You are on page 1of 10

MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA

DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA


DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

A. KONVERSI AGAMA

Konversi agama (religious conversion) secara


umum dapat diartikan dengan berubah agama
ataupun masuk agama. Untuk memberikan
gambaran yang lebih mengena tentang maksud
kata-kata tersebut perlu dijelaskan melalui uraian
yang di latarbelakangi oleh pengertian secara
etimologis. Dengan pengertian berdasarkan asal
kata tergambar ungkapan kata itu secara jelas.

1. Pengertian Konversi Agama

a. Pengertian konversi agama menurut etimologi


konversi berasal dari kata lain “conversio” yang
berarti: tobat, pindah, dan berubah (agama).
Selanjutnya, kata tersebut dipakai dalam kata
Inggris Conversion yang mengandung pengertian:
berubah dari suatu keadaan atau dari suatu agama
ke agama lain (change from one state, or from one
religion, to another).

Berdasarkan arti kata-kata tersebut dapat


disimpulkan bahwa konversi agama mengandung
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

pengertian: bertobat, berubah agama, berbalik


pendirian terhadap ajaran agama atau masuk ke
dalam agama (menjadi paderi).

b. Pengertian konversi agama menurut terminologi.


Menurut pengertian ini akan dikemukakan
beberapa pendapat tentang pengertian konversi
agama antara lain:

1). Max Heirich mengatakan bahwa konversi


agama adalah suatu tindakan dimana seseorang
atau sekelompok orang masuk atau berpindah ke
suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang
berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya.

2). William James mengatakan, konversi agama


adalah dengan kata-kata: to be converted, to be
regenerated, to receive grace, to experience
religion, to gain an assurance, are so many
phrases whichdenotes to the process, gradual or
sudden, by which a self bither devide, and
consciously wrong inferior and unhappy, becomes
unified and consciously right superior and happy,
in consequence of its firmer bold upon religious
realities.
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

Konversi agama banyak menyangkut masalah


kejiwaan dan pengaruh lingkungan tempat berada.
Selain itu, konversi agama yang dimaksudkan
uraian di atas memuat beberapa pengertian dengan
ciri-ciri:

1). Adanya perubahan arah pandangan dan


keyakinan seseorang terhadap agama dan
kepercayaan yang dianutnya.

2). Perubahan yang terjadi dipengaruhi kondisi


kejiwaan sehingga perubahan dapat terjadi secara
berproses atau secara mendadak.

3). Perubahan tersebut bukan hanya berlaku


bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke
agama lain, tetapi juga termasuk perubahan
pandangan terhadap agama yang dianutnya sendiri.

4). Selain faktor kejiwaan dan kondisi


lingkungan maka perubahan itu pun disebabkan
faktor petunjuk dari Yang Maha Kuasa.1

B. FAKTOR YANG MENYEBABKAN


TERJADINYA KONVERSI AGAMA
1
Prof. Dr. H. Jalaluddin. Psikologi Agama. Rajawali Press. 2004. Jakarta: hlm,
265-268
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

Berbagai ahli berbeda pendapat dalam


menentukan faktor yang menjadi pendorong
konversi. William James dalam bukunya The
Varieties of Religious Experience dan Max Heirich
dalam bukunya Change of Heart banyak
menguraikan faktor yang mendorong terjadinya
konversi agama tersebut.

Dalam buku tersebut diuraikan pendapat dari para


ahli yang terlibat dalam disiplin ilmu, masing-
masing mengemukakan pendapat bahwa konversi
agama disebabkan faktor yang cenderung di
dominasi oleh lapangan ilmu yang mereka tekuni.

1. Para ahli agama menyatakan, bahwa yang menjadi


faktor pendorong terjadinya konversi agama
adalah petunjuk Illahi. Pengaruh supernatural
berperan secara dominan dalam proses terjadinya
konversi agama pada diri seseorang atau
kelompok.

2. Para ahli sosiologi berpendapat, bahwa yang


menyebabkan terjadinya konversi agama adalah
pengaruh sosial. Pengaruh sosial yang mendorong
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

terjadinya konversi itu terdiri dari adanya berbagai


faktor antara lain:

a). Pengaruh hubungan antar pribadi baik


pergaulan yang bersifat keagamaan maupun non
agama (kesenian, ilmu pengetahuan ataupun
bidang kebudayaan yang lain).

b). Pengaruh kebiasaan yang rutin. Pengaruh


ini dapat mendorong seseorang atau kelompok
untuk berubah kepercayaan jika dilakukan secara
rutin hingga terbiasa, misalnya: menghadiri
upacara keagamaan, ataupun pertemuan-pertemuan
yang bersifat keagamaan baik pada lembaga
formal, ataupun non formal.

c). Pengaruh anjuran atau propaganda dari


orang-orang yang dekat misalnya: karib, keluarga,
famili, dan sebagainya.

d). Pengaruh pemimpin keagamaan.


Hubungan yang baik dengan pemimpin agama
merupakan salah satu faktor pendorong konversi
agama.
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

e). Pengaruh perkumpulan yang berdasarkan


hobi. Perkumpulan yang dimaksud seseorang
berdasarkan hobinya dapat pula menjadi
pendorong terjadinya konversi agama.

f). Pengaruh kekuasaan pemimpin. Yang


dimaksud disini adalah pengaruh kekuasaan
pemimpin berdasarkan kekuatan hukum.
Masyarakat umumnya cenderung menganut agama
yang dianut oleh kepala negara atau raja mereka
(Cuius regio illius est religio).

3. Para ahli psikologi berpendapat bahwa yang


menjadi pendorong terjadinya konversi agama
adalah faktor psikologis yang ditimbulkan oleh
faktor intern maupun ekstern. Faktor-faktor
tersebut apabila mempengaruhi seseorang atau
kelompok hingga menimbulkan semacam gejala
tekanan batin, maka akan terdorong untuk mencari
jalan keluar yaitu ketenangan batin. Dalam kondisi
jiwa yang demikian itu secara psikologis
kehidupan batin seseorang itu menjadi kosong dan
tak berdaya sehingga mencari perlindungan ke
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

keuatan lain yang mampu memberinya kehidupan


jiwa yang terang dan tenteram.2

C. MASALAH DALAM STUDI AGAMA


SECARA PSIKOLOGIS

1. Bahasa

Satu kesulitan yang jelas dalam psikologis agama


adalah bahasa. Kesulitan itu karena menyangkut
istilah-istilah khas agama dan psikologi, dan kata-
kata yang bunyinya sama diberi arti berbeda dalam
agama dan psikologi. Sebagai contoh dalam agama
berpindah agama merupakan hal yang wajar dalam
kehidupan agama. Tetapi dalam psikologi pindah
agama dimengerti sebagai gelaja kritis
kepribadian.

2. Objektivirtas

Prosedur ilmiah bertujuan untuk meniadakan


penyelewengan pandangan pribadi yang membuat
penafsiran data menjadi keliru, demi objeltivitas.
Ketelitian dan keseriusan dalam penelitian
diperlukan untuk membedakan pendapat yang

2
Ibid, hlm: 267-268
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

diwarnai pengalaman pribadi dan penafsiran data


secara objektif.

Objektivitas sebagai tujuan usaha ilmiah harus


dijaga dengan baik dan dicari dengan
kesungguhan. Kompromi dalam pencarian
objektivitas itu merusak prosedur ilmiah dan
kejujuran. Kewaspadaan dan ketelitian dalam
penelitian untuk menghindari manipulasi atau
penipuan data, dengan sengaja atau tidak, tetap
dituntut. Maka objektivitas tidak perlu di hebat-
hebatkan. Objektivitas sebagai tujuan lebih
merupakan hal yang harus terus-menerus dikejar
daripada pencapaian mapan. Apalagi bila
objektivitas ini dikenakan dalam pada hasil studi
tentang manusia. Bukankah kesimpulan para ahli
tidak mungkin dilepaskan dari cita-cita, tujuan,
motif, dan keterlibatan pribadi mereka untuk
mencapai cita-cita itu. Oleh karena itu para
ilmuwan dituntut untuk tetap peka terhadap
keterlibatan pribadi dalam menyusun
metodologinya dan dalam membuat kesimpulan,
dan setia kepada prosedur untuk membetulkan
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

penyimpangan subjektif dengan menjaga kejujuran


ilmiah.

3. Terlalu Menyederhanakan Karena Reduksionisme

Suatu tahap yang tidak boleh terlewatkan dalam


metode ilmiah adalah analisis unit yang lebih besar
ke dalam bagian-bagian yang membentuknya.
Tujuan analisis adalah secara sistematis bergerak
mendekati unsur-unsur yang lebih kecil, lebih
mudah dimengerti dan keseluruhan dapat
dijelaskan bila bagian-bagiannya sudah ditangkap.

4. Mengurangi Kredibilitas agama

Ada pengandaian bahwa nilai keagamaan merosot


apabila diterangkan dan diusahakan untuk
dimengerti. Yang dibayangkan adalah bahwa Yang
Illahi itu diwahyukan lewat peristiwa-peristiwa
besar dan membuat mereka yang ikut serta
menjadi takjub, dipenuhi oleh rasa tertegun-tegun.
Maka pertanyaan, ungkapan dan penjelasan
“sederhana” yang mudah masuk di akal tidak
diharapkan. Cara itu seperti menajiskan hal yang
MEMAHAMI BERAGAM FAKTA KONVERSI AGAMA
DAN KONFLIK KEAGAMAAN DAN TITIK TEMUNYA
DAN PENDIDIKAN ISLAM
HANAFFI RIDHO NUR ROHMAN
11511193/(5F)

suci. Padahal yang terjadi, Yang Ilahi itu


menampakkan diri lewat peristiwa-peristiwa
kehidupan manusia, mulai terbit dan terbenamnya
matahari, berkelip-kelipnya bintang-bintang di
langit sampai peristiwa lahir, hidup, dan mati.
Penjelasan agama yang berusaha membuat agama
dimengerti, tidak mudah diterima orang. Psikologi
agama sebagai ilmu yang justru mencari
penjelasan tentang fenomena agama dan
menyampaikan hasil penemuannya kepada
khalayak tidak selalu disambut baik.3

3
Robert W. Crapps. Dialog Psikologi dan Agama: Sejak William James hingga
Gordon W. Allport. Kanisius. 1995. Yogyakarta: hlm, 50-54

You might also like