Professional Documents
Culture Documents
1609 1 3178 1 10 20150707 PDF
1609 1 3178 1 10 20150707 PDF
Email: petroleum.qualified@gmail.com
ABSTRACT
Keywords: AA 6061 T6511, Gas Metal Arc Welding, hardness, microstructure, weld defects.
1
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
120 A, 150 A, dan 180 A. Filler yang digunakan adalah setelah pengelasan. Kemudian dilakukan proses
ER 5356 ø 1,2 mm. Gas pelindung busur (shielding pengambilan data yakni pengamatan micro etsa test,
gas) adalah argon 99%. Material yang digunakan adalah pengamatan struktur mikro (butir) dengan metode
aluminium alloy type 6061 T6511 dengan ketebalan 12 planimetric, dan uji kekerasan brinell.
mm dan dimensi AA 6061 T6511 280 x 100 x 12 mm.
Analisis cacat las menggunakan visual test. Pengujian
sifat mekanik menggunakan uji kekerasan metode
brinell menggunakan standar ASTM A 370.
Pengamatan struktur mikro menggunakan micro etsa
test (metode planimetric) menggunakan standar ASTM
E 112 dan ASM volume 9. Kondisi lingkungan
dianggap tidak berpengaruh. Penelitian ini tidak
membahas tentang uji ketangguhan bahan (impact), uji
kelelahan (fatique), dan uji kepecahan (fracture test).
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan
mengetahui bagaimana pengaruh heat input, cacat las,
pengamatan struktur mikro metode planimetric, dan
Gambar 1 Spesimen uji
kekerasan pada sambungan T paduan aluminium 6061
T6511 hasil Gas Metal Arc Welding (GMAW) dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN
variasi kuat arus. Manfaat dari penelitian ini adalah
Hasil Penelitian
memperoleh informasi secara akademis akibat proses
Dari analisis data diperoleh bahwa terjadi
Gas Metal Arc Welding (GMAW) dengan variasi kuat
peningkatan total heat input. Dari Tabel 1, Tabel 2,
arus pada sambungan T paduan aluminium 6061 T6511
dan Tabel 3 dapat diketahui bahwa heat input
terhadap heat input, cacat las yang ditimbulkan, nilai
dipengaruhi oleh kecepatan pengelasan (travel
kekerasan, dan pengamatan struktur mikro metode
speed) dan kuat arus pengelasan.
planimetric. Dan sebagai bahan referensi dalam proses
Tabel 1 Hasil GMAW AA 6061 T6511 dengan arus
produksi pembangunan konstruksi kapal dan struktur
120 A
pesawat seperti sayap dan badan pesawat, khususnya
yang berbahan AA 6061 T6511 dengan metode Layer Voltage Time Speed Heat Input
pengelasan GMAW. (V) (s) (mm/min) (kJ/mm)
2
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
Data pengujian Kekerasan Brinell dari hasil proses Jumlah Rata-rata Luas Rata-rata Ukuran
pengelasan disajikan pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel Butir Butir (mm2) Diameter Butir Butir
7. (mm)
Tabel 5 Data pengujian kekerasan Brinell pengelasan
GMAW AA 6061 T6511 dengan arus 120 A 270,78 0,0037 0,061 5,13
3
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan kecurigaan bahwa sejumlah lajur las dilaksanakan
elektroda dan bahan dasar sehingga hasilnya merupakan dengan ampere rendah sehingga dapat
rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penetrasi mengakibatkan fusi antar bahan dasar dengan bahan
yang kurang dalam. Sebaliknya bila arus terlalu besar las atau antar lajur tidak sempurna. Hasil GMAW
maka elektroda akan mencair terlalu cepat dan dengan kuat arus 120 ampere dan 150 ampere
menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan terdapat excessive convexity disebabkan oleh arus
penetrasi yang dalam. las yang terlalu kecil, gerakan filler, dan sudut filler
Kecepatan pengelasan berhubungan terbalik yang tidak tetap. Cacat ini berdampak timbulnya
terhadap ukuran weld bead. Bila kecepatan pengelasan kecurigaan bahwa sejumlah lajur las dilaksanakan
meningkat maka ukuran weld bead berkurang sehingga dengan ampere rendah sehingga jalur las ditolak dan
heat input juga berkurang. Kecepatan pengelasan yang kondisi internal jalur las cukup baik.
rendah akan menyebabkan pencairan yang banyak dan Hasil GMAW dengan kuat arus 150 ampere
pembentukan manik datar yang dapat menimbulkan dan 180 ampere terdapat excessive undercut
terjadinya lipatan manik. Sedangkan kecepatan yang disebabkan oleh pengendalian busur dan filler metal
tinggi akan menurunkan lebar manik dan menyebabkan yang kurang baik, teknik pengelasan yang salah,
terjadinya bentuk manik yang cekung dan takik. sudut pengelasan yang tidak tepat, penggunaan
Heat input ini berbanding lurus dengan arus dan panas atau arus terlalu besar atau penentuan
tegangan yang digunakan serta berbanding terbalik kecepatan pengelasan yang terlalu rendah. Excessive
dengan kecepatan pengelasan. Bila menggunakan heat undercut dapat membahayakan daerah lasan karena
input yang rendah, mengharuskan kecepatan pengelasan mengurangi luasan penampang lasan dan
yang relatif pelan, maka energi panas banyak menyebar menimbulkan konsentrasi tegangan pada
kebagian logam, sehingga semakin banyak daerah yang sambungan, melemahkan sambungan, mengawali
dipanasi, berarti lebih banyak daerah yang mengalami karat permukaan, dan menimbulkan tegangan geser
perubahan struktur kristal. Sebaliknya dengan heat (displacement stress) yang berpotensi retak.
input yang tinggi, aluminium mencair dengan cepat, Hasil GMAW dengan kuat arus 120 ampere
sehingga kecepatan pengelasan lebih besar, yang berarti terdapat overlap disebabkan fusi yang kurang pada
daerah yang dipengaruhi panas las sempit. Semakin ujung muka las, arus terlalu rendah, kecepatan
besar masukan panas makin besar pula perubahan pengelasan rendah, kesalahan teknik mengelas,
bentuk atau distorsi yang terjadi. Apabila heat input kontaminasi sekitar, dan terdapat oksida yang
dari suatu pengelasan terlalu tinggi maka daerah HAZ menutupi permukaan bahan induk. Overlap dapat
akan menjadi lebar sehingga mudah terjadi cacat seperti menimbulkan takik (notch) yang berpotensi retak
undercut. Akan tetapi apabila heat input terlalu kecil dan merusak cleaning pig. Hasil GMAW dengan
maka juga akan menimbulkan cacat las seperti kuat arus 120 ampere dan 150 ampere terdapat
inclusion. Efek dari heat input terhadap laju incomplete fusion disebabkan pembersihan daerah
pendinginan hampir sama dengan temperatur lasan yang kurang baik, arus listrik kurang besar,
pemanasan awal. Apabila heat input atau temperatur travel speed berlebihan, penyimpangan posisi filler
pemanasan awal dinaikkan maka laju pendinginan akan terhadap sumbu pengelasan, persiapan sisi yang
turun yang biasanya digunakan untuk base metal yang tidak sempurna atau penggunaan teknik pengelasan
tebal. Heat input akan mempengaruhi material yang salah. Incomplete fusion dapat menimbulkan
properties pada pengelasan. Pada pengelasan multiple- takik (notch) yang berpotensi retak, melemahkan
pass, bagian dari pengelasan pass sebelumnya akan sambungan, dan mengawali erosi abrasi. Cara
dihaluskan oleh pass selanjutnya, sehingga ketangguhan mengatasi cacat las yaitu menyesuaikan parameter
material akan meningkat. Hal ini disebabkan karena pengelasan, usahakan gerakan/ayunan filler stabil,
panas dari suatu pass akan mengeraskan weld metal pertahankan sudut filler agar selalu tetap,
yang sebelumnya. menyesuaikan panjang busur, memperbaiki sudut
Keseluruhan visual test pada permukaan las tidak filler, posisi filler harus tepat, menstabilkan nyala
didapat adanya slag. Dikarenakan adanya gas mulia busur, kecepatan las sesuai dengan prosedur yang
yang melindungi busur dan logam yang mencair ditentukan, arus disesuaikan dengan prosedur yang
terhadap atmosfir atau udara sekitar. Sehingga hasil ditentukan, mengurangi kelembaban dengan cara
pengelasan tidak menimbulkan spatter. Alur las yang memberikan pre heat, meningkatkan kebersihan
didapatkan kurang baik karena pada GMAW material dengan cara digerinda terlebih dahulu, dan
menggunakan mesin semi automatic sehingga menghindari pendinginan terlalu cepat.
pengumpanan filler metal tidak dapat diatur Weld metal GMAW AA 6061 T6511 120 A
kecepatannya oleh welder. Setelah dilakukan dengan perbesaran 50x mempunyai porositas berupa
pengelasan dan dilihat tampilannya secara visual spherical porosity dan wormholes porosity besar
didapatkan cacat pengelasan seperti pada Tabel 4. Dari dan banyak. Weld metal GMAW AA 6061 T6511
pemeriksaan cacat pada permukaan didapatkan bahwa 150 A dengan perbesaran 50x mempunyai porositas
hasil GMAW dengan kuat arus 120 ampere terdapat berupa spherical porosity dan wormholes porosity
undersize weld disebabkan oleh ketidakstabilan arus kecil dan banyak. Weld metal GMAW AA 6061
dan arus listrik yang terlalu kecil. Cacat ini berdampak T6511 180 A dengan perbesaran 50x mempunyai
melemahkan sambungan, timbul takik (notch) yang porositas berupa spherical porosity dan wormholes
berpotensi retak, mengawali karat permukaan, yang porosity kecil dan sedikit. Banyak faktor yang
menonjol tampak buruk dan tidak efisien, dan timbul diketahui berkontribusi terhadap cacat porositas
4
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
lasan aluminium. Salah satu faktor utama penyebab akibatnya material menjadi semakin keras. Dislokasi
porositas adalah gas pelindung yang terkontaminasi (cacat kristal) lebih dominan berperan dalam proses
oleh atmosfir udara [3]. Porositas atau lubang halus pengerasan (strengthening), hal ini karena batas
yang terjadi pada GMAW AA 6061 T6511 disebabkan butir (grain boundary) merupakan penghambat
nyala busur terlalu panjang, arus terlalu rendah, (barier) dalam pergerakan dislokasi. Akibatnya
kecepatan las terlalu tinggi, pendinginan logam cair semakin banyak hambatan (batas butir) maka
terlalu cepat, selang gas yang terjepit atau rusak semakin sulit dislokasi untuk bergerak. Jadi untuk
sehingga tidak memberikan suplay shielding gas yang memperbayak batas butir, maka AA 6061 T6511
cukup, aliran gas terlalu tinggi, lapisan galvanisasi, dan harus diperhalus (diperkecil) butirnya. Namun
gas hidrogen yang larut ke dalam ER 5356 cair. Karena sebaliknya di atas temperatur rekristalisasi seperti
batas kelarutan turun pada waktu pendinginan maka gas pada single crystall, maka proses diffusi
hidrogen keluar dari larutan dan proses pembekuan (perpindahan akibat beda konsentrasi atomic) lebih
yang cepat menyebabkan gas ini terperangkap dan berperan dalam proses penguatan (strengthening).
membentuk gelembung halus. Aliran gas yang terbuka Untuk melihat perbandingan secara keseluruhan
lebar akan menghasilkan kecepatan aliran gas yang nilai kekerasan antara arus 120 A, 150 A, dan 180
tinggi, menciptakan turbulensi, menarik udara luar ke A, dapat dilihat pada Gambar 2.
zona lasan, pemborosan gas, dan menambah biaya yang
tidak perlu untuk suatu pengelasan. Lapisan galvanisasi
dapat membuat masalah. Zinc meleleh pada sekitar
420oC dan titik didih sekitar 920oC. Pada temperatur
pengelasan jauh melebihi 2.000oC terjadi perubahan
seng (zinc) dari solid menjadi gas dalam sepersekian
detik.
Data pengujian Kekerasan Brinell dari hasil proses
pengelasan disajikan pada Tabel 5, Tabel 6, dan Tabel
7. Dalam proses pengujian kekerasan di daerah base
metal dari beberapa parameter arus 120 A, arus 150 A,
dan arus 180 A tidak terjadi perubahan nilai kekerasan
yang cukup signifikan, hal ini dikarenakan daerah base
metal tidak terpengaruh panas secara langsung. Pada
daerah base metal tidak terjadi perubahan yang besar Gambar 2 Grafik perbandingan kekerasan dengan
karena pada daerah ini panas yang terjadi relatif kecil pengaruh arus GMAW 135 A, 150 A, dan
sehingga tidak sampai merubah struktur butiran pada 175 A pada AA 6061 T6511
material induk dan nilai kekerasan cenderung hampir
sama atau mendekati. Menurut Atlas Micro Structure of Aluminium,
Daerah HAZ sangat sensitif pada AA 6061 T6511 AA 6061 T6511 terdiri dari senyawa Mg2Al3 dan
dan hal ini yang mengakibatkan nilai kekerasan pada (Fe,Mn)3SiAl6 yang menyatu dengan matrik
daerah HAZ meningkat jika dibandingkan dengan aluminium. Kedua senyawa tersebut dapat
daerah material induk dan daerah kampuh las. Hal ini menambah kekuatan dari campuran aluminium.
disebabkan karena AA 6061 T6511 yang telah dilas Partikel hitam yang terdispersi merata pada matrik
memiliki struktur atom FCC (Face Centered Cubic). aluminium yang berwarna putih adalah Mg2Si
Fasa ini bersifat non magnetik dan ulet (ductile). Pada sedangkan partikel yang berwarna abu-abu adalah
proses GMAW heat affected zone AA 6061 T6511 (Fe,Mn)3SiAl6. Untuk partikel berwarna kebiru-
dengan kuat arus 120 ampere diameter butir adalah biruan merupakan Mg2Al3. Presipitasi partikel
0,029 mm, tetapi akibat proses GMAW heat affected Mg2Al3 menurun seiring dengan naiknya masukan
zone AA 6061 T6511 dengan kuat arus 150 ampere panas pada logam las [3]. Sedangkan partikel
diameter butir bertambah kecil yaitu 0,024 mm. Dan (Fe,Mn)3SiAl12 mengalami penurunan yang tidak
pada proses GMAW heat affected zone AA 6061 T6511 terlalu besar. Dan partikel Mg2Si mengalami
dengan kuat arus 180 ampere besarnya diameter butir kenaikan, namun tidak terlalu drastis [4].
juga bertambah kecil yaitu 0,021 mm, karena adanya Aluminium yang berisi silikon (Si) mempunyai
panas (heat) yang diberikan pada AA 6061 T6511 akan kepekaan dalam membentuk formasi presipitat
merubah struktur metalurgi AA 6061 T6511. Mg2Si, pembentukan Mg2Si ini dapat meningkatkan
Pada proses GMAW weld metal AA 6061 T6511 kekuatan tarik dan kekerasan pada aluminium 6061
dengan kuat arus 120 A nilai kekerasannya adalah [5]. Pada GMAW AA 6061 T6511 terbentuk
24,33 BHN lebih kecil bila dibandingkan dengan arus presipitat (Mg2Si), dengan adanya presipitat ini,
150 A yaitu 39,33 BHN yang mengalami kenaikan dan pergerakan dislokasi akan terhambat. Presipitat ini
pada arus pengelasan 180 A nilai kekerasannya adalah (Mg2Si) sangat kecil, tidak tampak di mikroskop
49 BHN dan terlihat bahwa pada arus 180 A mengalami (submicroscopic), dan menyebabkan terjadinya
kenaikan kekerasan paling tinggi. Semakin kecil ukuran tegangan pada lattis kristal α di sekitar presipitat ini.
butir berarti semakin banyak jumlah butir. Jumlah butir Karena presipitat tersebar merata di dalam lattis
yang semakin banyak berarti area batas butir semakin kristal, maka dapat dikatakan seluruh lattis menjadi
luas sehingga semakin banyak terjadi mekanisme pile tegang dan ini mengakibatkan kekuatan dan
up atau penumpukan dislokasi pada batas butir kekerasan menjadi tinggi [6].
5
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
6
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
(b)
Gambar 7 Grafik hubungan antara diameter butir
dengan kuat arus GMAW pada weld metal
AA 6061 T6511
7
Yoedhawan, A. J. P., Jurnal ROTOR, Volume 7 Nomor 2, November 2014
mengecilnya diameter butir maka batas butir yang UCAPAN TERIMA KASIH
terbentuk akan semakin bertambah. Batas butir yang Pimpinan PT Penataran Angkatan Laut (PAL)
banyak ini akan mengakibatkan gerakan dislokasi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
semakin sulit karena semakin sedikit hambatan untuk mendapatkan AA 6061 T6511.
sehingga bahan jadi semakin keras akibat adanya heat
input yang besar dari GMAW AA 6061 T6511. DAFTAR PUSTAKA
[1] Sunaryo, H. 2008. Teknik Pengelasan Kapal
KESIMPULAN Jilid II. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Kesimpulan dari penelitian proses pengelasan Pendidikan Nasional.
paduan aluminium 6061 T6511 dengan proses gas [2] Wiryosumarto, H & Okumura, T. 1996.
metal arc welding (GMAW) dengan arus 120 A, 150 A, Teknologi Pengelasan Logam. Jakarta: PT
dan 180 A dan setelah melakukan visual test, kekerasan Pradnya Paramita.
brinell, dan metalography test maka dapat diambil [3] Prasetiyo, B. D. 2006. Studi Variasi Pengelasan
kesimpulan sebagai berikut: Ulang Terhadap Cacat Las dan Kekerasan
1. Dari hasil visual test, GMAW AA 6061 T6511 Material Aluminium 5083. Jurnal ITS. Surabaya:
dengan kuat arus 120 ampere terdapat cacat las ITS.
berupa undersize weld, excessive convexity, overlap, [4] Tranggono, A. C. 2009. Analisis Pengaruh
incomplete fusion, spherical porosity, dan Pengelasan Ulang Gas Metal Arc Welding
wormholes porosity. GMAW AA 6061 T6511 (GMAW) Terhadap Sifat Mekanik, Struktur
dengan kuat arus 150 ampere terdapat cacat las Mikro dan Ketahanan Korosinya. Jurnal ITS.
berupa excessive convexity, excessive undercut, Surabaya: ITS.
incomplete fusion, spherical porosity, dan [5] Mirihanage, W. 2004. Modification Of Al 6061
wormholes porosity. GMAW AA 6061 T6511 Weld Joint Characteristics. Moratuwa:
dengan kuat arus 180 ampere terdapat cacat las Department of Materials Engineering, University
berupa excessive undercut, spherical porosity, dan of Moratuwa Sri Lanka.
wormholes porosity. [6] Suherman, W. 1988. Pengetahuan Bahan.
2. Daerah yang memiliki kekerasan tertinggi terletak Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
pada heat affected zone pada GMAW AA 6061 [7] Budi, S. G. K. 2009. Analisa Pengaruh Variasi
T6511 180 ampere yaitu sebesar 51,33 BHN, Kuat Arus Hasil Pengelasan Tungsten Inert Gas
kekerasan terendah sebesar 24 BHN yang terletak (TIG) pada Paduan Aluminium 5083 terhadap
pada daerah base metal pada GMAW AA 6061 Sifat Mekanik dan Struktur Mikro. Tidak
T6511 120 ampere, dan pengamatan struktur mikro Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Jurusan Teknik
memperlihatkan kenaikan diameter butir tertinggi Mesin Strata Satu Fakultas Teknik Universitas
pada AA 6061 T6511 dari 61 μm setelah proses Jember.
GMAW 180 ampere menjadi 21 μm. [8] Triawan, Y. I. 2010. Analisis Sifat Mekanik dan
3. Jumlah butir yang semakin banyak pada heat Struktur Mikro Paduan Al 5083 pada Hasil
affected zone dan weld metal hasil GMAW AA Pengelasan Metal Inert Gas (MIG) terhadap
6061 T6511 mengakibatkan area batas butir Pengaruh Variasi Preheat dan Post Heat. Tidak
semakin luas sehingga semakin banyak terjadi Dipublikasikan. Skripsi. Jember: Jurusan Teknik
mekanisme pile up atau penumpukan dislokasi pada Mesin Strata Satu Fakultas Teknik Universitas
batas butir akibatnya AA 6061 T6511 dan weld Jember.
bead menjadi semakin keras. [9] Nafiyanto, A. V. 2009. Analisa Perbandingan
Kualitas Hasil Pengelasan dan Struktur Mikro
SARAN Material Aluminium 5083 dan 6082
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis Menggunakan Metode Pengelasan GMAW dan
dari hasil penelitian ini antara lain: GTAW. Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Surabaya:
1. Dalam pengujian struktur mikro hendaknya Jurusan Teknik Perkapalan Fakultas Teknologi
menggunakan scanning electron microscope Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
(SEM) untuk mendapatkan data yang akurat dan [10] ASM Handbook. 1992. Volume 9:
tepat tentang presipitat AA 6061 T6511. Metalography and Microstructure. Untited
2. Untuk perkembangan penelitian selanjutnya, State Of America.
penulis menyarankan untuk diadakan penelitian [11] Murtiono, A. 2012. Pengaruh Quenching dan
lanjutan dari data hasil penelitian yang Tempering terhadap Kekerasan dan Kekuatan
menyangkut sifat mekanis lainnya, seperti uji Tarik serta Struktur Mikro Baja Karbon
ketangguhan bahan (impact), uji kelelahan Sedang untuk Mata Pisau Pemanen Sawit.
(fatique), dan uji kepecahan (fracture test). Tidak Dipublikasikan. Skripsi. Medan: Jurusan
Teknik Mesin Strata Satu Fakultas Teknik
3. Sebaiknya dilakukan pengujian radiografi untuk Universitas Sumatera Utara.
mengetahui adanya cacat internal pada proses gas
metal arc welding (GMAW).