You are on page 1of 3
kadang-kadang diperlukan pula letak vertikal antara titik terhadap titik yang lain. Posisi yang dimaksudkan dapat posisi relatif ataupun absolut. Dalam tahap ini diperlukan pengertian yang cukup tentang penggunaan alat, spesifikasi alat ukur serta metode engukuran. 3. Presentation/Penyaiian ‘Tahap Penggambaran, Dalam setiap survel data yang telah dikumpulkan harus disajikan dalam suatu bentuk peta dengan simbol yang memudahkan bagi orang lain untuk mengetahul hasil pengukuran yang telah disajikan dalam bentuk grafik/profil ataupun bentuk peta. 1.3. Survei pendahuluan (Reconnasissance Survey) Dalam survei ini ada tiga hal yang pedu diperhatikan 4, mengetahui maksud daripada survei 2. menentukan ketelifian yang diperlukan 3, _menentukan metode pengukuran yang sesuai a. _-mengetahui maksud daripada survei Mengetahui maksud daripada survei sebelum menentukan metodenya pengukuran penting ‘Ada 4 cabang ilmu ukur tanah yang penting wataupun saling overtap 1) Survei geodesi (geodetic surveying) ‘Survei ini meliputi daerah yang mencakup skope nasional bahkan meliputi pengukuran ukuran-ukuran bumi, Survel ini termasuk Geodesi tinggi, daerah yang tercakup melebihi luas 55 x 5 km2, dimana bidang proyeksi bukan lagi di bidang datar tetapi pengaruh lengkung bumi pedu diperhatikan. Titik yang diukur misalnya tik triangulasi ditentukan dengan ketelitian sangat tinggl Titik ini penting untuk titik Kontrol bagi survei-survel pada geodesi rendah. Survel ini biasanya dimaksud untuk peta dasat nasional. 2) Survei topografi (Topographical Surveying) ‘Survel ini dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran bentuk permukaan bum balk kenampakan fisikal (natural features) maupun kenampakan kultural (artifical features). Daearh yang tercakup tidak melebini jarak 55 x 55 km2, sehingga pengaruh lengkungan bumi sudah tidak begitu diperhatikan. Survel termasuk geodesi rendah. posis relatif pengukuran horisontal dan vertikal dapat dibaca dari peta. 3) Survei Kadaster (Cadastral Surveying) ‘Survei kadaster digunakan untuk menentukan batas-batas hak milik Perseorangan, tanah-tanah miiik negara dan batas-batas desa dan biasanya mencakup daerah sempit. 4) Survei bidang teknik (Engineering or site surveys) ‘Survei bidang teknik dilaksanakan untuk menentukan posisi dalam rencana bagan dari proyek, jadi disini dibutuhkan data khusus yang dapat dipakai untuk menunjang rencana pembuatan proyek, ‘Surve’ ini termasuk survei detail antara lain untuk rencana pembuatan saluran irigasi, bendungan, jalan raya, pelabuhan dan sebagainya. Biasanya meliputi daerah sempit di sekitar rencana proyek, b. Mengetahui ketelitian yang diperlukan Hal ini tergantung pada metode yang digunakan dan skala peta yang akan dibuat. Peta skala besar umumnya menyajikan ketelitian tinggi dibandingkan dengan peta skala kecil Misalnya skala 1 : 10.000 ukuran 1 meter sukar digambar, c. Menetapkan metode pengukuran yang sesuai Dalam survei pendahuluan , tiik-titk pokok dipilih sehingga dapat mewakili seluruh medan/daerah yang akan dipetakan. Jadi pemilihan stasiun/itk pengamatan harus mempertimbangkan kedudukan setiap titi di lapangan. 1.4 Pengukuran (Measurement) Pengukuran dalam ukur tanah terdiri dari 2 bentuk, yaitu a. linear yaitu pengukuran jarak antara dua titk atau lebih di permukaan bumi, b. angular yaitu oengukuran sudut/arah antara garis-garis ukur atau antara garis-gars tertentu balk secara horisontal maupun vertikal ‘Salah satu atau kedua-duanya bentuk pengukuran ini digunakan dalam 4 metode basis, dalam ukur tanah yaitu chain surveying (ukur rantai) triangulation levelling traversing: - compass iraversing - theodolite traversing Kontrol dan pengujian (control and checking) ‘Ada 2 prinsip yang harus diperhatikan untuk penetapan metode pengukuran. 1. Prinsip pertama, adalah menetapkan sistem stasiun pengukuran dimana posisi tik tersebut ditetapkan dengan ketelitian yang tinggi. Misalnya tit-ttik pokok diikatkan kepada titk triangulasi yang diukur secara telit, Titi-ttk ini disebut titik kontrol atau titik pasti. Pada pengukuran detail di antara ttik kontrol tersebut bila terjadi kesalahan akan dapat diketahui dan dibenarkan. 2. Prinsip kedua, adalah semua pekerjaan survei harus diyji sehingga dapat diketahui sebelum pengukuran selanjutnya dilaksanakan. Misalnya arah AB = 100°, maka arah BA setelah dicek harus (180 + 100 = 280°)

You might also like