You are on page 1of 15
Christady Hardiyatmo Pe cliSiSCEneClener nee me) | Dye) bagian Il DAFTAR ISI * KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI BABI - TURAP. ... 1.1 Pendahuluan 1.2 Tipe-tipe Turap 1.2.1 Turap Kayu . 1.2.2 Turap Beton 1.2.3 Turap Baja 1.3 Tipe-tipe Dinding Turap 1.3.1 Dinding Turap Kantilever 1.3.2 Dinding Turap Diangker.. 1.3.3 Dinding Turap dengan Landasan (Platform 1.3.4 Bendungan Elak Seluler... 1.4 Gaya-gaya Lateral pada Dinding Turap 1.4.1 Gaya Lateral akibat Tekanan Tanah . 1.4.2 Gaya-gaya Lateral akibat Tekanan Air. 1.5 Perancangan Dinding Turap...... 1.5.1 Prinsip Umum Perancangan Turap Kantilever 1.5.1.1 Turap Kantilever pada Tanah Granuler. 1.5.1.2 Turap Kantilever pada Tanah Kohesi 1.5.2 Dinding Turap Diangket 1.5.2.1 Metode Ujung Bebas 1.5.2.2 Metode Ujung Tetap S7 1.6 Cara-cara Mengurangi Tekanan Tanah. 63 1.7 Blok Angker.... 54 1.7.1 Metode Teng 67 1.7.2 Metode Bowles ..... 69 1.7.3 Blok Angker pada Kedalaman Besar 72 1.8 Letak Angker.... 73 1.9 Batang Pengikat dan Balok Horisontal ......: 73 Daftar Isi ix BAB II - FQNDASI TIANG PANCANG..... 2.1 Pendahuluan .... 2.1.1 Tiang Kay 2.1.2 Tiang Beton Pracetak... 2.1.3 Tiang Beton Cetak di Tempat 2.1.4 Tiang Bor... 2.1.5 Tiang Baja Prot 2.1.6 Tiang Komposit . 2.2 Tiang Dukung Ujung dan Tiang Gesek. 2.3 Kelakuan Tiang selama Pembebanan.. 2.4 Pengaruh Pekerjaan Pemasangan Tiang 2.4.1 Pengaruh Pemancangan Tiang.... 2.4.2 Pengaruh Waktu pada Kapasitas Dukung Tiang 2.4.2.1 Soil Setup . 2.4.2.2 Relaksas 2.5 Hitungan Kapasitas Dukung Tiang Pancang 2.5.1 Kapasitas Dukung Ultimit Cara Stati: 2.5.2 Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granule: 2.5.2.1 Metode Poulos dan Davis 2.5.2.2 Metode U.S. Army Corps 2.5.2.3 Metode Coyle dan Castello. 2.5.2.4 Metode Kulhawy. 2.5.2.5 Metode B..... 2.5.2.6 Kapasitas Dukung Ultimit 2.5.3 Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesii 2.5.3.1 Metode «....... 2.5.3.2 Metode 2... 2.5.3.3 Metode U.S. Army Corps 2.5.3.4 Metode Tomlinson... 2.5.4 Kapasitas Dukung Tiang Kondisi Terdrainase (Drained) 2.5.4.1 Metode Burland. 2.5.4.2 Metode Fellenius. 2.5.5 Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah c - @ .. 2.5.6 Tiang Menahan Gaya Tarik Ke Atas .. 137 138 140 142 148 149 150 152 154 x Analisis dan Perancangan Fondasi - IT 2.5.6.1 Tiang Tunggal.. 154 2.5.6.2 Kelompok Tiang . 159 2.6 Faktor Aman Tiang Pancang. 161 2.7 Kapasitas Dukung Tiang dari Uji Kerucut Statis (Cone Penetration Test, CPT) ... 164 2.7.1 Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Granuler. 165 2.7.1.1 Metode Schmertmann dan Nottingham. 165 2.7.1.2 Metode Meyerhof ..... 173 2.7.2 Kapasitas Dukung Tiang dalam Tanah Kohesif .. 179 2.7.2.1 Metode Bagemann ..... 179 2.7.2.2 Metode deRuiter dan Beringen 180 2.7.3 Faktor Aman Tiang dari Uji Sondir . 181 2.8 Kapasitas Dukung Tiang Dari Uji Penetrasi Standar (SPT).. 184 2.9 Kapasitas Dukung Tiang dari Rumus Dinamik. 2.9.1 Alat Pancang Tiang ... 2.9.2 Rumus-rumus Pancang .. 2.9.3 Pemilihan Pemukul Tiang. 2.9.4 Catatan Pemancangan Tiang (Pile Driving Record) 2.9.5 Penghentian Pemukulan Saat Pemancangan 2.9.6 Penyemprotan Air (Water Jeting’ 2.10 Kapasitas Dukung Kelompok Tiang 2.10.1 Kapasitas Dukung.... 2.10.2 Efisiensi Tiang dalam Tanah Kohes 2.10.3 Kapasitas Dukung Kelompok dan Efisiensi Tiang dalam Tanah Granuler 223 2.10.4 Petunjuk Perancangan Kelompok Tiang 227 2.11 Gesekan Negatif... 230 2.11.1 Tiang Tunggal 233 2.11.2 Kelompok Tiang 237 2.12 Penurunan Tiang . 248 2.12.1 Penurunan Tiang Tunggal 248 2.12.2 Penurunan Kelompok Tiang .. 258 2.13 Jarak Tiang ... 281 2.14 Pelat Penutup Thang (Pile Cap): dan.Hitungan Beban pada Tiang .... Daftar Isi xi 2.15 Tiang Mendukung Beban Lateral ..... 2.15.1 Tiang Ujung Jepit dan Tiang Ujung Bebas . 2.15.2 Gaya Lateral jin 2.15.3 Hitungan Tahanan Beban Lateral Ultimit 2,15.3.1 Hitungan Cara Konvensional .... 2.15.3.2 Metode Brinch Hansen dan Brom: 2.15.4 Defleksi Tiang Vertikal ... 2.15.4.1 Beban Vertikal Kr 2.15.4.2 Metode Konyensional 2.15.4.3 Metode Brom: 2.15.4.4 Metode p-y ... 2.15.4.5 Modulus Evans dan Duncan 2.16 Tiang Miring .... 2.16.1 Kelompok Tiang Sebagai Sistem Statis Tertentu . 2.16.2 Hitungan Secara Analitis .... 2.16.3 Hitungan Didasarkan pada Teori Elastis 2.17 Langkah-langkah Perancangan Fondasi Tiang 2.18 Pengujian Tiang ... 2.18.1 Maksud Pengujian 2.18.2 Letak Titik-titik Pengujian 2.18.3 Sistem Pembebanan .... 2.18.4 Pengukuran Penurunan 2.18.5 Macam-macam Pengujian . 2.18.5.1 Uji Beban Tekan . 2.18.5.2 Uji Beban Lateral 2.18.5.3 Uji Tarik 2.19 Kekuatan Bahan Tiang 2.20 Ikatan Tiang Dengan Pelat Penutup Tiang BAB III -FONDASI TIANG BOR DAN KAIS 3.1 Pendahuluan.. 3.2 Kaison... 3.2.1 Tipe- 3.3 Tiang Bor .... 3.3.1 Metode Pelaksanaan Tiang Bor 290 291 347 348 350 372 373 374 375 675 377 378 378 388 388 390 391 393 xii Analisis dan Perancangan Fondasi - IT 3.3.2 Pengaruh Pemasangan Tiang Bor 404 3.3.2.1 Tiang Bor dalam Tanah Granuler .. 404 3.3.2.2 Tiang Bor dalam Tanah Kohesif 404 43.3.3 Kapasitas Dukung Tiang Bor 405 3.3.3.1 Tiang Bor pada Tanah Granuler 405 3.3.3.2 Tiang Bor pada Tanah Lempung 416 3.3.4 Tahanan Tarik Tiang Bor 426 3.3.5 Faktor Aman Tiang Bor. 429 BAB IV -FONDASI CAKAR AYAM.... 442 4.1 Pendahuluan..... 442 4.1.1 Sistem Cakar Ayam Prof. Sediyatmo 442 4.1.2 Sistem Cakar Ayam Modifikasi (CAM) 443 4.2 Aplikasi . 446 4.2.1 Fondasi Bangunan Gedung dan Jembatan. 446 4.2.2 Bangunan Menara Listrik dan Tangki Ai 447 4.2.3 Perkerasan Jalan dan Bandara . 448 4.3 Dasar-dasar Pengertian.... 451 4.4 Penelitian-Penelitian yang Telah Dilakukan . 455 4.5 Pengaruh Pembebanan 459 4.5.1 Beban Statis ... 459 4.5.2 Beban Dinami 459 4.6 Metode Perancangan 460 4.6.1 Beban Rancangan 461 4.6.2 Metode Bambang Suhendro (1992; 2006). 462 4.6.3 Metode Hary Christady Hardiyatmo (2010). 464 4.6.4 Sistem Cakar Ayam Pada Tanah Ekspansif . 471 4.6.4.1 Tanah Ekspansi . 471 4.6.4.2 Perancangan Sistem Cakar Ayam Pada Tanah Ekspansit . 472 4,7 Masalah Pembangunan Jalan Di Indonesia 475 4.8 Tipe-tipe Tanah-dasar ..... 476 DAFTAR PUSTAKA 487 TABEL KONVERSI 496 Daftar Isi xiii BABI 1.1 PENDAHULUAN Dinding turap adalah dinding vertikal relatif tipis yang ber- fungsi kecuali untuk menahan tanah, juga berfungsi untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. Karena pemasangan yang mudah dan biaya pelaksanaan yang relatif murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan, seperti: penahan tebing galian sementara, bangunan-bangunan di pelabuhan, dinding penahan tanah, bendungan elak dan lain-lain. Bila tanah yang ditahan dangkal, maka cukup digunakan turap kantilever. Namun, bila kedalaman tanah yang ditahan sangat dalam, maka hsrus digunakan turap yang diangker. Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah yang sangat tinggi, karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. selain itu, turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan pemancangan. 1,2 TIPE-TIPE TURAP Tipe turap dapat dibedakan menurut bahan yang digunakan. Bahan turap tersebut bermacam-macam, contohnya: kayu, beton bertulang, dan baja. 1.2.1 Turap Kayu Turap kayu digunakan untuk dinding penahan tanah yang tidak begitu tinggi, karena tidak kuat menahan beban-beban lateral yang BABI -Turap 1 besar. Turap ini tidak cocok digunakan pada tanah berkerikil, karena turap c&nderung pecah bila dipancang. Bila turap kayu digunakan untuk bangunan permanen yang berada di atas muka air, maka perlu diberikan lapisan pelindung agar tidak mudah lapuk.Turap kayu banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan sementara, misalnya untuk penahan tebing galian. Bentuk-bentuk susunan turap kayu dapat dilihat pada Gambar 1.1. Gambar 1.1 Turap kayu, 1.2.2 Turap Beton Turap beton merupakan balok-balok beton yang telah dicetak sebelum dipasang dengan bentuk tertentu. Balok-balok turap dibuat saling mengkait satu sama lain (Gambar 1.2). Masing-masing balok, kecuali dirancang kuat menahan beban-beban yang bekerja pada turap, juga terhadap beban-beban yang akan bekerja pada waktu pengangkatannya. Ujung bawah turap biasanya dibentuk meruncing untuk memudahkan pemancangan. 1.2.3 Turap Baja Turap baja (Gambar 1.3) sangat umum digunakan, baik digunakan untuk bangunan permanen maupun sementara, karena lebih menguntungkan dan mudah penanganannya. Keuntungan- keuntungannya antara lain: 2 Analisis dan Perancangan Fondasi - IT 1) Turap baja kuat menahan gaya-gaya benturan pada saat pemancangan. 2) Bahan turap relatif tidak begitu berat. 3) Turap dapat digunakan berulang-ulang. 4) Turap baja mempunyai keawetan yang tinggi. 5) Penyambungan mudah, bila kedalaman turap besar. Ol?) o| PLP T T I | l I L T | | | | We Gambar 1.2 Turap beton. ©) AS (b) () (a) Gambar 1.3 Turap baja. BABI - Turap 1.3 TIPE-TIPE DINDING TURAP. 9 Terdapat 4 tipe dinding turap yaitu: 1. Dinding,turap kantilever. 2. Dinding turap diangker. 3. Dinding turap dengan landasan/panggung (platform) yang didukung tiang-tiang. 4. Bendungan elak seluler (cellular cofferdam). 1.3.1 Dinding Turap Kantilever Dinding turap kantilever (Gambar 1.4a) merupakan turap yang dalam menahan beban lateral mengandalkan tahanan tanah di depan dinding. Defleksi lateral yang terjadi relatif besar pada pemakaian turap kantilever. Karena luas tampang bahan turap yang dibutuhkan bertambah besar dengan ketinggian tanah yang ditahan (akibat momen lentur yang timbul), turap kantilever hanya cocok untuk menahan tanah dengan ketinggian/kedalaman sedang. TDI r EEA Batang pengikat q Fi Blok angker H H=3 sampai 5 meter UntukH> 11 meter digunakan 2 angker (@ ) Gambar 1.4 (a) Dinding turap kantilever. (b) Dinding turap diangker. 4 Analisis dan Perancangan Fondasi - IT 1.3.2 Dinding Turap Diangker Dinding turap diangker cocok untuk menahan tebing galian yang dalam, tetapi masih juga bergantung pada kondisi tanah (Gambar 1.4b). Dinding turap ini menahan beban lateral dengan mengandalkan tahanan tanah pada bagian turap yang terpancang ke dalam tanah dengan dibantu oleh angker yang dipasang pada bagian atasnya. Kedalaman turap menembus tanah bergantung pada besarnya tekanan tanah. Untuk dinding turap yang tinggi, diperlukan turap baja dengan kekuatan tinggi. Stabilitas dan tegangan-tegangan pada turap yang diangker bergantung pada banyak faktor, misalnya: kekakuan relatif bahan turap, kedalaman penetrasi turap, kemudah-mampatan tanah, kuat geser tanah, keluluhan angker dan lain-lainnya. Untuk ketinggian tanah yang ditahan H > 11 m, maka diperlukan turap dengan 2 angker. 1.3.3 Dinding Turap dengan Landasan (Platform) Dinding turap semacam ini dalam menahan tekanan tanah lateral dibantu oleh tiang-tiang, dimana di atas tiang-tiang tersebut dibuat landasan untuk meletakkan bangunan tertentu (Gambar 1.5a). Tiang-tiang pendukung landasan juga berfungsi untuk mengurangi beban lateral pada turap. Dinding turap ini dibuat bila di dekat lokasi dinding turap direncanakan akan dibangun jalan kereta api, mesin derek, atau bangunan-bangunan berat lainnya. 1.3.4 Bendungan Elak Seluler Bendungan elak seluler (cellular cofferdam) merupakan turap yang berbentuk sel-sel yang diisi dengan pasir (Gambar 1.5b). Dinding ini menahan tekanan tanah dengan mengandalkan beratnya sendiri. 1.4 GAYA-GAYA LATERAL PADA DINDING TURAP Gaya-gaya lateral yang bekerja pada ‘dinding turap meliputi tekanan tanah aktif dan pasif, beban terbagi rata di atas permukaan BAB I - Turap 5 timbypan, ketidakseimbangan muka air tanah di kedua sisi turap, gaya gempa, gaya benturan gelombang, gaya tarik kapal dan lain-lainnya. Langasan (platform) Landasan (platform) Tiangstiang Tiang-tiang @ Tampak atas Sel-sel berisi pasir _ Sel-sel berisi pasir Tanggul penahan - y Tampak samping \ Pa (o) Gambar 1.5 (a) Dinding turap dengan landasan yang didukung tiang-tiang. (b) Bendungan elak selular. 6 Analisis dan Perancangan Fondasi - If 1.4.1 Gaya Lateral akibat Tekanan Tanah Pada hitungan dinding penahan tanah yang umum, analisis didasarkan pada anggapan bahwa dinding bergerak secara lateral dengan cara menggeser atau berotasi terhadap kaki dinding, sedemikian hingga kuat geser tanah di belakang dinding sepenuhnya termobilisasi. Dalam kondisi ini, tekanan tanah lateral memenuhi teori-teori Rankine atau Coulomb. Pada turap, gaya-gaya lateral akibat tekanan tanah yang bekerja sebenarnya tidak dapat dihitung secara langsung dengan teori-teori Rankine maupun Coulomb. Hal ini, disebabkan karena dinding turap bersifat fleksibel, sehingga perilaku deformasinya tidak sama dengan dinding penahan tanah pada umumnya. 1.4.2 Gaya-gaya Lateral akibat Tekanan Air Kondisi ketidakseimbangan tekanan air di depan dan di belakang dinding terjadi pada dinding turap yang dibangun untuk bangunan-bangunan yang tergenang air. Kondisi ketidakseimbangan tekanan, umumnya terjadi saat air di depan dinding turap surut (Gambar 1.6). Tekanan lateral pada turap mencapai maksimum bila -muka air di depan turap pada kedudukan paling rendah. Kondisi lain dapat pula terjadi bila hujan lebat, muka air tanah di belakang dinding menjadi lebih tinggi daripada muka air di depannya, sehingga menimbulkan tambahan tekanan pada dinding turap. Selain_ itu, pengaliran air dari belakang dinding menuju ke depan, menimbulkan pengurangan tekanan tanah efektif pada tanah di depan dinding, dengan demikian mereduksi tekanan tanah pasif. Oleh sebab itu, evaluasi stabilitas turap akibat ketidakseimbangan tekanan air tersebut sangat perlu dilakukan. Kecepatan penurunan muka air di belakang dinding bergantung pada jenis tanah urug yang digunakan. Jika tanah urug berupa pasir kasar atau kerikil, kondisi perbedaan muka air di depan dan belakang dinding saat terjadinya penurunan muka air sangat kecil. Untuk tanah urug pasir halus atau pasir berlanau atau lempung, beda tinggi muka air akan mulai tampak. Jika tanah urug adalah lempung atau lanau, BABI - Turap 7 maka tidakseimbangan tekanan air = harus —_ benar-benar diperhitungkan, terutama pada beda tinggi air yang maksimum. Gambar 1.6a menunjukkan kondisi aliran rembesan yang digambarkan dengan cara jaring arus (flow ner), untuk dinding turap yang dipancang pada tanah granuler dengan koefisien permeabilitas sedang. Gambar 1.6b, menunjukkan tekanan air neto di belakang turap (Terzaghi, 1948). !Tanah lolos air i t u Tanah kedap air Tanah lolos air Lapisan kedap air Gambar 1.6 Tekanan air neto di belakang turap. (a) Penggambaran jaring arus. (b) Diagram tekanan air neto di belakang turap (Terzaghi, 1948), 1.5 PERANCANGAN DINDING TURAP 1.5.1 Prinsip Umum Perancangan Turap Kantilever Perilaku dinding turap kaku sempurna akibat tekanan tanah lateral di belakangnya dijelaskan dalam Gambar 1.7 (Teng, 1962). Akibat tekanan tanah aktif tanah di belakang turap, turap bergerak ke kiri dan berputar pada titik B (Gambar 1.7a). Pada kondisi ini, tekanan tanah yang terjadi pada bagian bawah garis galian, yaitu di sebelah kiri BD dan di kanan BC akan berupa tekanan tanah pasif, sedangkan di kiri BC dan kanan BA, bekerja tekanan tanah aktif. 8 Analisis dan Perancangan Fondasi - IT Pada titik rotasi B, karena tanah tidak bergerak, maka titik ini akan mendapatkan tekanan tanah yang sama dari depan dan belakang (yaitu tekanan tanah lateral saat diam). Jadi, tekanan tanah lateral pada titik B tersebut akan sama dengan nol. Gambar 1.7b menunjukkan distribusi tekanan tanah neto (tekanan tanah pasif dikurangi tekanan tanah pasif) pada turap, dan Gambar 1.7e adalah penyederhanaan dari Gambar 1.7b untuk maksud hitungan stabilitasnya. Distribusi tekanan tanah lateral pada dinding turap tidak sama, bergantung pada jenis tanah, yaitu tanah kohesif atau granuler. Titik pusat 1 1 \ 1 c (a) Aksi tekanan tanah (b) Distribusi tekanan (c) Penyederhanaan disribusi tanah ke turap tekanan tanah Gambar 1.7 Tekanan tanah pada turap kantilever (Teng, 1962). 1.5.1.1 Turap Kantilever pada Tanah Granuler Distribusi tekanan tanah pada turap yang terletak pada tanah granuler homogen, diperlihatkan dalam Gambar 1.8. Karena turap terletak dalam tanah granuler (permeabilitas tinggi atau lolos air), maka dapat diasumsikan muka air akan mempunyai ketinggian yang sama di bagian depan dan belakang turap. Distribusi tekanan tanah aktif dan pasif (termasuk pengaruh beban terbagi rata dan lain- lainnya) dapat ditentukan dengan memperhatikan nilai K, dan K,. Jika BABI - Turap 9

You might also like