Professional Documents
Culture Documents
Hazar Rochmatin
Departemen Biostatistika dan Kependudukan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115
Alamat korespondensi: Hazar Rochmatin
Email: hazarfianqueen@yahoo.com
ABSTRACT
Maternal Mortality Rate is one of sensitive indicator in describing the welfare of people in a
country. A high maternal mortality rate in an area basically describes a low level of public
health. Data on maternal mortality in the city of Surabaya shows a decrease in the last 6 years
from 144.66 in 2012 to 79.40 in 2017. However, this figure still puts Surabaya as the second
largest contributor to maternal deaths in East Java in 2017. The purpose of this study was to
determine the factors that influence maternal mortality in Surabaya City based on contextual,
intermediate and proximate determinants in 2015-2017. This research is a descriptive study
using secondary data in the form of recapitulation of OVM (Maternal Verbal Autopsy) data on
maternal mortality at the Surabaya City Health Office. The results showed that based on
education, the majority of maternal deaths had a high school education of 52.29% (57 people).
Based on the work, the majority of mothers have jobs as housewives at 68.81% (75 people).
Based on maternal age, the majority of maternal deaths occurred in mothers aged 20-34 years
at 66.97% (73 people). According to the number of births, the majority of maternal deaths
occurred at the second birth at 31.19% (75 people). Based on the period of death most occurred
during the puerperium with a percentage of 66.97% (73 people). According to the cause of
death, the majority of maternal deaths due to other causes amounted to 31.19% (75 people).
ABSTRAK
Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator yang peka dalam menggambarkan
kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Angka Kematian Ibu yang tinggi di suatu wilayah
pada dasarnya menggambarkan derajat kesehatan masyarakat yang rendah. Data angka
kematian ibu di Kota Surabaya telah menunjukkan penurunan dalam 6 tahun terakhir dari
144,66 di tahun 2012 menjadi 79,40 di tahun 2017. Namun, angka tersebut masih menempatkan
Kota Surabaya sebagai penyumbang jumlah kematian ibu terbanyak Kedua se Provinsi Jawa
Timur tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi kematian ibu di Kota Surabaya berdasarkan determinan kontekstual, antara dan
proksi tahun 2015-2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan data
sekunder berupa rekapitulasi data OVM (Otopsi Verbal Maternal) kematian ibu di Dinas
Kesehatan Kota Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pendidikan,
mayoritas kematian ibu memiliki pendidikan SMA sebesar 52,29% (57 orang). Berdasarkan
pekerjaan, mayoritas ibu memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebesar 68,81% (75
orang). Berdasarkan umur ibu, mayoritas kematian ibu terjadi pada ibu berusia 20-34 tahun
sebesar 66,97% (73 orang). Menurut jumlah kelahiran, mayoritas kematian ibu terjadi pada
1
kelahiran ke II sebesar 31,19% (75 orang). Berdasarkan masa kematian sebagian besar terjadi
pada masa nifas dengan persentase sebesar 66,97% (73 orang). Menurut penyebab kematian,
mayoritas kematian ibu dikarenakan penyebab lain-lain sebesar 31,19% (75 orang).
Kata kunci: kematian ibu, determinan kontekstual, determinan antara, determinan proksi
Kronis (KEK) pada kehamilan (37%) dan berkualitas, mulai dari saat hamil,
anemia pada kehamilan (40%). Kejadian pertolongan persalinan oleh tenaga
anemia akan meningkatkan risiko kematian kesehatan terlatih, perawatan pasca
ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
anemia (Depkes, 2009). khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi,
Indonesia sejak tahun 1996 telah serta akses terhadap keluarga berencana
melakukan upaya strategis dalam menekan (Kemenkes RI, 2015).
AKI dengan pendekatan Safe Motherhood Berdasarkan Laporan Kematian Ibu
berupa program Gerakan Sayang Ibu yang (LKI) Kabupaten/Kota se Jawa Timur,
melibatkan berbagai sektor pemerintahan Angka Kematian Ibu di Provinsi Jawa
serta sektor kesehatan. Pada tahun 2000 Timur cenderung menurun pada tahun
Kementerian Kesehatan RI memperkuat 2011-2015, yaitu pada tahun 2011 sebesar
strategi intervensi sektor kesehatan untuk 104,3 per 100.000 kelahiran hidup; tahun
mengatasi kematian ibu dengan 2012 mencapai 97,43 per 100.000 kelahiran
mencanangkan strategi Making Pregnancy hidup; tahun 2013 mencapai 97,39 per
Safer, tetapi pada tahun 2012 SDKI 100.000 kelahiran hidup; tahun 2014
mencatat kenaikan kematian ibu dari 228 mencapai 93,53 per 100.000 kelahiran
menjadi 359 kematian ibu per 100.000 hidup; tahun 2015 mencapai 89,6 per
kelahiran hidup. Pemerintah pada tahun 100.000 kelahiran hidup. Namun meningkat
2012 membuat Strategi Expanding kembali di tahun 2016 sebesar 91 per
Maternal and Neonatal Survival (EMAS) di 100.000 kelahiran hidup. Meskipun capaian
6 Provinsi dan Kabupaten dengan angka AKI di Jawa Timur tahun 2016 telah
kematian ibu terbesar yaitu Sumatera Utara, memenuhi target Renstra (305) dan Supas
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa (97,19), angka tersebut harus diupayakan
Timur dan Sulawesi Selatan. Dasar turun (Dinkes Prov Jatim, 2017).
pemilihan provinsi tersebut dikarenakan Kota Surabaya merupakan salah satu
52,6% dari jumlah kematian ibu yang yang menyumbangkan kematian ibu yang
terjadi di Indonesia berasal dari enam cukup signifikan bagi Jawa Timur. Data
provinsi tersebut, dengan penurunan AKI di Angka Kematian Ibu di Kota Surabaya pada
enam provinsi tersebut diharapkan akan tahun 2013 sebesar 119,15 per 100.000
dapat menurunkan AKI di Indonesia secara kelahiran hidup dengan jumlah kematian
signifikan (Kemenkes RI, 2015). sebanyak 49 jiwa; tahun 2014 sebesar 90,19
Upaya penurunan angka kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
dan angka kematian neonatal melalui kematian sebanyak 39 jiwa; tahun 2015
program EMAS dilakukan dengan cara sebesar 87,35 per 100.000 kelahiran hidup
meningkatkan kualitas pelayanan dengan jumlah kematian yaitu 38 jiwa;
emergensi obstetri dan bayi baru lahir tahun 2016 sebesar 85,72 per 100.000
minimal di 150 rumah sakit (PONEK) dan kelahiran hidup dengan jumlah kematian
300 puskesmas/balkesmas (PONED) dan ibu 37 jiwa dan pada tahun 2017 sebesar
memperkuat sistem rujukan yang efisien 79,40 per 100.000 kelahiran hidup dengan
dan efektif antar puskesmas dan rumah jumlah kematian sebanyak 34 jiwa. Data di
sakit. Pelayanan kesehatan ibu meliputi atas menujukkan bahwa terjadi penurunan
pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan angka kematian ibu dalam 5 tahun terakhir.
kesehatan ibu bersalin, pelayanan kesehatan Namun angka tersebut masih menempatkan
ibu nifas, pelayanan/penanganan Kota Surabaya sebagai penyumbang jumlah
komplikasi kebidanan, dan pelayanan kematian ibu terbanyak Kedua se Provinsi
kontrasepsi. Pemerintah bersama Jawa Timur tahun 2017 (Dinas Kesehatan
masyarakat bertanggung jawab untuk Kota Surabaya, 2017).
menjamin setiap ibu memiliki akses McCarthy dan Maine (1992)
terhadap pelayanan kesehatan ibu yang mengemukakan 3 faktor yang berpengaruh
4
10.00 2017
0.00
I II III > IV
Gambar 3. Tren Kematian Ibu
Berdasarkan Pekerjaan Gambar 5. Tren Kematian Ibu
Dari gambar diatas terlihat bahwa tidak Berdasarkan Jumlah Kelahiran
terdapat pola kematian ibu berdasarkan Dari gambar diatas terlihat bahwa pada
pekerjaan pada ketiga tahun tersebut, ibu ketiga tahun tersebut berdapat pola dimana
yang mempunyai pekerjaan sebagai ibu pada tahun 2015 mayoritas kematian terjadi
rumah tangga mendominasi sebagai pada kelahiran ke I, tahun 2016 mayoritas
penyumbang terbesar kematian. pada kelahiran ke III dan tahun 2017
terbanyak pada kelahiran ke-II.
Gambaran Determinan Antara
Hasil penelitian menurut determinan Gambaran Determinan Proksi
antara dapat dilihat pada gambar 1 yang Hasil penelitian menurut
menunjukkan bahwa mayoritas kematian determinan proksi dapat dilihat pada
ibu di kota Surabaya tahun 2015-2017 gambar 1 yang menunjukkan bahwa
terjadi pada ibu berusia 20-34 tahun dengan menurut masa kematian, mayoritas
persentase sebesar 66,97% (73 orang). kematian ibu di Kota Surabaya tahun 2015-
2017 terjadi pada masa nifas dengan
persentase sebesar 66,97% (73 orang).
7
HIV
LAIN-LAIN
APB
HEPATITIS
TB PARU
JANTUNG
ibu atau calon ibu adalah melalui penelitian ini sejalan dengan penelitian
peningkatan pendidikan kesehatan terutama Fibriana (2007) dan Aeni (2013) yang
masalah reproduksi di lembaga pendidikan menyatakan tidak ada pengaruh paritas
SMA atau sederajat. terhadap risiko kematian ibu.
Jumlah kematian ibu berdasarkan paritas
Pekerjaan Ibu tersebut tidak dominan di tahun 2015-2017,
Berdasarkan variabel pekerjaan, sebagian namun terdapat perubahan jumlah kematian
besar pekerjaan ibu adalah sebagai ibu ibu dimana pada tahun 2015 adalah pada
rumah tangga (IRT). Hasil penelitian ini kelahiran pertama, tahun 2016 pada
sesuai dengan penelitian yang dilakukan kelahiran ke III dan tahun 2017 pada
oleh Yuni tahun 2014 yang menyatakan kelahiran ke II. Berdasarkan hal tersebut
bahwa perempuan yang tidak bekerja bisa dimungkinkan ada penyebab lain yang
mendapatkan sedikit informasi tentang mempengaruhi kematian ibu selain jumlah
kesehatan maternal daripada perempuan kelahiran namun belum diteliti yaitu jarak
yang bekerja. Oleh karena itu tingkat kehamilan itu sendiri.
kematian ibu meningkat pada perempuan Jarak kehamilan yang terlalu dekat kurang
yang tidak bekerja. dari 2 tahun juga berisiko terjadi komplikasi
disebabkan rahim dan kesehatan ibu belum
Determinan Antara Kematian Ibu mempunyai kesempatan untuk kembali
sehat dan pulih (Manuaba, 2008). Ibu harus
Umur Ibu mendapatkan waktu istirahat yang cukup
Berdasarkan umur ibu, jumlah kematian minimal 2 tahun untuk memulihkan
terbanyak adalah ibu dengan rentang usia kesehatan ibu sebelum ibu mengalami
20-34 tahun. Hasil penelitian ini sesuai kehamilan yang berikutnya (Wijono, 2008).
dengan penelitian yang dilakukan oleh
Blanc et al pada tahun 2013 secara agregat Determinan Proksi/Dekat Kematian Ibu
di 38 negara, dalam penelitiannya
disebutkan bahwa kelompok usia 20-34 Masa Kematian
tahun adalah usia terbanyak pada kematian Mayoritas masa kematian ibu tidak terdapat
ibu. Hal ini disebabkan karena perempuan perubahan dari tahun 2015-2017 yang
paling banyak melahirkan di usia tersebut didominasi pada masa nifas. Hasil
dikarenakan usia paling aman untuk hamil, penelitian ini sejalan dengan penelitian
persalinan dan nifas adalah umur antara 20- yang dilakukan oleh Tessema GA., et al
35 tahun, karena mereka berada dalam masa tahun 2017 tentang trend kematian maternal
reproduksi sehat. Sehingga upaya di Ethiophia. Dalam penelitian tersebut
pencegahan yang paling efektif untuk dinyatakan bahwa sebagian besar kematian
mengurangi jumlah kematian sangat tepat ibu terjadi pada periode post partum (masa
diarahkan pada kelompok usia ini. nifas).
Hal tersebut menggambarkan bahwa
Jumlah Kelahiran pelayanan kesehatan pada masa nifas masih
Berdasarkan jumlah kelahiran, kematian belum maksimal dilakukan oleh tenaga
terbanyak adalah pada ibu dengan jumlah kesehatan. Sehingga sebagai upaya
kelahiran ke II, sedangkan yang paling preventif perlu adanya peningkatan
sedikit adalah pada ibu dengan jumlah pelayanan maternal terutama pada masa
kelahiran ke >4. Hasil tersebut tidak sejalan nifas. Salah satu indikator dalam
dengan teori 4T (terlalu muda, terlalu tua, pencapaian pelayanan masa nifas adalah
terlalu banyak dan terlalu dekat) yang cakupan kunjungan nifas. Apabila jumlah
menjelaskan bahwa jumlah kelahiran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
(terlalu banyak >3 anak) sebagai tidak sama dengan cakupan nifas,
penyumbang kematian ibu. Namun hasil kemungkinan terjadi komplikasi persalinan
9
di masa nifas, atau masa nifas tidak dalam tiga tahun terakhir (2015-2017)
terkontrol oleh penolong persalinan. dengan jumlah total kematian sebanyak 109
Semakin lebar jarak persalinan dan orang yang terbagi atas 38 orang di tahun
kunjungan nifas, maka resiko terjadinya 2015, 37 orang di tahun 2016 dan 34 orang
kematian ibu semakin besar (Kemenkes di tahun 2017. Beberapa faktor yang
RI,2015). mempengaruhi kematian ibu di kota
surabaya dibedakan atas 3 (tiga)
Penyebab Kematian determinan, yaitu determinan kontekstual/
Penyebab kematian ibu terbanyak selama jauh, antara dan proksi/dekat.
tahun 2015-2017 dikarenakan lain-lain, Berdasarkan determinan kontekstual/
lain-lain yang dimaksud disini adalah jauh menurut variabel pendidikan, sebagian
penyebab tidak langsung. Tingginya besar kematian ibu memiliki pendidikan
kematian ibu akibat penyebab lain-lain SMA dengan persentase sebesar 52,29%
menuntut peran besar rumah sakit dalam (57 orang). Menurut variabel pekerjaan,
menangani penyakit tersebut. Kerjasama sebagian besar kematian ibu memiliki
lintas sektoral dan lintas program perlu pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dengan
diperkuat guna mendeteksi secara dini persentase sebesar 68,81% (75 orang).
penyebab tidak langsung yang dapat Berdasarkan determinan antara
memperparah kondisi kehamilan ibu guna menurut umur ibu mayoritas kematian ibu
mencegah kematian maternal. terjadi pada ibu berusia 20-34 tahun dengan
Penyebab langsung kematian ibu terbanyak persentase sebesar 66,97% (73 orang).
adalah pre eklamsia/eklamsia. Hasil Menurut variabel jumlah kelahiran,
penelitian ini sejalan dengan penelitian mayoritas kematian ibu terjadi pada
yang dilakukan oleh Laili et al (2007) yang kelahiran ke II dengan persentase sebesar
mendapatkan preeklampsia berat/ 31,19% (75 orang).
eklampsia sebagai jumlah tertinggi yaitu Berdasarkan determinan Proksi/dekat
sebanyak 23 kasus (76,6%). Penelitian di menurut variabel masa kematian sebagian
RSUP DR.Kariadi Semarang tahun 2013 besar terjadi pada masa nifas dengan
mendapatkan juga proporsi kejadian persentase sebesar 66,97% (73 orang).
preeklampsia berat/eklampsia yaitu 84 Menurut variabel penyebab kematian,
kasus (8,0%) lebih tinggi dari perdarahan mayoritas kematian ibu dikarenakan
anterpartum yaitu 56 kasus (5,6%). penyebab lain-lain dengan persentase
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebesar 31,19% (75 orang). Penyebab lain-
Ghulmiyyah tahun 2012, eklampsia lain dalam hal ini adalah diabetes mellitus,
meningkatkan risiko kematian maternal DBD, asma, sepsis, lupus, efek obat
pada negara-negara berkembang. anastesi, SLE, aspirasi, acute fatty liver,
Tingginya mortalitas maternal terjadi ITP, Idiopatik Thrombositopenia, ginjal,
terutama pada pasien yang mengalami urosepsis, kanker paru, emboli air ketuban,
kejang berkali-kali di luar rumah sakit dan severe pneumonia, sindroma pulih imun,
mereka yang tidak melakukan perawatan encepalitis, septik syok, suspect CVA
prenatal. Selain itu, tingkat kematian yang bleeding, hepatosplenomegali, hipertiroid,
tinggi ini dapat dikaitkan dengan kurangnya Death on Arrival (DoA) dan penyebab lain
sumber daya dan fasilitas perawatan yang tidak diketahui.
intensif yang dibutuhkan untuk mengelola
komplikasi maternal dari kasus eklamsia. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, Dinas
Simpulan dan Saran Kesehatan Kota Surabaya dapat
Simpulan meningkatkan upaya promotif dan preventif
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota dalam rangka meningkatkan pengetahuan
Surabaya telah mengalami penurunan calon ibu tentang reproduksi khususnya di
10
Prasetyawati dan Arsita E., 2012. WHO, 2015. Trends In Maternal Mortality
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam : 1990 to 2015, Geneva : World
Millenium Development Goals. Health Organizazion.
Yogyakarta : Nuha Medika. Wijono D., 2008. Manajemen Kesehatan
Sarwono P.M., 2011. Analisis Faktor Ibu dan Anak. Surabaya : Duta Prima
Risiko Kematian Maternal Di Airlangga.
Kabupaten Sidoarjo. Dalam Tesis.
Surabaya: Universitas Airlangga.
Saifuddin AB., 2009. Ilmu Kebidanan
Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta :
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Syafrudin dan Hamidah, 2009. Kebidanan
Komunitas. Jakarta : EGC.
Taguchi N., Kawabata M., Maekawa M.,
Maruo T., Aditiawarman dan Dewata
L., 2003. Influence of Sosio Economic
Background and Antenatal Care
Programmes on Maternal Mortality in
Surabaya Indonesia. Tropical
Medicine and International Health
Journal,.Vol.8, No.9, 847-852.
Tessema, GA., Laurence, CO., Melaku,
YA., Misganaw, A., Woldie, Hiruye,
Amare, Lakew, Zeleke and Deribew,
A., 2017. Trends and causes of
maternal mortality inEthiopia during
1990-2013: findings from the Global
Burden of Diseases study 2013. BMC
Public Health. 17:160.
12
13
CATATAN :
Sertakan surat pernyataan author ini pada saat upload artikel/karya ilmiah pada
halaman terakhir artikel/karya ilmiah.