You are on page 1of 4

MASTITIS

No. Dokumen :
Dinkes Kab.
SOP No. Revisi :
Rokan Hilir
Tanggal Terbit : 09 Januari 2017

Halaman : 1/7
Puskesmas
Pujud
UPTD dr. Sri Asmara
Puskesmas NIP 19800126 201004
Pujud 2 001
1. Pengertian Mastitis adalah peradangan payudara yang terjadi biasanya pada masa nifas atau sampai
3 minggu setelah persalinan.

2.Tujuan Sebagai acuan bagi dokter dalam memberikan pelayanan di Puskesmas dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan sekaligus menurunkan angka rujukan

3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas mengenai pelayanan medis

4.Referensi Permenkes no.5 thn 2014 tentang panduan praktek klinis dokter di fasilitas kesehatan
tingkat pertama

5.Prosedur 1. Anamnesis (Subjective)


Keluhan:
Nyeri didaerah payudara.
Gejala klinis
a. Demam disertai menggigil
b. Mialgia
c. Nyeri didaerah payudara

Faktor Risiko

a. Primipara
b. Stress
c. Tehnik meneteki yang tidak benar, sehingga proses pengosongan payudara
tidak terjadi dengan baik.
d. Pemakaian kutang yang terlalu ketat
e. Penghisapan bayi yang kurang kuat, dapat menyebabkan statis dan obstruksi
kelenjar payudara.
f. Bentuk mulut bayi yang abnormal (ex: cleft lip or palate), dapat menimbulkan
trauma pada puting susu.
g. Terdapat luka pada payudara.
2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)
 Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan tanda vital : nadi meningkat (takikardi).
b. Pemeriksaan payudara:
1. payudara membengkak
2. lebih teraba hangat
3. kemerahan dengan batas tegas
4. adanya rasa nyeri
5. unilateral
6. dapat pula ditemukan luka pada payudara
 Pemeriksaan Penunjang : -

3. Penegakan Diagnosis (Assessment)


 Diagnosis Klinis:
Mastitis
Berdasarkan tempatnya, mastitis dapat dibedakan menjadi 3 macam, antara lain
:
a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mammae.
b. Mastitis ditengah payudara yang menyebabkan abses ditempat itu.
c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal kelenjar-kelenjar yang menyebabkan
abses antara payudara dan otot-otot dibawahnya.
 Diagnosis Banding: -
4. Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
 Penatalaksanaan:
a. Memberikan informasi kepada para ibu menyusui sebagai upaya
pencegahan terjadinya mastitis, dengan melakukkan perawatan payudara
yang baik, pemberian laktasi yang adekuat, dan membersihkan sisa air susu
yang ada dikulit payudara.
b. Melakukkan pencegahan terjadinya komplikasi abses dan sepsis dengan
cara : bedrest, pemberian cairan yang cukup, tetap dianjurkan untuk laktasi
dan pengosongan payudara.
c. Lakukkan kompres hangat
d. Lakukkan massase pada punggung untuk merangsang pengeluaran oksitosin
agar ASI dapat menetes keluar.
e. Bila sudah terjadi abses : dapat dilakukan insisi/sayatan untuk
mengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase dengan
pipa/handscoen drain agar nanah dapat keluar. Sayatan sebaiknya dibuat
sejajardengan duktus laktiferus untuk mencegah kerusakan pada jalannya
duktus tersebut.
Memberikan farmakoterapi:
a. Obat penghilang rasa sakit
b. Obat anti inflamasi
c. Obat antibiotik
Pemberian antibiotik secara ideal berdasarkan hasil kepekaan kultur kuman
yang diambil dari air susu sehingga keberhasilan terapi dapat terjamin.
Namun karena kultur kuman tidak secara rutin dilakukan, maka secara
empiris pilihan pengobatan pertama terutama ditujukan pada Stafilokokus
aureus sebagai penyebab terbanyak dan Streptokokus yaitu dengan penisilin
tahan penisilinase (dikloksasilin) atau sefalosforin. Untuk yang alergi
penisilin dapat digunakan eritromisin atau sulfa. Pada sebagian kasus
antibiotik dapat diberikan secara peroral dan tidak memerlukan perawatan
di rumah sakit.
1. Amoxicilin: 875 mg, 2x sehari; atau
2. Cephalexin: 500 mg, 4x sehari; atau
3. Ciprofloxacin: 500 mg, 2x sehari; atau
4. Clindamicin: 300 mg, 4x sehari; atau
5. Trimethoprim/sulfamethoxazole: 160 mg/800 mg, 2x sehari.

 Pemeriksaan Penunjang Lanjutan: Tidak diperlukan


 Konseling dan Edukasi:
a. Memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien, suami, dan
keluarga mengenai pemberian laktasi dengan baik dan benar, dampak dari
pemberian laktasi yang tidak sesuai.
b. Memberikan motivasi untuk selalu mengosongkan payudara, baik dengan
melakukan laktasi langsung, maupun dengan pemompaan payudara.
c. Menjaga kebersihan payudara dan puting susu ibu.
d. Menjaga kebersihan mulut dan hidung bayi (sumber utama masuknya
kuman jika ada luka pada puting susu ibu)
 Kriteria rujukan: -
6. Diagram Alur Melakukan
anamnesa pada
pasien
Melakukan
Melakukan
Melakukan pemeriksaan
pemeriksaan fisik
anamnesa pada penunjang
pasien

Menegakan diagnose
Rujukan Melakukan berdasarkan hasil
Penatalaksanaan anamnesa &
pemeriksaan

7.Unit Terkait 1. RawatJalan


2. IGD
3. Rawat Inap
4. Laboratorium

1. Rekaman Historis Perubahan

NO Yang dirubah Isi Perubahan Tgl Mulai diberlakukan

You might also like