Professional Documents
Culture Documents
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian
cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar
terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa
konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Sekarang ini memang banyak penyedia situs berbasis sosial network. Dengan potensi
jumlah pengguna yang besar di jejaring sosial, sewajarnya jika dimanfaatkan dengan bijaksana
untuk mendistribusikan segala konten atau informasi dari media yang sedang dibangun. Sebab
pada dasarnya jejaring sosial selain memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sosial, juga memberikan kesempatan kepada
remaja untuk belajar sehingga tidak gagap teknologi, di samping itu dapat mempercepat
maturity (kedewasaan jiwa) remaja, apabila digunakan dengan bijaksana.
Namun, tidak semua ikatan sosial bersifat mendukung. Pola jejaring sosial yang negatif
dapat terjadi, sebagai contoh anggota jejaring sosial dapat terlalu kritis atau menuntut satu sama
lain, atau anggota jejaring sosial dapat memperkuat atau mendorong pelaku yang
membahayakan atau antisosial. Tidak jarang komunikasi melalui jejaring sosial menuai
problematika, sehingga berujung di meja hijau. Roberts mengatakan bahwa ini dikarenakan
perilaku yang memang ada di dunia nyata dengan lebih mudah lagi ditranslasikan di dunia
maya. Banyak terjadi penyalahgunaan dari situs-situs tersebut. Munculnya beberapa kasus
terkait penyalahgunaan jejaring sosial marak terjadi, salah satunya adalah bullying.
Seorang anak remaja berusia 18 tahun divonis bersalah oleh pengadilan karena dianggap
menghina temannya lewat jejaring sosial facebook. Pada tahun 2010, Nurarafa alias Farah (18
tahun) terdakwa kasus penghinaan melalui situs jejaring sosial facebook dijatuhi vonis dua
bulan 15 hari dengan masa percobaan selama lima bulan oleh hakim di Pengadilan Negeri
Bogor. Dalam perkara tersebut, Ferly Fandini sebagai korban melaporkan penghinaan atas
dirinya yang dilakukan oleh Nurarafah alias Farah. Saat itu Farah mengaku cemburu atas
kedekatan pacarnya (Ujang) dengan pelapor (korban), sehingga Farah menulis kata-kata hinaan
dalam facebooknya.
LANDASAN TEORI
A. MEDIA SOSIAL
1. PENGERTIAN MEDIA SOSIAL
Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian media sosial menurut para ahli:
1) Chris Brogan
Menurut Chris Brogan pengertian media sosial adalah seperangkat alat komunikasi
dan kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang sebe-
lumnya tidak tersedia bagi orang awam.
2) Michael Cross
Menurut Michael Cross pengertian media sosial adalah sebuah istilah yang menggam-
barkan bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang ke
dalam suatu kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan
yang berbasis web.
Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh
siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang
sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara
terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, facebook, twitter,
dab youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media
konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.
Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain :
Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi
dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah
digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar IT pun dapat mengaksesnya, yang
dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi
dengan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah
feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat.
Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media
tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat
mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan
informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga
memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan
memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
Terukur
Dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga
perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan
media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.
Jejaring sosial media juga ada dampak positif dan dampak negatif yang sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia. Pertama kita akan mengawalinya dengan dampak
negatif dari sosial media terlebih dahulu.
a. Dampak Negatif
1) Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook,MySpace,Youtube dll juga bisa
membahaykan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri.
Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan
respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2) Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga
sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan
obesitas.
3) Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau
memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami
cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang
umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan
meja komputer.
4) Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga
menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa
muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya
adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka
dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak
berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.
5) Kejahatan dunia maya (cyber crime). Seiring berkembangnya teknologi, berkembang
pula kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal dengan nama cyber crime.
Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya, carding, hacking, cracking,
phising, dan spamming.
6) Membuat waktu terbuang dengan sia-sia
b. Dampak Positif
1) Sebagai media penyebaran informasi
Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya
dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi
tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era digital
seperti sekarang ini. Cakrawala dunia serasa berada dalam sentuhan jari kita.
2) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial
Mengasah keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi
agar bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera modern seperti
sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang butuh
untuk berkembang.
3) Memperluas jaringan pertemanan
Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja,
bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia.
Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran,
saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal ini dapat pula
mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan
memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring
sosial.Semenjak situs jejaring sosial seperti yang disebutkan diatas sangat menyedot
perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi
kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet,
terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan internet
secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial.
Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak
menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk
menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dan lain -
lain.
Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau perilaku agresif yang
sengaja dilakukan oleh sekelompok orang atau seorang secara berulang-ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya
dengan mudah atau sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
Kriteria pengulangan, niat dan ketidakseimbangan kekuatan sistematik menjadikan
bullying bentuk agresi yang sangat tidak diharapkan. Ini dapat terjadi di banyak konteks
termasuk di tempat kerja, tetapi yang paling banyak diteliti adalah di remaja.
Bullying telah berkembang menjadi masalah yang saat ini dikenal sebagai
cyberbullying. Tidak seperti bullying, cyberbullying memungkinkan pelaku untuk
menutupi identitasnya melalui komputer. Anonimitas ini membuat lebih mudah bagi
pelaku untuk menyerang korban tanpa harus melihat respons fisik korban. Pengaruh
perangkat teknologi terhadap pemuda hari ini sering menyebabkan mereka untuk
mengatakan dan melakukan hal-hal kejam dibandingkan dengan apa yang didapati
dalam tatap muka pelaku bullying.
Cyberbullies
Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar karena baik anak laki-laki dan
perempuan sama-sama berpartisipasi dalam cyberbullying, meskipun berbeda alasan.
Mereka juga menggunakan metode yang berbeda. Anak perempuan cenderung lebih
menggunakan pendekatan pasif, seperti menyebarkan rumor dan gosip kerusakan
reputasi dan hubungan. Anak laki-laki cenderung menggunakan ancaman langsung dan
cyber sebagai sarana balas dendam. Selain itu, pandangan lain mengatakan bahwa
dalam menjalankan aksinya wanita lebih sering menjadi sasaran cyberbullying
sedangkan laki-laki cenderung menjadi pelaku utama dalam kekerasan berkomunikasi
di dunia maya. Fakta lain mengungkapkan bahwa dalam iklim demokratisasi di segala
bidang kehidupan pada era modern sekarang ini, orang cenderung mempersamakan
hak-hak anak laki-laki dengan anak perempuan. Sehubungan dengan hal tersebut pada
masa sekarang jumlah kejahatan yang dilakukan oleh anak perempuan tampak
meningkat secara drastis. Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka dapat
dipastikan bahwa Cyberbullying yang dilakukan oleh remaja tidak berpatokan pada
jenis kelamin, sebab seorang remaja baik laki-laki maupun perempuan dapat
menjalankan aksinya sebagai Cyberbullying jika kesempatan yang dilatarbelakangi
oleh motif-motif tertentu.
2. ASPEK-ASPEK CYBERBULLYING
Alat yang di gunakan untuk melakukan cyber bullying menurut Sheri Bauman
(2008; dalam Sylmia, 2012) yaitu Instant Message (IM), Chatroom, Trash Polling
Site, Blog, Bluetooth bullying, dan situs-situs jejaring sosial
Bhat (2008; dalam Sylmia, 2012) dalam Australian Journal of Guidance &
Counselling menyebutkan salah satu alat cyberbullying adalah mobile phone. Fitur
yang digunakan dalam mengintimidasi adalah mengirimkan pesan teks atau sms,
gambar, ataupun video yang mengganggu korban.
5. PENGARUH CYBERBULLYING
Korban cyberbullying pada umumnya mengalami masalah kesehatan secara fisik dan
mental.
a. Gejala fisik yang dialaminya ialah hilangnya selera makan, sulit untuk
tidur/gangguan tidur, keluhan masalah kulit, pencernaan dan jantung terasa
berdebar-debar.
b. Gejala psikologisnya ialah gelisah, depresi, kelelahan, rasa harga diri berkurang,
sulit konsentrasi, murung, menyalahkan diri sendiri, mudah marah, hingga berfikir
untuk bunuh diri.
Nah itulah beberapa manfaat baik adanya media sosial. Namun kita harus paham,
jika ada manfaat baik pasti ada juga manfaat buruk yang di timbulkan media
sosial, antara lain
1) Hoax dan Fitnah Merajalela
Dengan menjamurnya informasi yang ada di media sosial, hal ini di manfaatkan
segelintir kelompok maupun individu untuk menyebarkan berita-berita palsu
dengan tujuan dan maksud tertentu.
2) Banyak Akun Kloning
Media Sosial terbesar saat ini, Facebook, pada awal tahun 2018 mengumumkan
bahwa sebagian besar pengguna Facebook memiliki akun kloningan dan akun
palsu. Persentase akun duplikat sebanyak 10%, dan akun palsu sebesar 4% dari
jumlah pengguna aktif bulanan Facebook.
3) Banyak Mata-Mata
Hal yang paling menyebalkan di media sosial adalah di “mata-matai”. Bisa oleh
pasangan atau pacar, keluarga, hingga orang-orang kantor, dengan tujuan dan
maksud tertentu. Hal ini membuat privacy kita sedikit terganggu.
4) Kecanduan
Dengan berbagai fitur yang kekinian di media sosial akan semakin membuat Anda
kecanduan. Apalagi kalo gak update sehari saja, bisa-bisa Anda di nilai orang yang
ketinggalan zaman.
5) Munculnya Tindak Kejahatan
Tidak semua orang itu baik di media sosial. Sudah banyak kasus orang-orang yang
tak bertanggung jawab menggunakan media sosial untuk berbuat kejahatan, seperti
penipuan.
Secara umum, cyber bullying dapat saja diintepretasikan terhadap berbagai delik yang
diatur dalam hukum pidana umum di Indonesia, yaitu yang termuat dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal-pasal KUHP yang relevan dalam
mengatur delik cyber bullying ini adalah yang tercantum dalam Bab XVI mengenai
Penghinaan, khususnya Pasal 310 ayat (1) dan (2).
“Barangsiapa dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,
diancam karena pencemaran, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”
“Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukan
atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah”.
Dari kedua pasal tersebut, maka Pasal 310 ayat (2) dinilai lebih cocok untuk menuntut
para pelaku cyber bullying. Pada dasarnya, KUHP memang dibentuk jauh sebelum
perkembangan teknologi dunia maya dicetuskan.
Maka, dalam rangka mengakomodasi pengaturan mengenai dunia maya dan segala hal
yang berkaitan dengannya, dibentuklah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
Dalam undang-undang ini, terdapat pasal-pasal yang lebih sesuai untuk menjerat para
pelaku cyber bullying. Undang-undang ini menerapkan larangan dan sanksi pidana
antara lain bagi :
Ancaman bagi pelaku tindak pidana diatas dapat dikenakan hukuman 6-12 tahun
penjara dan denda satu-dua miliar rupiah.
Pasal 80 ayat 1:
Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah)."
Pasal 45A
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik
sebagaimana yang dimaksut dalam pasal 28(1) dipidana dengan pidana penjara pal-
ing lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)
v. Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang di-
tujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau ke-
lompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
Pasal 45B
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirim Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denfda paling banyak
Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Siwi Fatma Utami, d. (No. 2 September 2018). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku
Cyber Bullying Pada Kalangan Remaja . Volume 18, P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314 .
Mira Marleni Pandie, d. ( April 2016). PENGARUH CYBERBULLYING DI MEDIA SOSIAL TERHADAP
PERILAKU REAKTIF SEBAGAI PELAKU MAUPUN SEBAGAI KORBAN CYBERBULLYING PADA
SISWA KRISTEN SMP NASIONAL MAKASSAR . JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 1,.
Subaidah Ratna Juita, d. (2018). Cyber bullying pada anak dalam perspektif politik hukum pidana:
kajian teoritis tentang undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang infomasi dan transaksi
elektronik sebagaimana diubah dengan undang-undang no. 19 tahun 2016. Dinamika Sosial
Budaya.
Utami, Y. C. (2013/2014). Cyberbullying di Kalangan Remaja. Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.
http://repository.unpas.ac.id/26588/4/BAB%202.pdf
https://www.slideshare.net/allukatita/makalah-media-sosial-enschai
https://sepositif.com/cara-menggunakan-media-sosial-yang-baik-dan-bijak/