Professional Documents
Culture Documents
Internet yang selama ini kita ketahui hanya untuk browsing, e-mail, chatting ternyata
sekarang sering digunakan oleh pelajar dan mahasiswa untuk bermain game yang lebih dikenal
dengan Game Online. Dimana game online itu sendiri didefinisikan sebagai fasilitas permainan
digital di dunia maya yang dapat terhubung dengan puluhan orang sekaligus serta dengan
beragam permainan yang menarik bagi pemain yang suka bersaing, juga dapat merangsang
pemain untuk menampilkan hasil yang lebih baik, karena masing-masing pemain akan berusaha
untuk mencapai patokan yang bersifat unggul.
Game online yang terkenal sebagai sarana pengisi waktu luang dan rifreshing bagi kalangan
remaja dan dewasa yang kini berubah menjadi sarana kegiatan sehari-hari, sehingga sangat
berdampak negative bagi subjek (pecandunya). Game yang terdapat dalam gamezone (game
online) hanya bersifat fiktif dan karakter yang ada hanyalah illustrator, sehingga sifatnya hanya
menyenangkan, dan game hanya membuang-buang uang, waktu, membuat seseorang menjadi
malas, dan lupa diri akan tugas mereka sebagai pelajar dan mahasiswa , sebab pekerjaan-
pekerjaan yang lain akan terbengkalai. Subjek juga merasa bahwa pengaruh game online
tersebut tentunya bersifat negatif dan dapat membuat motivasi subjek menjadi rendah atau
turun sehingga membuat nilai pelajaran atau prestasi akademisnya menurun.
Apa yang dilakukan pelajar tersebut terkadang tanpa diketahui oleh orang tua mereka, ada saja
alasan mereka untuk meyakinkan orang tua nya, entah itu belajar di rumah teman, atau ada
acara sekolah. Dan pasrahnya lagi mereka sampai meminta uang lebih dengan alasan tuk
membeli kubutuhan sekolah mereka. Dalam hal ini seharusnya para orang tua harus lebih
memperhatikan lagi anak – anak mereka, paling tidak mengetahui kemana mereka setelah
pulang sekolah.
Untuk mengetahui lebih dalam fenomena ini, kita mencoba melakukan survey langsung dan
sekaligus wawancara kepada beberapa pengguna fasilitas warnet (game online) di salah satu
warnet di daerah kota Malang terutama di sekitar area kampus kita dan sekolah yang dekat
dengan warnet. Di tempat tersebut bisa dibilang selalu ramai/diminati oleh para pelajar yang
ingin bermain game online.
Salah satunya di kalangan anak sekolah merupakan salah satu kelompok yang mudah
terpengaruh oleh dampak game online. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat
atau bermain, namun anak cenderung memanfaatkannya untuk duduk di depan komputer dan
asik dalam permainan game online tersebut.
Meskipun kelihatannya sekedar duduk dampak jangka panjang dari permainan games yang
menghabiskan waktu luang lebih dari 30 jam per-minggu, menguras banyak uang, bahkan
permainan game dapat menguras energi serta membutuhkan konsentrasi dan anak diransang
penasaran untuk mengejar nilai tinggi bahkan anak lupa waktu untuk berhenti sejenak.
“Ketergantungan semacam itu dapat memicu perilaku negatif seperti mencuri uang untuk
membeli game baru, bolos sekolah,berbohong kepada orang tua, malas mengerjakan
pekerjaan rumah (PR), atau rasa tak tenang saat tidak dapat bermain games.”
Bila anak bermain game dengan tingkat ketergantungan yang tinggi dan posisi duduk yang salah
saat bermain games dikawatirkan anak akan mengidap Repetitive Strain Injury (RSI) atau nyeri
sendi di kalangan anak-anak di usia muda.
Tidak selalu harus bermain di rumah, anak bisa mencuri waktu sepulang sekolah dengan
mengunjungi arena game online atau WARNET yang ada di sekitar sekolah mereka.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua. Di antaranya :
1. Bekerjasama dengan guru di sekolah untuk turut memantau perkembangan belajar anaknya.
2. Menjalin komunikasi informal pada anak agar seorang anak tersebut bisa terbuka pada
orang tua, sehingga orang tua bisa memberikan pendidikan pada seorang anak tanpa sang
anak merasa dihakimi.
3. Bagi para orang tua belajarlah tentang game online. Sehingga orang tua bisa berdiskusi
dengan anak mereka tentang permainan tersebut. Jika ini bisa terjadi, anak tidak akan perlu
mencari pelarian dengan kawan-kawannya untuk sekedar berdiskusi tentang permainan game
online. Sehingga anak bisa lebih betah di rumah karena bisa mendapatkan kawan mengobrol
yang memahami dunia mereka.
4. Orang tua harus memberikan waktu khusus untuk bermain game online, dan beri ketegasan
pada anak tersebut untuk tidak bermain di luar waktu yang sudah disepakati. Ini menunjukkan
bahwa orang tua tidak sekedar melarang, namun memberikan kelonggaran. Di sisi lain orang
tua harus mengajarkan pada anak bagaimana untuk bertanggung jawab, disiplin pada waktu
yang dimilikinya.
※ Referensi :
http://wilmasaguari.wordpress.com