You are on page 1of 18

A.

GAMBAR STRUKTURAL

Dalam proyek konstruksi gedung dibutuhkan banyak acuan dan standar untuk
menciptakan struktur dan konstruksi bangunan yang kokoh. Hitungan perencanaan struktur
belum ada artinya, sebelum dibuat gambar rekayasa struktur. Gambar-gambar struktur adalah
gambar-gambar yang disiapkan oleh perencana struktur yang mencakup secara lengkap
catatan-catatan dan informasi penting dalam bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan akurat
agar dapat diaplilasikan di lapangan. Spesifikasi atau gambar- gambar dari perencana struktur
yang kurang jelas atau kurang lengkap tidak boleh diserahkan begitu saja kepada pembuat
detail. Informasi yang diperlukan harus diberikan dalam bentuk detail perencanaan yang
spesifik atau catatan yang jelas untuk dipatuhi pembuat detail. Jika ditemukan
ketidaklengkapan, keraguan, atau ketidakcocokan, maka harus diberikan informasi tambahan,
penjelasan, atau koreksi.
Dalam gambar perencanaan struktur terdiri dari beberapa komponen yaitu struktur
bagian bawah dan struktur bagian atas. Struktur bagian bawah terdiri dari pondasi setempat,
pondasi menerus dan sloof, untuk struktur bagian atas terdiri dari kolom, balok, pelat lantai,
tangga dan kontruksi rangka atap. (http://www.perencanaanstruktur.com/2012/03/ketentuan-
standard-penggambaran-detail.html )

1. Menggambar struktur pada beton bertulang

Dalam proyek konstruksi terutama Gedung, banyak kita jumpai detail- detail
perencanaan yang berupa detail penulangan, panjang penjangkaran, bengkokan, kait,
sambunga (joint), yang semuanya harus akurat untuk menjamin kekuatan struktur.
a) Kait Standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1) Bengkokan 180° ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm, pada
ujung bebas kait.
2) Bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm, pada
ujung bebas kait.
3) Bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
Detail dari pembengkokan tulangan dijelaskan pada Tabel berikut.
Tabel .2 Kait Standar untuk Tulangan Utama
b) Kait Pengikat dan Sengkang
Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :
1) Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135° ditambah perpanjangan 6ds atau tidak
kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait.
2) Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 6ds pada
ujung bebas kait.
3) Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90° ditambah perpanjangan 12ds pada
ujung bebas kait.
Tabel .3 Kait Standar untuk Sengkang dan Kait Pengikat
Gambar 15 Detail Sengkang Secara Umum

Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com

Gambar 16 Detail Alternatif Pada Sengkang

Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com

c) Diameter Bengkokan Minimum


Diameter untuk bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1) Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh
kurang dari nilai dalam Tabel 2.2. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan
sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16.
2) Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang
dari 4db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang yang lebih besar
daripada D-16, diameter bengkokan harus memenuhi Tabel 3.
3) Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang
digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk
kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan 2db untuk kawat lainnya.

Tabel Diameter Bengkokan Minimum


d) Batasan Spasi Tulangan
Batasan spasi tulangan yang diizinkan adalah sebagai berikut :
1) Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh kurang dari db
ataupun 25 mm.
2) Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada
lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya dengan spasi bersih
antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm.

b1 = Jarak bersih antar tulangan


Syarat = > 25 mm> 1,25d dari ukuran agregat maksimum > 1,5 d

Gambar 17 Detail batasan spesi pada tulangan


Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com

Gambar 18 Hubungan Balok Induk dengan Balok Anak


Sumber : http://www.perencanaanstruktur.com

2. Macam macam Gambar Struktur Gedung

a) Gambar Struktur Pondasi Tiang Pancang


Konstruksi pondasi tiang pancang digunakan apabila tanah keras sebagai pendukung
beban dari atas sangat dalam yang memenuhi syarat. Tiang pancangnya dapat dari bahan
kayu (dolok) atau dari beton bertulang.

Gambar 19 Pondasi tiang pancang

Sumber : http://belajarserbaneka.blogspot.co.id
Gambar 20 Pondasi tiang pancang

Sumber : http://belajarserbaneka.blogspot.co.id

b) Gambar Struktur dan Kontruksi Kolom

Kolom adalah komponen struktur bangunan yang bertugas menyangga beban aksial
tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral
terkecil. Kolom beton pendek dan tidak bertulang mampu untuk membawa beban aksial yang
besar, karena tegangan yang dihasilkannya merupakan desakan saja dan panjangnya yang
tidak seberapa menghindarkan pelengkungan sisinya atau tekuk.
Pemberian tulangan longitudinal akan meningkatkan kapasitas dukungan beban dari
kolom yang luas penampang lintangnya lebih kecil. Di dalam praktek pada hakekatnya tak
mungkin untuk menjamin bahwa beban akan tetap aksial dan dengan demikian tiada momen
yang terjadi pada pertemuan balok dengan kolom.
Pemberian tulangan longitudinal akan meningkatkan kapasitas dukungan beban dari
kolom yang luas penampang lintangnya lebih kecil. Di dalam praktek pada hakekatnya tak
mungkin untuk menjamin bahwa beban akan tetap aksial dan dengan demikian tiada momen
yang terjadi pada pertemuan balok dengan kolom.
Persyaratan-persyaratan teknis konstruksi kolom selimut beton (beton deking) pada
kolom minimal untuk kontruksi:
a. Di dalam : 2,0 cm
b. Di luar : 2,5 cm
c. Tidak kelihatan : 3,0 cm

c) Gambar Perletakkan Kolom Struktur Gedung Beton Bertulang

Gambar 21 Denah rencana perletakan kolom

Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com
Gambar 22 Potongan kolom arah melintang
Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com

Gambar 23 Potongan Penulangan


Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com
Gambar 24 Detail Penulangan
Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com

Gambar 25 Detail Portal Kolom dan balok


Sumber : https://gustinku.files.wordpress.com

d) Gambar Struktur dan Kontruksi Balok


Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk balok sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan perlu memperhatikan ketentuan-ketentuan yang terkandung
dalam konstruksi beton bertulang.
Menggambar penulangan balok agak sedikit berbeda dengan menggambar penulangan
pelat atap/lantai, karena dalam menggambar penulangan balok, tulangannya harus dibuka
satu persatu ( harus digambarkan bukaan tulangan) agar kelihatan jelas susunan tulangan-
tulangan yang digunakan dan bentuknya.

Gambar 26 Denah Rencana Balok dan Kolom

Sumber : https://arsiwel.blogspot.co.id

Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta
memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
a. Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
b. Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
c. Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokokmaksimal 15 cm dan jarak
bersih 3 cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal. ¾ Hindarkan
pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
d. Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih
dari 30 cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
e. Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau
lebih luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter
minimal 8 mm untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras.
Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi
a. Di dalam : 2.0 cm
b. Di luar : 2.5 cm
c. Tidak kelihatan : 3.0 cm

Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang
diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak
masimal selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang
diijinkan, maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:
a. Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %)dapat ditahan/dipikul oleh
sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang
berlaku.
b. Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari
sengkang-sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang
bersama-sama dengan tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang
bekerjasama dengan tulangan serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut
harus dipikul / ditahan oleh sengkang-sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh
tulangan serong/miring.

Panjang penyaluran tulangan untuk tulangan tumpuan 100 % Atas harus diteruskan
minimal/sedikitnya sepanjang 12 d ; h ; 1/16 l b (dipilih / diambil yang paling besar),
kemudian 1/3 At diteruskan lagi sepanjang Ld , selanjutnya diteruskan lagi ¼ At sepanjang
Ld ( Ld = 1.4 Ld ‘ ) dimana Ld ‘ dapat dilihat dalam daftar/tabel panjang penyaluran
tulangan. Apabila ada sambungan tulangan (sambungan lewatan), maka panjang sambungan
lewatan tersebut dapat:

a. ¾ Untuk tulangan tekan, panjang sambungan lewatan minimal 40 d sampai dengan 50 d


sesuai kelas beton.
b. ¾ Untuk tulangan tarik, panjang sambungan lewatan minimal 1.3 Ld (Ld = 1.4 Ld ‘ )
tanpa kait.

Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang
minimal sama dengan tulangan tumpuan atas)
Gambar 27 Denah Rencana Balok dan Kolom

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/--1RYHvha8Bc/UcLH156x6jI/AAAAAAAAA
LE/QmRVKM8GRVU/s1600/9a.jpg

e) Gambar Struktur dan Kontruksi Pelat Lantai

Dalam penggambaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan


gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam
pelaksanaan pembangunan.

Gambar konstruksi beton bertulang merupakan komponen dalam bangunan yang tidak
dapat dipisahkan dengan komponen lainnya karena merupakan salah satu subsistem dalam
bangunan. Dalam penggambaran kadang-kadang tidak sesuai dengan keadaan lapangan.
Untuk itu dalam penggambaran harus sesuai dengan perencanaan, tetapi dalam pelaksanaan
jangan sampai menyimpang terlalu jauh karena dapat mengakibatkan fatal atau kegagalan
dalam konstruksi.
Pada materi gambar konstruksi beton ini akan menjelaskan tentang simbol yang
dipakai, aturan, atau persyaratan dasar dalam konstruksi beton bertulang. Dengan adanya
materi ini diharapkan dapat menjelaskan kepada orang lain bagaimana menggambar
konstruksi beton yang benar tidak menyalahi aturan yang berlaku.

Dalam materi ini diawali dengan simbol-simbol, pembengkokan tulangan, persyaratan


konstruksi beton bertulang untuk pelat dan balok, penggambaran konstruksi beton bertulang
sesuai perhitungan konstruksi.

Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang dapat jelas dalam


pembacaannya, maka perlu ada tanda atau simbol penunjang dalam penggambaran sehingga
siapapun penggunanya dapat menterjemahkan gambar tersebut untuk diri sendiri maupun
kepada orang lain. Ataupun pengertian gambar antara satu dengan lainnya sama.

Gambar 28 Denah Penulangan plat luifel

Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id
Gambar 29 Denah Penulangan plat atap satu petak

Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

Agar dalam penggambaran konstruksi beton bertulang untuk pelat luifel, atap dan lantai
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perlu memahami ketentuan-ketentuan yang
terkandung dalam konstruksi beton bertulang.
Apabila tepi pelat itu ditumpu di atas suatu tumpuan yang dapat berputar (tidak dapat
menerima momen), misalnya pelat tersebut terletak di atas dinding tembok.

Gambar 30 Kontruksi Terletak Bebas

Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id
Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang tidak dapat berputar akibat beban yang
bekerja pada pelat tersebut, misalnya pelat tersebut menjadi satu kesatuan monolit dengan
balok penahannya.

Gambar 31 Kontruksi Terjepit Penuh

Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

Apabila tepi pelat terletak di atas tumpuan yang merupakan kesatuan monolit dengan
balok pemikulnya yang relatif tidak terlalu kaku dan memungkinkan pelat dapat berputar
pada tumpuannya.
Pemasangan tulangan pelat yang dipasang pada empat sisi:
a. Pemasangan tulangan untuk memikul momen lapangan dalam arah yang // dengan tepi
pelat dapat dikurangi sampai setengahnya.
b. Setiap sudut pelat yang ditumpu bebas, harus dipasang tulangan atas dan bawah dalam
kedua arah. Ini akan berguna untuk menahan momen-momen puntir.
Jumlah tulangan untuk kedua arah harus diambil sama dengan jumlah tulangan yang
terbesar, dan daerah pemasangannya = 1/5 bentang pelat.
Contoh:
Al = 2,96 cm2 ® Ø 8–17
Ab = 3,59 cm2 ® Ø 8–14
Maka tulangan disudut pelat tersebut, untuk atas dan bawah harus dipasang dalam ke
dua arah yaitu Ø 8–14.
Gambar 32 Pemasangan Tulangan Empat Sisi

Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

f) Gambar Struktur dan Kontruksi Tangga

Tangga berfungsi sebagai penghubung antara lantai tingkat satu dengan lainnya pada
suatu bangunan. Sudut tangga yang mudah dijalani dan efisien sebaiknya mempunyai
kemiringan ± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih dari 45º pada waktu menjalani akan
berbahaya terutama dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut menyenangkan dijalani,
ukuran optrade (tegak) dan aantrede (mendatar) harus sebanding.
Rumus tangga: 1 Aantrade + 2 Optrade = 57 sampai dengan 60 cm
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57–60 cm. Menurut
penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertical untuk tinggi tertentu dibutuhkan
tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah horizontal.
Sebuah tangga yang memungkinkan:
a. Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm
b. Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm
c. Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm
Gambar 33 Kontruksi Tangga beton
Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id
Gambar 34 Kontruksi Penulangan Tangga

Sumber : https://belajarserbaneka.blogspot.co.id

You might also like