You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sebuah proses perubahan yang bertujuan untuk


membentuk karakter seseorang yang iman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan merupakan hal yang amat penting dalam komunitas besar suatu negara, di
pendidikan merupakan ujung tombak untuk menciptakan perkembangan dan kemajuan
negara itu sendiri.
Dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasar
disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab dalam Undang-undang tersebut dinyatakan
pula bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,. Berdasarkan definisi ini, dapat dipahami bahwa
pendidikan nasional berfungsi sebagai proses untuk membentuk kecakapan hidup dan
karakter bagi warga negaranya dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia
yang bermartabat.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka salah satu bidang studi yang harus
dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah pendidikan agama Islam. yang
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
danbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.1 Pendidikan agama
merupakan bagian dari proses pembinaan mental seseorang dimulai sejak ia kecil.
Semua pengalaman yang dilalui baik yang disadari atau tidak, ikut mempengaruhi dan
menjadi unsur-unsur yang bergabung dalam kepribadian seseorang.
Diantara unsur-unsur terpenting tersebut yang akan menentukan corak
kepribadian seseorang dikemudian hari ialah nilai-nilai yang diambil
dari lingkungan, terutama lingkungan keluarga. Nilai-nilai yang dimaksud adalah nilai-
nilai agama, moral dan sosial. Apabila dalam pengalaman waktu kecil itu banyak
didapat nilai-nilai agama, maka kepribadiannya akan mempunyai unsur-unsur yang
baik. Demikian sebaliknya, jika nilai nilai yang diterimanya itu jauh dari agama maka
1
UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang RI No. 14 Th.
2005 tentang Guru dan Dosen serta Undang-Undang RI No. 20 Th. 2003 tentang Sisdiknas,
Bandung : Citra Umbara, 2006.

Page | 1
Analisis Kurikulum FIQIH MA
unsur-unsur kepribadiannya akan jauh pula dan agama dan relatif mudah goncang.
Karena nilai-nilai positif yang tetap dan tidak berubah-ubah sepanjang zaman adalah
nilai-nilai agama, sedang nilai-nilai sosial dan moral yang didasarkan pada selain
agama akan sering mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat itu
sendiri. Karena itulah maka pendidikan agama sangat diperlukan yaitu dalam rangka
membentuk mental (kepribadian), nilai-nilai moral dan social peserta didik.
Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah terdiri atas empat mata pelajaran,
yaitu: Al-Qur'an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Masing-masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait isi mengisi, dan
melengkapi Pendidikan tinggi merupakan salah satu pendidikan agama Islam yang
diterapkan dalam institusi pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan
tinggi Islam sebagai sarana mewujudkan tujuan pendidikan, membentuk manusia yang
mengerti akan syariat agama Islam.
Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang ingin dicapai dengan suatu kegiatan
atau usaha. Dalam pendidikan tujuan pendidikan dan pembelajaran merupakan faktor yang
pertama dan utama. Tujuan akan mengarahkan arah pendidikan dan pengajaran kearah
yang hendak dituju. Tanpa adanya tujuan maka pendidikan akan terombang-ambing.
Sehingga proses pendidikan tidak akan mencapai hasil yang optimal. Tujuan yang jelas
akan memudahkan penggunaan komponen-komponen yang lain, yaitu materi, metode, dan
media serta evaluasi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, yang kesemua
komponen tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Dalam
merumuskan tujuan dan pembelajaran haruslah diperhatikan beberapa aspek, yakni aspek
kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.2
Kurikulum Pendidikan fiqih di lembaga pendidikan telah diterapkan berdasarkan
pada peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang standar
kompetensi lulusan dan standar isi pendidikan agama islam di madrasah Tsanawiyah.
Maka kurikulum pendidikan fiqih di Madrasah Tsanawiyah harus sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan dimana pendidikan fiqih di Madrasah Tsanawiyah
diharapkan mampu menciptakan dan mengembangkan potensi peserta didik aga
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Dengan adanya
kurikulum pendidikan fiqih peserta didik diharapkan mengetahui dan memahami serta
mengaplikasikan ilmu-ilmu fiqih dalam kehidupan sehari-hari.

2
http://id.shooving.com/social-sciences/education/2244868-tujuan-dan-fungsi-pembelajaran-fiqih/,
diakses tanggal 13 Juni 2019 pukul 15.26 WIB Zakiah Drajat, Pendidikan Anak, h. 72

Page | 2
Analisis Kurikulum FIQIH MA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam
yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun islam mulai dari ketentuan dan
tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan
ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan
cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara bahasa, Fiqih berasal kata “faqiha” yang berarti mengerti/
paham.3 Menurut istilah Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang
bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili/ terperinci,
dari Al Qur’an dan Hadis. Hal-hal yang terutama dibahas di dalamnya yaitu
tentang ibadah dan mu’amalah.4
Mata pelajaran fiqih dalam kurikulum Madrasah Tsanawiyah adalah salah
satu bagian mata pelajaran agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta
didik untuk mengenal memahami menghayati dan mengamalkan hukum Islam,
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan

bimbingan pengajaran, latihan, penggunaan pengamalan dan pembiasaan.3


Senada dengan pengertian di atas, Sumanto al-Qurtuby melihat fiqih
merupakan kajian ilmu Islam yang digunakan untuk mengambil tindakan hukum
terhadap sebuah kasus tertentu dengan mengacu pada ketentuan yang terdapat
dalam syariat Islam yang ada.5 Dalam perkembangan selanjutnya fiqih mampu
menginterpretasikan teks-teks agama secara kontekstual.
Berkenaan dengan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa fiqih
adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syariah, yang berhubungan dengan
segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun perbuatan Pembelajaran fiqih
adalah sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan

3
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawir Arab - Indonesia Terlengkap (Surabaya: Pustaka
Progressif, 1997), Cet.14, h. 1067
4
Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam (Cirebon: Penerbit An-Nizam, 2004), h. 64-65.
5
Sumanto al-Qurtuby, K.H MA. Sahal Mahfudh; Era baru Fiqih Indonesia (Yogyakarta: Cermin, 1999)
h. 134.

Page | 3
Analisis Kurikulum FIQIH MA
memahami pokok-pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik
berupa dalil aqli atau naqli.
B. Tujuan Pembelajaran Fiqih di MI, MTs dan MA
Fiqih (Syariah) merupakan sistem atau seperangkat aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah SWT (Hablum-Minallah), sesama manusia (Hablum-
Minan-Nas) dan dengan makhluk lainnya (Hablum-Ma’al Ghairi).6
Mata pelajaran Fikih di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran
PAI yang mempelajari tentang fikih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan
pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan rukun Islam dan pembiasaannya dalam
kehidupan sehari-hari, serta fikih muamalah yang menyangkut pengenalan dan
pemahaman sederhana mengenai ketentuan tentang makanan dan minuman yang halal
dan haram, khitan, kurban, serta tata cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara substansial mata pelajaran Fikih memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam
dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya. Mata pelajaran Fikih di
Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat:
a) Mengetahui dan memahami cara-cara pelaksanaan hukum Islam baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah untuk dijadikan pedoman hidup
dalam kehidupan pribadi dan sosial.
b) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik,
sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik
dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya.
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari Fiqih yang telah dipelajari
oleh peserta didik di Madrasah Tsanawiyah/ SMP. Peningkatan tersebut dilakukan
dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian Fiqih baik yang
menyangkut aspek ibadah maupun muamalah, yang dilandasi oleh prinsip-prinsip dan
kaidah-kaidah usul Fiqih serta menggali tujuan dan hikmahnya, sebagai persiapan
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi dan untuk hidup bermasyarakat.
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah bertujuan untuk:
1) Mengetahui dan memahami prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tatacara
pelaksanaan hukum Islam baik yang menyangkut aspek ibadah maupun muamalah
untuk dijadikan pedoman hidup dalam kehidupan pribadi dan sosial.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dan baik,
sebagai perwujudan dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama Islam baik

6
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912 Tahun 2013 Tentang Kurikulum madrasah 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab, h. 35.

Page | 4
Analisis Kurikulum FIQIH MA
dalam hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, dan makhluk lainnya maupun hubungan dengan lingkungannya. 7

C. Fungsi Pembelajaran Fiqih


Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu
taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).
Secara substansial, mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam
dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, dengan diri manusia itu sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

D. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih


Ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi : kajian tentang
prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam; hukum Islam dan perundang-
undangan tentang zakat dan haji, hikmah dan cara pengelolaannya; hikmah kurban dan
akikah; ketentuan hukum Islam tentang pengurusan jenazah; hukum Islam tentang
kepemilikan; konsep perekonomian dalam Islam dan hikmahnya; hukum Islam tentang
pelepasan dan perubahan harta beserta hikmahnya; hukum Islam
tentang wakaalah dan sulhu beserta hikmahnya; hukum Islam tentang daman
dan kafaalahbeserta hikmahnya; riba, bank dan asuransi; ketentuan Islam
tentang jinaayah, Huduud dan hikmahnya; ketentuan Islam tentang peradilan dan
hikmahnya; hukum Islam tentang keluarga, waris; ketentuan Islam tentang siyaasah
syar’iyah; sumber hukum Islam dan hukum taklifi; dasar-dasar istinbaath dalam Fiqih
Islam; kaidah-kaidah usul Fiqih dan penerapannya. 8

E. Karakteristik Mata Pelajaran Fiqih


Fiqih menekankan pada pemahaman yang benar mengenai ketentuan hukum
dalam Islam serta kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar
dan baik dalam kehidupan sehari-hari.9
Mata pelajaran Fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama di madrasah
mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena pada
pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan
kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan
mengamalkan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdhoh dan muamalah
serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Di samping

7
Ibid., h. 44-56.
8
Ibid., h. 49-53.
9
Ibid., h. 35.

Page | 5
Analisis Kurikulum FIQIH MA
mata pelajaran yang mempunyai ciri khusus juga materi yang diajarkannya mencakup
ruang lingkup yang sangat luas yang tidak hanya dikembangkan di kelas. Penerapan
hukum Islam yang ada di dalam mata pelajaran Fiqih pun harus sesuai dengan yang
berlaku di dalam masyarakat, sehingga metode demonstrasi sangat tepat digunakan
dalam pembelajaran fiqih, agar dalam kehidupan bermasyarakat siswa sudah dapat
melaksanakannya dengan baik.
Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat dibagi menjadi empat
jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.10 Materi pelajaran fiqh ada yang
berupa fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Berikut karakteristik materi penjelasan
contoh metode & model pembelajaran:
1. Fakta
Materi berupa informasi tentang Realitas, peristiwa, orang, tahun, tempat,
jumlah, ukuran, yang menekankan pada ingatan/ hafalan. Jenis air untuk bersuci,
benda-benda najis, waktu salat, miqat haji-umrah, do’a, dzikir.
Contoh metode & model pembelajarannya adalah membaca,
menghafal, information search, index card match,cardsort, talking stick.
2. Konsep
Materi berupa pengertian, definisi yang membutuhkan tingkat kognisi
pemahaman. Pengertian Puasa, shalat, thaharah, jual-beli, perbedaan zakat,
sadaqah, hadiah, dan infak.
Contoh metode & model pembelajarannya adalah ceramah, tanya jawab,
diskusi, resitasi, information search, talking stick, every one is s teacher here,
poster comment, team quiz, the power of two.
3. Prosedur
Materi berupa urutan melakukan, mengerjakan, atau membuat sesuatu yang
membutuhkan kognisi tingkat penerapan, dan keterampilan serta kemahiran
psikomotor. Rukun salat dan wudlu, memandikan, mengkafani, menshalati,
memakamkan janazah, proses akad nikah, thawaf, sa’i, melontar jamarat.
Contoh metode & model pembelajarannya adalah demonstrasi, drill,
praktik, resitasi, every one is a teacher here, poster session, modelling, billboard
ranking (modifikasi), role playing.
4. Prinsip
Materi berupa hubungan antar konsep yang meng-gambarkan sebab-akibat,
generalisasi, hukum yang membutuhkan tingkat kognisi tinggi, seperti analisa,
sintesa, dan penilaian. Penggunaan kongnisi tinggi dapat menjadi alat
pembentukan kesadaran mental siswa. Ketentuan awal Ramadhan/ Syawal,
pembagian waris, hukum poligami, ketentuan hukum kasus perceraian, ketentuan
produk makanan halal/ haram, hikmah puasa dan zakat.

10
Charles M. Reigeluth, Instructional Theories in action: Lessons Illustrating Selected Theories and
Models (New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publ, 1987). h.

Page | 6
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Contoh metode & model pembelajarannya adalah diskusi, project, kerja
kelompok, problem solving, poster comment, the power of two,
jigsaw, snowballing, billboard ranking, concept map.

3. Materi Fikih
Materi Fikih Madrasah Aliyah meliputi :
No Kelas Semester Materi
Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
Pengurusan Jenazah
1 Ketentuan Zakat dalam Islam
Haji dan Umrah
Kurban dan Akikah
1 X Kepemilikan
Perekonomian dalam Islam
Pelepasan dan Perubahan Harta
2
Wakalah dan Shulhu
Dhaman dan Kafalah
Riba, Bank, dan Asuransi
Jinayat dan Hikmahnya
1 Hudud dan Hikmahnya
2 XI Peradilan Islam
Pernikahan Dalam Islam
2
Hukum Warisan dalam Islam
Khilafah (Pemerintahan Dalam Islam)
1 Jihad dalam Islam
3 XII Sumber Hukum Islam
Al-Hukmusy Syar’i
2
Kaidah Ushuliyah

B. Analisis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Fikih Madrasah Aliyah


1. Pengertian Kurikulum
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang
pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk

Page | 7
Analisis Kurikulum FIQIH MA
kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun
ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut.
Dalam pengertian fiqih yang telah dipaparkan diatas tapi
dimaksudkan dalam konteks pembelajaran fiqih di sekolah adalah salah
satu bagian pelajaran pokok yang termasuk dalam kurikulum Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang diberikan pada siswa-siswa Madrasah Aliyah
(MA). Kesatuan pengertian Kurikulum Fiqih yang dimaksud adalah
kurikulum yang diorientasikan pada pembinaan pengembangan perilaku
dan pemahaman peserta didik terhadap agama pada dataran praksis
operasional yang ditetapkan secara bersama.11
Madrasah Aliyah yang kemudian disingkat MA. Adalah lembaga
pendidikan islam formal yang setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA). Madrasah Aliyah merupakan sekolah yang berciri khas
agama islam yang menyelenggarakan program tiga tahun Setelah
Madrasah Tsanawiyah atau SLTP. Dan ciri lain adalah mata pelajaran
keislaman sebagai dasar pembelajaran di MA yang sekurang-kurangnya 30
persen, disamping itu juga mata pelajaran umum diberikan kurang lebih 70
persen pada muatan kurikulumnya.

2. Karakteristik Kurikulum Tahun 2013


Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir
sebagai berikut :
a. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
b. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat
lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains)
d. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tu)
e. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat

11
Permendikbud, No. 59 tahun 2013 Tentang Kurikulum MA

Page | 8
Analisis Kurikulum FIQIH MA
multimedia.
Berdasarkan pola-pola tersebut, pembelajaran kurikulum 2013
dikembangkan dengan beberapa ketrampilan berfikir berupa 4C (Creative,
Critical thinking, Communicative, dan Collaborative) dan Higher Order
Thinking Skills (HOTS).
HOTS merupakan aktifitas mencurahkan seluruh daya pikir secara
mendalam untuk maksud tertentu. Berpikir adalah identitas yang bilan
status kemanusiaan manusia dengan lainnya. Karenanya sejauh mana
manusia pantas disebut manusia dapat dibedakan dan sejauh mana pula ia
menggunakan pikirannya.
Adapun karakteristik-karakteristik dari HOTS
1) Evaluasi dengan kriteria
2) Menunjukkan skeptisme
3) Keputusan yang menggantung
4) Menggunakan analisis logis
5) Sistematis12

C. Analisis Kompetensi Dasar


Analisis KI dan KD adalah sebagai berikut :
a. Menurut hemat penulis, pada aspek kognitif, kata kerja Menganalisis dan
menelaah untuk kelas X kurang mendapat porsi, seharusnya ditambah lagi,
karena perkembangan psikologi siswa kelas X sudah dikatakan mampu
untuk menganalisis dan membedakan suatu materi. Sebab anak di usia 15-
16 tahu ini mempunyai tahap operasional formal . Pada tahap operasional
formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat atau didengar ataupun
pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat membayangkan masalah
dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis.
b. Kurikulum Fikih tingkat Aliyah menekankan siswa untuk mempraktikkan
dan mengaplikasikan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari, sebagai
perwujudan dari ketundukan kepada Allah (ibadah) dan praktek sosial
(muamalah). Namun, yang penulis lihat pada KD, arah penerapan ini juga

12
febrisartika257.html .Higher Order Thinking Skills (HOTS diakses tanggal 13 Mei 2019 pukul
16.17 WIB.

Page | 9
Analisis Kurikulum FIQIH MA
kurang mendapat penekanan, dan harus bisa melihat langsung kenyataan
yang ada.

D. Analisis Kompetensi
1. Kompetensi
Kognitif Kelas X
Kognitif (Pengetahuan) JML %

C1 Pengetahuan (Mengetahui) 1 8%

C2 Pemahaman (Memahami) 5 38%

C3 Penerapan

C4 Analisis 7 54%

C5 Evaluasi

C6 Kreasi

Jumlah Kompetensi 13 100%

Dari analisis kompetensi kognitif mata pelajaran Fikih kelas X,


didapat unsur C1 (Mengetahui 7,6%), C2 (memahami 38%) dan unsur C4
(analisis) 53%. Ini artinya kognitif kelas X Sangat menekankan pada
keterampilan berfikir. Kesimpulannya, kompetensi kognitif pada mata
pelajaran Fikih kelas X MA memenuhi kriteria HOTS sebagaimana yang
diarahkan oleh Kurikulum 2013.

Kelas XI
Kognitif (Pengetahuan) JML %

C1 Pengetahuan (Mengetahui)

C2 Pemahaman (Memahami) 1 17%

C3 Penerapan

C4 Analisis 5 83%

C5 Evaluasi

C6 Kreasi

Jumlah Kompetensi 6 100%

Page | 10
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Kelas XI untuk kriteria HOTS sudah sangat mendapat porsi bila
dibandingkan dengan kelas X. Kelas XI , C4 nya adalah 83%, yang artinya
bila dibandingkan dengan kelas X, pada kelas XI menunjukkan adanya
peningkatan ke arah HOTS.

Kelas XII
Kognitif (Pengetahuan) JML %

C1 Pengetahuan (Mengetahui)

C2 Pemahaman (Memahami) 5 45%

C3 Penerapan 1 10%

C4 Analisis 5 45%

C5 Evaluasi

C6 Kreasi

Jumlah Kompetensi 11 100%

Untuk kelas XI, menurut data yang diperoleh bahwa aspek


kognitifnya agak mendekati dari kriteria HOTS. Ini terlihat C4nya adalah
45%, C3nya hanya 10% sedangkan C2 sampai 45%.

Akumulasi Kompetensi Kognitif kelas X, XI dan XII


Kognitif (Pengetahuan) JML %

C1 Pengetahuan (Mengetahui) 1 3,3%

C2 Pemahaman (Memahami) 11 36,7%

C3 Penerapan 1 3,3%

C4 Analisis 17 56,7%

C5 Evaluasi

C6 Kreasi

Jumlah Kompetensi 30 100%

Kompetensi kognitif pada mata pelajaran Fikih MA di kelas X dan


XI sudah cukup memenuhi kirteria HOTS, Sedangkan di kelas XII belum
memenuhi kriteria HOTS. Ini terlihat dari tabel akumulasi kognitif kelas

Page | 11
Analisis Kurikulum FIQIH MA
X, XI dan XII yang menunjukkan bahwa C4 hanya 56,7%, sedangkan C2
nya dengan perolehan 36,7%.
Dari data tersebut, yang perlu dikritisi pada kompetensi kognitif adalah :
1) Sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan berfikir
seharusnya dari mulai kelas X sampai kelas XII. Hendaknya untuk
kompetensi C4 harus menunjukan kenaikan. Tapi dari data yang
diperoleh penulis, ternyata menunjukan kearah penurunan, dengan
kelas X 54%, kelas XI 83 % dan kelas XII 45%.
2) Dari data analisis kompetensi kognitif pada mata pelajaran Fikih kelas
X sampai kelas XII tidak terlihat adanya aspek C5 dan C6
(mengetahui), seharusnya ini diberikan porsi, karena diharuskan untuk
siswa usia MA harus lebih pada dengan evaluasi kreasi pada kehidupan
yang nyata. Sehingga menurut penulis, bobot pencapaian kompetensi
yang ditetapkan agak berat untuk siswa MA, sebab hanya sampai pada
menganalisa saja tidak sampai pada bagaimana cara mengevaluasi
apalagi mempraktekan kreasi-kreasi yang ada pada kenyataan.
Bila dilihat dari kompetensi kognitif mata pelajaran Fiqih MA
terlihat bahwa semua materi yang ada harus perlu adanya penerapan pada
yang nyata. Dan sangat bagus jika pada C3 (analisis) sangat tinggi
dibanding C1 dan C2, akan tetapi C5 dan C6 tidak mendapatkan porsi,
sebab itu akan menjadi cara bagaimana dalam menghadapi hal-hal yang
baru yang mungkin saja mirip dengan materi tersebut.

a. Kompetensi
Psikomotor Kelas X
Psikomotor JML %

P1 Menirukan (mempraktekkan) 4 33,3%

P2 Memanipulasi (demonstrasi) 4 33,3%

P3 Pengalamiahan 4 33,3%

P4 Artikulasi

Jumlah Kompetensi 12 100%

Page | 12
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Kelas XI

Psikomotor JML %

P1 Menirukan (mempraktekkan)

P2 Memanipulasi (demonstrasi) 1 16,7%

P3 Pengalamiahan 5 83,3%

P4 Artikulasi

Jumlah Kompetensi 6 100%

Kelas XII
Psikomotor JML %

P1 Menirukan (mempraktekkan)

P2 Memanipulasi (demonstrasi) 5 71,4%

P3 Pengalamiahan 2 28,5%

P4 Artikulasi

Jumlah Kompetensi 7 100%

Akumulasi Kompetensi Psikomotor kelas X, XI, dan XII


Psikomotor JML %

P1 Menirukan (mempraktekkan) 4 16%

P2 Memanipulasi (demonstrasi) 10 40%

P3 Pengalamiahan 11 44%

P4 Artikulasi

Jumlah Kompetensi 25 100%

Untuk psikomotor, baik kelas X, XI dan XII didominasi unsur P3


(Pengalamiahan). Ini terlihat dari tabel bahwa P3 memperoleh 44%.
Sedangkan P1 16% dan P2 agak mendekati pada P3 yaitu 40%.

Page | 13
Analisis Kurikulum FIQIH MA
b. Kompetensi Afektif
(Spiritual) Kelas X
Afektif JML %

A1 Menerima 7 70%

A2 Menanggapi

A3 Menilai

A4 Mengelola

A5 Menghayati (membiasakan) 3 30%

Jumlah Kompetensi 10 100%

Kelas XI
Afektif JML %

A1 Menerima 1 16,7%

A2 Menanggapi

A3 Menilai

A4 Mengelola

A5 Menghayati (membiasakan) 5 83,3%

Jumlah Kompetensi 6 100%

Kelas XII

Afektif JML %

A1 Menerima 5 71,4%

A2 Menanggapi

A3 Menilai

A4 Mengelola

A5 Menghayati (membiasakan) 2 28,6%

Jumlah Kompetensi 7 100%

Page | 14
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Akumulasi Kompetensi Afektif (Spiritual) kelas X, XI, dan XII
Afektif JML %

A1 Menerima 13 56,5%

A2 Menanggapi

A3 Menilai

A4 Mengelola

A5 Menghayati (membiasakan) 10 43,5%

Jumlah Kompetensi 23 100%

Untuk kelas X, XI, dan XII masih belum memenuhi kriteria


Kurikulum 2013 dengan perolehan A1 56,5% dan A5 (menghayati)
mencapai 43,5%.

c. Kompetensi Afektif
(Sosial) Kelas X
Afektif JML %

A1 Menerima 1 7,6%

A2 Menanggapi 7 53,8%

A3 Menilai

A4 Mengelola 1 7,6%

A5 Menghayati 4 30,6%

Jumlah Kompetensi 13 100%

Page | 15
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Kelas XI

Afektif JML %

A1 Menerima

A2 Menanggapi 3 50%

A3 Menilai

A4 Mengelola 1 16,7%

A5 Menghayati 2 33,3%

Jumlah Kompetensi 6 100%

Kelas XII

Afektif JML %

A1 Menerima

A2 Menanggapi 3 37,5%

A3 Menilai

A4 Mengelola 2 25%

A5 Menghayati 3 37,5%

Jumlah Kompetensi 8 100%

Akumulasi Kompetensi Afektif (Sosial) kelas VII, VIII dan IX


Afektif JML %

A1 Menerima 1 3,7%

A2 Menanggapi 13 48,1%

A3 Menilai

A4 Mengelola 4 14,9%

A5 Menghayati 9 33,3%

Jumlah Kompetensi 27 100%

Page | 16
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Dari kompetensi afektif (sosial), terlihat bahwa pada kelas X, XI dan
XII Masih belum memenuhi pada tahap pembiasaan dengan A5 33%,
tetapi pada A2 lebih tinggi. Bisa disimpulkan bahwa untuk kompetensi
afektif (sosial) mata pelajaran Fikih MA maih belum memenuhi kriteria
Kurikulum 2013, hal ini belum tepat, sebab sikap menanggapi lebih
banyak dan seharusnya mengelola danmenghayati harus diterapkan sejak
usia dini, dan berkaitan erat dengan pembentukan karakter.

2. Analisi Materi
Materi pelajaran kelas X, XI, dan XII:
No Kelas KD Semester Kode Materi
3.1 1 Konsep Fikih dan Ibadah dalam Islam
2 Pengurusan Jenazah
1 3 Ketentuan Zakat dalam Islam
4 Haji dan Umrah
5 Kurban dan Akikah
1 X 6 Kepemilikan
7 Perekonomian dalam Islam
8 Pelepasan dan Perubahan Harta
2
9 Wakalah dan Shulhu
10 Dhaman dan Kafalah
11 Riba, Bank, dan Asuransi
1 Jinayat dan Hikmahnya
1 2 Hudud dan Hikmahnya
2 XI 3 Peradilan Islam
4 Pernikahan Dalam Islam
2
5 Hukum Warisan dalam Islam
1 Khilafah (Pemerintahan Dalam Islam)
1 2 Jihad dalam Islam
3 XII 3 Sumber Hukum Islam
4 Al-Hukmusy Syar’i
2
5 Kaidah Ushuliyah

Materi pada kelas X ada yang tidak beraturan dari materi semester 1 sampe
semester 2, yaitu tentang Ketentuan Zakat Dalam Islam bisa damsukkan pada
semester 2, sebab di semester 2 akan lebih fokus pada materi harta. Dan haji bisa
dimasukkan kedalam pembahasan yang ke-2. Serta materi yang ada di kelas X
terlalu padat, mungkin bisa di pindahkan beberapa materi dikelas XII.

Page | 17
Analisis Kurikulum FIQIH MA
Materi pada kelas XII tentang Sumber Hukum Islam dan Al-Hukmusy
Syar’i ini harus dimasukan kedalam pembelajaran di kelas X setelah Konsep
Fikih dan Ibadah dalam Islam, agar dalam awal pertama kali para peserta didik
faham bagaimana asal muasal hukum tersebut dan juga hukum apa saja yang ada
pada Islam, serta kriteria dari masing-masing hukum tersebut.

Page | 18
Analisis Kurikulum FIQIH MA
BAB III
PENUTUP

Mata Pelajaran Fiqih Madarasah Aliyah berusaha menunjukkan dan


mengantarkan peserta didik dapat memahami Sumber hukum Islam dan hukum
yang ada Masyarakar, agar mereka bisa melaksanakan tata caranya untuk
diaplikasikankan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi muslim yang
selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah (sempurna).
Berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, mata pelajaran Fiqih di Madrasah Aliyah meliputi dua aspek,
yaitu aspek ibadah dan aspek muamalah, yang menggambarkan bahwa ruang
lingkup Fiqih mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
hubungan manusia dengan Allah SWT., dengan diri sendiri, sesama manusia,
makhluk lainnya maupun lingkungannya.
Dalam menentukan suatu pendekatan pembelajaran materi Fiqih
ditentukan berdasar pola-pola pembelajaran kurikulum 2013, yaitu menekankan
dengan keterampilan berpikir berupa 4C (Creative, Critical thinking.
Communicative, dan Collaborative) dan Higher Order Thinking Skills (HOTS)
HOTS merupakan aktifitas mencurahkan seluruh daya pikir secara
mendalam untuk maksud tertentu. Berpikir adalah identitas yang memisahkan
status kemanusiaan manusia dengan lainnya. Karenanya, sejauh mana manusia
pantas disebut manusia dapat dibedakan dengan sejauh mana pula ia
menggunakan pikirannya.

Page | 19
Analisis Kurikulum FIQIH MA
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2011.
Alfan, Ahmad. Dkk. Buku Guru FIKIH Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Madrasah Aliyah kelas X, Cet. Ke-1, Jakarta: Kemenag RI, 2014.
Alfan, Ahmad. Dkk. Buku Guru FIKIH Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Madrasah Aliyah kelas XI, Cet. Ke-1, Jakarta: Kemenag RI, 2015.
Ma’ruf, Amari. Dkk. Buku Guru FIKIH Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Madrasah Aliyah kelas XII, Cet. Ke-1, Jakarta: Kemenag RI, 2016.
Hasan, S. Hamid. Evaluasi Kurikulum. Cet. ke-2. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Prastowo, Andi. Pembelajaran Konstruktivistik-Scientific Untuk Pendidikan
Agama di Sekolah/Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015.
Sabda, Syaifuddin. Model Pengembangan Kurikulum Terintegrasi Sainsiek
Dengan Imtaq: Sebuah Model Pengembangan Kurikulum Mata Pelajaran
Sainstek di Sekolah/Madrasah. Banjarmasin: Antasari Press, 2009.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya, Rosdakarya, 2011.
Sriwiyana, Sa'dun Akbar dan Hadi. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Yogyakarta: Cipta Media, 2010.

Page | 20
Analisis Kurikulum FIQIH MA

You might also like