian besar responden bersikap positif, sesuai
di peternakan akan membutuhkan waktu yang dengan pendapat Allport cit Notoatmojo (1997)
lebih karena dalam memberikan makan pada penentuan sikap dipengaruhi oleh pengetahuan,
ternak ada yang dilakukan pada waktu malam hari berfikir, keyakinan dan emosi Pengetahuan akan
atau tengah malam, ada juga pekerja peternakan merangsang seseorang atau individu untuk berfikir
yang diharuskan tidur di lingkungan peternakan dan berusaha supaya tercipta keseimbangan. Sikap
untuk menjaga keamanan peternakan. Dengan kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon
alasan tersebut sehingga laki-laki lebih lazim seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
bekerja di peternakan. berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
Dari hasil penelitian sebagian besar pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.
responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang Sikap terbentuk melalui proses tertentu dan
dan baik, hal ini didukung oleh teori bahwa berlangsung dalam interaksi manusia dan
pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pengalaman. lingkungannya.
Sesuai dengan kriteria inklusi yang ditetapkan Hasil penelitian berdasarkan pengolahan
peneliti terhadap sampel dan bahwa sampel yang data diperoleh responden menunjukan mempunyai
diambil harus mempunyai kriteria lama bekerja pengetahuan baik dan memiliki sikap positif
minimal 3 bulan. Pengalaman merupakan sumber terhadap flu burung. Jadi hasil penelitian ini
pengetahuan. Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagian besar responden mempunyai pengetahuan
sebagai upaya memperoleh pengetahuan dan dan sikap positif. Hasil tabulasi silang juga
dilakukan dengan cara mengulang kembali menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan semakin baik sikap responden tentang flu burung.
masalah yang di hadapi (Notoatmojo, 2002). Selain Hasil ini mendukung pendapat Notoatmojo (2003)
pendidikan, pengalaman dan faktor budaya dapat yang menyatakan pengetahuan dan sikap mengenai
mempengaruhi pengetahuan tentang flu burung, kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku
ada faktor lain yang terkait erat. Faktor tersebut sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan
adalah penyuluhan kesehatan oleh lembaga- kesehatan. Lebih lanjut Notoatmojo menyatakan
lembaga yang terkait (Departemen Peternakan dan pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
Departemen Kesehatan). sangat penting untuk terbentuknya tindakan
Meliono dan Irmawati (2007), seseorang dari pengalaman dan penelitian, ternyata
mengemukakan bahwa pengetahuan adalah perilaku yang didasari pengetahuan akan langgeng
informasi atau maklumat yang diketahui atau dari pada yang tidak didasari oleh pengetahuan.
disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi Terbukti kebenarannya sesuai apa yang di
pada deskripsi, hipotesis, konsep teori, prinsip dan ungkapkan oleh Wibowo, (2005), dalam
prosedur yang secara propabilitasnya adalah benar penelitiannya berjudul Hubungan pengetahuan dan
atau berguna. Pengetahuan dibagi menjadi dua sikap tentang HIV pada remaja di Bibis Luhur,
kategori yakni : 1) Pengetahuan yang lebih Surakarta mempunyai pengetahuan dan sikap
menekankan pengamatan dan pengalaman positif 37 atau 61,7% dan 23 atau 38,3%
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau mempunyai pengetahuan dan sikap negatif.
pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa Seseorang yang telah mempunyai
didapat dengan pengamatan dan observasi yang pengetahuan yang baik sebelumnya cenderung
dilakukan secara empiris dan rasional. 2) lebih memahami tentang manfaat dari
Pengetahuan yang didapat melalui akal budi yang penatalaksanaan yang dilaksanakan, sehingga
kemudian dikenal dengan rasionalisme. mereka cenderung memiliki sikap yang lebih baik
Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang (Barelso, 1964 yang dikutip Notoatmojo, 2001).
bersifat apriori; tidak menekankan pada Pada orang yang tidak tidak memiliki pengalaman
pengalaman. sebelumnya, meski memiliki pengetahuan tentang
Pengetahuan tentang flu burung diperoleh flu burung yang baik, namun tentunya masih ada
melalui informasi dan pengalaman. Informasi dan keraguan tentang manfaat pencegahan yang
pengalaman yang baik memudahkan seseorang mereka berikan dan lakukan, sehingga mereka
untuk memahami penyakit flu burung yaitu cenderung berprilaku defensif atau banyak
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, sumber bertanya tentang pencegahan tersebut, sehingga hal

160 Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol. 1. No.4, Desember 2008 157-162
ini dirasakan sebagai sikap yang kurang baik 1. Tingkat pengetahuan responden tentang flu
dalam pencegahan penyakit flu burung. burung menunjukkan sebagian besar
Kejadian kasus flu burung sangat terkait responden memiliki tingkat pengetahuan baik.
dengan faktor perilaku dan lingkungan. Faktor 2. Sikap responden terhadap flu burung
lingkungan, sanitasi dan higiene terutama sangat menunjukkan bahwa sebagian besar mereka
terkait dengan kebaradaan kuman penyakit, dan mempunyai sikap yang positif dalam
proses penularannya. Sedangkan faktor perilaku menyikapi flu burung.
dan sikap sangat berpengaruh pada kesembuhan 3. Pengetahuan tentang flu burung mempunyai
dan bagaimana pencegahannya. Dimulai dengan hubungan yang signifikan dengan sikap
pola hidup sehat. masyarakat yang memelihara unggas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau 4. Semakin baik pengetahuan dari masyarakat
adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana maka mempunyai sikap positif.
didasari pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang
positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng (long lasting), sebaliknya apabila Saran
perilaku itu didasari dengan pengetahuan dan 1. Bagi instansi terkait, (Dinas Peternakan), agar
kesadaran yang rendah dengan sikap yang negatif lebih memfasilitasi di adakannya penyuluhan,
akan tidak berlangsung lama. Salah satu upaya pelatihan ataupun workshop untuk
untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
yaitu melalui penyuluhan dan pelatihan tentang flu flu burung.
burung. Contohnya dengan menyebarkan leaflet, 2. Bagi masyarakat yang memelihara unggas
memasang spanduk, poster, dan workshop. khususnya di wilayah Mojogedang, agar
Nilai positif pada koefisien korelasi menambah pengetahuan tentang flu burung
menunjukkan bahwa pengetahuan mempunyai dengan harapan sikap mereka akan menjadi
pengaruh positif terhadap sikap masyarakat yang lebih baik.
memelihara unggas. Semakin tinggi tingkat 3. Bagi praktisi keperawatan agar lebih
pengetahuan responden maka akan semakin baik menambah wawasan dengan mengikuti
responden dalam bersikap terutama dalam pelatihan atau workshop tentang penanganan
pencegahan penyakit flu burung di sekitar penyakit menular terutama flu burung sehingga
lingkungannya. dapat memberikan asuhan keperawatan secara
paripurna.

KESIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan


pembahasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian
ini dapat disimpulkan:

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S, 2004, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Ed Revisi V, Rineka Cipta, Jakarta.

Cucunawangsih, 2006, Flu Burung : Cara Mengatasi dan Mencegahnya, Bhuana Ilmu Populer, Jakarta.

Depkes RI, 2004, Pedoman Tentang Flu Burung.


_________, 2006, Kebijakan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah dalam Penanggulangan Flu Burung.

Notoatmodjo, S, 1997, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Andi Offset, Yogyakarta.

Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Flu Burung … (Arsyad Miftahudin dan Kartinah) 161
Nursalam, 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis
dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta

Plerz, F, 2007, Kesadaran Masyarakat Terhadap Flu Burung Masih Rendah. http://www.fluburung.com
(Diakses 1 Maret 2007)

Prastito, A, 2004, Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12,
Exel Media Komputerindo, Jakarta.

Sugiyono, 2003, Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

World Health Organization (WHO) Report, 2005, Avian Flu Meeting, Philipine (Mey,2005).
http://www.who.int/csr/disease/avian_influenza/avian_faqs/en/index.html (Diakses 17 April 2007)

162 Berita Ilmu Keperawatan, ISSN 1979-2697, Vol. 1. No.4, Desember 2008 157-162

You might also like