Professional Documents
Culture Documents
Self Control
Self Control
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
atau kematangan. Pada masa ini terdapat banyak sekali perubahan baik
(a) remaja awal, berada pada rentang usia 12 sampai 15 tahun; (b) remaja
berkisar pada usia 18 sampai 21 tahun. Penelitian ini berfokus pada remaja
dianggap seperti anak kecil melainkan ingin dianggap lebih atau sama
seperti orang dewasa. Sehingga individu yang berada pada masa ini
memiliki ciri-ciri masa mencari identitas atau jati diri (Suhartanti, 2015).
1
2
Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan
karena ketidak sesuaian antara perkembangan fisik yang sudah matang dan
untuk menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai
bersifat psikis salah satu yang harus dimiliki remaja yaitu kemampuan
bertentangan dengan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma sosial
menghargai orang lain. Maka dalam hal ini peran guru Bk (konselor
laku yang kurang baik. Untuk meningkatkan self control remaja serta
bahwa kontrol diri dilakukan secara sengaja, sadar, dan merupakan bagian
dari usaha untuk mencapai keinginan diri. Dari sini, disimpulkan bahwa
arah korelasinya. Upaya konselor dalam hal ini yaitu bisa diterapkan
diri (self control) yang baik pada remaja diharapkan bisa mengendalikan
dan menahan diri dari tingkah laku negatif serta dengan adanya
terpenuhi.
diri sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini (Gunarsa, 2004)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
remaja
self control
6
BAB II
pengalaman awal dari self control dan reward yang diberikan membentuk
yakni ketika anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak
yang lain dan berusaha mengadakan kontak sosial. Selain itu, Hurlock
sosial, serta kematangan dan faktor belajar lingkungan (Ursia, Siaputra, &
Sutanto, 2013a). Kontrol diri akan muncul pada tahun ketiga ketika anak
2013)
6
7
dengan pola hidup dan berfikir yang lebih baik lagi. Hal ini berkaitan
dengan faktor kognitif kemasakan kognitif yang terjadi selama masa pra
Para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat digunakan sebagai suatu
diri yang baik dan keadaan positif yang lain sedangkan self control negatif
Kontrol diri (self control) tidak terlepas dari kesadaran diri yang
tinggi atas sikap yang dimiliki individu. Kontrol diri individu itu
ditentukan oleh berapa besar dan sejauh mana individu tersebut berusaha
mampu membedakan mana yang baik dan yang tidak baik dalam bertindak
(Mulyasa, 2008).
orang lain, selalu konfom dengan orang lain, dan menutupi perasaannya
(Gunarsa, 2004)
merupakan salah satu fungsi pusat yang berada dalam diri individu. Self
timbulnya tingkah laku dianggap cukup besar, karena salah satu hasil
(Ardilasari, 2016).
mengelola faktor- faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk
mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain,
selalu konfom dengan orang lain, dan menutupi perasaannya (M. Nur
menahan dan mengendalikan perilaku sosial yang tidak pantas (Aini &
dengan pola yang sesuai dengan usia, suatu kendali batiniah. Begitupun
tingkah laku yang dilakukan dengan sengaja dan mempunyai tujuan yang
jelas tetapi dibatasi oleh situasi yang khusus sebagai kontrol diri. (M. Nur
variabel luar yang menentukan tingkah laku. Dan tingkah laku dapat
yang tidak disukai, dan memperkuat diri. Hal ini artinya kontrol diri
merupakan salah satu faktor dari dalam diri manusia yang mengontrol
faktor- faktor dari luar yang akan mempengaruhi tingkah laku manusia itu
Seorang anak pada umumnya masih belum mempunyai kontrol diri yang
baik, sehingga apa saja yang diinginkan, apa saja yang dipikirkan, dan apa
(Rachdianti, 2011)
tindakan yang efektif sesuai dengan standar ideal, nilai-nilai moral dan
oleh siswa, karena dengan self control yang baik perilaku siswa akan lebih
terarah ke arah yang positif, akan tetapi kemampuan ini tidak serta merta
Jika seorang guru mampu menanamkan self control yang baik kepada
mengajar, selain itu siswa akan lebih menghargai diri sendiri dan orang
kepedulian yang diberikan atau hingga taraf tertentu bahkan dapat juga
et al., 2013a)
diri ketika mereka mampu mengenal apa yang dapat dan tidak dapat
dan ketika mereka yakin bahwa mereka memiliki kemampuan agar supaya
bahwa semakin tinggi control diri siswa maka semakin baik pula cara atau
13
orang lain, melainkan menunggu pada saat dan tempat yang lebih tepat
(Mulyani, 2016)
dengan kontrol diri yang tinggi akan melihat dirinya mampu mengontrol
yang terbatas dan mengatasi berbagai hal merugikan yang mungkin terjadi
memerlukan self control kuat meliputi dua jenis pelanggaran, yaitu tipe
16
(index-offenses)
reaktif dan terus reaktif (terbawa hanyut ke dalam situasi yang sulit).
(Darmawan, 2016)
mudah frustasi.
lingkungan.
realistis.
beda. Termasuk tingkat self control yang ada pada diri laki-laki alamiah
2010)
20
jenis- jenis self control yang dimiliki oleh individu. Individu yang dapat
mengedalikan dirinya akan dapat dilihat dari sadar atau tidak terhadap
pada diri setiap orang itu memiliki jenis-jenis tertentu, jenis self control
Risnawita (Tarigan, 2016) adalah faktor internal yaitu usia dan faktor
tertentu belum tentu sama pada kondisi atau situasi yang lain. Situasi-
dasarnya kontrol diri itu secara garis besar dipengaruhi oleh faktor
1. Impulsif (impulsiveness)
mudah menyerah.
23
keamanan.
lebih penting dari pada urusan orang lain, dan ia akan berusaha
6. Pemarah (Temper)
kontrol diri pada stimulus atau situasi tertentu belum tentu sama dengan
stimulus atau situasi yang lain. Namun pada dasarnya, kontrol diri itu
secara garis besar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-
individu.
pengalaman evolusi.
evolusi, melainkan juga bisa disebabkan oleh kontrol emosi yang sehat
tanggung jawab, maka remaja cenderung memiliki kontrol diri yang baik.
pendukung tersebut.
mempengaruhi kontrol diri terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
diri individu. Faktor internal yang ikut andil terhadap kontrol diri
2. Faktor eksternal
mengontrol dirinya.
secara langsung self control pada anak dan pada orang dewasa. Faktor
dipengaruhi oleh orang tua. Orang tua menjadi pembentuk pertama self
control pada anak. Cara orang tua menegakkan disiplin, cara orang tua
merupakan awal anak belajar tentang kontrol diri. Hasil penelitian Liau-bei
orang tua dalam pembentukan self control dan pengaruh self control
ialah :
(unik) dan hal inilah yang akan membedakan pola reaksi terhadap
reaksi.
1. Religiusitas
2. Kesejahteraan Psikologis
3. Usia
sendiri.
asuh orang tua, dan faktor kognitif, sebagai penjelasannya adalah sebagai
berikut :
1. Orientasi religious
3. Faktor kognitif
perilakunya.
karena itu faktor internal dan eksternal terdapat pada setiap individu,
hanya saja ada kecenderungan untuk lebih memiliki salah satu tipe tertentu.
32
Disamping itu pengendalian diri dari luar dan dari dalam tidak bersifat
statis tapi juga dapat berubah, hal tersebut disebabkan karena situasi dan
1. mengendalikan perilaku
2. memodifikasi stimulus
3. mengantisipasi peristiwa
4. menafsirkan peristiwa
control) :
a. Behavioral control
subjektif.
c. Decisional control
kemungkinan tindakan.
konsentrasinya
godaan ini sangat berperan dalam pembentukan perilaku yang baik. Ada
ada kecenderungan anak untuk menentang aturan, tidak patuh pada orang
lingkungannya
keberanian dan emosi yang ada dalam diri seseorang. Pengendalian diri
beberapa fungsi:
ketergantungan pada obat atau zat kimia, rokok, alkohol dan lain
sebagainya.
keuangan.
Hal ini tidak lepas dari kenyataan bahwa kita tidak hidup sendirian,
oleh masyarakat
kontrol diri sebenarnya hanya ingin menjadikan diri lebih positif. Kita
BAB III
PERANAN GURU BK
dimasa yang akan datang. Dan juga guru BK membantu siswa untuk
segala keluh kesah yang mungkin begitu rumit dialami suatu individu
(Tohirin, 2014).
43
44
perkembanganbelajar di sekolah
kerangkatujuan-tujuan tersebut
belajar di sekolah
wewnang dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan bimbingan dan
yang mengacu pada undang dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah
harus:
baiknya
diposisikan sebagai musuh bagi siswa yang bermasalah. Faktor lain adalah
fungsi dan peran guru BK belum dipahami secara tepat baik oleh pejabat
masalahnya.
akademis
(Luddin, 2009)
47
layanan berpedoman kepada BK tujuh belas plus yang terdiri dari delapan
kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa
ungkapkannya. Harus diingat, bahwa media adalah salah satu alat untuk
kontrol diri secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara
keterampilan yang dimiliki oleh sang model dan proses belajar melalui
suasana yang kondusif bagi siswa untuk eksplorasi diri sehingga dapat
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Pemimpin kelompok
berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi
kegiatan kelompok.
2. Anggota kelompok
3. Dinamika kelompok
kelompok.
1. Asas kerahasian
2. Asas kesukarelaan
3. Asas kenormatifan
secara keseluruhan.
4. Asas kegiatan
5. Asas keterbukaan
53
dan terbuka menampilkan diri tanpa rasa takut, malu dan ragu.
pribadi klien dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka berguna. Dalam
menerapkan self control baik dalam dirinya sendiri maupun kepada orang
lain Menurut Michele Borba, Ed. D, setidaknya ada tiga langkah penting
memberi contoh control diri yang baik tentunya bagi anak dan
yang diutamakan.
sendiri.
kuat di dalam dirinya untuk mengontrol diri mereka (Yusainy & Fitriani,
2015).
lain.
kaca mata.
tentang mereka.
masa transisi. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan bahwa pada
masa krisis. Esensinya faktor usia menjadi tolak ukur kemampuan individu
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengendalian diri (self control) adalah faktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal kegagalan atau kesukaran. Oleh karena itu faktor internal dan
Disamping itu pengendalian diri dari luar dan dari dalam tidak
bersifat statis tapi juga dapat berubah, hal tersebut disebabkan karena
situasi dan kondisi yang menyertainya yaitu dimana ia tinggal dan sering
keterampilan yang dimiliki oleh sang model dan proses belajar melalui
57
59
terganggu
B. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
KARTU KUTIPAN
Aini, A. N., & Mahardayani, I. H. (2011). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan.
Jurnal Psikologi Pitutur, I(2), 65–71.
rendah, maka individu tersebut tidak mampu untuk mengontrol segala hal
Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja; Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua.
Bandung: Pustaka Setia.
5. Self control merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh
siswa, karena dengan self control yang baik perilaku siswa akan lebih
terarah ke arah yang positif, akan tetapi kemampuan ini tidak serta merta
terbentuk begitu saja, tetapi harus melalui proses-proses dalam kehidupan,
termasuk dalam menghadapi kondisi yang ada di lingkungan sekitarnya.
Jika seorang guru mampu menanamkan self control yang baik kepada
siswanya tentu akan mempermudah guru dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar, selain itu siswa akan lebih menghargai diri sendiri dan orang
lain (12)
6. Pendidikan agama Islam adalah salah satu wadah untuk meningkatkan self
control siswa, pendidikan agama Islam hendaknya dapat mewarnai
kepribadian anak, sehingga agama Islam itu benar-benar menjadi bagian
dari pribadinya yang akan menjadi pengendali (controling) dalam
hidupnya di kemudian hari. Untuk tujuan pembinaan pribadi itu, maka
pendidikan agama hendaknya diberikan oleh guru yang benar-benar
tercermin agama itu dalam sikap, tingkah laku, gerak-gerik, cara
berpakaian, cara berbicara, cara menghadapi persoalan dan dalam
keseluruhan pribadinya (15)
7. Untuk mengukur kontrol diri digunakan aspek-aspek sebagai berikut: (13)
Ali, M. dan Asrori, M.. 2011. Psikologi Remaja dan Perkembangan Peserta Didik.
(Jakarta: Bumi Aksara).
9. Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa atau
kematangan. Pada masa ini terdapat banyak sekali perubahan baik dari
segi fisik, psikis, sosial maupu moral dari remaja. Pada masa
remaja,individu diharapkan mampu memenuhi tugas tugas
pengembangan,seperti mencapai kemandirian,bertanggung jawab,mampu
membina hubungan baik dengan orang lain,sera mempersiapkan diri untuk
memasuki kehidupan dewasa (hal. 1)
10. Menurut Zulkarnain Self control merupakan salah satu fungsi pusat yang
berada dalam diri individu. Self control dapat dikembangkan dan
digunakan individu untuk mencapai kesuksesan dalam proses kehidupan.
Pengaruh self control terhadap timbulnya tingkah laku dianggap cukup
besar, karena salah satu hasil proses pengontrolan diri seseorang adalah
tingkah laku yang tampak (9)
Amti, Erman dan Prayitno. 2004. Layanan bimbingan dan konseling kelompok.
Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang.
66
12. Upaya konselor dalam hal ini yaitu bisa diterapkan dengan upaya
pemberian layangan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok
itu sendiri adalah “membahas masalah pribadi yang di alami oleh masing
masing anggota kelompok,masalah pribadi itu dibahas melalui suasana
dinamika kelompokyang intens dan konstruktif diikuti oleh semua anggota
dibawah bimbingan pemimpin kelompok. Selain terpecahnya
masalah,anggota kelompok dapat mengembangkan
perasaan,pikiran,persepsi,wawasan dan sikap terarah kepada tingkah laku
khususnya dalam bersosialisasi. (3)
13. tujuan konseling kelompok terdiri dari dua, yaitu tujuan umum dan khusus
(49)
14. Dalam konseling kelompok berperan dua pihak, yaitu pemimpin kelompok
dan peserta atau anggota kelompok (49)
15. asas yang dijalankan selama konseling keolmpok (51)
20. Orang yang rendah kemampuan mengontrol diri cenderung akan reaktif
dan terus reaktif (terbawa hanyut ke dalam situasi yang sulit). Sedangkan
orang yang tinggi kemampuan mengendalikan diri akan cenderung
proaktif (punya kesadaran untuk memilih yang positif). (16)
Gunarsa, S. (2004). Dari anak sampai usia lanjut: bunga rampai psikologi
perkembangan (Edisi 5). Jakarta: BPK Gunung Muliarlangga
23. Fungsi Pengendalian diri (19)
24. bahwa fungsi kontrol diri sebenarnya hanya ingin menjadikan diri lebih
positif. Kita dituntut untuk membatasi perilaku terhadap orang lain,
membatasi keinginan, jangan bertingkah laku negative dan usahakan kita
dalam memenuhi kebutuhan jangan terlalu isrof (berlebihan). Karena
dalam Islam manusia dlarang bersifat berlebihan karena akan
mendatangkan kemudharatan bagi dirinya (39)
25. tehnik yang digunakan untuk mengendalikan perilaku, yang kemudian
banyak diantaranya dipelajari oleh social-learning theorist. (55)
68
26. Para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat digunakan sebagai suatu
intervensi yang bersifat preventif selain dapat mereduksi efek-efek
psikologis yang negatif dari stressor-stressor lingkungan. Dalam
pembahasan berikut, akan diuraikan secara lebih detail mengenai kontrol
diri sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini (49)
27. Kontrol diri merupakan suatu kecakapan individu dalam membaca situasi
dari dan lingkungannya. (8)
28. Synder dan Gangestad mengatakan bahwa konsep mengenai kontrol diri
secara langsung sangat relevan untuk melihat hubungan antara pribadi
dengan lingkungan masyarakat dalam mengatur kesan masyarakat yang
sesuai isyarat situasional dalam bersikap dan berpendirian yang efektif
(48)
29. Dalam psikologi perkembangan dijelaskan, masa remaja adalah masa
transisi. Oleh karena itu, banyak orang mengatakan bahwa pada masa ini
remaja menghadapi krisis dimana emosional mereka meningkat dan
menjadi lebih sensitif. Ini menjadi tugas psikologi perkembangan untuk
membimbingan dan mengarahkan remaja supaya bisa menghadapi masa
krisis. (57)
30. Individu yang memiliki kontrol diri pada situasi atau stimulus tertentu
belum tentu sama pada kondisi atau situasi yang lain (22)
41. Penilaian kegiatan konseling kelompok tidak ditujukan pada “hasil belajar”
yang berupa penguasaan pengetahuan ataupun keterampilan yang
diperoleh para peserta, melainkan diorientasikan pada pengembangan
pribadi klien dan hal-hal yang dirasakan oleh mereka berguna (53)
kelompok usia, yaitu: (a) remaja awal, berada pada rentang usia 12 sampai
tahun; (c) remaja akhir, berkisar pada usia 18 sampai 21 tahun. Penelitian
ini berfokus pada remaja yang berusia 16 samapai 18 tahun yang masuk
51. Sementara itu Goleman, memaknai kontrol diri sebagai kemampuan untuk
72
56. Individu yang memiliki self control yang baik akan menunjukkan
(16)
57. pendapat Block dan Block Self control memiliki mengemukakan tiga
melainkan menunggu pada saat dan tempat yang lebih tepat untuk
61. Kontrol diri (self control) tidak terlepas dari kesadaran diri yang tinggi atas
74
sikap yang dimiliki individu. Kontrol diri individu itu ditentukan oleh
berapa besar dan sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi
kontrol dirinya. (8)
Komasari, D. (2000). Faktor Penyebab Prilaku Merokok Pada Remaja. (1), 37–47.
69. Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan
karena ketidak sesuaian antara perkembangan fisik yang sudah matang dan
belum diimbangi oleh perkembangan psikis dan sosial. (1-2)
73. Self control (kontrol diri) dikatakan sebagai kemampuan manusia untuk
menahan dan mengendalikan perilaku sosial yang tidak pantas. Kontrol
76
81. Self control yang baik erat kaitannya dengan secure attachment,
penyesuaian diri yang baik dan keadaan positif yang lain sedangkan self
control negatif seringkali berhubungan dengan peningkatan dan keluhan
gejala psikopatologis, peningkatan terhadap gangguan penyalahgunaan
obat- obatan, makanan, alkohol dan sebagainya (7-8)
82. Setiap individu memiliki mekanisme self control yang berbeda-beda. (19)
83. Terdapat enam aspek self control menurut Tangney (Sleman, 2010) yaitu
achievement and task performance, impulse control, adjustment,
interpersonal relationship, moral emotions serta related personality
features (37)
77
84. Saat ini keberadaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah tampak
lebih baik di banding era sebelumnya. Pengakuan kearah layanan
bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi sudah semakin
mengakristal terutama dari pemerintah dan kalangan profesi lainnya
Penyelenggaraan bimbingan konseling sangat memiliki peran yang
penting dalam tercapainya tujuan pendidikan. (43)
85. Pekerjaan pembimbing berhubungan langsung dengan kehidupan pribadi
orang (45)
92. Pengendalian diri dipengaruhi oleh emotion regulation antara lain: active
distraction, pasive waiting, information gathering, comfort seeking, focus
on dealy object, peach anger (39)
Ursia, N. R., Siaputra, I. B., & Sutanto, N. (2013). Academic Procrastination and
Self-Control in Thesis Writing Students of Faculty of Psychology,
Universitas Surabaya. Makara Human Behavior Studies in Asia, 17(1), 1.
https://doi.org/10.7454/mssh.v17i1.1798
95. Steel mengusulkan kurangnya kendali diri (lack of self-control) sebagai
salah satu konstruksi yang mewakili dan/atau mencerminkan tingginya
sensitivity to delay. Sensitiviy to delay diartikan sebagai besarnya
kepedulian yang diberikan atau hingga taraf tertentu bahkan dapat juga
disebut ketergantungan terhadap waktu tunda penerimaan imbalan (12)
96. Kontrol diri terbentuk sejak masa kanak- kanak antara 2-3 tahun, yakni
ketika anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak-anak yang
lain dan berusaha mengadakan kontak sosial. Selain itu, Hurlock
mengatakan bahwa perkembangan kemampuan kontrol diri seseorang
79
Yusainy, C. Al, & Fitriani, A. (2015). Pengaruh Self Control Training Terhadap
Kecemasan Sosial Pada Remaja.
99. Pelatihan kontrol diri bisa bermanfaat dan berimbas pada banyak pengaruh
yang diinginkan, ketika individu juga memiliki keinginan yang kuat di
dalam dirinya untuk mengontrol diri mereka (55)
100. bahwa kontrol diri dilakukan secara sengaja, sadar, dan merupakan
bagian dari usaha untuk mencapai keinginan diri. (3)