You are on page 1of 7

PENDAMPINGAN SUAMI TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN

DI BPM ARIFIN S SURABAYA

Irmah Nur Lailia*, Fauziyatun Nisa**

(UNUSA, FKK, Prodi D III Kebidanan – Jl. Smea 57 Surabaya)


Email : fauziyatun.nisa@unusa.ac.id

Abstract : The continuity of laboring process can be seen from the length of delivery takes
and do not undergo complications during childbirth. In fact, there are many women who have
suffered due to an excessive fearness therefore they had labor disfluencies which can be
hindering the delivery process of laboring. This study aims to determine the relationship
between mentoring husband with the continuity of labor process in BPM Arifin S
Surabaya.The design which is used is analytic cross-sectional study design. The population
study is all women who is giving birth in the moment of January to May with 142
respondents. The sampling technique using simple random sampling, 61 respondents. The
independent variable (mentoring husband) with the dependent variable (continuity laboring
process). The collecting data using partograf. Data anlysis using Chi-Square α = 0.05.The
results showed that 85.3%of respondents who accompanied by husband during laboring
process, they will have precious continuity of laboring. The results of chi-square test with α =
0.05 is ρ = 0.000 obtained significant ρ < α Ho have been ignored, it means that there is a
relation between accompanied husband and the continuity laboring process.The concusions
of this study, there is a relation between accompanying by husband while laboring process
and a fluency of laboring process. Unaccompanied by husband while labor process will
increase the risk uncontinuity of laboring process. Hence, this is truly necessary for husband
having counseling about the importance of accompanying mothers while laboring process.

Abstrak : Kelancaran proses persalinan dapat dilihat dari lamanya proses persalinan
berlangsung serta tidak mengalami komplikasi saat persalinan. Kenyataannya, masih banyak
ibu bersalin yang mengalami ketidaklancaran proses persalinan dikarenakan mengalami
ketakutan yang berlebih sehingga menghambat proses persalinan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara pendampingan suami dengan kelancaran proses
persalinan di BPM Arifin S Surabaya.Desain yang digunakan bersifat analitik dengan
rancang bangun penelitian cross sectional. Populasi penelitian yaitu semua ibu bersalin pada
bulan Januari-Mei sebesar 142 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple
random sampling, sebesar 61 responden. Variabel independen (pendampingan suami) dengan
variabel dependen (kelancaran proses persalinan). Pengumpulan data menggunakan
partograf. Analisa data dengan menggunakan uji chi-square dengan α = 0,05.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 85,3% responden yang didampingi selama proses persalinan mengalami
kelancaran. Hasil uji chi-square dengan α = 0,05 didapat nilai ρ = 0,000 yang berarti ρ < α,
H0 ditolak, artinya ada hubungan antara pendampingan suami dengan kelancaran proses
persalinan.
Simpulan penelitian ini ada hubungan antara pendampingan suami dengan kelancaran
proses persalinan. Persalinan tanpa pendamping akan menambah resiko terjadinya persalinan
tidak lancar. Oleh karena itu perlu adanya penyuluhan pada suami mengenai pentingnya
pendampingan ibu bersalin.

Kata kunci : pendampingan suami, kelancaran proses persalinan.


PENDAHULUAN berjalan tidak lancar atau mengalami
Penurunan angka kejadian komplikasi kesulitan dan perpanjangan kala.
persalinan diperlukan peran serta keluarga Faktor-faktor yang mempengaruhi
(terutama suami), hal ini sejalan dengan kelancaran proses persalinan diantaranya
kebijakan dan strategi pemerintah dalam adalah : power (his, tenaga meneran),
rangka menurunkan angka kejadian passage, passenger (janin, plasenta), psikis
komplikasi persalinan di Indonesia melalui (salah satunya dipengaruhi oleh
program MPS (Making Pregnancy Safer). pendamping persalinan), posisi, tempat
Hasil yang diharapkan dari strategi persalinan, dan penolong. Seorang ibu
tersebut adalah meningkatkan peran aktif yang memasuki masa persalinan akan
keluarga selama kehamilan dan persalinan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun
(Depkes, 2004). cemas. Ketakutan yang sering dirasakan
Kelancaran proses persalinan dapat oleh ibu yang melahirkan, disebabkan oleh
dilihat dari lamanya proses persalinan ketakutan dengan kondisi janinnya dan
berlangsung serta tidak mengalami ketakutan akan rasa sakit. Rasa takut
hambatan dan komplikasi saat persalinan tersebut akan menimbulkan stress dan
(Asrinah, 2010). Pada kenyataannya, memacu keluarnya hormon adrenalin yang
masih banyak ibu bersalin yang akan mengakibatkan penyempitan
mengalami ketidaklancaran proses pembuluh darah dan mengurangi aliran
persalinan yakni melewati garis waspada darah yang membawa oksigen ke rahim
pada lembar observasi partograf. Hal ini sehingga terjadi penurunan kontraksi
dikarenakan banyak ibu bersalin yang rahim yang dapat menghambat proses
mengalami ketakutan dan kecemasan yang persalinan. Kondisi ini akan meningkatkan
berlebih sehingga mengganggu kontraksi angka komplikasi persalinan seperti
yang dapat menghambat proses persalinan. perdarahan dan infeksi yang akan
Menurut Thaibatun Nisa dalam menyebabkan peningkatan angka kematian
penelitiannya berjudul “Hubungan Peran ibu.
Suami Terhadap Proses Kelancaran Persalinan sebagian besar dapat
Persalinan Normal Pada Ibu Primipara Di berjalan lancar, tetapi bukan berarti tanpa
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya” bahaya karena perubahan keadaan dapat
didapatkan hasil bahwa ibu bersalin yang terjadi setiap saat yang membahayakan ibu
mendapatkan dukungan fisik yang baik, maupun janin. Dengan demikian setiap
sebesar 76% mengalami kelancaran proses persalinan selalu memerlukan pengawasan
persalinan dan 24% mengalami proses sehingga pertolongan yang tepat dapat
persalinan tidak lancar. Sedangkan ibu diberikan. Kehadiran seorang pendamping
bersalin yang mendapatkan dukungan persalinan selama proses persalinan akan
psikis yangbaik, sebesar 84% mengalami membawa dampak yang baik, karena dapat
kelancaran proses persalinan dan 16% memberikan rasa nyaman, aman.
lainnya mengalami proses persalinan tidak Semangat serta dukungan emosional yang
lancar. Berdasarkan studi pendahuluan dapat membesarkan hati, mengurangi rasa
yang telah dilakukan pada tanggal 24 - 28 sakit dan mempercepat proses persalinan
Maret 2014 di BPM Ny. Arifin S dengan (Latipun, 2010).
mengambil 6 responden didapatkan 3 Persalinan yang tidak didampingi akan
orang (50%) ibu yang bersalin didampingi menimbulkan dampak perasaan takut yang
suami dan proses persalinan berjalan dapat menimbulkan ketegangan sehingga
lancar tanpa komplikasi dan tidak menyebabkan gangguan his, dan akhirnya
melewati garis waspada pada partograf, 3 persalinan berjalan tidak lancar.
orang lainnya (50%) tidak didampingi Pendamping persalinan memegang
suami didapatkan proses persalinan peranan penting dalam proses kelahiran.
Dukungan yang penuh kasih mengurangi
kebutuhan ibu terhadap obat pereda nyeri artinya ada hubungan antara
dan campur tangan medis dalam pendampingan suami dengan kelancaran
persalinannya (Nolan, 2004) proses persalinan.
Kebijakan di tempat bersalin
mengijinkan suami atau anggota keluarga HASIL DAN PEMBAHASAN
lainnya menemani ibu waktu bersalin.
Bidan harus selalu mengingatkan dari awal Karakteristik responden berdasarkan
pada suami, bahwa pendampingan suami pendampingan suami saat persalinan
akan berpengaruh pada proses persalinan
istrinya. Bidan juga memberikan Tabel 1. Distribusi frekuensi berdasarkan
pengarahan bahwasanya, seorang ibu pendampingan suami di BPM Arifin S
hamil pasti akan mengalami katakutan bulan Januari-Mei 2014.
tersendiri menjelang proses persalinan, dan No Pendampinga Jumla Persentas
jika pada saat persalinan ada pendamping . n Suami h e (%)
sudah bisa dipastikan ibu akan merasa 1. Didampingi 34 55,7
tenang, aman dan nyaman karena ada 2. Tidak 27 44,3
suami yang mendampinginya. didampingi
Jumlah 61 100
METODE Sumber : Data Sekunder
Jenis penelitian yang akan digunakan
adalah analitik dengan tujuan untuk Berdasarkan tabel 1. menunjukkan
mencari hubungan pendampingan suami bahwa sebagian besar (55,7%) responden
dengan kelancaran proses persalinan di didampingi suami saat proses persalinan.
BPM Arifin S. Berdasarkan waktunya,
desain penelitian yang digunakan adalah Tabel 2. Distribusi frekuensi berdasarkan
Cross Sectional, yaitu dimana variabel kelancaran proses persalinan di BPM
independen dan dependen diobservasi Arifin S bulan Januari-Mei 2014
sekaligus pada waktu yang sama. Populasi No. Kelancaran Jumlah Persentase
penelitian ini adalah semua ibu yang Proses (%)
bersalin pada bulan Januari-Mei 2014 di Persalinan
BPM Arifin S dengan jumlah persalinan 1. Lancar 36 59,0
sebesar 142 orang.Sampel pada penelitian 2. Tidak lancar 25 41,0
ini adalah sebagian ibu yang bersalin pada Jumlah 61 100
bulan Januari-Mei 2014 di BPM Arifin S Sumber : Data Sekunder
Surabaya. Dalam penelitian ini
pemilihan sampel dilakukan secara Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
probability sampling dengan teknik simple bahwa sebagian besar (59,0%) responden
random sampling, dimana semua ibu yang mengalami persalinan lancar.
bersalin di BPM Arifin S mendapatkan Tabulasi silang hubungan antara
kesempatan yang sama dalam pemilihan pendampingan suami dengan kelancaran
responden setelah dilakukan pengundian proses persalinan
atau acak. Data ini menggambarkan variabel yang
Dalam analisis data pada penelitian ini diukur dan disajikan dalam bentuk tabulasi
menggunakan uji signifikansi yang silang, data tersebut meliputi hubungan
bertujuan untuk mengetahui keeratan antara pendampingan suami dengan
hubungan antara variabel digunakan uji kelancaran proses persalinan dapat dilihat
korelasi chi square dengan kemaknaan α = pada tabel 3 berikut ini :
0,05, kemudian dianalisis dengan bantuan
perhitungan komputer SPSS for windows.
Bila didapatkan ρ < α maka H0 ditolak
Tabel 3. Hubungan antara pendampingan melahirkan itu sendiri, mengurangi
suami dengan kelancaran proses persalinan kebutuhan tindakan medis.
di BPM Arifin S Surabaya. Pendampingan suami saat persalinan
Pendampingan Kelancaran Jumlah mempunyai peranan penting bagi ibu
Suami Proses karena dapat mempengaruhi psikologis
Persalinan ibu. Kondisi psikologis yang nyaman,
Lancar Tidak rileks dan tenang dapat terbentuk melalui
Lancar dukungan kasih sayang keluarga. Bentuk
n (%) n (%) Σ (%) dukungan bisa berupa support mental,
Didampingi 29 5 34 berbagi pengalaman saat menjalani proses
Tidak (85,3) (14,7) (100) persalinan, atau hal-hal positif lain,
didampingi 7 20 27 sehingga berpengaruh pada kekuatan ibu
(25,9) (74,1) (100) saat melahirkan bayinya. Menurut Bobak
Jumlah 36 25 61 (2005) peran pendamping persalinan
(59,0) (41,0) (100) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
sosial ekonomi, budaya, lingkungan,
Berdasarkan tabel 3.telah didapatkan pengalaman, umur, dan pendidikan.
data hasil penelitian dimana dari 34 ibu Pengalaman ibu bersalin dapat
bersalin yang didampingi suami saat mempengaruhi kebutuhan ibu akan
proses persalinan hampir seluruh (85,3%) pendampingan saat melahirkan. Pada tabel
responden mengalami proses persalinan 5.3 didapatkan bahwa dari 61 responden
yang lancar. Sedangkan dari 27 ibu sebagian besar (62,3%) adalah ibu
bersalin yang tidak didampingi suami saat multigravida. Karena ibu merasa bahwa
proses persalinan sebagian besar (74,1%) pada persalinan yang lalu ketika
mengalami proses persalinan yang tidak didampingi suami, ibu merasa lebih
lancar. nyaman, rileks, dan tenang sehingga ibu
Hasil perhitungan menggunakan uji Chi ingin didampingi suami kembali saat
Square didapatkan nilai ρ = 0,000 dan α = proses persalinan yang sekarang. Hal ini
0,05. Karena ρ (0,000) < α (0,05), maka sesuai dengan teori Richard dan Diane
hipotesis nihil (H0) ditolak yang artinya (2009) bahwa keadaan psikologis ibu akan
ada hubungan antara pendampingan suami mempengaruhi proses persalinan sehingga
dengan kelancaran proses persalinan. dibutuhkan dukungan dari seorang suami
minimal berupa sentuhan dan kata-kata
PEMBAHASAN pujian yang dapat membuat nyaman,
1. Pendampingan Suami memberi penguatan, dan meningkatkan
Hasil penelitian pada tabel 5.4 keharmonisan keluarga.
menunjukkan bahwa sebagian besar Pendidikan ibu juga dapat
(55,74%) ibu bersalin saat proses mempengaruhi kebutuhan pendampingan
persalinan didampingi oleh suami. Suami suami saat melahirkan. Tabel 5.2
adalah anggota keluarga ibu yang paling menunjukkan bahwa sebagian besar
dekat dan lebih mengerti kebutuhan ibu (75,4%) responden berpendidikan
yang sangat membutuhkan dukungan menengah (SMA). Semakin tinggi
emosional dan fisik pada saat proses pendidikan, semakin tinggi pula
persalinan. Sesuai dengan pendapat pengetahuan yang dimiliki seseorang. Ibu
Rohma (2010) bahwa dukungan yang terus yang berpendidikan menengah keatas,
menerus dari seorang pendamping memiliki pengetahuan yang cukup
persalinan kepada ibu selama proses sehingga lebih mudah menangkap
persalinan dan melahirkan dapat informasi termasuk pengetahuan tentang
mempermudah proses persalinan dan pentingnya pendampingan suami saat
proses persalinan. Sehingga diharapkan
kondisi ibu menjadi lebih baik. Sesuai 35 tahun merupakan masa subur atau
dengan teori Notoatmodjo (2007) produktif dimana organ-organ reproduksi
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat sudah sempurna. Dan menurut
pendidikan seseorang akan semakin mudah Lowdermilk (2013), usia lebih dari 35
dia menyerap informasi yang diterima. tahun beresiko terhadap gangguan atau
2. Kelancaran proses persalinan komplikasi yang dapat mempengaruhi
Hasil penelitian pada tabel 5.5 kehamilan dan persalinan.
menunjukkan bahwa sebagian besar
(59,0%) ibu bersalin mengalami proses 3. Hubungan antara pendampingan suami
persalinan yang lancar. Persalinan yang dengan kelancaran proses persalinan
lancar dapat dilihat pada lembar partograf. Hasil tabulasi silang pada tabel 5.6
Pada kala I, persalinan dikatakan lancar didapatkan bahwa dari 34 ibu bersalin
apabila tidak melewati garis waspada pada yang didampingi suami saat proses
kolom pembukaan serviks. Sedangkan, persalinan hampir seluruh (85,3%)
pada kala II dilihat dari waktu pembukaan mengalami persalinan yang lancar dan
serviks lengkap sampai bayi lahir. Kala III sebagian kecil (14,7%) mengalami proses
dapat dilihat pada data persalinan, lama persalinan yang tidak lancar. Sedangkan
kala III tidak boleh lebih dari 30 menit. dari 27 ibu bersalin yang tidak didampingi
Dari 61 responden, ada hampir setengah suami pada saat proses persalinan sebagian
(49,0%) responden mengalami persalinan besar (74,1%) mengalami proses
yang tidak normal. Pada kala I terdapat 21 persalinan yang tidak lancar dan sebagian
responden yang pada partografnya kecil (25,9%) mengalami proses persalinan
melewati garis waspada, 2 responden yang yang lancar. Dianalisis dengan uji chi-
mengalami ketidaklancaran pada kala II, 1 square didapatkan hasil ρ = 0,000 dan α =
responden pada kala III dan 2 responden 0,05. Karena ρ (0,000) < α (0,05), maka
mengalami komplikasi perdarahan. hipotesis nihil ditolak berarti ada
Kelancaran proses persalinan hubungan antara pendampingan suami
dipengaruhi oleh beberapa faktor dengan kelancaran proses persalinan atau
diantaranya : power, passage, passenger, dengan kata lain ibu bersalin yang
psikis, dan posisi (Lowdermilk, 2013). didampingi oleh suami selama proses
Salah satu faktor yang mempengaruhi persalinan akan berjalan lancar sedangkan
proses persalinan adalah power. Kekuatan ibu bersalin tidak didampingi suami
berasal dari perubahan fisiologis ibu cenderung terjadi proses persalinan yang
bersalin itu sendiri dan dari tenaga tidak lancar.
meneran ibu. Seorang ibu bersalin Hal ini menunjukkan bahwa
memerlukan tenaga meneran yang kuat pendampingan suami pada saat persalinan
untuk membantu memperlancar proses berpengaruh dengan kelancaran persalinan
persalinannya. Kekuatan untuk meneran ibu, karena secara tidak langsung
dipengaruhi oleh faktor usia. Semakin tua kehadiran seorang suami memberikan
usia ibu bersalin, maka kondisi tubuh ibu dampak positif pada psikologis ibu
bersalin semakin melemah. sehingga proses persalinan dapat berjalan
Hasil penelitian pada tabel 5.1 lancar. Hal-hal yang dilakukan
menunjukkan bahwa hampir seluruhnya pendamping persalinan adalah memberi
(86,9%) ibu yang bersalin berusia 20-35 makan minum, mengatur posisi ibu
tahun yang dikenal dengan usia produktif, senyaman mungkin, mengusap punggung
sehingga ibu masih cukup kuat untuk ibu, bersama-sama dengan ibu melakukan
meneran saat persalinan dan memiliki latihan relaksasi, serta membantu
resiko terjadi komplikasi yang kecil pada kebutuhan ibu dan mendengarkan keluhan
saat persalinan. Ini sesuai dengan teori yang dirasakan ibu bersalin saat ada his.
Wiknjosastro (2005), bahwa pada usia 20- Ini sesuai dengan teori Indrayani (2013)
yang mengatakan bahwa kehadiran ibu bersalin didampingi suami tetapi ibu
seorang pendamping persalinan secara sendiri tidak siap saat menghadapi
terus menerus akan membawa dampak persalinan sehingga ibu tidak tenang, hal
yang baik pada proses persalinan karena tersebut akan berpengaruh pada
dapat memberikan rasa aman, nyaman dan psikologisnya yang mengakibatkan
semangat serta dukungan emosional yang persalinan berjalan tidak lancar. Sesuai
juga dapat membesarkan hati ibu, dengan Simkin, dkk (2005) ketakutan,
mengurangi rasa sakit dan mempercepat kesendirian, stress atau kemarahan yang
proses persalinan. berlebihan dapat menyebabkan
Pendamping persalinan tidak mutlak pembentukan katekolamin (hormon stress)
sebagai faktor utama dalam lancar dan menimbulkan kemajuan persalinan
tidaknya proses persalinan, namun jika hal menjadi tidak lancar.
ini diabaikan maka akan berpengaruh pada
psikis ibu karena saat persalinan ibu SIMPULAN
bersalin sangat membutuhkan dukungan,
semangat dari pendamping terutama 1. Ibu bersalin di BPM Arifin S Surabaya
suaminya. Sesuai dengan pendapat yang sebagian besar didampingi suami saat
dikemukakan oleh Penny Simkin dan Ruth proses persalinan.
Ancheta (2005) bahwa pendamping 2. Ibu bersalin di BPM Arifin S
persalinan bukan merupakan faktor Surabaya sebagian besar mengalami
internal, tetapi secara tidak langsung proses persalinan yang lancar.
sangat berpengaruh terhadap psikis ibu 3. Ada hubungan antara pendampingan
sehingga dapat memberikan ketentraman suami dengan kelancaran proses
pada hati ibu. persalinan di BPM Arifin S.
Jika selama proses persalinan ibu tidak
ada dukungan dan semangat dari DAFTAR PUSTAKA
pendamping maka waktu persalinan dapat Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
berjalan lama dan jika sudah melebihi Penelitian Suatu Pendekatan
garis waspada maka dapat berpengaruh Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
juga bagi keselamatan bayi. Hal ini sesuai Asrinah. 2010. Asuhan Kebidanan Masa
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Persalinan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Simkin dkk, (2005) jika proses Bobak, Irene. 2004. Buku Ajar
persalinannya tidak didampingi biasanya Keperawatan Maternitas. Jakarta :
ibu bersalin ini akan merasa takut, cemas, EGC.
merasa tidak aman dan nyaman sampai Depkes RI. 2004. Catatan tentang
akhirnya dia akan merasa putus asa karena Perkembangan dalam Praktek
tidak ada yang memberikan semangat, Kebidanan. Jakarta : Depkes RI.
sehingga timbul perasaan tegang. Hal ini Indrayani, Djami. 2013. Asuhan
akan menghambat proses persalinan yang Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
akibatnya stres pada ibu dan bayi dapat Jakarta : TIM.
terjadi, sehingga persalinan menjadi tidak Latipun. 2010. Psikologi Konseling.
lancar. website :
Pada hasil penelitian didapatkan ibu www.cdc.gov/pendamping-
bersalin yang didampingi suami masih ada persalinan/training/glossary diakses
yang mengalami proses persalinan yang pada tanggal 16 Mei 2014.
tidak lancar. Hal ini terjadi kemungkinan Lowdermilk, dkk. 2013. Keperawatan
ada faktor lain yang mempengaruhi Maternitas edisi 8 buku 1. Jakarta :
lancarnya proses persalinan yaitu Salemba Medika.
psikologis dan kesiapan ibu saat Manuaba, IBG. 2007. Pengantar Kuliah
mengahadapi persalinan. Karena meskipun Obstetri. Jakarta : EGC.
Mukhoirotin, Khusniyah. 2010. Pengaruh Simkin, Ancheta. 2005. Buku Saku
Pendampingan Suami Terhadap Persalinan. Jakarta : EGC.
Kecemasan Ibu Pada Proses Sulistyawati, Ari. 2010. Asuhan
Persalinan Kala I (Fase Laten- Kebidanan Pada Ibu Bersalin.
Fase Aktif). website : Jakarta : Salemba Medika.
www.journal.unipdu.ac.id diakses Sumarah, Widyastuti. 2009. Perawatan
pada tanggal 20 Mei 2014. Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan
Nolan, Mary. 2004. Kehamilan dan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta :
Melahirkan. Jakarta : Arcan. Fitramaya.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Pendidikan Ujiningtyas, Sri Hari. 2009. Asuhan
dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Keperawatan Persalinan Normal.
Rineka Cipta. Yogyakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kebidanan. Jakarta : EGC.
Rineka Cipta. Waspodo, Djoko. 2008. Asuhan
Purnomo, Windhu. 2012. 36 Langkah Persalinan Normal. Jakarta :
Praktis Sukses Menulis Karya Tulis JNPK-KR.
Ilmiah. Surabaya : Revka Petra Wibowo, Arif, Lutfi Agus Salim. 2004.
Medika. Implementasi Gerakan Suami
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Siaga di Kabupaten Nganjuk
pada Masa Persalinan. Jakarta : Propinsi Jawa Timur. Surabaya :
Salemba Medika. Lembaga Penelitian Universitas
Rohma, Nikmatur. 2010. Pendidikan Airlangga Surabaya.
Prenatal Upaya Promosi Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu
Kesehatan Bagi Ibu Hamil. Jakarta Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
: Gramata Publishing.

You might also like