Professional Documents
Culture Documents
Secara juridis umumnya hambatan yang terjadi biasanya adalah objek eksekusi sudah
tidak ada lagi. Misalnya, pada saat eksekusi pemohon eksekusi tidak dapat menunjukkan
dimana letak tanah yang hendak dieksekusi. Karena termohon eksekusi telah menjualnya
kepada pihak lain jauh sebelum terjadi perkara. Atau bisa jadi pengaruh kemajuan
pembangunan “objek perkara dinyatakan salah” karena batas-batas tanah total telah berubah.
Walaupun kadang hanya sebagai dalih. Namun, dalam prakteknya hal sepeti itu juga termasuk
Putusan pengadilan bersifat declaratoir. Putusan jenis ini tidak sesuai dengan azas
eksekusi karena putusan dalam azas eksekusi adalah bersifat kondemnatoir, yakni amar
putusannya bersifat penghukuman kepada pihak lawan (tergugat). Umumnya terdapat dalam
perkara kontentiosa “penggugat dan tergugat saling berhadapan.” Amar putusan yang tidak
dibarengi “menghukum” lawan (tergugat) atau sekalian orang yang memperoleh hak
daripadanya untuk menyerahkan tanah perkara kepada penggugat dalam keadaan baik dan
kosong tanpa halangan (hanya putusan declaratoir). Risikonya tidak dapat dieksekusi (non-
eksekutabel) karena sifat putusan tersebut hanya sekedar pernyataan yang menegaskan suatu
pengadilan, sehingga perkara tersebut mentah kembali, sebelumnya putusan sudah dapat
Karena objek eksekusi masih tersangkut perkara lain seperti dalam kasus Nomor
Karena tidak adanya bantuan keamanan baik oleh ketidaksediaan pihak keamanan
sendiri dan juga oleh karena tidak ada jarninan keamanan di lapangan, serta lokasi eksekusi
jauh di pedalaman sehingga sulit dijangkauan oleh pihak keamanan dan petugas eksekusi.