Professional Documents
Culture Documents
(Skripsi)
Oleh
M. HAIKAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
HUBUNGAN JUMLAH LEUKOSIT DARAH DAN PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS FESES RUTIN TERHADAP PENYEBAB INFEKSI PADA
PENDERITA DIARE AKUT USIA 2 – 5 TAHUN YANG DIRAWAT DI
RSUD AHMAD YANI KOTA METRO
Oleh
M. HAIKAL
Skripsi
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
Oleh
M. HAIKAL
Background: Diarrhea is the discharge of stool with a watery form and with more
frequencies than usual. Diagnosis of diarrhea is required, including complete
blood count examination (hemoglobin, hematocrit, leukocyte, leukocyte count),
serum electrolyte, urea and creatinine levels, faecal examination, and Enzym-
linked immunosorbent assay (ELISA) giardiasis and serological test of amebiasis,
and x-ray images of the abdomen. Stool examination and examination of blood
leukocyte counts are closely related to the etiology of diarrheal diseases.
Methods: The design of this study was a cross sectional comparative analytic
against 32 patients with acute diarrhea aged 2 - 5 years. The data taken in the form
of secondary data is the number of blood leukosit through patient's medical
records and primary data in the form of microscopic examination of stool patients
acute diarrhea. The variables of this research are blood leukocyte count and
microscopic examination of stool of acute diarrhea patient.
Results: A total of 19 respondents with elevated blood leukocytes with
microscopic examination of bacterial/parasitic faeces were 17 respondents or 47%
and with non bacterial/parasitic infections there were 2 respondents or 6%. Of the
17 respondents who did not increase blood leukocyte level there were 4
respondents or 11% with bacterial/parasitic infection and 13 respondents or 36%
with infectious causes other than bacteria/parasite. Chi-square test results obtained
ρ value = 0.00 ≤ α = 0.05.
Conclusion: There is correlation between blood leukocyte count of microscopic
examination of faeces in patients with acute diarrhea age 2 - 5 years.
Oleh
M. HAIKAL
Latar Belakang: Diare adalah keluarnya tinja dengan bentuk yang encer dan
dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Untuk mendiagnosis penyakit diare,
diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain pemeriksaan darah tepi
lengkap (hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit), kadar elektrolit
serum, ureum dan kreatinin, pemeriksaan feses, dan pemeriksaan Enzym-linked
immunosorbent assay (ELISA) mendeteksi giardiasis dan test serologik
amebiasis, dan foto x-ray abdomen. Pemeriksaan feses dan pemeriksaan jumlah
leukosit darah erat hubungannya untuk mengetahui etiologi penyakit diare.
Metode: Desain penelitian ini adalah analitik komparatif cross sectional terhadap
32 pasien diare akut usia 2 – 5 tahun. Data yang diambil berupa data sekunder
yaitu jumlah leukosit darah melalui rekam medis pasien dan data primer berupa
pemeriksaan mikroskopis feses pasien diare akut. Variabel penelitian ini yaitu
jumlah leukosit darah dan pemeriksaan mikroskopis feses pasien diare akut.
Hasil Penelitian: Sebanyak 19 responden dengan peningkatan kadar leukosit
darah dengan hasil pemeriksaan mikroskopis feses bakteri/parasit sebanyak 17
responden atau 47% dan dengan infeksi selain bakteri/parasit terdapat 2 responden
atau 6%. Sedangkan dari 17 responden yang tidak mengalami kenaikan kadar
leukosit darah terdapat 4 responden atau 11% dengan penyebab infeksi
bakteri/parasit dan 13 responden atau 36% dengan penyebab infeksi selain
bakteri/parasit. Hasil uji Chi-square didapatkan ρ value = 0,00 ≤ α = 0,05.
Simpulan: Terdapat hubungan antara jumlah leukosit darah pemeriksaan
mikroskopis feses pada penderita diare akut usia 2 – 5 tahun
Kata kunci: diare akut, jumlah leukosit darah, pemeriksaan mikroskopis feses
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta, 28 Juni 1996, merupakan anak terakhir dari tiga
bersaudara, dari Ayahanda Firdaus Djunid Guci dan Ibunda Mastina Dewi Nur
Ali Jambak.
tahun 2002, sekolah dasar (SD) diselesaikan di SD Pertiwi Teladan Metro pada
pada tahun 2011, dan sekolah menengah atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri
1 Metro pada tahun 2014. Tahun 2014, penulis terdaftar sebagai mahasiswa
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif pada organisasi Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM) sebagai staf ahli divisi Kajian Strategi dan Advokasi pada
tahun 2014-2017, presidium Paduan Suara pada tahun 2014-2017, FSI Ibnu Sina
sebagai anggota divisi dana dan usaha, dan LUNAR sebagai anggota divisi pada
tahun 2016.
“FAMILY”
Father And Mother I Love You
❤
SANWACANA
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala pertolongan dan
DIRAWAT DI RSUD AHMAD YANI KOTA METRO” adalah salah satu syarat
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes, Sp.PA selaku Dekan Fakultas Kedokteran
bimbingannya;
3. dr. Tri Umiana Soleha, S.Ked., M.Kes. selaku Pembimbing Satu yang telah
saran dan nasihat yang bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini;
6. Mami papi tercinta, Bapak dr. Firdaus Djunid, Sp.A. dan Ibu Mastina Dewi,
terima kasih atas segala doa, cinta, dan dukungan baik fisik, psikis, maupun
7. Saudara kandung saya, Prima Angkupi dan Dwi Erin, serta kakak ipar saya,
Sherly Birawati yang selalu memberikan dukungan, uang, dan kasih sayang.
10. Kepala dan seluruh staf Poli Anak RSUD Jend. A. Yani Kota Metro.
11. Kepala dan seluruh staf UPT Laboratorium RSUD Jend. A. Yani Kota Metro.
Lampung atas segala ilmu dan bimbingan yang kelak akan digunakan sebagai
dukungan.
14. Teman-teman seperjuangan ketika SMA: Adi, Alan, Alfath, Alief, Angga,
Restu, Reyvien, Rizki Risandi, Cahyo, Taqwa, Yandi, Dede, Sofyan, Yusuf,
16. Teman-teman spesial yang dulu pernah dekat: Atika, Ayu, Fiska, RBP, Devi,
17. Kucing-kucing saya yang senantiasa menjadi penghibur dan selalu menemani
dikala saya merasa sepi: Katty, Bolly, Gembul, Shiro, Micky, Dumdum,
Misin.
19. Teman-teman Angkatan 2014 (CRAN14L) yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Akan tetapi, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna untuk pembaca.
Penulis
M. Haikal
DAFTAR ISI
Halaman
2.1.5 Diagnosis.........................................................................................12
2.2.2 Hemoglobin.....................................................................................23
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. Definisi Operasional...........................................................................................42
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori...................................................................................................37
Diare adalah keluarnya tinja dengan bentuk yang encer dan dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya. Untuk neonatus dinyatakan terkena penyakit diare
apabila frekuensi buang air besarnya lebih dari 4 kali dalam sehari, sedangkan
bayi diatas 1 bulan dan anak dinyatakan diare apabila frekuensi buang air
besar sebanyak lebih dari 3 kali dalam sehari. Bayi dan balita sering terserang
infeksi seperti diare. Diare dapat disebabkan oleh berbagai hal yaitu infeksi
maupun non infeksi. Sekitar 30-40% diare yang terjadi pada balita di
dengan tafsiran 1,3 miliar kejadian dan 3,2 juta kematian balita pada setiap
tahunnya. Secara umum, setiap anak mengalami diare kurang lebih 3,3 kali
pertahun, tetapi pada beberapa tempat tertentu dapat lebih dari 9 kali pertahun.
Pada daerah dengan kejadian diare yang tinggi, seorang balita dapat
menghabiskan 15% waktunya dengan diare. Sekitar 80% kematian yang terjadi
2
Kesehatan RI dan DITJEN dan PLP, 2011). Hasil survei morbiditas diare
nasional, angka kesakitan diare pada semua kelompok umur tahun 2013
sebesar 214 per 1.000 penduduk. Angka kesakitan (Insidens Rate) diare untuk
semua kelompok umur di Provinsi Lampung dari tahun 2005 – 2014 cenderung
meningkat, yaitu dari 9,8 per 1000 penduduk menjadi 21,4 per 1000 penduduk
tahun 2013. Angka ini bila dibandingkan dengan rata-rata nasional, angka ini
masih jauh dibawah angka nasional: 374 per 1.000 penduduk (Dinas Kesehatan
tahunnya diare akut menyebabkan kematian lebih dari 1,5 juta anak balita.
Meskipun angka kematian balita yang disebabkan oleh diare akut selalu
menurun setiap tahunnya dari 4,5 juta di tahun 1979 menjadi 1,6 juta di tahun
2002, penyakit ini masih menjadi pembunuh nomor satu pada anak-anak
Pada pasien diare akut terutama pada pasien yang mengalami dehidrasi atau
toksisitas berat atau diare berlangsung lebih dari beberapa hari, diperlukan
Pemeriksaan hematologi pada penderita diare akut dapat terjadi kelainan pada
jumlah leukosit menunjukkan penyebab dari infeksi yang terjadi (karena virus,
feses masih diperlukan dan tidak dapat digantikan oleh pemeriksaan lain.
pemeriksaan feses, cara pengumpulan sampel yang benar serta pemeriksan dan
adanya leukosit dalam tinja yang menunjukkan adanya infeksi bakteri, adanya
penyebab infeksi pada penderita diare akut usia 2 – 5 tahun yang dirawat di
1.3 Tujuan
feses rutin terhadap penyebab infeksi pada penderita diare akut usia 2 –
Kota Metro.
5 tahun.
a. Bagi peneliti
infeksi pada penderita diare akut usia 2 – 5 tahun yang dirawat di Rumah
b. Bagi Masyarakat
diare akut pada pasien dengan usia 2 – 5 tahun terhadap gambaran jumlah
leukosit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diare
2.1.1 Definisi
Diare adalah keluarnya tinja yang abnormal atau bentuk tinja yang
atau lebih, digolongkan pada diare kronik. Feses dapat dengan atau
tanpa lendir, darah, atau pus. Gejala penyerta dapat berupa mual,
2.1.2 Epidemiologi
300 juta kasus per tahun. Sekitar 900.000 kasus diare perlu
waktu 9 tahun, 51% kematian terjadi pada lanjut usia. Selain itu,
pada anak dengan tafsiran 1,3 miliar kejadian dan 3,2 juta kematian
diare kurang lebih 3,3 kali pertahun, tetapi pada beberapa tempat
9,8 per 1000 penduduk menjadi 21,4 per 1000 penduduk tahun
8
angka ini masih jauh dibawah angka nasional: 374 per 1.000
Etiologi
1. Virus
virus, Cytomegalovirus.
2. Bakteri
3. Protozoa
4. Helminths
usus yang rusak diganti oleh enterosit yang baru dan normal serta
Patogenesis
2014).
berdasarkan:
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi
2.1.5 Diagnosis
Anamnesis
volume diare, adanya buang air besar (BAB) disertai darah, dan
13
Pemeriksaan fisik
kesadaran, dan tanda vital. Tanda utama dari penderita diare akut
kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah. Terdapat
5. Akral hangat.
14
berat badan) :
cepat dan lebih dalam (Kussmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh
2014).
menurun dan akan timbul anuria; bila tidak segera diatasi akan
Pemeriksaan Laboratorium
inflamasi kolon. Positif palsu dapat terjadi pada bayi yang minum
(Amin, 2015).
2.1.6 Tatalaksana
Cairan rehidrasi oral (CRO) atau yang dikenal dengan nama oralit
Terapi rehidrasi
a) Tanpa dehidrasi
Pada keadaan ini, buang air kecil masih seperti biasa. ASI
b) Dehidrasi ringan-sedang
Anak terlihat haus dan buang air kecil mulai berkurang. Mata
(Hegar, 2014).
c) Dehidrasi Berat
pada keadaan ini juga terlihat napas yang cepat dan dalam,
(Hegar, 2014).
20
Dietetik
flatus, sakit perut, kemerahan di sekitar anus dan tinja berbau asam
(Hegar, 2014).
Antibiotika
1. Berikan oralit
3. Teruskan ASI-makan
Rentang nilai normal hematologi bervariasi pada bayi, anak anak dan
remaja, biasanya lebih tinggi saat lahir dan menurun selama beberapa
Implikasi klinik:
Indonesia, 2011).
Indonesia, 2011).
2011).
dan heme yang terdapat cincin porfirin dengan satu atom besi
masing terdiri dari 141 dan 146 asam amino (Norsiah, 2015). Nilai
2011) :
anemia.
Indonesia, 2011).
tua akan keluar dari sirkulasi melalui fagositosis di limfa, hati dan
dari ukuran normal, hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi
atau penyakit kronis. VER yang tinggi dapat disebabkan oleh obat-
ukuran ratarata sel darah merah, Red Blood Cell Distribution Width
(RDW) mengukur perkiraan ukuran sel darah merah. Hasil tes ini
Indonesia, 2011).
Indonesia, 2011) :
Anak : 5700-18000/mm3
Deskripsi:
2011):
Nilai Normal :
Neu-
Neutro-
trofil Eosin- Basof- Lim-
fil Monosit
Seg- ofil il fosit
Bands
ment
Per-
36-37 0-12 0-6 0-2 15-45 0-10
sentase
Jumlah
1.260- 800-
Absolut( 0-1440 0-500 0-150 100-800
3 7.300 40.00
/mm )
Sumber : (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2011)
28
1) Neutrofil
Deskripsi
Spritia, 2014).
2) Eosinofil
Deskripsi
Jumlah yang tinggi, terutama jika kita diare, kentut, atau perut
3) Basofil
Deskripsi:
basofil disebut juga mast sel (Yayasan Spritia, 2014). Basofil juga
4) Monosit
Deskripsi:
5) Limfosit
Deskripsi:
Sel ini kecil dan bergerak ke daerah inflamasi pada tahap awal dan
per uL darah.
Deskripsi:
dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta
a. Jumlah
b. Konsistensi
(Gandasoebrata, 2009).
c. Warna
d. Bau
Gandasoebrata, 2009).
34
e. Darah
f. Lendir
atau radang pada dinding usus. Kalau lendir itu hanya didapat
g. Parasit
(Gandasoebrata, 2009).
Adelberg, 2010).
36
Agent
Kuman :
Gizi :
- Protozoa Pasien - kekebalan
- Virus - higiene& sanitasi
- Helminth perorangan dan
- Bakteri lingkungan
Gambaran Klinis:
- Demam
Pemeriksaan Penunjang
- Nyeri ulu hati /hari
Infeksi Bakteri/protozoa
Leukosit normal
Meningkat
Pemeriksaan Pemeriksaan
Mikroskopis Hematologi
Feses (Leukosit)
Tidak
Meningkat
2.6 Hipotesis
feses rutin terhadap penyebab infeksi pada penderita diare akut usia 2 – 5
tahun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Jend. A. Yani Kota
Metro.
terhadap penyebab infeksi pada penderita diare akut usia 2 – 5 tahun yang
sectional.
3.2.1 Lokasi
Lampung.
3.2.2 Waktu
2017.
Pada penelitian ini, sampel yang diambil adalah sebagian dari keseluruhan
2
n=( +3
Keterangan
n : Jumlah sampel
(Dahlan, 2014).
2
n=( +3
2
n=( +3
2
n=( +3
2
n=( +3
n= 28,28 + 3
n = 31,28 32 orang
atau normal.
2. Usia 2 – 5 tahun.
Alat
Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Skala
Ukur
Keluarnya tinja
secara abnormal
Diare - - - -
lebih dari 3 kali per
hari
1=Me-
ningka
Pemeriksaan
t
Jumlah leukosit per Hematol- laboratorium
2= Kateg-
Leukosit milimeterkubik atau ogy yang dilihat
Menu- orik
mikroliter darah. analyzer pada rekam
run/
medik
Norm-
al
Pemeriksaan
laboratorium yang Metode Natif
Mikrosk A: Bakte-ri/par-
menggunakan feses Mikrosk- dan metode Kateg-
opis asit, atau B: non
sebagai parameter op pewarnaan orik
Feses bakter-i/para-sit
yang digunakan gram
3.7.1 Alat
b. Rekam Medik
d. Gelas objek
e. Pipet tetes
f. Lidi
g. Cover glass
h. Mikroskop
43
i. Sprayer
h. Nampan
j. Bunsen
l. Jarum loop
b. Feses
c. Eosin 2%
d. Aquades
e. Etanol
f. Safranin
g. Kristal violet
h. Iodium
i. Kertas label
j. Tissue
k. Alkohol 70%
1. Pemeriksaan Leukosit
2. Pemeriksaan Feses
disebutkan di atas.
c. Pengambilan Sampel
1. Pengumpulan Feses :
pengambilan spesimen).
tersebut.
46
alkohol.
perbesaran 1000x.
Penyusunan proposal,
Tahap Persiapan perizinan dan koordinasi
Pengisian lembar
persetujuan (informed
consent)
Tahap Pelaksanaan
Mendapatkan jumlah
leukosit yang akan
Tahap Pengolahan
diinterpretasikan dengan
Data
hasil laboratorium
pemeriksaan feses rutin
perbaikan.
distribusi.
kemudian dicetak.
3.11.2 Analisis
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
statistik.
bermakna.
5.1 Simpulan
mikroskopis feses terhadap penyebab infeksi pada penderita diare akut usia
5.2 Saran
Adisasmito, W. (2007) Faktor resiko diare pada bayi dan balita di Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat-UI.
Bauer, J., Ackerman, P. and Toro, G. (no date) ‘Clinical Laboratory Methods’, in.
Saint Louis: The CV Mosby Company, p. 538.
Dahlan, S. (2014) Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. 6th edn. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia.
Departemen Kesehatan RI dan DITJEN dan PLP, 1999 (2011) ‘Gangguan Sistem
Gastrointestinal dan Hepatobilier’, in Buku Asuhan Keperawatan Anak.
Jakarta: Salemba Medika, p. 223.
Hakim, R., Manoppo, J. and Mantik, M. (2013) ‘Profil Diare Berdarah di Bagian
Ilmu Kesehatan Anak BLU. RSUP. Prof. Dr. D. Kandou Manado Periode
2008-2011’, Jurnal e-Biomedik ( eBM), 1, pp. 6–11.
Ignasia, M., Santosa, B. and Ariyadi, T. (2016) ‘Gambaran Jumlah dan Jenis
Leukosit pada Penderit Diare Akut Karena Infeksi di Rumah Sakit St.
Elisabeth Semarang’, Repository Unimus.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (2010) ‘Diare Akut’, in Pudjiadi, A. H., Hegar, B.,
Handryastuti, S., Idris, N. S., Gandaputra, E. P., and Harmoniati, E. D. (eds)
PEDOMAN PELAYANAN MEDIS. 1st edn. Badan Penerbit Ikatan Dokter
Anak Indonesia, pp. 58–9.
Jawetz, Melnick and Adelberg (2010) Mikrobiologi Kedokteran. 25th edn. Edited
by N. Z. Astuti. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Marcellus Simadibrata K, D. (2014) ‘Diare Akut’, in Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo,
A. W., K, M. S., Setiyohadi, B., and Syam, A. F. (eds) Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. VI. Jakarta: Interna Publishing, pp. 1899–1908.
Soebagyo (2008) Diare Akut pada Anak. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Press.
Suzanna, 1, Ralph, A. and Park (1993) ‘Giannela Approach to the adult patient
with acute diarrhoea’, in Gastroenterology Clinics of North America. XXII
(3). Philadelphia: WB Saunders.
Zein, U. (2004) Diare akut infeksius pada dewasa, e-USU Repository. Available
at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3388/1/penydalam-
umar4.pdf.