You are on page 1of 38

i

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi
utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4
kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar, namun
karbohidrat lebih banyak di konsumsi sehari-hari sebagai bahan makanan
pokok, terutama pada negara sedang berkembang. Di negara sedang
berkembang karbohidrat dikonsumsi sekitar 70-80% dari total kalori,
bahkan pada daerah-daerah miskin bisa mencapai 90%. Sedangkan pada
negara maju karbohidrat dikonsumsi hanya sekitar 40-60%. Hal ini
disebabkan sumber bahan makanan yang mengandung karbohidrat lebih
murah harganya dibandingkan sumber bahan makanan kaya lemak maupun
protein.
Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia seperti beras, gandum,
jagung, kentang dan sebagainya. Selain tiu terdapat pula pada biji-bijian
yang tersebar luas di alam. Karbohidrat termasuk penyusun sel karena
penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu molekul yang mengandung
atom karbon (C), hidrogen (H), dan aksigen (O). Secara biologis,
karbohidrat memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik pada
hewan, manusia dan tumbuhan.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen, hanya dijumpai
pada otot dan hati dan karbohidrat dalam bentuk laktosa hanya dijumpai di
dalam susu. Pada tumbuh-tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi
CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel-sel tumbuh-
tumbuhan yang mengandung hijau daun atau klorofil. Matahari merupakan
sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari tanda-tanda dari kehidupan
tidak akan dijumpai.
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu setiap
harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah yang khusus,
jika terjadi kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan menimbulkan
masalah yang cukup serius. Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg
berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis. Secara keseluruhan
tubuh harus mempertahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi
karbohidrat, lemak dan protein sebagai sumber energi.

1
Tanaman merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia dan
sudah digunakan sejak zaman dahulu. Tanaman sering dimanfaatkan
sebagai bahan makanan, bahan bakar, bahkan sebagai sumber bahan obat-
obatan yang sering dikenal dengan nama tanaman obat. Bagian tanaman
obat yang sering digunakan sebagai obat yaitu akar, rimpang, batang,
buah, daun, dan bunga. Pengenalan dan pengetahuan mengenai tanaman
obat didasarkan pada pengalaman dan keterampilan secara turun temurun
yang telah diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya. Banyak sekali
jenis tanaman yang dapat bermanfaat bagi kesehatan dan menyembuhkan
berbagai penyakit seperti tanaman rosella, jinten hitam, kelapa, daun teh,
dan jeruk nipis.

2
BAB II

DASAR TEORI

1.1. Karbohidrat
1.1.1. Pengertian Karbohidrat

Secara umum definisi karbohidrat adalah senyawa


organik yang mengandung atom karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O) serta pada umumnya undur hidrogen dan oksigen
dalam komposisi menghasilkan . Didalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian dari gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar
karbohidrat diperoleh dari bahan makan yang dikonsumsi
sehari-hari terutama sumber bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Karbohidrat merupakan senyawa organik
dan memiliki rumus senyawa .

Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya


sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan
4 kalori. Walaupun lemak menghasilkan energi lebih besar
namun karbohidrat lebih banyak dikonsumsi sehari-hari
sebagai makanan pokok.
Sumber karbohidrat nabati dalam bentuk glikogen,
hanya dijumpai pada otot dan hati dan karbohidrat dalam
bentuk laktosa hanya dijumpai di dalam susu. Pada tumbuh-
tumbuhan, karbohidrat di bentuk dari basil reaksi CO2 dan
H2O melalui proses foto sintesis di dalam sel-sel tumbuh-
tumbuhan yang mengandung hijau daun (klorofil). Matahari
merupakan sumber dari seluruh kehidupan, tanpa matahari
tanda-tanda dari kehidupan tidak akan dijumpai.
Pada proses fotosintesis, klorofil pada tumbuh-
tumbuhan akan menyerap dan menggunakan enersi matahari
untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari

3
udara dan air (H2O) yang berasal dari tanah. Energi kimia
yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi,
buah dan biji-bijian.

1.1.2. Macam-macam Karbohidrat

Karbohidrat yang terdapat pada makanan dapat


dikelompokkan sebagai berikut:
1. Available Carbohydrate (Karbohidrat yang tersedia)
Yaitu karbohidrat yang dapat dicerna, diserap serta
dimetabolisme sebagai karbohidrat.
2. Unvailable Carbohydrate (Karbohidrat yang tidak tersedia)
Yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa oleh enzim-
enzim pencernaan manusia, sehingga tidak dapat di
absorpsi.
Penggolongan karbohidrat yang paling sering dipakai
dalam ilmu gizi berdasarkan jumlah molekulnya yaitu:
1. Monosakarida
Monosakarida merupakan karbohidrat paling
sederhana susunan molekulnya, karena tidak bisa lagi
dihidrolisa dalam arti molekulnya hanya terdiri dari
beberapa atom karbon saja. Monosakarida larut dalam air
dan rasanya manis, sehingga secara umum disebut juga
gula. Penamaan kimianya selalu berakhiran –osa.
Macam-macam monosakarida yang penting yaitu:
a. Glukosa
Terkadang orang-orang menyebutnya gula naggur
ataupun dekstrosa. Banyak terdapat dalam buah-
buahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung, dan tetes
tebu. Didalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir
pencernaan amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa.
Glukosa juga dijumpai dalam aliran darah atau
disebut kadar gula darah. Berfungsi sebagai penyedia
energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada
keadaan fisiologis kadar gula darah sekitar 80-120 mg
%. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal
disebut hiperglikemia. Keadaan ini dijumpai pada
penderita diabeter melitus.

4
Glukosa juga merupakan salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi
hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi.
Glukosa sangat penting bagi kita karena sel tubuh kita
menggunakannya langsung untuk menghasilkan
energi. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi
lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut
sebagai gula pereduksi.
Glukosa adalah heksosa, monosakarida yang
mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan
aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon
dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut
"cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa
berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat
pada gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali
atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon
keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus
CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang
proporsinya 0.0026% pada pH 7.
b. Fruktosa
Orang menyebutnya juga gula buah ataupun
levulosa. Merupakan jenis sakarida yang paling manis,
banyak dijumpai pada mahkota bunga, madu, dan hasil
hidrolisa dari gula tebu. Didalam tubuh, fruktosa
didapat dari hasil pemecahan sukrosa.
Fruktosa merupakan suatu heksulosa karena
memutar bidang polarisasi ke kiri. Merupakan satu-
satunya heksulosa yang terdapat di alam. Fruktosa
murni rasanya sangat manis, warnanya putih,
berbentuk kristal padat, dan sangat mudah larut dalam
air. Di tanaman, fruktosa dapat berbentuk
monosakarida dan/atau sebagai komponen dari
sukrosa. Sukrosa merupakan molekul disakarida yang
merupakan gabungan dari satu molekul glukosa dan
satu molekul fruktosa. Sama seperti glukosa, fruktosa
adalah suatu gula pereduksi.
c. Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas dalam alam.
Hanya ditemukan berasal dari penguraian disakarida.

5
Galaktosa merupakan suatu aldoheksosa. Umumnya
berikatan dengan glukosa dalam bentuk laktosa, yaitu
gula yang terdapat dalam susu. Galaktosa yang ada di
dalam tubuh merupakan hasil hidrolisa dari
laktosa.Galaktosa mempunyai rasa kurang manis jika
dibandingkan dengan glukosa dan kurang larut dalam
air. Seperti halnya glukosa, galaktosa juga merupakan
gula pereduksi. Glukosa dan galaktosa bereaksi positif
terhadap Larutan fehling, yaitu dengan menghasilkan
endapan merah bata dari Cu2O.

2. Disakarida
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk
dari dua molekul monosakarida yang berkaitan melalui
gugus –OH dengan melepaskan molekul air.
Berikut ini beberapa disakarida yang banyak
terdapat di alam, yaitu:
a. Sukrosa
Sukrosa yaitu gula yang kita pergunakan sehari-hari,
sehingga lebih sering disebut gula meja atau lebih
dikenal dengan gula pasir dan disebut juga gula
invert. Mempunyai dua molekul monosakarida yang
terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul
fruktosa.
Sukrosa dikenal sebagai sumber nutrisi serta
dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain
seperti hewan. Jika kita perhatikan strukturnya,
karbon anomerik (karbon karbonil dalam
monosakarida) dari glukosa maupun fruktosa di dalam
air tidak digunakan untuk berikatan sehingga
keduanya tidak memiliki gugus hemiasetal.
Akibatnya, sukrosa dalam air tidak berada dalam
kesetimbangan dengan bentuk aldehid atau keton
sehingga sukrosa tidak dapat dioksidasi. Sukrosa
bukan merupakan gula pereduksi. Sukrosa(gula pasir)
mempunyai peran penting dalam pengolahan
makanan terdapat dalam tebu, bit, siwalan, kelapa
kopyor, juga dalam nanas dan wortel.
b. Maltosa
Maltosa mempunyai dua molekul monosakarida
yang terdiri dari dua molekul glukosa. Maltosa adalah

6
anggota kedua dari seri biokimia penting dari rantai
glukosa. Di dalam tubuh maltosa didapat dari hasil
pemecahan amilum, lebih mudah dicema dan rasanya
lebih enak dan nikmat. Hal ini ditemukan dalam biji
berkecambah seperti gandum. Hal ini juga dihasilkan
ketika glukosa terbakar.
Maltosa dapat dipecah menjadi dua molekul glukosa
dengan hidrolisis. Dalam organisme hidup, enzim
maltase dapat mencapai ini dengan sangat cepat. Di
laboratorium pemanasan dengan asam yang kuat
untuk beberapa menit akan mendapatkan hasil yang
sama.
c. Laktosa
Laktosa mempunyai dua molekul monosakarida
yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu
molekul galaktosa. Laktosa kurang larut di dalam air.
Hanya terdapat pada susu baik air susu ibu maupun
susu sapi sehingga disebut juga gula susu.
Laktosa dapat menimbulkan intolerance yang
disebabkan kekurangan enzim laktase sehingga
kemampuan untuk mencerna laktosa berkurang.
Kelainan ini dapat dijumpai pada bayi, anak, dan
orang dewasa baik untuk sementara maupun secara
menetap. Gejala yang sering dijumpai adalah diare,
gembung, flatus, dan kejang perut.

3. Polisakarida
Polisakarida merupakan senyawa yang terdiri dari
gabungan molekul- molekul monosakarida yang banyak
,senyawa ini bisa dihidrolisis banyak molekul
monosakarida. Polisakarida juga merupakan senyawa
karbohidrat kompleks. Dapat mengandung lebih dari
60.000 molekul monosakarida yang tersusun membentuk
rantai lurus ataupun bercabang. Umumnya polisakarida
berupa senyawa berwarna putih dan tidak berbentuk
kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai
sifat mereduksi. Dalam bahan makanan berfungsi sebagai
penguat tekstur dan sebagai sumber energi.
Polisakarida adalah polimer dengan beberapa ratus
hingga ribu monosakarida yang dihubungkan dengan
ikatan glikosidik. Polisakarida dibedakan menjadi dua

7
jenis, yaitu polisakarida simpanan dan polisakarida
structural. Polisakarida simpanan berfungsi sebagai materi
cadangan yang ketika dibutuhkan akan dihidrolisis untuk
memenuhi permintaan gula bagi sel. Sedangkan
polisakarida struktural berfungsi sebagai materi penyusun
dari suatu sel atau keseluruhan organisme. Arsitektur dan
fungsi suatu polisakarida ditentukan oleh jumlah monomer
gula dan posisi ikatan glikosidiknya. Polisakarida terbagi
menjadi:
a. Amilum
Amilum merupakan sumber energi utama bagi
orang dewasa. Disamping bahan pangan kaya akan
amilum juga mengandung protein, vitamin, serat, dan
beberapa zat gizi penting lainnya. Amilum merupakan
karbohidrat dalam bentuk simpanan bagi tumnuh-
tumbuhan dalam bentuk granul yang dijumpai pada
umbi dan akarnya. Amilum tidak larut didalam air
dingin tetapi larut didalam air panas membentuk
cairan yang sangat pekat seperti pasta. Peristiwa ini
disebut gelatinisasi. Amilum di dalam tanaman dapat
merupakan energi cadangan yang dijumpai pada umbi
dan akarnya. Penguraian tidak sempurna dari amilum
dapat menghasilkan dekstrin yaitu suatu bentuk
oligosakarida. Sumber dari amilum yaitu umbi-
umbian, serealia dan biji-bijian.
b. Dekstrin
Dekstrin merupakan zat antara dalam pemecahan
amilum. Molekulnya lebih sederhana, lebih mudah
larut di dalam air, dengan yodium akan berubah
menjadi warna merah.
c. Glikogen
Glikogen adalah polisakarida simpanan dalam tubuh
hewan. Struktur glikogen mirip dengan amilopektin
namun memiliki lebih banyak percabangan. Glikogen
merupakan cadangan karbohidrat dalam tubuh yang
disimpan dalam hati dan otot. Glikogen dalam sel
akan dihidrolisis bila terjadi peningkatan permintaan
gula dalam tubuh. Glikogen disimpan didalam hati
dan otot sebagai cadangan energi yang sewaktu-waktu
dapat diubah kembali menjadi glukosa bila
dibutuhkan.

8
d. Selulosa
Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan adalah selulosa, karena selulosa merupakan
bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuhan.
Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia oleh
karena itu tidak ada enzim untuk memecah selulosa.
Meskipun tidak dapat dicerna, selulosa berfungsi
sebagai sumber serat yang dapat memperbesar volume
dari faeses sehingga akan memperlancar defekasi.
Tanpa adanya serat, mengakibatkan terjadinya
konstipasi (susah buang air besar), haemorhoid
(ambeyen), divertikulosis, kanker pada usus besar,
appendicitis, diabetes penyakit jantung koroner dan
obesitas.

1.1.3. Sumber Karbohidrat


a. Nasi
b. Jagug
c. Sagu
d. Singkong
e. Ubi
f. Kentang
g. Oat (berasal dari gandum)
h. Pasta
i. Buah
j. Sayur

1.1.4. Manfaat Karbohidrat


a. Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan
energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama
energi bagi penduduk di seluruh dunia, karena banyakdi
dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu gram
karbohidrat menghasilkan 4 kalori. Sebagian karbohidrat di
dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa
untuk keperluan energi segera, sebagian disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan
energi di dalam jaringan lemak. Seseorang yang memakan
karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi gemuk.

9
b. Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan,
khususnya mono dan disakarida. Gula tidak mempunyai
rasa manis yang sama. Fruktosa adalag gula yang paling
manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi nilai 1, maka
tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7;
maltosa 0,4; laktosa 0,2.
c. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka
protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi,
dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat
pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat makanan
mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.
d. Pengatur Metabolisme Lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak
yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan
keton berupa asam asetoasetat, aseton, dan asam beta-
hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini dibentuk menyebabkan
ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH cairan
menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis
yang dapat merugikan tubuh.
e. Membantu pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan
cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada
feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik
usus. Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi,
hemoroid, penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus
besar, penyakiut diabetes mellitus, dan jantung koroner
yang berkaitan dengan kadar kolesterol darah tinggi.
Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa
lebih lama tinggal dalam saluran cerna, sehingga
menyebabkan pertumbuhan bakteri yang menguntungkan.
f. Pembentuk Makhluk Hidup
Karbohidrat juga dapat berfungsi sebagai
pembentuk makhluk hidup. Dinding sel merupakan salah
satu bagian paling penting dari sel. Dinding sel berfungsi
sebagai pelindung sel. Komponen pembentuk dinding sel
tersebut adalah selulosa yang merupakan salah satu bentuk

10
karbohidrat. Selain itu karbohidrat juga dapat ditemukan di
bagian-bagian terluar pada serangga.
1.1.5. Akibat Kelebihan Karbohidrat
Akibat yang timbul karena berlebihan karbohidrat:
a. Rasa mudah kantuk
b. Obesitas
c. Jantung
d. Stroke

1.1.6. Akibat Kekurangan Karbohidrat


Jika manusia kekurangan karbohidrat dapat menimbulkan
kekurangan gizi, tubuh lemah, lesu dan tidak berenergi. Akibat
kekurangan karbohidrat yang lebih serius menyebabkan
penyakit marasmus ( gangguan gizi ). Penyakit marasmus
ditandai dengan:
a. Bertubuh sangat kurus, seperti hanya tulang yang
terbungkus kulit
b. Wajah terlihat lebih tua
c. Perut cekung
d. Kulit berkeriput dan tidak memiliki jaringan lemak di
bawah kulit
e. Detak jantung dan aliran darah tidak stabil
f. Pernapasan terganggu
Akibat kekurangan karbohidrat pada anak-anak sangat
berbahaya karena dapat menyebabkan anak kekurangan gizi.
Kekurangan gizi yang terus menerus membahayakan tumbuh
kembak anak dan memperlambat perkembagan otak

1.2. Tanaman yang mengandung karbohidrat untuk kesehatan


1.2.1. Tanaman Rosella
A. Klasifikasi
a. Kerajaan : Plantae (tumbuhan)
b. Divisi : Magnoliophyta (berbunga)
c. Kelas : Magnoliopsida
d. Sub-kelas : Dilleniidae
e. Ordo : Malvales
f. Famili : Malvaceae
g. Genus : Hibiscus
h. Spesies : Hibiscus sabdariffa L

11
B. Kandungan Tanaman Rosella
Kadar antioksidan yang terkandung dalam kelopak kering
Rosella jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman kumis
kucing dan bunga knop. Zat aktif yang paling berperan dalam
kelopak bunga Rosella meliputi gossypetin, antosianin,
dan glucoside hibiscin. Antosianin berupa delphinidin 3-
sambubioside dan cyanidin 3-sambubioside merupakan pigmen
alami yang memberi warna merah pada seduhan kelopak bunga
Rosella, dan bersifat antioksidan. Gossypeptin, anthocyanin dan
glucoside hibiscin yang mempunyai efek diuretic dan choleretic,
memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi,
meningkatkan kinerja usus serta berfungsi sebagai tonik (obat
kuat)
Kadar antioksidan yang tinggi pada kelopak Rosella dapat
menghambat radikal bebas. Beberapa penyakit kronis yang
ditemui saat ini banyak yang disebabkan oleh radikal bebas yang
berlebihan. Di antaranya kerusakan ginjal, diabetes, jantung
koroner, hingga kanker.
Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan
dapat dilihat pada dua jenis Rosella yang ditanam di kebun milik
Darwin di Cisarua. Meskipun berasal dari satu spesies, Rosella
Sudan berwarna merah pekat kehitaman, sedangkan Rosella
Taiwan berwarna merah darah. Rosella Sudan rasanya lebih
asam dan lebih pekat sehingga kelopak keringnya dapat
digunakan hingga 2-3 kali seduh. Berbeda dengan Rosella
Taiwan yang hanya dapat digunakan sekali seduh.
Semakin pekat warna merah pada kelopak Rosella, rasanya
akan semakin asam. Dan kandungan antosianinnya semakin
banyak. Dengan demikian, kandungan antioksidannya juga
semakin banyak,” kata Didah.
Sayangnya, kadar antioksidan dalam kelopak Rosella
menjadi berkurang jika dikeringkan dengan proses pemanasan
(dipanggang dalam oven). Kadar senyawa berkhasiat yang
terkandung dalam kelopak Rosella berada pada tingkat tertinggi
jika dikonsumsi dalam bentuk segar.
Antikanker dan Antihipertensi Di antara banyak khasiatnya,
Rosella diunggulkan sebagai herba antikanker dan hipertensi. Ini
sesuai dengan uji pra klinis yang dilakukan oleh Yun Ching
Chang, seorang peneliti dari Institute of Biochemistry and
Biotechnology, Chung Shan Medical University di Taiwan. Yun
Ching Chang menemukan bahwa pigmen alami dari kelopak
kering Rosella terbukti efektif dalam menghambat dan sekaligus
mematikan sel kanker HL-60 (kanker darah atau leukemia).

12
Pigmen ini jugs berperan dalam proses apoptosis (bunuh diri)
sel kanker.

C. Manfaat Tanaman Rosella


Rosella [Hibiscus sabdariffa L] termasuk dalam keluarga
Malvaceae, dengan ciri-ciri tanaman tumbuh tegak, bercabang
banyak, bersemak-semak, dan mempunyai siklus hidup tahunan.
Batang berwarna kemerah-merahan, dan dapat mencapai
ketinggian sampai 3,5 meter. Warna daun bervariasi, dari hijau
gelap sampai ke merah dengan pinggiran bergerigi. Bunga
berwarna merah dengan ujung berwarna agak gelap, dilengkapi
dengan benang sari dan putik. Biji terdapat dalam cangkang,
yang dilindungi oleh semacam kelopak lembut berwarna merah,
yang jika dikeringkan, digunakan sebagai bahan untuk membuat
Teh Rosella.
Rosella digunakan di banyak daerah sebagai obat
tradisional. Mempunyai efek yang ringan sebagai obat pencuci
perut dan memperlancar pembuangan air seni. Hal tersebut
disebabkan oleh zat yang terkandung dalam kelopak Rosella,
yaitu ascorbic acid dan glycolic acid. Karena juga
mengandung citric acid atau asam sitrat, Rosella juga digunakan
sebagai penyegar, memberikan efek dingin ke tubuh di cuaca
yang panas, karena meningkatkan peredaran darah di permukaan
kulit dan memperlebar pori-pori.
Sebagaian besar dari tumbuhan Rosella, termasuk biji,
daun, kelopak dan akar sering kali digunakan sebagai bahan
makanan. Diantara bagian2 tersebut, kelopak Rosella adalah
yang paling populer. Digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
selai, sirup, es cream, perasa, dan juga dalam bentuk kering
untuk diseduh dan disajikan seperti kita menyajikan teh.
Daun dan kelopak Rosella juga dapat digunakan sebagai
minuman kesehatan untuk memperbaiki fungsi pencernaan dan
ginjal. Daun Rosella yang di hangatkan dan diremas-remas, baik
untuk menyembuhkan pecah-pecah di tumit dan untuk
mempercepat matangnya bisul. Kelopak Rosella juga
mengandung anti-oksidan, seperti flavonoids, gossypetine,
hibiscetine dan sabdaretine.
D. Indetifikasi Simplisia
Mikroskopis

13
Simplisia bunga yang berupa seluruh bagian perhiasan bunga
terdiri atas helain daun-daun kelopak dan mahkota bunga,
bentuk tak beraturan, warna merah keunguan sampai
kehitaman, bau khas, dan rasa asam.
Mikroskopis

Fragmen pengenal adalah kristal kalsium oksalat bentuk roset,


serabut skelerenkim, epidermis kelopak bunga dengan stomata,
serabut, berkas pengangkut dengan penebalan spiral, serbuk
sari dan epidermis mahkota bunga.
E. Pembuatan Simplisia

Kelopak bunga rosella merah dipanen setelah mencapai ukuran


optimal. Kondisi ini umumnya tercapai beberpa hari sebelum
kapsul berisi biji rosella membuka atau sekitar 15–20 hari
setelah bunga mekar. Secara kasat mata rosella siap panen

14
ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk berwarna
hijau. Kematangan buah rosella dimulai dari bagian bawah
menuju ke atas. Kandungan antosianin dan asam sitrat total
kelopak rosella merah mencapai puncaknya saat bunga berumur
60 hari, kemudian menurun sedikit ketika biji menjadi matang
penuh. Maka dari itu, waktu pemanenan yang paling tepat
adalah pada saat bunga berumur ± 60 hari.

Pemetikan atau pemanenan rosella lebih mudah dilakukan pada


pagi hari daripada sore hari. Hal ini disebabkan oleh kadar air
tanaman yang masih tinggi saat pagi hari sehingga tangkai pada
kelopak masih segar. Pemanenan rosella dilakukan dengan
menggunakan alat karena kelopaknya sulit dipotong dan untuk
menghindari kerusakan. Setelah dipanen, buah atau kapsul yang
berisi biji dipisahkan dari kelopak. Biasanya biji akan
dikeringkan untuk dijadikan benih untuk ditanam kembali dan
juga dapat pula dijadikan sebagai produk minuman.

1. Sortasi

Kelopak bunga rosella yang telah dipanen dipisahkan


berdasarkan tingkat serangan hama dan penyakit, tingkat
kematangan dan ukuran. Penyortiran penting dilakukan agar
gulma dan kotoran lainnya tidak ikut tercampur. Kelopak yang
terserang kutu akan diselimuti oleh bahan yang berwarna putih
sehingga perlu dipisahkan dan dibersihkan lebih dahulu.

2. Pencucian

Pada proses pencucian sebaiknya menggunakan air bersih yang


mengalir. Hal tersebut dikarenakan agar sisa kotoran yang
masih menempel pada kelopak lebih mudah dibersihkan dan
agar penggunaan air tidak menyebabkan kontaminasi pada
kelopak yang dicuci. Setelah dicuci, kemudian ditiriskan
didalam wadah yang berlubang agar air dapat menetes dengan
mudah.

3. Pengeringan

Kegiatan pengeringan perlu dilakukan agar dapat mengurangi


risiko tumbunya jamur pada kelopak rosella ketika akan
disimpan dalam waktu yang lama.

4. Sortasi Kering

15
Penyortiran ulang pada kelopak yang sudah dikeringkan perlu
dilakukan kembali agar sisa-sisa kotoran maupun tanaman lain
yang masih menempel pada kelopak tidak terbawa pada saat
kelopak dikemas. Kualitas dari kelopak akan menurun apabila
masih terdapat sisa-sisa kotoran dan tanaman lain yang masih
menempel. Hal tersebut dapat menurunkan nilai ekonomis dari
kelopak.

5. Pengemasan

Bahan pengemas yang bisa digunakan adalah bahan yang


terbuat dari plastic. Namun menurut Purba et.al (2013),
kemasan yang paling baik digunakan untuk rosella adalah
aluminium foil. Kelopak kering rosella dapat dikemas dalam
bentuk kemasan konsumen atau kemasan pedagang (curah)
tergantung pemesanan. Bahan pengemas arus bersifat netral,
yaitu tidak menimbulkan reaksi dengan simplisia atau produk
sehingga tidak menyebabkan perubahan warna, rasa dan bau
serta tidak bersifat beracun pada saat penyimpanan.

6. Penyimpanan

Kelopak rosella yang sudah kering disimpan di tempat yang


terlindung dari cahaya dengan suhu 15–20ºC, kelembaban
relatif rendah dan berventilasi baik. Hal ini perlu diperhatikan
agar pada saat penyimpanan dapat mengurangi risiko timbulnya
bakteri atau jamur pada kelopak yang dapat menurunkan
kualitas. Simpilia dalam bentuk kering ini dapat disimpan
sampai jangka waktu 6 bulan, dengan syarat ruang tempat
peyimpanan sesuai dengan standar ruang penyimpanan.

Kontaminasi jamur pada simplisia tanaman obat dapat


menimbulkan proses enzimatis tertentu pada bahan setelah
dipanen, yang menyebabkan perubahan metabolisme tanaman
obat. Perubahan tersebut dapat menghasilkan senyawa aktif
tertentu yang bersifat racun yang berbahaya jika dikonsumsi.
Oleh sebab itu, penanganan dalam kegiatan pasca panen
khusunya pada tanaman obat perlu dilakukan dengan sebaik-
baiknya dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan agar
kandungan senyawa metabolis sekunder pada tanaman obat
tidak mengalami kerusakan sehingga masih tetap terjaga
khasiatnya dan tidak bersifat racun jika dikonsumsi.

16
1.2.2. Jinten Hitam
A. Klasifikasi Jinten Hitam
a. Kingdom : Plantarum
b. Divisio : Spermatophyta
c. Sub Divisio : Angiospermae
d. Klas : Dicotyledonae
e. Sub Klas : Dialypetalae
f. Ordo : Ranunculales
g. Familia : Ranunculaceae
h. Genus : Nigella
i. Species : Nigella sativa

B. Kandungan Tanaman Jinten Hitam


Tumbuhan ini mengandung glikosida saponin, minyak
atsiri, zat pahit, minyak lemak, d-limonena, simena, saponin,
zat pahit, jigelin, nigelon, dan timokonon. Berbagai kandungan
ini didapat dari biji jintan hitam.
Secara terperinci kandungan dalam jintan hitam adalah
sebagai berikut:
 Monosaccharide glukosa, xylosa
 Mengandung komponen yang berguna sebagai bahan diet
fiber (serat).
 Kaya dengan fatty acid yang tidak jenuh (unsaturated
essential fatty acids, EFA).
 EFA tidak dihasilkan oleh tubuh kita, karena itu sumber
utamanya ialah makanan.
 Asam amino yang membentuk protein. Asam amino tidak
dapat disintesis
 Secukupnya dalam tubuh kita. Oleh karena itu, sumber
utamanya juga dari makanan.
 Mengandung karotene yang kemudian diproses oleh (liver)
menjadi vitamin A.
 Vitamin A adalah dikenali sebagai anti-cancer activity.
 Sumber kalsium, zat besi dan potassium yang berfungsi
sebagai (cofactors)
 Pengimbang kepada fungsi enzim.

17
C. Manfaat Jinten Hitam
Memperkuat sistem kekebalan tubuh dari serangan virus,
kuman dan bakteri. Hasil Penelitian Dr. Ahmad Al Qadhy, 1986
dan laporan penelitian lainnya seperti tertera dalam Jurnal
Farmasi Pakistan, 1992. Manfaat lainnya yaitu:
1. Mempertahankan tubuh dari serangan kanker dan HIV.
Hasil penelitian Prof. G Reitmuller, Direktur Institut
Immonologi dari Universitas Munich dan laporan terpisah
dari penelitian tim Dr. Basil Ali, Universitas King Faisal,
Arab Saudi, serta laporan penelitian Immono Biology
Laboratory, California, AS. Laporan lain menyebutkan
bahwa Habbatussauda dapat menghentikan pertumbuhan sel
tumor.
2. Meningkatkan fungsi otak. Dengan kandungan asam
linoleat (Omega 6) dan asam linolenat (Omega 3),
Habbatussauda merupakan nutrisi bagi sel otak yang
berguna untuk meningkatkan daya ingat, kecerdasan, dan
relativitas sel otak agar tidak cepat pikun. Habbatussauda
juga memperbaiki mikro (peredaran darah) ke otak dan
sangat cocok diberikan pada anak usia pertumbuhan dan
lansia.
3. Menyembuhkan berbagai jenis penyakit pernapasan.
Menyembuhkan penyakit asma bronkial, bronkitis,
gampang lelah, batuk kronis dan penyakit pernapasan
lainnya.
4. Mengatasi gangguan tidur dan stres. Unsur Sapion terdapat
pada Habbaussauda mempunyai fungsi
seperti kortikosteroid yang dapat memengaruhi karbohidrat,
protein dan lemak serta memengaruhi fungsi jantung, ginjal,
otot tubuh, dan syaraf. Sapion berfungsi untuk
mempertahankan diri dari perubahan lingkungan, gangguan
tidur, menghilangkan stres, dan melancarkan air susu ibu
(penelitian Potchestroom, 1989).
5. Sebagai antihistamin dan anti-alergi. Berdasarkan penelitian
Nirmal Chakravaty MD 1993, dan penelitian lain oleh Dr.
Med. Peter Schleincher, ahli immonologi dari Universitas
Munich.
D. Identifikasi Simplisia
1. Makroskopik

18
Biji agak keras, bentuk limas ganda dengan kedua ujungnya
meruncing, limas yang satu lebih pendek dari yang lain,
bersudut 3 sampai 4, panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih
kurang 1 mm, permukaan luar berwarna hitam kecoklatan,
hitam kelabu sampai hitam, berbintik-bintik, kasar, berkerut,
kadang-kadang dengan beberapa rusuk membujur atau
melintang. Pada penampang melintang biji terlihat kulit biji
berwarna coklat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna
kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman, lembaga
berwarna kuning pucat sampai kelabu.
2. Mikroskopik
Kulit biji epidermis luar terdiri dari selapis sel yang termampat,
bentuk memanjang, kadang-kadang berupa papila pendek,
dinding tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan.
Dibawah epidermis terdapat beberapa lapis sel parenkimatik,
bentuk memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna
kehijauan, pada tiap rusuk diduga terdapat berkas pembuluh,
floem dan xylem sukar dibedakan karena selnya termampat,
pada daerah ini sel parenkim dibawah epidermis tidak
termampat dan selnya besar berbentuk pilogonal, kemudian
berturut-turut terdapat selapis sel berbentuk persegi empat,
berdinding tipis, tidak berwarna atau berwarna kehijauan,
didalam sel terdapat hablur berbentuk prisma besar, kadang-
kadang hampir memenuhi ruangan sel.
Pada penambahan asam klorida pekat P hablur tidak larut,
selapis sel berbentuk palisade, tersusun sangat teratur, dinding
tangensial dalam dan dinding radial sangat tebal, warna agak
kekuningan atau tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat di
ujung bagian luar, berbentuk trapesium atau bundar telur,
warna coklat kekuningan, selapis sel parenkimatik, bentuk
persegi empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih.
Epidermis dalam terdiri dari selapis sel berbentuk persegi
empat tidak teratur, sel agak besar, lumen jernih, dinding
berwarna coklat berpenebalan jala, dinding tangensial dalam
lebih tebal. Endosperm terdiri dari sel berbentuk polygonal,
dinding tipis, tidak berwarna, penuh berisi butir aleuron dan
tetes-tetes minyak. Embrio selnya lebih kecil dari sel
endosperm, dinding tipis, berisi butir aleuron dan tetes-tetes
minyak.
3. Serbuk

19
Berwarna kelabu kehitaman. Fragmen pengenal adalah fragmen
epidemis luar yang termampat dan berpapila pendek, fragmen
sel palisade terlihat tangensial, fragmen kulit biji, fragmen
epidermis dalam, fragmen sel berhablur terlihat tangensial,
fragmen endosperm dan fragmen sel parenkimatik di bawah
lapisan sel palisade.
E. Cara pembuatan simplisia
Pengolahan simplisia meliputi biji jinten hitam dipanen dari
tanaman yang sudah mengering tetapi belum kering benar,
umur tanaman 110 sampai 115 hari, tanaman berwarna coklat
kekuningan. Cara panen yaitu dicabut atau dipotong pada
batangnya, dipanen pada pagi hari sebelum matahari terbit, agar
minyak atsiri dalam biji jinten hitam tidak menguap. Dapat
digunakan alat perontok untuk memisahkan biji dari tanaman,
kemudian dibersihkan dengan blower agar kotoran terpisah dari
biji. Biji dikeringkan, disimpan atau bisa langsung digunakan.

1.2.3. Delima (Punica granatum L.)

A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Myrtales
Famili : Lythraceae
Genus : Punica
Spesies : Punica granatum L.
B. Kandungan
Kulit kayu dan kulit batang dari delima mengandung glukosa,
alkaloid, dan tanin. Kulit buah dari delima mengandung alkaloid,
triterpenoid, glukosida, estron, lendir, dan tanin.
C. Manfaat

20
Buah delima secara tradisional banyak digunakan untuk
membersihkan kulit dan mengurangi peradangan pada kulit. Jus
dari buah delima sendiri dapat digunakan untuk mengurangi radang
tenggorokan. Delima banyak digunakan untuk membersihkan
lambung, mengobati sakit perut akibat cacingan, batuk, diare,
buang air besar yang mengandung darah dan lendir, keputihan,
antioksidan, dan fungsi lainnya.
D. Indetifikasi simplisia
Simplisia kulit batang delima (Granati cortex)

Pemerian : bau lemah, rasa agak kelat


Makroskopik : potonagan kulit agak tergulung pada kedua sisinya,
pada permukaan luar ada lapisan gabus tipis, warna coklat tua
kehitaman dan sukar dikelupas; mudah dipatahkan, bekas patahan
berwarna coklat muda.
Mikroskopik : pada penampang melintang tampak jelas jaringan
gabus yang terdiri dari beberapa lapis sel dengan penebalan
berbentuk U.Korteks terdiri dari parenkim dengan sel berdinding
tipis, berisi butir pati; sel idioblas zat samak berbentuk bulat
panjang dan lebih besar dari sel parenkim. Floem terdiri dari
pembuluh tapis, parenkim floem dengan ukuran sel lebih kecil dari
parenkim korteks dan berisi hablur kalsium oksalat berbentuk
roset, berderet-deret, dan juga berisi butir pati; jari-jari empulur
terdiri dari 1 baris sel.Serbuk berwarna kuning kotor.Fragmen
pengenal adalah jaringan gabus dengan penebalan berbentuk U,
dinding bernoktah, sel sekresi berisi zat berwarna kuning dan zat
sama; parenkim dengan hablur kalsium oksalat berbentuk roset,
berderet-deret; tampak pula hablur dan butir pati yang lepas.
E. Cara pembuatan simplisia
Umur dari kulit batang delima perlu diperhatikan untuk menjaga
kadar senyawa aktif yang ada. Kulit batang dari delima diambil
pada bagian batang utama dan cabang. Kulit ini dikelupas dengan
ukuran panjang dan lebar tertentu. Kulit batang delima yang sudah

21
di ambil melalui proses pembuatan dengan menggunakan air yang
sudah bebas dari pencemaran racun serangga, kuman patogen,
logam berat, dan sebagainya. Pengambilan kulit batang haruslah
tidak mengganggu pertumbuhan dari tanaman dan dilakukan pada
musim yang menguntungkan pertumbuhan yaitu menjelang
kemarau. Pembersihan dengan sortasi basah dilakukan untuk
memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing yang terdapat dari
bahan simpilia. Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah
dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia.
Simplisia akan melalui proses perajangan untuk mempermudah
proses pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. Sebelum
proses perajangan, simplisia terlebih dahulu melalui proses
penjemuran selama 1 hari. Pengeringan dilakukan untuk
mengurangi kadar air dari simplisia. Simplisia yang berasal dari
kulit batang akan dikurangi kadar air nya hingga 10%. Setelah
selesai, simplisia akan melalui proses sortasi kering untuk
memisahkan benda-benda asing yang tertinggal pada simplisia
kering. Simplisia kemudian akan dikemas dan disimpan yang mana
penyimpanan harus diperhatikan untuk memastikan simplisia tidak
akan rusak, mundur, atau berubah mutunya akibat farkor luar
ataupun faktor dalam.

1.2.4. Akar manis (Glychyrrhizae)

A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Glycyrrhiza
Spesies : Glycyrrhiza glabra
B. Kandungan

22
Akar manis memiliki kandungan antara lain glisirhisin dengan
kadar sekitar 5-10%, saponin, glikosida likuiritin, asparagin,
umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam
hidroksiglisirhitat, zat pahit, dan minyak atsiri.
C. Manfaat
Simplisia ini dapat digunakan sebagai antitusiv, serbuk pengisi dan
penyalut pil, pewangi tembakau, dan campuran obat batuk.
D. Identifikasi simplisia
Simplisia ini memiliki bau khas yang lemah dan rasa yang manis.
Makroskopik dari simplisia ini berupa akar kayu yang berwarna
coklat kemerahan. Mikroskopik dari simplisia ini berupa fragmen
yang berbentuk balok panjang.

E. Cara pembuatan simplisia


Akar yang digunakan memiliki waktu panen sekitar 3 tahun sekali
dimana akar-akar disisakan secukupnya agar dapat dipungut pada
tahun berikutnya. Akar yang belum dikupas berwarna coklat
kekuningan atau coklat tua, berkeriput memanjang yang terkadang
terdapat tunas kecil dan daun sisik yang tersusun melingkar.
Simplisia ini akan melalui proses pencucian, perajangan,
pengeringan, pengepakan dan penyimpanan. Proses pencucian
dimaksudkan untuk membuang kotoran-kotoran yang masih
menempel pada simplisia yang telah diambil. Proses perajangan
dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan dan
pengepakan yang akan dilakukan. Pengeringan dilakukan untuk
mengurangi kadar air dari simplisia yang ada sehingga tidak terjadi
kerusakan pada simplisia. Pengepakan dan penyimpanan dilakukan
untuk tetap menjaga kualitas dari simplisia yang dibuat dan
mencegah kerusakan pada simplisia.

1.2.5. Oryzae Semen (biji padi) dan Amylum Oryzae (amilum padi)

A. Klasifikasi
Regnum : Plantae

23
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.
B. Kandungan
Biji padi mengandung karbohidrat, dextrin, xylan, phytin, glutelin,
enzim (phytase, lipase, diatase) dan vitamin B1.
C. Manfaat
Biji padi digunakan untuk mengatasi demam, diare, gondokan,
rematik, keseleo, radang kulit, bisul, gangguan pencernaan, dan
meningkatkan napsu makan. Amilum dari padi digunakan dalam
membantu pembuatan sediaan farmasi sebagai bahan pengisi
tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur.
D. Identifikasi simplisia

Makroskopik : butir-butir biji keras yang berwarna putih pada


bagian dalam yang dilapisi oleh sekam berwarna kuning
kecoklatan.
Mikroskopik : butir persegi banyak ukuran 2µm sampai 5µm,
tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20
µm. Hilus ditengah, tidak terlihat jelas,tidak ada lamela konsentris.
Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
berwarna hitam, memotong pada hilus.
Pemerian : serbuk halus berwarna putih, tidak berbau, dan
rasa lemah.
E. Cara pembuatan simplisia
Biji padi akan di panen setelah 30 sampai 35 hari setelah adanya
bunga secara merata atau 135 sampai 145 hari setelah penanaman.
Biji dari padi akan mengalami pengeringan agar kandungan airnya.
Pengemasan dan penyimpanan dari serbuk tersebut dilakukan agar
kualitasnya tidak menurun dan dapat bertahan lebih lama. Untuk

24
amylum oryzae dilakukan proses penggilingan agar menjadi serbuk
yang halus.

1.2.6. Amylum Manihot (pati singkong)


A. Klasifikasi

Nama Simplisia : Amylum Manihot


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Eliphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihot esculenta
B. Kandungan
Amylum manihot mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa
memiliki struktur linear rantai glukosa yang dihubungkan bersama
dari satu glukosa C1 dan glukosa C4 lainnya, ini disebut ikatan α-
1,4-glikosidik. Di sisi lain, amilopektin memiliki struktur
bercabang; ia juga memiliki ikatan α-1,4-glikosidik, tetapi juga
mengandung rantai bercabang yang terhubung pada beberapa titik
melalui ikatan α-1,6-glikosidik. Perbedaan lain antara keduanya
adalah bahwa amilosa memiliki rantai 300-beberapa ribu jumlah
unit glukosa, di sisi lain, amilopektin memiliki 2000-200.000 unit

25
glukosa terkait dengan bercabang setelah setiap 20-30 unit. Yang
menarik adalah amilosa tidak larut dalam air sementara
amilopektin larut dalam air.

C. Manfaat
Amilum dari singkong digunakan dalam membantu pembuatan
sediaan farmasi sebagai bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan
bahan penghancur.
D. Identifikasi simplisia

Makroskopis : berupa serbuk berwarna putih dan sangat halus


Mikroskopis : Berupa butiran tunggal dan jaringan berkelompok,
agak bulat dan persegi banyak, berbentuk topi baja, hilus terletak di
tengah bentuk garis dan bercabang 3 dengan lamela tidak jelas.
E. Cara pembuatan simplisia
Pembuatan simplisia dilakukan dengan pengupasan yang bertujuan
untuk memisahkan antara daging singkong dari kulitnya.
Pencucian dilakukan dengan cara meremas-remas singkong di
dalam wadah yang berisikan air, hal ini dilakukan untuk

26
memisahkan kotoran dari daging singkong yang ada. Pemarutan
dilakukan agar singkong lebih mudah di proses lebih lanjut.
Pemerasan bubur singkong dilakukan dengan menggunakan kain
saring yang kemudian diremas dengan penambahan air sehingga
diperoleh cairan pati yang akan ditampung. Pati tersebut akan
ditampung dalam bak pengendapan. Proses selanjutnya dilakukan
pengeringan dengan cara penjemuran, pengeringan hybrid, dan
pengeringan mekanis.

1.2.7. Amylum maydis (pati jagung)


A. Klasifikasi

Nama simplisia : Amylum maydis


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monokotiledonae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea

27
Spesies : Zea mays
B. Kandungan
Amylum maydis mengandung karbohidrat, vitamin, serat, air dan
fosfat.
C. Manfaat
Amylum maydis dapat digunakan sebagai zat tambahan dan
penolong obat.
D. Indentifikasi simplisia

Makroskopis : berupa serbuk berwarna putih


Mikroskopis : berupa jaringan yang teramati berupa butiran yang
bergerombol dan ada yang tunggal hilus terlihat.
E. Cara pembuatan simplisia
Pembersihan dilakukan dengan penyedotan atau penyaringan agar
debu, kerikil, pasir ataupun potongan tongkol dapat dibersihkan.
Perendaman dilakukan untuk melunakkan biji jagung sehingga
pemisahan kulit dan lembaga tidak menyebabkan banyak
kehilangan pati. Perendaman dapat juga mereduksi kegiatan bakteri
dan menghilangkan bagian yang larut pada biji. Perendaman
dilakukan pada tangki atau bak berlapis porselin atau stainless
steel. Suhu perendaman antara 45-50oC untuk menghindari
terbentuknya alkohol karena proses fermentasi oleh khamir.
Air yang digunakan dalam perendaman diberi sedikit SO2 sebanyak
0,1-0,5% untuk membantu pelepasan pati dari endosperm dengan
cara melonggarkan ikatan matriks protein. Lamanya perendaman
sekitar 30-40 jam. Jagung akan menjadi lunak dan kulitnya dapat

28
dikupas dengan mudah. Pemisahan lembaga dengan alat pemisah
lembaga dari butir jagung (germ separator). Alat ini bekerja dengan
screw conveyor dan pedal yang berputar pada bagian atas tangki.
Pedal yang berputar berfungsi untuk menumpahkan kearah luar
dari lembaga dan beberapa serat kulit yang mengapung. Bagian
yang berat akan mengendap dan oleh screw conveyor didorong
keluar melalui lubang bawah. Butir jagung kasar akan dikeringkan
sedangkan lembaga jagung dibuat minyak jagung.
Ekstraksi pati dilakukan dengan 2 cara yaitu cara kering dan basah.
Cara kering dilakukan dengan mengeringkan jagung pilihan yang
telah melalui proses sebelumnya kemudian digiling hingga menjadi
tepung jagung. Tepung jagung tersebut direndam dalam larutan
NaOH 10% untuk menghilangkan protein dengan beberapa kali
pengadukan. Campuran dibiarkan pada suhu ruangan sampai pati
mengendap sekitar 3 jam dan cairannya berupa larutan protein
dalam NaOH. Cairan tersebut akan dipisahkan dari butir-butir pati
dan pati dicuci dengan air untuk menghilangkan sisa NaOH.
Cara basah menggunakan jagung yang sudah dipisahkan dari kulit
dan lembaganya kemudian digiling hingga dihasilkan bubur
jagung. Bubur jagung disaring menggunakan mesh 80 untuk
memisahkan butir-butir pati dari bagian yang terlalu kasar. Pati di
dalam air saringan dibiarkan mengendap seperti pada pembuatan
tapioka atau langsung direndam di dalam larutan NaOH 0,1%
sambil diaduk dan dibiarkan mengendap. Cairan dipisahkan dari
butir-butir pati dan pati dicuci dengan air untuk menghilangkan
sisa NaOH dan protein.
Hasil ekstraksi yang didapatkan berupa endapan pati yang telah
mengeras. Endapan tersebut dikeringkan hingga kadar air yang ada
sekitar 14%. Penggilingan dan pengayakan dilakukan untuk
menghaluskan bongkahan pati jagung yang kasar menjadi pati
halus. Penggilingan pati dilakukan 2 hingga 4 kali dengan alat
penggiling yang dilengkapi alat pengayakan berukuran 80-100
mesh. Pati yang kasar akan kembali digiling hingga diperoleh pati
yang halus. Sebelum dilakukan pengayakan, pati jagung perlu
diturunkan suhunya agar memudahkan proses pengayakan. Proses
selanjutnya berupa pengemasan dan penyimpanan yang dilakukan
untuk menjaga mutu dari pati jagung dan memperpanjang waktu
penyimpannya.

29
1.2.8. Amylum solani (pati kentang)

A. Klasifikasi

Nama simplisia : Amylum solani


Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum tuberosum
B. Kandungan
Amylum solani mengandung amilosa dan amilopektin.
C. Manfaat
Amylum solani banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan
snack, makanan bayi, mie instan, saus, makanan rendah kalori, dan
makanan ternak. Tepung jagung sendiri banyak digunakan sebagai
bahan baku plastik pengemasan, pembalut wanita, kapsul untuk
industry farmasi, kertas dan bahan-bahan bangunan dalam industri
tekstil.
D. Identifikasi simplisia

30
Makroskopis : berupa serbuk agar kasar, berwarna putih, tidak
berbau, dan tidak berasa.
Mikroskopis : Butiran berbentuk bulat telur atau tidak beraturan
dengan ukuran 30-150 mm. Hilus terdapat sebagai titik pada bagian
yang sempit dan lamella terlihat dengan jelas.
E. Cara pembuatan simplisia
Kentang disortasi untuk menghilangkan kotoran dan benda asing
yang tertempel pada kentang. Kentang kemudian melalui proses
trimming yaitu pengupasan kulitnya. Kentang yang telah dikupas
dicuci dengan air bersih agar kotoran dapat hilang. Kentang akan
ditimbang untuk mengetahui berat basisnya. Kentang melewati
proses pemotongan menjadi bagian-bagian tipis dengan alat slicer
agar mempermudah proses pengeringan. Kemudian, dilakukan
perendaman dengan larutan natrium bisulfit. Kentang kemudian
ditiriskan dan disusun dalam tray untuk dikeringkan.
Pengeringan dilakukan dengan alat tunnel dryer selama kurang
lebih 6-7 jam. Kentang yang telah kering ditumbuk atau
dihancurkan dengan blender agar kentang kering menjadi tepung.
Tepung tersebut akan diayak agar butiran-butiran serbuk memiliki
ukuran yang seragam. Tepung tersebut akan dikemas dan disimpan
agar kualitasnya tidak menurun.
1.2.9. Amylum phaseoli (pati kacang hijau)
A. Klasifikasi

31
Nama Simplisia : Amylum Phaseoli
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Maseulus
Spesies : Paseolus radiatus
B. Kandungan
Amylum phaseoli mengandung amilosa dan amilopektin.
C. Manfaat
Amylum phaseoli digunakan sebagai preparasi penaburan bedak
talkum dalam aplikasinya ke kulit, penawar keracunan iodin, agen
penghancur dalam pil maupun tablet, diluent ekstrak padatan
dalam obat, penghilang rasa sakit, bahan dasar pembuatan
suppositoria serta sebagai material awal produksi komersial dari
glukosa cair, dekstrosa, dan dekstrin.
D. Identifikasi simplisia

32
Makroskopis : Daun yang berwarna hijau berbentuk jagung dan
ujung kuning. Pinggir rata kedua sisi dengan sedikit berambut
panjang.
Mikroskopis : Pada penompang melintang melalui daun tampak
epidermis atas dan epidermis bawah. Terdiri atas satu lapis
berbentuk segiempat memanjang dengan stomata, rambut penutup,
dan rambut kelenjar.
E. Cara pembuatan simplisia
Kacang hijau dicuci hingga bersih dan direndam selama kurang
lebih 2-3 jam kemudian ditiriskan. Kacang hijau disangrai di atas
wajan hingga kering dan setengah matang. Blender kering kacang
hijau atau ditumbuk hingga halus. Tepung hasil proses
penghancuran akan diayak hingga menjadi tepung yang lebih
halus. Butiran yang tidak lolos ayakan akan dihaluskan kembali
lalu diayak kembali. Tepung yang telah halus kemudian dikemas
dan disimpan di dalam wadah tertutup dan kedap udara.
1.2.10.

33
34
III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

3.2. Saran

35
DAFTAR PUSTAKA

Duke, J. A. 1983. Hibiscus sabdariffa L. Dasar Pengetahuan Ilmu Tanaman.


Bandung: penerbitangkasa.

Kompas. 2008 . Petani Lahan Pasir Mulai Lirik Rosella. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.

Lampung post. 2006. Pemanenan dan Pemanfaatan Rosella. Jakarta: Agro Media.

Maryani, H. dan L. Kristiana. 2005. Kasiat & Manfaat Rosella. Jakarta: Agro
Media.

Odum, E. P. 1998. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta: Erlangga.

Purba, Sitepu, Ferry E, dan Haryati. 2013. Viabilitas Beni Rosella. Jurnal Online
Agroteknologi. 1(2).

Robert. 2008. Budidaya Mahkota Dewa dan Rosella. Jakarta: Majalah Herba
Indonesia.

Sutomo. 2007. Khasiat & Manfaat Rosella. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Winarno. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Ed. 6. Jakarta: Gramedia pustaka utama.

Whistler, R.B. 1984, Starch : Chemisty and Technology, Academic Press Inc,
London.

Anwar, E. et al.2004. Pemanfaatan Maltodekstrin Pati Terigu Sebagai Eksipien


dalam Formula Sediaan Tablet dan Niosom. Yogyakarta:Gajah Mada University
Press

Fahn, A.1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada


University Press

Gunawan,D.,Mulyani,S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1. Jakarta:


Penebar Swadaya

Kent NL. 1975. Technology of Cereals with Special References to Wheat.Oxford:


Pergamon Pr.

Poedjiadi. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia Press

36
Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

37

You might also like