You are on page 1of 6

Bilman WS.

: Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam Jagung dan Pengolahan Tanah 25

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata),


PERGESERAN KOMPOSISI GULMA PADA BEBERAPA JARAK TANAM

JAGUNG DAN BEBERAPA FREKUENSI PENGOLAHAN TANAH


ASSESSMENT 0F SWEETCORN (Zea mays saccharata) GROWTH AND WEEDS
COMPOSITION CHANGING ON SOME PLANTING DISTANCE OF CORN AND
SOME CULTIVATION FREQUENCY OF SOIL

Bilman WS
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

ABSTRACT

Objectives of the experiment were to evaluate sweetcorn growth and weed composition change on some soils cultivation
frequency and planting distance of corn. The experiments were conducted in the Research Education Garden and
Agricultural Development, Gajah Mada University, Yogyakarta using split plot design with three replication. Main plots
are soils cultivation comprising one time (P1), two times (P2), three times cultivation (P3). Subplots are planting distance
comprising 40 cm x 25 cm (J1), 60 cm x 25 cm (J2), 60 cm x 50 cm (J3). Results showed that nonsignificantly different of
the parameter's interaction between soil cultivation frequencies and planting distances of corn. No significantly changing
of weed communities development. Soil cultivation two times and planting distance in 60 cm x 50 cm at 42 date after
planting (DAP) have the best effect in leaf area increase. The highest plant growth increase found at soil cultivation two
times and planting distance 40cm x 25cm since 28 to 42 DAP. Highest net assimilation increase found at three times of
soils cultivation and planting distance in 60 cm x 50cm since 28 to 42 DAP.

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pertumbuhan tanaman jagung manis dan pergeseran komposisi gulma pada
beberapa frekuensi pengolahan tanah dan beberapa.jarak tanam jagung. Penelitian dilaksanakan di Kebun Pendidikan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dengan menggunakan rancangan petak
terpisah (split plot design) yang diulang 3 kali. petak Utama terdiri dari : Pengolahan tanah satu kali (P1), Pengolahan tanah
dua kali (P2), Pengolahan tanah tiga kali (P3).Jarak tanam sebagai anak petak terdiri dari : 40 cm x 25 cm (J1), 60 cm x 25
cm (J2), 60 cm x 50 cm (J3). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada interaksi yang nyata antara frekuensi pengolahan
tanah dan jarak tanam pada parameter yang diamati. Tidak ada perubahan perkembangan komunitas gulma yang berarti..
Perlakuan pengolahan tanah dua kali dan jarak tanam 60 cm x 50 cm saat 42 HST menunjukkan pengaruh yang terbaik pada
pertambahan luas daun. Laju pertumbuhan tanaman terbaik saat 28 sampai 42 HST terdapat pada perlakuan pengolahan
tanah dua kali dan jarak tanam 40cm x 25cm.Laju asimilasi bersih terbaik pada umur 28 sampai 42 HST terdapat pada
pengolahan 3 kali dan jarak tanam 60 cm x 50cm.

PENDAHULUAN dap tanaman dapat terjadi secara langsung yaitu


dalam hal bersaing untuk mendapatkan unsur
Produktivitas jagung manis di Indonesia hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Secara
relatif rendah bila dibandingkan dengan negara tidak lansung sejumlah gulma merupa-kan inang
Australia yang produksinya telah mencapai 7 - dari hama dan penyakit. Gulma yang dibiarkan
10 ton tongkol segar per hektar (Lubach, l980). tumbuh pada tanaman jagung manis dapat
Kehadiran gulma pada tanaman jagung manis menurunkan hasil 20- 80 %.
merupakan penyebab terhadap rendahnya hasil Untuk mengeliminasi gulma di pertanaman,
jagung manis tersebut. Pengaruh gulma terha- perlu tindakan pengendalian yang efektif dan
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 3. No. 1, 2001. Hal 25-30 26

efisien, sebelum tanam maupun sesudah tanam. gulma. Kondisi itu dapat mem-percepat laju
Menurut Zimdahl (l993), pengendalian gulma penambahan berat kering ta-naman yang
dapat dilakukan secara mekanis sebelum tanam diaktualisasikan dalam pening-katan LPT dan
dengan cara pengolahan tanah. Metode ini ILD. Indeks luas daun (ILD) tanaman
aman bagi manusia dan tanaman yang dibudi- berkaitan erat dengan hasil biji mau-pun berat
dayakan, tetapi memerlukan lebih banyak te- kering dari suatu tanaman (Chang, l968).
naga manusia, waktu dan biaya. Pengolahan Tercapainya hasil biji maksimum karena ILD
tanah untuk mempersiapkan penanaman de- berada dalam keadaan optimum. Nilai ILD
ngan memperbaiki sifat fisik tanah dan kimia yang optimum menunjukkan bahwa kecepatan
tanah, mempertahankan kelembaban tanah, dan fotosintesis telah mencapai maksimum (Beets,
membenankan sisa-sisa tanaman memudahkan l982).
perkembangan perakaran dan perkecambahan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
benih (Abidin dan Lando, l986). Pengolahan mendapatkan frekuensi pengolahan tanah dan
tanah lebih dari satu kali disertai dengan selang jarak tanam serta kombinasi keduanya yang te-
waktu tertentu dapat menekan pertumbuhan pat untuk mengendalikan pertumbuhan gulma
gulma, sebab setiap pengulangan pengolahan melalui pendekatan analisis pertumbuhan ta-
tanah akan membunuh gulma yang telah tum- naman.
buh. Menurut Sukman dan Yakup (1991), pe-
ngolahan tanah berpengaruh terhadap hi- METODE PENELITIAN
langnya sifat dominansi apikal organ vegetatif
gulma, sehingga tunas pada setiap buku mampu Penelitian telah berlangsung dari bulan
tumbuh dan kemudian terbunuh dengan peng- April sampai Juli l998 di KP4 Universitas
olahan tanah berikutnya. Gadjah Mada, Yogyakarta. Rancagan perco-
Selain pengolahan tanah, variasi peng- baan yang digunakan adalah rancangan petak
aturan jarak tanam merupakan salah satu cara terpisah (split plot design) dengan tiga
pengen-dalian gulma secara kultur teknis, yang ulangan. Perlakuan percobaan terdiri atas
dapat untuk meningkatkan daya saing tanaman frekuensi pengolahan tanah dan Jarak tanam.
budidaya terhadap gulma dan meningkatkan Analisis ve-getasi dilakukan sebelum
hasil. Menurut Mintarsih et al. l989, pening- pengolahan tanah, lahan dibagi 3 blok diambil 9
katan kerapatan populasi tanaman persatuan sampel gulma se-tiap blok, ukuran petak sampel
luas pada suatu batas tertentu dapat mening- 50cm x 50 cm. Setiap petak sampel diamati
katkan hasil biji jagung. Namun penambahan kerapatan dan be-rat kering setiap spesies
jumlah tanaman selanjutnya akan menurunkan gulma. Dihitung koe-fisien komunitas gulma (C)
hasil karena terjadi kompetisi unsur hara, air, di atas 75%, artinya komunitas gulma yang
ruang tumbuh dan sinar matahari. Faktor utama diamati se-ragam.
yang menyebabkan turunnya jumlah tongkol Lokasi penelitian diolah sesuai perlakuan
yang berbiji dan hasil biji setiap tanaman ja -gung yaitu : Perlakuan Frekuensi pengolahan tanah
adalah daun saling menutupi. Cahaya matahari sebagai petak utama, terdiri dari 3 tingkat yaitu
adalah faktor penting dalam proses fotosintesis : Pengolahan tanah 1 kali ( P 1) dengan bajak
dan penentu laju pertumbuhan tanaman (LPT) yaitu dua hari sebelum tanam; Peng-olahan
sehingga intensitas, lama pe-nyinaran dan tanah 2 kali (P 2) dengan bajak yaitu
kualitasnya sangat berpengaruh terhadap proses pengolahan tanah pertama 7 hari sebelum
fotosintesis tersebut. Bila daun saling menutupi pengolahan tanah ke 2 dan pengolahan tanah ke
maka sinar tidak dapat dite-ruskan kepada 2 dua HST; Pengolahan tanah 3 kali (P 3)
gulma yang tumbuh di bawah nya, yang akan dengan bajak yaitu pengolahan tanah pertama 7
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan hari sebelum pengolahan tanah ke 2 dan
Bilman WS. : Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam Jagung dan Pengolahan Tanah 27

pengolahan tanah kedua 7 hari sebelum Urea, 300 kg TSP dan 250 kg KCl per hektar.
pengolahan tanah ke 3 dan pengolahan tanah ke Pupuk Urea diberikan sepertiga saat tanam dan
tiga, dua HST. Satu hari sebelum tanam tanah dua pertiga saat 30 HST. Pupuk fosfor dan
digaru, digemburkan, diratakan dibersih-kan dari kalium diberikan bersamaan saat tanam.
rumput-rumputan yang dapat meng-ganggu Pemberian pupuk ditugal di kiri dan kanan
pertumbuhan. Dibuat 27 petakan masing- sejauh 8 cm dari lobang tanam. Hama dan
masing petakan berukuran 6,0m x 4,0m, tinggi penyakit yang menyerang pucuk daun, batang,
saluran antar petakan 25 cm. Jarak antar blok tongkol diguna-kan Azodrin 15 WSC dengan
1,5 m, jarak antar plot dalam blok 1,0 m dan dosis anjuran, mencegah penyakit bercak daun
jarak antar petakan dalam plot 0,5 m. Anak yang diakibatkan cendawan digu-nakan
petak dalam penelitian ini adalah Populasi Dithane M-45.
tanaman terdiri dari tiga perlakuan yaitu : (J1) Adapun parameter yang diamati dalam
jarak tanam 40 X 25 cm (100.000 tanaman per penelitian ini adalah perubahan komposisi gul-
hektar); (J2) jarak tanam 60 X 25 cm (66.666 ma, Indeks luas daun (ILD),. Laju pertum-
tanaman per hektar); (J3)= jarak tanam 60 X 50 buhan Tanaman (LPT), dan. laju asimilasi ber-
cm (33,333 tanaman per hektar). Benih jagung sih (LAB)
manis di tanam satu hari setelah tanah digaru Data dianalisis dengan sidik ragam pada
dan diratakan. Penanaman dilakukan dengan jenjang nyata 5%. Untuk mengetahui perbe-
cara menugal sedalam 3 cm dan setiap lobang daan antar perlakuan dilanjutkan dengan pe-
diisi 2 benih. Untuk men-cegah serangan ngujian uji DMRT taraf 5%.
serangga dan lalat bibit, lubang tempat benih
yang telah ditugal lebih dahulu ditaburi Furadan HASIL DAN PEMBAHASAN
3G dosis setara 20 kg ha -1. Satu minggu setelah
tanam dilakukan pen-jarangan sehingga tinggal 1. Komposisi gulma
satu tanaman setiap lobang tanam. Bersamaan Analisis komposisi jenis gulma (Tabel 1 dan
dengan penjarangan dilakukan penyulaman Tabel 2) dari perlakuan populasi tanaman (jarak
pada tanaman yang tidak tumbuh atau tidak tanam) dan pengolahan tanah belum mampu
sehat. Pembumbunan dilakukan tiga minggu mengubah komposisi jenis gulma umur 21 dan
setelah tanam. 42 HST dengan nilai koefisien komu-nitas
Semua tanaman pada petak perlakuan gulma masih di atas 75%.
diberi pupuk dasar dengan dosis anjuran 400 kg

Tabel 1. Koefisien komunitas gulma (%) antar perlakuan jarak tanam pada umur 21 dan 42 HST

Frekuensi pengolahan tanah Perbandingan antar perlakuan Koefisien komunitas (%)


jarak tanam
21 HST 42HST
J1-J2 97,12 88,25
1 kali ( P1) J1-J3 83,75 79,12
J2-J3 82,98 91,14
J1- J2 90,20 96,65
2 kali (P2) J1- J3 92,75 89,47
J2- J3 84,09 87,69
J1- J2 90,70 87,37
3 kali (P3) J1- J3 90,16 94,12
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 3. No. 1, 2001. Hal 25-30 28

J2- J3 86,66 84,46

Tabel 2. Koefisien komunitas gulma (%) antar perlakuan pengolahan tanah pada umur 21 dan 42
HST

Perlakuan jarak Perbandingan antar Koefisien komunitas (%)


tanam frekuensi pengolahan
tanah 21 hst 42hst
P 1-P 2 92,13 91,18
40 cm x 25 cm (J1) P 1-P 3 90,31 96,97
P 2- P 3 97,68 94,25
P 1- P 2 86,30 94,52
60 cm x 25 cm (J2 ) P 1- P 3 84,89 97,38
P 2- P 3 92,08 97,08
P 1- P 2 84,99 89,86
60 cm x 50 cm (J3) P 1- P 3 88,68 76,81
P 2- P 3 85,87 82,0

Hal ini karena saat tanaman berumur 21 hari,


daun tanaman belum saling menaungi sehingga 2. Luas daun
gulma mendapatkan cahaya penuh untuk per-
tumbuhannya. Selanjutnya saat umur 42 HST Tingginya luas daun pada perlakuan J2 dan
daun tanaman sudah mulai saling menaungi J1 dibandingkan dengan perlakuan J3 pada
tetapi belum terjadi penutupan secara penuh umur 14 dan 28 HST (Tabel 3). Hal ini diduga
yang berakibat gulma masih mendapatkan karena semakin besar tanaman dan rapat akan
cahaya yang cukup untuk pertumbuhannya se- memacu tanaman untuk menyerap unsur hara,
hingga perubahan komposisi gulma yang terjadi air dan cahaya untuk pertumbuhannya. Cukup-
kecil. nya kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
Masih homogennya gulma yang tum- pertumbuhan akan merangsang pertambahan
buh pada saat pengamatan 21 dan 42 hari tinggi tanaman dan pembentukan daun-daun
setelah tanam (C di atas 75%) kemungkinan se- baru. Pembentukan daun baru akan berakibat
lain gulma mampu mengintersepsi cahaya un- mening-katkan jumlah daun tanaman sehingga
tuk proses fotosintesa juga adanya biji-biji gulma luas daun total yang dihasilkan per tanaman
yang mengalami dormansi dan umbi gul-ma meningkat walaupun luas daun per individu
yang terdapat dalam tanah, akibat perlakuan kecil. Luas daun bertambah berarti meningkat
pengolahan tanah terangkat kepermukaan tanah pula penyerapan cahaya oleh daun.. Daun se-
dan terpotongnya umbi-umbi gulma sehingga bagai tempat biologis-nya fotosintesis sangat
dapat tumbuh dan berkembang biak selama menentukan penyerapan dan perubahan energi
penelitian berlangsung. cahaya dalam pembentukan biji dan hasil panen.
Bilman WS. : Pergeseran Komposisi Gulma Pada Beberapa Jarak Tanam Jagung dan Pengolahan Tanah 29

Rendahnya luas daun pada perlakuan P2 dianya unsur-unsur hara dan air di dalam tanah
dan P3 dibandingkan P1 diduga pengolahan ta- yang diserap tanaman untuk memacu pertum-
nah dengan frekuensi P2 dan P3 dapat memacu buhan sehingga laju pertumbuhannya nyata
pertumbuhan gulma dan perkembangannya lebih tinggi dari J3.
serta merangsang biji gulma yang dorman un- Pada J1 menunjukkan LPT nyata lebih
tuk tumbuh sehingga terjadi persaingan khu- tinggi dari J3, tetapi tidak berbeda nyata dengan
susnya ruang tumbuh tanaman. J2 pada umur 28-42 HST. Tingginya LPT pada
J1, diduga semakin tinggi tingkat kerapatan
Perlakuan J3 menunjukkan luas daun nya-
tanaman akan memacu penyerapan unsur hara,
ta lebih tinggi dari perlakuan J1 dan J2 pada
air dan cahaya matahari antara tanaman pada
umur 42 HST. Hal ini disebabkan pada perla -
luasan tertentu. Dalam usaha mengoptimalkan
kuan J3 tajuk tanaman dapat berkembang de-
penyerapan cahaya matahari tanaman menun-
ngan baik, cahaya yang didapat dimanfaatkan
jukkan pertumbuhan memanjang agar mempe-
tanaman untuk berfotosintesis lebih besar di-
roleh cahaya untuk memenuhi kebutuhan ta-
banding dengan jarak tanam lainnya sehingga
naman berfotosintesis.
fotosintat dihasilkan lebih besar yang men-
dukung pertumbuhan daun dan organ lainnya.
3. Laju pertumbuhan tanaman 4. Laju asimilasi bersih

Perlakuan J2 dan J1 menunjukkan LPT


Pengamatan LAB umur tanaman 28 -
jagung nyata lebih tinggi dan berbeda nyata
42 HST dipengaruhi oleh jarak tanam.
dengan J3 (Tabel 3). Hal ini diduga jarak ta-
Perlakuan J3 menunjukkan LAB nyata lebih
nam yang lebih rapat memberikan pengaruh
tinggi dari J2 dan J1 (Tabel 3). Tingginya LAB
yang berbeda dalam memanfaatkan cahaya
pada J3, hal ini diduga kurangnya daun tanaman
untuk pertumbuhannya. Pada perlakuan J2 dan
yang saling menaungi sehingga akan
J1 diperoleh LPT tertinggi pada 14 - 28 HST,
memaksimalkan cahaya matahari yang diterima
pada keadaan ini pertumbuhan tanaman lebih
oleh daun dibandingkan dengan jarak tanam
rapat sehingga mampu memanfaatkan cahaya
yang lebih rapat.
secara optimum yang didukung oleh terse-

Tabel 3. Rataan laju asimilasi bersih, luas dan laju pertumbuhan tanaman

Laju asimilasi bersih Luas daun (cm2/tanaman) Laju pertumbuhan tanaman


Perlakuan (g/cm2/hari)
14-28 HST 28 - 42 HST 14 HST 28 HST 42 hst 14-28 HST 28-42 HST
FPT
1 kali (P1) 0,00219 p 8,5888E-04 p 218,14 a 2302,1 a 3625,16 a 0,0011 a 0,0012 a
2 kali (P2) 0,00217 p 9,5367E-04 p 215,16 a 1932,3 b 3899,51 a 0,0009 a 0,0014 a
3 kali (P3) 0,00186 p 0,001106 p 218,13 a 1883,5 b 3592,82 a 0,0009 a 0,0013 a
Jarak tanam
40cm x 25 cm 0,00212 p 0,00114 p 245,79 p 2196,7 p 3173,51 q 0,0013 p 0,0018 p
60cm x 25 cm 0,00209 p 5,7778E-04 p 258,08 p 2368 p 3622,12 q 0,0013 p 0,0013 pq
60cm x 50 cm 0,00201 p 0,0012003 q 147,57 q 1553,3 q 4321,86 p 0,0005 q 0,0008 q
Angka sekolom yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada DMRT 5%
FPT = Frekuensi Pengolahan Tanah, HST = hari setelah tanam
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. 3. No. 1, 2001. Hal 25-30 30

Dengan demikian fotosintat yang dihasilkan Abidin, B. dan Lando. T.M., l986. Cara
akan tinggi untuk ditranslokasikan ke bagian biji Pemberantasan Alang-alang (Imperata
sesuai dengan tujuan penelitian sebagai hasil cylindrica) dan Efisiensi Penggunaan Alat
akhir dari tanaman yang dibudidayakan. Hal ini Pengolahan Tanah. Agrikam, 1(3) : 79 -
sesuai dengan pendapat Tesar (l984), bahwa 83.
laju asimilasi bersih (LAB) tergantung dari Beets, W. C., l982. Multiple Cropping and
tingkat penyinaran matahari ke tanaman. Farming Gower Publishing Company Li-
Penyebaran radiasi matahari pada tajuk mited, Gower House, Croft Road,
menentukan laju produksi bahan kering per Aldershot, Hampshire, England. 156 p.
satuan luas daun selama pertumbuhan ve- Chang, T.H., L968. Climate AND Agriculture
getatif. Adanya saling menaungi antara daun an Ecological Survey , Aldin Publshing,
akan menurunkan laju asimilasi bersih (NAR). Company , Chicago. 296P..
Lubach. G.W. 1980. Growing Sweet Corn For
KESIMPULAN Processing. Queensland Agric. J. 186 (3)
: 218-230.
Tidak terdapat perubahan komposisi jenis Mintarsih, Eppy Yuliani, Sri Hannasih dan Joko
gulma baik pada perlakuan pengolahan tanah Widyatmoko. l989. Pengaruh Jarak
maupun jarak tanam (nilai C > 75%). Per- Tanam di dalam Barisan Tanaman
tambahan luas daun tertinggi dijumpai pada ta- Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
naman jagung berumur 42 HST dengan Tanaman Jagung (Zea mays L.) Varietas
perlakuan pengolahan tanah dua kali dan jarak Arjuna. Farming : 3 - 13.
tanam 60 cm x 50 cm. Sitompul, S. M. dan Bambang Guritno., l995.
Laju pertumbuhan tanaman jagung tertinggi Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajah
ketika jagung berumur antara 28-42 HST Mada University Press, Yogyakarta. 412
dengan pengolahan tanah dua kali dan jarak hal.
tanam 40cm x 25cm, sedang laju asimilasi Sukman, Y. dan Yakup. 199l. Gulma Dan
bersih tertinggi pada umur yang sama dengan Teknik Pengendaliannya. Penerbit
pengolahan tanah 3 kali dan jarak tanam 60 cm Rajawali Press Jakarta. 157 Hal.
x 50cm. Tesar, M.B., l984. Physiologi Basic of Crop
Growth and Development. Am. Sne. of
Agro. Crop Sci. Sne of Am., Mead Son
DAFTAR PUSTAKA Wisconsin, USA.
Zimdahl, R. L. l993. Fundamentals of weed
science. Academic Press. Inc. San Diego.

You might also like