You are on page 1of 6

Jurnal Akademika Baiturrahim Engla Ampia L, Rino M

Vol.6 No.2, September 2017

EFEKTIFITAS INISIASI BLADDER TRAINING TERHADAP


INKONTINENSIA URIEN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK
YANG TERPASANG KATETER DI RUANG NEUROLOGI RSUD RADEN
MATTAHER JAMBI
1
Engla Ampia Lestari , Rino M2)
1)
Prodi SI Keperawatan STIKBA Jambi
Program Studi Ners STIKBA Jambi2)
E Mail: rino.malvino20@yahoo.com

ABSTRACT

Background : Bladder training is one of the efforts to control bladder function is


impaired to normal or optimal function that aims to train neurogenic bladder and restore
normal pattern of urination by inhibiting or stimulating spending urine .
Method : This study aims to determine urinary incontinence in patients with non-
hemorrhagic stroke were catheterized in neurology hospital room Raden Mattaher Jambi
The population in this study non- hemorrhagic stroke patients were catheterized as many
as 209 people , with a sample of 20 people pre -test and post -test method uses pre -
experiment with bentukone - group pretest - posttest design stastistick test used was T
Dependent sample taken with technique " purposive sampling.
Result : Urinary output before and after the initiation of bladder training on non-
hemorrhagic stroke patients were catheterized urindilakuakn decreased during the pre-
test, namely the number of 12.820ml and after post_test bladder training on the total
amount of the average change is the number of 2.075ml , Raden expected Mattaher Jambi
Hospital can make this research as a Standard Operating Procedure (SOP) Bladder
Training in neurology space.
Keywords: Initiation, BladderTraining in patients with non-hemorrhagic stroke

PENDAHULUAN merupakan negara dengan jumlah


penderita stroke terbesar di Asia. Ini
Stroke adalah suatu cedera sangat memprihatinkan mengigat Insan
mendadak dan berat pada pembuluh- Pasca Stroke (IPS) biasanya merasa
pembuluh darah otak. Cedera dapat rendah diri, emosinya tidak terkontrol
disebabkan oleh sumbatan pembekuan dan selalu ingin diperhatikan
darah, penyempitan pembuluh darah, (Supriadi.A, 2007).
pecahnya pembuluh darah. Disebabkan Berdasarkan Survei Kesehatan
kurangnya pasokan darah yang Rumah Tangga tahun 2007 dan Survei
memadai, stroke mungkin Kesehatan Masyarakat (Surkesmas) 2001
menampakkan gejala atau mungkin juga penyakit utama penyebab kematian adalah
tidak (Feigin, 2006). Angka kejadian stroke, menurut data dasar
Di Indonesia, stroke menyerang 63,52 per 100.000 penduduk pada
35,8% pasien usila dan 12,9% pada usia kelompok usila. Setiap hari ada dua orang
lebih muda, jumlah total penderita stoke Indonesia mengalami serangan stoke,
di Indonesia diperkirakan penyakit stroke menyerang bukan hanya
500.000/tahun, 250.000 orang kelompok usila, melainkan juga kelompok
meninggal dunia, dan sisanya cacat. usia lebih muda dalam jumlah kasus
Angka kematian pada pria dan wanita penderita 2,5%. Menurut survei stroke
relatif sama bahkan saat ini Indonesia merupakan pembunuh nomor satu

29
Jurnal Akademika Baiturrahim Engla Ampia L, Rino M
Vol.6 No.2, September 2017

di RS Pemerintah diseluruh penjuru pasien tidak mengidap penyakit yang


Indonesia (Depkes.RI, 2009). depat mengindikasiken pasien tersebut
memiliki cairan urin yang berlebih, serta
METODE PENELITIAN pasien mengkonsumsi air mineral
sebanyak yang diperlukan oleh pasien
Penelitian ini merupakan tersebut.
penelitian ekperimen dengan Inkontenensia urine adalah
menggunakan Pre eksperiment One ketidakmampuan menahan air kencing.
group pretest-postest,). Dimana dalam Merupakan suatu gejala kelainan
penelitian ini tidak dilakukan pre - test berkemih yang sangat mengganggu dan
sebelum responden diberikan perlakuan seluruh proses berkemih ini merupakan
(Treatment).
aktifitas neurologi yang sangat
Penelitian ini terdapat pretest dan kompleks dan cepat di atur oleh otak
postest. mendapat perlakuan rutin dari (kulit otak dan di bawah kulit otak) bila
peneliti berupa inisiasi bladder training terjadi gangguan kontrol dari otak akibat
satu hari sebelum kateter dilepas. penyakit – penyakit saraf tertentu maka
Pengambilan data dilakukan pada kedua akan mengakibatkan inkontinensia.
kelompok (Notoatmodjo, 2010). Pengeluaran kemih di atur oleh otot-otot
Kelompok perlakuan dalam yang di sebut sfingter (terletak di dasar
penelitian ini mendapatkan perlakuan kandung kencing dan dinding saluran
(pretest) berupa inisiasi bladder training kencing). Didalam keadaan normal
yang dilakukan sejak pasien melewati sfingter akan menghalangi pengeluaran
fase akut, sedangkan mendapat urine dengan menutup kandung kemih
perlakuan inisiasi bladder training yang dan salurannya (Handayani 2012)
biasa dilakukan perawat, yaitu sejak satu Stroke adalah suatu cedera
hari sebelum kateter dilepas. Setelah mendadak dan berat pada pembulu -
inisiasi bladder training selesai pembuluh darah otak. Cedera dapat
dilakukan dan kateter urin dilepas, disebabkan oleh sumbatan pembekuan
responden pada kelompok treatment dan darah, penyempitan pembuluh darah,
kontrolakan dievaluasi residu urin sumbatan dan penyempitan atau
didalam kandung kemihnya pecahnya pembuluh darah. Disebabkan
(Notoatmodjo, 2010). kurangnya pasokan darah yang
memadai, stroke mungkin
HASIL DAN PEMBAHASAN menampakkan gejala atau mungkin juga
tidak (Stroke tanpa gejala disebut silent
Diketahui bahwa hasil post – stroke) (Feigin, 2006).
test, terdapat jumlah urinnya sebanyak Inisiasi berasal dari kata inhiate,
200ml yang terdapat pada pasien (Tn.R, yang berarti memulai suatu
Ny.S,dan Tn.K) hasil ini mengalami kegiatan,sebuah pertanyaan yang
penurunan setelah dilakukann bladder menjadi tanda masuk/permulaan sebagai
training yang mana pasiennya dilakukan permulaan suatu tindakan yang benar
1 hari seelum pasien pulang dan pasien sesuai dengan prinsip.
bisa mengatur sfingter urinnya dan Bladder training adalah salah
pasien juga bisa merasakan untuk satu upaya untuk mengendalikan fungsi
berkemih secara normal dan tidak lagi kandung kemih yang mengalami
menggunakan alat bantu kateter. Dan gangguan keadaan normal atau ke
terdapat jumlah urin terendah yaitu 40ml fungsi optimal neurogenik. Bladder
yang mana pasien tersebut adalah (Ny.S, training merupakan salah satu terapi
Tn.R,dan Ny.K). hal ini dikarenakan yang efektif diantara terapi
pasien tidak lagi menggunakan infus dan nonfarmakologis.

30
Jurnal Akademika Baiturrahim Engla Ampia L, Rino M
Vol.6 No.2, September 2017

Tujuan dari bladder training dan kelompok kontrol (Wahyu. H.


adalah untuk melatih kandung kemih 2011).
dan mengembalikan pola normal Adapun perbedaan antara
perkemihan dengan menghambat atau penelitian sebelumnya dengan penelitain
menstimulasi pengeluaran air kemih. yang dilakukan oleh peneliti sekarang,
(AHCPR,dalam Potter dan Perry, 2005) yaitu penelitian terdahulu menggunakan
terapi ini bertujuan memperpanjang Dampak Baldder Training
interval berkemih yang normal dengan Menggunakan Modifikasi Cara Kozier
berbagai teknik distraksi atau teknik Pada Pasien Pasca Bedah Ortopedi Yang
relaksasi sehingga frekuensi berkemih Terpasang Kateter Urin Di Ruang Rawat
dapat berkurang hanya 6-7 kali per hari Bedah RSCM Jakarta dan Hasil
atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan, penelitian ini menunjukkan bahwa
klien diharapkan dapat menahan sensasi adanya perbedaan pola berkemih dengan
berkemih. kelompok treatment dan kelompok
Yang mana klien stroke yang kontrol. Ada perbedaan yang signifikan
mengalami masalah dalam hal lama waktu pada kelompok treatment
perkemihan dan klien stroke dengan dan kelompok kontrol dan didukung
kesulitan memulai atau menghentikan juga oleh rata – rata dari post – test
aliran urin serta klien stroke dengan kelompok treatment yeng lebih cepat
pemasangan kateter yang relatif lama dari kelompok kontrol.
danjugaklienstrokedengan Penelitian yang dilakukan oleh
inkontinensia urin. peneliti sekarang yaitu pada Pengaruh
Adapun Penelitian terdahulu Inisiasi Bladder Training Terhadap
dilakukan oleh Bayhakki (2007) inkontinensia Urine Pada pasien Pria
“Dampak Baldder Training Stroke Non – Hemoragik Yang
Menggunakan Modifikasi Cara Kozier Terpasang Kateter Di Ruang Neurologi
Pada Pasien Pasca Bedah Ortopedi Yang RSUD Raden Mattaher Jambi. Yang
Terpasang Kateter Urin Di Ruang Rawat menggunakan metode Pre – eksperiment
Bedah RSCM Jakarta“. Hasil penelitian dengan bentuk two – group pretest –
ini menunjukkan bahwa adanya postest desain Uji ststistik yang
perbedaan pola berkemih dengan digunakan adalah uji T dependent.
kelompok treatment dan kelompok Sample diambil dengan tehnik
kontrol dan ada perbedaan yang “Proposive Sampling” dan dengan
signifikan lama waktu pada kelompok sample 20 orang. Adanya perbedaan
treatment dan kelompok kontrol dan yang signifikan jumlah pengeluaran urin
didukung juga oleh rata - rata dari post dan lama waktu, hasil pre – test
– test kelompok treatment yeng lebih 12820ml dan post – test 2075ml,
cepat dari kelompok kontrol. Perlunya peran perawat dalam
Dalam jurnal yang pengontrolan sfingter pada pasien pasca
mengungkapkan penelitian mengenai stroke Non – Hemoragik yang telah
“The influence Of Bladder Training melewati fase akut, serta mengenai
Inititation On Residual Urine In The dampak bladder training dalam
Stroke Patients With Urine Catheter”. pemasangan kateter dan support dari
Penelitian ini menggunakan metode keluarga maupun petugas kesehatan
Quasy eksperimental studi post - test untuk menghadapi masalah yang terjadi.
dengan desain kelompok pembanding. Dan untuk RSUD Raden Mattaher Jambi
Dengan jumlah pasien 14 pasien stroke agar dapat menjadikan SOP Bladder
sebagai responden yang cocok dengan Training ini bisa menjadi baku
kriteria inklusi yang terbagi dua pelaksanaan teknik inisiasi bladder
kelompok, yaitu kelompok treatment training ini di ruangan baik itu di

31
Jurnal Akademika Baiturrahim Engla Ampia L, Rino M
Vol.6 No.2, September 2017

ruangan Neurologi, interne, ICU, dan Neurologi RSUD Raden Mattaher


Bedah, serta pada pasien – pasien yang Jambi. Institusi Pelayanan
terpasang kateter. Kesehatan dapat mengembangkan
sistem diruang rawat, terkait
SIMPULAN personil yang bertanggung jawab
terhadap program Bladder Training
Berdasarkan hasil dari penelitian diruangan tersebut dan intitusi
ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa pelayanan kesehatan perlu
tehnik Inisiasi Bladder Training memfasilitasi penyediaan alat
Terhadap Residu Urine Pada Pasien Pria pemeriksaan yang dapat digunakan
Stroke Non – Hemoragik Yang untuk mengevaluasi program
Terpasang Kateter Diruang Neurologi Bladder Training. Dengan
RSUD Raden Mattaher Jambi. mempertimbangkan inisias dini
i
Berpengaruh baik bagi kesehatan pasien sejak pasien stroke melewati fase
stroke, namun tehnik ini juga dapat akut yang terpasang kateter, bukan
dilakukan bagi pasien yang menderita hanya pasien stroke tetapi juga
penyakit lainnya. Terutama yang diterapkan pada semua pasien yang
memiliki ganguan pola perkemihan yang terpasang kateter sesuai dengan
terpasang kateter. Adapun Haluaran prosedur tetap yang dibuat oleh
residu urin sebelum/sesudah Inisiasi institusi pelayanan.
bladder Training ini dapat menjadi lebih 2. Bagi Institusi Pendidikan
baik dalam pelaksanaannya di ruangan. Perlunya mengadakan
Maka dari itu perlunya pelaksanaan diskusi klinis secara terjadwal
teknik bladder training ini bisa di dalam mengembangkan praktik
terapkan untuk ruangan. keperawatan secara mandiri tentang
penerapan prosedur Bladder
SARAN Training terutama pada pasien
pasca fase akut yang terpasang
Penelitian ini telah mendapatkan kateter urin, dapat membentuk
Pengaruh Tentang Inisiasi Bladder organisasi profesi atau
Taraining Pada Pasien Pria Stroke Non – perkumpulan perawat dalam
Hemoragik Yang Terpasang Kateter memfasilitasi seminar tentang
Diruang Neurologi RSUD Raden perkembangan praktik keperawatan
Mattaher Jambi Tentang Residu Urin, terkait dengan perawatan kateter
maka dapat direkomendasikan bahwa dan Bladder Training.
dalam upaya tindakan yang cukup 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
efektif untuk meningkatkan kemampuan Dapat mengembangkan
klien pria yang terpasang kateter dalam variabel yang lebih kompleks
merasakan dan menahan kandung seperti dilihat Pengaruh Inisiasi
kemih. Saran – saran berikut ini Bladder Training pada jenis
disampaikan kepada : kelamin laki – laki, pengaruh
1. Bagi Institusi Pelayanan terhadap faktor – faktor usia, pada
Kesehatan (Ruang Neurologi pasien dengan gangguan neurologis
RSUD Raden Mattaher Jambi). yang lain, segi pembiayaan,
Disarankan bagi Ruang ekonomi pasien dan keluarga, dan
Rawat Neurologi untuk dapat lain – lain. Metode penelitian dapat
menjadikan penelitian tentang dibuat sampai dengan multivariat,
Inisiasi Bladder Training sebagai sehingga pengaruh tentang Inisiasi
Standar Operasional Prosedur bladder Training dapat diperoleh
(SOP) Bladder Training Di Ruang lebih luas lagi.

32
Jurnal Akademika Baiturrahim Engla Ampia L, Rino M
Vol.6 No.2, September 2017

Universitas Sumatra Utara.


DAFTAR PUSTAKA co.id. diakses 21 Februari 2013
pada pukul 07 : 30 Wib.
Arikunto.S 2006. Prosedur Penelitian Dipublikasikan
Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Kozier.B. 2010. Fundamental
Cipta, Jakarta. Keperawatan Konsep. Proses. dan
Bayhakki. 2007. Dampak Bladder Praktik Edisi 7 vol.2. EGC.
Training Menggunakan Jakarta.
Modifikasi Cara Kozier Pada Medical Record. 2010. 2011. 2012. Data
Pasien Pasca Bedah Ortopedi stroke Non-Hemoragik diruang
Yang Terpasang Kateter Urin Di Neurologi RSU Raden Mattaher
Ruang Rawat Bedah. RSCM. Jambi.
Jakarta. Dipublikasikan Muttaqin.A dkk. 2011. Asuhan
Bondan palestin. Google.com.diakses 21 Keperawatan Gangguan Sistem
Februari 2013 pada pukul 07:30 Wib Perkemihan. Salemba Medika.
Dipublikasikan Jakarta.
Clevo.R. 2012. Asuhan Keperawatan Notoatmodjo. 2010. Metodologi
Medikal Bedah Penyakit Dalam, Penelitian Kesehatan. Rineka
Nuha Medika. Yogyakarta. Cipta. Jakarta.
Feigin.V. PHD. 2006. Panduan Nursalam. 2006 Aplikasi Praktik
Bergambar Tentang Pencegahan Keperawatan Profesional.
dan Pemulihan Stroke. Gramedia. Salemba Medika, Jakarta.
Jakarta. Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan
Gusri Wahyudi. usu.co.id. diakses 21 Pada Pasien Dengan Gangguan
Februari 2013 pada pukul 07 : 30 Wib. Sistem Perkemihan. Salemba
Dipublikasikan Medika. Jakarta.
http://eprints.undip.ac.id/Misbach. 2006. Potter & Perry. 2005. Fundamental
Data Stroke Menurut WHO. Keperwatan Vol : 2. Jakarta : EGC
diakses 02 Januari 2013. Potter dan Perry. 2010. Fundamental
Dipublikasikan Keperawatan of nursing. EGC.
http://lib.ui.ac.ic / Asikin.S. 2007. Data Jakarta.
Stroke Di Indonesia. diakses 02 RISKESDAS 2007 Departemen
Januari 2013. Dipublikasikan Kesehatan Republik Indonesia
http://repository.unand.ac.id/ Lucia. 2009. Data Stroke sebagai
2008. Data Stroke Didunia. penyebab utama kematian di
Diakses 02 Januari 2013. Indonesia. Dipublikasikan
Dipublikasikan Sjamsuhidajat.R. 2004. Buku Ajar Ilmu
http://www.yastroki.or.id / Yastroki di Bedah. EGC. Jakarta.
akses 9 Agustus 2013. STIKBA. 2012. Buku Panduan Skripsi.
Journal of nursing. Wahyu. H. 2011. Jambi.
The influence of bladder training Sugiyono. 2010. Statistika untuk
initiation on residual urine in the Penelitian. Alfabeta. Bandung.
urine catheter. www.farmacia.com.diakses 21 Februari
Http://www.readbag.com/digilibm 2013 Pukul 07 : 30 Wib.
-unsri-ac-id-download-overactif- www.Rs.hasan sadikin bandung.ac.id
bladder diakses pada tanggal 18- Diakses pada tanggal 12 maret
02-2013 pukul 17:00Wib. 2013(SOP Bladder Training)
Dipublikasikan Dipublikasikan
Jurnal Japardi Iskandar. Fakultas
Kedokteran Bagian Bedah
33

You might also like