You are on page 1of 482
PENERBIT BUKU KEDOKTERAN BUKU ASLI BERSTIKER HOLOGRAM 3 DIMENSI EGC 1434 This is a translation of LIPPINCOTT’S REVIEW SERIES: PEDIATRIC NURSING, 3/E Copyright © 2001 by Lippincott Williams & Wilkins Published by arrangement with Lippincott Williams & Wilkins Inc., USA PANDUAN BELAJAR: KEPERAWATAN PEDIATRIK, E/3 Alih bahasa: Alfrina Hany, S.Kp Editor edisi bahasa Indonesia: Ns. Esty Wahyuningsih, S.Kep Copy editor: Sri Kartini Karolina Pardede Hak cipta terjemahan Indonesia © 2001 Penerbit Buku Kedokteran EGC P.O. Box 4276/Jakarta 10042 Telepon: 6530 6283 Anggota IKAPI Desain kulit muka: Samson P. Barus Hak cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Cetakan I: 2005 Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Muscari, Mary E Panduan belajar : keperawatan pediatrik / Mary E. Muscari ; alih bahasa, Aifrina Hany ; editor edisi bahasa Indonesia, Esty Wahyuningsih. — Ed. 3. — Jakarta : EGC, 2005. xiii, 544° him. : 14x 21 cm. Judul asli: Lippincott’s review series : pediatric nursing, 3/e ISBN 979-448-688-4 1. Perawat dan perawatan kesehatan anak. I. Judul. Il. Hany, Alfrina. IIL. Wahyuningsih, Esty. 610.7362 iia janggung jawab percetakan Daftar li xiii 12 Kanker pada Anak-Anak 460 Pertanyaan Tes Komprehensif 486 Kunci Jawaban Tes Komprehensif 499 Bibliografi 518 Lampiran A: Nilai Normal Pemeriksaan Laboratorium 521 Lampiran B: Pertimbangan Keperawatan Terhadap Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik 529 Indeks 532 Bahan dengan hak cipta Tinjauan Keperawatan Pediatrik @ Faktor yang memengaruhi kesehatan pediatrik A. Hereditas dan genetik 1. Tinjauan a. Hereditas merupakan proses organisme hidup menghasilkan keturunan yang mirip dengan dirinya. Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang hereditas. b. Defek kongenital (terlinat saat lahir) merupakan akibat dari ab- normalitas kromosom, mutasi monogenik (gen tunggal), atau faktor intrauterus lainnya. (by (2) (3) (4) 6) (6) Perubahan pada kromosom, bagian dari kromosom, atau gen dapat menyebabkan gangguan genetika. Satu atau kedua orang tua biologis dapat mewariskan per- ubahan tersebut pada anaknya, atau terjadi perubahan yang mungkin baru pada anak. Banyak defek umum (penyakit jantung kongenital, stenosis pilorik, dan malformasi sistem saraf pusat) dianggap ter- kait dengan berbagai faktor yang diturunkan. Sindrom merupakan istilah yang digunakan untuk pola malformasi yang dapat dikenali akibat dari penyebab spesifik tunggal, seperti sindrom alkohol janin dan sindrom Down. Association merupakan istilah yang digunakan untuk pola malformasi yang tidak acak yang etiologinya belum dipas- tikan. VATER (defek verbal, imperforata anus, fistula trake- oesofagus, dan defek radial /renal) merupakan contch association. Beberapa masalah tertentu, seperti retardasi mental, kega- galan penutupan tuba neural, dan celah palatum atau bibir, dapat terjadi sebagai bagian dari sindrom atau association 2 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik dan dapat memiliki etiologi yang berbeda, meliputi abnor- malitas kromosom atau gen tunggal, pajanan pranatal (seperti obat-obatan atau penyakit), atau penyebab multifaktorial 2. Gangguan kromosom a. Deviasi jumlah kromosom (yi., pertambahan atau pengurangan) ditulis dengan akhiran -somi. @ 2) Monosomi adalah kehilangan satu kromosom dari yang semula berjumlah sepasang. Monosomi jarang terjadi, dan janin biasanya tidak dapat bertahan hidup. Sindrom Tum- er (45, XO) pada dasarnya merupakan satu-satunya mono- somi yang dapat hidup; namun, 99% janin-janin ini mengalami abortus spontan. Trisomi adalah pertambahan pada sepasang kromosom. Trisomi relatif banyak terjadi. Trisomi yang paling banyak muncul adalah trisomi 12 (sindrom Pataw), trisomi 18 (sin- drom Edwards), dan trisomi 21 (sindrom Down). Sindrom Down dapat juga disebabkan oleh translokasi kromosom 21. b. Kesalahan dalam pembelahan sel dapat terjadi selama fase mio- sis (pembentukan gamet) maupun fase mitosis (pembagian sel pascazigotik), mengakibatkan pembagian materi genetik yang tidak sama. qa) Q) Perubahan jumlah kromosom seks tidak menyebabkan dampak yang serius. Sindrom Klinefelter (47, XXY) meru- pakan abnormalitas kromosom seks yang paling sering. Anomali autosom struktural dan numerik menyebabkan se- kumpulan sindrom yang biasanya ditandai dengan defisiensi mental. Kelainan ini termasuk trisomi yang disebutkan di atas, dan sindrom delesi kromosom klasik, seperti cat’s cry syn- drome. 3. Gangguan monogenik (gen tunggal) a. Jenis-jenis pola pewarisan meliputi hal-hal berikut: qa) 3) Pewarisan dominan autosomal. Anak yang salah satu orang, tuanya heterozigot memiliki kemungkinan 50% memiliki gen defektif. Anak yang tidak mewarisi gen tersebut akan memiliki keturunan yang normal. Pewarisan resesif autosomal. Anak dari kedua orang tua yang heterozigot memiliki kemungkinan 25% untuk mengala- mi gangguan ini. Anak yang tidak mengalami gangguan memiliki kemungkinan 66% menjadi carrier dan mewaris- kannya pada keturunannya. Pewarisan dominan terkait-gen X. Anak perempuan dari ayah yang memiliki gen defektif kemungkinan akan mengala- mi gangguan; anak laki-laki tidak akan mengalami gang- b. Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 3 guan. Setengah dari anak perempuan dan setengah dari anak laki-laki dari ibu dengan gen defektif juga akan meng- alami gangguan. Tidak ada carrier, dan anak-anak normal akan memiliki keturunan yang normal (4) Pewarisan resesif terkait-gen X. Umumnya terjadi pada laki-laki; separuh dari anak perempuan dengan ayah yang mengalami gen defektif akan menjadi carrier dan dapat me- wariskannya kepada keturunannya. Pola pewarisan tradisional terjadi hanya sepertiga dari gang- guan genetik. Gangguan lain dapat dikaitkan dengan variasi gen, pewarisan nontradisional, dan gangguan multifaktorial. 4. Penatalaksanaan keperawatan a. Kumpulkan riwayat yang komprehensif mencakup riwayat ke- luarga dan riwayat masalah yang menunjukkan adanya gang- guan genetik, seperti defek kongenital, pertumbuhan abnormal, masalah penglihatan dan pendengaran, perkembangan seksual abnormal, gangguan metabolik, dan gangguan perkembangan. b. Buat peta genogram. c. Rujuk klien untuk konseling genetik, skrining, dan tindak-lanjut. B. Keluarga 1. Fungsi keluarga meliputi: a. Melahirkan dan membesarkan anak b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar (yi., makanan, keaman- an, pakaian, tempat tinggal, dan perawatan kesehatan) c. Mengadakan komunikasi dan memberikan dukungan emosional d. Memungkinkan adaptasi budaya dan sosialisasi e. Mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga negara 2. Struktur keluarga meliputi: a. b. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak-anak (anak kandung atau anak adopsi) yang tinggal dalam rumah tangga yang sama. Keluarga orang tua tunggal terdiri atas satu orang tua yang ber- tanggung jawab terhadap pengasuhan anak-anak karena kema- tian, perceraian, perpisahan, bayi yang lahir di luar pernikahan, atau adopsi. Keluarga tiri atau rekonstitusi terbentuk ketika salah satu atau kedua orang dewasa yang menikah memiliki anak-anak dari pernikahan terdahulu. . Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah kakek-nenek, sepupu, paman, dan bibi. Keluarga pasangan sejenis terbentuk ketika dua pria atau dua wanita hidup bersama dengan atau tanpa anak. Keluarga orang tua-bekerja terbentuk ketika kedua orang dewasa dalam keluarga memiliki pekerjaan. 4 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik g- Commuter family terbentuk apabila orang dewasa dalam keluarga tinggal dan bekerja jauh dari rumah untuk alasan keuangan atau profesional. . Return-to-nest family terbentuk jika anak yang sudah dewasa kembali ke rumah untuk tinggal karena alasan budaya, sosial, atau keuangan. Binuclear family adalah keluarga dengan anak yang diasuh oleh dua keluarga (perwalian gabungan), dan peran menjadi orang tua dianggap suatu kerja sama. Keluarga komunal terbentuk apabila sekelompok orang tinggal bersama dan sebagian besar tidak memilki hubungan darah atau pernikahan. . Keluarga angkat merupakan keluarga temporer untuk anak- anak yang harus dipisahkan sementara, berjauhan dengan orang tua mereka dalam usaha menjamin kesejahteraan fisik dan emo- sional anak. 3. Reaksi keluarga terhadap penyakit anak atau hospitalisasi ber- variasi antara lain: a. Kemungkinan gangguan koping. Rasa takut dan ansietas ten- tang penyakit anak atau hospitalisasi akan meningkat, memper- buruk kemampuan keluarga mengatasi masalah dan membantu anak melakukan koping. Kehilangan kendali. Perasaan putus asa diakibatkan dari beberapa stresor, seperti beratnya penyakit, hospitalisasi sebelumnya, prose- dur medis, kurangnya informasi, sistem pendukung, kekuatan ego, masalah keluarga yang lain, keyakinan agama atau budaya, komu- nikasi keluarga, dan kemampuan koping sebelumnya. Kemungkinan stres yang ditunjukkan oleh orang tua. Contoh stres keluarga antara lain ansietas, penyangkalan, rasa bersalah, marah, takut, frustrasi, depresi, dan mekanisme pertahanan, seperti diplacement dan proyeksi. 4, Implikasi proses keperawatan adalah sebagai berikut: a. & Kaji tingkat energi, kesehatan fisik, dan tingkat perkembangan orang tua; jika tepat, kaji juga bagaimana setiap orang tua diasuh ketika masih anak-anak; stresor; sistem pendukung keluarga; keyakinan agama dan budaya; dan penyuluhan serta peng- alaman dalam membesarkan anak. . Buat diagnosis keperawatan berdasarkan hasil pengkajian (mis., perubahan menjadi orang tua, penampilan peran, dan proses keluarga). Identifikasi hasil akhir (mis., peran menjadi-orang tua menguat), d. Rencanakan dan laksanakan intervensi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 8 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik TABEL 1-1 Teori Perkembangan TAHAPAN ERIKSON FREUD PIAGET KOHLBERG Masa bayi Percaya vs Oral Sensorimotorik (dari labir tidak percaya (dari lahir sampai sampai usia usia 2 thn) | thn) Masa todler Otonomiys Anal_—_Sensorimotorik Prakonvensional (usia 1-3 tha) rasa malu (usia 1-2 thn); dan ragu praoperasional (prakonseptual) (usia 2-4 thn) Usia prasekolahInisiatif vs Falk Praoperasional Prakonvensional (usia 3-6 thn) rasa bersalah (prakonseptual) (usia 2-4 thn); praoperasional (ntuitif) (usia 4-7 thn) Usia sekolah Industri vs. Latensi Konkret operasi-. __ Konvensional (usia 6-12 thn) inferioritas onal (usia 7-11 thn) Masa remaja___Identitas vs Genital Formal operasional__Prakonvensional (usia 12- difusi peran (usia 11-15 thn) 19 thn) (bingung peran) 4, Teori pertumbuhan dan perkembangan. Para ahli teori beranggapan bahwa keterampilan emosional, sosial kognitif, dan moral berke bang secara bertahap. Tabel 1-1 mencatat tahapan yang didefi kan oleh ahli-ahli teori ternama. Bab 2 sampai 6 menjelaskan masing-masing teori seperti yang diterapkan pada tahapan perkem- bangan spesifik. a. Psikososial. Teori perkembangan psikososial Erik Erikson paling sering digunakan. Pada setiap tahap, anak menghadapi krisis yang memerlukan integrasi antara kebutuhan dan keterampilan pribadi dengan tuntutan budaya dan sosial. Tiap tahap mempunyai dua kemungkinan komponen, yang disukai dan tidak disukai. b. Psikoseksual. Sigmund Freud menganggap penting naluri sek- sual dalam perkembangan kepribadian. Pada setiap tahapan, bagian-bagian tubuh dianggap sebagai sumber kepuasan psiko- logis yang signifikan. c. Kognitif. Jean Piaget menyatakan ada empat tahap utama per- kembangan berpikir logis. Tiap tahap terjadi dan terbentuk dari tahap sebelumnya sesuai kebiasaan terdahulu. Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 9 d. Moral. Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg berdasar- kan perkembangan kognitif dan terdiri dari tiga tingkatan uta- ma, masing-masing tingkatan terdiri dari dua tahap. 5. Temperamen meliputi gaya emosional dan respons perilaku anak terhadap situasi. a. Tipe-tipe temperamen, yaitu anak temperamen tenang, tempera-- men sulit, dan temperamen slow-to-warm-up (lambat berespon). (1) (2) (3) Anak temperamen tenang adalah anak yang berwatak te- nang, teratur, dan dapat diperkirakan; mereka mendekati stimulus baru secara positif. Anak temperamen sulit adalah anak yang peka, sangat aktif, dan kuat; mereka bereaksi terhadap stimulus baru de- ngan menarik diri secara negatif. Anak dengan temperamen slow-to-warm-up adalah anak dengan mood yang mudah berubah, tidak aktif, dan umum- nya tidak teratur; mereka bereaksi sedikit, tetapi melawan secara pasif terhadap stimulus baru. b. Atribut temperamen a. (2) 8) (4) 6) (8) Alttivitas adalah tingkat pergerakan motorik dan pengeluaran energi, seperti tidur, makan, bermain, berpakaian, dan mandi. Irama adalah keteraturan atau kemampuan memperkira- kan waktu fungsi fisiologis, seperti rasa lapar, tidur, dan pergerakan usus. Mendekat-menjauh adalah respons awal yang alamiah ter- hadap stimulus baru, seperti terhadap orang asing, situasi, tempat, makanan, mainan, dan prosedur. Respons meng- hampiri adalah positif, ditunjukkan dengan aktivitas atau ekspresi; respons menarik diri merupakan ekspresi yang negatif. Adaptabilitas adalah kemudahan atau kesulitan yang menyertai anak dalam beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan situasi baru. Ambang batas responsivitas adalah sejumlah stimulus, se- perti suara atau cahaya, yang dibutuhkan untuk membangun suatu respons. Intensitas reaksi adalah tingkat energi reaksi, tanpa mem- perhatikan kualitas atau arah; tingkat saat anak mengeks- presikan dirinya. Mood (alam perasaan) adalah sejumlah perilaku yang akrab, senang, gembira versus perilaku yang tidak akrab, tidak senang dalam berbagai situasi. Distraktibilitas adalah mudahnya stimulus eksternal dapat mengalihkan perhatian atau perilaku. 10 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik (9) Rentang perhatian dan persistence (ketekunan) adalah la- manya waktu seorang anak mengikuti aktivitas yang diberikan (perhatian) dan melanjutkan aktivitas walaupun menghadapi rintangan (persistence). ¢. Temperamen pada masa bayi dapat memprediksi perilaku anak pada tahap usia prasekolah, usia sekolah, dan masa remaja. d. Temperamen yang sulit dianggap berkaitan dengan gangguan perilaku; namun, temperamen itu sendiri bukan merupakan fak- tor risiko untuk maladaptasi. e. Derajat kesesuaian antara temperamen bayi dan kemampuan orang tua berespons dan beradaptasi menentukan apakah hubungan anak-orang tua berisiko. ~ 6. Penatalaksanaan keperawatan meliputi hal-hal berikut: a. Pahami bahwa pola temperamen dan kematangan beragam pada setiap anak. b. Berikan orang tua informasi yang dibutuhkan untuk meningkat- kan pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal. c. Berikan pendidikan kesehatan segera untuk keluarga yang mengalami rasa sakit, penyakit, atau ketidakmampuan. d. Kaji perkembangan (fisiologis, motorik, kognitif, dan psikoso- sial) dengan pendekatan sistematis untuk menjamin kelengkap- an seluruh area yang penting. QD enzaruh pada mortalitas dan morbiditas pediatrik A. Penyebab utama mortalitas (kematian) pada anak-anak 1. Anomali kongenital, sindrom kematian bayi mendadak (Sudden In- fant Death Syndrome [SIDS}), gangguan terkait prematuritas dan be- rat badan lahir rendah, serta sindrom distres pernapasan merupakan penyebab utama kematian anak di bawah usia 1 tahun. 2. Tabel 1-2 mencatat penyebab utama kematian pada mereka yang berusia 1 sampai 24 tahun. 3. Jumlah kasus cedera akibat kelalaian yang menyebabkan besarnya angka kematian dan kecacatan pada anak, dibandingkan dengan penyebab kombinasi lain dari semua penyakit. B. Penyebab utama morbiditas (kesakitan) pada anak-anak 1. Kondisi akut yang berperan dalam morbiditas anak yaitu penyakit pernapasan (50%), dengan prevalensi flu tersering; cedera (15%); dan infeksi serta penyakit parasit (11%). 2. Faktor-faktor yang berperan dalam morbiditas meliputi berat badan lahir rendah, kemiskinan, tidak mempunyai rumah, penyakit kro- nis, adopsi lahir-asing, dan perawatan sehari-hari. Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 11 TABEL 1-2 Penyebab Kematian yang Utama pada Anak Usia 1 sampai 24 Tahun TINGKAT USIA 1-4 THN USIA 5-14 THN USIA 14-24 THN 1 Kecelakaan Kecelakaan Kecelakaan 2 Anomali kongenital Kanker Pembunuhan 3 Kanker Pembunuhan* Bunub diri 4 Pembunuhan Anomali kongenital Kanker 5 Penyakit jantung Penyakit jantung Penyakit jantung *Insidensi telah meningkat sejak tahun 1991 Diambil dari Anderson, R.N., Kochanek, K.D., & Murphy, S.L (1995). Report of final mortality statistics. Monthly Vital Statistics, 451! suppl 2), 23, 69. Hyattsville, MD: National Center for Health Statistics. 3. “Penyakit sosial pediatrik” (juga disebut morbiditas baru) yang berpengaruh merugikan terhadap kesehatan meliputi kekerasan, penyerangan, ketidakpatuhan/kenakalan, kegagalan di sekolah, dan adaptasi terhadap perceraian dan kehilangan. @® Peran perawat pediatrik A. Advokat keluarga. Perawat membantu identifikasi kebutuhan dan tu- juan anak dan keluarga dalam merumuskan intervensi keperawatan yang tepat. ° B. Promotor kesehatan. Perawat membantu upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan mengangkat masalah pertumbuhan dan perkembangan, nutrisi yang tepat, imunisasi, dan identifikasi awal masalah kesehatan. C. Penyuluh kesehatan. Perawat memberikan keluarga informasi me- ngenai topik-topik, seperti bimbingan antisipasi, menjadi orang tua, dan proses penyakit. D. Konselor. Perawat memberi dukungan kepada Keluarga dengan cara mendengar aktif. Hubungan terapeutik antara perawat dan anak serta keluarga mencakup perawatan sesuai dengan batasan yang telah diten- tukan dengan cermat. E. Kolaborator. Scbagai anggota kunci tim pelayanan kesehatan yang in- terdependen,, perawat berkolaborasi dan mengoordinasi pelayanan keperawatan dengan pelayanan profesional kesehatan lainnya. 12 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik F. Peneliti. Perawat memanfaatkan dan berperan dalam penelitian yang meningkatkan asuhan keperawatan anak dan remaja serta keluarganya. @ Tempat perawatan kesehatan anak A. Rawat jalan. Perawat memberikan asuhan dan penyuluhan secara langsung, serta melakukan triase. B. Kesehatan sekolah. Perawat sekolah melakukan uji skrining penyuluh- an, dan memantau status kesehatan. C. Perawatan di rumah. Perawat memberikan pelayanan keperawatan dekat dengan lingkungan rumah untuk menurunkan biaya perawatan kesehatan dan mempertahankan integritas keluarga. D. Tempat perawatan akut. Perawat memberikan asuhan secara langsung dan melakukan penyuluhan pada unit pediatrik dan remaja, unit gawat darurat, unit perawatan intensif, dan unit bedah. E. Tempat lain. Perawat juga bekerja menyertai anak dalam kegiatan perkemahan, fasilitas rehabilitasi, hospices, dan lingkungan psikiatrik. @ Pengkajian kesehatan perawatan pediatrik A. Pertimbangan umum 1. Pertimbangan anak a. Pertahankan kontak mata (jika sesuai dengan budaya), arahkan sejajar dengan anak sesuai kebutuhan. b. Gunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kognitif anak; libat- kan anak dalam wawancara pengkajian dengan pertanyaan-per- tanyaan yang mudah. c. Selalu ingat bahwa anak dapat menangkap komunikasi nonver- bal dan bahasa tubuh perawat. d. Berikan anak pemanasan agar terbiasa dengan perawat dan lingkungan; perkenalkan diri dan jelaskan tujuan. e. Hormati respons dan kebutuhan anak terhadap privasi sesuai usia anak. f. Masukkan permainan yang telah disesuaikan ke dalam pengka- jian. 2 Fetmbenean keluarga ._Kembangkan pendekatan berfokus pada keluarga yang mendo- Tong partisipasi orang tua. b. Pilih lingkungan tenang untuk pengkajian dan untuk sesi penyuluhan. g Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 13 . Ajukan pertanyaan terbuka untuk menghindari jawaban tertu- tup, seperti “ya” dan “tidak”. . Fokus pada informasi yang diperlukan atau pada masalah yang akan diatasi. . Komunikasikan pentingnya peran orang tua dengan tim kesehat- an dalam merencanakan dan memberikan asuhan untuk anak. Dengarkan dengan penuh perhatian, hormatilah respons anak, dan beri umpan balik yang tepat. Gunakan ‘suasana hening (diam) dengan bijaksana. Dorong orang tua untuk mengekspresikan kekhawatiran dan mengajukan pertanyaan. B. Riwayat kesehatan 1. Tujuan riwayat kesehatan adalah mengumpulkan data subjektif sta- tus kesehatan anak dan untuk menentukan masalah kesehatan yang potensial atau aktual. 2. Komponen riwayat kesehatan adalah: a. Data biografi mencakup nama, alamat, nomor telepon, nama orang tua atau wali, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, ras, agama, dan kewarganegaraan atau latar belakang budaya. . _Keluhan utama adalah alasan anak atau orang tua (pemberi informasi) mencari pelayanan kesehatan. Status penyakit atau kesehatan saat ini adalah urutan peristiwa yang mengarah pada keluhan utama dan informasi yang terkait, meliputi: (1) Analisis gejala keluhan utama (yi., awitan, waktu, durasi, karakteristik, tingkat keparahan, lokasi, faktor pencetus, gejala yang berhubungan, dan faktor yang menurunkan ke- Juhan ). (2) Masalah atau penyakit lain yang sekarang atau yang ber- ulang (3) Pengobatan yang dijalani sekarang (4) Keluhan kesehatan lain (5) Alergi (identifikasi dan gambarkan manifestasi) . Kesehatan terdahulu merujuk pada masalah terdahulu dan aktivitas peningkatan kesehatan, meliputi: (1) Riwayat kelahiran (yi., kehamilan, persalinan dan pelahir- an, dan riwayat perinatal) (2) Penyakit, cedera, atau pembedahan yang pernah dialami (3) Alergi (4) Status imunisasi (5) Kejadian penting terkait dengan pertumbuhan dan per- kembangan (6) Kebiasaan 14 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik e. Tinjauan persistem (1) Tanyakan mengenai status kesehatan menyeluruh anak. (2) Sistem integumen. Tanyakan mengenai lesi, memar, kebia- saan perawatan kulit, dan masalah dengan rambut dan kuku. (3) Kepala. Tanyakan mengenai trauma dan sakit kepala. (4) Mata. Tanyakan mengenai ketajaman penglihatan, peme- riksaan mata terakhir, drainase, dan infeksi. (5) Telinga. Tanyakan mengenai ketajaman pendengaran, pe- meriksaan telinga terakhir, drainase, dan infeksi. (6) Hidung. Tanyakan mengenai perdarahan, kongesti, rabas, dan infeksi sinus. (7) Mulut. Tanyakan mengenai lesi, sariawan, erupsi gigi, pola perawatan gigi, dan pemeriksaan gigi terakhir. (8) Tenggorok. Tanyakan mengenai frekuensi sakit tenggorok- an, suara serak, dan kesulitan menelan. (9) Leher. Tanyakan mengenai kekakuan leher, nyeri tekan, dan adenopati. (10) Dada (pernapasan). Tanyakan mengenai nyeri, batuk, mengi, napas pendek, asma, dan infeksi. (11) Payudara. Tanyakan mengenai telarke (masa awal pertum- buhan payudara), lesi, rabas, dan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). (12) Sistem kardiovaskular. Tanyakan mengenai adanya riwa- yat murmur (bising), toleransi aktivitas fisik, pusing, palpi- tasi, dan defek kongenital. (13) Sistem gastrointestinal. Tanyakan mengenai nafsu makan, kebiasaan defekasi, intoleransi makanan, mual, muntah, nyeri, dan riwayat panyakit parasit. (14) Sistem genitourinarius. Tanyakan mengenai urgensi, fre- kuensi, rabas, infeksi saluran kemih, penyakit menular sek- sual, enuresis, masalah atau disfungsi seksual (pada laki-laki), dan praktik pemeriksaan testis sendiri (pada laki-laki). (15) Ginekologi. Tanyakan mengenai menarke, riwayat mens- truasi, dan masalah atau disfungsi seksual (pada wanita). (16) Sistem muskuloskeletal. Tanyakan mengenai nyeri, beng- kak, fraktur, masalah mobilitas, dan skoliosis. (17) Sistem neurologik. Tanyakan mengenai ataksia, tremor, gerakan yang tidak wajar, dan kejang. (18) Sistem limfatik. Tanyakan mengenai nyeri, pembengkak- an atau nyeri tekan, dan pembesaran limpa atau hati. (19) Sistem endokrin atau metabolik. Tanyakan mengenai pola pertumbuhan, poliuria, polidipsia, dan polifagia Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 15 (20) Riwayat psikiatrik. Tanyakan mengenai setiap gangguan psikiatrik, perkembangan, penyalahgunaan zat, atau gang- guan makan. Riwayat keluarga harus mencakup setiap sifat genetik keluarga atau penyakit dengan kecenderungan keluarga, penyakit menu- lar, gangguan psikiatrik, dan penyalahgunaan zat. . Riwayat nutrisi (1) Kuantitas dan jenis makanan atau formula yang dikonsumsi setiap hari (gunakan pencatatan makanan per 24 jam sela- ma 3 hari: 2 hari kerja dan 1 hari akhir pekan; atau catatan frekuensi makanan) (2) Masalah dengan pemberian makan (3) Kosumsi suplemen vitamin (4) Penjelasan dari setiap diet khusus (5) Praktik, pilihan dan batasan makanan menurut agama atau budaya (6) Perilaku diet, termasuk citra tubuh, jenis diet, frekuensi pertambahan berat badan, atau tindakan muntah yang di- sengaja, laksatif, dan diuretik. |. Riwayat tidur harus mencakup waktu anak mulai tidur dan bangun, kualitas tidur, riwayat tidur siang, dan barang-barang penyerta tidur (mis., selimut atau mainan). Riwayat psikososial (1) Pengkajian struktur keluarga dan rumah harus mencakup komposisi anggota keluarga, pekerjaan dan pendidikan dari anggota keluarga, budaya, dan agama. (2) Pengkajian fungsi keluarga dan rumah harus mencakup pola komunikasi, peran dan hubungan keluarga, binatang peliharaan, dan status keuangan. . (3) Pengkajian mengenai sekolah dan tempat kerja harus me- liputi kelas, perilaku, hubungan dengan guru dan teman sebaya, jenis pekerjaan paruh waktu, jam kerja per minggu, serta dampak pekerjaan pada tugas sekolah dan sosialisasi. (4) Pengkajian aktivitas harus mencakup jenis permainan; jum- lah jam menonton TY, bermain video game, atau keduanya per hari; jumlah membaca di rumah; hobi; dan tugas harian. (5) Pengkajian kedisiplinan harus meliputi jenis dan frekuensi disiplin di rumah. (6) Fengkajian seksual harus meliputi kekhawatiran remaja atau anak, riwayat pelecehan seksual, pola aktivitas seksual, jumlah pasangan, penggunaan kondom dan alat kontra- sepsi, serta kesadaran terhadap AIDS. (7) Pengkajian penggunaan zat harus meliputi jumlah, fre- kuensi, dan penggunaan tembakau, alkohol, obat sesuai re- 16 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik sep atau tidak (penyalahgunaan obat), steroid, dan zat-zat seperti inhalasi. (8) Pengkajian kekerasan harus mencakup kekerasan di dalam rumah, penganiayaan anak, perilaku menganiaya diri sendiri, ide dan usaha untuk bunuh diri, usaha kekerasan terhadap orang lain oleh anak atau remaja, dan akses terhadap senja- ta api dan senjata lain. 3. Teknik wawancara sesuai usia anak a. Bayi. Bicaralah dengan lembut, biarkan bayi mengenal Anda dengan didampingi salah satu orang tuanya, dan gunakan sen- tuhan. . Todler. Biarkan anak untuk tetap dekat dengan orang tua dan fokuskan perhatian pada mainan yang disukai atau tekankan pada karakteristik unik mengenai anak. Usia prasekolah. Gunakan pertanyaan dan kata yang sederhana tanpa pengertian ganda; biarkan anak memanipulasi peralatan; dan gunakan mainan, boneka tangan, dan permainan. |. Usia sekolah. Tawarkan penjelasan, ajarkan mengenai kesehatan, dan tunjukkan dengan demonstrasi. Remaja. Pertahankan kerahasiaan, fasilitasi rasa percaya, minta un- tuk berbicara dengan remaja sendirian, dorong komunikasi terbuka dan jujur, tidak menghakimi, dan gunaken pertanyaan terbuka. C. Pengkajian perkembangan 1. Tujuan pengkajian perkembangan adalah mengidentifikasi masalah atau kemungkinan masalah yang terjadi dan untuk mengonfirmasi pertumbuhan dan perkembangan normal yang dicapai pada area sebagai berikut: a. b. c d. e Keterampilan motorik kasar Keterampilan motorik halus Perkembangan bahasa Perkembangan kognitif Perkembangan afektif dan sosial 2. Penatalaksanaan keperawatan a. b. Observasi perilaku anak sebelum rangkaian interaksi untuk ak- tivitas spontan; amati respons anak terhadap lingkungan. Lakukan uji perkembangan yang sesuai dengan usia (mis., Den- ver Developmental Screening Test Ii, Developmental Profile Il, Draw- A-Person: A Quantitative Scoring System [DAP], Home Observation (for Measurement of The Environment:[HOME], Early Screening Inventory [ESI]). D. Pengkajian Fisik 1, Tujuan pengkajian fisik adalah untuk mendapatkan data objektif ten- tang fungsi sistem tubuh dan status kesehatan secara menyeluruh. Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 17 2. Pedoman umum a. Awali dengan prosedur yang kurang mengganggu (intrusif) dan kurang mengancam untuk mempertahankan kepercayaan anak. b. Jelaskan apa yang akan Anda lakukan danapa yang mungkin anak rasakan; biarkan anak bermain dengan alat sebelum digunakan. 3. Pendekatan perkembangan a. Bayi. Biarkan bayi duduk di pangkuan orang tua, anjurkan orang tua untuk menggendong bayi, gunakan distraksi, dan catat peranan orang tua. . Todler. Biarkan anak duduk di pangkuan orang tua, catat alal bantu yang digunakan orang tua, gunakan permainan, dan beri pujian atas kerja sama dengan anak. Usia prasekolah. Gunakan cerita/dongeng dan permainan boneka serta boneka tangan; tawarkan pilihan apabila memungkinkan. . Usia sekolah. Pertahankan privasi, berikan baju periksa, jelaskan setiap prosedur dan peralatan, ajarkan anak mengenai tubuh mereka. Remaja. Berikan privasi dan kerahasiaan, berikan pilihan di- dampingi orang tua atau sendiri, tekankan pada normalitas, dan termasuk penyuluhan kesehatan. 4, Pengkajian tanda-tanda vital a. Tekanan darah. Ukurlah tekanan darah tiap tahun pada anak usia 3 tahun dan anak yang lebih besar. Pilih lebar manset yang sesuai sehingga manset dapat melingkari tiga perempat lengan atas. Ha- sil pemeriksaan dapat bervariasi selama masa kanak-kanak. (1) Rentang sistolik normal (a) Usia 1 sampai 7 tahun = usia dalam tahun + 90 (©) Usia 8 sampai 18 tahun = (2 x usia dalam tahun) + 83 (2) Rentang diastolik normal (a) Usia 1 sampai 5 tahun = 56 (©) Usia 6 sampai 18 tahun = usia dalam tahun +52 . Denyut nadi. Pilih nadi apikal pada anak usia di bawah 2 tahun. Nadi radialis dapat dipilih pada anak usia di atas 2 tahun. Hi- tung denyut selama satu menit penuh pada bayi dan anak yang lebih kecil karena kemungkinan irama nadi tidak teratur. Tabel 1-3 mencatat denyut nadi saat istirahat dan terjaga pada ma- sing-masing kelompok usia. Frekuensi pernapasan. Pantau bayi dengan mengamati gerakan abdomen; pemantauan pada anak yang lebih besar sama seperti orang dewasa. Tabel 1-4 mencatat rentang frekuensi pernapasan normal pada beberapa kelompok umur. . Suhu. Gunakan termometer rektal, aksila, kulit atau timpani pada anak yang berusia di bawah 4 tahun; jangan gunakan ter- mometer oral sampai usia anak lebih dari 4 tahun. Rentang suhu normal sama dengan orang dewasa. 18 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik TABEL 1-3 Denyut Nadi Normal saat Istirahat dan Terbangun KELOMPOK UMUR DENYUT/MENIT Bayi baru Iahir 100-180, | minggu sampai 3 bulan 100-220, 3 bulan sampai 2 tahun 80-150 2-10 tahun 70-110 10 tahun sampai dewasa 55-90 TABEL 1-4 Rentang Frekuensi Pernapasan Normal KELONPOK UMUR FREKUENSUMENIT Baru lahir sampai 6 bulan 30-50 6 bulan sampai 2 tahun 20-30 3-10 tahun 20-28 10-18 tahun 12-20 5. Pengkajian dari ujung kepala ke kaki. Sebagian besar pengkajian fisik melibatkan pemeriksaan dari ujung kepala sampai kaki yang mewakili setiap sistem tubuh. a. b. Pengukuran. Kaji tinggi dan berat badan pada semua anak dan lingkar kepala pada anak di bawah usia 2 tahun. Penampilan umum. Kaji kewaspadaan dan tingkat kesadaran, penampilan fisik, status nutrisi, kebersihan, perilaku, interaksi dengan orang tua dan perawat, dan keseluruhan perkembangan serta kemampuan bicara. Kulit. Kaji warna kulit, tekstur, turgor, suhu, lesi, jaringan parut, edema, dan tato. |. Rambut. Kaji distribusi, karakteristik, dan adanya kutu rambut. Kuku. Kaji tekstur, bentuk, warna, dan kondisi kuku. Nodus limfe. Kaji pembengkakan, mobilitas, suhu, dan nyeri tekan. Kepala. Kaji ukuran, bentuk, kesimetrisan, dan keadaan fon- tanel. ” . Mata. Kaji ketajaman penglihatan; lakukan pemeriksaan ekster- nal dan internal (oftalmoskopik). Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 19 i. Telinga. Kaji ketajaman pendengaran; lakukan pemeriksaan eks- ternal dan internal (otoskopik). j. Hidung dan sinus. Kaji rabas, nyeri tekan, dan keadaan konka (warna dan pembengkakan). k. Mulut. Kaji erupsi gigi dan kondisi gusi, bibir, gigi geligi, pala- tum, tonsil, lidah, dan mukosa bukal. 1. Leher. Kaji kelenturan (kaku atau tidak) dan rentang gerak. m. Dada. Kaji bentuk, payudara (tahap perkembangan seksual), ra- bas, dan lesi. n. Paru-paru. Kaji suara napas dan suara napas tambahan. o. Jantung. Kaji suara jantung, murmur, dan seperti suara gesekan (rub sound). p. Abdomen. Kaji penampakan umbilikus, bentuk, bising usus, hernia, hati, limpa, ginjal, adanya massa, dan nyeri tekan. q. Genitalia. (1) Perempuan. Kaji tahap perkembangan seksual (rambut pu- bis), vulva, meatus, genital eksterna,.rabas, dan lesi. (2) Laki-laki. Kaji tahap perkembangan seksual (penis, skro- tum, dan rambut pubis), penis, skrotum, testis, meatus uri- narius, rabas, dan lesi. r. Anus. Lakukan pemeriksaan eksternal dan kaji adanya fisura, lesi, dan perdarahan. s. Muskuloskeletal. Kaji ukuran dan kekuatan otot, postur dan kese- jajaran tubuh, kesimetrisan, rentang gerak, gaya berjalan, persendi- an gerak, pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan, dan hangat. t. Neurologik. Kaji fungsi serebral (bahasa, memori, kognitif), fungsi saraf kranial, refleks tendon dalam dan superfisial, koor- dinasi dan keseimbangan, fungsi sensorik, fungsi motorik, dan refleks pada bayi (Tabel 1-5). @D Pembahasan prosedur pada keperawatan pediatrik A. Pedoman umum 1. Orang tua atau wali yang sah memberikan persetujuan tindakan pada sebagian besar kasus. Aspek dalam persetujuan tindakan yang diatur oleh hukum negara bervariasi, seperti masalah pengobatan tanpa persetujuan orang tua dan emansipasi serta orang tua yang belum dewasa. Anak-anak memerlukan penjelasan yang sesuai dengan tahap per- kembangannya untuk semua prosedur. Gunakan permainan apabila memungkinkan. Praktikkan tindakan pengendalian infeksi yang tepat ketika mena- ngani anak yang menggunakan popok. 20 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik TABEL 1-5 Refleks Infantil REFLEKS, USIA SAAT MUNCUL CARA UNTUK HENDAPATIAN Mengisap 3-4 bin Senth bibir bayi dengan jari. Rooting 3-4 bin Tekan sudut mulut; amati gerakkan kepala bayi ke arch suber rangsangan. Moro. Menurun pada Buatlah suara yang keras atau tahan usia 3-4 bln kepala dan punggung bayi serta beri Menghilang saat 6 bin stimulasi jatuh. Bayi merentangkan kermudian memfieksikan lengan dan jarkjarinya. ‘Telapak tangan - Menguat pada usia 1-2 bin menggenggam —-Menghilang pada usia 3-4 bin Tonus leher Monurun pada.usia 3-4 bin * Menghilang pada usia 6 bin Melangkah Menghilang sebelum bisa berjalan Letakdkan jari telunjuk ke dalam telapak tangan bayi. Dengan posisi terleneang, putar kepala bayi ke satu sisi. Ekstremitas atas dan bawah pada sisi ersebut elestensi, ekstremitas pada sisi yang beriawanan Aleks Pegang bayi di bawah alsila pada posisi berdiri. Letakkan kaki pada permukaan yang rata. ©. Pengaman tempat tidur bayi harus dipasang kecuali jika didam- pingi orang dewasa disampingnya. 5. Jangan menggunakan restrein sebagai hukuman atau kesenangan. PENYULUHAN ANAK DAN KELUARGA 1-1 Pengobatan Di Rumah * Periksa kembali nama obat, alasan diresepkan obat tersebut, kerja obat, cara mengonsumsi, efek samping, dan larangan diet atau aktivitas. + Ajarkan cara menggunakan alat pengukur yang dilalibrasi dan minta keluarga untuk mendemonstrasikannya kembali. + Informasilan orang tua tentang tempat penvimparan yang ep, termasuk menyimpan obat-obatan jauh dari jangkauan anak B. Pengobatan 1. Perhitungan dosis a. Perhitungan berdasarkan Iuas permukaan tubuh (Body surface area [BSA]), yaitu BSA anak (m?)/1,7 x dosis orang dewasa = dosis perkiraan. Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 21 b. Perhitungan berdasarkan berat badan biasanya mg/kg/hari dalam dosis bagi atau mg/kg/dosis. (2. Dua orang perawat diperlukan untuk memeriksa dosis pada be- berapa obat, termasuk insulin, narkotik, digoksin, kemoterapi, dan antikoagulan. . 3. Pertimbangan khusus untuk beberapa jenis obat (Penyuluhan Anak dan Keluarga 1-1). a. Obat oral (1) (2) @) (4) 6) Periksa refleks muntah anak dan kemampuan menelan se- belum obat diberikan. Gunakan sendok, spuit, dan cangkir kalibrasi. Dengan ukur- an yang sama, obat dapat diberikan kepada bayi melalui puting susu ibu. Apabila obat perlu dihancurkan, berikan obat ke dalam ma- kanan yang tidak esensial. Jangan hancurkan kapsul atau tablet lepas lambat (sus- tained-release). Periksa keadaan lambung dengan aspirasi dan auskultasi sebelum memberikan obat melalui selang makan. b. Injeksi qa (2) Q) Bantu anak menyadari bahwa injeksi bukan merupakan hukuman. EMLA (Eutectic Mixture of Local Anesthetics ). Krim ini mem- buat kulit mati rasa pada kedalaman 0,5 mm dan digu- nakan sebelum penggunaan jarum suntik. Oleskan krim ini hanya pada kulit yang utuh. EMLA dikontraindikasikan pada anak-anak yang menderita methemoglobinemia. Vastus lateralis merupakan area pilihan untuk injeksi intra- muskular. Gunakan area ini untuk semua anak di bawah 3 tahun. ¢. Obat oftalmik. Ketika memberikan obat oftalmik, kelopak mata ditarik perlahan ke bawah. d. Obat otik. Ketika memberikan obat otik, tarik daun telinga ke atas dan ke belakang untuk anak usia di atas 3 tahun, dan untuk anak usia kurang dari 3 tahun ditarik ke bawah dan ke belakang. 22 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik SOAL LATIHAN 1. Kemungkinan anak dari orang tua dengan penyakit gangguan dominan autosomal untuk me- ngalami gangguan yang sama adalah (1) Setiap anak memiliki ke- mungkinan 25% lahir dengan gangguan tersebut. Q) Setiap anak memiliki ke- mungkinan 50% lahir dengan gangguan tersebut. (3) Anak laki-laki akan meng- alami gangguan tersebut, sedangkan anak perempuan tidak. (@) Anak perempuan dari ayah yang mengalami gangguan akan terkena, tetapi anak laki-lakinya tidak. . Tindakan yang harus perawat lakukan pertama kali ketika mengkaji klien dari kebudayaan yang berbeda dengan kebuda- yaan perawat adalah (1) Peka terhadap keyakinan keluarga. (2) Memahami keyakinan klien. (3) Menekankan nilai budaya Barat pada keluarga. (4) Memodifikasi keyakinan bu- daya keluarga. . Faktor yang berperan paling penting menimbulkan dampak merugikan pada kesehatan anak adalah ()) Latar belakang budaya (2) Pengaruh agama () Pengaruh lingkungan (4) Status sosial ekonomi 4. a = 8. Prinsip-prinsip perkembangan yang harus disampaikan kepa- da orang tua yang berpikir bah- wa bayi dapat mengangkat kepala sebelum badannya ada- lah (1) Sefalokaudal (2) Arah proksimodistal (3) Sederhana ke kompleks (4) Umum ke khusus Penyebab kematian dan keca- catan utama pada anak di atas usia 1 tahun adalah (1) Kanker (2) Cedera 3) Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) (4) Anomali Membantu mengidentifikasi ke- butuhan dan tujuan keluarga merupakan peran perawat se- bagai () Advokat (2) Promotor kesehatan (3) Pendidik kesehatan (4) Konselor Rangkaian kejadian yang me- nyebabkan orang tua mencari pelayanan kesehatan untuk anak mereka disebut QQ) Keluhan utama (2) Penyakit yang diderita seka- rang (kesehatan) (3) Riwayat terdahulu (4) Tinjauan sistem Pemeriksaan yang harus dilaku- kan terlebih dahulu saat meng- kaji anak usia 2 tahun adalah (2) Auskultasi paru (2) Palpasi abdomen (3) Pemeriksaan otoskopik (4) Pemeriksaan oral Hal yang tidak sesuai dalam pengkajian struktur keluarga adalah (1) Komposisi keluarga dan lingkungan komunitas (2) Pekerjaan dan pendidikan anggota keluarga (8) Latar belakang budaya dan agama (4) Pola komunikasi antar ang- gota keluarga Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 23 10. Hal yang harus dilakukan oleh perawat ketika mewawancarai anak usia 4 tahun adalah (1) Pertanyaan yang rinci. (2) Jaga kerahasiaan. (3) Tidak memperbolehkan peng- gunaan alat. (4) Hindari kata-kata dengan pengertian ganda. 24 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrix KUNCI JAWABAN 1. Jawaban: (2). Pada gangguan genetik dominan autosomal, anak dari satu orang tua yang heterozigot memiliki kemungkinan 50% mengalami gen defektif. Anak dari kedua orang tua yang heterozigot memili Kemungkinan 25% terkena gangguan resesif autosomal. Pada gang- guan dominan terkait-gen X, anak perempuan dari ayah yang terganggu Kkemungkinan akan terkena gangguan juga; anak laki-laki tidak. Setengah dari anak perempuan dan anak laki-laki dari bu yang mengalami gang- guan akan mengalami gangguan. Pada keturunan resesif terkait-gen X, anak laki-laki biasanya mengalami gangguan. 2. Jawaban: (2). Ketika menghadapi pasien yang berasal dari kebudayaan lain, hal yang pertama kali perawat lakukan adalah menyadari nilai dan keyakinannya sendiri. Kesadaran ini penting untuk merencanakan dan mengembangkan rencana keperawatan. Jika kesadaran ini sudah tercapai, akan menambah kekuatan termasuk menjadi peka terhadap nilai dan keyakinan keluarga dan tidak memaksakan nilai-nilai pribadi perawat kepada klien. Perawat harus memodifikasi pelayanan kesehatan sesuai dengan keyakinan klien. ¥ Jawaban: (4). Status sosial ekonomi, terutama status sosial ekonomi rendah, berpengaruh buruk terhadap kesehatan. Walaupun pengaruh budaya, agama, dan lingkungan juga memberi dampak terhadap kese- hatan anak, tetapi status sosial ekonomi rendah berpengaruh paling merugikan terhadap kesehatan. 4, Jawaban: (1). Perkembangan sefalokaudal terjadi pada sumbu panjang tubuh, yaitu kemampuan mengendalikan kepala mendahului pengen- dalian tubuh bagian atas, torso, dan kaki. Perkembangan proksimodis- tal dimulai dari pusat tubuh ke arah ekstremitas. Anak mengembangkan kemampuan gerakan lengan sebelum gerakan motorik halus jari. Perkembangan umum sampai khusus seperti anak belajar dari bentuk yang umum, tugas yang lebih sederhana sebelum melakukan tugas spesifik yang rumit. 5. Jawaban: (2). Cedera menyebabkan lebih banyak kematian dan kecacatan pada kelompok usia ini dibandingkan dengan semua penyebab kombi- nasi lainnya. Kanker merupakan penyebab utama kecacatan, tetapi bu- kan merupakan penyebab utama kematian anak usia di atas 1 tahun. Insidensi ATDS pada anak usia di atas 1 tahun meningkat dan menjadi penyebab utama kematian. Anomali kongenital merupakan penyebab utama kematian anak usia di bawah 1 tahun. 10. Bab 1/Tinjauan Keperawatan Pediatrik 25 - Jawaban: (1). Ketika membantu mengidentifikasi kebutuhan dan tu- juan, perawat berperan sebagai seorang advokat. Dalam peran sebagai promotor kesehatan, perawat memberikan perawatan kesehatan yang memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan secara positif. Penyuluh kesehatan memberikan informasi mengenai bimbingan antisipasi, men- jadi orang tua, dan proses penyakit. Konselor mendukung keluarga dengan mendengarkan secara aktif dan mengembangkan hubungan terapeutik. . Jawaban: (2). Urutan terjadinya penyakit yang diderita sekarang (atau kesehatan sekarang) menjadi penyebab keluhan utama. Komponen- komponennya mencakup analisis gejala dari keluhan utama, penyakit atau masalah yang dialami sekarang atau yang berulang, pengobatan yang dijalani, dan kekhawatiran terhadap masalah kesehatan lainnya. Keluhan utama adalah alasan yang aktual untuk mencari pelayanan kesehatan. Riwayat kesehatan terdahulu meliputi informasi mengenai status kesehatan terdahulu, masalah kesehatan sebelumnya, dan akti- vitas peningkatan kesehatan. Tinjauan per-sistem berperan penting dalam mengidentifikasi masalah-masalah spesifik setiap sistem tubuh. . Jawaban: (1). Auskultasi dada merupakan tindakan yang paling sedikit menimbulkan gangguan, dan perawat harus selalu memulai dari tindakan yang paling minimal ke prosedur paling mengganggu saat memeriksa anak usia todler. Palpasi abdomen adalah tindakan yang mengganggu dan harus dilakukan setelah auskultasi dada. Pemerik- saan otoskopik dan oral sangat mengganggu dan tidak dilakukan ke- cuali pada akhir pemeriksaan. Jawaban: (4). Evaluasi pola komunikasi di antara anggota keluarga merupakan bagian dari pengkajian fungsi keluarga. Komposisi keluarga dan lingkungan komunitas, pekerjaan dan pendidikan anggota keluarga, dan latar belakang budaya serta agama adalah komponen dalam peng- kajian struktur keluarga. Jawaban: (4). Anak usia prasekolah adalah pralogis dan hanya menger- timakna satu kata. Kata-kata dengan makna lebih dari satu akan mem- buat bingung dan mungkin rasa takut. Pola pikir pralogis terlalu dini (imatur) bagi anak usia prasekolah untuk memahami pertanyaan yang lebih rinci. Meskipun penting, kerahasiaan merupakan pertimbangan paling relevan untuk anak yang lebih besar dan remaja. Perawat harus menganjurkan anak usia prasekolah untuk memegang alat pemerik- saan. Tindakan ini membantu mengurangi rasa takut yang umum terjadi pada anak usia prasekolah. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi (Baru Lahir sampai Usia 1 Tahun) @ Pertumbuhan dan perkembangan fisik A. Parameter umum 1. Indikator terbaik untuk kesehatan menyeluruh yang baik adalah peningkatan secara terus-menerus, terutama tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala serta dada, dengan perubahan fontanel yang normal. a. Tinggi badan (1) Antara usia 0 dan 6 bulan, bayi tumbuh 2,5 cm per bulan hingga panjang tubuh rata-rata 63,8 cm. 2) Antara usia 6 dan 12 bulan, panjang lahir bayi meningkat 50% hingga ukuran rata-rata pada usia 12 bulan, yaitu 72,5 cm. b. Berat badan (1) Antara usia 0 dan 6 bulan berat bayi bertambah 682 g per bulan. Berat badan lahir bayi meningkat dua kali ketika usia 5 bulan. Berat badan rata-rata usia 6 bulan adalah 7,3 kg. (2) Antara usia 6 dan 12 bulan berat bayi bertambah 341 g per bulan. Berat lahir bayi meningkat tiga kali lipat saat berusia 12 bulan. Berat badan rata-rata bayi usia 12 bulan adalah 9,8 kg. c. Lingker kepala (LK) atau lingkar fronto-oksipital (LFO) (1) Antara usia 0 dan 6 bulan, LK bertambah 1, 32 cm per bulan hingga ukuran rata-rata 37,4 cm. (2) Antara usia 6 sampai 12 bulan, LK meningkat 0,44 cm per- bulan hingga mencapai ukuran rata-rata 45 cm. Pada usia 12 bulan, LK meningkat sepertiganya dan berat otak ber- tambah 2,5 kali dari berat lahir. 26 Bab 2/Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 27 d. Lingkar dada (1) Ukuran normal sekitar 2 em lebih kecil dari LK. (2) Ukurlah lingkar dada sejajar dengan puting. * e. Perubahan fontanel (1) Saat lahir, bagian terlebar fontanel anterior yang berbentuk berlian berukuran sekitar 4-5 cm; fontanel ini menutup pada usia 12 dan 18 bulan. (2) Saat lahir, bagian terlebar fontanel posterior yang berben- tuk segitiga sekitar 0,5-1 cm; fontanel ini menutup pada usia 2 bulan. 2. Pertumbuhan dan perkembangan dipantau dengan pemetaan hasil pengukuran pada grafik pertumbuhan standar, yang spesifik pada anak perempuan dan anak laki-laki, dari lahir sampai usia 3 tahun, dan dari usia 3 sampai 18 tahun. 3. Tugas bayi paling dasar adalah bertahan hidup, yang terdiri dari tugas fisik seperti bernapas, mengisap, makan, tidur, dan eliminasi. B. Nutrisi 1. Sumber makanan awal a. Air susu ibu adalah sumber makanan lengkap yang paling di- senangi selama 6 bulan pertama. Air susu ibu secara gizi adalah yang paling unggul, aman dari bakteri, dan sedikit menyebab- kan alergi. Air susu ibu juga mengandung faktor anti-infeksi dan sel-sel imun. b. Produk susu formula diperkaya besi yang siap saji adalah pilihan selain ASI yang dapat diterima. Asupan susu formula bervariasi pada setiap bayi, tetapi asupan rata-rata adalah 113 g enam kali per hari dalam 1 bulan sampai 119 g lima kali per hari selama 6 bulan saat makanan padat dikenalkan. c. Penyapihan dari payudara atau botol ke gelas harus bertahap. Kecenderungan bayi untuk meniru (antara 8 dan 9 bulan) meningkatkan keberhasilan penyapihan. 2. Kebutuhan cairan a. Susu (dan makanan saring lanjutan) merupakan sumber air uta- ma bagi bayi. b. Kebutuhan air rata-rata 125 sampai 150 mL/kg /hari dari usia 0 sampai 6 bulan, dan 120 sampai 135 mL/kg/hari dari usia 6 sampai 12 bulan. 3. Makanan padat tidak dianjurkan sebelum usia 4 sampai 6 bulan karena penonjolan atau refleks mengisap dan imaturitas saluran gastrointestinal dan sistem imun. ASI atau susti formula tetap se- bagai sumber nutrisi utama untuk usia 6 sampai 12 bulan, meskipun makanan padat harus sudah diberikan. a. Bubur susu atau nasi tim saring bayi biasanya merupakan ma- kanan padat awal bagi bayi. Jenis makanan ini mudah dicema, 28 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik mengandung besi, dan jarang menyebabkan reaksi alergik. Bubur susu dapat dicampur dengan ASI atau susu formula. b. Makanan tambahan biasanya mencakup jenis bubur lain, kemu- dian buah-buahan dan sayuran, serta daging. Makanan diperke- nalkan pertama kali selama beberapa hari berturut-turut, biasanya berakhir setelah periode 3 hari, karena kemungkinan adanya alergi makanan. c. Makanan yang. dapat dipegang (mis., cracker kunyah atau buah segar) diperkenalkan pada usia 8 atau 9 bulan. © d. Madu tidak diperbolehkan karena dapat mengakibatkan botu- lisme pada bayi. c Pola tidur (bervariasi pada bayi) Kebanyakan bayi tidur saat sedang tidak makan selama bulan pertama. Z Kebanyakan bayi tidur 9 sampai 11 jam di malam hari antara usia 3 dan 4 bulan. . 3. Kebanyakan bayi tidur pada pagi dan sore hari di usia 12 bulan. 4. Ritual tidur harus dimulai pada masa bayi untuk mempersiapkan bayi tidur dan mencegah masalah tidur di kemudian hari. D. Kesehatan gigi 1. Anak usia 6 bulan atau lebih yang mendapatkan ASI eksklusif, atau yang menerima formula siap saji, atau yang tinggal di tempat dengan air lokalnya mengandung flourida yang tidak adekuat memerlukan suplemen fluorida. Anak-anak ini harus menerima suplemen fluorida 20 menit sebelum makan. 2. Erupsi gigi primer biasanya dimulai pada usia 6 bulan dengan gigi seri tengah mandibular primer. 3, Orang tua harus membersihkan gigi bayi dengan kain basah. 4, Pemberian makan dengan ASI dan melalui botol selama tidur tidak dianjurkan. Hal ini untuk mencegah karies gigi akibat dari kontak dengan susu yang lama. E. Eliminasi 1. Pola eliminasi biasanya berkembang pada usia minggu kedua ke- hidupan dan dikaitkan dengan frekuensi dan jumlah pemberian makan. 2. Konsistensi dan warna feses tergantung pada apa yang bayi makan. Pada semua bayi, perubahan kualitas defekasi bayi sejalan dengan diperkenalkannya makanan padat (Penyuluhan Anak dan Keluarga 2-1). . 3. Pengeluaran urine rata-rata 200 sampai 300 mL pada akhir minggu pertama kehidupan dengan sekitar 20 kali berkemih per hari. Rata- rata 350 sampai 550 mL/hari selama masa bayi. Bab 2/Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 29 PENYULUHAN ANAK DAN KELUARGA 2-1 Konsistensi dan Warna Feses BAYI MENYUSU ASI * Feses berwama kuning-oranye dan konsistensi lunak. + Feses memiliki bau yang asam tetapi bersih. * Bayi-bayi ini dapat beberapa kali mengeluarkan feses setiap hari pada 2 bulan pertama, dan meningkat 4 sampai 5 kali per hari pada beberapa bulan kemudian sebelum makanan padat diperkenalkan. BAY! MENYUSU DENGAN SUSU BOTOL + Warna, konsistensi, dan bau bergantung pada jenis formula yang digunakan. * Bayi yang menerima susu dengan formula dasamnya susu sapi memiliki feses berwarna coklat, lunak, atau berbentuk. + Bayi yang menerima susu dengan formula dasarnya kedelai memiliki feses Junak dan berwarna hijau dengan bau yang tajam. * Bayi yang menerima susu formula dengan protein hidrolisat memiliki feses yang lunak sampai encer berwarna kuning-hijau dengan lendir. * Bayi-bayi ini rata-rata mengeluarkan feses 2 sampai 4 kali per: hari. @ Perkembangan motorik A. Motorik kasar 1. Bayi baru lahir dapat memutar kepala dari sisi yang satu ke sisi lain pada posisi tengkurap kecuali jika permukaannya sangat lunak yang dapat menyebabkan keadaan tercekik (asfiksia). 2. Bayi memperlihatkan hampir tidak ada keterlambatan dalam ke- mampuan mengangkat kepala di usia sekitar 3 bulan. 3. Bayi berguling dari depan ke belakang kira-kira pada usia 5 bulan. Berguling dapat sedikit terhambat pada beberapa bayi akibat dari posisi tidur terlentang untuk mengurangi kemungkinan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). 4. Bayi duduk bersandar pada usia 7 bulan. 5. Bayi duduk tanpa ditopang pada usia 8 bulan. 6. Bayi mulai naik untuk berdiri pada usia 9 bulan. 7. Bayi merambat (yi., berjalan dengan berpegangan pada objek seperti tepi meja atau pegangan pengaman) pada usia 10 bulan. 8. Bayi berjalan sambil memegang tangan seseorang pada usia sekitar 12 bulan. B. Motorik halus 1. Bayi memiliki genggaman yang kuat pada usia sekitar 1 bulan. 2. Refleks menggenggam bayi memudar dan bayi dapat memegang mainan (terutama yang mengeluarkan bunyi) pada usia sekitar 3 bulan. 30 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik 3. 4 5. 6. 7. 2 Bayi dapat menggenggam secara sadar pada usia 5 bulan. Bayi dapat memindahkan dari tangan ke tangan pada usia sekitar 5 bulan. Bayi dapat menggenggam dengan ibu jari danjari lain pada usia 7,5 sampai 8,5 bulan. Bayi mengembangkan gerakan menjepit pada usia sekitar 9 sampai 10 bulan. Bayi mencoba untuk membangun menara dua-blok pada sekitar usia 12 bulan. C. Aspek keamanan terkait 1. Cedera kecelakaan merupakan penyebab utama kematian selama masa bayi; termasuk hal-hal berikut ini: a. b. Bs d. Jatuh dari tempat tidur dan tangga. Aspirasi benda-benda kecil. Keracunan akibat overdosis obat atau ingesti bahan-bahan/sub- stansi rumah tangga yang beracun. Asfiksia yang disebabkan oleh penutupan hidung dan mulut yang kurang hati-hati, tekanan pada tenggorokan atau dada, kekurangan udara yang lama (kemungkinan pada mobil yang tertutup saat parkir), atau terjepit (dari pengaman tempat tidur bayi/anak atau peralatan rumah tangga yang menggunakan ka- wat/tali). . Luka bakar akibat cairan panas, makanan, air mandi yang pa- nas, terpajan sinar matahari yang cukup lama, atau tersengat listrik. Kecelakaan kendaraan bermotor, paling banyak terkait dengan penggunaan yang tidak tepat, atau tidak menggunakan kursi duduk khusus bayi di mobil. Penatalaksanaan keperawatan mencakup hal-hal berikut: a. Instruksikan orang tua untuk menjaga keamanan lingkungan dengan menempatkan benda mudah pecah atau tajam, kawat atau tali yang membahayakan, dan bahan beracun jauh dari jang- kauan bayi. . Sadarkan orang tua terhadap penyebab cedera spesifik pada se- tiap usia yang potensial dan strategi mencegah kecelakaan. Anjurkan orang tua untuk menghindari ekspresi negatif yang berulang (“Tidak-tidak, jangan dipegang”) dan untuk menekan- kan pada aspek positif perilaku bayi, seperti bermain dengan mainan yang tepat. . Ajarkan orang tua cara menggunakan kursi duduk khusus bayi di mobil yang sesuai untuk bayi. Instruksikan orang tua untuk tidak meninggalkan anak mereka tanpa ditemani di atas tempat tidur atau tempat yang tinggi, walau hanya sebentar. Bab 2/Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 31 @ Perkembangan psikososial A. Tinjauan (Erikson) 1. Erikson menyebutkan bahwa krisis masa bayi adalah “percaya ver- sus tidak percaya” 2. Kemampuan bayi mempercayai orang lain yang berkembang pada tahun pertama membentuk dasar untuk seluruh tugas psikososial selanjutnya. a. Orang penting pertama dalam proses membangun rasa percaya adalah orang yang merawat bayi atau pengasuh, dan kualitas hubungan anak dengan pengasuh (mis., orang tua) merupakan faktor yang sangat penting. b. Bayi, yang menerima perawatan dengan penuh perhatian, bela- jar bahwa hidup dapat diprediksi dan bahwa kebutuhan mereka akan cepat terpenuhi sehingga akan membantu mengembang- kan rasa percaya tersebut. c. Bayi, yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara konsisten atau yang mengalami keterlambatan lama dalam memenuhi kebutuhan tersebut, akan mengembangkan perasaan tidak me- nentu, mengarah ke rasa tidak percaya pada pengasul dan pada lingkungan. B. Rasa takut 1. Bayi yang memperlihatkan respons terkejut (Moro) yang refleksif terhadap suara keras, benda yang jatuh, dan gerakan yang tiba-tiba di sekitarnya (lihat Tabel 1-5). Ansietas terhadap orang asing biasanya muncul pada usia 6 bulan. 3. Pelukan dan kehangatan pengasuh dapat menenangkan rasa takut. 4. Seorang bayi biasanya mencari kenyamanan dari benda yang me- nimbulkan rasa aman (mis., selimut atau mainan yang disukai) sela- ma waktu yang tidak menentu atau menegangkan. vy C. Sosialisasi J. Rasa sayang terhadap orang yang berarti dimulai pada saat lahir dan meningkat dengan jelas setelah usia 6 bulan. 2. Tanda-tanda kemajuan sosialisasi hampir terjadi setiap bulan. . Bayi memperlihatkan senyum sosial pada usia 2 bulan. . Bayi mengenali wajah-wajah yang familier pada usia 3 bulan. Bayi menikmati interaksi sosial pada usia 4 bulan. |. Bayi tersenyum pada bayangan di cermin pada usia 5 bulan. Bayi mulai takut terhadap orang asing pada usia 6 bulan. Bayi secara konsisten menunjukkan ansietas terhadap orang asing pada usia 8 bulan. g- Bayi memperlihatkan emosi seperti rasa cemburu dan rasa sayang pada usia 12 bulan. meee oe 32 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik D. Bermain dan mainan 1, Bermain merupakan tugas anak. Untuk bayi: a. Bermain mencerminkan perkembangan dan kesadaran terhadap lingkungan. b. Bermain terutama secara mandiri (tidak interaktif). 2. Bayi mengembangkan keterampilan sensorik dan motorik dengan memanipulasi mainan dan benda lain. a. Tujuan mainan adalah sebagai berikut: (1) Q) @ @) Menstimulasi perkembangan psikologis Memberi pengalihan dari rasa bosan, nyeri, dan ketidak- nyamanan Menyediakan alat untuk komunikasi dan mengekspresikan perasaan Membantu mengembangkan keterampilan sensorimotorik b. Mainan bayi harus aman dan sesuai dengan usianya. Keamanan yang harus diperhatikan adalah mainan tersebut tidak mempu- nyai bagian atau ujung yang runcing dan tidak memiliki bagian yang kecil atau dapat dilepas. Mainan yang sesuai usia bayi cocok untuk rentang perhatian bayi yang pendek dan mempu- nyaiciri warna terang untuk memberi stimulasi. Contoh mainan yang aman dan sesuai dengan usia bayi adalah sebagai berikut: qi) @ @) (4) E. Disiplin Mainan yang sesuai untuk bayi usia 1 sampai 3 bulan antara lain mobil-mobilan, cermin, kotak musik, mainan atau bo- neka binatang tanpa ada bagian kecil yang dapat di lepas, dan mainan bayi yang dapat mengeluarkan suara. Mainan yang sesuai untuk bayi usia 4 sampai 6 bulan ter- masuk mainan yang dapat ditekan, kotak bermain, dan taman bermain. Mainan yang sesuai dengan usia bayi 7 sampai 9 bulan termasuk berbagai mainan pakaian yang bertekstur, mainan untuk mandi, blok-blok besar, dan bola besar. Mainan yang sesuai untuk bayi usia 10 sampai 12 bulan men- cakup buku dengan gambar yang besar, blok bangunan yang besar, cangkir, dan mainan yang bisa ditarik dan didorong. 1. Memanjakan bayi adalah hal yang sulit; memenuhi kebutuhan bayi selalu menjadi hal yang utama untuk mendisiplinkan anak (latihan yang membentuk perilaku) 2. Seorang bayi tidak mempunyai kemampuan untuk menunda kepuasan; kesabaran berkembang dengan cepat setelah masa bayi. 3. Tindakan melatih disiplin untuk bayi tampaknya tidak ada hasil- nya. Namun demikian, memberi batasan harus dimulai sejak usia bayi, karena melatih disiplin akan efektif jika dimulai sejak dini, dan memudahkan bagi anak untuk melanjutkannya. Bab 2/Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 33 a. Tindakan mendisiplinkan yang efektif dapat meliputi suara negatif, kontak mata yang tegang, dan didiamkan. b. Hukuman fisik tidak dianjurkan. @® Perkembangan psikoseksual A. Tinjauan (Freud) 1. Tahap oral pada perkembangan dimulai dari lahir sampai usia 18 bulan. 2. Bayi mengisap untuk kesenangan sama seperti makanan dan juga mencapai kepuasan dengan menelan, mengunyah, dan menggigit. B. Manifestasi 1. Pada tahap ini, bayi memenuhi kebutuhan oralnya dengan menang- is, mengecap, makan, dan bersuara dini. 2. Bayi menggunakan gigitan untuk mengendalikan lingkungan dan untuk mencapai rasa kontrol yang lebih besar. 3. Bayi menggunakan genggaman dan sentuhan untuk menggali variasi di lingkungan. @® Perkembangan kognitif A. Tinjauan (Piaget) 1, Selama tahap sensorimotorik (antara lahir dan 18 bulan), kemam- puan intelektual berkembang dan bayi memperoleh pengetahuan tentang lingkungan melalui indra. Perkembangan mengalami ke- majuan dari aktivitas refleksif ke tindakan yang memiliki tujuan, yang terbagi dalam lima subtahap: a. Subtahap 1 (dari lahir sampai usia 1 bulan). Periode ini ditan- dai dengan penggunaan refleks yang dibawa sejak lahir dan dapat diduga untuk bertahan hidup (mis., mengisap dan meng- genggam). b. Subtahap 2 (usia 1-4 bulan). Reaksi sirkular primer ditandai dengan pengulangan yang stereotip dan bayi fokus pada tubuh- nya sendiri sebagai pusat perhatian (mis., bayi menemukan bagian tubuhnya sendiri). ¢. Subtahap 3 (usia 4-8 bulan). Reaksi sirkular sekunder dikarak- teristikkan dengan adaptasi yang diperoleh dan mengalihkan perhatian pada objek dan lingkungan (mis., bayi mencari objek yang jatuh). . d. Subtahap 4 (usia 8-12 tahun). Pola yang disengaja dan konsoli- dasi serta koordinasi menandai koordinasi pada pola sekunder (mis., bayi secara aktif mencari obyek yang tersembunyi). 34 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik e. Subtahap 5 (usia 12-18 tahun). Reaksi sirkular tersier dikarak- teristikkan dengan perhatian pada sesuatu yang baru, kreativitas, dan penemuan benda-benda baru melalui percobaan-percobaan yang aktif. Subtahap ini sempurna ketika anak mencapai pema- haman terhadap obyek permanen (yi., anak merasakan dirinya sebagai bagian terpisah dari orang lain dan menyimpan gambar- an mental terhadap obyek atau orang yang hilang). 2. Tumbuhnya kesadaran terhadap citra tubuh bersamaan dengan perkembangan sensorimotorik. « B. Bahasa 1. Alat komunikasi pertama bayi adalah menangis. Orang tua biasanya dapat membedakan tangisan (mis., antara lapar dan letih). 2. Bayi menggumam antara usia 1 dan 2 bulan. 3. Bayi tertawa, mengoceh, dan membuat bunyi konsonan antara usia 3 dan4 bulan. 4. Bayi menira suara pada usia 6 bulan. 5. Bayi melafalkan suku kata kombinasi (ma-ma) pada usia 8 bulan. 6. Bayi mengerti kata ‘tidak’ pada usia 9 bulan. 7. Bayi mengatakan dan mengerti ma-ma dan da-da dalam konteks yang benar pada usia 10 bulan. 8. Bayi mengatakan antara 4 dan 10 kata dalam konteks yang benar pada usia 12 bulan. @ Peningkatan kesejahteraan A. Umum. Anjurkan keluarga untuk mengikuti rekomendasi kunjungan anak sehat sesuai usia, skrining, imunisasi, dan keamanan (Tabel 2-1). B. Nutrisi. Diskusikan tentang ASI dan pemberian susu botol, jadwal pem- berian makan, menghindari pemberian makanan berlebihan, tahapan dalam pemberian makanan padat, menggunakan cangkir, dan makan sendiri pada usia yang tepat. C. Tidur. 1. Kuatkan pemberian posisi tidur yang tepat untuk mencegah SIDS (sindroma kematian bayi mendadak). 2. Diskusikan tentang penghentian memberi botol di tempat tidur dan botol yang ditopang/ditahan dengan tangan, pola dan irama tidur serta bangun di waktu malam. D. Pertumbuhan dan perkembangan 1. Tingkatkan pemahaman pentingnya mengisap. 2. Anjurkan pembelajaran sensorimotorik. 3. Bantu perkembangan keterampilan bahasa. 4. Diskusikan tentang gigi. Bab 2/Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 35 E. Keluarga 1. Tingkatkan kedekatan dan ikatan antara bayi dan orang tua. 2. Diskusikan peran orang tua dan bantu keluarga dalam mengem- bangkan sistem pendukung. FE. Kesehatan 1, Diskusikan antara meludah versus memuntahkan (dan sengaja) versus muntah, kolik, masalah eliminasi infeksi saluran pernapasan atas, dan ruam. 2. Anjurkan orang tua untuk mengambil pelatihan tentang resusitasi jantung paru (RJP) pada anak dan bayi. G. Bimbingan antisipasi. Persiapkan orang tua terhadap ansietas akibat perpisahan, penggunaan perawat bayi, dan harapan untuk masa todler. QD Penyatit dan hospitalisasi A. Reaksi terhadap penyakit 1, Tidakada temuan umum berkenaan dengan respons praverbal anak terhadap penyakit atau rasa takut terhadap cedera tubuh. 2. Bayi yang lebih muda berespons terhadap nyeri dengan respons tubuh yang umum, termasuk menangis keras dan beberapa mimik wajah. 3. Bayi yang lebih besar berespons dengan respons tubuh umum dan menarik dengan sengaja dari area stimulus, menangis keras, mimik wajah dan marah, dan tahanan fis B. Reaksi terhadap hospitalisasi 1. Bayi usia di bawah 3bulan menoleransi hospitalisasi jangka pendek dengan baik apabila didampingi oleh seorang pengasuh yang me- menuhi kebutuhan fisik mereka secara konsisten. 2. Bayi usia antara 4 dan 6 bulan, mulai mengenali ibu dan ayahnya jika dijauhkan dari dirinya (dikenal sebagai ansietas terhadap orang asing); sehingga bayi pada usia ini mungkin juga mengalami ansie- tas perpisahan ketika dirawat. C. Penatalaksanaan keperawatan 1. Berikan intervensi umum a. Luangkan waktu bersama orang tua dan terlihat oleh bayi sehingga bayi mengenal Anda sebagai orang yang aman. (p. Biarkan orang tua memberikan sebanyak mungkin perawatan. c. Tkuti jadwal bayi di rumah (mis., waktu pemberian makan dan waktu tidur) semaksimal mungkin. d. Berikan rangsangan sensorimotorik. 2. Berikan kenyamanan fisik dan intervensi yang aman a. Jaga bayi tetap hangat dan kering. x yeu omsuuog uigoiBoway4 X — myogevow Buyuuys ep seaipo.0} ueesytiowed —uresyuoued —ueesyawed —ueesyuawied —ueesyowiad —ueesyLiowad —uresyusowad ep aekemu ep zekemi up rede up gekemu up aeAeML ep aefemu —_uep 1eAeMUL uese2uapuad ur8ueq ueBueq ue8ueq urBueq ueBusq ueduag ueuag uep uereyj3uag x x x x x x x ueBuequiaried Sumas x 8B uy40q x x x x x X sy wersynowod : ep aekemy nving nving wving wing nving NOON wHYI NvInyON3d u 6 9 y z U muy 36 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrix [Aeg—aeyas yeuy ueeMedag yMUN jsepuaLIOyay LZ PqeL 37 Bab 2/Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 72-1 “(T-Yy) Br Vodey ApjeaAA Ar1/e240}4 pue hipiqiopy uaupyya Suowo snuaiuac.aso3 sruimpio4 Jo uoquaaeid 242 Jo} aup20A snijKoioy *(666]) ‘wonuandig pu jonuoD asvasiq 40) si81u9> “6| ‘L'SMON SoineIpad Jo Awapere uesuawy ‘209 ypjoay annuaraid 10} suonopuatuurorey "(| 66 ]) 2409 Alcro|nguuy Puo 22p>04q uo aanyLuW0> ‘sous)ped Jo /uuapory UoDLouly -suoypny ‘ow ‘Arp sosuoyy jelly 2Yauons pu yyjoo}y 29nd Uo aanjuLueD ‘suopyshyy Aud, Jo Awepory uorKoWyY 7 tahun sebagai DaPT). Kontraindikasi jika mengalami anafilaksis mendadak atau ensefalopati dalam 7 hari sebelumnya. Tidak dikontrain- dikasikan selama kehamilan, tetapi wanita harus menunggu sampai trimester kedua. Relatif tidak terdapat efek samping. b. Pertusis a (2) @) Bentuk aselular yang digunakan terdiri dari satu atau lebih imunogen turunan dari Bordetella pertussis. Bentuk ini di- kaitkan dengan efek samping yang timbul baik lokal mau- pun sistemik lebih sedikit. Bentuk terbaru yang terdaftar antara lain Acel-Immune, Tripedia, dan Infantrix (diphteria, ace- Ihular pertussis conjugate, and tetanus toxoid; DaPT). Kontraindikasinya adalah masalah neurologis dan reaksi berat sebelumnya, seperti gangguan kejang tidak terkontrol atau ditangani secara buruk. Efek samping dapat bersifat lokal, ringan, atau parah. (a) Efek samping lokal antara lain warna kemerahan, nyeri tekan, dan pembengkakan pada sisi yang sakit. (vb) Efek samping ringan meliputi demam (suhu > 40°C ), menangis, dan peka tethadap rangsangan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 186 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik PENYULUHAN ANAK DAN KELUARGA 10-1 Perlindungan Selama Kejang Demam dan Pencegahan Kekambuhan Kejang Demam + Lindungi anak Anda dari cedera selama kejang. * Berilan lingkungan yang aman dengan menyingkirkan benda-benda yang membahayakan, + Cegah kekambuhan kejang demam. + Amati tanda dan gejala penyakit dermam. + Implementasikan metode pengendalian suhu. 2. Cegah cedera dan kejang berulang dengan memberi penyuluhan pada anak dan keluarga (Penyuluhan Anak dan Keluarga 10-1). 3. Beri terapi antikonvulsan jika diindikasikan. Perhatikan bahwa terapi profilaksis tidak mengurangi risiko terhadap kejang berikut- nya. Terapi antikonvulsan dapat diindikasikan pada anak-anak yang memenuhi kriteria tertentu antara lain kejang fokal atau ke- jang lama, abnormalitas neurologik, kejang tanpa demam derajat pertama, usia di bawah 1 tahun, dan kejang multipel kurang dari 24 jam. @ Sepsis a A. Deskripsi 1. Sepsis adalah infeksi bakteri generalisata yang biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. 2. Neonatus sangat rentan karena respons imun yang belum sempurna. 3. Angka mortalitas telah berkurang, tetapi insidensinya tidak. 4. Faktor risiko antara lain prematuritas, prosedur invasif, penggu- naan steroid untuk masalah paru kronis, dan pajanan nosokomial terhadap patogen. 5. Antibodi dalam kolostrum sangat efektif melawan bakteri gram negatif; oleh sebab itu, menyusui ASI memberi manfaat perlin- dungan terhadap infeksi. B. Etiologi 1, Semua infeksi pada neonatus dianggap oportunistik dan setiap bak- teri mampu menyebabkan sepsis. 2. Streptokokus grup B merupakan penyebab umum sepsis, diikuti dengan Escherichia coli, streptokokus grup A, dan Streptococcus viri- dans. Patogen lainnya gonokokus, Candida albicans, virus herpes sim- pleks (tipe Il), dan organisme Listeria. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 214 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik C. Patofisiologi 1. Tekanan inspirasi positif dan oksigen konsentrasi tinggi dapat men- cederai kantung alveolus dan epitel jalan napas yang kecil seria menyebabkan fibrosis pada struktur tersebut. 2. Daerah cystic foci (fokus kistik) dan atelektasis terlihat pada paren- kim paru. Selanjutnya, hipertropi otot halus mengakibatkan bronko- spasme dan kerusakan sel endotelium, yang menyebabkan edema interstisial. 3. Perubahan-perubahan ini memperburuk obstruksi jalan napas dan memerlukan terapi oksigen jangka panjang. D. Temuan pengkajian 1, Manifestasi klinis a. BPD dikarakteristikkan dengan sianosis ketika bernapas dalam udara ruangan, takipnea, retraksi, mengorok, napas cuping hi- dung, peningkatan diameter anteroposterior dada, mengi, ronkhi, dan sekret yang banyak. ‘ b. Manifestasi kerusakan jantung bagian kanan dapat muncul, antara lain edema periorbital, hepatomegali, dan distensi vena jugularis. Edema paru dapat terjadi. Jari tabuh terlihat pada penyakit yang parah. c. Anak yang mengalami BPD biasanya bertubuh kurus dengan pengukuran tinggi dan berat badan berada di bawah persentil ke-50, Pertumbuhan dan perkembangan biasanya terhambat karena buruknya pemberian nutrisi dan hospitalisasi yang lama. 2. Temuan pemeriksaan diagnostik dan laboratorium a. Uji fungsi paru (pulmonary function tests [PFTs]) akan menya- takan adanya peningkatan resistensi jalan napas, penurunan komplians (peningkatan kekakuan paru), dan peningkatan ka- pasitas residu fungsional (functional residual capacity [FRC]). b. Foto sinar-x dada menunjukkan karakteristik garis-garis dengan area hiperinflasi dan atelektasis. c. EKG dan ekokardiogram dapat menunjukkan gambaran hiper- tropi jantung bagian kanan. E. Penatalaksanaan keperawatan 1. Kaji semua neonatus yang berisiko terhadap tanda-tanda BPD. Kaji tanda-tanda peningkatan distres dan kerusakan jantung pada bayi yang menderita BPD. 2. Berikan obat sesuai indikasi, seperti bronkodilator, antiinflamasi, dan antibiotik. Diuresis dapat diindikasikan untuk menangani gagal jantung kongestif dan kor pulmonal (lihat Daftar Obat 11-1). 3. Berikan imunoglobulin virus sinsitium respiratori (RSV atau Res- pigam) untuk menghilangkan efek RSV ketika bayi terpajan organ- isme tersebut. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 218 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik (c) Anak biasanya terlihat sakit dan mungkin memiliki kesulitan menelan. (a) Manifestasi lain antara lain sakit kepala dan nyeri ab- domen. c. Tonsilitis (1) Tonsilitis virus merupakan gangguan ringan dengan ka- rakteristik awitan bertahap, demam derajat rendah, sakit kepala ringan, sakit tenggorok, suara serak, dan batuk. (2) Tonsilitis bakteri merupakan gangguan yang lebih parah, ditandai dengan awitan demam tinggi yang cepat, sakit kepala, nyeri otot yang menyebar, dan muntah. @-. Faringitis dan tonsilitis virus dan bakteri tidak dapat dibeda- kan hanya dengan pemeriksaan fisik saja. Kultur tenggorok diperlukan untuk menegakkan diagnosis faringitis strep- tokokus. 2. Temuan pemeriksaan diagnostik dan laboratorium. Kultur teng- gorokan mungkin positif terhadap organisme streptokokus. E. Penatalaksanaan keperawatan 1. Kaji status pernapasan. 2. Minimalkan gejala. a. Jaga kebersihan saluran nasal pada nasofaringitis, terutama pada bayi berusia kurang dari 4 bulan yang bernapas cuping hidung, dengan menggunakan tetes hidung normal saline dan aspirator nasal. b. Berikan cairan dan makanan yang lunak. c. Gunakan vaporizer yang dingin untuk mempertahankan kelem- bapan membran mukosa. 3. Berikan obat sesuai indikasi. Pemberian antibiotik selama 10 hari (biasanya penisilin, tetapi dapat diberikan eritromisin jika anak alergi terhadap penisilin) diindikasikan pada infeksi bakteri untuk mence- gah komplikasi demam rematik (lihat Daftar Obat 11-1). 4. Berikan penyuluhan pada anak dan keluarga (lihat Penyuluhan Anak dan Keluarga 11-1). 5. Berikan asuhan keperawatan praoperatif dan pascaoperatif jika dilakukan pembedahan (mis., untuk mengangkat tonsil). Tonsilek- tomi atau adenoidektomi, atau keduanya, dapat diindikasikan jika terjadi pembesaran tonsil kronis yang mengganggu kemampuan menelan dan bernapas, atau untuk infeksi streptokokus, abses peri- tonsilar, atau abses retrofaringeal. a. Asuhan keperawatan praoperatif (1) Persiapkan anak untuk hospitalisasi dan pembedahan se- suai tingkat perkembangannya. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 222 _ Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik @ Laringotrakeobronkitis (LTB) akut dan krup spasmodik- A. Deskripsi 1. LTB akut dikarakteristikkan dengan peradangan dan penyempitan daerah trakea dan laring. LTB akut merupakan bentuk krup yang paling umum dan biasanya menyerang anak-anak dibawah usia 5 tahun. 2. Krup spasmodik hampir sama dengan LTB akut, tetapi cenderung terjadi pada malam hari dan berulang disertai infeksi saluran perna- pasan. B. Etiologi 1. LTB akut biasanya disebabkan oleh virus. Organisme yang sering menyebabkan LTB antara lain virus-virus parainfluenza, adeno-asso- ciated virus, RSV, dan virus influenza. 2. Krup spasmodik tidak disebabkan oleh virus, tetapi dapat dikait- kan dengan faktor-faktor predisposisi, yaitu genetik, alergi, atau emosional. C. Patofisiologi 1. LTB akut biasanya diawali dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang berkembang hingga mencapai laringitis dan kemudian turun mengenai trakea dan, kadang-kadang mencapai bronkus. a. Laring pada anak yang lebih kecil yang fleksibel rentan terhadap spasme sehingga dapat menyebabkan obstruksi jalan napas total. b. Edema jalan napas yang berat dapat menyebabkan obstruksi dan gangguan ventilasi yang serius. 2. Krup spasmodik. Patofisiologi krup spasmodik mirip dengan LTB akut kecuali tidak terdapat penyebab yang infeksius. D. Temuan pengkajian. Manifestasi klinis akan sedikit berbeda antara LTB akut dan krup spasmodik. 1. LTB akut dikarakteristikkan dengan: a. Awitan bertahap infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang berkembang menjadi tanda-tanda distres. . Suara serak Stridor saat inspirasi |. Retraksi Distres pernapasan yang parah Demam derajat rendah (kemungkinan) ; Tidak berdaya dan iritabilitas |. Pucat atau sianosis Mengi, ronkhi basah, ronkhi, dan area lokalisata dari hilangnya suara napas. roma mo ano aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 11/Disfungsi Pernapasan 229 @ Pneumonia A. Deskripsi 1. Pneumonia merupakan inflamasi akut pada parenkim paru (yi., bronkiolus, duktus dan kantung alveolus, dan alveoli) yang meng- ganggu pertukaran udara. 2. Pneumonia diklasifikasikan menurut agens etiologinya (lihat pen- jelasannya di bawah), dan juga menurut lokasi dan luas paru yang terkena. a. Pneumonia lobaris menyerang segmen luas pada satu lobus atau lebih. b. Bronkopneumonia dimulai pada ujung bronkiolus dan menge- nai lobulus yang terdekat. ¢. Pneumonia intersisial menyerang dinding alveolus dan jaringan peribronkial serta lobular. 3. Pneumonia rata-rata terjadi pada dua sampai empat anak dalam populasi 100 orang anak dan lebih sering terlihat selama akhir musim dingin dan awal musim semi. B. Eticlogi 1. Pneumonia paling sering diakibatkan oleh infeksi bakteri, virus, atau mikoplasma, atau aspirasi benda asing. 2. Organisme utama penyebab pneumonia bakteri pada bayi berusia kurang dari 3 bulan adalah Streptococcus pneumoniae, Streptococcus grup A, Staphylococcus, basil gram-negatif, basil enterik, dan Chlamy- dia. Pada anak-anak berusia antara 3 bulan dan 5 tahun, S. pneumoniae, H. influenzae (menurun sejak diberikan vaksin), dan Staphylococcus merupakan organisme umum penyebab pneumonia bekteri. 3. Pneumonia virus lebih sering terjadi dibandingkan pneumonia bak- teri. Penyebab paling sering pneumonia virus pada bayi adalah RSV. Adeno-associated virus, virus influenza dan parainfluenza merupa- kan organisme yang biasanya menyebabkan pneumonia virus pada anak-anak yang lebih besar. 4. Pneumonia mikoplasma mirip dengan pneumonia virus, kecuali bahwa organisme Mycoplasma lebih besar dibandingkan virus. Pneumonia mikoplasma terjadi lebih sering pada anak-anak berusia lebih dari 5 tahun. C. Patofisiologi 1, Pneumonia bisanya diawali dengan infeksi ringan pada saluran pemapasan bagian atas. Seiring dengan perkembangan penyakit, terjadi peradangan parenkim. 2. Pneumonia bakteri paling sering menyebabkan gangguan lobularis dan kadang-kadang konsolidasi; pneumonia virus biasanya menye- babkan peradangan jaringan interstisial. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 1 1/Disfungst Pernapasan 233 KOTAK 11-1. Langkah-Langkah Klinis dan Diagnostik Program Pencegahan dan Penyuluhan Asma Nasional ‘Asma Intermiten Ringan + Gejala muncul <2 kali per minggu + Eksaserbasi singkat + Gejala-gejala muncul pada malam hari < 2 kali sebulan + Asimtomatik dan PEF normal di antara eksaserbasi + PEF atau FEV, (forced expiratory volume dalam | detik) > 80% dari nilai yang diperkiralan + Variabilitas PEF < 20% Asma Persisten Ringan + Gejala muncul > 2 kali/minggu, tetapi Kurang dari satu kali per hari + Eksaserbasi dapat memengaruhi aktivitas + Gejala-gejala muncul pada malam hari > 2 kali dalam sebulan + PEF/FEV, 2 80% dari nila yang diperkirakan + Variabititas PEF 20%-30% Asma Persisten Sedang * Gejala muncul setiap hari + Penggunzan inhalasi agonis-B, aksi-cepat setiap hari + Eksaserbasi dapat memengaruhi aktivitas + Eksaserbasi terjadi 2 2 kali seminggu + Eksaserbasi dapat berlangsung berhari-hari + Gejala-gejala muncul malam hari > sekali dalam seminggu + PEF/PEV, > 60%-< 80% dari nilai yang diperkirakan + Variabilitas PEF > 30% ‘Asma Persisten Berat + Gejala berlangsung terus-menerus + Eksaserbasi sering * Gejala-gejala sering muncul pada malam hari + Aktivitas fisik terbaras PEF atau FEV, < 60% dari nilai yang diperkirakan + Variabilitas PEF > 30% 4. Jelaskan kemungkinan penggunaan terapi hiposensitisasi (lihat Bab 9). 5. Bantu anak mengatasi harga diri rendah dengan menganjurkan anak mengungkapkan perasaan dan kekhawatirannya. Dengarkan dengan aktif sewaktu anak berbicara, fokuskan pada kekuatan anak, dan bantu anak mengidentifikasi aspek positif dan negatif dari situasi yang dihadapinya. 6. Diskusikan kebutuhan dilakukannya uji fungsi paru periodik un- tuk mengevaluasi dan menentukan terapi serta memantau perjalan- an penyakit. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. LATIHAN SOAL 1. Perawatan neonatus dengan be- rat lahir sangat rendah memer- lukan pemantauan tekanan inspirasi dan konsentrasi oksi- gen (O,) yang cermat. Hal ini di- Jakukan untuk mencegah (2) Sindrom distres pernapasan (RDS) (2) Virus sinsitial_pernapasan (RSV) (3) Displasia bronkopulmonal (BPD) (4) Sindrom aspirasi mekonium . Berikut ini, yang tidak rentan terhadap berkembangnya sin- drom kematian bayi mendadak adalah (1) Bayi prematur (2) Saudara kandung bayi me- ninggal karena SIDS (3) Bayi terpajan obat-obat pra- natal (@) Bayi yang tidur telentang de- ngan punggung . Informasi yang harus dimasuk- kan ke dalam rencana penyuluh- an untuk orang tua anak dengan otitis media adalah (1) Membersihkan bagian dalam saluran telinga dengan lidi kapas (2) Memberi posisi terlentang se- lama anak minum susu de- ngan botol (3) Menghindari kontak dengan orang-orang yang mempu- nyai infeksi pernapasan ba- gian atas (@) Memberikan —_ amoksisilin (Amoxcil) sesuai indikasi pa- da lambung yang kosong, Bab 1 {/Disfungsi Pernapasan 237 . Ribavirin (Virazole) digunakan untuk mengobati penyakit ) Bronkiolitis (2) Virus sinsitial pernapasan (RSV) 3) Otitis media (4) Fibrosis kistik . Kondisi pernapasan yang di- anggap sebagai kedaruratan me- dis adalah (1) Laringotrakeobronkitis (LTB) Q) Epiglotitis @) Asma (4) Fibrosis kistik . Imunisasi anak-anak dengan vaksin H. influenzae tipe B (Hib) menurunkan insidensi (1) Laringotrakeobronkitis (LTB) (2) Epiglotitis (3) Pneumonia (4) Bronkiolitis . Pada anak yang mengalami as- ma, agens agonis B-adrenergik, seperti albuterol, diberikan ter- utama bertujuan untuk (1) Menurunkan postnasal drip (2) Mendilatasi bronkiolus (3) Mengurangi inflamasi jalan napas (4) Mengurangi infeksi sekunder . Manifestasi klinis yang ditemu- kan pada anak yang lebih besar yang mengalami pneumonia pneumokokus adalah (J) Fontanel menonjol (2) Batuk ringan (3) Demam ringan (4) Nyeri dada . Serangan asma akut, berat, dan berlangsung lama yang tidak aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 12/Disfungsi Gastrointestinal 249 d. Bersihkan garis sutura dan berikan salep antibekteri sesuai indi- kasi untuk mencegah infeksi dan pembentukan jaringan parut. Pantau sisi tersebut terhadap tanda-tanda infeksi. e. Gunakan restrein siku untuk mempertahankan integritas garis sutura. Ganti setiap 2 jam sekali untuk perawatan kulit dan latih- an rentang gerak. f. Beri makan anak dengan alat penetes obat dengan ujung karet, tabung spuit, alat pemberi makan Breck atau botol dengan ben- tuk seperti puting yang lunak, sesuai indikasi, untuk membantu memelihara integritas sutura. Untuk anak yang lebih besar, diet diberikan bertahap dari cairan jernih; anak tidak boleh menggu- nakan sedotan atau benda-benda yang tajam. g. Usahakan anak untuk menjaga lidahnya tidak berada pada sutura palatum. h. Lakukan penatalaksanaan nyeri dengan memberikan analgesik sesuai indikasi. Beri penyuluhan pada anak dan keluarga (Penyuluhan Anak dan Keluarga 12-1). S ® Refluks gastroesofagus A. Deskripsi 1. Refluks gastroesofagus adalah aliran balik isi lambung ke dalam esofagus akibat dari relaksasi atau inkompetensi sfingter esofagus (kardia) bagian bawah. 2. Refluks gastroesofagus merupakan masalah esofagus yang paling umum terjadi pada bayi. Beberapa keadaan refluks terjadi secara normal pada bayi, anak, dan orang dewasa. Refluks gastroesofagus dianggap patologis jika semakin parah, menetap hingga masa bayi akhir, atau berkaitan dengan komplikasi. 3. Refluks gastroesofagus tidak umum terjadi pada anak yang meng- alami perbaikan atresia esofagus atau trakeoesofagus, prematuritas, displasia bronkopulmonal, paralisis serebral, gangguan neurologis, * skoliosis, asma, atau fibrosis kistik. . B. Etiologi. Penyebabnya masih belum diketahui, tetapi refluks gastroeso- fagus dapat disebabkan lambatnya kematangan fungsi neuromuskular esofagus bagian bawah atau kerusakan mekanisme pengaturan hormon Jokal. C. Patofisiologi 1. Relaksasi yang tidak tepat atau kegagalan kontraksi sfingter kardia lambung mengakibatkan peningkatan tekanan abdominal atau lam- bung dan refluks isi lambung. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. KOTAK 12-1 Dasar-Dasar Diet Bebas Gluten Bab 12/Disfungsi Gastrointestinal 257 Makanan yang Diperbolehkan Makanan yang Dilarang Daging: daging sapi, daging babi, daging unggas, dan daging ikan. Teur Susu dan produk susu: susu, krim, dan keju. Sayuran dan buah-buahan: semuanya. Grain: nasi, jagung, tepung terigu yang bebas gluten, puffed rice (panganan jipang), corn flakes, rakanan dari jagung, dan sereal bebas gluten yang belum dimasak. Susu: es krim yang dijual bebas, susu fermentasi (ragi), dan puding siap Saji Biji-bijan gandum: semua makanan yang terbuat dari terigu dan berbagai jenis gandum (mis., roti, roti tawar, kue kering, bolu, cracker, sereal, spageti, makaroni, dan mi) Berbagai jenis bir 9 tin. Hal ini menyebabkan adanya obstruksi intestin mekanis akibat dari motilitas segmen intestin yang tidak adekuat. 2. Penyakit Hirschsprung sedikitnya empat kali lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan serta lebih umum terlihat pada anak-anak yang mengalami sindrom Down. Penyakit Hirschsprung dapat bersifat akut dan mengancam kesela- matan atau kronis. @ Etiologi 1. Penyakit Hirschsprung diduga sebagai defek kongenital familia 2. Penyakit Hirschspung terjadi akibat kegagalan perpindahan kra- niokaudal dari prekursor sel saraf ganglion sepanjang saluran GI antara minggu kelima dan kedua belas gestasi. Patofisiologi 1. Tidak adanya sel ganglion parasimpatik otonom pada satu segmen kolon menyebabkan kurangnya persarafan di segmen tersebut. Kurangnya persarafan menyebabkan tidak adanya gerakan men- dorong, menyebabkan akumulasi isi intestinal dan distensi usus proksimal terhadap defek (Gambar 12-2). 3. Enterokolitis, inflamasi usus halus dan kolon, merupakan penyebab utama kematian pada anak-anak dengan penyakit Hirschsprung. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari distensi intestin dan iskemia (sekunder) akibat distensi dinding usus. 2. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 12/Disfungsi Gastrointestinal 261 c. Rencanakan konsultasi dengan perawat ostomi untuk memban- tu memberikan penyuluhan, sesuai indikasi. @ Intususepsi A. Deskripsi 1. Intususepsi merupakan suatu invaginasi satu bagian intestin ke dalam bagian terdekat yang menyebabkan obstruksi. 2. Intususepsi merupakan penyebab paling sering obstruksi intestin pada anak-anak dan biasanya menyerang anak-anak yang berusia antara 3 bulan dan 5 tahun, paling banyak antara usia 3 dan 12 bulan. 3. Jika penanganan ditunda sampai lebih dari 24 jam, dapat terjadi penjepitan usus (strangulasi), menyebabkan nekrosis, perdarahan, perforasi, peritonitis, dan syok. Jika tidak tertangani, anak dengan intususepsi tidak dapat bertahan hidup. B. Etiologi 1. Pada sebagian besar kasus, penyebab intususepsi tidak diketahui. 2. Intususepsi dapat dikaitkan dengan infeksi virus, polip intestin, di- vertikulum Meckel, dan limfoma. C. Patofisiologi 1. Invaginasi biasanya dimulai dengan hiperperistaltik dalam segmen intestin, lebih sering pada atau dekat katup ileosekal. 2. Peristaltik berlanjut untuk menarik segmen yang invaginasi sepan- jang usus; edema intestinal dan obstruksi terjadi dan aliran darah ke daerah tersebut terhenti (Gambar 12-3). D. Temuan pengkajian 1. Manifestasi klinis @a. Nyeri abdomen paroksimal hebat, menyebabkan anak berteriak dan menekukkan lututnya ke abdomen b. Memuntahkan isi lambung @c. Abdomen distensi dan nyeri tekan, kemungkinan dengan massa yang dapat dipalpasi d. Dengan obstruksi yang berlanjut, akan terjadi hal-hal sebgai berikut: letargi, feses “jeli kismis” (mengandung darah dan mukus), emesis feses atau mengandung empedu, dan sindrom seperti syok, yang dapat berkembang menjadi kematian 2. Temuan pemeriksaan diagnostik dan laboratorium a. Kontras enema, menggunakan udara, barium, atau zat kontras larut air, dapat digunakan untuk diagnosis atau alat penangan- an terapeutik. Uji ini biasanya disertai dekompresi nasogastrik dan pemberian cairan IV. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 13/Disfungsi Hematologik 277 c. Tingkatkan perawatan diri. Anak-anak ini biasanya bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan. Anak juga membutuhkan kesempatan untuk melakukan sebanyak mung- kin aktivitas yang dapat dilakukan untuk mengembangkan perasaan harga diri dan kemandirian yang normal. E. Evaluasi hasil akhir 1. Anak akan mengalami keletihan yang minimal atau tidak men- galaminya dan intoleransi aktivitas. 2. Anak tetap bebas dari infeksi. 3. Anak akan mengalami oksigenasi jaringan yang optimal. 4. Anak tidak akan mengalami akibat perdarahan. 5. Anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. @ Anemia defisiensi besi A. Deskripsi 1. Anemia defisiensi besi disebabkan oleh suplai zat besi yang tidak adekuat untuk pembentukan SDM normal. Hal ini menyebabkan bentuk SDM yang lebih kecil, massa SDM yang berkurang, penu- runan konsentrasi hemoglobin, dan penurunan kapasitas darah mengangkut oksigen. 2. Anemia defisiensi besi merupakan gangguan nutrisi dengan preva- lens paling tinggi di Amerika Serikat. ‘Anemia defisiensi besi sering terjadi pada kelompok usia yang ” mengalami pertumbuhan cepat (mis., todler dan remaja), serta pada wanita hamil dan menyusui. b. Di amerika, insidensinya menurun dengan adanya perbaikan nutrisi dan program pemerintah, seperti Women, Infants, and Children (WIC). 3. Pada anak-anak, anemia defisiensi besi paling sering terjadi antara usia 6 bulan dan 3 tahun; remaja dan bayi prematur juga berisiko. B. Etiologi. Penyebab umum anemia defisiensi besi antara lain: 1. Asupan diet zat besi tidak adekuat 2. Malabsorpsi zat besi 3. Penyimpanan zat besi yang rendah sewaktu lahir 4, Kehilangan darah yang signifikan C. Patofisiologi. Anemia defisiensi besi terjadi dalam tiga tahap. 1. Tahap 1 dikarakteristikkan dengan deplesi hemosiderin, ferritin, dan penyimpanan zat besi lainnya yang terdapat dalam sumsum tulang, hepar, dan limpa. 2. Tahap 2 dikarakteristikkan dengan kurangnya pengangkutan zat besi mengakibatkan penurunan saturasi transferin zat besi. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. f. & Bab 13/Disfungsi Hematologik 283 . Diskusikan tindakan penatalaksanaan di rumah untuk krisis yang ringan. . Identifikasi cara-cara mencegah episode sel sabit dengan mence- gah faktor-faktor yang diketahui mencetuskan krisis dan de- ngan mengenali tanda-tanda awal infeksi. . Tinjau kembali pentingnya pemeriksaan kesehatan yang rutin, pemeriksaan gigi, dan pemeriksaan mata. . Tekankan pentingnya mempertahankan gaya hidup normal jika memungkinkan. Arahkan pentingnya konseling genetik. Tekankan pentingnya harga diri dan citra tubuh positif. © Aremia apiastix A. Deskripsi. Anemia aplastik dikarakteristikkan dengan pansitopenia (anemia, granulositopenia, dan trombositopenia) dan hipoplasia sum- sum tulang. B. Etiologi 1. Anemia aplastik mungkin primer (kongenital) atau sekunder (dida- pat). " Jenis-jenis primer antara lain: 2. a. Sindrom Fanconi diturunkan sebagai sifat resesif autosomal dan dihubungkan dengan sitopenia dan anomali kongenital multipel. . Sindrom Blackfan-Diamond (anemia hipoplastik), suatu kondisi yang jarang terjadi, dengan karakterstik destruksi SDM dan sedikit penurunan trombosit dan SDP, transmisinya masih be- lum jelas. Penyebab umum anemia aplastik yang didapat antara lain: a. b. c d. Idiopatik (penyebab tidak diketahui) Terapi radiasi Obat-obatan, seperti Kloramfenikol, metisilin, sulfonamida, tia- sid, dan agens kemoterapeutik. Agens toksik, seperti zat-zat kimia industri dan rumah tangga, termasuk zat pewarna, lem, penghilang cat, insektisida, produk petroleum, dan benzen. ._ Infeksi, terutama hepatitis dan sepsis. Infiltrasi dan penggantian jaringan mieloid (mis., leukemia dan limfoma) . Defisiensi hemolitik, seperti penyakit sel sabit . Keadaan alergi atau autoimun aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 288 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik 10. Bantu anak menghadapi penyakitnya dengan memberi anak ke- sempatan untuk mengungkapkan kekhawatirannya, mempersiapkan prosedur, dan dengan membantu mengembangkan keterampilan koping anak. . 11. Beri keluarga dukungan dengan menganjurkan anggota keluarga untuk mengungkapkan perasaannya, dengan mengeksplorasi pe- rasaan bersalah mengenai aspek keturunan dari gangguan tersebut, dan dengan menganjurkan anak untuk menjalani hidup senormal mungkin. 12. Rujuk keluarga ke kelompok pendukung, seperti Yayasan Tala- semia Indonesia. 13. Beri penyuluhan pada anak dan keluarga. a. Diskusikan asal penyakit dan penatalaksanaannya. b. Identifikasi tanda dan gejala infeksi, kelebihan zat besi, dan kom- plikasi potensial lainnya untuk diperhatikan dan dilaporkan. c. Berikan petunjuk untuk terapi kelasi di ramah. d. Tinjau kembali pembatasan aktivitas, termasuk pencegahan ak- tivitas yang meningkatkan risiko fraktur. e. Jelaskan garis besar pembatasan diet. QD Hemofitia A. Deskripsi 1. Hemofilia adalah kelompok gangguan perdarahan yang diturunk- an dengan karakteristik defisiensi faktor pembekuan darah. 2. Dua bentuk paling umum adalah defisiensi faktor VIII (hemofilia klasik, hemofilia A) dan defisiensi faktor IX (penyakit Christmas, hemofilia B ). Bentuk klasik paling banyak ditemukan. 3. Hemofilia diklasifikasikan menjadi ringan, sedang, atau berat, ber- gantung pada tingkat faktor yang dihasilkan tubuh. B. Etiologi 1. Hemofilia adalah gangguan resesif terkait gen-X, yang diturunkan oleh perempuan dan ditemukan secara dominan pada laki-laki. 2. Hemofilia juga dapat disebabkan oleh mutasi gen. C. Patofisiologi 1. Pada hemofilia A, terdapat defisiensi atau defek pada faktor VIII (faktor antihemofilik [AHF, antihemophilic factor]), yang penting un- tuk pembentukan tromboplastin. 2. Pada hemofilia B, terdapat defek atau defisiensi faktor IX. 3. Malfungsi faktor pembekuan menyebabkan perdarahan abnormal akibat ketidakmampuan membentuk bekuan fibrin. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 294 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik 9 10. (1) Masa perdarahan (2) Masa tromboplastin parsial (3) Hitung trombosit (4) Hitung darah lengkap (HDL) Tindakan pencegahan yang ha- rus dilakukan oleh orang tua dari anak penderita hemofilia adalah (2) Memberikan tekanan (2) Memberikan dingin pada area yang sakit (3) Mengimobilisasikan sendi (4) Menurunkan (ke posisi yang lebih rendah) area yang sakit Obat-obatan yang, harus dihin- dari oleh anak-anak yang men- i. derita purpura trombositopenia idiopatik adalah (1) Aspirin (2) Asetaminofen (3) Kodein (4) Morfin Dampak pemberian steroid yang harus di pantau perawat pada anak yang menderita pur- pura trombositopenia idopatik adalah (1) Anemia (2) Perdarahan (3) Kerusakan kulit (4) Infeksi aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 302 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik * Ligamentum ‘afteriosum menutup Atrium kenan Vena re ie Trankus Inferior Aorta abdominalis Hepar * Ligamenta teres hepatis Vena porta * Ligamen umbilkus Beats Arter ilaka ekst Arter iiaka internal Kandung Atteri * vesika superior GAMBAR 14-2 Sirkulasi neonatus. Bandingkan dengan sirkulasi janin (lihat Gambar 14-1). aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 14/Distungsi Kardiovaskular 317 (1) Defek biasanya diperbaiki pada anak-anak perempuan aki- bat adanya kemungkinan pembentukan bekuan selama masa-masa subur. (2) ASD yang kecil dibiarkan terbuka pada anak laki-laki; satu yang lebih besar diperbaiki (3) Penutupan secara pembedahan dengan jahitan atau pe- nambalan memerlukan bypass kardiopulmonal dan biasa- nya dilakukan selama usia sekolah. (4) Penutupan melalui kateterisasi jantung masih dalam perco- baan pada beberapa instansi. @®b. Beri perawatan praoperatif dan pascaoperatif. F. Defek septum ventrikular 1. Deskripsi a. VSD (ventricular septal defect), merupakan bentuk CHD yang paling banyak ditemukan, merupakan lubang abnormal antara ven- trikel kiri dan kanan. b. Derajat defek ini bervariasi dari lubang yang sangat kecil (pin- hole) antara ventrikel kiri dan kanan sampai tidak adanya sep- tum. 2. Patofisiologi a. Tekanan dari ventrikel kiri menyebabkan darah mengalir mela- lui defek ke ventrikel kanan, mengakibatkan peningkatan tahanan vaskular pulmonal dan pembesaran jantung kanan. b. Tekanan arteri pulmonal dan ventrikel kanan meningkat, yang akhirnya menyebabkan penyakit vaskular pulmonal obstruktif. 3. Temuan pengkajian a. Manifestasi klinis (1) Gejala-gejala bervariasi sesuai dengan ukuran defek, usia, dan jumlah tahanan; biasanya pada anak asimtomatik. (2) Gejala-gejala yang dapat diidentifikasi antara lain gagal tumbuh, keringat yang berlebih, dan keletihan. (3) Anak mungkin lebih rentan terhadap infeksi pulmonal. (4) Anak dapat menunjukkan tanda dan gejala CHF. b. Temuan pemeriksaan diagnostik dan laboratorium (1) Ekokardiografi dengan Doppler ultrasound atau MRI (mag- netic resonance imaging) menyatakan adanya hipertropi ven- trikel kanan dan kemungkinan dilatasi arteri pulmonal akibat peningkatan aliran darah. : (2) EKG menunjukkan hipertropi ventrikel kanan.- 4. Penatalaksanaan keperawatan a. Beri penyuluhan kepada keluarga tentang pilihan terapi untuk VSD. (1) Beberapa VSD menutup secara spontan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 15/Disfungsi Genitourinaria. 357 c. Jelaskan semua pengobatan (yi., dosis, pemberian, dan efek samping). d. Diskusikan kemungkinan kebutuhan terhadap prosedur dialisis peritoneal atau hemodialisa jika terjadi gagal ginjal. DD Hipospadia A. Deskripsi 1. Hipospadia adalah suatu kondisi letak lubang uretra berada di bawah glans penis atau di bagian mana saja sepanjang permukaan ventral batang penis. Kulit prepusium ventral sedikit, dan bagian distal tampak terselubung. Pada kasus ringan, meatus berada tepat, di bawah ujung penis; pada sebagian besar kasus yang berat, meatus terletak pada perineum antara dua skrotum. 2. Angka kejadian diperkirakan 1 dari 500 bayi laki-laki baru lahir dan merupakan anomali penis yang paling banyak ditemukan. Abnor- malitas penyerta antara lain: a. Kriptorkidisme (testis yang tidak turun) b. Korda (lengkung penis ventral sebagai akibat dari penggantian kulit normal dengan ikatan jaringan fibrotik) biasanya disertai dengan bentuk hipospadia yang lebih parah c. Hernia inguinalis B. Etiologi 1. Dihubungkan dengan penurunan sifat genetik. 2. Faktor eksogen antara lain pajanan pranatal terhadap kokain, alko- hol, fenitoin, progestin, rubela, atau diabetes gestasional. C. Patofisiologi 1. Kelainan terjadi akibat kegagalan lipatan uretra untuk berfusi de- ngan sempurna pada masa pembentukan saluran uretral embrionik. 2. Abnormalitas dapat menyebabkan infertilitas dan masalah psikolo- gis apabila tidak diperbaiki. D. Temuan pengkajian 1. Manifestasi klinis. Lokasi meatus urine yang tidak tepat dapat ter- lihat pada saat lahir. 2. Temuan pemeriksaan diagnostik dan laboratorium. Tidak ada, kecuali terdapat ketidakjelasan jenis kelamin perlu ditegaskan atau pada kasus-kasus ketika abnormalitas lain dicurigai. E. Penatalaksanaan keperawatan 1. Informasikan orang tua bahwa pengenalan lebih dini adalah penting sehingga sirkumsisi dapat dihindari; kulit prepusium di- gunakan untuk bedah perbaikan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 16/Disfungsi Muskuloskeletal dan Neuromuskular = 377 kan tekanan jika tepat, dan informasikan hal tersebut kepada pemberi perawatan kesehatan. c. Cegah sindrom kompartemen dengan pengkajian pada kele- mahan otot dan nyeri dari cedera. Deteksi dini adalah penting untuk mencegah kerusakan jaringan. (1) Penyebab sindrom kompartemen antara lain balutan atau gips terlalu ketat, perdarahan, trauma, luka bakar, dan pembedahan. (2) Pengobatannya memerlukan pereda tekanan, yang kadang- kadang memerlukan tindakan faskiotomi. d. Cegah infeksi, antara lain osteomielitis, dengan menggunakan tindakan pengendalian infeksi. e. Cegah batu ginjal dengan menganjurkan untuk banyak minum, pemantauan asupan dan haluaran cairan, dan mobilisasi anak sesering mungkin. £ Cegah emboli pulmonal melalui pemantauan dengan cermat pada remaja dan anak-anak yang mengalami fraktur multipel. Emboli umumnya terjadi dalam 24 jam pertama. @D Skotiosis A. Deskripsi 1. Skoliosis merupakan deformitas spinal yang biasanya melibatkan lekukan lateral spinal, rotasi spinal, dan hipokifosis toraks. 2. Skoliosis merupakan deformitas spinal yang paling, sering ditemu- kan. B. Etiologi 1. Skoliosis dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian panjang kaki, kon- traktur lutut atau panggul, nyeri, gangguan neuromuskular, atau malformasi kongenital. Namun, biasanya skoliosis bersifat idio- atik. 2. Bukti-bukti mengarah pada kemungkinan sifat genetik dominan autosomal dengan penetrasi yang tidak sempurna; atau penyebab multifaktor. C. Patofisiologi 4 1. Deformitas berkembang selama periode pertumbuhan (pertumbuhan remaja yang sangat cepat) dan menjadi stabil ketika pertumbuhan vertebra terhenti. 2. Bersamaan dengan tumbuhnya tulang punggung dan perkembang- an lekukan lateral, vertebra berotasi, menyebabkan tulang iga dan tulang belakang berputar ke arah bagian cembung tulang pung- gung. Prosesus spinosus berotasi ke arah lengkung cembung. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 17/Disfungsi Neurologik dan Kognitif 417 3, Pertahankan kepatenan jalan napas. Anak biasanya diberikan ven- tilator. 4, Kendalikan peningkatan TIK dan pantau asupan dan haluaran. Cairan mungkin dibatasi. 5. Kendalikan hipotermia dengan asetaminofen, kompres, atau man- di dengan air hangat, dan selimut hipotermia. @® 6. Cegah infeksi pada anak-anak yang mendapat kateter menetap. ° 7. Pantau jumlah dan karakteristik asupan nasogastrik pada anak- anak yang mendapat slang nasogastrik untuk mencegah kompresi. 8. Beri perawatan untuk anak yang mendapat obat-obatan pemicu koma dan bergantung total pada pemberi perawatan. a. Penuhi kebutuhan biologik anak. b. Beri stimulasi sensoris. ¢. Pastikan asupan nutrisi yang adekuat, biasanya melalui slang nasogastrik atau IV sampai anak dapat makan secara oral. 9. Dukung anggota keluarga. Beri kesempatan untuk mengungkap- kan kekhawatiran mereka dan beri informasi tentang proses penya- kit dan pengobatannya. Orang tua kemungkinan akan merasa bersalah jika memberikan aspirin kepada anaknya. 10. Tingkatkan tindakan pencegahan dan identifikasi awal. Ajarkan orang tua untuk tidak memberikan aspirin pada sindrom virus, tan- pa menunggu anjuran pemberi pelayanan kesehatan keluarga. @ Cedera kepala A. Deskripsi 1. Cedera kepala dapat berupa benturan ringan sampai kerusakan be- rat pada kepala. Istilah cedera kepala mencakup seluruh gangguan dari laserasi minor sampai cedera otak difus. 2. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab paling umum keca- catan dan kematian pada anak-anak. 3. Jenis utama cedera kepala antara lain fraktur tulang tengkorak, cedera otak, dan hematoma. a. Jenis, luas, dan gejala-gejala yang menyertai fraktur tulang teng- korak bergantung pada velositas, gaya, dan massa objek; area tengkorak yang terkena; dan usia anak. Jenis fraktur antara lain: (1) Fraktur linear biasanya membentuk garis tipis. Biasanya tidak terdapat tanda-tanda selain yang ditemukan pada foto sinar-x. Anak diobservasi untuk adanya perubahan neurologik, dan fraktur sembuh dengan sendirinya. (2) Fraktur komunikan memiliki penampakan seperti cang- kang telur yang retak (fraktur). Fraktur ini juga dapat di- klasifikasikan sebagai fraktur tekanan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 17/Disfungsi Neurologik dan Kognitif 421 c. Gangguan spesifik, seperti sindrom alkohol janin d. Paralisis serebral, mikrosefali, atau spasme infantil C. Patofisiologi 1. Patofisiologi bergantung pada penyebab; diagnosis dini dan pe- nanganan yang segera mungkin sangat penting pada kasus-kasus yang dapat diidentifikasi dan kemungkinan dapat dikoreksi, seperti fenilketonuria (PKU), malnutrisi, atau penganiayaan anak. Diagnosis biasanya ditegakkan setelah periode gangguan yang di- curigai. Diagnosis dapat ditegakkan pada waktu lahir dari penge- nalan sindrom yang spesifik, seperti sindrom Down. Diagnosis dan Klasifikasi berdasarkan pada standar skor tes IQ. 2. D. Temuan pengkajian 1. Manifestasi klinis. Tanda dan gejala bervariasi bergantung pada klasifikasi atau derajat retardasi (yi., ringan, sedang, berat, atau sangat berat). a. Ringan (IQ 50-70) (1) Usia prasekolah. Anak sering terlihat tidak mengalami re- tardasi, tetapi lambat untuk berjalan, bicara, dan makan sendiri. (2) Anak usia sekolah. Anak dapat memerlukan latihan kete- rampilan, dan belajar membaca dan berhitung sampai kelas enam dengan kelas pendidikan khusus. Anak mencapai usia mental 8 sampai 12 tahun. (3) Dewasa. Penderita dewasa biasanya dapat mencapai kete- rampilan vokasional dan sosial. Kadang-kadang pengarahan mungkin diperlukan. Penderita dewasa mampu melaku- kan perkawinan, tetapi tidak mengasuh anak. b. Sedang (IQ 35-55) (1) Usia prasekolah. Keterlambatan dapat terlihat, terutama tampak jelas pada kemampuan bicara. (2) Anak usia sekolah. Anak dapat mempelajari komunikasi, perilaku sehat dan aman yang sederhana, serta keteram- pilan manual yang sederhana. Penderita mencapai usia mental 3 sampai 7 tahun. (3) Dewasa. Penderita dewasa dapat melakukan tugas-tugas sederhana pada kondisi yang dimudahkan dan dapat me- lakukan perjalanan sendiri ke tempat-tempat yang sudah dikenal. Bantuan dalam perawatan diri biasanya diperlukan. c. Berat (IQ 20-40) (1) Usia prasekolah. Anak menunjukkan keterlambatan motorik yang khas dan mempunyai sedikit sampai tidak ada kete- rampilan komunikasi. Anak dapat berespons terhadap la- tihan bantuan diri dasar, seperti makan. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Bab 18/Disfungsi Endokrin 445 @&® Pretots pudertas A. Deskripsi 1. Prekoks pubertas adalah perkembangan karakteristik seksual sebe- lum usia awitan pubertas pada umumnya. a. Pada anak perempuan, terjadi perkembangan payudara sebe- lum usia 7,5 tahun. b. Pada anak laki-laki, terjadi perkembangan rambut pubis sebe- lum usia 8,5 tahun. 2. Pada anak laki-laki, perkembangan karakteristik seksual sekunder sebelum usia 9 tahun dianggap mengalami prekoks pubertas. B. Etiologi 1. Prekoks pubertas bergantung-gonadotropin kemungkinan disebab- kan oleh anomali kongenital, seperti hidrosefalus, tumor sistem sa- raf pusat, kondisi peradangan, seperti meningitis, dan trauma. Gangguan ini juga dapat bersifat idiopatik- 2. Prekoks pubertas yang tidak bergantung gonadotropin dapat dise- babkan tumor pensekresi human chorionic gonadotropin (HCG), kondisi . gonad, gangguan adrenal, dan ingesti eksogen atau absorpsi steroid. 3, Kombinasi prekoks pubertas yang bergantung gonadotropin dan yang tidak bergantung gonadotropin kemungkinan disebabkan oleh hiperplasia adrenal kongenital dan tumor adrenal atau ovarium. C. Patofisiologi 1. Prekoks pubertas yang bergantung gonadotropin diawali dengan akti- vasi hipofisis-hipotalamus, dan serupa dengan mekanisme yang terlihat pada pubertas normal. Hipotalamus menyekresi hormon pencetus LH (LHRH, LH-releasing hormone) pada ledakan pertodik yang menstimulasi hipofisis melepaskan LH dan FSH. LH dan FSH menstimulasi gonad untuk menghasilkan hormon-hormon seks penyebab maturasi seksual. 2. Prekoks pubertas yang tidak bergantung gonadotropin adalah hasil produksi hormon seks oleh adrenal atau gonad, atau dari pajanan terhadap steroid. 3. Kombinasi prekoks pubertas akibat dari aktivasi sekunder aksis go- nad-hipofisis-hipotalamus oleh peningkatan kadar steroid seks dari area perifer. D.-Temuan pengkajian 1. Temuan-temuan terkait a. Riwayat menyatakan perkembangan kejadian pubertas dini, antara lain pertumbuhan payudara, pembesaran falik, rambut tubuh, rambut wajah, jerawat, bau badan, dan perubahan suara. b. Riwayat dapat menunjukkan trauma kepala, pajanan terhadap steroid atau gonadotropin, atau masalah-masalah, seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, atau inkoordinasi motorik. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 462 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik TABEL 19-1 Kanker Masa Kanak-Kanak Lainnya (Lanjutan) KANKER DESKRIPS! TEMUAN PENGKAJIAN Rabdomiosarkoma Merupakan tumor potong- Gejala bergantung pada letak an otot yang berasal tumor. < dari jaringan mesenkim —Gejala orbital mencakup embrionik yang mem- proptosis dan massa kelopak bentuk otot, jaringan mata atau konjungtiva yang penyambung, dapat dipalpasi dan dilihat. dan vaskular. Gejala nasofaring antara lain ‘obstruksi jalan napas, epistaksis, - disfagia, dan massa yang terlihat pada salbran nasal atau nasofaringeal. Gejala sinus paranasal mencakup pembengkakan, nyeri, rabas nasal, dan epistaksis. Gejala telinga tengah mencakup nyeri, otitis media kronis, kehilangan pendengaran, paralisis saraf fasial, dan massa yang menonjol dalam kanal telinga eksternal. Gejala leher antara lain suara serak, disfagia, dan massa pada leher yang dapat dilihat dan dipalpasi. Gejala prostar dan kandung kemih mencakup disuria, retensi urine, hematuria, Konstipasi, dan massa abdomen bagian bawah yang dapat dipalpasi. Gejala vagina antara lain massa yang menonjol dari uterus ke dalam vagina dan perdarahan vagina yang abnormal. Gejala testikular mencakup massa yang dapat dilihat dan dipalpasi. Gejala ekseremitas mencaleup massa yang dapat dilihat dan dipalpasi. Retinoblastoma Merupakan tumor maligna Pupil tampak berwarna putih pada retina yang terjadi atau digambarkan sebagai pada awal kehidupan “mata kucing” , karena (6 minggu sampai usia _kehilangan refleks cahaya. prasekolah). Kadang-kadang timbul strabismus pada anak. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. DAFTAR OBAT 19-1 Bab 19/Kanker pada Anak-Anak 467 ‘Obat-Obatan yang Digunakan untuk Anak-Anak Penderita Kanker Klasifikasi Kegunaan Intervensi Pilihan ‘Agens kemoterapi Pengobatan neoplasma Ukr tinggi badan dan berat badan de- (umum) ngan akurat karena dosis kemungkinan dihitung berdasarkan area permukaan ‘ubuh. Sela lakukan perneriksaan ganda dosis bat dengan dua perawat. Hitung darah lengkap (HDL) harus dilaku- kan 24 jam sebelum pemberian. Pastikan kepatenan area IV sebelum pem- berian. Vesikan (agens yang dapat menye- babkan lepuhan) sebaiknya diberikan melalui area yang baru jika area infus sudah 24 jam, Pastkcan letak jarum dan aliran balk jka ‘menggunakan peralatan infu yang telah direncanakan, Jika anak mengeluh rasa terbakar nyeri pada daerah perier yang paten, lambat- kan aliran IV dan berikan kain di tepat di atas area tersebut Letakkan obat-obatan dan peralatan darurat dalam keadaan siap digunakan. Agens alkalator mekloretamin Mekioretamin merupakan jenis vesikan (Nitrogen Mustard) dan dapat menyebabkan perubahan warna pada vena. siklosfosfamid Dapat menyebabkan mual dan muntah (Cytoxan) yang parah, ‘Agens lain yang Efek samping spesifikantara lain sists sering digunakan: hemoragik, hiperpigmentasi, dan ifosfamid (Ifos) infertiitas.~ eoetialan leeean) Siklofosfamid dapat menyebabkan sisplatin (CDPP) sindrom kebocoran kapiler. Tingkatkan arbopiatin (Paraplatin) cairan untuk mencegah sisttis. Antimetabolit sitosin arabinosid (Ara-C) Efek samping spesifik antara ain hepatitis Antimetabolit lain yang sering digunakan antara lain: S-azisitidin (S-AzaC) dan merkaptopurin (emP) metotreksat (Folex PFS) dan konjunguivitis subkdinis. Gunakan dengan hati-hati pada anak-anak yang mengalami disfungsi hati Efek samping spesifik mayor adalah neurotoksisitas pada penggunaan incratekal. Obat harus dicampur dengan pelarut bebas pengawet. Efek samping mayor lainnya adalah mukositis dan fotosensitivitas. Berlanjut aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 472 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik b. Minimalkan prosedur pungsi kulit, seperti injeksi intramuskular dan pungsi vena. c. Hindari senyawa yang mengandung aspirin yang dapat meng- ganggu fungsi trombosit. d. Minimalkan risiko sistitis hemoragik dengan menganjurkan un- tuk banyak minum dan berkemih yang sering. e. Gerakkan.anak dengan hati-hati, beri alas tempat tidur, dan gunakan matras pereda tekanan. f. Beri perawatan kulit, terutama di sekitar mulut dan anus yang merupakan tempat kemungkinan ulserasi akan muncul. g. Cegah ulserasi rektum dengan menjaga kebersihan area terse- but, gunakan teknik rendam duduk, pajankan area yang terekso- riasi dengan udara, dan berikan barier protektif. Hindari pengukuran suhu melalui rektum. . Pertahankan hidrasi yang adekuat a. Pantau asupan dan haluaran cairan. b. Anjurkan asupan cairan sedikit tapi sering. c¢. Beri cairan melalui Iv. Anjurkan nutrisi yang adekuat. a. Beri makanan yang diinginkan dan dapat ditoleransi anak. b. Beri antiemetik selama 24 jam untuk meminimalkan mual. ¢. Anjurkan pemberian makan ketika anak terlihat lapar. d. Buat makanan tampak menarik dan ciptakan lingkungan yang menyenangkan. Cegah mukositis. a. Pantau adanya tanda-tanda kerusakan. b. Beri perawatan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut, bersih- kan mulut dengan frekuensi yang sering, dan beri anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri, terutama sebelum makan. Berikan pelembap bibir. . Hindari kapas usap gliserin-lemon dan iritan lainnya. Hindari pemberian hidrogen peroksida, yang dapat menyebabkan erosi jaringan, dan susu magnesium (untuk antasid atau laksatif) yang menyebabkan mukosa kering. ao . Cegah nyeri. a. Minimalkan prosedur yang menyakitkan jika memungkinkan b. Beri analgesik untuk pencegahan dan kaji dengan sering efek- tivitasnya. c. Gunakan tindakan penghilang nyeri nonfarmakologik. . Tingkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. a. Perbolehkan anak berpartisipasi dalam perawatan diri jika me- mungkinkan. b. Anjurkan aktivitas sesuai usia yang dapat diatur oleh anak. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 478 _ Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik 3. Persiapkan anak dan keluarga untuk menghadapi bedah peng- angkatan tumor, antara lain pencukuran kepala praoperatif dan balutan pascaoperatif, edema wajah, dan sakit kepala. Dan juga mempersiapkan anak menjalani perawatan di ruang intensif (ICU) dan pemantauan. 4. Beri perawatan pascaoperatif. a. Pantau tanda-tanda vital dan status neurologik yang sering selama 24 sampai 48 jam pertama setelah pembedahan. b. Atur posisi anak untuk mencegah penekanan pada area operasi. c. Tinggikan posisi kepala untuk menurunkan edema dan mening- katkan drainase vena dari rongga tengkorak. d. Beri perawatan mata untuk mencegah iritasi kornea. ~ e. Pantau adanya edema serebral dan peningkatan TIK. f. Beri analgesik untuk sakit kepala. g- Amati aktivitas kejang; anak dapat menerima obat antikonvulsan. h. Pantau area insisi terhadap tanda-tanda infeksi. 5. Persiapkan keluarga untuk prosedur dan pengobatan, serta untuk radiasi dan kemoterapi, jika diperlukan. ® 6. Bantu keluarga dalam melakukan koping terhadap penyakit anak. @ 7. Bantu keluarga dalam proses berduka, jika diperlukan. @ Limfoma A. Deskripsi 1. Limfoma merupakan kelompok penyakit neoplastik yang berkem- bang dari sistem limfatik dan hemopoietik. 2. Dua jenis limfoma yang paling sering terlihat pada anak-anak adalah penyakit Hodgkin dan limfoma nonHodgkin (NHL, non-Hodgkin's lymphoma). B. Etiologi 1. Etiologi penyakit Hodgkin belum diketahui, tetapi pemeriksaan menduga adanya suatu agens infeksius. Etiologi NHL belum diketahui; namun demikian, insidensinya lebih tinggi pada penderita HIV/AIDS, virus Epstein-Barr, dan pada indi- vidu yang sistem imunnya tersupresi akibat obat-obatan. 2, C. Patofisiologi 1. Penyakit Hodgkin dimulai dalam nodus limfe tunggal atau seke- lompok nodus limfe. Penyakit Hodgkin dicirikan dengan sel-sel Reed-Sternburg berinti banyak yang besar. Imunitas humoral tetap normal, tetapi imunitas selular terganggu. Penyakit Hodgkin akan menyebar dari nodus limfe ke nodus nonlimfe seperti limpa, hepar, tulang, sumsum tulang, paru, dan mediastinum. Tahap-tahapnya adalah sebagai berikut. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 484 Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik KUNCI JAWABAN . Jawaban: (3). Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering ter- jadi pada anak-anak, diikuti dengan tumor otak, limfoma, dan tumor ginjal. Tumor otak merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak ditemukan pada anak-anak tetapi merupakan bentuk kanker tumor pa- dat yang paling umum pada anak-anak. Kanker tulang sebanyak 5% dengan osteosarkoma merupakan jenis yang paling umum. . Jawaban: (2). Penurunan fungsi SDP pada leukemia menyebabkan peningkatan risiko infeksi. Anemia akan mengakibatkan keletihan. ‘Trombositopenia, penurunan hitung trombosit, akan mengakibatkan perdarahan. Peningkatan hitung eosinofil tidak terkait dengan leuke- mia. Jawaban: (2). Aspirasi sumsum tulang dilakukan untuk menegakkan diagnosis leukemia melalui pemeriksaan sel abnormal dalam sumsum tulang. Pungsi lumbal dilakukan untuk mendeteksi penyebaran ke dalam SSP, tetapi tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis. HDL yang abnormal dapat diduga leukemia, tetapi tidak digunakan untuk menegakkan diagnosis. Kultur darah mungkin dilakukan jika diduga mengalami infeksi. . Jawaban: (4). Kemoterapi menghancurkan sel yang berkembang cepat, termasuk sel-sel traktus Gl, sehingga mengakibatkan stomatitis, yaitu inflamasi pada mulut. Umumnya, tidak memberi dampak pada sistem pernapasan akibat kemoterapi. Karena kemoterapi memengaruhi trak- tus GI, akibatnya anak akan terkena diare, bukan konstipasi. Biasanya, integritas kulit tidak terpangaruh oleh kemoterapi. . Jawabannya adalah (3). Anak yang berisiko tinggi terhadap infeksi aki- bat adanya imunosupresi oleh penyakit dan pengobatan, dan infeksi merupakan penyebab utama kematian pada leukemia. Memenuhi ke- butuhan perkembangan, meningkatkan nutrisi yang adekuat, dan me- ningkatkan aktivitas diversional merupakan tujuan yang penting. Akan tetapi, tujuan tersebut bukanlah tujuan utama dalam merawat anak penderita leukemia. Jawaban: (4). Massa yang dapat dipalpasi tanpa nyeri merupakan tan- da yang paling umum ditemukan pada anak penderita tumor Wilms, kadang-kadang ditandai dengan peningkatan lingkar abdomen. Hema- turia makro jarang terjadi, meskipun hematuria mikroskopik dapat tim- bul makroskopik. Nyeri sewaktu berkemih tidak terkait dengan tumor aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 488 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik kembangan demam_rematik (1) Mengawali tindakan pence- adalah gahan penularan droplet (1) Pneumonia streptokokus (2) Mengukur berat badan se- * (2) Hemofilus influenza tiap hari (3) Streptokokus B-hemolitikus (3) Memberikan antiemetik grupA (4) Memantau hasil HDL (4) Stafilokkokus aureus 19. Berikut ini manifestasi klinis 15. Pernyataan berikut yang diper- yang dapat terlihat pada anak tanyakan jika ditemukan dalam yang kehilangan 11% berat ba- rencana asuhan keperawatan dannya akibat dehidrasi adalah untuk anak yang mengalami (1) Pucat demam rematik adalah (2) Penurunan denyut nadi (1) Memberikan periode istira- (3) Fontanel yang menonjol hat yang adekuat (4) Oliguria yang khas (2) Mengisolasianakuntukmen- 20. Berikut ini yang merupakan cegah penularan penyakit prioritas perawat untuk anak (3) Menjamin kepatuhan terha- penderita leukemia limfositik dap terapi obat akutadalah , (4) Memberikan asupan nutrisi (1) Menyusun tindakan pence- yang adekuat gahan pengendalian infeksi 16. Di bawah ini yang merupakan (2) Menganjurkan asupan ma- manifestasi awal keracunan tim- kanan yang kaya zat besi se- bal adalah cara adekuat (1) Diare, penglihatan kabur, dan (3) Membantu dalam melakukan sakit kepala _koping terhadap penyakit (2) Pusing, demam, dan meng- kronis gigil (4) Memberikan obat-obatan me- (3) Anoreksia, kram abdomen, lalui injeksi IM dan muntah 21. Pernyataan berikut yang me- (4) Keterlambatan perkembang- nunjukkan pemahaman perawat an, kejang, dan koma terhadap alasan pemberian alo- 17. Gangguan asam-basa berikut ini purinol pada anak yang meneri- yang kemungkinan berkembang ma kemoterapi adalah akibat diare pada bayi usia 6 bu- () Pencegahan pembentukan lan adalah asam (1) Asidosis metabolik (2) Pencegahan hiperurisemia (2) Alkalosis metabolik (3) Bantuan dalam memisahkan (3) Asidosis respiratorik tumor (4) Alkalosis respiratorik (4) Perlindungan terhadap fung- 18. Intervensi keperawatan di bawah si hati ini yang merupakan prioritas 22. Berikut ini yang merupakan kom- ketika merawat anak usia 4 bu- plikasi gastrointestinal yang pa- lan yang menderita gastroente- Jing umum terkait fibrosis kistik titis viral akut adalah adalah aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Pertanyaan Tes Komprehensif 493 (3) Mengkaji fungsi ginjal (1) Perdarahan intrakranial (4) Memberikan obat dengan (2) Reaksi faktor makanan (3) Stres psikogenik 55. Penggunaan antibiotik berikut (4) AIDS ini dikontraindikasikan untuk 60. Pernyataan di bawah ini yang anak laki-laki yang berusia 5 dikatakan oleh anak remaja tahun adalah penderita anemia sel sabit yang (1) Tetrasiklin mengindikasikan kebutuhan un- (2) Eritromisin tuk penyuluhan tambahan ten- (3) Penisilin tang penyakitnya adalah (4) Amoksisilin (1) “Saya perlu melakukan latih- 56. Berikut ini masalah yang paling an aerobik dengan sering”. memerlukan pemantauan cermat (2) “Saya perlu menghindari untuk anak penderita talesemia orang lain yang mempunyai yang diberikan transfusi darah infeksi”. adalah (3) “Saya perlu untuk makan (1) Toksisitas zat besi dengan diet seimbang”. (2) Reaksi hemolitik (4) “Saya dapat mengalami be- (3) Kelebihan cairan berapa kali ngompol semen- (4) Krisis sel sabit tara”. 57. Frekuensi pemberian analgesik 61. Kondisi manakah di bawah ini untuk remaja penderita krisis yang tidak sesuai untuk diberi- sel sabit adalah kan konseling genetik untuk (i) Sangat jarang untuk mence- anak dan keluarga adalah gah ketergantungan (1) Anemia sel sabit (2) Sekali sehari pada saat akan (2) Talasemia tidur (3) Hemofilia (3) Sesuai kebutuhan, sesuai pro- (4) Purpura — trombositopenia gram idiopatik (4) Jarang karena depresi berat 62. Berikut ini yang perlu perawat 58. Pemberian aspirin, pengukuran ingat sebagai faktor predisposisi suhu rektum, dan injeksi intra- ketika menyusun rencana penyu- muskular. dikontraindikasikan luhan pada anak dengan infeksi pada penderita saluran kemih adalah (1) Anemia defisiensi zat besi (1) Uretra yang lebih pendek (2) Purpura trombositopenia idio- pada perempuan patik (2) Mengosongkan —_ kandung (3) Anemia sel sabit kemih dengan sering (4) Talasemia (3) Peningkatan asupan cairan 59. Anak penderita hemofilia yang (4) Ingesti jus yang asam. mengeluhsakit kepalaberatdan 63. Ketika mengumpulkan data ri- muntah yang tiba-tiba, serta me- wayat, berikut ini yang paling nunjukkan konfusi dan letargi mungkin menyebabkan glomeru- diduga mengalami lonefritis akut pada anak adalah aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. eS Kunci Jawaban Tes Komprehensif Jawaban: (2). Karena defek struktural, anak-anak yang menderita celah palatum dapat mengalami fungsi tuba eustachius yang tidak efektif mengakibatkan periode otitis media yang sering. Sebagian be- sar anak yang mengalami celah palatum tetap mendapatkan nutrisi yang baik dan mempertahankan nutrisi yang adekuat melalui peng- gunaan teknik pemberian makan yang tepat. Partikel makanan tidak melewati celah dan masuk ke dalam tuba eustachius. Tidak ada hubungan antara celah palatum dan deformitas telinga kongenital. Jawaban: (1). Untuk anak usia 3 bulan, femur yang fraktur akan sem- buh dalam 2 sampai 4 minggu. Anak-anak cenderung untuk sembuh dalam 4 sampai 6 minggu, anak remaja dalam 8 sampai 10 minggu, dan orang dewasa dalam 10 sampai 16 minggu. Jawaban: (2). Ketika memberi kemoterapi, perawat harus mengobser- vasi reaksi anafilaktik selama 20 menit dan menghentikan pengobatan jika diduga terjadi reaksi anafilaktik. Kemoterapi dikaitkan efek yang merugikan baik spesifik maupun umum. Oleh karena itu, peman- tauan yang ketat adalah penting. Tindakan perawatan intravena, se- perti memberikan obat melalui intravena yang mengalir lancar dan mengkaji tanda-tanda infiltrasi dan iritasi, sangat penting ketika memberikan kemoterapi. Beberapa agens adalah vesikan dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang parah jika terjadi infiltrasi. Jawaban: (2). Osteogenesis imperfekta merupakan gangguan kongeni- tal yang dapat menyebabkan fraktur patologis dan biasanya dika- rakteristikkan dengan sklera yang berwarna biru. Osteomielitis adalah infeksi pada tulang. Osteogenesis imperfekta merupakan kanker tu- lang yang dapat menyebabkan fraktur, tetapi tidak berhubungan den- gan sklera biru. Osteoartritis merupakan gangguan degeneratif. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 524 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik KIMIA DARAH (Lanjutan) ul NILAL NORMAL Klorida Bayi 98-113 mEq/dL Selanjutnya 98-107 mEqidL. Kolesterol 0-4 tahun (pria) 114-203 mg/dL 0-4 tahun (Wanita) 112-200 mg/d. 5-9 tahun (pria) 121-203 mg/d. 5-9 tahun (wanita) 126-205 mg/dL 10-14 tahun (pria) 119-202 mg/dL. 10-14 tahun (wanita) 124-201 mg/dL 15-19 tahun (pria) 113-197 mg/dL 15-19 tahun (wanita) 119-200 mg/dL. Kreatinin Baru lahir 0,3-1,0 mg/d Bayi 0,2-04 mg/d. Anak—anak 0,3-0,7 mg/dL Remaja 0,5—1,0 mg/dL Kreatinin Kinase (CK, CPK) Baru lahir 68-580 U/L 6-1 tahun (pria) 56-185 UA, 12-18 tahun (pria) ~ 35-185 UL 219 tahun (pria) 38-174 UL 6-7 tahun (wanita) 50-145 UL 8-14 tahun (wanita) 35-145 U/L 15-18 tahun (Wanita) 20-100 U/L 219 tahun (wanita) 96-140 U/L Glukosa 1 hari 40-60 mg/dl. Setelah | hari 50-90 mg/dL. ‘Anak-anak 60-100 mg/dL Dewasa 70-105 mg/dl Magnesium Baru lahir 12-18 mEq/L Dewasa 1,3-21 mEq/L. Fosfat 0-5 hari 1-3 tahun 4-11 tahun 12-15 tahun 16-19 tahun 2,7-4,7 med aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. 528 — Panduan Belajar: Keperawatan Pediatrik URINALISIS RUTIN ut NILAI NORMAL Warna Kuning pucat sampai kuning gading Turbulensi Jemih sampai sedikit berkabut Berat jenis 1,015-1,025 pH 45-80 Glukosa Negatif Keton Negatif Darah Negatif Protein Negatif Bilirubin Negatif Urobilinogen 0,1-1,0 Nitrat untuk bakteri Negatif Estrase leukosit Negatif Kast Kast hialin Sel Darah Merah Negatif atau jarang Kistal Urine Asam: Amorios urat Asam urat Kalsium okasalat Natrium asam urat Urine alkalin: Amortus fosfat Kalsium fosfat Amonium biurate Tripel fosfat Kalsium karbonat Sel Darah Putih Negatif atau tidak ada Sel Epitel Sedikit CAIRAN SEREBROSPINAL (PUNGSI LUMBAL) DENGAN DIAGNOSIS PEDIATRIK UMUM GANGGUAN TEKANAN (MM H,0) PENAMPAKAN LEUKOSIT PROTEIN Normal <180 Jernih 0-5 limfosit. 15-35 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. EMLA, 21 Endokarditis antibiotik profilaksis untuk, 309 pada demam reumatik, 329 Endokrin, gangguan ” gambaran Klinis, 437 pemeriksaan laboratorium, 439 penatalaksanaan keperawatan, 439-441 pengkajian, 437-439 terapi medis, 441¢ Endokrin, sistem fungsi, 434-437 perkembangan, 435t-436t Enkopresis, 76 Enuresis, 76, 348-350 Epiglotitis, 223-225 Erikson, E., teori pertumbuhan dan perkembanigan, 8 pada anak usia sekolah, 77 pada bayi, 31 pada remaja, 95 pada todler, 47 pada usia prasekolah, 62 Eritema marginatum, 330 F Fase intuitif, 65 prakonseptual, 65 Feses, analisis pada, 2451 pada diare, 113 Fraktur, 375-377 Frekuensi pernapasan, 17, 18¢ Freud, S., teori pertumbuhan dan perkembangan, 8 pada anak usia sekolah, 79 pada bayi, 33 pada remaja, 96-97 pada todler, 49 pada usia prasekolah, 64 Fibrosis kistik, 234-236 etiologi, 234 gambaran klinis, 235-236 nutrisi, 236 patofisiologi, 234 penatalaksanaan keperawatan, 236 Fifth disease, 192-194 Fobia sekolah, 132 Indeks 535 Fontanel, 27 Foramen ovale, 300 Formula, untuk bayi, 2Z G Gagal jantung kongestif, 326-329 etiologi, 326 gambaran klinis, 327-328 patofisiologi, 327 penatalaksanaan keperawatan, 328.329 Gagal tumbuh, nonorganik, 138-139 Gangguan kromosom, 2 Gangguan monogenik, 2-3 Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH), 128-131, 1B1k etiologi, 129 Klasifikasi, 128 kriteria diagnostik untuk, 128-130 pengobatan medis, 131k penyuluhan pasien/keluarga, 130-131 proses keperawatan, 129-131 Gastrointestinal gangguan pada fibrosis kistik, 235 proses keperawatan, 241-246 Gastrointestinal, sistem anatomi, 241 fisiologi, 241, 242t pemeriksaan laboratorium, 244 pengkajian, 243 perkembangan, 242 Genetika, 1 Genitourinaria, gangguan proses keperawatan, 340-345 Genitourinaria, sistem anatomi, 338 fisiologi, 338-340 - pemeriksaan laboratorium, 341-434 pengkajian, 340-342 perkembangan, 339¢ Gigi, kesehatan pada anak usia sekolah, 75-76 pada bayi, 28 pada remaja, 93 pada todler, 45 pada usia prasekolah, 60 Gips spica panggul, 374g aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Migrain, pada anak, 5 Monosomi, definisi, 2 Moral, perkembangan, 8 pada anak usia sekolah, 80 pada remaja, 98 pada todler, 51 pada usia prasekolah, 65-66 Morbiditas, penyebab, 10-11, Lit Mortalitas, penyebab, 10, Lit Motorik, perkembangan pada anak usia sekolah, 76 pada bayi, 29-30 pada todler, 45-46 pada usia prasekolah, 61 ‘Munchausen Syndrome by Proxy (MSP), 133 Muskuloskeletal, gangguan dan pertum- buhan dan perkembangan, 370 imobilisasi, 371k proses keperawatan, 365-370 Muskuloskeletal, sistem anatomi, 363 fungsi, 363 pemeriksaan laboratoriutm, 366-367 pengkajian, 365 perkembangan, 363-365, 364t N Nadi, pengukuran, 17, 18t Nasofaringitis, 217-218 Nefroblastoma, 480-481 Neuroblastoma, 461 Neurologik, gangguan dan pertumbuhan dan perkembang- an, 401 gambaran Klinis, 394-395 kewaspadaan keamanan, 408k pemeriksaan laboratorium, 395 proses keperawatan, 394-401 terapi medis, 3991-400t Nodul subkutan, 330 NSAID (nonsteroidal inflamatory drugs), 162t Nutrisi pada anak usia sekolah, 74-75 pada bayi, 27 pada celah bibir/palatum, 247-248 pada diare, 116 pada fibrosis kistik, 236 pada gagal tumbuh, 139 Indeks 539 pada gangguan kardiovaskular, 306-309 pada gangguan muskuloskeletal, 369-370 pada glomerulonefritis, 356 pada infeksi HIV, 159 pada kanker, 472 pada penyakit ginjal, 343 pada penyakit pernapasan, 212 pada penyakit seliaka, 256 pada refluks gastroesofagus, 251 pada remaja, 92-93, 92¢ pada todler, 44 pada usia prasekolah-52 Oo Obat, oftalmik, 21 oral, pemberian, 21 otik, 21 pemberian, 20-21 telinga, pemberian, 21 Obstruksi jalan napas, pada epiglotitis, * 223, 224g, Organ limfoid, 151 Orientasi seksual, pada remaja, 97 Osteogenesis Imperfekta (Ol), 371-373 Otitis media akut (OMA), 219-221 Otonomi versus rasa malu dan ragu, 47 F Paralisis serebral diskinetik /atetoid, 380 etiologi, 380-381 gambaran Klinis, 381 patofisiologi, 381 penatalaksanaan keperawatan, 382-383 spastik, 380 Parotitis, 197 Paten duktus arteriosus (PDA), 315-316 Pelecehan seksual, 133 Pemikiran formal, 98 Pencernaan, 241 Penganiayaan anak, 133-138 aran klinis, 133-134 etiologi, 133-134 aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. gambaran Klinis, 416 patofisiologi, 415 pemeriksaan laboratorium, 416 penatalaksanaan keperawatan, 416-417 Sirkulasi janin, 300, 301g Sirkulasi neonatus, 300, 302g Sistem imun perkembangan, 152t fisiologi, 151-154 Sistem kardiovaskular, pengkajian, 300-305, 305¢ Sistem saraf anatomi, 390-391 fisiologi, 391-393 pengkajian, 394-397 perbedaan respons sistem saraf, 393-394 perkembangan, 392-393 Sistoskopi, 342 Sistouretrogram kandung kemih, 342 Skoliosis, 377-379 Sosialisasi, pada anak usia sekolah, 78, pada bayi, 31 pada remaja, 95 pada todler, 48 pada usia prasekolah, 62-63 Stenosis aorta, 320 Stenosis paru, 321 Stenosis pilorik, 252-254, 253g Stresor, pada anak usia sekolah, 78 Syok, akibat luka bakar, 120 T Tahap, falik, 64 formal operasional, 97 konkret operasional, 80 pascakonvesional moralitas, 98 prakonvesional, 65-66 praoperasional, 65 Takut, pada anak usia sekolah, 78 pada bayi, 31 pada remaja, 95 pada todler, 47-48 pada usia prasekolah, 62 Talasemia, 285-288 Indeks 543 gambaran klinis, 286 patofisiologi, 285-286 pemeriksaan laboratorium, 286-287 penatalaksanaan keperawatan, 287-288 Tanda-tanda vital, pengukuran, 17-18 Teman sebaya, pada remaja, 95 Temperamen, dan pertumbuhan dan perkembangan, 2 mendekat-menjauh, 9 Tekanan intrakranial (TIK), peningkatan etiologi, 401-402 gambaran klinis, 402-403 pada sindrom Reye, 415 patofisiologi, 402 pemeriksaan laboratorium, 403 penatalaksanaan keperawatan, 403-404 Tekanan darah, pengukuran, 17 ‘Terapi kelasi, 287 Tetralogi Fallot, 322-323 Tonsilitis, 218 Tidur pada anak usia sekolah, 75 pada bayi, 28 pada remaja, 93 pada todler, 44-45 pada usia prasekolah, 60 riwayat, 15 Timeouts, 49 Tinggi badan pada anak usia sekolah, 74 pada bayi, 26 pada todler, 43 pada remaja, 91 pada usia prasekolah, 59 Transposisi pembuluh darah besar, 323-324 . Trunkus arteriosus, 324-325 Todler, pertumbuhan dan perkembangan pada, 43-54, Lihat juga Pertumbuh- an dan perkembangan, pada todler bahasa, 50 peningkatan kesejahteraan, 51-52 reaksi terhadap, kematian, 143 hospitalisasi, 51 toilet training pada, 49, 50k Toilet training, 49, SOk aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. aa You have either reached a page that is unavailable for viewing or reached your viewing limit for this book. Buku ini menggabungkan tinjauan materi yang paling komprehensif dan dilengkapi dengan soal-soal latihan. Buku ini dapat membangun rasa percaya diri Anda dalam persiapan menghadapi kuis, tes, dan NCLEX. TR UCT UUM TELCO > Tinjauan Proses Keperawatan mencakup setiap langkah proses keperawatan, membantu Anda mengidentifikasi temuan pengkajian yang biasa ditemukan, diagnosis, tujuan, intervensi, dan evaluasi hasil. ese Geel Mir ear eral ale} yang perlu diingat di klinis. > Bagan Obat memberikan rujukan cepat klarifikasi obat, Tile Kotak Penyuluhan Klien dan Keluarga merinci informasi FTV UMUC La LNs -1ec- 1M LM CAe-] °c Lt » fingkungan klinis. eestor Lr m ual ela ea TULIP RUT setiap bab. Kunci jawaban baik salah maupun benar. > Pertanyaan Tes Komprehensif menggunakan pertanya- Elmer Sm el Mae Sti Oa CLOT Caan Lire) CT > Lampiran A, Nilai Normal Pemeriksaan Laboratorium, merupakan pedoman referensi cepat dan mudah, yang memuat nilai-nilai pemeriksaan pediatrik normal. Dirancang khusus untuk meningkatkan pemahaman Anda dalam erie Coc Le LCL a Le Lee > Lampiran B, Pertimbangan Keperawatan Terhadap eer ele Umm PET: eet Mme beberapa petunjuk dan kiat penting yang perlu diingat eu eer aCe ol -Tet-Te) clad lame 1 Ue untuk pemeriksaan laboratorium dan diagnostik umum. i a

You might also like