You are on page 1of 24

PENDAHULUAN

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian
cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar
terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena
kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa
konvensional dalam menyebarkan berita-berita.
Sekarang ini memang banyak penyedia situs berbasis sosial network. Dengan potensi
jumlah pengguna yang besar di jejaring sosial, sewajarnya jika dimanfaatkan dengan bijaksana
untuk mendistribusikan segala konten atau informasi dari media yang sedang dibangun. Sebab
pada dasarnya jejaring sosial selain memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dan
berinteraksi dengan baik dengan lingkungan sosial, juga memberikan kesempatan kepada
remaja untuk belajar sehingga tidak gagap teknologi, di samping itu dapat mempercepat
maturity (kedewasaan jiwa) remaja, apabila digunakan dengan bijaksana.

Namun, tidak semua ikatan sosial bersifat mendukung. Pola jejaring sosial yang negatif
dapat terjadi, sebagai contoh anggota jejaring sosial dapat terlalu kritis atau menuntut satu sama
lain, atau anggota jejaring sosial dapat memperkuat atau mendorong pelaku yang
membahayakan atau antisosial. Tidak jarang komunikasi melalui jejaring sosial menuai
problematika, sehingga berujung di meja hijau. Roberts mengatakan bahwa ini dikarenakan
perilaku yang memang ada di dunia nyata dengan lebih mudah lagi ditranslasikan di dunia
maya. Banyak terjadi penyalahgunaan dari situs-situs tersebut. Munculnya beberapa kasus
terkait penyalahgunaan jejaring sosial marak terjadi, salah satunya adalah bullying.

Seorang anak remaja berusia 18 tahun divonis bersalah oleh pengadilan karena dianggap
menghina temannya lewat jejaring sosial facebook. Pada tahun 2010, Nurarafa alias Farah (18
tahun) terdakwa kasus penghinaan melalui situs jejaring sosial facebook dijatuhi vonis dua
bulan 15 hari dengan masa percobaan selama lima bulan oleh hakim di Pengadilan Negeri
Bogor. Dalam perkara tersebut, Ferly Fandini sebagai korban melaporkan penghinaan atas
dirinya yang dilakukan oleh Nurarafah alias Farah. Saat itu Farah mengaku cemburu atas
kedekatan pacarnya (Ujang) dengan pelapor (korban), sehingga Farah menulis kata-kata hinaan
dalam facebooknya.
LANDASAN TEORI

A. MEDIA SOSIAL
1. PENGERTIAN MEDIA SOSIAL
Pengertian Media Sosial Menurut Para Ahli
Berikut ini adalah pengertian media sosial menurut para ahli:
1) Chris Brogan
Menurut Chris Brogan pengertian media sosial adalah seperangkat alat komunikasi
dan kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi yang sebe-
lumnya tidak tersedia bagi orang awam.
2) Michael Cross
Menurut Michael Cross pengertian media sosial adalah sebuah istilah yang menggam-
barkan bermacam-macam teknologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang ke
dalam suatu kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan
yang berbasis web.

2. FUNGSI DAN PERAN DARI MEDIA SOSIAL

Media sosial merupakan alat promosi bisnis yang efektif karena dapat diakses oleh
siapa saja, sehingga jaringan promosi bisa lebih luas. Media sosial menjadi bagian yang
sangat diperlukan oleh pemasaran bagi banyak perusahaan dan merupakan salah satu cara
terbaik untuk menjangkau pelanggan dan klien. Media sosial sperti blog, facebook, twitter,
dab youtube memiliki sejumlah manfaat bagi perusahaan dan lebih cepat dari media
konvensional seperti media cetak dan iklan TV, brosur dan selebaran.

Media sosial memiliki kelebihan dibandingkan dengan media konvensional, antara lain :
 Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat tinggi
dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial sangat mudah
digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar IT pun dapat mengaksesnya, yang
dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi internet.
 Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi
dengan pelanggan dan membangun hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah
feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan cepat.
Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal tersebut, media
tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
 Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat
mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat mengkomunikasikan
informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis. Media sosial juga
memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk setiap segmen pasar dan
memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna.
 Terukur
Dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga
perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan
media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.

Fungsi Media Sosial


Ketika kita mendefinisikan media sosial sebagai sistem komunikasi maka kita harus
mendefinisikan fungsi-fungsi terkait dengan sistem komunikasi, yaitu :
 Administrasi
Pengorganisasian profil karyawan perusahaan dalam jaringan sosial yang relevan dan
relatif dimana posisi pasar anda sekarang. Pembentukan pelatihan kebijakan media sosial,
dan pendidikan untuk semua karyawan pada penggunaan media sosial. Pembentukan
sebuah blog organisasi dan integrasi konten dalam masyarakat yang relevan. Riset pasatr
untuk menemukan dimana pasar anda.
 Mendengarkan dan Belajar
Pembuatan sistem pemantauan untuk mendengar apa yang pasar anda inginkan, apa yang
relevan dengan mereka.
 Berpikir dan Perencanaan
Dengan melihat tahap 1 dan 2, bagaiman anda akan tetap didepan pasar dan begaiman anda
berkomunikasi ke pasar. Bagaiman teknologi sosial meningkatkan efisiensi operasional
hubungan pasar.
 Pengukuran
Menetapkan langkah-langkah efektif sangat penting untuk mengukur apakah metode yang
digunakan, isi dibuat dan alat yang anda gunakan efektif dalam meningkatkan posisi dan
hubungan pasar anda.

3. PENGGUNAAN INTERNET YANG SERING DILAKUKAN


Secara umum, internet dimanfaatkan oleh penggunanya untuk halhal tersebut :
a. Memasang informasi profil mengenai dirinya, avatar (gambar yang mewakili dirinya)
dan foto-foto kegiatannya.
b. Mengekspresikan perasaan atau pemikiran pribadinya dan menceritakan aktifitas
melalui layanan blog, jejaring sosial, dll.
c. Berinteraksi dengan orang lain, melalui layanan e-mail, chatting, instant messaging,
forum on-line, situs pertemanan dan Voice over Internet Protocol (VoIP).
d. Bergabung dengan komunitas secara on-line, biasanya berdasarkan kesamaan minat,
aktifitas, domisili, dll.
e. Bertemu dengan orang-orang baru dan mungkin berlanjut menjadi teman baru.
f. Membuat, mempublikasikan dan berbagi konten dengan teman-teman komunitas atau
pengguna internet lainnya. Konten umumnya berupa dokumen, gambar, foto, video,
aplikasi, dll.
g. Mengunduh music video dari berbagai sumber baik yang legal ataupun illegal.
h. Mencari berita dan informasi menggunakan search engine, selanjutnya mengakses
berbagai berita informasi tersebut dari berbagai situs.
i. Bermain game secara on-line.
j. Merespon kuis dengan berbagai teman yang kadang menwarkan hadiah tertentu.
k. Mengakses berbagai iklan produk dan layanan.

4. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI MEDIA SOSIAL

Jejaring sosial media juga ada dampak positif dan dampak negatif yang sangat
berpengaruh pada kehidupan manusia. Pertama kita akan mengawalinya dengan dampak
negatif dari sosial media terlebih dahulu.

a. Dampak Negatif
1) Kecanduan situs jejaring sosial seperti Facebook,MySpace,Youtube dll juga bisa
membahaykan kesehatan karena memicu orang untuk mengisolasikan diri.
Meningkatnya pengisolasian diri dapat mengubah cara kerja gen, membingungkan
respons kekebalan, level hormon, fungsi urat nadi, dan merusak performa mental.
2) Seseorang yang menghabiskan waktunya di depan komputer akan jarang berolahraga
sehingga kecanduan aktivitas ini dapat menimbulkan kondisi fisik yang lemah, bahkan
obesitas.
3) Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau
memencet keypad ponsel selama berjam-jam setiap hari, seseorang dapat mengalami
cedera tekanan yang berulang-ulang. Penyakit punggung juga merupakan hal yang
umum terjadi, pada orang-orang yang menghabiskan banyak waktu duduk di depan
meja komputer.
4) Media elektronik, seperti komputer, laptop, atau handphone (ponsel) juga
menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anak-anak dan kalangan dewasa
muda untuk mempelajari kemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Maksudnya
adalah seseorang akan mengalami pengurangan interaksi dengan sesama mereka
dalam jumlah menit per hari-nya menyebabkan jumlah orang yang tidak dapat diajak
berdiskusi mengenai masalah penting, menjadi semakin meningkat setiap harinya.
5) Kejahatan dunia maya (cyber crime). Seiring berkembangnya teknologi, berkembang
pula kejahatan. Didunia internet, kejahatan dikenal dengan nama cyber crime.
Kejahatan dunia maya sangatlah beragam. Diantaranya, carding, hacking, cracking,
phising, dan spamming.
6) Membuat waktu terbuang dengan sia-sia

b. Dampak Positif
1) Sebagai media penyebaran informasi
Informasi yang up to date sangat mudah menyebar melalui situs jejaring sosial. Hanya
dalam tempo beberapa menit setelah kejadian, kita telah bisa menikmati informasi
tersebut. Ini sangatlah bermanfaat bagi kita sebagai manusia yang hidup di era digital
seperti sekarang ini. Cakrawala dunia serasa berada dalam sentuhan jari kita.
2) Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial
Mengasah keterampilan teknis dan sosial merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi
agar bisa bertahan hidup dan berada dalam neraca persaingan diera modern seperti
sekarang ini. Hal ini sangatlah penting, tidak ada batasan usia, semua orang butuh
untuk berkembang.
3) Memperluas jaringan pertemanan
Dengan menggunakan jejaring sosial, kita bisa berkomunikasi dengan siapa saja,
bahkan dengan orang yang belum kita kenal sekalipun dari berbagai penjuru dunia.
Kelebihan ini bisa kita manfaatkan untuk menambah wawasan, bertukar pikiran,
saling mengenal budaya dan ciri khas daerah masing-masing, dll. Hal ini dapat pula
mengasah kemampuan berbahasa seseorang. Misalnya, belajar bahasa inggris dengan
memanfaatkan fasilitas call atau video call yang disediakan di situs jejaring
sosial.Semenjak situs jejaring sosial seperti yang disebutkan diatas sangat menyedot
perhatian publik. Sebagian besar menghabiskan waktu berjam-jam untuk
mengunjungi situs tersebut. Oleh karena itu diperlukan cara untuk mengatasi
kecanduan jaringan sosial ini seperti dengan membatasi waktu penggunaan internet,
terutama situs jaringan sosial. Kita juga perlu belajar menggunakan jaringan internet
secara bijak sehingga kita tidak menjadi orang yang mencandu akan jejaring sosial.
Sebaiknya para pengguna situs jejaring sosial ini tidak harus berhenti total untuk tidak
menikmati situs tersebut, namun lebih bijak kalau secara perlahan untuk
menguranginya yaitu dengan mengurangi jam bermain Facebook, Twitter, dan lain -
lain.

c. PEMANFAATAN SOSIAL MEDIA DALAM PENDIDIKAN


Saat ini, siapa yang tidak mengenal istilah sosial media? Minimal Facebook,
whatsapp dan Twitter. Berdasarkan informasi dari situs Saling Silang, Indonesia
menempati urutan ke empat dan ke lima sebagai negara pengguna Facebook dan
Twitter di dunia.
Sebagian besar pengguna memang masih memanfaatkan sosial media untuk
sekedar bergaul. Bahkan penggunaan sosial media juga marak dilakukan oleh mereka
yang melakukan bisnis.
Akan tetapi, beberapa kalangan dari dunia pendidikan mulai giat melakukan
kegiatan belajar mengajar, dengan sosial media sebagai salah satu medianya. Hal
demikian merupakan terobosan yang penting dan menarik. Serta dapat membuat
kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan.
Ada banyak sosial media yang dapat digunakan, seperti Facebook, Twitter, blog,
plurk, linkedIn, youtube dan lain-lain. Akan tetapi mengingat Indonesia adalah salah
satu negara pengguna twitter dan facebook terbesar di dunia, maka rasanya tidak terlalu
salah jika kita berpikir sosial media yang banyak digunakan adalah facebook dan
twitter, selain blog.
Berikut adalah beberapa contoh bagaimana sekolah atau kelas dapat memanfaatkan
sosial media:
1. Menyebarkan informasi yang berkaitan dengan sekolah atau kelas melalui whatssapp,
twitter atau facebook.
2. Guru-guru dapat membagikan bahan-bahan pelajaran dan tugas-tugas melalui blog.
Murid-murid juga dapat menuliskan tugas-tugas mereka di blog.
3. Meningkatkan kebanggaan pada sekolah atau kelas dengan membuat facebook page,
sehingga dapat berbagi berbagai hal seperti foto-foto kegiatan, informasi tentang
sekolah atau kelas, bahkan dapat juga menjual merchandise sekolah atau kelas secara
online.
4. Sekolah juga dapat memanfaatkan blog maupun facebook untuk mempromosikan diri.
5. Sekolah dapat berhubungan dengan orangtua siswa melalui sosial media, sehingga
orangtua selalu mendapatkan informasi terkini.
6. Alumni sekolah dapat selalu terhubung dan kemudian berkembang, dan lain
sebagainya.

B. BULLYING DAN CYBERBULLYNG


1. Bullying dan Cyberbullying

Bullying dapat didefinisikan sebagai sebuah kegiatan atau perilaku agresif yang
sengaja dilakukan oleh sekelompok orang atau seorang secara berulang-ulang dan dari
waktu ke waktu terhadap seorang korban yang tidak dapat mempertahankan dirinya
dengan mudah atau sebuah penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan secara sistematik.
Kriteria pengulangan, niat dan ketidakseimbangan kekuatan sistematik menjadikan
bullying bentuk agresi yang sangat tidak diharapkan. Ini dapat terjadi di banyak konteks
termasuk di tempat kerja, tetapi yang paling banyak diteliti adalah di remaja.

Cyberbullying merupakan istilah yang ditambahkan ke dalam kamus OED pada


tahun 2010. Istilah ini merujuk kepada penggunaan teknologi informasi untuk
menggertak orang dengan mengirim atau posting teks yang bersifat mengintimidasi
atau mengancam. OED menunjukkan penggunaan pertama dari istilah ini pertama kali
di Canberra pada tahun 1998, tetapi istilah ini sudah ada sebelumnya di Artikel New
Yorks Time 1995 di mana banyak sarjana dan penulis Besley seorang Kanada yang
meluncurkan website cyberbullying tahun 2013 dengan istilah coining.
Pengertian cyberbullying adalah teknologi internet untuk menyakiti orang lain
dengan cara sengaja dan diulang-ulang.” Cyberbullying adalah bentuk intimidasi yang
pelaku lakukan untuk melecehkan korbannya melalui perangkat teknologi. Pelaku ingin
melihat seseorang terluka, ada banyak cara yang mereka lakukan untuk menyerang
korban dengan pesan kejam dan gambar yang mengganggu dan disebarkan untuk
mempermalukan korban bagi orang lain yang melihatnya. Cyberbullying adalah
kesenjangan, perulangan perilaku, maupun kebiasaan negatif dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi, seperti email, pesan instan, serta situs personal
oleh individu maupun kelompok dengan maksud menyakiti orang lain.

Bullying telah berkembang menjadi masalah yang saat ini dikenal sebagai
cyberbullying. Tidak seperti bullying, cyberbullying memungkinkan pelaku untuk
menutupi identitasnya melalui komputer. Anonimitas ini membuat lebih mudah bagi
pelaku untuk menyerang korban tanpa harus melihat respons fisik korban. Pengaruh
perangkat teknologi terhadap pemuda hari ini sering menyebabkan mereka untuk
mengatakan dan melakukan hal-hal kejam dibandingkan dengan apa yang didapati
dalam tatap muka pelaku bullying.

Cyberbullies

Karena sifat dari komunikasi mediasi komputer, cyberbullying cocok untuk


agresi relasional. Sekarang, baik pria maupun wanita dapat melampaui batas-batas
gender tradisional. Akibatnya, anak-anak lebih banyak terlibat dalam relasional agresi.
Bahkan pria dan wanita mampu menggunakan strategi yang terkait, baik maskulinitas
maupun feminitas. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa perempuan lebih terlibat
dalam cyberbullying dibandingkan dengan laki-laki. Adapula sebaliknya, laki-laki lebih
terlibat dalam cyberbullying karena budaya maskulinitas, yang dalam teori “Male
Phonemenon” percaya bahwa anak laki-laki lebih nakal daripada anak perempuan.
Alasannya karena kenakalan adalah memang sifat laki-laki atau karena budaya
maskulinitas menyatakan bahwa wajar kalau laki-laki nakal.

Namun, hal itu tidak sepenuhnya benar karena baik anak laki-laki dan
perempuan sama-sama berpartisipasi dalam cyberbullying, meskipun berbeda alasan.
Mereka juga menggunakan metode yang berbeda. Anak perempuan cenderung lebih
menggunakan pendekatan pasif, seperti menyebarkan rumor dan gosip kerusakan
reputasi dan hubungan. Anak laki-laki cenderung menggunakan ancaman langsung dan
cyber sebagai sarana balas dendam. Selain itu, pandangan lain mengatakan bahwa
dalam menjalankan aksinya wanita lebih sering menjadi sasaran cyberbullying
sedangkan laki-laki cenderung menjadi pelaku utama dalam kekerasan berkomunikasi
di dunia maya. Fakta lain mengungkapkan bahwa dalam iklim demokratisasi di segala
bidang kehidupan pada era modern sekarang ini, orang cenderung mempersamakan
hak-hak anak laki-laki dengan anak perempuan. Sehubungan dengan hal tersebut pada
masa sekarang jumlah kejahatan yang dilakukan oleh anak perempuan tampak
meningkat secara drastis. Berdasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka dapat
dipastikan bahwa Cyberbullying yang dilakukan oleh remaja tidak berpatokan pada
jenis kelamin, sebab seorang remaja baik laki-laki maupun perempuan dapat
menjalankan aksinya sebagai Cyberbullying jika kesempatan yang dilatarbelakangi
oleh motif-motif tertentu.

2. ASPEK-ASPEK CYBERBULLYING

Bentuk-bentuk praktek cyberbullying yang sering dilakukan antara lain:

1. Mengirimkan email dan sms yang berisikan cacian dan hinaan.


2. Menyebarkan gosip atau berita buruk yang tidak menyenangkan melalui jejaring
sosial berupa komentar, gambar dan status yang dibuat.
3. Menggugah atau membeberkan beberapa identitas target tanpa ijin.
4. Mengunggah video yang memalukan yang bisa di akses semua orang.

Willard (2007; dalam Sylmia, 2012) menyebutkan macam-macam jenis cyberbullying


sebagai berikut:
1. Flaming (terbakar): yaitu mengirimkan pesan teks yang isinya merupakan kata-kata
yang penuh amarah dan frontal. Istilah “flame” ini pun merujuk pada kata-kata di
pesan yang berapi-api.
2. Harassment (gangguan): pesan-pesan yang berisi gangguan yang menggunakan
email, sms, maupun pesan teks di jejaring sosial dilakukan secara terus menerus
3. Denigration (pencemaran nama baik): yaitu proses mengumbar keburukan
seseorang di internet dengan maksud merusak reputasi dan nama baik orang tersebut
4. Impersonation (peniruan): berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan pesan-
pesan atau 00status yang tidak baik
5. Outing: menyebarkan rahasia orang lain, atau foto-foto pribadi orang lain
6. Trickery (tipu daya): membujuk seseorang dengan tipu daya agar mendapatkan
rahasia atau foto pribadi orang tersebut
7. Exclusion (pengeluaran) : secara sengaja dan kejam mengeluarkan seseorang dari
grup online.
8. Cyberstalking: mengganggu dan mencemarkan nama baik seseorang secara intens
sehingga membuat ketakutan besar pada orang tersebut.

Alat yang di gunakan untuk melakukan cyber bullying menurut Sheri Bauman
(2008; dalam Sylmia, 2012) yaitu Instant Message (IM), Chatroom, Trash Polling
Site, Blog, Bluetooth bullying, dan situs-situs jejaring sosial
Bhat (2008; dalam Sylmia, 2012) dalam Australian Journal of Guidance &
Counselling menyebutkan salah satu alat cyberbullying adalah mobile phone. Fitur
yang digunakan dalam mengintimidasi adalah mengirimkan pesan teks atau sms,
gambar, ataupun video yang mengganggu korban.

3. MOTIF MELAKUKAN TINDAKAN CYBERBULLYING


Terdapat suatu motivasi seseorang untuk melakukan tindakan cyberbullying,
diantaranya adalah :
a. Marah, sakit hati, balas dendam atau karena frustasi.
b. Haus akan kekuasaan dengan menonjolkan ego sehingga menyakiti orang lain.
c. Merasa bosan dan memiliki kepandaian melakukan hacking.
d. Untuk hiburan semata agar dapat menertawakan atau mendapatkan reaksi.
e. Ketidaksengajaan, misalnya berupa reaksi/komentar impulsive dan emosional.

4. Bentuk Tindakan Kekerasan Lainnya Bentuk kekerasan cukup beragam.


Trend kasus kekerasan yang telah ditangani oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) meliputi:
a. Kekerasan Fisik Bentuk kekerasan fisik meliputi tawuran, dipukul, ditempeleng,
ditendang, dijewer, dicubit, dilempar dengan benda-benda keras, dijemur di bawah
sinar matahari serta diminta untuk berlari mengelilingi lapangan.
b. Kekerasan Seksual Bentuk kekerasan seksual ialah, perlakuan tidak senonoh dari
orang lain, kegiatan yang menjurus pada pornografi, perkataan-perkataan porno dan
tindakan pelecehan organ seksual, perbuatan cabul dan persetubuhan pada anak,
tindakan mendorong atau memaksa anak terlibat dalam kegiatan seksual serta
eksploitasi anak menjadi korban prostitusi.
c. Kekerasan Emosional Kekerasan emosional meliputi, mengancam, menakut-
nakuti, menyinggung perasaan, merendahkan mertabat, mendiamkan, mengucilkan,
memelototi dan mencibir.
d. Kekerasan Verbal Di lain pihak kekerasan verbal yang sering kali terjadi meliputi,
memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum,
menyoraki dan mencandai bermuatan fitnah.

5. PENGARUH CYBERBULLYING
Korban cyberbullying pada umumnya mengalami masalah kesehatan secara fisik dan
mental.
a. Gejala fisik yang dialaminya ialah hilangnya selera makan, sulit untuk
tidur/gangguan tidur, keluhan masalah kulit, pencernaan dan jantung terasa
berdebar-debar.
b. Gejala psikologisnya ialah gelisah, depresi, kelelahan, rasa harga diri berkurang,
sulit konsentrasi, murung, menyalahkan diri sendiri, mudah marah, hingga berfikir
untuk bunuh diri.

6. PENANGANAN CYBERBULLYING DI SEKOLAH


Sekolah dapat memberikan penyuluhan kepada murid-muridnya
mengenai cyberbullying, dan mengembangkan beberapa strategi untuk mencegahnya
(Twyman dkk, 2010). Strategi-strategi tersebut diantaranya berupa pemberian hukuman
terhadap pelaku cyberbullying, mengembangkan sebuah peta lokasi yang
mengindikasikan adanya cyberbullying di suatu tempat, mengingatkan secara kontinyu
kepada para staf-staf sekolah untuk senantiasa waspada terhadap adanya cyberbullying,
memberitahukan tanda-tanda atau indikator adanya cyberbullying kepada seluruh
warga sekolah, menyediakan support group di sekolah untuk murid-murid baru yang
masih asing dengan keadaan sekolah, mendorong para korban cyberbullying untuk
merespon terhadap tindakan cyberbullying secara tepat (tidak lantas menggunakan
obat-obatan terlarang, bunuh diri, dan lain sebagainya), serta mendorong
para bystander untuk menjadi teman dari murid yang menjadi
korban cyberbullying (Brunner & Lewis, 2007). Hal-hal tersebut dapat diberikan oleh
pihak sekolah demi terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, dan terbebas dari
adanya gangguan yang berkaitan dengan cyberbullying ketika proses belajar-mengajar
di sekolah berlangsung (Stauffer dkk, 2012).
Poland (2010),mengungkapkan bahwa beberapa upaya untuk
memberantas cyberbullying di sekolah meliputi pemberian edukasi
mengenai cyberbullying kepada guru-guru dan orang tua, serta membatasi penggunaan
telepon selular oleh murid-murid ketika mereka berada di sekolah. Para spesialis dalam
bidang media perpustakaan di sekolah dapat bekerja sama dengan guru-guru untuk
mengajarkan mengenai cyberbullying kepada murid-muridnya, dan mengajarkan
kepada mereka bagaimana cara mengatasinya. Selain itu, jika seorang murid di sekolah
meyakini bahwa dirinya merupakan korban dari cyber-bullying, maka ia dapat
menyerahkan bukti berupa screen capture atau print-out yang berisikan
konten cyberbullying terhadap dirinya kepada pihak sekolah yang berwajib (kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, konselor, guru, dan lain sebagainya) (Frederick, 2009).

7. PSIKOLOGI ANAK-ANAK DAN REMAJA


Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 thn secara fungsional,
perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai
berikut:
a) Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
b) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,
membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah.
c) Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit
dengan yang abstrak.
d) Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
e) Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk
mencapainya.
f) Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
g) Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas,
dan identitas (jati diri).

8. PERKEMBANGAN EMOSI PSIKOLOGI REMAJA


Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat tinggi.
Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat,
emosinya bersifat negatif dan temperamental 14 (mudah tersinggung, marah, sedih, dan
murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja
yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan
emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku
“salah suai”, misalnya:
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lainlainnya.
2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang.
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat
membantu kematangan emosi remaja menjadi:
1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang
menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan
lain-lainnya
2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar,
optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak

9. PERKEMBANGAN SOSIAL PSIKOLOGI REMAJA


Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain
(social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki
sifat dan kualitas psikologis yang 15 relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi,
minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Perkembangan sikap yang cukup rawan
pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan
mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran,
nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lainlainnya.

10. PREDIKTOR KELUARGA

Khatrin mengutip pendapat Schwartz, Shields dan Cicchetti menjelaskan bahwa


keterlibatan dalam membullying orang lain berkaitan dengan prediktor-prediktor
keluarga, seperti kelekatan yang insecure, pendisiplinan fisik yang keras dan korban
pola asuh orang tua yang overprotektif.

Secara tidak sadar anak atau remaja memproyeksikan kekacauan batinnya


keluar (disebabkan oleh berantakannya keluarga dan lingkungan rumah sendiri) dalam
bentuk konflik terbuka dan perkelahian individual maupun massal. Ringkasnya
kesukaan berkelahi para remaja bisa distimulir oleh kondisi rumah tangga yang beran-
takan. Perlakuan tak semestinya dan penganiayaan oleh orang tua kemungkinan besar
adalah risiko-risiko faktor pada bully (pelaku bullying) atau korban atau kelompok
korban agresi. Di sisi lain, situasi keluarga yang kisruh, kacau, acak-acakan, liar sew-
enang-wenang, main hakim sendiri, tanpa aturan dan disiplin yang baik, tidak mendidik
dan tidak memunculkan iklim manusiawi maka anak secara otomatis dan tidak sadar
akan mengoper adat kebiasaan tingkah laku buruk orang tua serta orang dewasa yang
ada di dekatnya. Sehingga anak ikut-ikutan menjadi sewenang-wenang, liar, buas,
agresif, suka menggunakan kekerasan dan perkelahian sebagai senjata penyelesaian.

11. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN PSIKOLOGI REMAJA


Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang bakal
menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan problem
“siapa saya?” (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau mencari
idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan. Faktor-
faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja adalah:
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku
dewasa pula.
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru.
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan cita-
citanya.
4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan
lawan jenis.
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju
dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan,
mengembangkan, dan memelihara identitas diri.

12. TINDAKAN ANTISIPASI REMAJA AKHIR ADALAH:


Upaya yang dilakukan untuk mencegah anak dan remaja mengakses jejaring sosial
hampir mustahil dilakukan mengingat ada banyak perangkat yang bisa digunakan di
samping kemudahan akses internet yang bisa didapatkan oleh mereka. Namun,
setidaknya ada edukasi yang bisa diberikan kepada anak dan remaja ketika mereka
mengakses jejaring sosial sehingga mereka bisa terhindar dari praktek bullying (baik
sebagai pelaku maupun korban) dan penipuan dari orang yang tidak
bertanggungjawab. Berikut adalah beberapa tips untuk mengedukasi anak dan remaja
agar bisa menggunakan jejaring sosial dengan bijak:
1) Ingat “Golden Rule”
Saat menggunakan internet, ada orang-orang tertentu yang menyamarkan
identitasnya untuk menyerang, memfitnah dan mendiskreditkan orang lain dengan
alasan tidak menyukai orang tersebut atau hanya sekedar iseng. Saat menggunakan
jejaring sosial atau blog, sangat mudah bagi kita untuk menemukan profil seseorang
yang tidak kita kenal. Orangtua perlu mengajarkan kepada anak bahwa mereka harus
menaruh rasa hormat kepada setiap orang, termasuk orang yang tidak dikenal, yang
mereka jumpai lewat internet dan jejaring sosial. Itulah yang dimaksud dengan
Golden Rule, yang juga berlaku di dunia nyata dimana kita harus memperlakukan
orang lain sebagaimana kita juga ingin diperlakukan oleh orang tersebut.
2) Jangan menyebarkan gosip
Ajarkan kepada anak untuk mampu membedakan informasi yang benar dan yang
salah sebelum mereka memposting suatu berita atau informasi di jejaring sosial.
Kemampuan tersebut akan mencegah beredarnya gosip atau informasi yang tidak
benar yang bisa menghancurkan reputasi seseorang dan merugikan pihak-pihak
tertentu. Hal ini dikarenakan berita yang diposting di jejaring sosial akan cepat
menyebar ke banyak orang dalam hitungan detik. Dengan memeriksa kebenaran
informasi sebelum mempostingnya, anak-anak belajar untuk menjadi pengguna
jejaring sosial yang bertanggungjawab.
3) Menjaga informasi yang sifatnya rahasia
Beberapa perusahaan memfokuskan bisnisnya pada usaha untuk mengumpulkan
informasi pribadi dari pengguna jejaring sosial dan kemudian menjualnya kepada
para pemasar. Kemungkinan terburuknya adalah informasi tersebut jatuh ke tangan
orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan berniat mengambil keuntungan
dengan cara yang tidak benar. Orangtua perlu mengingatkan anak-anaknya untuk
tidak membagikan informasi pribadi yang sensitif untuk diketahui publik. Anak-
anak perlu tahu bahwa informasi pribadi yang mereka share secara online di jejaring
sosial tidak hanya berdampak bagi diri sendiri tapi juga keluarga mereka.
4) Melawan praktek cyberbullying
Cyberbullying atau praktek bullying yang terjadi di dunia maya, khususnya jejaring
sosial, menjadi salah satu problem paling serius bagi anak dan remaja yang sering
online di internet. Anak-anak dan remaja paling rentan untuk disakiti, ditipu serta
dimanfaatkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab apalagi jika tidak ada
kontrol atas aktivitas online mereka di jejaring sosial. Ajarkan kepada anak-anak jika
suatu kali mereka mendapati praktek cyberbullying baik terhadap diri mereka atau
seseorang yang mereka kenal, maka mereka harus segera melapor kepada orangtua
atau otoritas dari orang yang bersangkutan. Dengan demikian, dapat diambil
tindakan secepatnya untuk memutus praktek cyberbullying tersebut.
5) Berpikir tentang masa depan
Pengguna jejaring sosial yang baik akan berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan
sesuatu. Berbagai macam hal atau informasi yang telah dibagikan oleh anak dan
remaja di jejaring sosial sama seperti tattoo digital yang akan tetap terlihat untuk
selamanya. Jika orangtua mengajarkan kepada anaknya tentang memandang masa
depan, termasuk memikirkan bagaimana orang-orang yang dikenal melihat reputasi
hidupnya, tentu mereka akan memutuskan dengan bijak hal-hal apa saja yang akan
mereka bagikan di jejaring sosial. Tolonglah anak untuk menjadi pengguna jejaring
sosial yang bijaksana

C. CARA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL YANG BAIK DAN BIJAK


Cara Menggunakan Media Sosial yang Baik dan Bijak
Pada zaman sekarang, siapa coba yang ga punya akun media sosial. Dulu mungkin kita
pernah mengenal Friendster atau Facebook saja, namun saat ini, sudah banyak sekali pilihan
media sosial dengan fungsi yang berbeda-beda. Ada yang tempat berbagi video seperti
Youtube, berbagi gambar seperti Instagram, tempat chatting seperti Whatsapp, berbagi
tulisan di micro blog seperti twitter, dan masih banyak lagi.
Dengan menjamurnya media sosial saat ini, berdampak semakin mudahnya kita untuk
mendapatkan dan membagikan informasi dengan cepat dan murah. Karena memang salah
satu fungsi media sosial adalah mempermudah kegiatan manusia sehari-hari.
Kecanduan menggunakan media sosial terjadi di berbagai kalangan usia, tak hanya
kaum muda dan remaja saja, melainkan anak-anak hingga orang tua saat ini juga ketagihan
menggunakan media sosial.
Pemerataan ini mungkin dikarenakan penggunaan ponsel smartphone dan internet
bukan sesuatu yang sulit lagi di temukan. Berbeda dengan dulu, gadget dan internet adalah
barang yang hanya di gunakan pada kalangan tertentu saja.
Kemudian, bicara tentang dampaknya apa. Ya, hampir segala sesuatu pasti mempunyai
dampaknya masing-masing, sama halnya dengan penggunaan media sosial. Dampak akan
muncul tergantung dari bagaimana individu atau kelompok menggunakan media sosial itu
sendiri.
Manfaat dan dampak baik jika kita menggunakan media sosial secara positif, antara
lain.
1) Menambah Teman
Media Sosial bisa dijadikan sebagai tempat untuk memperluas jaringan pertemanan
kita.
2) Tempat Berkomunikasi
Media Sosial bisa dijadikan sebagai tempat untuk berkomunikasi di mana pun dan
kapan pun.
3) Tempat Berbagi
Media Sosial bisa dijadikan sebagai tempat berbagi, baik itu berbagi curhat, curahan
hati, berbagi cerita, maupun berbagi pengetahuan.
4) Berpengetahuan Luas
Tanpa sadar sosmed membuat kita semakin cerdas, semakin banyak informasi yang
di dapat, semakin luas juga pengetahuan kita.
5) Tempat Beropini (Berpendapat)
Jika secara face to face, mungkin Anda merasa malu, takut, dan grogi untuk
menyampaikan opini. Namun di media sosial, kita bebas menyampaikan segala
pendapat kita tanpa perlu berhadapan secara langsung.
6) Menjadi Diri Sendiri
Mungkin di dunia nyata, Anda lelah menjadi seseorang yang bukan diri sendiri, nah
di media sosial, Anda bisa dengan bebas menjadi apapun yang Anda sukai, bahkan
menjadi diri sendiri.

Nah itulah beberapa manfaat baik adanya media sosial. Namun kita harus paham,
jika ada manfaat baik pasti ada juga manfaat buruk yang di timbulkan media
sosial, antara lain
1) Hoax dan Fitnah Merajalela
Dengan menjamurnya informasi yang ada di media sosial, hal ini di manfaatkan
segelintir kelompok maupun individu untuk menyebarkan berita-berita palsu
dengan tujuan dan maksud tertentu.
2) Banyak Akun Kloning
Media Sosial terbesar saat ini, Facebook, pada awal tahun 2018 mengumumkan
bahwa sebagian besar pengguna Facebook memiliki akun kloningan dan akun
palsu. Persentase akun duplikat sebanyak 10%, dan akun palsu sebesar 4% dari
jumlah pengguna aktif bulanan Facebook.
3) Banyak Mata-Mata
Hal yang paling menyebalkan di media sosial adalah di “mata-matai”. Bisa oleh
pasangan atau pacar, keluarga, hingga orang-orang kantor, dengan tujuan dan
maksud tertentu. Hal ini membuat privacy kita sedikit terganggu.
4) Kecanduan
Dengan berbagai fitur yang kekinian di media sosial akan semakin membuat Anda
kecanduan. Apalagi kalo gak update sehari saja, bisa-bisa Anda di nilai orang yang
ketinggalan zaman.
5) Munculnya Tindak Kejahatan
Tidak semua orang itu baik di media sosial. Sudah banyak kasus orang-orang yang
tak bertanggung jawab menggunakan media sosial untuk berbuat kejahatan, seperti
penipuan.

CARA MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL DENGAN BIJAK


1. Filter Pertemanan
Hampir semua media sosial memiliki fitur untuk menfilter siapa saja yang bisa
berteman dan mengikuti kita. Misalnya di Instagram, Anda bisa mengaktifkan
mode akun private. Hal ini akan membatasi Informasi yang dapat di akses publik
tentang diri Anda.
2. Pasang Foto Profil Sewajarnya
Foto adalah hal pertama yang akan di lihat orang lain, selain untuk
mengidentifikasi itu memang akun Anda, foto juga dapat menyebabkan orang lain
bisa dengan mudah menilai diri Anda. Misalnya ketika Anda memasang foto yang
tidak enak di lihat, lalu bayangkan apa yang ada dipikiran orang lain tentang foto
tersebut.
Tidak hanya foto profil, foto-foto yang Anda bagikan di media sosial juga
akan demikian. Bisa saja orang yang tak bertanggung jawab menyimpan foto Anda
tersebut, dan digunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
3. Pikir Duhulu sebelum Membuat Status
Hal ini mungkin terlihat simple namun cukup berdampak bagi diri kita
sendiri. Kebanyakan dari kita seolah tak memikirkan lebih dulu apa yang hendak
kita tulis di status media sosial, atau bahasa kerena “asal ceplas-ceplos”. Bisa saja
kan status kamu dapat menyinggung bahkan menyakiti perasaan orang lain, tentu
hal ini tidak baik untuk kita lakukan.
Maka sebelum membuat status, pikirkan terlebih dahulu “Apa yang hendak
kamu tulis, apa tujuannya, dan apa dampaknya”. Jangan sampe status kamu
menjadi bumerang kamu sendiri di kemudian hari.
4. Publish Informasi Seadaanya, jangan Bersifat Pribadi
Memberikan informasi tentang identitas diri dirasa tidak ada masalahnya.
Namun akan menjadi masalah jika kamu memberikan informasi yang bersifat
sangat pribadi. Seperti nomor telepon, alamat rumah, dan informasi penting
lainnya.
Bukan mengajarkan berpikiran negatif, namun bisa saja informasi penting
tersebut menjadi celah yang bisa di manfaatkan orang-orang yang tak bertanggung
jawab untuk berbuat kejahatan.
5. Bijak Membagikan Konten
Kita bisa menganggap bahwa semua yang ada di media sosial itu 100 persen
adalah konten, baik video, status, dan gambar, itu semua termasuk konten juga.
Nah dari hal itu, apakah kamu pernah membagikan konten orang lain di media
sosial milikmu ? jawabannnya mungkin pernah.
Jika pernah. Mungkin Anda harus lebih bijak untuk membagikan konten-
konten di media sosial kedepannya. Karena jika Anda justru membagikan konten
yang negatif, misalnya, profaganda, SARA, rasis, makar, dan sebagainya. mungkin
Anda akan terlihat setuju, mendukung, atau mengakui tentang konten tersebut.
Daripada membagikan konten-konten yang gak jelas, lebih baik kamu
membagikan konten-konten yang positif, misalnya konten yang bisa mendidik,
atau konten yang bisa menambah pengetahuan.
6. Bijak Memilih Informasi Yang di Dapatkan
Banyak sekali informasi yang akan kita dapat di media sosial. Dan tak
menutup kemungkinan. setengah dari informasi yang kita dapat adalah informasi
yang hoax. Maka dari itu, selektif lah untuk memilah-milah informasi di media
sosial. Jangan mudah percaya informasi yang belum jelas sumbernya.
7. Jangan Suka Pamer
Salah satu yang paling menyebalkan di media sosial adalah ketika kita
melihat seseorang membuat status yang terkesan mau pamer. Ya, sesekali pamer
juga tidak ada masalah, terkadang berbagi semua pencapaian dan prestasi dengan
maksud bisa memotivasi orang lain adalah salah satu hal yang positif juga.
Namun hal positif itu mungkin bisa berubah menjadi negatif jika kata
“pamer” itu menimbulkan kesan merendahkan orang lain, terlihat sombong, dan
terlihat paling istimewa sendiri. Ya mungkin orang-orang itu dalam hidupnya
sedikit sekali mendapatkan sebuah “Pujian”, atau mungkin hidup mereka tak
bahagia sehingga mencari kebahagiaan di dunia “Virtual”.
Tak perlu memaksakan diri mendapatkan pengakuan dari orang lain kok,
karena orang yang benar-benar tulus menyayangi Anda tak butuh semua
pengakuan tersebut. Oleh karena itu, hindarilah membuat status-status yang
terkesan mau pamer.
8. Jangan Oversharing/Spamming
Buatlah kesan kepada teman-teman media sosial bahwa kamu bukanlah
orang yang suka “nyampah”. Walaupun kita semua berhak memposting apapun di
media sosial, namun kalo terlalu oversharing “setiap yang dilakukan harus
dikatakan semua”, mungkin hal itu tidaklah baik. Sebab akan membuat Anda jadi
tidak menarik lagi di mata orang lain. Jangan sampai Anda dicap sebagai orang
“lebay”.
Dan lagi, jangan berpikiran ketika melihat beranda sosmed seseorang yang
terlihat sepi seperti “kuburan” itu sama sekali tidak ada yang istimewa yang dapat
mereka bagikan. Karena bisa jadi kehidupan di dunia “nyata-nya” lebih bahagia
daripada dunia “virtual-nya”. So, hindari Oversharing dan Spamming.
9. Selalu Punya Etika Saat Berinteraksi di Sosmed
Selanjutnya adalah menjaga etika saat berinteraksi di media sosial. Diantara
kita mungkin sering memberikan komentar pada sebuah postingan di media sosial.
Nah kalo iya, usahakan komentar tersebut masih dalam koridor yang wajar. Hindari
menyindir dan hormati perasaan orang lain, kemudian, tidak usah mengeluarkan
kata-kata yang kasar, meskipun tak saling mengenal. Itu karena komentar kamu
akan di lihat oleh publik.
10. Interaksi Seperlunya Saja
Batasi interaksi di media sosial seperlunya saja, baik itu berkomentar, percakapan,
atau memberikan sebuah like. Hormati privacy orang lain, lebih baik kita “cukup
tahu saja” daripada membuat orang lain merasa tidak nyaman.

D. UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR CYBER BULLYING

Pengaturan Cyberbullying dalam UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang


Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
1. Pasal 27 ayat (3) UU ITE yang menyatakan bahwa
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau
pencemaran nama baik.
2. Kemudian dalam Pasal 27 ayat (4) UU ITE yang menyatakan bahwa Setiap Orang
dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan
dan/atau membuat dapat diaksesnya InformasiElektronik dan/atau Dokumen
Elektronik yang memiliki muatan pemerasan dan/atau pengancaman. Cyber
bullying dalam UU ITE tidak terdapat unsur yang jelas. Hanya terdapat unsur
penghinaan, pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan. Sedangkan
jenis cyber bullying tidak hanya mengandung unsur penghinaan, pencemaran nama
baik, pengancaman dan pemerasan saja.
3. Pasal 27 ayat (3) dan (4) UU ITE belum menyangkut unsur dari Flaming, Harass-
ment (gangguan), Impersonation (peniruan), Outing (menyebarkan rahasia orang
lain), Trickery (tipu daya), Exclusion (pengeluaran), Cyberstalking

Secara umum, cyber bullying dapat saja diintepretasikan terhadap berbagai delik yang
diatur dalam hukum pidana umum di Indonesia, yaitu yang termuat dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Pasal-pasal KUHP yang relevan dalam
mengatur delik cyber bullying ini adalah yang tercantum dalam Bab XVI mengenai
Penghinaan, khususnya Pasal 310 ayat (1) dan (2).

Pasal 310 ayat (1)

“Barangsiapa dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang dengan
menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,
diancam karena pencemaran, dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau
pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.”

Pasal 310 ayat (2)

“Jika hal itu dilakukan dengan tulisan atau gambaran yang disiarkan, dipertunjukan
atau ditempelkan di muka umum, maka diancam karena pencemaran tertulis dengan
pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah”.

Dari kedua pasal tersebut, maka Pasal 310 ayat (2) dinilai lebih cocok untuk menuntut
para pelaku cyber bullying. Pada dasarnya, KUHP memang dibentuk jauh sebelum
perkembangan teknologi dunia maya dicetuskan.

Maka, dalam rangka mengakomodasi pengaturan mengenai dunia maya dan segala hal
yang berkaitan dengannya, dibentuklah Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Dalam undang-undang ini, terdapat pasal-pasal yang lebih sesuai untuk menjerat para
pelaku cyber bullying. Undang-undang ini menerapkan larangan dan sanksi pidana
antara lain bagi :

i. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau


mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan
(Pasal 27 ayat 1), muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik (Pasal 27
ayat 3), muatan pemerasan dan/atau pengancaman (Pasal 27 ayat 4);
ii. “Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik
.Ancaman pidananya ialah penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda maksimal 1
miliar” (Pasal 28 ayat 1);
iii. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan
untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok
masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA),
(Pasal 28 ayat 2);
iv. Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mengirimkan Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi (Pasal 29)

Ancaman bagi pelaku tindak pidana diatas dapat dikenakan hukuman 6-12 tahun
penjara dan denda satu-dua miliar rupiah.

Pasal 80 ayat 1:

Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau
penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh
dua juta rupiah)."

Pasal 45A

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektronik
sebagaimana yang dimaksut dalam pasal 28(1) dipidana dengan pidana penjara pal-
ing lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu
miliar rupiah)
v. Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang di-
tujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau ke-
lompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan
(SARA) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

Pasal 45B

Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengirim Informasi Elektronik
dan/atau Dokumen Elektronik yang berisi ancaman kekerasan atau menakut-nakuti
yang ditujukan secara pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denfda paling banyak
Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah)
DAFTAR PUSTAKA

Anastasia Siwi Fatma Utami, d. (No. 2 September 2018). Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku
Cyber Bullying Pada Kalangan Remaja . Volume 18, P-ISSN 1411-8629, E-ISSN: 2579-3314 .

Mira Marleni Pandie, d. ( April 2016). PENGARUH CYBERBULLYING DI MEDIA SOSIAL TERHADAP
PERILAKU REAKTIF SEBAGAI PELAKU MAUPUN SEBAGAI KORBAN CYBERBULLYING PADA
SISWA KRISTEN SMP NASIONAL MAKASSAR . JURNAL JAFFRAY, Vol. 14, No. 1,.

Subaidah Ratna Juita, d. (2018). Cyber bullying pada anak dalam perspektif politik hukum pidana:
kajian teoritis tentang undang-undang No. 11 tahun 2008 tentang infomasi dan transaksi
elektronik sebagaimana diubah dengan undang-undang no. 19 tahun 2016. Dinamika Sosial
Budaya.

Utami, Y. C. (2013/2014). Cyberbullying di Kalangan Remaja. Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga.

http://repository.unpas.ac.id/26588/4/BAB%202.pdf

https://www.slideshare.net/allukatita/makalah-media-sosial-enschai
https://sepositif.com/cara-menggunakan-media-sosial-yang-baik-dan-bijak/

You might also like