Professional Documents
Culture Documents
IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH
Pimpinan Pusat
Ikatan Pelajar
Muhammadiyah 2016
Pedoman
Persidangan Ikatan
Pelajar Muhammadiyah
Penyunting
Azaki Khoirudin
M. Shodikin
Editor
Tri Santoso
Zidni Ilma Nafi’a
Desain cover
……………………………..
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
PENGANTAR PIMPINAN
PUSAT IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH
ii
tersebut dapat menjadi dasar bagaimana
persidangan dilakukan dalam Ikatan Pelajar
Muhammadiyah.
Persidangan berasal dari kata sidang yang
memiliki pengertian hampir sama dengan rapat
atau “musyawarah”. Persidangan merupakan
salah satu bentuk musyawarah untuk
menghasilkan suatu keputusan. Biasanya
persidangan dihadiri oleh para undangan yang
berhak dan berkepentingan mengikuti jalannya
acara sidang. Dalam persidangan setiap peserta
berusaha menyampaikan gagasan mereka agar
kebenaran atau kepentingan yang diwakili dapat
diterima sebagai hasil keputusan bersama.
Sebab itu persidangan memili beberapa
manfaat bagi organisasi pelajar Islam seperti IPM,
antara lain:menambah wawasan, dapat
meluruskan kesalahfahaman maupun khilafiyah;
dapat mengambil keputusan dengan
pertimbangan yang luas, logis dan benar;
menyatukan ide, semangat dan pandangan;
melakukan koordinasi dan konsolidasi organisas;
persidangan membawa manfaat dalam
pengambilan keputusan strategis organisasi; dan
meningkatkan takwa, silaturrahim dan rasa
ukhuwah islamiyah dalam “ikatan” pelajar
Muhammadiyah. Dengan kata lain, selain
silaturahim (saling memasukkan rasa cinta dan
bahagia satu sama lain), juga sekaligus silatulfikri
(saling memasukkan gagasan dan pemikiran satu
sama lain).
Dengan adanya persidangan beberapa
masalah strategis organisasi, baik tingkat ranting,
iii
cabang, daerah, wilayah, maupun nasional dapat
dipecahkan bersama-sama oleh peserta sidang
yang mewakili berbagai pemikiran dan
kepentingan dalam organisasi IPM. Acara
persidangan IPM seperti Muktamar, Tanwir,
Musyawarah Konferensi Pimpinan dan lseterusnya
dapat dijadikan ajang dirumuskannya keputusan
penting organisasi seperti AD dan ART,
iv
pedoman-pedoman organisasi, menyusun
program kerja, merumuskan rekomendasi,
pemilihan pimpinan, dan lain sebagainya. Karena
itu, persidangan dalam IPM harus dipandu dengan
nilai-nilai ajaran Islam yang termanifes dalam
etika dalam persidangan IPM.
Sudah seharusnya persidangan IPM
menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran; menjaga
ukhuwah, tasamuh dan ghirah Islam; rendah hati,
sabar dan saling menghargai sesama peserta
sidang; kalau ada perbedaan pendapat mereka
harus mau kembali kepada rujukan bersama,
yaitu: al quraan dan as sunnah. Jangan sebaliknya
dalam tradisi persidangan IPM sebagai organisasi
kepemudaan (OKP) terbaik nasional dan ASEAN
ini tidak mencerminkan uswatun hasanan (teladan
yang baik) seperti: terjadinya suasana sidang yang
kacau balau, anarkis, penuh ambisi kelompok,
dead lock, saling mendominasi, dan direkayasa
secara curang tidak selayaknya terjadi dalam
persidangan suatu organisasi pwlJr Islam di
bawah naungan organisasi besar Muhammadiyah.
Maka dari itu, buku Pedoman Persidangan Ikatan
Pelajar Muhammadiyah ini penting untuk menjadi
pemandu gerak langka serta rambu-rambu
peserta dalam persidangan IPM.
Kami berterimakasih kepada Bidang
Organisasi Pimpinan Pusat IPM atas terbitnya
buku ini. Sebab buku ini adalah hasil dari
pertemuan Regional Meeting Bidang Organisasi
Se-Jawa-Bali, yang terdiri dari Pimpinan Wilayah
IPM Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali yang
v
dilaksanakan di Banyumas-Jawa Tengah pada.
Yang kemudian hasilnya dibahas dan dikaji lagi
oleh Pimpinan Pusat IPM untuk diterbitkan
menjadi pedoman nasional. Karena itu, buku ini
menjadi semacam panduan pimpinan IPM dari
pusat hingga ranting untuk melakukan
persidangan. Tentu panduang masih banyak
vi
kekurangan di sana-sini, mengingat kondisi IPM
se-Indonesia yang beragam baik dari pemikiran,
budaya organisasi, budaya perkaderan, kondisi
Muhammadiyah, konsisi masyarakat, baik aspek
sosial politi, sosial ekonomi, dan sosial budaya
yang begitu unik dan majemuk. Karena itu, jika
ada ketidak sesuaian, itu bukanlah kelemahan
melainkan kekuatan dan peluang untuk melakukan
kontekstualisasi dengan asas fleksibilitas. Karena
hakikat dari pedoman adalah untuk memudahkan,
bukan mempersulit. Semoga kita termasuk orang-
orang yang dimudahkan dalam menjalankan
organisasi. Amin.
M. Khoirul
Huda Azaki
NBA: Khoirudin
00.00.18163 NBA:
00.00.15776
vi
i
DAFTAR
ISI
vi
ii
vii
PEDOMAN
PERSIDANGAN IKATAN
PELAJAR MUHAMMADIYAH
BAB I
PENGERTI
AN
Pasal 1
Persidangan yang dimaksud adalah forum
pertemuan resmi yang dijabarkan dalam bentuk
permusyawaratan tertinggi IPM dimasing-masing
struktur.
BAB II
DASAR DAN
TUJUAN
Pasal 2
Persidangan dalam buku pedoman ini didasarkan
pada:
1. Anggaran Dasar Ikatan Pelajar Muhammadiyah.
2. Anggaran Rumah Tangga Ikatan
Pelajar Muhammadiyah.
Pasal 3
Tujuan persidangan adalah untuk membahas hal-
hal penting dan mengambil keputusan terhadapa
sesuatu yang menjadi kepentingan organisasi.
BAB III
MACAM
PERSIDANGAN
Pasal 4
1
1. Sidang Pleno :
a. Persidangan yang dihadiri oleh seluruh
peserta sidang.
b. Dipimpin oleh pimpinan sidang.
2
c. Membahas dan memutuskan segala
sesuatu yang berhubungan dengan
permusyawaratan.
2. Sidang Komisi :
a. Persidangan yang dihadiri oleh anggota
sidang yang telah mendaftarkan diri
dalam komisi tersebut yang telah
ditentukan dalam sidang pleno.
b. Jumlah pembagian sidang komisi
menyesuaikan struktur yang
bermusyawarah.
c. Dipimpin oleh ketua dan sekretaris
sidang komisi yang dipilih dari dan oleh
anggota sidang komisi tersebut.
d. Membahas materi-materi yang menjadi
tugas dari komisi yang bersangkutan.
3. Sidang Formatur :
a. Persidangan yang dihadiri oleh pimpinan
IPM tertentu yang terpilih melalui
pemilihan formatur.
b. Dipimpin oleh ketua formatur.
c. Ketua formatur adalah pimpinan IPM
tertentu yang memiliki jumlah suara
terbanyak dari hasil pemilihan formatur.
d. Membahas struktur kepengurusan IPM di
tingkatan tertentu.
e. Sidang formatur yang diselenggarakan
saat permusyawaratan tertinggi
setidaknya
menentukan ketua umum terpilih periode
kepengurusan pasca permusyawaratan
tersebut.
f. Sidang formatur dilakukan secara tertutup.
3
BAB IV
INSTRUMEN
PERSIDANGAN
Pasal 5
Instrumen persidangan terdiri dari:
1. Pimpinan sidang.
2. Peserta/anggota sidang.
3. Materi persidangan.
4. Perlengkapan sidang:
a. Ruang sidang.
b. Palu sidang.
c. Meja dan kursi sidang.
d. Alat tulis.
e. Agenda persidangan.
f. Tata tertib persidangan.
g. Konsideran sidang.
BAB V
PIMPINAN
SIDANG
Pasal 6
1. Pimpinan sidang terdiri dari pimpinan
sidang sementara dan pimpinan sidang tetap
a. Pimpinan sidang sementara adalah
pimpinan sidang yang ditentukan oleh
tim materi.
b. Pimpinan sidang tetap adalah pimpinan
sidang yang dipilih oleh dan dari anggota
sidang.
2. Pimpinan sidang sementara terdiri dari
ketua, sekretaris, dan anggota yang dipilih
dari tim materi permusyawaratan.
3. Pimpinan sidang tetap terdiri dari ketua,
4
sekretaris, dan anggota yang dipilih oleh
anggota sidang.
4. Hak dan kewajiban pimpinan sidang sementara
a. Kewajiban pimpinan sidang.
5
1) Pimpinan sidang berkewajiban untuk
menjaga dan mengarahkan
ketertiban serta kelancaran sidang.
b. Hak pimpinan sidang.
1) Pimpinan sidang berhak mengatur
jalannya sidang sesuai dengan tata
tertib persidangan.
2) Pimpinan sidang berhak mengambil
tindakan-tindakan berupa
peringatan, membatasi dan
menghentikan pembicaraan serta
mengeluarkan anggota sidang bila
perlu.
3) Pimpinan sidang berhak
mengesahkan setiap keputusan
sesuai kesepakatan.
4) Memimpin persidangan hingga
disahkan tata tertib tentang pimpinan
sidang tetap dan terpilihnya
pimpinan sidang tetap.
5) Sekretaris membantu ketua dalam
membuat notulensi sidang.
6) Anggota membantu dan
mengingatkan ketua serta sekretaris
persidangan.
5. Hak dan kewajiban pimpinan sidang tetap.
a. Kewajiban pimpinan sidang.
1) Pimpinan Sidang berkewajiban untuk
menjaga dan mengarahkan
ketertiban serta kelancaran sidang.
2) Pimpinan sidang berkewajiban untuk
mendengarkan dan menghargai
setiap pendapat yang disampaikan
6
oleh peserta sidang.
b. Hak pimpinan sidang.
7
1) Pimpinan sidang berhak mengatur
jalannya sidang sesuai dengan Tata
Tertib Persidangan.
2) Pimpinan sidang berhak mengambil
tindakan-tindakan berupa
peringatan, membatasi dan
menghentikan pembicaraan serta
mengeluarkan anggota sidang bila
perlu.
3) Pimpinan sidang berhak
mengesahkan setiap keputusan
sesuai kesepakatan.
BAB VI
ANGGOTA
SIDANG
Pasal 7
Anggota sidang terdiri dari:
1. Peserta sidang adalah mereka yang diutus
secara resmi oleh masing-masing tingkatan
pimpinan.
2. Peninjau adalah mereka yang diundang
secara resmi oleh penyelenggara
musyawarah.
3. Hak dan kewajiban peserta.
a. Hak peserta.
1) Peserta sidang berhak mengikuti
persidangan dan memiliki hak bicara
serta hak suara.
2) Peserta sidang berhak menghentikan
atau mengganti pimpinan sidang jika
diperlukan dan atau melanggar
peraturan yang telah ditetapkan.
b. Kewajiban peserta.
8
1) Peserta sidang wajib mengikuti jadwal
dan tata tertib yang telah ditentukan.
2) Peserta sidang wajib menjaga
ketertiban dan kelancaran sidang.
9
3) Peserta sidang wajib menghormati
dan menerima segala keputusan
sidang.
4. Hak dan kewajiban peninjau.
a. Hak peninjau.
1) Peninjau berhak mengikuti
persidangan dan memiliki hak bicara
serta tidak memiliki hak suara.
2) Peninjau berhak menghentikan atau
mengganti pimpinan sidang jika
diperlukan dan atau melanggar
peraturan yang telah ditetapkan.
b. Kewajiban peninjau.
1) Peninjau wajib mengikuti jadwal dan
tata tertib yang telah ditentukan.
2) Peninjau wajib menjaga ketertiban
dan kelancaran sidang.
3) Peninjau wajib menghormati dan
menerima segala keputusan sidang.
BAB VII
KETUKAN
PALU
Pasal 8
1. Satu Ketukan :
a. Menyerahkan dan menerima pimpinan sidang.
b. Menetapkan atau mengesahkan
keputusan sidang poin per poin
(penentuan poin per poin dikembalikan
ke forum apakah per bab/per pasal/per
ayat).
c. Mencabut kembali atau membatalkan
ketukan terdahulu yang dianggap keliru
10
(peninjauan kembali).
d. Menertibkan anggota sidang.
11
e. Menskorsing dan mencabut kembali
skorsing sidang yang waktunya tidak
terlalu lama yaitu dalam waktu 1X15
menit atau 2X15 menit.
2. Dua Ketukan :
a. Mengesahkan setiap bahasan dalam
persidangan (misalnya satu tata tertib,
dan lain
sebagainya).
b. Menskorsing dan mencabut skorsing
dalam waktu yang cukup lama yaitu
minimal
dalam kurun waktu 2X30 menit, semisal
untuk keperluan istirahat, lobying, sholat,
makan, dan lain sebagainya.
3. Tiga Ketukan :
a. Membuka dan menutup setiap persidangan.
b. Mengesahkan Keputusan Induk.
4. Pemakaian palu
a. Gagang palu dapat digunakan untuk
menertibkan anggota sidang.
b. Kepala palu digunakan untuk
mengesahkan keputusan persidangan.
BAB VIII
INTERUP
SI
Pasal 9
Macam-macam interupsi antara lain sebagai berikut:
1. INFORMASI bentuk interupsi berupa
informasi yang perlu diperhatikan oleh
seluruh anggota sidang termasuk pimpinan
sidang. Informasi dapat internal (informasi
12
mengenai data tentang topik yang dibahas)
maupun eksternal (informasi mengenai
situasi kondisi di luar ruang sidang yang
mungkin dapat berpengaruh terhadap
jalannya persidangan). Dalam hal ini anggota
13
sidang dapat meminta atau memberikan
informasi kepada anggota sidang lainnya
maupun kepada pimpinan sidang.
2. ORDER bentuk interupsi yang dilakukan
untuk meminta penjelasan atau memberikan
masukan yang berkaitan dengan jalannya
persidangan. Misal saat pembicaraan sudah
melebar dari pokok masalah, maka anggota
sidang berhak mengajukan interuption of
order agar persidangan dikembalikan lagi
pada pokok masalahnya sehingga tidak
melebar dan semakin bias.
3. JUSTIFIKASI, bentuk interupsi yang
disampaikan bila pernyataan yang
disampaikan oleh seorang anggota sidang
untuk mendukung, atau memberikan
penguatan gagasan atas pendapat, supaya
gagasan dapat diterima oleh persidangan.
4. KLARIFIKASI bentuk interupsi dalam rangka
meminta klarifikasi tentang pernyataan
peserta sidang lainnya agar tidak terjadi
penangkapan bias ketika seseorang
memberikan tanggapan atau sebuah
penegasan terhadap suatu pernyataan.
BAB IX
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Pasal 10
Dalam sebuah persidangan pengambilan
keputusan dapat dilakukan dengan cara berikut
ini:
1. Musyawarah mufakat dari seluruh anggota sidang.
14
2. Voting.
a. Voting dilakukan apabila musyawarah
mufakat benar-benar tidak dapat
dilakukan.
15
b. Hasil keputusan melalui voting ditetapkan
berdasarkan suara/pilihan terbanyak dari
seluruh anggota sidang.
c. Apabila setelah dilakukan 3 kali voting
dan hasil suara sama/imbang, maka
pengambilan keputusan selanjutnya
dikembalikan ke pimpinan sidang.
BAB X
PENINJAUAN
KEMBALI
Pasal 11
1. Peninjauan Kembali (PK) adalah suatu
perubahan atau pembatalan keputusan
sebelum ditetapkan dalam konsideran di
setiap persidangan.
2. PK dapat dilakukan sebelum seluruh
kesepakatan ditetapkan dalam konsideran di
setiap persidangan.
3. Pengajuan PK dapat dilakukan jika:
a. Memiliki bukti atau argumentasi yang
berbeda dari yang telah didiskusikan
sebelumnya.
b. Disepakati berdasarkan ketentuan
kuorum sebanyak 2/3 dari seluruh jumlah
peserta sidang.
4. Pengajuan PK hanya dapat dilakukan 1 kali
untuk setiap keputusan.
BAB XI
PENGESAH
AN
Pasal 12
1. Untuk mengesahkan setiap persidangan maka
16
harus dibuat konsideran sidang.
2. Konsideran sidang dibacakan sebelum
pengetukan palu tanda disahkannya sidang.
3. Format konsideran akan dijelaskan dalam
lampiran yang merupakan kesatuan dari
panduan ini.
17
BAB XII
KUORU
M
Pasal 13
Persidangan dapat berlangsung tanpa
memandang jumlah yang hadir asalkan yang
bersangkutan telah diundang secara sah.
BAB XIII
PENUT
UP
Pasal 15
Pedoman persidangan ini berlaku sejak disahkan
dan hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman
ini akan diatur kemudian dengan tidak
bertentangan dengan peraturan di atasnya.
18
LAMPIRAN
A. Glosarium
B. Tata cara pemilihan pimpinan sidang
C. Contoh kalimat yang dapat digunakan pimpinan sidang
D. Kriteria pimpinan sidang
E. Etika mengajukan interupsi
F. Etika persidangan
G. Contoh agenda persidangan
H. Contoh konsideran sidang
I. Contoh keputusan induk
19
GLOSARIUM
1. Skorsing
Skorsing adalah menghentikan sidang
sejenak dikarenakan suatu keadaan
tertentu seperti saat istirahat, sholat, dan
makan maupun dikarenakan adanya
kendala teknis dalam persidangan.
2. Pending
Pending adalah istilah yang digunakan
untuk menghentikan sidang dengan kurun
waktu yang tidak dapat ditentukan,
dikarenakan sesuatu kondisi yang terjadi
saat persidangan.
3. Kuorum
Jumlah minimal anggota yang harus hadir
dalam sidang, rapat, majelis, dan
sebagainya agar dapat mengesahkan
suatu putusan.
4. Interupsi
Interupsi merupakan bentuk selaan atau
memotong pembicaraan dalam sidang,
karena adanya masukan yang perlu
diperhatikan untuk keberlanjutan
pelaksanaan persidangan.
5. Deadlock
Deadlock merupakan istilah yang
digunakan apabila pembahasan dalam
suatu persidangan menemui jalan buntu
dan tidak ditemukan jalan keluar atau
penyelesaiannya.
6. Lobbying adalah penentuan jalan tengah
atas konflik dengan skorsing
waktu untuk menyatukan pandangan
20
melalui obrolan antara dua pihak atau lebih
yang bersebrangan secara informal.
7. Konsideran Sidang
21
Konsideran merupakan pengesahan
keputusan yang ditetapkan dalam sidang
pleno yang ditanda tangani oleh pimpinan
sidang.
8. Keputusan Induk
Keputusan induk merupakan pengesahan
seluruh keputusan yang ditetapkan dalam
suatu permusyawaratan yang ditanda
tangani oleh pimpinan sidang.
9. Hak bicara
Hak bicara adalah hak untuk bertanya,
mengeluarkan pendapat, dan mengajukan
usulan dalam forum persidangan baik yang
ditujukan kepada pimpinan maupun
anggota sidang lainnya secara lisan.
22
TATA CARA PEMILIHAN PIMPINAN SIDANG
1. Musyawarah mufakat
Merupakan pemilihan pimpinan sidang
dengan cara anggota sidang mengajukan
beberapa nama yang dianggap pantas
untuk dijadikan pimpinan sidang kemudian
di musyawarahkan untuk ditetapkan
sebagai pimpinan sidang.
2. Voting
Merupakan pemilihan pimpinan sidang
dengan cara sebelumnya telah dilakukan
pncalonan pimpinan sidang, apabila yang
calon pimpinan sidang lebih dari
kebutuhan, maka dilakukan voting.
23
CONTOH KALIMAT YANG DAPAT
DIGUNAKAN PIMPINAN
SIDANG
1. Membuka sidang
“Dengan mengucapkan
Bismillahirrohmanirrohim, sidang pleno I saya
nyatakan dibuka. ” (dilanjutkan dengan ketukan
palu sebanyak tiga kali).
2. Menutup sidang
“Dengan mengucapkan Alhamdulillahirobbil
‘Alamin, sidang pleno I saya nyatakan ditutup.”
(dilanjutkan dengan ketukan palu sebanyak tiga
kali).
3. Mengesahkan pembahasan poin
per poin Hak pimpinan sidang
1) Pimpinan sidang berhak mengatur jalannya
sidang sesuai dengan tata tertib persidangan.
Apakah sah? “sah”. (dilanjutkan dengan ketukan
palu sebanyak satu kali).
4. Mengalihkan pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya alihkan
kepada pimpinan sidang berikutnya.” (dilanjutkan
dengan ketukan palu sebanyak satu kali).
5. Mengambil alih pimpinan sidang
“Dengan ini pimpinan sidang saya ambil alih.”
(dilanjutkan dengan ketukan palu sebanyak satu
kali)
6. Menskorsing sidang
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 10
menit.” (dilanjutkan dengan ketukan palu
sebanyak satu kali).
“Dengan ini sidang saya skorsing selama 60
menit untuk keperluan istirahat, solat, dan
24
makan.” (dilanjutkan ketukan palu sebanyak dua
kali).
7. Mencabut skorsing
“Dengan ini skorsing selama 10 menit saya
cabut dan saya nyatakan sidang dilanjutkan.”
(dilanjutkan dengan ketukan palu sebanyak satu
kali).
25
“Dengan ini skorsing 60 menit saya cabut dan
saya nyatakan sidang dilanjutkan.” (dilanjutkan
dengan ketukan palu sebanyak dua kali).
8. Memberi peringatan kepada peserta sidang
“Peserta sidang harap tenang!” (dilanjutkan
dengan ketukan palu sebanyak satu kali).
9. Mencabut keputusan yang sebelumnya telah
ditetapkan (apabila terdapat peninjauan kembali)
“Dengan ini saya nyatakan mencabut keputusan
sidang sebelumnya.” (dilanjutkan dengan
ketukan palu sebanyak satu kali).
10. Mengesahkan pembahasan dalam persidangan
(dengan membaca konsideran sidang)
“Konsideran sidang, dan
seterusnya” “Menimbang, dan
seterusnya”
“Memperhatikan, dan
seterusnya” “Mengingat,
dan seterusnya”
“Memutuskan, pertama, dan
seterusnya” “Ditetapkan, dan
seterusnya”
“Ketua sidang, dan seterusnya”
(dilanjutkan dengan ketukan palu sebanyak dua kali).
11. Mengesahkan keputusan
induk “Keputusan induk, dan
seterusnya” “Menimbang,
dan seterusnya”
“Memperhatikan, dan
seterusnya” “Mengingat,
dan seterusnya”
“Memutuskan, pertama, dan
seterusnya” “Ditetapkan, dan
26
seterusnya”
“Ketua sidang, dan seterusnya”
(dilanjutkan dengan ketukan palu sebanyak tiga kali).
27
KRITERIA PIMPINAN SIDANG
28
ETIKA PERSIDANGAN
29
CONTOH AGENDA PERMUSYAWARATAN
1
10 15.45- Pleno III: Tanggapan & Aula
17.45 progress
report
11 17.45- Ishoma Masjid
19.30
12 19.30- Lanjutan sidang pleno III Aula
2
20.00
13 20.00- Pleno IV:Penetapan anggota Aula
20.30 sidang komisi
14 20.30- Sidang Komisi Ruang
22.00 sidang
komisi
15 22.00- Istirahat Ruang tidur
00.00
Hari ke-
2
1 00.00- Istirahat Ruang tidur
04.00
2 04.00- Solat subuh dan kegiatan pagi Masjid
07.00
3 07.00- Waktu tambahan sidang komisi Ruang
07.30 sidang
komisi
4 07.30- Pleno V: Pembacaan hasil Aula
08.00 sidang
komisi
5 08.00- Pleno VI: Penetapan daftar Aula
08.15 pemilih tetap
6 08.15- Pemilihan dan pemaparan visi- Aula
09.15 misi
calon Tim Formatur.
7 09.15- Pleno VII: Pemungutan dan Bilik
10.45 perhitungan suara pemilihan
dan aula
8 10.45- Sidang formatur Ruang
11.30 rapat
formatur
9 11.30- Ishoma Masjid
13.00
10 13.00- Pleno VIII: Pembacaan hasil Aula
13.15 rapat formatur
11 13.15- Pleno IX: Pembacaan Aula
13.30 keputusan
induk
12 13.30- Penutupan Musda Aula
14.00
3
KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH
DAERAH XXIV
PIMPINAN DAERAH
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KOTA
YOGYAKARTA
No. 001-KEP/MUSDA XXIV/PD IPM/2015
5
6. Sambutan oleh Ketua
Pelaksana Musda XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta,
Ipmawan Ramadhani Gafar
Utama.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan Pidato Ifititah
Ketua
Umum PD IPM Kota Yogyakarta,
Ipmawan Azhar Nasih Ulwan
yang disampaikan pada
Musyawarah Daerah XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta
Kedua : keputusan ini berlaku
sejak
ditetapkannya
8
Yogyakarta, Ipmawan
Ramadhani Gafar Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan laporan
pertanggungjawaban yang di
sampaikan oleh PD IPM Kota
Yogyakarta periode 2013/2015
pada Musyawarah Daerah XXIV
PD IPM Kota Yogyakarta
Kedua : keputusan ini berlaku
sejak ditetapkannya
11
6. Sambutan oleh Ketua
Pelaksana Musda XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta,
Ipmawan Ramadhani Gafar
Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal 32
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan progress report dan
tanggapan balik dari Pimpinan
Ranting Ikatan Pelajar
Muhammadiyah se-Kota
Yogyakarta kepada Pimpinan
Daerah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kota
Yogyakarta.
Kedua : Mengesahkan tanggapan balik dari
Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kota
Yogyakarta kepada Pimpinan
Ranting Ikatan Pelajar
Muhammadiyah se-Kota
Yogyakarta.
Ketiga : Keputusan ini berlaku
sejak
ditetapkannya.
12
Ditetapkan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta
pada 01 Jumadil Awwal
1436 H bertepatan 20 Februari
2015
M
Pukul WIB
13
KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH
DAERAH XXIV
PIMPINAN DAERAH
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KOTA
YOGYAKARTA No. 004-KEP/MUSDA XXIV/PD
IPM/2015
15
Yogyakarta, Ipmawan
Ramadhani Gafar Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal 32
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan anggota sidang komisi
pada Musyawarah Daerah XXIV
PD IPM Kota Yogyakarta,
sebagai berikut: Sidang Komisi
A :
Sidang Komisi B :
Sidang Komisi C :
Sidang Komisi D :
Kedua : keputusan ini berlaku
sejak ditetapkannya
18
Yogyakarta, Ipmawan
Ramadhani Gafar Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal 32
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan hasil sidang komisi yang
berlangsung dalam Musyawarah
Daerah XXIV PD IPM Kota
Yogyakarta, sebagai berikut:
Sidang Komisi A :
Membahas tentang arah
kebijakan organisasi dan bidang
Sidang Komisi B :
Membahas tentang Eksistensi
Cabang
Sidang Komisi C :
Menetapkan dan
mengesahkan
Lembaga kewirausahaan PD
IPM Kota Yogyakarta (Distro
IPM Kota
Yogyakarta)
Sidang Komisi D :
Membahas tentang rekomendasi
dan agenda aksi
Kedua : keputusan ini berlaku
sejak
ditetapkannya.
19
Ditetapkan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta
pada 01 Jumadil Awwal
1436 H bertepatan 20 Februari
2015
M
Pukul WIB
20
KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH
DAERAH XXIV
PIMPINAN DAERAH
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KOTA
YOGYAKARTA No. 006-KEP/MUSDA XXIV/PD
IPM/2015
22
Yogyakarta, Ipmawan
Ramadhani Gafar Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal 32
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan daftar pemilih
tetap
(DPT) untuk melakukan
pemilihan tim formatur pada
Musyawarah Daerah XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta, sebagai
berikut:
1. 8.
2. 9.
3. 10.
4. 11.
5. 12.
6. 13.
7. dst
23
Ditetapkan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta
pada 01 Jumadil Awwal
1436 H bertepatan 20 Februari
2015
M
Pukul WIB
24
KONSIDERAN SIDANG
MUSYAWARAH
DAERAH XXIV
PIMPINAN DAERAH
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KOTA
YOGYAKARTA No. 007-KEP/MUSDA XXIV/PD
IPM/2015
26
Yogyakarta, Ipmawan
Ramadhani Gafar Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal 32
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan hasil sidang formatur
Musyawarah Daerah XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta sebagai
beriikut: Ketua umum :
Ketua Tim Formatur :
Anggota Tim
Formatur :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
28
Ketua Sidang Sekretaris Sidang Anggota
29
KEPUTUSAN INDUK
MUSYAWARAH
DAERAH XXIV
PIMPINAN DAERAH
IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH KOTA
YOGYAKARTA No. 008-KEP/MUSDA XXIV/PD
IPM/2015
31
Yogyakarta, Ipmawan
Ramadhani Gafar Utama.
7. Pidato Ifititah Ketua Umum
PD IPM Kota Yogyakarta
periode 2013/2015, Ipmawan
Azhar Nasih Ulwan
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal 32
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan Pidato Ifititah
Ketua
Umum PD IPM Kota Yogyakarta,
Ipmawan Azhar Nasih Ulwan
yang disampaikan pada
Musyawarah Daerah XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta
Kedua : Mengesahkan
lapora
n Pertanggungjawaban yang di
sampaikan oleh PD IPM Kota
Yogyakarta periode 2013/2015
pada Musyawarah Daerah XXIV
PD IPM Kota Yogyakarta
Ketiga : Mengesahkan progress report dan
tanggapan balik dari Pimpinan
Ranting Ikatan Pelajar
Muhammadiyah se-Kota
Yogyakarta kepada Pimpinan
Daerah Ikatan Pelajar
Muhammadiyah Kota
Yogyakarta
Keempat : Mengesahkan anggota sidang komisi
pada Musyawarah Daerah XXIV
32
PD IPM Kota Yogyakarta,
sebagai berikut:
Kelima : Mengesahkan hasil sidang komisi
yang berlangsung dalam
Musyawarah
33
Daerah XXIV PD IPM Kota
Yogyakarta, sebagai berikut:
Sidang Komisi A :
Membahas tentang arah
kebijakan organisasi dan bidang
Sidang Komisi B :
Membahas tentang Eksistensi
Cabang
Sidang Komisi C :
Menetapkan dan
mengesahkan
lembaga kewirausahaan PD IPM
Kota Yogyakarta (Distro
IPM Kota
Yogyakarta)
Sidang Komisi D :
Membahas tentang rekomendasi
dan agenda aksi
Keenam : Mengesahkan daftar pemilih
tetap
(DPT) untuk melakukan
pemilihan tim formatur pada
Musyawarah Daerah XXIV PD
IPM Kota Yogyakarta
Ketujuh : Mengesahkan hasil rapat tim
formatur Musyawarah Daerah
XXIV PD IPM Kota Yogyakarta
sebagai beriikut: Ketua Umum :
Ketua Tim Formatur :
Anggota Tim
Formatur :
1.
2.
3.
34
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kedelapan : Keputusan ini berlaku
sejak ditetapkannya
35
Ditetapkan di SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta
pada 01 Jumadil Awwal
1436 H bertepatan 20 Februari
2015
M
Pukul WIB
36
KONSIDERAN SIDANG
KONFERENSI PIMPINAN
DAERAH IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
37
Mengingat : 1. Anggaran Dasar IPM pasal
31
2. Anggaran Rumah Tangga
IPM pasal 35
MEMUTUSKAN
38
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan Hasil Sidang
Komisi A: Tata Tertib Pemilihan
Formatur, Kriteria Calon Ketua
Umum, Kriteria Calon
Formatur, dan Kriteria Calon
Pimpinan
Kedua : Keputusan ini berlaku
sejak ditetapkannya
Pimpinan Sidang :
Ketua, Sekretaris,
------------------ -----------------
NBA - NBA
39
KONSIDERAN SIDANG
KONFERENSI PIMPINAN
DAERAH
40
IKATAN PELAJAR
MUHAMMADIYAH DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
TAHUN 2016
41
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama : Mengesahkan Hasil Sidang
Komisi B: Isu Strategis dan
Rekomendasi
42
Kedua : Keputusan ini berlaku
sejak ditetapkannya
Pimpinan Sidang :
Ketua, Sekretaris,
------------------ -----------------
NBA - NBA
43