You are on page 1of 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. STATISTIKA PARAMETRIK
Statistik parametrikadalah analisis yang didasarkan atas asumsi bahwa data
memiliki sebaran tertentu (diskrit atau kontinu, normal atau tidak normal)
dengan parameter yang belum diketahui. Fungsi metode statistika adalah
untuk meramal parameter, melakukan uji parameter, atau semata‐mata
melakukan eksplorasi berdasarkan informasi yang ada pada data.
Sebagian besar metode statistika diturunkan secara analitik dan
deduktif berdasarkan asumsi fungsi kepadatan. Oleh karena itu, untuk bisa
memanfaatkan metode tersebut dengan benar, data harus mengikuti sebaran
tertentu (misalnya Binomial, Poisson, Normal, Eksponensial, Gamma dan
sejenisnya). Persoalan yang dihadapi pada umumnya adalah menduga atau
menguji parameter yang belum diketahui dari distribusi tertentu yang
dianggap sesuai dengan kondisi data. Metode statistika yang diturunkan
seperti ini disebut metode parametrik. Namun tidak semua metode
parametrik melakukan uji parameter (uji hipotesis), beberapa diantaranya
hanya melakukan eksplorasi informasi yang melaporkan kesimpulan yang
diperoleh dari eksplorasi tersebut.
B. STATISTIKA DENGAN UJI HIPOTESIS
Dalam beberapa kondisi, peneliti telah memiliki gambaran (dugaan)
tentang populasi (bisa berdasarkan kajian teori, atau hasil penelitian terkait
sebelumnya). Dan, tujuan utama peneliti adalah membuktikan, dengan alat
statistika, apakah dugaan yang yang dimilikidapat dibuktikan benar atau
sebaliknya. Ada dua kelompok besar yang dapat dilakukan dengan uji
hipotesis yaitu:
1. Uji hipotesis terkait uji rerata yaitu untuk menguji atau mengestimasi besarnya
rerata 1 kelompok, menguji beda dua kelompok atau lebih, dengan
berbagai kondisi kelompok (saling bebas atau berpasangan/ tidak saling
bebas).
2. Uji hubungan baik terbatas pada besarnya derajat asosiasi (uji korelasi)
atau mencari bentuk hubungan fungsional beberapa variabel (uji regresi). Uji
regresi saat ini juga telah berkembang sangat luas tergantung distribusi
variabel respon yang dihadapi
C. UJI BEDA
Uji beda dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua sampel
data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga bisa mencari
perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu. Perhatikan contoh-contoh
berikut:
1. Perusahaan ingin mengetahui apakah lampu yang diproduksi mampu menyala
lebih dari 1000 jam sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan.
2. Seorang guru ingin mengetahui apakah suatu model pengajaran memberikan
hasil yang berbeda terhadap hasil prestasi belajar dua kelas siswa.
3. Seorang penelitian ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi
tentang advertising KAP antara kelompok akuntan publik, kelompok akuntan
pendidik dan kelompok pengguna jasa KAP.
Contoh nomor 1 memerlukan uji beda terhadap suatu sampel data dengan
nilai tertentu yaitu 1000 jam. Contoh nomor 2 memerlukan uji beda terhadap dua
buah sampel yaitu nilai prestasi belajar antara dua kelas. Contoh nomor 3
memerlukan uji beda terhadap tiga kelompok akuntan dalam hal persepsi terhadap
advertising KAP.
Terdapat jenis uji beda lain selain berdasarkan jumlah kelompok sampel
yang diuji. Misalnya jumlah sampel pada masing-masing kelompok juga
menentukan jenis uji beda yang digunakan. Jika dua kelompok mempunyai
anggota yang sama dan mempunyai korelasi maka dipergunakan uji sampel
berpasangan (paired test), dan jika jumlah anggota kelompok berbeda, tentunya
tidak berkorelasi, maka memerlukan uji beda yang lain, misalnya Independent
Sample t test atau Mann-Whitney U-Test.
Uji beda bukan merupakan uji statistik non parametrik. Uji t dengan
distribusi normal merupakan statistik parametrik, akan tetapi jika distribusi data
tidak normal, barulah merupakan statistik non parametrik. Jadi penentuan
parametrik atau bukan, tidak didasarkan pada jenis uji tetapi tergantung dari
distribusi data, apakah normal atau tidak.
Fungsi dari uji T-test sendiri yaitu digunakan untuk menguji hipotesa
komparatif (uji perbedaan), digunakan untuk sampel kecil dan varian populasi
tidak diketahui, dan membedakan mean kelompok
D. MACAM-MACAM T-TEST
1. One sample t-test
One sample t-test digunakan untuk satu sample.Biasanya digunakan
untuk ukuran sampel dibawah 30. Syaratnya adalah data berupa kuantitatif dan
memiliki distribusi normal.Prinsipnya menguji apakah suatunilai tertentu (yang
diberikansebagai pembanding) berbedasecara nyata ataukah tidak denganrata-
rata sebuah sampel. Nilai yang dimaksud padaumumnya adalah nilai
parameteruntuk mengukur suatu populasi. Uji ini juga dapat digunakan untuk
mengetahui perbedaan rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding
dengan rata-rata sebuah sampel. Dari hasil ini apakah akan diketahui bahwa
rata-rata populasi yang digunakan sebagai pembanding secara signifikan
berbeda dengan rata-rata sebuah sampel, jika ada perbedaan, rata-rata manakah
yang lebih tinggi. Biasanya one sample t-test digunakan untuk hipotesis
deskriptif dan hipotesis komparatif.
Rumus yang dapat digunakan dalam menerapkan uji-t ini adalah sebagai
berikut :

Keterangan :

= rata-rata hasil pengumpulan data

= nilai rata-rata ideal

= stándar deviasi sampel

N = jumlah sampel

a. Prosedur Pengujian One Sample T-Test


Prosedur yang umum dan harus diikuti untuk melakukan uji hipotesis
ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat


: Pernyataan atau dugaan yang menyatakan nilai paling rendah atau

sama dengan dari suatu objek penelitian.


: Pernyataan atau dugaan yang menyatakan nilai paling tinggi atau

maksimum dari suatu objek penelitian.


2. Membuat hipótesis dalam bentuk model statistik
a) Uji Pihak Kiri

b) Uji Pihak Kanan

c) Uji Dua Pihak

3. Menentukan resiko kesalahan (taraf signifikan)


Pada tahap ini, kita menentukan seberapa besar peluang membuat
risiko kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipotesis yang

benar. Biasanya dilambangkan dengan taraf kesalahan atau kekeliruan.


4. Kaidah pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) dengan cara membandingka
nnilai α table distribusinya (nilai kritis) dengan nilai uji statistiknya, sesuai
dengan bentuk pengujiannya. Yang di maksud dengan bentuk pengujian
adalah sisi atau ara hpengujian.
a) Penerimaan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih
besar daripada nilai positif atau negative dari α tabel. Atau nilai uji
statistic berada di luar nilai kritis.
b) Penolakan Ho terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih
kecil daripada nilai positif atau negative dari α tabel. Atau nilai uji
statistic berada di luar nilai kritis.
 Uji Pihak Kanan atau uji sisi atas
diterima jika:

ditolak jika :
 Uji pihak kiri atau uji sisi bawah
diterima jika:

ditolak jika :
 Uji dua pihak

diterima jika:

ditolak jika : atau

atau
Jika , maka diterima

Jika , maka ditolak

5. Menghitung dan

Tahapan menentukan nilai dan


a) Membuat tabel penolong
b) Menghitungnilai rata-rata pengamatan
Rumus :

Keterangan :
: hasil pengamatan

: jumlah sampel
c) Menentukannilai estandar deviasisampel

Rumus :

Keterangan :
: rata-rata pengamatan

d) Menghitungnilai
Rumus :

e) Menentukannilai

Nilai dicari pada tabel distribusi- t dengan ketentuan :

Sehingga, nilai

6. Membandingkan dan

Tujuanmembandingkan dan adalah untuk mengetahui

hipótesis mana yang akan diterima berdasarkan kaidah pengujian.


7. Mengambilkeputusan
Menerimaataumenolak .

b. Pengolahan Data One Simple T-Test DenganSpss


Langkah-langkah pengolahan data One Sample T-Test dengan SPSS yaitu
sebagai berikut :
Universitas B mengadakan penelitian mengenai IQ mahasiswanya.Menurut
isu yang berkembang,IQ mahasiswa jurusan pendidikan matematika
universias tersebut sama dengan 140. Untuk membuktikan kebenaran tersebut,
tim riset mengambil sampel acak 20 mahasiswa. Kemudian melakukan tes IQ.
Data IQ adalah sebagai berikut. 154 144 135 140 143 149 138 147 143 134
146 140 141 144 140 143 144 138 139 135
Apakah isu yang berkembang dapat dibenarkan?
Penyelesaian:
1. MenentukanHipotesis

2. Klik Variabel View pada sebelah kiri bawah jendela SPSS.


Masukkan data seperti gambar dibawah ini :

3. Setelah itu masukkan data pada Data View yang ada di kiri bawah.

4.

Pilih Analyze untuk memulai t-test, pada sub menu pilih Compare Means
kemudian pilih One-Sample T-Test
5. Setelah
muncul
jendela
One Sample T-Test, pindahkan variable X ke test variable dengan memilih
variable X kemudian klik tanda panah ke kanan di jendela tersebut. Dan
isikan test Value dengan T hitung yang dijadikan perbandingan.
6. Klik Option pada jendel One Sample T-Test kemudian muncul jendela

berikutnya. Isikan derajat keyakinan sebesar 95%


7. Klik Continue kemudian Ok, akan muncul jendela hasil yang menampilkan
text dan table yang merupakan hasil uji hipotesis One Sample T-Test,
seperti gambar berikut.

8. Kesimpulan
Kaidahpengujian

diterima jika:

ditolak jika : atau

atau
Jika , maka diterima

Jika , maka ditolak

Keputusan

Karena :

maka diterima

atau

karena = 0.111 > α=0,05 maka Ho diterima

kesimpulan

jadi rata-rata IQ mahasiswa Universitas B jurusan Pendidikan Matematika


adalah 140.

2. Paired sample t-test


Paired sample t-test digunakan untuk membandingkan mean dari suatu
sampel yang berpasangan (paired). Sampel berpasangan adalah sebuah
kelompok sampel dengan subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan
atau pengukuran yang berbeda.Uji-t ini membandingkan satu kumpulan
pengukuran yang kedua dari contoh yang sama. Uji ini sering digunakan untuk
membandingkan skor “sebelum” dan “sesudah” percobaan untuk menentukan
apakah perubahan nyata telah terjadi. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada
kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai 2 buah
perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti
tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan
pertama(sebelum) dan data dari perlakuan kedua (sesudah). Perlakuan pertama
mungkin saja berupa kontrol, yaitu tidak memberikan perlakuan sama sekali
terhadap objek penelitian. Misal pada penelitian mengenai efektivitas suatu
obat tertentu, perlakuan pertama, peneliti menerapkan kontrol, sedangkan pada
perlakuan kedua, barulah objek penelitian dikenai suatu tindakan tertentu,
misal pemberian obat. Dengan demikian, performance obat dapat diketahui
dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian sebelum dan sesudah
diberikan obat.Dalam hal ini untuk Uji Komparasi antar dua nilai pengamatan
berpasangan, (paired) misalnya sebelum dan sesudah (Pretest & postest) di
gunakan pada :
a) satu sampel (setiap elemen ada 2 pengamatan)
b) Data kuantitatif (interval – rasio)
c) Berasal dari populasi yang berdistribusi normal (di populasi terdapat
distribusi deference = d yang berdistribusi normal dengan mean md = 0
dan variance sd2 = 1).
Paired-samples T-Test atau uji berpasangan merupakan uji parametrik yang
digunakan untuk menguji hipotesis sama atau tidak berbeda (N0) diantara dua
variabel. Data berasal dari dua pengukuran atau dua periode pengamatan yang
berbeda yang diambil dari subjek penelitian yang sama atau satu pengukuran
berasal dari subjek yang dipasangkan. Singgih (2003) menjelaskan langkah
penggunaan uji t untuk pengujian sampel berpasangan sebagai berikut:
a) Menghitung selisih (d) antara pengamatan sebelum-pengamatan sesudah.
b) Menghitung total selisih ( ∑d ), lalu dicari Mean d, yaitu: ∑d/n.
c) Menghitung d-(d rata-rata), kemudian mengkuadratkan selisih tersebut
dan menghitung total selisih kuadrat.
d) Mencari standar deviasi (Sd2) dengan rumus sebagai berikut: Sd2 = 1/(n-
1) x ( total (d-d rata-rata) )2.
e) Menghitung t hitung dengan rumus:

t = (X1-X2) - υ

Dimana:

 ( X1 – X2 ) adalah rata-rata hitung pengamatan / sampel untuk X1


 pengamatan sebelum dan X2 pengamatan sesudah
 υ adalah rata-rata hitung populasi yang dihipotesiskan . ditetapkan
 bernilai nol (0).
 Sd adalah standar deviasi sampel
 N adalah jumlah pengamatan/sampel
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, singgih. 2014. Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta : Elex Media
Komputindo

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:


PT Bumi Aksara.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Tanzeh, Ahmad. 2009. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta: Teras.

Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.


Jakarta: Gralia Indonesia.

You might also like