You are on page 1of 31
Menteri Perindustrian Republik Indonesi 4 * KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang Mengingat NOMOR 147/M-IND/Kep/3/2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU UNTUK INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa dalam rangka — mendorong __motivasi perusahaan industri untuk menerapkan industri hijau dengan cara melakukan upaya pemanfaatan sumber daya secara_efisien, _efektif, dan berkelanjutan, dipandang perlu menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Karet Remah (Crumb Rubber}; bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perindustrian tentang Penetapan Standar Industri Hijau untuk Industri Karet Remah (Crumb Rubber); Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5083); Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 567 1); 5. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 6. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); 7. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan —-Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 8. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 5i/M- IND/PER/6/2015 tentang Pedoman Penyusunan Standar Industri Hijau; 9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M- IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian; MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA, : Menetapkan Standar Industri Hijau untuk Industri Karet Remah (Crumb Rubber) sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri ini : Dokumen Standar Industri Hijau sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Maret 2016 Salinan-sesuai dengan aslinya ao ee MENTERI PERINDUSTRIAN an Perindustrian REPUBLIK INDONESIA, apt dan Organisasi, ttd. ;ALEH HUSIN CINK s. Us! “A. Cahyanto SALINAN Keputusan Menteri ini BONS disampaikan Kepada: Para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Perindustrian; Para Pejabat Eselon II di lingkungan Kementerian Perindustrian; Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Pertinggal LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR — : 147/M-IND/Kep/3/2016 TANGGAL : 14 Maret 2016 a | Nomor Urut DAFTAR PENETAPAN STANDAR INDUSTRI HIJAU Nomor Standar Industri Hijau Judul Standar Industri Hijau QQ) (2) @) 1 SIH 22123:2015 n sesuai dengan aslinya kretariat Jenderal Industri Karet Remah (Crumb _ Rubber, MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SALEH HUSIN ‘STH 22123:2015 SIH Standar Industri Hijau INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU »:; Kementerian <~ a, Perindustrian wy SIH 22123:2015 Daftar isi Prakata .... Ruang Lingkup Acuan Normatit Definisi.. ‘Simbol dan Singkatan Istitah Persyaratan Teknis Persyaratan Manajemen... Bibliografi. Bagan Alir ONauswne AJSIH Karet Remah (Crumb SIH 22123:2015 Prakata Standar Industri Hijau (SIH) industri Crumb Rubber disusun dengan maksud menunjang pengembangan industri Crumb Rubber yang berdaya saing handal dan berkelanjutan. Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Tim Teknis Crumb Rubber melalui proses telaahan yang melibatkan stake holder, diantaranya wakil-wakil dari pihak produsen, asosiasi, dan instansi pemerintah, serta merupakan hasil Konsensus bersama 21STH Karet Remah (Crumb Ru SIH 22123:2015 Industri Karet Remah (Crumb Rubber) 1 Ruang Lingkup Standar ini menguraikan definisi, persyaratan kriteria, batasan, metode verifikasi, serta persyaratan manajemen bagi industri Karet Remah (crumb rubber) yang memproduksi SIR (Standard Indonesian Rubber). Ruang lingkup standar industri hijau bagi industri Karet Remah (crumb rubber) mencakup aspek-aspek: A. Aspek Persyaratan Teknis 1. Bahan baku Bahan penolong Energi Air Proses produksi Produk Kemasan Limbah Emisi CO: ~ ONAnRwWN B. Aspek Persyaratan Manajemen 1. Kebijakan dan Organisasi 2. Perencanaan strategis 3. Pelaksanaan dan pemantauan 4. Tinjauan Manajemen 2. Acuan Normatif + SNI ISO 9001:2008 Sistem Manajemen Mutu ~ Persyaratan atau revisinya + SNI 180 19-14001-2005 Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dan Panduan Penggunaan atau revisinya + SNI ISO 50001:2012 Sistem Manajemen Energi atau revisinya + SNI06-1903-2000 Standard Indonesian Rubber (SIR) atau revisinya 3. Definisi 3.1 Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektifitas pemakaian sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat. BISTH Karet Remah (Crumb Rubber SIH 22123:2015 3.2. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan jlmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. 3.3. Standar Industri Hijau adalah standar industri yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumberdaya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat_ yang memuat ketentuan mengenai spesifikasi teknis dan manajemen. 3.4 Perusahaan industri adalah setiap orang yang melakukan kegiatan di bidang usaha industri yang berkedudukan di Indonesia. 3.5 Bahan baku adalah bahan mentah, barang setengah jadi, atau barang jadi yang dapat diolah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi 3.6 Bahan Olahan Karet (BOKAR) adalah lateks dan/atau gumpalan yang dihasilkan pekebun kemudian diolah lebih lanjut secara sederhana sehingga menjadi bentuk lain yang bersifat lebih tahan untuk disimpan, mudah diangkut serta tidak tercampur dengan kontaminan. 3.7 Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesian Rubber (SIR), selanjutnya disebut BOKOR SIR adalah karet yang berasal dari lateks kebun dari pohon karet (Hevea brasiliensis M) berupa slab, lump, slab lump, ojo, sit angin (unsmoked sheet), sit asalan (smoked sheet), cutting, crepe, blocked sheets dan blanket. 3.8 Bahan penolong (auxiliaries) adalah bahan kimia yang berfungsi membantu dalam proses produksi karet olahan, 3.9 SDS (Safety Data Sheet) adalah lembar keselamatan yang berisi informasi mengenai sifat-sifat zat kimia, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat kimia, pertolongan apabila terjadi kecelakaan, penanganan zat yang berbahaya dan merupakan protokol keselamatan dan keamanan kerja, digunakan secara luas di dalam laboratorium, industri, serta pihak-pihak yang bekerja dengan bahan kimia. 3.10 OEE (Overall Equipment Effectiveness) adalah metode pengukuran terhadap kinena yang berhubungan dengan ketersediaan proses, produktivitas, dan kualitas yang berfungsi untuk mengetahui efektifitas penggunaan mesin, peralatan, waktu serta material dalam sebuah sistem operasi di industri. 3.11 Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah pada sumbernya. 3.12 Reuse (penggunaan kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi. 3.13 Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah dengan memprosesnya Kembali ke proses semula melalui perlakuan fisika, kimia, dan biologi 3.14 Recovery (ambil ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan kedalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika, kimia, dan biologi. 4[SIH Karet Remah (Crumb Rubber SIH 22123:2015 3.15 Zat berbahaya adalah bahan kimia batk dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup secara langsung atau tidak fangsung yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi 3.16 Verifikasi adalah konfirmasi melalui penyediaan bukti objektif bahwa persyaratan yang ditentukan telah dipenuhi 4 Simbol dan BML Coa GRK IPAL IPLC KKK kwh, KPI Ma OEE SDS SIR sop ingkatan Istitah : Baku Mutu Lingkungan Certificate of Analysis : Gas Rumah Kaca Instalasi Pengolahan Air Limbah Izin Pembuangan Limbah Cair : Kadar Karet Kering : kiloWatt hour : Key Performance Indicator Mega Joule : Overall Equipment Effectiveness : Safety Data Sheets Standard Indonesian Rubber Standard Operating Procedure 5 Persyaratan Teknis Bahan Baku Ceuc! 4a. Sumber bahan Deere cain efisiensi material dan kualitas produk baku | | Lat. | Menjalankan Praktek | Periksa ketersediaan Internal Terbaik (Best ‘SOP/Acuan Pengelolaan Practise) Pengelolaan | bahan baku. bahan baku 1.1.2, Mengidentifikasi cara | Periksa catatan/record Eksternal penanganan kualitas penanganan pemasok terhadap bahan baku dari bahan baku yang —_| pemasok dipasok 1.2. Menerapkan Periksa persyaratan ‘Spesifikasi bahan persyaratan teknis teknis yang digunakan: baku bahan baku untuk —_| dan implementasinya S|SIH Karet Remah (Crumb Rubber STH 22123:2015 Sa Ee 13. Penanganan bahan _ | Periksa kesesuaian | Penanganan bahan | baku dilakukan prosedur dan | baku sesual prosedur penerapannya di proses | penyimpanan, | pengangkutan, dan | | pemakaian | t | 14. Perbandingan Periksa kebenaran | Perbandingan perhitungan | | produk terhadap | & Produk SIR perbandingan produk terhadap bahan | | pemakaian bahan | aL okar(siab, | (IR) terhadap | baku jump, siab lumps, | Pemakaian bahan baku | A eeecson, | sesuai dengan lampiran | Kiana dokumen ini. | b. Produk SIR terhadap bahan baku bokar berupa lateks, minimum 25% KKK 2. | Bahan Kualitas dan Pemakaian bahan _| Periksa spesifikasi dan penolong kuantitas bahan | penolong kimia logbook penolong kimia | sesuai prosedur/ pemakaianylaporan | | formula yang telah | pemakaian bahan | ditetapkan penolong kimia. Energi Ba | Sumber energi yang _ | Periksa neraca enerai, ‘Sumber energi | digunakan sumber energi dan bukti | terdokumentasi pendukungnya. dengan batk | 3 = 3.2 a. Konsumsi bauran | Periksa neraca | Konsumsienergi | energi; penggunaan energi, hasil | perhitungan konsumsi ~ Konsumsi energi | Tistrik maksimum ae. 175 kWhjton | Pendukungnya sesuat dengan lampiran Proc dokumen ini ~ Konsumsi energi | CmUme panas 1.000 Mega Joule/ton produk b. Konsumsi energi tunggal setara dengan konversinya fafa faa al = 5 Konsumsi Air 4d. ‘Sumber air yang Periksa neraca ‘Sumber Air dan Izin | digunakan penggunaan air, | | pengunaan terdokumentasi kapasitas, dan | dengan balk, dan —_| bandingkan dengan izin penggunaanya sesuai | yang dimiliki. dengan izin yang gimilita 61SIH Karet Remah (Crumb Rubber) STH 22123:2015 Sa een Pees | 4.12. Total konsumsi air | Periksa kesesuaian hasil Total Konsumsi Air | untuk proses perhitungan pemakaian maksimum 35 dan bukti pendukung m?/ton produk sesuai dengan lampiran dokumen ini. | 42. | Proporsi pemakaian | Periksa perhitungan Rasio daur ulang | air hasil daur ulang | sistem daur ulang yang (recycle) minimum sebesar _| digunakan dan 25% kuantitasnya sesuai dengan lampiran dokumen ini. 5. | Proses 5.1. Kinerja Peralatan _| Periksa hasil perhitungan Produksi Kinerja Peralatan | produksi yang kinerja peralatan dan Produksi dinyatakan dalam —_ | laporan operasional yang OEE, minimum 85 % | disediakan oleh perusahaan sesuai dengan lampiran dokumen ini 5.2. Tingkat kegagalan _| Periksa laporan reject Tingkat kegagalan | produksi (reject rate) | rate yang disediakan produksi per tahun maksimum | oleh perusahaan, 1% lakukan observasi lapangan, dan wawancara. Periksa perhitungannya sesuai dengan lampiran dokumen ini 6 | Produk | Mutu produk Mutu produk Periksa mutu produk memenuhi standar | berdasarkan laporan | SNI 06-1903-2000 | hasil analisa dan | | atau revisinya | bandingkan dengan | standar yang diacu 7 | Kemasan Mutu Kemasan | Mutu kemasan Periksa mutu kemasan Produk produk memenuhi | produk berdasarkan standar SNI 06-1903- | laporan pemakaian 2000 atau revisinya | bahan kemasan dan spesifikasinya serta bandingkan dengan standar yang diacu 8 | Limbah 8.1. | Pengelolaan Limbah | B11 | Memitiki instalasi Periksa keberadaan IPAL | Pengelolaan limbah | pengolahan air Gan Kondisinya cair limbah dan memiliki | (jerfungsi/tidak), serta IPLC bukti kepemilikan IPLC 8.1.2. Melakukan upaya Periksa implementasi Pengelolaan Limbah | Pengendalian program dan data hasil Gas. pencemaran udara, | pemantauan lingkungan | bau, dan pencemar | bandingkan dengan baku MISH Karet Reman (Crumb Kubber STH 22123:2015 ree Cec | lain yang tertuang ‘mutu tingkat kebauan | | dalam dokumen sesuai dengan peraturan | | tingkungan hidup. —_| yang berlaku. | Memantau kualitas | udara ambient dan | emisi gas buang sebagaimana tertuang dalam dokumen lingkungan | hidup, serta | memastikan | parameter yang | dipantau memenuhi | | baku mutu | | | 8.1.3. Mengacu pada Periksa cara pengelolaan Pengelolaan rencana pengelolaan | limbah padat dan Limbah Padat limbah padat yang ketentuan yang tertuang tertuang dalam dalam dokumen dokumen lingkungan | lingkungan. | | yang telah disetujui 82 | Limbah cair yang Periksa mutu limbah Baku Mutu dibuang memenuhi | sesuai hasil uji Buangan Limbah | baku mutu air limbah | laboratorium bagi usaha dan/atau_ | terakreditasi dan kegiatan industri dibandingkan dengan karet. BML sesuai dengan | peraturan yang berlaku. 9. | EmisiGRK | Tingkat Emisi CO, | Tingkat emisi CO, _| Periksa hasil perhitungan | | maksimum 200 Kg | emis) CO, dan/atau | CO,/ton produk laporan pengukuran atau | pemantauan emisi GRK. | Periksa perhitungannya | sesuai dengan lampiran dokumen ini | ISTH Karet Remah (Crumb Rubber ‘STH 22123:2015 6 Persyaratan Manajemen rd Cr Dar) riety Dra Kebijakan dan | 1.1. Perusahaan wajib | Periksa dokumen Organisasi | Kebijakan Industn'_| memiliki kebijakan _| kebijakan penerapan Hijau tertulis Penerapan —_| industri hijau yang Industri Hijau | ditandatangani oleh pimpinan puncak eee (ees a. Keberadaan Periksa dokumen Organisasi Industri | organisasi dan tim | penetapan organisasi | Hijau pelaksana dan tim pelaksana | penerapan industri | penerapan industri hijau hijau di yang ditandatangani oleh perusahaan pimpinan puncak b. Program pelatihan/ | Periksa sertifikat/bukti peningkatan pPelatihan/peningkatan kapasitas Sumber | kapasitas SDM tentang Daya Manusia industri hijau (SDM) tentang industri hijau 13. Terdapat kegiatan | Periksa bukti kehadiran Sosialisasi sosialisasi kebijakan | atau dokumentasi atau | Kebijakan dan dan organisasi copy media sosialisasi | Organisasi Industri_| industri hijau di tentang kebijakan dan | Hijau perusahaan ‘organisasi industri hijau i perusahaan 2. |Perencanaan | 2.1. Perusahaan memiliki | Periksa dokumen tujuan Strategis Tujuan dan Sasaran | Rencana strategis —_| dan sasaran penerapan Industri Hijau (Renstra) dan Industri Hijau di program untuk perusahaan mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau Perusahaan memiliki | Periksa dokumen Renstra Perencanaan Rencana strategis | dan Program yang Strategis dan (Renstra) dan mencakup Program program untuk ‘ rencapal tujuen dan |” Ef'siensi penggunaan bahan baku, sasaran dani kebijakan penerapan | - Efisiensi penggunaan Industn Hijau energi; ~ Efisiensi penggunaan air; - Konservasi energi; - Konservasi air; - Pengurangan emis GRK; ~ Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) 9]SIH Karet Remah (Crumb Rubber) Dorcacy Pelaksanaan dan pemantauan STH 22123:2015 er CM ulcer Jadwal pelaksanaan, Penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani oleh pimpinan puncak Periksa bukti pelaksanaan program: ~ Dokumentasi pelaksanaan program «© Efisiensi penggunaan bahan baku, * Efisiensi penggunaan ener: * Efisiensi penggunaan air; + Konservasi enerai = Konservasi air; ‘+ Pengurangan emisi GRK; * Pengurangan limbah (83 dan Non 83) - Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak 3 Program, Pelaksanaan dilaksanakan sesuai Program dengan jadwal dan dilaporkan secara | berkala kepada | manajemen serta | mendapatkan | persetujuan dari | manajemen puncak | | 3.2. Pemantauan program Pemantauan dilaksanakan secara Program berkala dan hasilnya dilaporkan sebagai bahan tinjauan manajemen puncak dan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan Periksa laporan hasil pemantauan program dan bukti pendukung baik yang dilakukan ‘secara internal maupun eksternal. Laporan yang dilakukan secara internal, divalidasi oleh manajemen puncak. 10] STH Karet Remah (Crumb Rubbe ‘SIH 22123:2015 Bibliografi UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi. Peraturan Menteri Perdagangan RI NO. 53/M-DAG/PER/10/2009 tentang Pengawasan ‘Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standar Indonesian Rubber yang diperdagangkan Peraturan Menteri Pertanian RI No. 38/Permentan/OT.140/8/2008 tentang Pedoman Pengolahan dan Pemasaran Bahan Olah Karet (BOKAR) Kementerian Lingkungan Hidup, Metodologi Penghitungan Tingkat Emisi GRK Proses Industri, dan Pengunaan Produk Kementerian Perindustrian, Petunjuk Teknis Perhitungan Emisi GRK Sektor Industri, 2012. 8 Bagan Alir ASTH Karet Remah (Crumb Rubbe. ‘SIH 22123:2015 BISTH Karet Remah (Crumb Rubber) SIH 22123:2015 SIH Lampiran INDUSTRI KARET REMAH (CRUMB RUBBER) Kementeri ey iss f REPUBLIK INDONESIA INDUSTRI HUAU SIM 22123:2015 Penjelasan Standar Industri Hijau Industri Karet Remah (Crumb Ruber) Penjelasan SIH Crumb Rubber mencakup penijelasan terkait dengan kriteria, batasan yang digunakan dan metode verifikasi terhadap bukti-bukti pendukung serta sumber data dan informasi yang diperlukan pada saat melakukan venifikasi. Standar yang ditetapkan, diterapkan terhadap aspek-aspek: ‘A. Aspek Persyaratan Teknis 1. Bahan baku Bahan penolong Energi Air Proses produksi Produk kemasan Limbah Emisi CO. B. Aspek Persyaratan Manajemen 1. Kebijakan dan Organisasi 2. Perencanaan strategis 3. Pelaksanaan dan pemantauan 4. Penanpun Tinjauan Manajemen A. Persyaratan Teknis Perea) De cry 1a Sumber bahan | baku tat | Menjalankan Praktek Periksa ketersediaan Internal Terbaik (Best SOP/Acuan Pengelolzan Practise) Pengelolaan | bahan baku bahan baku 4.1.2, Mengidentifikasi cara | Periksa catatan/record’ Eksternal penanganan kualitas penanganan pemasok terhadap | bahan baku dar bahan baku yang | pemasok | dipasok 12. | Menerapkan Periksa persyaratan Spesifikasi bahan | persyaratan teknis _| teknis yang digunakan baku bahan baku untuk | dan implementasinya | efisiensi material dan | Kualtas produk 1]Lampiran SIH Karet Remah (Crum DarcuLy 13. Penanganan bahan baku 14. Perbandingan produk terhadap pemakaian bahan baku Penanganan bahan baku dilakukan | sesual prosedur Perbandingan a. Produk SIR terhadap bahan baku bokar(siab, lump, slab lump), minimum 55% SIH 22123:2015 Ie N LC Periksa kesesuaian prosedur dan Penerapannya di proses Penyimpanan, Pengangkutan, dan pemakaian Periksa kebenaran perhitungan perbandingan produk (SIR) terhadap Pemakaian bahan baku sesuai dengan lampiran dokumen ini L KKK, atau | b. Produk SIR terhadap bahan baku bokar berupa lateks, minimum 25% KKK. Penielasan 1. Bahan Baku 4.1. Kriteria Kriteria yang ditetapkan mencakup penanganan sumber bahan baku, spesifikast bahan baku yang digunakan dan penanganan bahan baku. Penetapan kriteria ini bertujuan untuk mengendalikan penggunaan bahan baku agar sasaran kualitas produk dan efisiensi Penggunaan bahan baku tercapai yang tergambar pada kriteria perrbandingan produk terhadap bahan baku 1.2. Batasan 1. Sumber bahan baku internal adalah sumber bahan baku yang dipasok dari kebun milik sendiri, sehingga pengendaliannya dilakukan melalui penerapan praktek terbaik (Best Practise) Pengelolaan bahan baku yang ditetapkan oleh perusahaan melalui prosedur atau acuan lainnya. 2. Sumber bahan baku ekternal adalah sumber bahan baku yang dipasok dari kebun bukan milik Sendiri (milik rakyat dan/atau milik perusahaan lain). Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi cara penanganan bahan baku oleh pemasok sehingga dapat diketahui karakteristik bahan baku yang di pasok masing-masing pemasok guna menentukan cara perlakuan/ treatment yang diperlukan. 3. Spesifikasi bahan baku adalah spesifikasi yang ditetapkan/diacu oleh _perusahaan berdasarkan ketetapan perusahaan dan/atau persyaratan yang diatur oleh pemerintah. 4. Penanganan Bahan Baku adalah pertakuan/ treatment terhadap bahan baku yang harus dilakukan berdasarkan karakteristik bahan baku yang dipasok, guna mencapai standar kualitas yang diinginkan. 5. Perbandingan produk terhadap pemakaian bahan baku adalah perbandingan antara produk akhir dengan bahan baku yang digunakan, yang menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan bahan baku. Berdasarkan jenis bahan baku yang digunakan dan ketersediaan data yang dicatat (record), dipisahkan menjadi dua yaitu bokar jenis lateks dan bokar jenis s/ab/lump/slab lump. Basis perhitungan bahan baku yang digunakan untuk perbandingan produk SIR terhadap bahan baku bokar, adalah bahan baku yang diterima dalam bentuk siab, Jump, slub lump yang masih mengandung air dan kotoran. Kadar karet Kering dari bokar minimum 5%. 2)Lampira H Karet Remah (Cru StH 22123:2015 Sedangkan untuk bahan baku lateks, berat bahan baku dihitung dari lateks basah yang mengandung air dengan kadar karet kering 25%. 1.3, Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti Pendukung yang terkait diantaranya 1. Periksa ketersediaan SOP/Acuan Pengelolaan bahan baku. 2. Periksa catatan/record kualitas penanganan bahan baku dari pemasok dalam kurun waktu minimal 1 tahun terakhir, apabila bahan baku dipasok dari eksternal. 3. Periksa persyaratan teknis yang digunakan terkait dengan spesifikasi bahan baku dan bukti implementasinya 4. Periksa prosedur penanganan bahan baku dan bukti penerapannya (penyimpanan, pengangkutan, treatment/perlakuan) 5. Periksa catatan/record data bahan baku dan produk SIR dalam kurun waktu minimal 1 tahun terakhir untuk menentukan nilai perbandingan produk (SIR) terhadap pemakaian bahan baku. Res = P/B x 100% Ree: Rasio Produk terhadap Bahan Baku (%) p_: Jumlah produk akhir yang dihasilkan dalam satu periode1 tahun (ton) 8: Jumlah total pemakaian bahan baku dalam periode 1 tahun (ton) peace) eee nical Periksa spesifikasi dan Jogbook pemakaian/ laporan pemakaian bahan penolong kimia. Kualitas dan | Pemakaian bahan kuantitas bahan | penolong kimia | penolong kimia _| Sesuai prosedur/ formula yang telah | ditetapkan Bahan penolong Penielasan 2. Bahan Penolong 2.1. Kriteria Kriteria_ yang ditetapkan mencakup persyaratan bahan penolong yang terdiri dari kualitas plastik kemasan produk, dan kualitas pallet/packing untuk produk jadi, serta pemakaian bahan tambahanPenetapan kriteria ini bertujuan untuk mengendalikan penggunaan bahan penolong dari sisi kualitas dan kuantitasnya agar kualitas produk terjaga dan meminimalkan terjadinya kerusakan, 2.2. Batasan 1. Kualitas plastik kemasan produk yang digunakan sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam prosedur mutu dan ketentuan yang diatur oleh standar yang berlaku 2. Kualitas pallet/packing untuk produk yang digunakan sesuai spesifikasi yang ditetapkan dalam prosedur mutu dan ketentuan yang diatur oleh standar yang berlaku 3. Pemakaian bahan tambahan seperti: Hydroxilamine Sulfide-HNS atau bahan penolong kimia dilakukan sesuai prosedur/ formula yang telah ditetapkan 2.3, Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti pendukung yang terkait melalu' 1. Periksa ketersediaan prosedur/Acuan Pengelolaan bahan penolong. 2. Periksa catatan/record pemakaian bahan penolong kimia dalam kurun waktu minimal 1 tahun terakhir. B[Lampican SIH Karet Remah (Crumb SIH 22123:2015 Baer riety DRL 3. | Energi 3.1 | Sumber energi yang | Periksa neraca energ}, j Sumber energi | digunakan sumber energi dan bukti | terdokumentasi pendukungnya. dengan baik 3.2 a. Konsumsi bauran | Periksa neraca Konsumsi energi | — energi; penggunaan energi, hasil |= Konsumsi energi | Perhitungan konsumsi listrik maksimum | €nergi, dan bukti 175 kWh/ton pendukungnya sesuai produk dengan lampiran ~ Konsumsi energi | #okumen in. panas 1.000 Mega Joule/ton produk b. Konsumsi enerai tunggal setara dengan konversinya. Penjelasan 3. Energi 3.1. Kriteria Kriteria yang ditetapkan mencakup sumber energi yang digunakan dan tingkat Konsumsi energi. Pencataan konsumsi energi dan sumber energi akan menggambarkan tingkat efisiensi yang dapat menjadi bahan evaluasi dalam melakukan upaya konservasi dan efisiensi energi 3.2, Batasan 1. Sumber energi yang digunakan tercatat/terdata dalam kurun waktu minimal 1 tahun terakhir yang mencakup jenis, sumber, kuantitas dan bukti pendukungnya. Misalnya sumber energi dari PLN tercatat jumlah kWh, bukti pemakaian dan pembayaran. 2. Konsumsi energi adalah konsumsi energi spesifik yang bersumber dari berbagai sumber energi seperti listrk dari PLN, solar, batubara, biomasa atau sumber lainnya. a. Konsumsi energi bauran (2 atau lebih sumber enerai) dikelompokkan menjadi konsumsi energi spesifiklistrik_ maksimum 175 kWh per ton dan energi spesifik panas maksimum 1.000 Mega Joule per ton produk b. Konsumsi energi tunggal (1 sumber energi), maksimum penggunaannya setara dengan konsumsi energi bauran sesuai konversinya. Menghitung konsumsi energi panas spesifik dengan formula berikut (HV x BB) State KE,S Konsumsi energi panas spesifik (kWh/ton produk) NHV Nilai Kalor Netto Bahan Bakar (kWh/ton bahan bakar) BB Jumiah konsumsi bahan bakar dalam periode 1 tahun (ton) P : Jumlah produk dalam periode 1 tahun (ton) Konversi: 1 kilocalori = 1.163 x 10° kilo watt-hour 4|campiran SIH Keret Remah (Crumb Rubber SiH 22123:2015 Menghitung konsumsi energi listrik spesifik dengan formula berikut : kt kes = KES —: Konsumsi energi listrik spesifik (kWh/ton produk) KL Jumlah konsumsi listrik dalam periode 1 tahun (ton) Pp Jumlah produk dalam periode 1 tahun (ton) Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti pendukung yang terkait melalui: 1. Pemeriksaan data penggunaan energi minimal kurun waktu minimal 1 tahun terakhir dan bukti pendukung seperti bukti pembayaren rekening tagihan PLN, pembayaran bahan bakar dan bukt pendukung lainya, 2. Pengecekan hasil perhitungan konsumsi energi arse) een incr 41, Konsumsi Air Air 4... | Sumber air yang Periksa neraca | Sumber Air dan Tzin | gigunakan penggunaan air, | pengunaan | terdokumentasi kapasitas, dan | | dengan baik, dan bandingkan dengan izin | | penggunaanya sesuai | yang dimiliki, | dengan izin yang | dimiliki 412. Total konsumsi air _| Periksa kesesuaian hasil Total Konsumsi Air | untuk proses perhitungan pemakaian | maksimum 35 dan bukti pendukung sesuai dengan lampiran m'/ton produk dokumen ini. Proporsi pemakaian 42 Periksa sistem daur Rasio daur ulang | ai hasil daur ulang _| ulang yang digunakan (recycle) minimum sebesar | dan kuantitasnya sesuai 25% dengan lampiran dokumen ini. Penjelasan 4. Air 4.1. Kriteria Kriteria yang ditetapkan mencakup sumber air yang digunakan dan izin penggunaan dimiliki, tingkat konsumsi air, rasio daur ulang (recycle). Kriteria ini menggambarkan kepatuhan peraturan dan efisiensi pemakaian sumberdaya air. 4.2. Batasan 1. Sumber air yang digunakan tercatat/terdata dalam kurun waktu minimal 1 tahun terakhir yang mencakup jenis, sumber, kuantitas dan bukti pendukungnya seperti bukti Pembayaran retribusi, serta penggunaannya sesuai dengan izin yang dimiliki. npiran SIH Karet Remah (Crumb Rubbe 51 SIH 22123:2015 2. Konsumsi air adalah total konsumsi air yang digunakan untuk proses produksi dan utilitas dengan satuan m’ per satuan produk (ton). kas = 4 KAS: Konsumsi air spesifik (m'/ton produk) KA: Konsumsi air untuk proses produksi dan utilitas pada periode 1 ‘tahun produksi yang ditetapkan (m*) P Jumiah produk dalam periode 1 tahun (ton) Hitung rasio air recycle dengan formula: DA = % x 100% DA RA TA rasio air recyde (%) jumlah air yang dikembalikan ke proses produksi (m?) jumlab air yang digunakan untuk proses produksi (m*) 3. Rasio daur ulang adalah banyaknya air hasil daur ulang (recycle) yang digunakan untuk proses selain kategori reuse. 4.3. Metode Verifikasi \Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti pendukung yang terkait melalut 1. Pemeriksaan data penggunaan air minimal kurun waktu minimal 1 tahun terakhir dan bukti pendukung seperti bukti pembayaran restribusi, izin periakaian air. 2. Pengecekan hasil perhitungan konsumsi air Py ete eau 5.1. Produksi Kinerja Peralatan Produksi Kinerja Peralatan —_| Periksa hasil perhitungan produksi yang kinerja peralatan dan dinyatakan dalam japoran operasional yang disediakan oleh OEE, minimum 85% | or cahaan sesual dengan lampiran dokumen ini. 5.2. Tingkat kegagalan produksi Tingkat kegagalan _| Periksa laporan reject produksi (reject rate) | rate yang disediakan per tahun maksimum | oleh perusahaan, 1% lakukan observasi lapangan, dan | wawancara sesuai | dengan lampiran | dokumen ini. 5. Proses Produksi 5.1, Kriteria Kriteria yang ditetapkan mencakup kinerja peralatan produksi dan tingkat kegagalan produksi. Kriteria ini menggambarkan optimalisasi kinerja peralatan yang terkait juga dengan efisiensi biaya produksi dan efisiensi penggunaan bahan baku. @|Lampiran SIH Karet Remah (Crumb Rubber SIH 22123:2015, 5.2. Batasan 1. Overall Equipment Effectiveness atau biasa kenal dengan singkatan OEE merupakan metode untuk mengetahui tingkat kesempurnaan proses produksi. Proses yang sempurna adalah proses yang hanya menghasilkan output yang baik, dalam waktu secepat mungkin, tanpa ada down time. OEE adalah matriks yang mengidentifikasi presentase waktu produktif dari _keseluruhan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan aktifitas produksi. OEE dihitung berdasarkan Availability Index, Production Performance Index, Quality Performance Index a. Availabilty Index : waktu produksi_ sebenamya dibandingkan dengan waktu produksi yang direncanakan. Jika nilai Availability 100%, artinya proses selalu berjalan dalam waktu yang sesuai dengan waktu produksi yang telah direncanakan (tidak pernah ada down time). b. Production Performance Index : tingkat produksi sebenarnya dibandingkan dengan tingkat produksi yang terbaik (best demonstrated production rate). . Quality Performance Index. kualitas produk sebenarnya dibandingkan dengan target kualitas. Hal ini berkaitan dengan jumiah produk defect dan scrap. Nilai 100% untuk Quality menunjukkan bahwa produks' tidak menghasilkan produk cacat sama sekali. ‘Tahapan perhitungan Overall Equipment Effectiveness meliputi Availability Index = Actual Production Time / Planned Production Time x 100% Production Performance Index = (Total Pieces / Operating Time) / Ideal Run Rate x 100% Quality Performance Index = Good Pieces / Total Pieces x 100% OEE = Availability Index x Performance Index x Quality Index 2. Tingkat kegagalan produksi adalah proporsi produk reject seperti scrap, rusak dibandingkan jumlah produksi. Tingkat kegagalan produksi (reject rate) dihitung dengan: Produk defect dan scrap (tan) 7 ago, total produk (Con) 5.3, Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti pendukung yang terkait melalui 1, Pemeriksaan laporan operasional perusahaan dan periksa hasil perhitungan kinerja peralatan. 2. Periksa laporan produksi dan cacatan reject rate, periksa hasil perhitungannya parece) Metode Verifikasi Mutu produk | Mutu produk | memenuhi standar | SNI 06-1903-2000 | atau revisinya Periksa mutu produk berdasarkan laporan hasil analisa dan bandingkan dengan standar yang diacu 7\Lampiran SH Karet Remah (Crumb Rubber SIH 22123:2015 Penjelasan 6. Produk 6.1. Kriteria Kriteria yang ditetapkan adalah kriteria mutu produk. Kriteria ini untuk menjamin konsistensi mutu produk yang akan berpengaruh terhadap daya saing dan keberlanjutan usaha 6.2. Batasan Mutu produk adalah mutu produk yang memenuhi standar SNI 06-1903-2000 atau revisinya 6.3. Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti endukung yang terkait diantaranya: 1. Periksa mutu produk berdasarkan laporan hasil analisa laboratorium di bagian Quality Control (QC) 2. Bandingkan catatan mutu produk dengan standar yang diacu een ace Mutu Kemasan, Produk Mutu kemasan produk memenuhi standar SNI 06-1903- 2000 atau revisinya Periksa mutu kemasan produk berdasarkan laporan pemakaian bahan kemasan dan spesifikasinya dan bandingkan dengan standar yang diacu. 7. Kemasan 7.1. Kriteri Kniteria yang ditetapkan adalah kriteria mutu kemasan produk. Kriteria ini untuk menjamin perlindungan terhadap mutu produk, meminimalkan terjadinya kerusakan. 7.2. Batasan Mutu kemasan produk adalah mutu kemasan produk yang memenuhi standar SNI 06-1903- 2000 atau revisinya 7.3. Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti pendukung yang terkait diantaranya: 1. Periksa mutu kemasan produk berdasarkan laporan pemakaian bahan kemasan 2. Bandingkan catatan mutu kemasan dengan spesifikasi yang ditetapkan Cara) Caer (Moho 8.1. Pengelolaan Limbah 8.11 Pengelolaan limbah cair Memiliki instalast pengolahan air limbah dan memiliki IPLC Periksa keberadaan IPAL dan kondisinya (berfungsi/tidak), serta bukti kepemilikan IPLC BjLampiran SiH Karet Remah (Cru Pcucl 8.1.2. Pengelolaan Limbah Gas 8.1.3. Pengelolaan Limbah Padat Melakukan upaya pengendalian pencemaran udara, bau, dan pencemar ain yang tertuang dalam dokumen lingkungan hidup. Memantau kualitas | udara ambient dan | emisi gas buang | sebagaimana | tertuang dalam | dokumen lingkungan hidup, serta | memastikan | Parameter yang | dipantau memenuhi | baku mutu Mengacu pada rencana pengelotaan limbah padat yang tertuang dalam dokumen lingkungan yang telah disetujui SIM 22123:2015, Metode Verifikasi Periksa implementas) | program dan data hasil Pemantauan lingkungan | bandingkan dengan baku mutu tingkat kebauan sesuai dengan peraturan yang berlaku. | Periksa cara pengelolaan limbah padat dan ketentuan yang tertuang dalam dokumen lingkungan. 8.2. Buangan Limbah 8.2.1. Baku Mutu Limbah Limbah cair yang dibuang memenuhi baku mutu air limbah bagi usaha dan/atau kegiatan industri karet. Periksa mutu limbah sesuai hasil uji laboratorium terakreditasi dan dibandingkan dengan BML sesuai dengan peraturan yang berlaku. bah 8.1. Kriteria Kriteria yang ditetapkan mencakup pengelolaan limbah (limbah padat, cair dan gas) dan buangan limbah. Kriteria ini untuk meminimalkan pencemaran lingkungan dan dalam rangka mendukung program Perlindungan terhadap lingkungan sekitarnya serta mencegah timbulnya keluhan masyarakat yang dapat mempengaruhi keberlanjutan usaha. 8.2. Batasan 1. Pengelolaan limbah cair adalah upaya untuk mengelola limbah cair yang timbul selama roses produksi dengan mengedepankan proses 4 R (reduce, reuse, recydle, recovery) dan pengelolaan limbah akhir yang mengacu pada peraturan yang berlaku. Pengelolaan limbah gas adalah upaya mengelola limbah gas yang timbul selama proses Produksi untuk pengendalian pencemaran udara seperti bau dan pencemar lain yang tertuang dalam dokumen lingkungan hidup. proses produksi alLamp SIH Karet Remah (Crumb Rubb Pengelolaan limbah padat adalah upaya mengelola limbah padat yang timbul selama SiH 22123:2015 4. Buangan limbah adalah limbah cair yang dibuang ke badan air sesuai dengan izin yang dimiliki. 8.3. Metode Verifikasi Verifikasi dilakukan melalui kegiatan pemeriksaan dokumen, catatan data dan bukti pendukung yang terkait diantaranya: 1. Periksa keberadaan sarana pengolah limbah 2. Periksa implementasi pengelolaan limbah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan berikut bukti pendukungnya 3. Periksa izin pembuangan limbah cair (IPLC) dan izin-izin yang terkait dengan pengelolaan limbah kategori 83 (termasuk apabila di kerjasamakan dengan pihak lain) 4, Periksa laporan hasil pengukuran/analisa mutu limbah cair dan bandingkan dengan standar di lampiran permen LH No. 5 tahun 2014, lampiran IV. 5. Periksa laporan hasil pengukuran/analisa limbah gas, bandingkan dengan baku tingkat kebauan Permen LH no.50 th 1996, dan PP No.41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara, Gara} Cu) Reena 9. | EmisiGRK | Tingkat Emisi CO, | Tingkat emisiCO, _| Periksa hasil perhitungan | maksimum 200 Kg _| emisi CO2, dan/atau O,/ton produk laporan pengukuran atau | pemantauan emisi GRK sesuai dengan lampiran | dokumen ini. Penjelasan 9. Emisi GRK 9.1. Kriteria Kriteria yang ditetapkan mencakup tingkat emisi GRK (emisi CO,e) yang dihasilkan selama proses produksi. Kriteria ini untuk mengendalikan emisi GRK oleh industri crumb rubber. Kegiatan industri merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) di antaranya emisi CO2, yang diyakini menjadi penyebab terjadinya pemanasan global. Oleh sebab itu perlu komitmen dan kebijakan dari pihak perusahaan untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penurunan emisi GRK. Komitmen dan kebijakan tersebut selanjutnya akan dijadikan target/ KPI perusahaan. 9.2. Batasan 1. Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) adalah emisi yang dihasilkan oleh mdustri crumb rubber yang bersumber dari penggunaan energi listrik dan panas, 2. Tingkat emisi CO. merupahan hasil perhitungan emisi dari penagunaan energi rhitungan emisi pengqunaan energi spesifik (lis Tingkat Emisi = Energi listrik (kWh) x Faktor Emisi (KaCO2/KwH) Ton Produk 40}Lampiran SIH Karet Remah (Crumb Rubbe SIH 22123:2015, Faktor et dari ketenagalistrikan: Baseline Faktor Emisi Sistem Ketenagalistrikan Kalteng dan Kalsel Sulut, Sulteng, dan Gorontalo Sulsel, Sulber, dan Sultra r fosil Tingkat Emisi = Energi bb fosil (T3) x Faktor Emisi (kqCO2/T3) Ton Produk Konversi energi bb fosil dari kilokaloni ke Terra Joule: 1 kilokalori = 0.00418 Megajoule=0.00000418 Terrajoule Faktor emisi bahan bakar fosil { | Faktor Emisi | Faktor Emisi | | Bahan Bakar Fosit | belum Terkoreksi | _‘Terkoreksi kgC02/TI | kg CO./T3 Minyak mentah | 73300 | 72.600 | Bensin 69.300 68.600 Minyak tanah 71.900 71.200 | Minyak diesel 74.100 | —_ 73.400 Minyak residu 77.400 76.600 | LPG 63.100 62.500 | Petroleum coke 100.800 99.800 | | Batubata anthrasit 98.300 96.300 | 4 Batubara bituminous 92.700 | Batubara sub-bituminous 94.200 | Lignit 101.200 [99.200 | [peat aE 106.000 104.900 | Gas alam : 56.100 _ 55.900 14|Lampiran SIH Karet Remah (Crumb Rubber SIH 22123:2015 B. Persyaratan Manajemen pereticy Ree CuL ce 1. | Kebijakan dan | 1.1. Perusahaan wajib | Periksa dokumen Organisasi | Kebijakan Industri | memiliki kebijakan _| Kebijakan penerapan Hijau tertulis Penerapan | industri hijau yang | Industri Hijau ditandatangani oleh | pimpinan puncak 1.2, a. Keberadaan Periksa dokumen Organisasi Industri | organisasi dan tim | penetapan organisasi Hijau pelaksana dan tim pelaksana penerapan industri | penerapan industri hijau hijau di yang ditandatangani oleh perusahaan pimpinan puncak . Program pelatihan/ | Periksa sertifikat/bukti peningkatan pelatihan/peningkatan kapasitas Sumber | kapasitas SDM tentang Daya Manusia industri hijau (SDM) tentang industri hijau (ay Terdapat kegiatan Periksa bukti kehadiran Sosialisasi sosialisasi Kebijakan | atau dokumentasi atau Kebijakan dan dan organisasi copy media sosialisasi | Organisasi Industri | industri hijau di tentang kebijakan dan | Hijau perusahaan organisasi industri hijau \ di perusahaan Penielasan 1. Kebijakan dan organisasi 1.L.Kriteria Sudah jelas. 1.2. Batasan Sudah jelas 1.3. Metode Verifikasi Sudah jelas Carey Ree ON ac 2. |Perencanaan | 2.1. Perusahaan memiliki_ | Periksa dokumen tujuan Strategis Tujuan dan Sasaran Rencana strategis _| dan sasaran penerapan Industri Hijau (Renstra) dan Industri Hijau di program untuk perusahaan ‘mencapai tujuan dan sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau 42|Lampiran SIH Karet Remah (Crumb Rubber) Daca) 2.2. Perusahaan memiliki_ | Per SIH 22123:2015 Ren ice iksa dokumen Renstra erencanaan Rencana strategis dan Program yang Strategis dan (Renstra) dan mencakup Program program untuk mencapai tujuan dan | sasaran dari kebijakan penerapan Industri Hijau Efisiensi penggunaan bahan baku, Efisiensi penggunaan energi Efisiensi penggunaan air; Konservasi energi; Konservasi air; Pengurangan emis GRK; Pengurangan limbah (B3 dan Non 83) Jadwal pelaksanaan, Penanggung jawab, dan alokasi dana Dokumen Renstra dan Program ditandatangani olel th pimpinan puncak Penjelasan 2. Perencanaan Strategis 2A. Krite Sudah jelas. 2.2. Batasan Sudah jelas 2.3. Metode Verifika Sudah jelas arcucy Pelaksanaan dan pemantauan 3a. Pelaksanaan Program Program Per dilaksanakan sesuai | dengan jadwal dan | dilaporkan secara | berkala kepada manajemen serta mendapatkanpersetuj van dari manajemen puncak pe pelaksanaan program: - Dokumentast een ution iksa bukti elaksanaan program Efisienst penggunaan bahan baku, Efisiensi penggunaan energi; Efisiensi penggunaan air; Konservasi energi; Konservasi air; Pengurangan emisi GRK; Pengurangan limbah (B3 dan Non B3) 43]Lampiran SIH Karet Reman (Crumb Rubbe Kriteria SIH 22123:2015 Ieee Rn hCey - Dokumentasi realisasi alokasi anggaran untuk pelaksanaan program yang telah direncanakan | ~ Bukti persetujuan pelaksanaan program dari manajemen puncak 3.2. Pemantauan Program i | Pemantauan program dilaksanakan secara berkala dan hasilnya dilaporkan sebagai | bahan tinjauan manajemen puncak dan masukan dalam melakukan perbaikan berkelanjutan Periksa laporan hasil Pemantauan program | dan bukti pendukung | baik yang dilakukan | secara internal maupun eksternal Laporan yang dilakukan secara internal, divalidasi | oleh manajemen puncak. | Penjelasan 3. Pelaksanaan dan Pemantauan 3.1.Kriteria Sudah jelas. 3.2. Batasan Sudah jelas 3.3. Metode Verifikasi Sudah jelas 14) ampiran SIH Karet Remah (Crumb Rubber)

You might also like