You are on page 1of 11

JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO.

2 DESEMBER 2016

PENGARUH PENERIMAAN RETRIBUSI DAN PENETAPAN TARIF


OBYEK WISATA TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH
KABUPATEN GUNUNG KIDUL TAHUN 2013-2015
Sunarto1
Reni Dyah Ayu Nur Fatimah2*

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi


Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta
*email: renidyahnurf@gmail.com

ABSTRACT INFO ARTIKEL


The purpose of this research is to determine the effect Diterima: 23 Desember 2016
Admission and Determination of Rates Levy Heritage Direview: 24 Desember 2016
simultaneously and partially on the level of revenue. The Disetujui: 30 Desember 2016
population in this research is a report on actual revenues levies, Terbit: 31 Desember 2016
tariffs sights and Local Revenue 2013-2015 period. The Keyword:
sampling technique used purposive sampling technique. The Revenue Levy, Determination
data in this research will be tested using statistical test, classic of Rates, Local Revenue
assumption test, and analyzed using multiple regression
analysis.
The results showed that Levy Admission and
Determination of Rates Heritage simultaneous positive effect on
regional revenue. P-value was 0,000. This means shows that the
p-value is smaller than a predetermined level of 5%. In t test, it
was concluded that the Levies Revenue partially positive effect
on regional revenue. Because it is known that p-value <α (0,000
<0,05), which means 0,000 less than 0,05, which means
significant. As for the Determination of Rates Heritage in mind
that the t test p-value> α (0,493 <0.05), which means 0,493
greater than 0,05, which means no effect. Thus we can conclude
that the stipulation of tariffs Heritage partially no effect on the
original income. Retribution acceptance and Determination of
Rates Heritage affect regional revenue amounted to 47.5%.
While 52.5% of the rest of the support are other factors that
affect regional revenue.

PENDAHULUAN keunikan dan daya tarik tersendiri untuk


Latar Belakang Masalah dikunjungi wisatawan. Salah satu tempat wisata
Obyek wisata yang ada di Indonesia yang sering dikunjungi oleh wisatawan adalah
merupakan salah satu kekayaan alam yang patut daerah Yogyakarta tepatnya di Kabupaten
untuk dibanggakan. Setiap daerah di Indonesia Gunung Kidul.
pasti memliki tempat wisata yang memiliki

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 91


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
Kabupaten Gunung Kidul merupakan lebih wilayah administratif yang di dalamnya
kabupaten terluas di wilayah administratif terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
memiliki potensi dan sumber daya yang dapat masyarakat yang saling terkait dan melengkapi
dikembangkan untuk menunjang program terwujudnya kepariwisataan.
otonomi daerah di bidang pariwisata. Di Pajak mempunyai peranan penting
Kabupaten Gunung Kidulini memiliki banyak dalam membiayai keperluan negara (Vina.dkk,
obyek wisata yang memiliki keunikan tersendiri 2010) dalam (Kusuma dan Wirawati, 2013).
diantaranya adalah pantai, goa, bukit, gunung, Jenis pajak yang berlaku di Indonesia secara
berbagai budaya daerah, dan ada juga tempat umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu Pajak
bersejarah.Selain itu daerah Gunung Kidul juga Pusat dan Pajak Daerah. Pajak Pusat merupakan
memiliki berbagai macam sektor yang dapat pajak yang dikelola oleh Direktorat Jendral
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah Pajak. Sedangkan pajak daerah pajak yang
yang di dalamnya yaitu sektor pariwisata. dipungut oleh Pemerintah daerah. Pajak daerah
Sektor pariwisata merupakan salah satu juga merupakan sebagai salah satu sumber PAD
sektor pembangunan di bidang ekonomi. Selain yang diharapkan mampu memberikan kontribusi
itu, sektor wisata juga dapat dikembangkan yang besar bagi daerah itu sendiri sehingga
sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. dapat memperlancar penyelenggaraan
Untuk memperbesar pendapatan asli daerah pemerintah dan pembagunan daerah. Dalam
pemerintah perlu mengembangkan tempat- konteks daerah, pajak daerah adalah pajak-pajak
tempat pariwisata untuk membantu yang dipunggut oleh pemerintah daerah (misal:
meningkatkan perekonomian daerah dengan propinsi, kabupaten/kotamadya) yang diatur
memberikan sumbangan bagi pembangunan berdasarkan peraturan daerah dan hasil
ekonomi. Perkembangan pariwisata berdampak punggutannya digunakan untuk membiayai
bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat di rumah tangga daerahnya.
sekitarnya, salah satunya adalah dampak Pendapatan asli daerah adalah salah
pariwisata terhadap pendapatan daerah. satu sumber pendapatan yang dapat
Pariwisata adalah segala sesuatu yang mengembangkan dan mengoptimalkan semua
berhubungan dengan wisata termasuk potensi daerah yang digali dari dalam wilayah
pengusaha obyek wisata serta usaha-usaha yang daerah (Mulyadi,2011). Salah satu komponen
terkait di bidang tersebut sesuai dengan PERDA Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah
Kabupaten Gunung Kidul No. 3 Tahun 2003. penerimaan retribusi. Retribusi yang
Selain itu disebutkan juga dalam PERDA dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Gunung Kidul No. 5 Tahun 2013 retribusi pariwisata. Retribusi pariwisata
menyatakan bahwa Pariwisata adalah berbagai berperan sebagai salah satu sumber pendapatan
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai daerah. Karena apabila banyak yang
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh mengunjungi tempat wisata maka akan
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan meningkatkan pendapatan daerah. Adapun
Pemerintah Daerah. PERDA tersebut juga profil tentang Pendapatan Asli Daerah
menyatakan Daerah Tujuan Wisata yang Kabupaten Gunung Kidul dari tahun 2013
selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah sampai 2015 dapat dilihat dari tabel 1
kawasan geografis yang berada dalam satu atau

Tabel 1
Profil Realisasi Pendapatan Asli Daerah 2013 s/d 2015
Tahun Realisasi PAD
2013 Rp 67.050.781.893,09
2014 Rp 66.710.859.953,00
2015 Rp 159.304.338.220,00
Sumber: DPPKAD Kabupaten Gunung Kidul, diolah 2016

Berdasarkan tabel di atas pertumbuhan 2013 ke tahun 2014 yaitu tahun 2013 sebesar
Pendapatan Asli Daerah menurun dari tahun Rp 67.050.781.893,09 dan menurun di tahun

92 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
2014 menjadi 66.710.859.953,00. Kemudian terhadap PAD. Terdapat hubungan yang kuat
pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang antar Retribusi Tempat Rekrasi dan Olah raga
cukup besar yaitu sebesar Rp dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan dalam
159.304.338.220,00. Penyumbang PAD meningkatkan penerimaan PAD. Selanjutnya
Kabupaten Gunung Kidul terbesar berasal dari dari penelitian (Mustika, 2014) yang berjudul
sektor pariwisata, untuk itu perlu diketahui “Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi
variabel–variabel dari sektor pariwisata yang terhadap Pendapatan Asli Daerah di Pemerintah
mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya” dengan hasil penelitian bahwa
yaitu penerimaan retribusi pariwisata dan Pajak Daerah dan Retribusi pada tahun 2009
penetapan tarif obyek wisata. sampai dengan 2013 memberikan kontribusi
Dalam PERDA Kabupaten Gunung yang sangat besar bagi Pendapatan Asli Daerah.
Kidul No. 6 Tahun 2012 dinyatakan bahwa Pajak Daerah memberikan kontribusi yang
Retribusi adalah pungutan daerah sebagai tinggi terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan
pembayaran atas jasa yang khusus disediakan tingkat pertumbuhannya cenderung mengalami
dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah peningkatan yang cukup besar. Sedangkan
untuk kepentingan orang pribadi atau Retribusi memberikan kontribusi yang sangat
badan.Retribusi daerah sebagaimana halnya rendah terhadap Pendapatan Asli Daerah namun
pajak daerah merupakan salah satu Pendapatan tingkat pertumbuhannya cenderung mengalami
Asli Daerah (PAD) yang diharapkan menjadi peningkatan yang relatif kecil.
salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan Selain itu juga penelitian dari (Karyono
pemerintahan dan pembangunan daerah, untuk dan Muttaqin, 2003) tentang “Dampak
meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan Penetapan Tarif Pungutan Masuk terhadap
masyarakat. Retribusi daerah ini Tingkat Kunjungan dan Pendapatan Hutan
memberlakukan sistem official assessment, yang Wisata:Studi Kasus di Karangnini Ciamis Jawa
mana sistem tersebut adalah sistem pemungutan Barat” dengan hasil penelitiannya yaitu semakin
pajak yang wajib pajak menentukan sendiri tinggi tarif pungutan masuk ke hutan wisata
jumlah pajak yang terutang sesuai dengan jumlah kunjungan semakin menurun.
ketentuan undang-undang perpajakan. Perbedaan penelitian ini dengan
Selain retribusi faktor-faktor utama penelitian-penelitian tersebut adalah dari
yang mempengaruhi permintaan wisata salah variabel independennya yaitu dalam penelitian
satunya tarif.Penetapan tarif obyek wisata juga ini mengambil variabel retribusi pariwisata dan
mempengaruhi sumber penerimaan pendapatan. penetapan tarif obyek wisata. Pengambilan
Dengan semakin berkembangnya obyek wisata variabel tersebut yaitu karena dengan adanya
tentu saja tarif juga akan berubah.Semakin peraturan penetapan tarif yang baru dan semakin
meningkatnya tarif obyek wisata akan memberi berkembangnya pariwisata di daerah Kabupaten
dampak yang positif bagi Pendapatan Asli Gunung Kidul maka peneliti ingin mengetahui
Daerah (PAD). Dalam PERDA Kabupaten perkembangan Pendapatan Asli Daerah melalui
Gunung Kidul No 17 Tahun 2013 tentang variabel-variabel tersebut. Dan juga peneliti
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten ingin mengetahui apakah retribusi berpengaruh
Gunung Kidul No 6 Tahun 2012 Tentang cukup besar atau tidak terhadap Pendapatan Asli
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga Daerah.
memutuskan perubahan tarif obyek wisata. Berdasarkan uraian latar belakang
Penelitian ini pengembangan dari tentang pentingnya penerimaan retribusi dan
penelitian (Indrani dan Rohman, 2014) dengan penetapan tarif obyek wisata untuk pendapatan
judul “Pengaruh Retribusi Tempat Rekreasi dan daerah maka penulis mengadakan penelitian
Olah Raga dan Retribusi Tempat Pelelangan dengan judul “Pengaruh Penerimaan
Ikan Kecamatan Pangandaran terhadap Retribusi dan Penetapan Tarif Obyek Wisata
Peningkatan Penerimaan Pendapatan Asli terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Daerah Kabupaten Ciamis” yang hasil dari Kabupaten Gunung Kidul Tahun 2013-
penelitiannya adalah Retribusi Tempat Rekreasi 2015”.
dan Olah raga dan Retribusi Tempat Pelelangan
Ikan mempunyai pengaruh yang signifikan

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 93


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
TINJAUAN PUSTAKA wisata tersebut tidak hanya dibagi dengan
Penerimaan Retribusi bentuk uang tetapi juga dapat berbentuk sarana
Sistem pemungutan retribusi daerah infrastruktur oleh Pemda setempat.
adalah sistem official assessment, yaitu Pedoman perhitungan tiket masuk
pemungutan retribusi daerah berdasarkan tersebut diharapkan dapat menjadi acuan untuk
penetapan kepala daerah dengan menggunakan pengelola kawasan wisata alam, sehingga
Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau pengelola dapat lebih tepat dalam menentukan
dokumen lainnya yang dipersamakan. Wajib harga tiket masuk ke kawasan wisata alam.
retribusi setelah menerima SKRD atau dokumen Penentuan harga tiket masuk yang tepat, dapat
lain yang dipersamakan tinggal melakukan meningkatkan jumlah penerimaan, sehingga
pembayaran menggunakan Surat Setoran kawasan wisata alam dapat dikelola dengan
Retribusi Daerah (SSRD) pada kantor pos atau dana yang memadai (Isnan:2015).Menurut
bank persepsi. Jika wajib retribusi tidak atau penelitian (Karyono dan Muttaqin:2003) bahwa
kurang membayar akan ditagih menggunakan besarnya tarif pungutan masuk ke hutan wisata
Surat Tagihan Retribusi Daerah (STRD) berpengaruh terhadap jumlah pengunjung dan
(Suandi, 2011:238) dalam (Sari:2014). pendapatan pengusahaan ekowisata.Berdasarkan
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah uraian tersebut maka hipotesis dapat
(PAD) salah satunya bersumber dari retribusi diindikasikan seperti berikut:
pariwisata yang ada di suatu daerah. Apabila H2: Penetapan tarif berpengaruh positif
semakin meningkat penerimaan retribusi maka terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
semakin meningkat juga Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Gunung Kidul. Berdasarkan
penelitian (Anggraeni:2010) menunjukkan Pengaruh Penerimaan Retribusi Dan
bahwa penerimaan retribusi daerah berpengaruh Penetapan Tarif Obyek Wisata Terhadap
terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Bengkulu. Selain itu menurut penelitian
Pendapatan asli daerah merupakan
(Karisma:2012) menunjukkan pada variabel
sumber pendapatan daerah. Banyak faktor yang
retribusi obyek wisata berpengaruh secara
dapat mempengaruhi pendapatan asli daerah
signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah
yaitu diantaranya adalah retribusi dan tarif
Kabupaten Wonosobo. Berdasarkan ulasan
obyek wisata. Dalam hal ini apabila penerimaan
tersebut hasil dari penelitian ini dapat
retribusi semakin meningkat dan tarif obyek
dirumuskan sebagai berikut:
wisata meningkat maka Pendapatan Asli Daerah
H1: Retribusi berpengaruh positif terhadap akan meningkat juga. Seperti yang diungkapkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam penelitian (Nugroho:2014) bahwa
penambahan pajak daerah dan retribusi daerah
Penetapan Tarif Obyek Wisata secara bersama-sama (simultan) berpengaruh
signifikan terhadap penambahan Pendapatan
Tarif wisata merupakan jumlah Asli Daerah (PAD). Selain itu juga menurut
uangyang dikeluarkan untukmendapatkan penelitian (Karyono dan Muttaqin:2003) bahwa
kepuasan akan jasawisata. Apabila tarif obyek besarnya tarif pungutan masuk ke hutan wisata
wisata meningkat maka semakin banyak berpengaruh terhadap jumlah pengunjung dan
penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang pendapatan pengusahaan ekowisata.
dihasilkan.Dalam penetapan tarif dalam PERDA Berdasarkan ulasan sebelumnya maka peneliti
Kabupaten Gunung Kidul beberapa tahun selalu merumuskan hipotesis seperti berikut:
meningkat guna mencapai target pendapatan H3: Penerimaan retribusi dan penetapan
yang ditetapkan. Di tahun ini pendapatan di tarif obyek wisata berpengaruh positif
Gunung Kidul meningkat dengan adanya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
perubahan penetapan tarif tersebut. Namun tarif

94 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016

Penerimaan Retribusi

(X1) Pendapatan Asli


H1
Daerah

Penetapan tarif H2 (Y)

(X2)

H3

Gambar 1 Kerangka Penelitian


METODE PENELITIAN wilahnya sendiri yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan
Sifat Penelitian peraturan perundang-undangan yang
berlaku (Halim, 2004:96). Dalam hal ini
Penelitian ini akan dilaksanakan di Kabupaten
pengukuran variabel Pendapatan Asli
Gunung Kidul. Data yang digunakan dalam
Daerah yaitu perhitungannya berdasarkan
penelitian ini adalah data sekunder. Data
perhitungan dari DPPKAD Kabupaten
sekunder adalah data yang diperoleh oleh
Gunung Kidul.
peneliti secara tidak langsung, biasanya berupa
b. Variabel-variabel bebas “independent
catatan, dokumen, buku, dan laporan. Jenis
variabel (X)” adalah faktor ekstern yang
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
mempunyai pengaruh besar terhadap
adalah penelitian kuantitatif. Kasiram (2008:
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Y) yang
149) dalam bukunya Metodologi Penelitian
terdiri dari:
Kualitatif dan Kuantitatif, mendefinisikan
penelitian kuantitatif adalah suatu proses 1) Penerimaan Retribusi (X1)
menemukan pengetahuan yang menggunakan Retribusi daerah adalah pungutan
data berupa angka sebagai alat menganalisis daerah sebagai pembayaran atas jasa
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh
Definisi Operasional dan Pengukuran pemerintah daerah untuk kepentingan
Variabel Penelitian orang pribadi atau badan
(Suandy:2011:228). Retribusi tempat
Variabel-variabel dalam penelitian ini obyek wisata merupakan pendapatan
dikelompokkan menjadi variabel dependen yang bersumber dari hal-hal yang ada di
(terikat) dan variabel independen (bebas). dalam obyek wisata. Dalam penelitian
Variabel terikat atau “dependent variabel” yaitu ini teknik pengukuran variabel Retribusi
variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pariwisata berdasarkan data perhitungan
Variabel bebas atau “independent variabel” Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan
merupakan variabel yang dapat mempengaruhi Kabupaten Gunung Kidul tahun 2013-
variabel terikat “dependent variabel”. 2015.
a. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah 2) Penetapan tarif (X2)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai Y. Tarif Obyek Wisata merupakan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan uang masuk yang bersumber dari
semua penerimaan yang kunjungan wisata yang dilakukan oleh
diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wisatawan. Penetapan tarif suatu

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 95


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
pelayanan tidak dapat dilakukan secara berganda dan menggunakan SPSS 17 untuk alat
sembarangan berdasarkan subyektivitas uji dalam pengujian penelitian ini. Pengujian
pimpinan saja, melainkan harus data dalam penelitian ini menggunakan uji
memiliki dasar yang rasional dan statistik dan uji asumsi klasik. Berikut ini akan
obyektif. Banyak faktor yang dijelaskan masing-masing uji dari metode
mempengaruhi penetapan tarif baik tersebut.
dipandang dari pelayanan yang
diberikan, pemasarannya, dan biaya Uji Asumsi Klasik
untuk menyediakan pelayan tersebut.
Uji asumsi klasik merupakan uji yang
Dalam hal ini berdasarkan informasi dari
harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi
Dinas Pariwisata teknik perhitungan
linier berganda. Dalam melakukan analisis
variabel Tarif Obyek Wisata diukur
regresi berganda terlebih dahulu dilakukan
menggunakan rumus sebagai berikut:
pengujian asumsi klasik agar memenuhi sifat
TOW = T x JW
estimasi regresi bersifat BLUE (Best Linear
Keterangan:
Unbiased Estimator). Uji asumsi klasik ini
TOW : Tarif Obyek Wisata
meliputi uji normalitas,uji autokorelasi,uji
T : Tarif Wisata masing-masing
multikolonieritas, dan uji
obyek wisata
heteroskedastisitas(Ghozali, 2011:103).
JW : Jumlah Wisatawan
Teknik Analisis Data
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Teknik analisis yang digunakan adalah
Sampel teknik analisis regresi linier berganda yang
dapat diuji dengan tingkat signifikansi 0,05 atau
Populasi dalam penelitian ini adalah
5%. Analisis ini (regresi linier berganda)
laporan realisasi penerimaan retribusi, tarif
digunakan untuk mengetahui atau memperoleh
obyek wisata, dan Pendapatan Asli Daerah
gambaran mengenai pengaruh variabel bebas
(PAD) yang ada diseluruh Kabupaten Gunung
yaitu meliputi penerimaan retribusi (X1) dan
Kidul mulai dari tahun 2013-2015. Penentuan
penetapan tarif (X2), pada variabel terikat yaitu
variabel tersebut sebagai sampel sebanyak 36
penerimaan Pendapatan Asli Daerah (Y)
berdasarkan dengan jumlah populasi yang ada.
menurut Kusuma dan Wirawati (2013).
Sumber dan Metode Pengumpulan Data Untuk menguji hipotesis digunakan alat
Data yang digunakan dalam penilitian analisis regresi berganda (multiple regression).
ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono Uji hipotesis tersebut dilakukan dengan
(2005:62), data sekunder adalah data yang tidak software SPSS 17 karena mampu menghasilkan
langsung memberikan data kepada peneliti. output yang meyakinkan untuk dianalisis lebih
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari lanjut. Setelah dilakukan pengujian hipotesis,
Dinas Pendapatan, Pengelolaan dan Aset maka dilanjutkan dengan menggunakan uji
Daerah dan Dinas Kebudayaan dan statistik, uji parsial (uji t), uji simultan (uji F),
Kepariwisataan. Metode pengumpulan data dan uji koefisien determinasi (R2).
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan menggunakan dokumen, laporan,
catatan, dan buku yang berisi tentang Analisis Data
penerimaan retribusi dan penetapan tarif objek
wisata di Kabupaten Gunung Kidul mulai dari Data dalam penelitian ini akan diuji
tahun 2013 sampai tahun 2015. dengan menggunakan uji asumsi klasik dan uji
statistik.
Uji Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
Uji analisis data digunakan untuk
menguji keakuratan data. Dalam penelitian ini Data pada penelitian ini telah lolos uji asumsi
peneliti menggunakan analisis regresi linier klasik yang meliputi uji normalitas data, uji

96 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji Analisis Linier Berganda
heteroskedastisitas.
Dari hasil uji tersebut, maka model regresi linier 2. Dilihat pada nilai nilai koefisien Penerimaan
dalam penelitian ini diperoleh sebagai berikut: Retribusi untuk variabel X1 sebesar 5,410.
Y= 1,147 + 5,410X1 + 0,116X2 + € Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
Keterangan: pada Penerimaan Retribusi (X1)dalamsatu
Y = Pendapatan Asli Daerah (PAD) satuan maka dapat meningkatkan variabel
α = Konstanta Pendapatan Asli Daerah (Y) sebesar 5,410
X1 = Penerimaan Retribusi atau 54,10%.
X2 = Penetapan tarif 3. Nilai koefisien Tarif Obyek Wisata untuk
€ = Standar Error variabel X2 sebesar 0,116. Hal ini
1. Dalam penelitian ini nilai konstan sebesar mengandung arti apabila terjadi kenaikan
1,147. Hal ini menunjukkan jika variabel pada variabel Tarif Obyek Wisata (X2)satu
Penerimaan Retribusi (X1) dan Tarif Obyek satuan maka dapat meningkatkan variabel
Wisata (X2)sama dengan nol maka variabel Pendapatan Asli Daerah (Y) akan naik
Pendapatan Asli Daerah (Y) nilai sebesar 0,116 atau 1,16%.
konstantanya sebesar 1,147 atau 11,41%.

Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.147E9 1.331E9 .862 .395
X1 5.410 1.184 .654 4.570 .000
X2 .116 .167 .099 .693 .493
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Uji Statistik Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Analisis dari tabel 3 menunjukkan bahwa bahwa nilai F tabel > F hitung yaitu sebesar
nilai p-value adalah sebesar 0,000. Hal ini 16,867 > 3.28. Setelah melihat hasil tersebut ini
menunjukkan bahwa nilai p-value tersebut lebih berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima
kecil dari tingkat kepercayaan yang telah yaitu bahwa Penerimaan Retribusi dan
ditentukan yaitu sebesar 5% yang berarti Penetapan Tarif Obyek Wisata secara simultan
signifikan. Kemudian terlihat tabel bahwa nilai berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli
F hitung sebsar 16,867. Hal ini menunjukkan Daerah (PAD).

Tabel 3
Hasil Uji F (Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3.237E20 2 1.619E20 16.857 .000a
Residual 3.169E20 33 9.602E18
Total 6.406E20 35
a. Predictors: (Constant), X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber:Data sekunder diolah, 2016

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 97


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
Uji Signifikan Parameter Individual (Uji
Statistik t)
Dari hasil tabel tersebut, maka Penerimaan Untuk variabel Penetapan Tarif Obyek
Retribusi diketahui nilai p-value yaitu 0.000 Wisata dapat dilihat pada tabel nilai p-value
yang artinya < 0.05. Selanjutnya nilai t hitung adalah 0,493 yang artinya > 0.05. Dan juga
pada variabel retribusi sebesar 4,570 yang terlihat pada tabel tersebut bahwa nilai t hitung
artinya > t tabel yaitu sebesar 2.0345. Dengan sebesar 0,693 yang artinya nilai tersebut < t
melihat hasil pada tabel dapat disimpulkan tabel sebesar 1.69236. Hal ini menunjukkan
bahwa hipotesis1 Penerimaan Retribusi bahwa hipotesis 2 Tarif Obyek Wisata
berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli berpengaruh positif terhadap Pendapatan Asli
Daerah terdukung yaitu pada hasil dari Daerah dalam penelitian ini tidak terdukung
penelitian ini adalah Penerimaan Retribusi karena hasil dari penelitian ini menunjukkan
secara parsial berpengaruh positif terhadap bahwa Penetapan Tarif Obyek Wisata tidak
Pendapatan Asli Daerah. berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.
Tabel 4
Hasil Uji t (Parsial)
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 1.147E9 1.331E9 .862 .395
X1 5.410 1.184 .654 4.570 .000
X2 .116 .167 .099 .693 .493
a. Dependent Variable: Y
Sumber: Data sekunder diolah, 2016

Koefisien Determinasi (R2)


termasuk dalam model penelitian ini yang
Melihat hasil dari tabel 5 besarnya nilai mempengaruhi tingkat Pendapatan Asli Daerah.
Adjusted R Square adalah 0,475 yang berarti Variabel lain tersebut diantaranya adalah, pajak
dalam penelitian ini dukungan Penerimaan parkir, retribusi parkir, retribusi sampah obyek
Retribusi dan Penetapan Tarif Obyek Wisata wisata, efektivitas retribusi, dan efektivitas
sebesar 47,5% dan 52,5% dari sisa dukungan parkir.
tersebut merupakan variabel lain yang tidak

Tabel 5
Hasil Uji R2
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1 .711a .505 .475 3.09876E9
a. Predictors: (Constant), X2, X1
Sumber: Data sekunder diolah, 2016

KESIMPULAN 2. Secara parsial Penerimaan Retribusi


Dalam penelitian ini telah dilakukan berpengaruh positif terhadap Pendapatan
beberapa metode untuk menguji penelitian ini. Asli Daerah (PAD).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan 3. Penetapan Tarif Obyek Wisata secara
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu parsial tidak berpengaruh terhadap
sebagai berikut: Pendapatan Asli Daerah (PAD).
1. Penerimaan Retribusi dan Penetapan Tarif
Obyek Wisata berpengaruh secara simultan
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

98 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
DAFTAR PUSTAKA BIMO. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Depok.
Ahmad, Yani. 2002. Hubungan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Hendaris, R Budi. 2013. Pengaruh Penerimaan
di Indonesia. Jakarta Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Anggraeni, Dina 2010. Analisis Pengaruh Terhadap Peningkatan Pendapatan
Penerimaan Pajak Daerah dan Asli Daerah pada Kota/Kabupaten di
Retribusi Daerah terhadap Wilayah Provinsi Jawa Barat. Jurnal
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Ilmiah
(PAD). Skripsi. Jakarta: Fakultas Isnan, Wahyudi. 2015. Teknik Perhitungan
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Tarif Masuk Kawasan Wisata Alam.
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurnal Vol. 12 No. 1
Karisma, Widya. 2012. Analisis Peran Industri
Ariyanto, 2005. Ekonomi Pariwisata. Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli
Jakarta:Pada http://jurnal- Daerah Kabupaten Wonosobo.
sdm.blogspot.co.id/2009/10/aspek- Karyono, O.K. dan Muttaqin, Muhammad
penawaran-dan-permintan-dalam.html. Zahrul. 2003. Dampak Penetapan Tarif
diakses pada tanggal 5 Desember 2016 Pungutan Masuk terhadap Tingkat
Kunjungan dan Pendapatan Hutan
Bonita, Farah. 2013. Pengaruh Jumlah Obyek Wisata:Studi Kasus di Karangnini
Wisata, Jumlah Hotel, dan PDRB Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah
Terhadap Retribusi Pariwisata Kestauan No. 2 Vol. 5. Jawa Barat
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Kasiram, Moh, M.Sc. Metodologi Penelitian
Economics Development Analysis Kuantitatif-Kualitatif. Malang: UIN
Journal 2 (4). Malang Press, 2008.
Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kusuma, Md. Krisna Arta Anggar dan
Kabupaten Gunung Kidul., Potensi Wirawati, Ni Gst. Putu. 2013. Analisis
Kebudayaan dan Kepariwisataan Pengaruh Penerimaan Pajak Daerah
Kabupaten Gunung Kidul., (Gunung dan Retribusi Daerah Terhadap
Kidul,2014). Peningkatan PAD Sekabupaten/Kota di
Provinsi Bali. Jurnal Akuntansi
Erly Suandy, 2005, Hukum Pajak, Edisi Ketiga,
Universitas Udayana, Vol 574-575.
Jakarta : Salemba Empat.
Londrani, Minda dan Rohman, Anries Fazlur.
Fitriana. 2014. Pengaruh Pajak Daerah dan
2014. Pengaruh Retribusi Tempat
Retribusi Daerah dalam Meningkatkan
Rekreasi Dan Olahraga Dan Retribusi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di
Tempat Pelelangan Ikan Kecamatan
Kota Bontang. E-Journal Ilmu
Pangandaran Terhadap Peningkatan
Pemerintahan Vol 2 No 1
Penerimaan Pendapatan Asli Daerah
Gani, Dewi Riani. 2013.Analisis Penerimaan
Kabupaten Ciamis (Studi Kasus Pada
Retribusi Daerah Terhadap
Kabupaten Ciamis Tahun 2011-2013)
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
Mentayani, Ida, et al. 2014. Pengaruh
Di Kota Gorontalo
Penerimaan Pajak Daerah dan
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Retribusi Daerah Terhadap
Multivariate dengan Program IBM
Pendapatan Asli Daerah pada
SPSS19. Semarang. Universitas
Kabupaten Dan Kota Di Provinsi
Diponegoro.
Kalimantan Selatan. Jurnal Ekonomi
Handoyo, Happy Lukman. 2007.Penetapan tarif
dan Bisnis Vol. 7 No. 1
Paket Perjalanan Wisata Berdasarkan
Mulyadi,
Metode Cost Plus Pricing Pendekatan
Mustika, Winda Ayu. 2014.Kontribusi Pajak
Full Costing Studi Kasus pada PO.
Daerah dan Retribusi terhadap
Pendapatan Asli Daerah Di

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 99


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
Pemerintah Kota Surabaya. Jurnal Daerah terhadap Pendapatan Asli
Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 6. Daerah.Jurnal Ilmiah
Surabaya Rochimah, Siti, et al., 2013. Pengaruh Pajak
Mustika, Winda Ayu. 2014. Kontribusi Pajak Hotel & Restoran, Retribusi Daerah
Daerah Dan Retribusi Terhadap Dan Pajak Daerah Terhadap
Pendapatan Asli Daerah Di Pendapatan Asli Daerah Pada
Pemerintah Kota Surabaya. Jurnal Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah
Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 6 Tahun 2007 – 2012. Jurnal Ilmiah
Nugroho, Adi. 2014. Analisis Pengaruh Pajak Universitas Pandadanaran Semarang.
Daerah dan Retribusi Daerah Sari, Putu Lia Perdana. 2015.Analisis Variabel-
Terhadap Pendapatan Asli Daerah Variabel Yang Mempengaruhi
(PAD) Kabupaten / Kota di Provinsi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Jawa Tengah Periode 2010-2012. Provinsi Bali. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul dan Humanika JINAH. Vol: 2 No: 2.
Nomor 13 Tahun 2003. Tentang S. Tryadika, Alfonsus Marthin. 2014.
Perubahan Atas Peraturan Daerah Identifikasi Faktor – Faktor
Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 PenentuTarif Retribusi Bidang
Tahun 2000 Tentang Retribusi Tempat Pariwisata di Kabupaten dan Kota
Rekreasi Dan Olahraga. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian.
Nomor 3 Tahun 2003. Tentang Usaha Alfabeta Bandung
Pariwisata. . 2012. Statistika untuk Penelitian.
Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul Alfabeta Bandung
Nomor 5 Tahun 2013. Tentang Tendean,Jesica Carolina., dkk. 2015. Pengaruh
Penyelenggaraan Kepariwisataan Jumlah Wisatawan Terhadap
Peraturan Daerah Kabupaten Gunung Kidul Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota
Nomor 6 Tahun 2012. Tentang Manado Melalui Pajak Hotel Sebagai
Retribusi Tempat Rekreasi dan Intervening Variabel.
Olahraga.
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28
Nomor 17 Tahun 2013. Tentang Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan
Perubahan Atas Peraturan Daerah Retribusi Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 6
Utomo, Okta Sigit. 2013. Analisis Pengaruh
Tahun 2012 Tentang Retribusi Tempat
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Rekreasi Dan Olah Raga.
Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Pleanggra, Ferry. 2012.Analisis Pengaruh
(Studi Empiris di DPPKAD Wilayah
Jumlah Obyek Wisata, Jumlah
Karesidenan Surakarta). Skripsi
Wisatawan dan Pendapatan Perkapita
Yusuf, Haryono. 2001. “Dasar-dasar
Terhadap Pendapatan Retribusi Obyek
Akuntansi”, Edisi Ke IV. Salemba
Pariwisata 35 Kabupaten/Kota di Jawa
Empat. Jakarta
Tengah. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Diponegoro https://statistikaterapan.wordpress.com/2009/01/
Semarang. 22/mengapa-koefisien determinasi-
Purwanti, Novi Dwi dan Dewi, Retno Mustika. bisa-kecil/ diakses pada 2 Desember
2014.Pengaruh Jumlah Kunjungan 2016
Wisatawan Terhadap Pendapatan Asli
Daerah Kabupaten Mojokerto Tahun https://teorionline.wordpress.com/2012/09/06/hi
2006-2013. Jurnal Ilmiah. potesis-tidak-terdukung-
mengapa/comment-page-1/ diakses
Putri, Meilda Ellysa dan Rahayu, Sri. 2015. pada 2 Desember 2016
Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi

100 p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646


JURNAL AKUNTANSI VOL. 4 NO. 2 DESEMBER 2016
http://kbbi.web.id/tarif diakses pada 11
Desember 2016
http://esl.fem.ipb.ac.id/uploads/media/P6_EKO
WIS_PENETAPAN_HARGA_WISAT
A.pdf diakses pada 11 Desember 2016

p-ISSN: 2088-768X | e-ISSN: 2540-9646 101

You might also like