You are on page 1of 11

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TRANSPORTASI UMUM

DI KOTA SEMARANG
(STUDI KASUS PERUM DAMRI)
Oleh:
Dinar Rizki Oktavianti, Dra. Dyah Lituhayu, M.Si
Departemen Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Diponegoro
Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos. 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405
Laman: http://www.fisip.undip.ac.id email fisip@undip.ac.id

ABSTRACT

Act No. 22 of 2009 is a regulation that regulates the Traffic and Road Transportation which
aims to realize the service of Traffic and Road Transportation which are convenient, secure, safe,
orderly, smooth and integrated with other transportation modes to boost the national economy.
Perum DAMRI is an organizer and a service provider bus-based public transportation which
stipulating standardized electronic based service system that can improve the efficiency and
effectiveness, so that it can be a superior transportation mode and is able to compete. This study
aimed to describe and analyze how the Government and Perum DAMRI Semarang implement
Act No. 22 of 2009 Article 213 on the build and developing facility and infrastructure of eco
friendly Traffic and Road Transportation (LLAJ). The analysis techniques used to obtain the
data were through the interview result with informants, observation, and supporting documents.
This study used the theory of Merilee S. Grindlet which argues that the implementation
motivating factor has three main factors, namely the policy content and policy environment, then
the results of the implementation can be seen from the impact of the change in society. The result
of this study indicates that the Implementation of Public Transport Policy in Semarang with
Perum DAMRI Case Study is non optimal, with a decrease in performance and the level of
provided service, resulting in a decrease in the interest of the passengers each year. Change that
people want refers to the comfort, safety, and punctuality that currently have not been given yet
by Perum DAMRI maximally. Recommendations that can be given are improving the
performance and quality of service and doing innovation in order to provide the facility and
infrastructure in accordance with the expectation of society.

Keywords: Implementation Study, Transportation Service, Human Resource

PENDAHULUAN banyak dimana-mana, dan setiap individunya


A. LATAR BELAKANG memerlukan sarana untuk bersktifitas. Semakin
Indonesia merupakan Negara terpadat meningkatnya perekonomian penduduk sehingga
ke-4 di dunia, dan menurut BPS jumlah mampu bagi mereka untuk memiliki kendaraan
penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai pribadi sehingga mengakibatkan semakin
252.370.792 jiwa. Banyaknya penduduk ramainya lalu-lintas pada kota-kota yang
tersebut pastinya menimbulkan aktivitas yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan

1
mengakibatkan kemacetan terjadi diberbagai Bus Rapid Transit (BRT). Oleh karena
ruas jalann. Transportasi darat adalah sarana pentingnya peran angkutan public ini, maka
angkutan penumpang umum yang memegang pemerintah memikirkan segala sesuatunya agar
peranan penting dalam menunjang aktifitas dan bisa menyediakan angkutan yang tidak hanya
mobilitas masyarakat akibat pertumbuhan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat tetapi juga
jumlah penduduk dan meningkatnya taraf hidup baik dalam segala aspeknya. Masyarakat sebagai
social ekonomi, sehingga angkutan penumpang pengguna berharap mendapatkan pelayanan
umum ini harus dipertahankan keberadaannya. yang terbaik dari pemerintah.
Hal lain yang juga tidak kalah pentingnya akan
kebutuhan alat transportasi adalah kebutuhan Transportasi publik menjadi salah satu jalan
kenyamanan, keamanan, dan kelancaran yang ditempuh pemerintah untuk membatasi
pengangkutan yang menunjang pelaksanaan maraknya kendaraan pribadi yang beredar di
pembangunan yang berupa penyebaran jalanan sehingga menimbulkan kemacetan yang
kebutuhan pembangunan, pemerataan semakin parah. Dishubkominfo dalam Master
pembangunan, dan distribusi hasil pembangunan Plan Kota Semarang 2009-2029 mengatakan
diberbagai sektor ke seluruh pelosok tanah air gambaran angkutan umum kota Semarang
misalnya, sector industry, perdagangan, kondisi sistem angkutan umum di Kota
pariwisata dan pendirikan. Semarang secara umum sudah tidak sehat lagi.
Ditandai dengan tingkat pengisian (load factor)
Kota Semarang yang merupakan Kota Atlas yang rendah, kondisi pelayanan yang buruk
memiliki topografi yang bervariasi, sehingga (waktu tunggu lama, kendaraan yang tua dan
tidak jarang kota ini mengalami kendala yang banyak yang tidak sesuai kondisinya).
kompleks dalam bidang transportasi, dimana Rendahnya manajemen transpotasi kota
masyarakat setiap harinya melakukan menduduki posisi pertama dalam permasalahan
perpindahan dari suatu tempat menuju ke tempat urusan perhubungan. Dalam pelayanan angkutan
lain. Satriadi (2003) menyatakan bahwa publik ini, pemerintah bertindak sebagai
kecenderungan yang terjadi saat ini wilayah penyelenggara layanan dan yang menjadi pihak
pinggiran kota menjadi alternatif daerah pengelola layanan tersebut, pemerintah
permukiman baru sebagai akibat menipisnya menunjuk pihak lain salah satunya BUMN.
kebutuhan lahan permukiman di pusat kota.
Sehingga diperlukan suatu akses yang tetap Untuk bagian angkutan darat khususnya
dapat menghubungkan antara wilayah pinggiran angkutan jalan raya, pemerintah menunjuk
kota (sebagai rumah tempat tinggal dan Perum Damri untuk mengelola bus yang
permukiman) dengan pusat kota (tempat bekerja, disediakan pemerintah. Pengelolaan yang
sekolah, tempat belanja dan lain-lain). Akses dimkasud adalah Perum Damri diberi
tersebut terpenuhi melalui transportasi, baik kewenangan oleh pemerintah untuk
kendaraan pribadi maupun angkutan umum. menyediakan pelayanan transportasi kepada
Data Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset msayrakat tetapi tetap meperhatikan peraturan
Daerah (DP-PAD) Jateng, jumlah objek yang dibuat oleh pemerintah. Dengan visi dan
kendaraan bermotor yang dihimpun dari Samsat misi yang dimiliki oleh Perum Damri sebagai
Semarang I, II, dan III selama tahun 2012 berikut :
mencapai 852.496 unit. Dari jumlah itu, 647.292
unit di antaranya merupakan motor, sisanya Visi: Menjadi penyedia jasa angkutan jalan raya
kendaraan roda empat seperti sedan, bus, truk, yang aman, handal, terjangkau serta unggul
dan pikap. Untuk itu diperlukan adanya dalam kinerja
transportasi yang efektif untuk semua kalangan Misi
masyarakat di Kota Semarang. Sekarang sudah 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas alat
tersedia berbagai transportasi umum (Public produksi
Transport), ada berbagai macam yaitu angkutan 2. Mengutamakan kualitas pelayanan (level of
mobil penumpang, Bus Kopata, Bus DAMRI service), keamanan penumpang dan barang
dan alat transportasi massal berbasis jalan yakni

2
(level of safety) dan kepuasan pelanggan
(customer satisfaction)
3.Meningkatkan profesionalisme dan
kesejahteraan SDM
4. Meningkatkan nilai tambah (value added) Jumlah Penurunan Penumpang Tahun 2014-
kepada pemilik modal 2016
Perum Damri Semarang
Undang-undang No. 14 Tahun 1992 No Tahu Jumlah Penguranga %
tentang LLAJ pasal 3 berbunyi: “Transportasi . n Penumpan n
jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk g Penumpang
mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan 1. 2014 784,678 -
dengan aman, cepat, lancer, tertib dan teratur, 2. 2015 611,083 173,595 22,12
nyaman dan efisien, maupun memadukan moda %
transportasi lainnya, menjangkau seluruh
3. 2016 578,472 206,206 26,27
pelosok wilayah daratan, untuk menunjang
%
pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai
Sumber: Perum Damri Kota Semarang 2016
pendorong, penggerak dan penunjang
pembangunan nasional dengan biaya yang Berasarkan tabel menunjukkan bahwa jumlah
terjagkau oleh masyarakat.” Melihat dari isi UU penumpang yang menggunakan jasa angkutan
No. 14 Tahun 1992 tentang LLAJ secara detail umum Bus Damri lebih banyak megalami
menjelaskan tentang : penurunan, 2014-2015 terjadi penurunan sebesar
1. Keamanan 22,12%, kemudian 2015-2016 terjadi penurunan
2. Ketepatan sebesar 26,27%. Terdapat permasalahan
3. Keteraturan berdasarkan wawancara dengan informan
4. Kenyamanan bahwa, seharusnya moda transportasi Damri
5. Kecepatan yang disediakan 85 armada bus. Tetapi saat ini
6. Kepuasan justru menurun menjadi 26 bus, karena akibat
campurtangan dari adanya BRT dan swasta yang
Tetapi pada kenyataannya Bus Damri di
bebas masuk. Untuk pemeliharaan sarana dan
kota Semarang masih memiliki kekurangan
prasarana, peremajaan akan dilakukan jika
dalam memenuhi 6 indikator tersebut.
memang sudah perlu dan ada dana, tetapi
Menciptakan pelayanan yang berkualitas kepada
semenjak adanya campurtangan BRT dan pihak
para penumpang adalah salah satu yang harus di
swasta lainnya, lahan pencarian uang menjadi
perhatikan dalam pelayanan di bidang
sempit sehingga peremajaan pas bus minim
transportasi/angkutan umum. Pelayanan di
dilakukan. Beberapa penurunan level kualitas
bidang transportasi mengacu pada undang-
pelayanan yang memicu penurunan jumlah
undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas
penumpang pada perum Damri dapat dilihat dari
dan Angkutan Jalan sebagai landasan hukum
tabel berikut:
bagi pembinaan dan penyelenggaraan lalu lintas
dan angkutan. Penurunan Kualitas Pelayanan
No. Penurunan Kualitas Pelayanan
UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
Angkutan Jalan (LLAJ) Pasal 213 ayat 2b yang 1. Fasilitas seperti AC dalam bus DAMRI
berbunyi pemerintah membangun dan mengalami kerusakan, serta
mengembangkan sarana dan prasarana Lalu keterlambatan waktu dating bus
Lintas dan Angkutan Jalan yang ramah 2. Kurangnya kenyamanan yang diberikan
lingkungan, menjadi acuan dalam melihat sarana kepada konsumen karena tempat duduk
dan prasarana trangsportasi yang diberikan oleh 3. Dari kurang berfungsinya AC serta
Perum Damri kepada masyarakat. banyak kursi dan keterlambatan waktu
bus
Sumber: Perum Damri Kota Semarang 2014

3
Berdasarkan penjelasan UU No 22 Tahun 2009 B. Tujuan
pada pasal 213 telah terdapat indikator dalam hal Tujuan penelitian mengenai
membangun dan mengembangkan sarana dan Implementasi Kebijakan Transportasi Umum di
prasanan lalu lintas angkutan jalan yang ramah Kota Semarang (Studi Kasus Perum Damri)
lingkungan namun pada kenyataanya masih adalah :
belum berjalan dengan semestinya. Sistem 1. Untuk mengetahui implementasi
prasarana transportasi mempunyai ciri utama kebijakan transportasi umum yang
yaitu melayani pengguna, di mana dalam diberikan pada Perum Damri di Kota
pemilihan dan penggunaan jenis alat (moda) Semarang.
transportasi perlu dipersiapkan tempat moda 2. Untuk mengetahui faktor pendorong dan
tersebut bergerak, seperti jalan raya, rel kereta penghambat implementasi kebijakan
api, pelabuhan laut dan bandar udara. Sedangkan transportasi umum pada Perum Damri
sistem sarana transportasi lebih mengarah
Kota Semarang.
kepada pemilihan jenis moda. Secara umum
moda transportasi dibedakan menjadi dua, yaitu
kendaraan pribadi dan kendaraan umum C. TEORI
penumpang atau angkutan umum. Saat ini yang C. 1. IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
kita ketahui keberadaan Damri sudah jarang Implementasi kebijakan dipandang dalam
dijumpai karena tergeser oleh adanya BRT (Bus pengertian yang luas, merupakan tahap dari
Rapid Transit). Dengan adanya BRT tersebut proses kebijakan segera setelah penetapan
menunjukkan bahwa Damri kurang berhasil undang-undang, dan secara luas mempunyai
memberikan pelayanan sebagai moda makna pelaksanaan undang-undang di mana
transportasi umum untuk masyarakat baik dalam berbagai actor, organisasi, prosedur, dan teknik
sarana, prasarana, maupun pelayanannya. bekerjasama untuk menjalankan kebijakan
dalam upaya untuk meraih tujuan-tujuan
Dari peryataan diatas menunjukkan kebijakan atau program-program.
bahwa dengan tergantikannya Damri sebagai Menurut Ripley dan Franklin (dalam
transportasi massal menjadi BRT (Bus Rapid Winarno 2012), mendefinisikan bahwa
Transit), Damri belum berhasil memberikan implementasi adalah apa yang terjadi setelah
pelayanan baik dalam sarana dan prasarana yang undang-undang ditetapkan yang memberikan
sesuai dengan harapan masyarakat. Terbukti otoritas program, kebijakan, keuntungan
dengan jumah kenaikan penumpang yang (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata
didapati oleh BRT sedangkan penurunan (tangible output). Implementasi mencakup
penumpang yang didapati oleh bus Damri. tindakan-tindakan oleh berbagai actor,
Padahal bus Damri itu sendiri merupakan khususnya birokrat, yang dimaksudkan untuk
transportasi yang dikelola oleh pemerintah dan membuat program berjalan.
sudah lama berdiri sebelum adanya BRT. Hal Sementara itu, Grindle juga memberikan
tersebut menimbulkan banyak terjadi pandangannya tentang implementasi dengan
permasalahan pada transportasi di Kota mengatakan bahwa secara umum, tugas
Semarang. implementasi adalah membentuk suatu kaitan
(linkage) yang memudahkan tujuan-tujuan
Penelitian dilakukan agar pemerintah dapat kebijakan bisa direalisasikan sebagai dampak
meningkatkan peran serta fungsinya Perum dari suatu kegiatan pemerintah. Lebih jelasnya
Damri Kota Semarang sebagai transportasi yang Merilee S. Grindle dalam (Subarsono 2013),
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. mendefinisikan bahwa pandangannya tentang
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan imolementasi secara umum tugas implementasi
yang ada sehingga muncul pertanyaan peneliti adalah membentuk suatu kaitan (linkage) yang
yaitu mengapa jumlah penumpang memudahkan tujuan-tujuan kebijakan bisa
mengalami penurunan di tahun 2014-2016? direalisasikan sebagai dampak dari suatu
kegiatan pemerintah. oleh karena itu, tugas
implementasi mencakup terbentuknya “a policy

4
delivery system”, di mana sarana-sarana tertentu implementornya dengan rinci; dan (6)
dirancang dan dijalankan dengan harapan apakah sebuah program didukung oleh
sampai pada tujuan-tujuan yang diinginkan. sumberdaya yang memadahi. Sedangkan
Selanjutnya Van Meter & Van Horn variable lingkungan kebijakan mencakup:
dalam (Subarsono 2013), mendefinisikan bahwa (1) seberapa besar kekuasaan, kepentingan,
implementasi kebijakan sebagai tindakan- dan strategi yang dimiliki oleh para actor
tindakan yang dilakukan oleh individu-individu yang terlibat dalam implementasi
(atau kelompok) pemerintah maupun swasta kebijakan; (2) karakteristik institusi dan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan yang rezim yang sedang berkuasa; (3) tingkat
telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan kepatuhan dan resposivitas kelompok
kebijakan sebelumnya. sasaran.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan, 2. Model Implementasi Donald S. Van Meter
implementasi kebijakan adalah tindakan yang dan Carl E. Van Horn (1975). Menurut
dilakukan setelah suatu kebijakan ditetapkan. Meter dan Horn, ada lima variabel yang
Dengan cara melalui tahapan-tahapan tertentu memengaruhi kinerja implementasi, yakni:
dalam serangkaian program atau kegiatan yang (1) standar dan sasaran kebijakan; (2)
dilakukan dan didukung oleh sumber daya yang sumberdaya; (3) komunikasi antar
ada, diolah, dikelola, dan diatur sedemikian rupa organisasi dan penguatan aktivitas; (4)
guna mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. karakteristik agen pelaksana; dan (5)
kondisi sosial, ekonomi dan politik.
C.2 Model-Model Implementasi Kebijakan (1) Standard an sasaran kebijakan. standard
Publik dan sasaran kebijakan harus jelas dan
Keberhasilan implementasi kebijakan terukur sehingga dapat direalisir. Apabila
akan ditentukan oleh banyak variabel atau faktor, standard dan sasaran kebijakan kabur,
dan masing-masing variabel tersebut saling makan akan terjadi multiinterpretasi dan
berhubungan satu sama lain. Untuk itu, mudah menimbulkan konflik di antara para
diperlukan suatu model kebijakan guna agen implementasi.
menyederhanakan pemahaman konsep suatu (2) Sumberdaya. Implementasi kebijakan
implementasi kebijakan. Terdapat banyak model perlu dukungan sumberdaya baik
yang berbasis top down yang dapat dipakai sumberdaya manusia (human resources).
untuk menganalisis sebuah implementasi (3) Hubungan antar Organisasi. Dalam
kebijakan di antaranya model implementasi banyak program, implementasi sebuah
George Edward III, model implementasi van program perlu dukungan dan koordinasi
Meter dan van Horn, model implementasi dengan instasni lain.
Merilee S. Grindle, model implementasi Charles 3. Model Impelentasi Daniel Mazmanian dan
O. Jones dan model implementasi Jan Merse. Paul A. Sabatier. Model ini disebut dengan
1. Model Implementasi Merilee S. Grindle. model Kerangka Analisis Implementasi (A
Keberhasilan implementasi menurut Framework for Impelemntation Analysis)
Merilee S. Grindle (1980) dipengaruhi oleh yang dikembangkan oleh Daniel
dua variable besar, yakni isi kebijakan Mazmanian dan Paul A. Sabatier (1983).
(content of policy) dan lingkungan Didalam pemetaan model ini diberi label
implementasi (context of implementation) “MS” yang terletak di kuadran “puncak
seperti terlihat pada gambar, variable isi kebawah” dan lebih berada di “mekanisme
kebijakan ini mencakup: (1) sejauh mana paksa” daripada “mekanisme pasar”.
kepentingan kelompok sasaran atau target Duet ini mengklasifikasikan proses
group termuat dalam isi kebijakan; (2) jenis implementasi kebijakan kedalam tiga
manfaat yang diterima oleh target group; variabel, yaitu:
(3) sejauh mana perubahan yang diinginkan 1. Variabel Independen
dari sebuah kebijakan; (4) apakah letak Yaitu mudah tidaknya masalah
sebuah program sudah tepat; (5) apakah dikendalikan yang berkenaan dengan
sebuah kebijakan telah menyebutkan indikator masalah teori dan teknis

5
pelaksanaan, keragaman objek, dan kebutuhan-kebutuhan publik. Setiap kebijakan
perubahan seperti apa yang dikehendaki. yang dibuat memiliki tujuan yang akan dicapai
2. Variabel Intervening oleh pembuat kebijakan, yaitu pemerintah.
Yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 pasal
menstrukturkan proses implementasi 213 menjelaskan bahwa pemerintah membangun
dengan indikator kejelasan dan konsistensi dan mengembangkan sarana dan prasarana Lalu
tujuan, dipergunakannya teori kausal, Lintas dan Angkutan Jalan yang ramah
ketepatan alokasi sumberdana, keterpaduan lingkungan. Dinas Perhubungan Komunikasi
hierarkis diantara lembaga pelaksana, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota
aturan pelaksana dari lembaga pelaksana, Semarang merupakan Dinas yang mengatur
dan perekrutan pejabat pelaksana, dan trasnportasi baik darat, laut, maupun udara di
keterbukaan kepada pihak luar; dan variabel Kota Semarang. Dishubkominfo sendiri
diluar kebijakan kebijakan yang mengatur tentang peraturan lalu lintas dan
memperngaruhi proses implementasi yang sistem transportasi, pemberian ijin trayek, uji kir
berkenaan dengan indikator kondisi sosio- angkutan yang layak jalan, pemberian marka
ekonomi dan teknologi, dukungan publik, jalan, penyediaan halte dan jaringan sarana dan
sikap dan resources dari konstituen, prasarana lainnya.. Ditemuinya di lapangan
dukungan pejabat yang lebih tinggi, serta bahwa buruknya fasilitas angkutan umum yang
komitmen dan kualitas kepemimpinan dari ada sekarang dikarenakan tidak tegasnya pihak
pejabat pelaksana. Dishub dalam menindak para penyelenggara jasa
3. Variabel Dependen angkutan umum untuk melakukan peremajaan
Yaitu tahapan dalam proses impelemntasi yang dilakukan apa bila sudah berlangsung
dengan lima tahapan, yaitu pemahaman dari selama 5-10 tahun. Hal ini lah yang menjadi
lembaga/badan pelksana dalam bentuk salah satu pemicu banyaknya moda angkuan
disusunnya kebijakan pelkasna, kepatuhan umum yang dimiliki Kota Semarang dalam
objek, hasil nyata, penerimaan atas hasil fasilitas yang buruk. Penurunan performance
nyata tersebut, dan akhirnya mengarah pada dan ketidak konsistenan Perum Damri dalam
revisi atas kebijakan yang dibuat an membuka trayek baru seperti angkutan
dilaksanakan tersebut atau keseluruhan karyawan dan angkutan antar kota membuat
kebijakan yang bersifat mendasar. pelaksanaan kebijakan Damri dinilai tidak
optimal.

D. METODE 2. Derajat Perubahan yang Diinginkan


Metode yang digunakan dalam Dalam setiap pelayanan mempunyai
penelitian ini adalah metode kualitatif-deskriptif. ukuran untuk menentukan baik atau buruknya
Untuk mendapatkan narasumber yang tepat dan pelayanan yang diberikan. Pelayanan
sesuai tujuan, teknik pengambilan sampel pada transportasi publik adalah pelayanan yang tidak
penelitian ini menggunakan sistem snowball bisa di pastikan kondisinya dari waktu ke waktu
sample. Pengumpulan data dilakukan dengan karena tergantung dengan keadaan, situasi jalan
meggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan penumpang. Perum Damri merupakan salah
studi pustaka dan observasi. satu penyelenggara/penyedia moda angkutan
umum yang sudah berjalan sejak lama hingga
PEMBAHASAN saat ini. Fasilitas fisik serta kelengkapan sarana
A. HASIL PENELITIAN dan prasarana yang dimiliki oleh Damri akan
1. Pelaksanaan Kebijakan sangat berpengaruh terhadap kinerja dan juga
Pemerintah dalam membuat peraturan kualitas pelayanan suatu kegiatan untuk
yang mengatur tentang transportasi umum mendukung proses pelaksanaan dari pelayanan,
mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 maka sarana dan prasarana posisinya sangatlah
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan penting. Pelayanan transportasi publik yang
Jalan (LLAJ). Suatu kebijakan dibuat untuk disediakan Perum Damri menggunakan bus
menyelesaikan permasalahan serta memenuhi sebagai sarana angkutan. Sarana bus merupakan

6
hal yang paling bisa dilihat dan dinilai oleh menanggapi keluhan penumpang yang
masyarakat. Salah satu pelayanan Perum Damri harapannya akan di tangan langsung oleh pihak
adalah penyediaan bus kota. Perum Damri di Damri. Belum terdapatnya informasi mengenai
Kota Semarang dibedakan dengan sarana bus pengaduan layanan membuat para penumoang
untuk angkutan dalam, luar atau antar provinsi. kesulitan jika ingin menyampaikan keluhan dan
Kondisi fisik yang baik maka dapat dinilai kritikan kepada pihak Damri. Hal tersebut terjadi
bahwa kualitas pelayanan dinilai baik secara karena tidak adanya tanggapan keluhan yang
tidak langsung. Masyarakat di Kota Semarang ditujukan kepada pengaduan pelayanan, bahkan
hampir semuanya mengetahui moda transportasi nomor pengaduan yang tercantum tidak selalu
ini karena Damri merupakan penyedia layanan aktif. Menurunnya minat masyarakat untuk
transportasi bus kota pertama di Semarang. menggunakan angkutan umum bukan hanya dari
Masyarakat saat ini memberikan kesan bahwa fasilitas bus yang disediakan, melainkan halte
pelayanan yang diberikan oleh Damri menurun, untuk menunggu juga menjadi kebimbangan
terlihat dari fasilitas yang diberikan. Tingkat untuk menggunakan angkutan umum. Halte
kenyamanan yang diutamakan penumpang yang disediakan di Kota Semarang dalam
seperti contoh AC. Di beberapa jurusan AC kondisi baik hanya berada di pusat kota saja,
dalam bus tidak menyala, sehingga beberapa sedangkan di daerah lain yang jauh dari pusat
penumpang mengeluh akan fasilitas AC yang kota dalam kondisi yang kurang baik dan tidak
tidak menyala ini. Hal tersebut dikarenakan terawat. Banyak dari penumpang beranggapan
keterbatasan dana perusahaan sehingga bahwa halte yang disediakan tidak menjangkau
peningkatan fasilitas bus belum bisa dilakukan semua tempat dan jaraknya berjauhan. Pada jam-
secara optimal. Namun perbaikan fasilitas lebih jam tertentu sangat padat dan dengan
difokuskan kepada bus yang menggunakan AC keterbatasan halte yang ada membuat
karena memang target Perum Damri di Kota penumpang merasa tidak nyaman karena
Semarang adalah menyediakan layanan bus kota berdesakan dengan penumpang lainnya.
dengan menggunakan AC meskipun hal tersebut Dari segi keamanan Perum Damri sudah
sekarang belum bisa terlaksana dan baru akan sangat baik dalam memberikan pelayanan
terlaksana setelah ada bantuan atau tambahan kepada masyarakat dengan tidak diizinkannya
bus dari pemerintah. Pemberian karcis masih pengamen di dalam bus saat bus beroperasi. Dari
menggunakan cara manual, tidak menggunakan pihak Damri juga telah bekerjasama dengan jasa
sistem elektronik seperti yang dijanjikannya. raharja untuk memberi jaminan keamanan
Selain fasilitas AC yang kurang maksimal, kepada penumpang selama menaiki bus apabila
ada juga prasarana fisik seperti terjadi kecelakaan selama menggunakan jasa
penampilan/kondisi kursi, tempat berpegangan angkutan ini.
tangan, tirai jendela bus, hingga tempat Selain kenyamanan dan keamanan
pemberhentian atau halte untuk menunggu bus. ketepatan waktu menjadi penting bagi pengguna
Beberapa pengguna beranggapan bahwa kondisi angkutan umum. Saat ini, Perum Damri
fasilitas ini dinilai kurang baik. Masih menggunakan sistem pelayanan operasional
ditemuinya beberapa kursi dalam keadaan robek, dengan sistem target dimana setiap aemada
tetapi masih ada beberapa kursi masih layak diharuskan mendapatkan penumpang yang
untuk di duduki oleh penumpang. Beberapa sesuai dengan target. Karena menggunakan
penumpang mengeluhkan keterbatasan jumlah sistem ini, banyak bus yang mengetem terlalu
bus yang beroperasi sehingga mengakibatkan lama untuk menunggu penumpang, berbeda
waktu menunggu menjadi lama. Banyak dari dengan dulu pada saat Perum Damri
masyarakat pengguna angkutan umum menggunakan sistem time table. Dimana
menginginkan adanya fasilitas khusus wanita, peraturan jalannya bus dilaksanakan berdasarkan
lansia dan penyandang cacat. Masih jarang waktu yang telah ditentukan. Sistem ini diubah
ditemui fasilitas tersebut berada dalam angkutan oleh pihak Perum Damri Kota Semarang sendiri
umum yang berada di Kota Semarang. Layanan dikarenakan pendapatan yang masuk semakin
pengaduan juga merupakan salah satu fasilitas menurun. Dengan menggunakan sistem time
yang diberikan oleh pihak Damri dalam

7
table ini, membuat penurunan penumpang yang bekerja dalam membangun Perum Damri lebih
terus menerus didapati oleh Damri. baik lagi. Tausiah ini selalu rutin dilakukan
hingga sekarang untuk meningkatkan
3. Jenis Manfaat kepercayaan diri dan semangat karyawan semua.
Beberapa usaha dan strategi tengah
diusahakan oleh Perum Damri, dengan Walaupun banyak kesulitan yang sering
membuka angkutan karyawan dan angkutan kota dihadapi oleh para karyawan, mereka tetap setia,
yang telah membuka trayek baru. Angkutan semangat, dan mengerti akan permasalahan-
karyawan yang di buka memang masih minim permasalahan yang dihadapi. Kekompakan ini
armadanya, beberapa masyarakat juga belum penting adanya bila bekerja di dalam suatu
begitu mengetahui keberadaan angkutan perusahaan, dengan membangun suasana
karyawan ini dikarenakan minimnya sosialiasasi
kekeluargaan dalam pekerjaan membuat nyaman
tentang ketersediaannya angkutan karyawan.
Angkutan kota yang saat ini telah di gerakkan seluru karyawan yang ada, sehingga hal tersebut
oleh Perum Damri beberapa telah di uji coba, merupakan faktor pendorong hingga saat ini
tetapi ada juga yang gagal saat pengujian Damri masih tetap berdiri.
dikarenakan mesin bus yang digunakan dalam
keadaan tua. Hal ini dikarenakan keterbatasan 2. Faktor Penghambat
biaya/dana yang dimiliki pihak Damri untuk a. Faktor Internal
membeli sparepart dan mesin berkualitas baik. Pelaksanaan Hambatan merupakan suatu
Penurunan performance juga dirasakan oleh permasalahan dalam perusahaan yang
pihak Damri. Performance penyelenggara moda mengganggu kelancaran berjalannya proses
angkutan umum sangatlah penting, menurunnya bisnis di suatu perusahaan. Pada penelitian ini,
kedisiplinan mereka berdampak juga kepada yang menjadi hambatan Perum Damri dalam
pengguna jasa atau penumpang. Kebijakan yang menjalankan tugas dan fungsinya terbagi
ada sudah di jelaskan dengan baik, bahwa dapat menjadi dua, faktor internal dan eskternal.
membangun dan memberikan sarana prasarana Faktor internal ini merupakan masalah pokok
yang baik kepada maskyarakat sebagai penguna, yang terjadi di dalam organisasi, dan di dapatkan
tetapi pada pelaksanaannya sebagai suatu permasalahan utama, antara lain mengenai
penyelenggara jasa moda angkutan umum dirasa keterbatasan dana. Dana yang diperoleh
belum optimal melihat penurunan kualitas perusahaan cenderung tidak seimbang antara
sarana dan prasarana yang berdampak pada pemasukan dan pengeluaran. Hal ini
menurunnya minat pengguna angkutan umum dikarenakan dana yang diperoleh dari tarif
kepada masyarakat. Terdapat inkonsistensi pada jumlah penumpang hanya mampu mencukupi
regulasi atau peraturan-peraturan yang ada dana operasional bus dalam kegiatannya sehari-
dengan pelasanaannya, seperti yang sudah hari, seperti bahan bakar. Dengan tingkat
penulis jabarkan diatas. pendapatan yang hanya mampu memenuhi
kebutuhan operasional bus ini yang mendorong
B. Faktor Pendorong dan Penghambat
terjadinya ketidakseimbangan antara pemasukan
1. Faktor Pendorong dan pengeluaran. Sehingga perusahaan tidak
Faktor pendorong yang membuat masih dapat melakukan perawatan secara maksimal
eksisnya Damri dalam penyedia moda dikarenakan keterbatasan dana yang di dapat.
transportasi umum yang ada di Kota Semarang Akan tetapi pihak Damri tetap berupaya
adalah, adanya kesetiaan dari para karyawan. melakukan perbaikan walaupun dengan
Setiap seminggu sekali tepatnya pada hari Selasa, keterbatasan biaya. Oleh karena itu pihak Damri
selalu diadakan tausiah bersama dengan mengubah sistem pelayanan yang awalnya
menjalankan sistem time table (berdasarkan
karyawan yang ada di Perum Damri. Tujuannya dengan waktu) menjadi sistem target
adalah untuk merilekskan dan mendekatkan satu (berdasarkan target penumpang yang di angkut).
sama lain para karyawan agar lebih semangat Dengan sistem target yang diterapkan ini

8
menimbulkan keluhan di masyarakat, yaitu b. Faktor Eksternal
terlalu lamanya mereka menunggu bus datang. Faktor-faktor eskternal yang
Karena pihak bus lebih mengutamakan jumlah mempengaruhi kinerja dari pihak Damri sendiri
oenumpang yang diangkut mendorong bus antara lain terdapatnya pesaing bus kota yang
melakukan pengeteman. Pengeteman yang tidak beroperasi seperti pada trayek yang dimiliki oleh
dapat ditentukan waktunya inilah yang Damri. Hal ini dikarenakan belum adanya
menyebabkan penumpang di lokasi lain saingan bus transportasi perkotaan sejenis
menunggu bus dalam waktu yang lama. dengan Damri dan masih sedikit masyarakat
Kemudian, pihak Damri sendiri menyadari akan yang mengunakan kendaraapn pribadi. Salah
keterbatasan pelayanan yang belum maksimal. satu faktor yang berpengaruh terhadap
Seringnya dilakukan pergantian pimpinan penurunan jumlah penumpang sehingga dapat
manajemen dikarenakan belum mempunyai mempengaruhi tingkat pendapatan yang
solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan diperoleh dari pihak Damri. Saat ini terjadi
ini. Dengan pergantian pimpinan yang dikatakan peningkatan volume kendaraan yang
hampir sering, sehingga membuat kebijakan mengakibatkan kemacetan lalu lintas di Kota
yang berbeda-beda setiap pergantian pimpinan Semarang, hal ini yang menyebabkan terjadinya
sehingga belum dapat memberikan pelayanan waktu pemberhentian bus Damri di lokasi yang
yang maksimal. Sedangkan persaingan untuk lama, membuat penumpang menunggu tanpa
mendapatkan penumpang di Semarang sudah kejelasan waktu datangnya bus di setiap lokasi.
semakin ketat, yang dulunya Damri menopoli Faktor penghambat lainnya adalah dengan
jasa transportasi di Semarang dengan keberadaan pesaing, salah satunya dengan
menerapkan SOP sehingga memperoleh banyak adanya BRT. Sejak awal dioperasikannya BRT
penumpang, akan tetapi pada saat ini SOP yang ini, berpengaruh besar terhadap penurunan
diterapkan mungkin sudah tidak efisien lagi, jumlah penumpang. Respon masyarakat yang
karena pergantian pimpinan yang cukup sering besar akan kehadiran BRT sebagai alternatif
mengakibatkan SOP dan aturan lainnya ikut moda transportasi, saat ini masyarakat dapat
berubah. Selanjutnya, permasalaha kedisiplinan menilai kinerja dari masing-masing perusahaan
kru di lapangan yang tidak lagi mentaati jasa transportasi dan dapat memilih
peraturan. Hal ini dikarenakan para kru Damri menggunakan transportasi terbaik menurut
sendiri hanya bersantai-santai, duduk-duduk, mereka. Jika pihak Damri tidak meningkatkan
tidak langsung mengangkut penumpangnya, pelayanan mereka terhadap masyarakat, bukan
sehingga penumpang yang seharusnya dapat di tidak mungkin penurunan jumlah penumpang
angkut oleh para kru Damri, kemudian di angkut akan terjadi secara berlanjut pada tahun-tahun
oleh angkutan lain yang lebih dulu berangkat. berikutnya akibat kebutuhan masyarakat yang
Menurunnya kedisplinan kerja juga tidak diiringi tidak terpenuhi.
dengan ketegasan dari peraturan yang telah
dibuat. Walaupun terdapat badan pengawas yang PENUTUP
mengawasi kegiatan para kru akan tetapi mereka A. Kesimpulan
tidak mengawasi secara terus menerus. Karcis 1. Implementasi Kebijakan
yang seharusnya diberikan kepada penumpang Transportasi Umum di Kota
yang telah melakukan pembayaran, akan tetapi Semarang (Studi Kasus Perum
penumpang yang telah melakukan pembayaran Damri)
tidak diberi karcis oleh kru. Dengan begitu pihak Tahap implementasi merupakan hal
manajemen dalam melakukan penghitungan terpenting dalam pelaksanaan kebijakan. Tahap
biaya pendapatan akan mengalami kesulitan. ini adalah untuk mengetahui tentang bagaimana
Tidak diberikannya karcis oleh kru dapat proses pelaksanaan dari kebijakan yang ada
mendorong tindak kecurangan dengan dimana kebijakan yang dikeluarkan oleh
menggelapkan uang yang didapat yang pemerintah tercapai keberhasilan atau
mendorong para kru tidak jujur dalam sebaliknya. Suatu kebijakan dianggap baik
melaporkan pendapatan kepada pihak apabila manfaatnya benar-benar dapat dirasakan
manajemen. adalah masyarakat yang sudah tua oleh masyarakat. Dalam penelitian ini, peneliti

9
memiliki tujuan untuk melihat dan mengamati menggunakan transportasi umum sesuai dengan
bagaimana implementasi kebijakan transportasi harapan masyarakat.
umum dengan memilih Perum Damri yang
merupakan salah satu penyedia atau B. Saran
penyelenggara moda angkutan umum, Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
bagaimana regulasi tersebut di jalankan dan apa dilakukan, dengan memperhatikan fenomena
saja faktor penghambat dan pendorong dalam Implementasi Kebijakan Transportasi
implementasi kebijakan transportasi umum pada Umum Pada Perum Damri di Kota
Perum Damri. Semarang, peneliti memberikan
Undang-undang nomor 22 Tahun 2009 rekomendasi sebagai berikut:
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1. Menyediakan layanan contact center
memiliki tujuan untuk mewujudkan pelayanan untuk menampung kritik dan saran
lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, masyarakat sebagai pengguna
nyaman, tertib, lancar dan terpadu dengan moda 2. Memberikan fasilitas reservasi tiket
angkutan jalan. Pada Undang-undang nomor 22 online, yaitu pembelian tiket secara
Tahun 2009 pasal 213 menjelaskan bahwa online melalui situs untuk
pemerintah wajib membangun dan mempermudah masyarakat membeli
mengembangkan sarana dan prasarana lalu lintas tiket
dan angkutan jalan yang ramah lingkungan. 3. Melakukan penggantian terhadap
Pelaksanaan dari regulasi tersebut pada Perum fasilitas yang sudah mulai rusak. Hal ini
Damri dinilai kurang optimal dalam memberikan dilakukan untuk membuat para
moda angkutan umum dalam bentuk bus yang penumpang merasa nyaman
dimana Perum Damri merupakan penyedia jasa menggunakan bus Damri
angkutan umum. Dilihat dari pelaksanaan, jenis 4. Melakukan perbaikan layanan di
manfaat yang diterima, dan perubahan yang bandara untuk mengurangi kendaraan
diinginkan Perum Damri masih perlu adanya pribadi yang masuk, sehingga tidak
perbaikan dalam sarana dan prasarana. Beberapa terjadi kemacetan di pintu masuk dan
informan masih merasa pelayanan yang keluar bandara
diberikan Damri masih kurang maksimal baik 5. Melakukan layanan tambahan seperti
dari fasilitas maupun performance. Namun saat mudik lebaran, dan antisipasti
selain kekurangan yang dimiliki, Perum Damri terhadap adanya bencana alam
mengupayakan pembenahan dalam memberikan 6. Memberikan sanksi tegas kepada sopir
jasa angkutan umum dengan beberapa strategi bus Damri apabila melakukan kelalaian
yang dilakukan membuka angkutan luar kota saat berkendara seperti ugal-ugalan, dan
dan angkutan karyawan yang sekarang sedang di menggunakan telepon saat berkendara
upayakan. Masyarakat menginginkan 7. Diharapkan direksi untuk melakukan
transportasi yang mengacu pada kenyamanan, pengawasan secara langsung seperti
kemanan dan ketepatan waktu. Tidak sedikit dari berupa ikut menggunakan bus Damri
mereka yang menginginkan adanya inovasi agar dapat memposisikan diri layaknya
terhadap pelayanan yang diberikan seperti, pengguna, sehingga dapat melakukan
adanya kursi khusus wanita, lansia dan ibu hamil, evaluasi untuk peningkatan pelayana
serta fasilitas untuk penderita difabel yang bus Damri
memang untuk saat ini Perum Damri sebagai 8. Melakukan budaya senyum dan berdoa
penyedia moda angkutan dan Pemerintah masih bersama sebelum keberangkatan, agar
belum bisa memberikan fasilitas tersebut. masyarakat merasa nyaman dan
Harapannya dengan upaya yang dilakukan
Damri untuk berinovasi dengan membuka trayek DAFTAR PUSTAKA
baru dan meningkatkan baik pelayanan dan Jubaedah, Edah dkk, 2008, Metode Pengukuran
performance mereka, agar tetap eksis sebagai Pelaksanaan Good Governance di
salah satu jasa angkutan yang dapat di andalkan, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
dapat menarik minat masyarakat untuk Bandung: PKP2A I LAN

10
Moleong, Lexy, 2007, Metodologi Penelitian Aminah, Siti. (2007), Transportasi Publik dan
Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT Aksesibilitas Masyarakat Perkotaan, Vol.
Remaja Rosdakarya Offset. 20, No. 1, 2007, Universitas Airlangga –
Nugroho D. Riant, 2005, Kebijakan Publik : Surabaya.
Formulasi, Implementasi dan Evaluasi, Ridani, Suwito. (2014), Peningkatan Kualitas
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Pelayanan Jas Transpportasi Angkutan
Pasolong, Harbani, 2011, Teori Administrasi Bus Damri Kota Surabaya (Studi Kasus di
Publik. Bandung Alfabeta. Terminal Osowilangun – Surabaya Barat),
Salim, Abbas, 2008, Manajemen Transportasi, Universitas Wijaya Putra Surabaya
Jakarta: Rajawali Pers.
Subarsono, 2005, Analisis Kebijakan Publik:
Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syafi’ie, Inu Kencana, 2006, Ilmu Administrasi
Publik. Jakarta : Pt Adi Mahasatya.
Syakrani & Syahriani, 2009, Implementasi
Otonomi Daerah dalam Perspektif Good
Governance, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Tahir, Arifin, 2014, Kebijakan Publik &
Tansparansi Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah. Bandung: Alfabeta
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen
Publik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia
Winarno, Budi, 2002, Teori Dan Proses
Kebijakan Publik, Yogjakarta: Madia
Pressindo.

Sumber lain:

11

You might also like