You are on page 1of 26

Kemuhamadiyahan

Muhammad darwis lahir di kauman tanggal 1 agustus 1868. Beliau terlahir dari keluarga
yang ketaatannya kepada agama kuat. Ayahnya seorang khotib masjid gedhe.kauman. Walaupun
ketaatan pada agamanya tinggi tetapi lingkungan dan keluarga beliau masih mengikuti tradisi
yang tidak sesuai dengan ajaran islam. Muhammad darwis menganggap hal itu tidak sesuai
dengan ajaran agama islam. Hingga suatu ketika beliau mengambil sajen lalu diberikan kepada
orang orang yang lebih membutuhkan.

Ketika darwis remaja beliau meminta ijin kepada ayahnya untuk haji dan menuntut ilmu
di sana. Setelah itu beliau berangkat ke Makkah untuk haji dan menuntut ilmu. Setelah lima
tahun di Makkah beliau kembali ke Kauman. Beliau membawa nama baru yaitu Ahmad Dahlan.
Beliau belajar islam dari tokoh pembaharuan islam seperti Jamalludin Al-afghani dan
Muhammad Abduh. Sempat di tentang oleh keluarganya karena tokoh tersebut merupakan tokoh
islam pembaharuan atau bisa dikatakan modern. Kelurga beliau takut bila pemahaman yang
Ahmad Dahlan terima bersifat liberal dan tidak sesuai dengan adat kekeratonan. Tak lama
setelah beliau menikah dengan Siti Walidah, Ayah beliau meninggal. Kemudian beliau
menggantikan ayahnya sebagai khotib di masjid gedhe.

Kemudian beliau menyadari bahwa arah kiblat dari masjid gedhe dan beberapa masjid
lainnya di sekitar kauman juga salah, tidak mengarah ke kabah di makkah. Beliau mengatakan
pada imam di masjid masid sekitar termasuk masjid gedhe untuk membenarkan arah kiblatnya.
Tapi beliau terus mendapat pertentangan dari para imam masjid tersebut. Darisitu beliau semakin
diremehkan oleh orang orang di tuduh sebagai kyai kafir dan sebagainya. Sampai langgar yang
beliau dirikan di robohkan oleh warga. Karna K.H Ahmad Dahlan juga seorang manusia, beliau
merasa putus asa. Beliau dan anak istrinya hamper saja pergi dari Kauman tetapi beliau di tahan
oleh salah satu saudaranya. Kemudian beliau dan keluarganya kembali ke rumah.Mendapat
dukungan dari murid,anak,istri,dan saudara beliau, beliau bisa mendirikan kembali langgar yang
telah di robohkan oleh warga. Beliau juga mengundurkan diri sebagai khotib masjid gedhe.

Setelah itu beliau haji utuk kedua kalinya pada tahun 1903. Setelah haji yang kedua kali
beliau bergabung dengan organisasi seperti sarekat islam, jamiat khoir dan budi oetomo. Beliau
juga mengajar di sekolah buatan belanda. Disana beliau belajar bagaimana mendirikan sekolah
modern, bagaimana mengajar murid murid yang modern. Beliau juga ingin menunjukkan bahwa
orang yang beragama islam itu bukan orang yang bodoh,terbelakang dan sebagainya. Semakin
banyak pertentangan dari lingkungan bahkan murid beliau sendiri sempat menentang bila beliau
mengikuti organisasi seperti budi oetomo tersebut. Karena organisasi tersebut tidak sejalan
dengan mereka yang notabennya bertentangan dengan islam

Tak lama kemudian beliau membuat sekolah seperti sekolah yang dibuat oleh belanda,
atau maksudnya lebih modern. Beliau dengan murid dan anaknya mencari anak anak yang
tinggal dijalanan atau yang kurang membutuhkan untuk diberi pendidikan di sekolah tersebut.
Sama seperti yang sebelumnya ahmad dahlan juga mendapat pertentangan ketika mendirikan
sekolah ini.

Kemudian K.H Ahmad Dahlan ingin mendirikan suatu organisasi/perkumpulan. Dasar


beliau adalah QS Ali Imron ayat 104. Bersama murid muridnya K.H. Ahmad Dahlan
mendiskusikan hal ini. Kemudian yang Memberi usul nama Nuhammadiyah adalah salah satu
murid dari beliau yaitu Muhammad sangidu yang memberi usul nama tersebut yang artinya
pengikut nabi Muhammad. “Hidup hidupilah muhammadiyah jangan mencari hidup di
Muhammadiyah” . Pada tanggal 12 November 1912 K.H Ahmad Dahlan menetapkan sebagai
hari lahir muhammadiyah

SEJARAH IMM
Pada tahun 1936 melalui keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-25 di Betawi, Jakarta.
Keinginan awal untuk melahirkan IMM, adalah dimulai dari keinginan Muhammadiyah
mendirikan Perguruan Tinggi untuk membina kader dalam lingkungan mahasiswa. Ada beberapa
faktor yang mendesak yaitu:

1. Merupakan pemikiran Muhammadiyah sejak awal

2. Selaras dengan keinginan K.H. Ahman Dahlan

3. Semakin banyaknya keluarga besar Muhammadiyah serta putera-putera Muhammadiyah


yang telah menyelesaikan sekolah tingkat menengah.
4. Muhammadiyah memiliki banyak sekolah tingkat menengah.

Sebelumnya pembinaan mahasiswa Muhammadiyah ada di dalam Pemuda Muhammadiyah


dan Nasiyatul ‘Aisyiah.

Pada tahun 1950 saat Muktamar Muhammadiyah ke-31 di Yogyakarta, diutarakan lagi
tentang keinginan membuat Perguruan Tinggi Muhammadiyah namun tidak berhasil, karena
dirasa Pemuda Muhammadiyah dan Nasiyatul ‘Aisyiyah masih sanggup menampung.

Pada tahun 1956 ketika Muktamar Muhammadiyah ke-33 di Palembang, disetujui berdirinya
Perguruan Tinggi Muhammadiyah, namun belum mampu melahirkan IMM. Dari permasalahan
tersebut dibentuklah Badan Pendidikan Kader yang bertugas untuk membentuk kader lewat
penyelenggaraan pengajian bagi Mahasiswa di Yogyakarta.

Pada tahun 1956 hingga 1959 ini adalah tahap awal pendirian IMM namun IMM belum
terbentuk juga karena adanya HMI. Didalam pendirian HMI itu banyak tokoh-tokoh
Muhammadiyah yang berperan, sehingga wadah HMI pun terbina di dalam lingkungan
Muhammadiyah. Maka menjelang lahirnya IMM terjadi banyak perdebatan, bahkan banyak yang
menolak.

Pada tanggal 18 Juli 1961 hingga 20 Juli 1961, diadakan KONPIDA (Konperensi Pimpinan
Daerah) Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia di Surakarta, dan disahkanlah berdirinya
IPM pada tanggal 18 Juli 1961.

Pada akhir tahun 1961 bersamaan dengan menjelang Muktamar Muhammadiyah di Jakarta,
diadakan Kongres Mahasiswa Universitas Muhammadiyah di Yogyakarta ( saat itu sudah
terdapat kurang lebih sebelas Perguruan Tinggi Muhammadiyah ). dihembuskan lagi pentingnya
mendirikan sebuah wadah Mahasiswa Muhammadiyah. Akhirnya tokoh Pemuda
Muhammadiyah melepaskan Departemen Mahasiswanya agar berdiri sendiri. Dan lahirlah
Lembaga Dakwah Muhammadiyah yang dikoordinir oleh:

1. Margono (UGM)

2. Sudibyo Markoes (UGM)

3. Rosyad Saleh (IAIN)

4. M. Djasman Al-Kindi (UGM)

Pada tahun 1963 diadakanlah penjajagan untuk mendirikan wadah Mahasiswa


Muhammadiyah secara resmi oleh Lembaga Dakwah Muhammadiyah dengan disponsori M.
djasman Al-Kindi (Sekretaris Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah).

Setelah tiga bulan dilakukan penjajagan maka berdirilah IMM pada tanggal 14 Maret 1964/
29 Sawwal 1384 yang diresmikan oleh ketua PP Muhammadiyah yaitu K.H. Ahmad Badawi.

Kegiatan IMM pertama kali dilakukan dalam Bidang Keagamaan (Dakwah), sehingga
kemunculan IMM dianggap sebagai kelompok pengajian mahasiswa di Yogyakarta.

Setelah berdirinya IMM lokal seperti Yogyakarta, Jakarta, Surakarta, Bandung, dll.
Diadakanlah Musyawarah IMM se-daerah Yogyakarta, pada tanggal 11-13 Desember 1964.
Bersamaan dengan itu diselenggarakanlah Munas pendahuluan IMM seluruh Indonesia di
Yogyakarta. Munas tersebut bertujuan untuk menyiapkan Munas pertama di Solo pada bulan
Mei 1965. Kemudian menunjuk IMM Yogyakarta sebagai DPP sementara, dengan diketuai oleh
M. Djasman Al-Kindi dan sekretaris yaitu A. Rosyad Saleh. Dan mengesahkan diantaranya Asas
IMM, Tujuan IMM, Lambang IMM, Anggaran Dasar IMM, Aggaran Rumah Tangga IMM, dll.
Tujuan akhir IMM adalah “Membentuk Akademisi Islam dalam Rangka Melaksanakan Tujuan
Muhammadiyah”.

Enam Penegasan
 Proses gagasan nyata tentang melahirkan IMM yaitu dari keinginan Muhammadiyah
untuk mengadakan pembinaan kader dilingkungan mahasiswa yang berupa pendirian
perguruan tinggi pada tahun 1936
 Gagasan pembinaan kader dilingkungan mahasiswa dalam bentuk menghimpun dan
membina langsung adalah selaras denagan kehendak pendiri Muhammadiyah
KHA.Dahlan yang berpesan “Bahwa dari kalian nantinya aka nada yang jadi
dokter,meester,Insinyur,tapi kembalilah kepada Muhammadiyah”
 Pada maktamar ke-13 tahun 1950 di Yogyakarta,dihembuskan kembali keinginan semula
tentang perguruan tinggi Muhammadiyah,tapi lagi-lagi tidak berhasil.
 Hubungan HMI dan Muhammadiyah dapat dilihat dalam perjalanan kehidupan kedua
organisasi tersebut, missal sewaktu lafrane pane mau menjajaki pendirian HMI,dia
bertukar pikiran dengan Prof.Abdul Kahar Mudzakir ( Tokoh Muhammadiyah pusat) dan
beliau snagat setuju
 Pendiri HMI yang lain: Maisarah Hilal(cucu KHA.Dahlan) juga aktivis Naisyatul
Aisyiyah<Yusdi Ghozali, Anton Timur Jaelani,dll.
 Pada tahun 1956 pada Muktamar ke-33 di Palembang disetujui dan didirikanlah
perguruan tinggi Muhammadiyah,pada saat ini pun IMM belum mampu dilahirkan.
 Mengapa organisasi mahasiswa Muhammadiyah belum terbentuk sampai pada tahun
1959 karena:
1. Persoalan klasik,bahwa ada organisasi lain juga dapat sebagai ganti HMI
2. Karena rasa komitmennya dengan Masyumi karena Muhammadiyah merupakan
anggota istimewa Masyumi
 Tahun 1959Muhammadiyah berakhirdari keanggotaaan Masyumi sesuai dengan surat
Pimpinan partai Masyumi ( 8 september 1959 ) tentang berakhirnya keanggotan istimewa
Masyumi,termasuk Muhammadiyah
 Sifat dan kedudukan Muhammadiyah tetap,sebagai semula yaitu :
a) Muhammadiyah adalah Gerakan Agama Islam,yang memilih bidangnya sendiri yaitu
bidang masyarakat.
b) Muhammadiyah bukan dan tidak akan menjadi partai politik. Sekali Muhammadiyah
tetap Muhammadiyah,bergerak mencapai tujuannya dan selalu melakukan amar
makruf nahi munkar
c) Anggota Muhammadiyah yang duduk dalam pemerintahan,dewan-dewan perwakilan
atau partai politik,adalah atas nama mereka masing-masing.
d) Muhammadiyah menghargai dan dapat bekerjasama dengan segala pihak yang
menghormati dan mengindahkan cita-cita Muhammadiyah serta mengutamakan
“Ukhuwah Islamiyah”
e) Wujud dari semua itu,pada saat konpida Pemuda Muhammadiyah seluruh Indonesia
di Surakarta pada tanggal 18-20 Juli 1961,disahkanlah berdirinya organisasi Pelajar
Muhammadiyah pada tanggal 5 shaffar 1381 H atau 18 Juli 1961 yang diberi nama
IPM atau Ikatan Pelajar Muhammadiyah

 Kongres Muslim Seni Sono Yogyakarta pada tanggal 20-25 Desember 1949 yang
menghasilkan kesepakatatan :
1. Mendirikan Badan Penghubung,pengkoordinir kerjasama antara semua organisasi
islam,politik,ekonomi,sosial,dan kebudayaan dengan nama “Badan Kongres
Muslimin Indonesia (BKMI) di bawah pimpinan satu Sekretariat.
2. Menyatukan organisasi-organisasi Pelajar Isalam, bernama Pelajar Islam
Indonesia (PPI)
3. Menyatukan organisasi Guru Islam dengan nama Persatuan Guru Islam Indonesia
(PGII)
4. Menggabungkan organisai-organisai pemuda dalam satu badan bernama “Dewan
Pemuda Islam Indonesia”
5. Hanya satu organisasimahasiswa Islam, yaitu Himpunan Mahasiswa islam (HMI)
yang bercabang di tiap-tiap kota yang ada Sekolah Tinggi.
 Pada akhir tahun 1961 menjelang muktamar Muhammadiyah ,setelah
diadakan Kongres Mahasiswa Universitas Muhammadiyah di Yogyakarta
,dewan pimpinan mahasiswa Muhammadiyah sudah mempunyai perguruan
tinggi kurang lebih sebelas buah dengan beberapa fakultas yang menyebar
dibeberapa kota).
 Pada tahun 1963 diadakan penjajagan untuk mendirikan wadah mahasiswa
Muhammadiyah secara resmi oleh Lembaga Dakwah Muhammadiyah yang
di sponsori oleh Djazman Al Kindi yang waktu itu sebagai Sekretaris PP
Pemuda Muhammadiyah yang diketuai oleh M. fachrurozi.
 Wadah kader mahasiswa mulai mendapatkan gagasan yang riil dimulai pada
tahun 1956 lewat keputusa Muktamar Muhammadiyah dan Pemudanya.
 IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH berdiri pada tanggal 29
syawal 1384 H / 14 maret 1964 yang diresmikan oleh PP Muhammadiyah
yang waktu itu diketuai oleh KHA.Badawi dan disaksikan oleh H. Tanhawi
(selaku Badan Pembantu harian Pemerintah DIY)
 Peresmian berdirinya IMM tersebut dtandai dengan ditanda tanganinya “
Enam Penegasan IMM “ oleh : KHA. Badawi Sedang resepsinya
diselenggarakan di Gedung DINOTO Yogyakarta, yaitu:
1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.
2. Mengaskan bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan
perjuangan IMM.
3. menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam
Muhammadiyah.
4. Menegaskan bahwa IMM adalah organisasi mahasiswa yang sah
dengan mengindahkan segala hukum ,undang-undang ,peraturan
,serta dasar dan falsafah Negara .
5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah ilmiah
6. menegaskan bahwa amal IMM adalah Lillahi Taala dan senantiasa
diabdikan untuk kepentingan rakyat.

 Selanjutnya tujuan akhir kehadiran IMM untuk prtamakalinya adalah “


Membentuk Akademisi Islam dalam Rangka Melaksanakan Tujuan
Muhammadiyah” sedang kegiatan IMM untuk pertama kalinya yang paling
menonjol adalah kegiatan keagamaan disamping kegiatan pengaderan.
 IMM berdiri bila dilihat dari perjalanan kelahiran IMM berdasar latar
belakang kehidupan bangsa,umat,dunia kemahasiswaan,serta
Muhammadiyah maka terdapatlah faktor-faktor yang mendesak kelahiran
kelahiran IMM
Faktor tersebut,yaitu :

1. Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil,d mana terjadi system


peemrintahan yang otoriter dan serba tunggal dan adanya ancaman
pihak komunis.
2. Terpecah belahnya umat Islam,dalam bentuk saling mencurigai
,memfitnah serta kehidupan politik umat Islam yang semakin buruk.
3. Terbingkai-bingkainya kehidupan kampus yang berorientasi pada
kepentingan politik praktis.
4. Melemahnya kehidupan beragama,dalam bentuk merosotnya akhlak
dan semakin tumbuhnya kehidupan materialism-individualisme.
5. Sedikitnya pembinaan dan pendidikan agama dalam kampus serta
masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler.
6. Masih membekasnya ketertindasan imperialism penjajahan dalam
bentuk keelatar belakangan,kebodohan,dan kemisikinan.
7. Masih banyaknya kehidupan praktek-praktek yang serba bid’ah
khurafat serta kesyirikan yang pernah diberantas oleh
Muhammadiyah,serta semakin meningkatnya pelaksanaan
misionaris-Kristenisasi.
8. Kehidupan ekonomi,sosial,dan politik yang semakin buruk.

 Maksud didirkan IMM yaitu :


1. Turut memelihara martabat dan membela kejayaan bangsa .
2. Mengakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam.
3. Sebagai upaya menopang,melangsungkan,dan menerusakn cita-cita
pendirian Muhammadiyah.
4. Sebagai pelopor,pelangsung dan peneeympurna Muhammadiyah.
5. Membina,meemadukan,dan meningkatkan iman dan ilmu serta amal
dalam kehidupan bangsa ,umat dan persyarikatan.

Tri Kompetensi Dasar dan Trilogi IMM

Kerja intelektual adalah kerja seumur hidup, itu pun tidak akan pernah tuntas dan
memuaskan. Mencari ilmu itu tidak ada batas usia ataupun waktu.Seorang intelektual
layaknya sebuah rumah kearifan, tempat di mana orang bertanya mengenai masalah-masalah
besar yang menyangkut kebenaran, keadilan, kemanusiaan dalam arti yang luas.

Kearifan umumnya diraih dari kumulasi ilmu, pengalaman, wawasan dan pergaulan
dalam jarak radius yang hampir tanpa tepi. Dalam surah al-baqarah : 269 kearifan (al-hikmah)
itu dikatakan sebagai kebajikan yang melimpah ruah.Maksudnya adalah begitu mahalnya
sebuah kearifan. Bahkan panjangnya umur bukan merupakan suatu jaminan bahwa orang itu
telah menemukan kearifan.

Karenanya ada tiga kompetensi dasar yang harus diinternalisasikan ke dalam diri
kader-kader IMM melalui triloginya, religiusitas menjadi keagamaan, intelektualitas menjadi
kemahasiswaan dan humanitas menjadi kemanusiaan. Jangan hanya dipajang di dinding atau
tercatat dalam buku harian, tetapi dihayati secara sungguh dan dalam, lalu diamalkan dalam
bentuk perbuatan.

1. Keagamaan sebagai Trilogi dari Religiusitas

Fokus sebagai gerakan dakwah keagamaan, menuntut ikatan bukan sekedar kembali
pada romantisme akar historinya, melainkan tradisi gerakan dakwah keagamaan ini
diharapkan mampu mereposisi peran mahasiswa Muhammadiyah dalam berbagai aktifitas
keagamaan. Bagaimana IMM tetap eksis sebagai versi alternatifdiantara berbagai gerakan
dakwah yang semakin marak dan penuh ketegangan, baik di kampus dan masyarakat luas.

2. Kemahasiswaan sebagai Trilogi dari Intelektualitas


Intelektual lawannya adalah kebebalan. Jika intelek berarti reflektif dan
mencerahkan, maka kebebalan merupakan suatu yang bersifat otoriter, tidak reflektif dan
tidak mendasarkan pada eksperimen.

Peran intelektual IMM dapat dilihat dari simbolitas perjuangan yang dipancangkan
sebagai tonggak awal gerakan IMM. Dikenal sebagai Deklarasi Kota Barat Solo tanggal 25
Mei 1965. Di mana IMM sebagai gerakan mahasiswa Islam mendasarkan landasan
perjuangannya pada Kepribadian Muhammadiyah untuk menjalankan fungsi stabilitator dan
dinamisator dalam konteks agama dan bangsa dengan perangkat ilmu adalah amaliyah IMM
dan amal adalah ilmiah IMM.

Dilanjutkan dalam deklarasi Garut 1967, ada tiga poin penting yang patut diingat
yakni;
IMM menegakkan lagi strategi dasar untuk pembinaan organisasi, kaderisasi,
kristalisasi dan konsolidasi
a. Membina setiap anggota IMM sebagai kader yang taqwa kepada Allah dan
sanggup memadukan intelektual dengan ideologi.
b. Membina setiap anggota IMM sebagai subyek aktivis yang selalu setia
sepenuhnya kepada ideologi dan loyal kepada organisasi.
c. Terus-menerus menyempurnakan dan menertibkan organisasi sehingga
organisasi sebagai aparat perjuangan mampu mengantarkan ikatan dalam
mempelajari perjuangan.

3. Kemanusiaan sebagai Trilogi dari Humanitas


Pada ranah kebangsaan, Islam dan Muhammadiyah adalah representasi agama dan
organisasi sosial keagamaan yang “seharusnya” mewakili wajah Islam Indonesia yang
berpihak pada perjuangan keadilan sosial (religiousleft) dan penegasan nilai-nilai dasar
kemanusiaan (religiousright). Mengapa seharusnya? Jawabannya dapat ditemukan pada
argumentasi historis Muhammadiyah maupun sosiologis masyarakat Indonesia. Dalam
konteks ini, penulis menempatkan gerakan sosial berbasis agama/spiritualitas tersebut sebagai
roda interpretasi kesejarahan gerakan-gerakan sosial lokal di Indonesia, termasuk Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang selama ini dipandang sebagai sayap gerakan muda
Muhammadiyah.

Nilai Dasar Ikatan

Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai sehingga
merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan
dalam sikap dan perilaku.[2] Dengan perkembangan zaman yang begitu pesat seperti sekarang
ini, memang internalisasi terhadap ideologi IMM harus dilakukan. Agar pola pikir kader tidak
mudah terpengaruh oleh ideologi-ideologi barat yang semakin kuat kehadirannya. Ideologi
merupakan sekumpulan ide atau gagasan, yang pertama kali diperkenalkan oleh Desstutt De
Tracy (seorang filsuf Perancis). Salah satu ideologi yang dimiliki oleh IMM adalah Nilai
Dasar Ikatan (NDI) . NDI berisikan lima butir nilai dasar yang memiliki fungsi memperkuat
landasan perjuangan ikatan dan sekaligus menjadi kekuatan yang dinamis dalam usaha
mengubah kondisi sosial yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
Berikut adalah isi dari Nilai Dasar Ikatan[3] dan penjelasannya :

1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa yang


bergerak di tiga ranah gerakan, yaitu keagamaan, kemahasiswaan dan
kemasyarakatan.

Penjelasan : Dalam poin pertama ini dikatakan bahwa bidang/ranah yang


menjadi fokus gerakan IMM adalah di bidang keagamaan, kemahasiswaan dan
kemasyarakatan.

- Di bidang keagamaan
a. Tujuan IMM : mengusahakan terbentuknya akademisi muslim yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah.
Tujuan Muhammadiyah : mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-
benarnya.
b. Tujuan IMM dengan Tujuan Muhammadiyah saling berkesinambungan
maksudnya kader IMM disini juga mempunyai tugas untuk memurnikan
agama-agama islam yang sebenar-benarnya dengan cara memberantas
TBC. Apa itu TBC?
1. T : TahayulKata tahayul berasal dari bahasa Arab yang artinya:
berangan-angan tinggi, melamun, membayangkan atau menghayal
(Kamus Munawwir). Mengkait-kaitkan kejadian-kejadian yang
dianggap aneh dengan sesuatu, yang mana tidak ada dasarnya di
dalam ajaran Islam. Sebagai contoh tahayul adalah : mempercayai
akan mendapatkan rejeki ketika orang tertimpa kotoran cicak. Atau
suara burung yang dianggap aka ada tamu yang datang, pada
budaya orang Bugis terdapat bulan yang kurang baik misalnya
nikah pada bulan muharam itu tidak baik karena akan
menimbulkan celaka, atau rumah tangganya tidak bertahan lama.
Islam tidak mengenal adanya hari atau bulan nahas, celaka, sial,
malang dan yang sejenis. Yang ada hanyalah bahwa setiap hari dan
atau bulan itu baik, bahkan dikenal hari mulai (Jumat) dan bulan
mulia (seperti bulan Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah).
2. B : Bid’ah Bid’ah pada dasarnya berarti sesuatu yang baru.
Bid’ah merupakan amalan baru dalam ibadah yang belum pernah
ada di masa Rasulullah SAW. Bid’ah dalam ibadah sebuah
kesesatan dan sesat akan masuk neraka.“Barangsiapa yang
mengada-adakan hal baru dalam urusan kami ini (agama)
padahal bukan dari bagiannya maka ia tertolak.” (HR. Bukhari
dan Muslim).Bid’ah dalam ibadah saja, yaitu segala sesuatu yang
diada-adakan dalam soal ibadah kepada Allah swt yang tidak ada
contohnya sama sekali dari rasulullah baik dengan cara
mengurangi atau menambah-nambah aturan yang sudah
ada. Bid’ah meliputi segala urusan yang sengaja diada-adakan
dalam agama, baik yang berkaitan dengan urusan ibadah, aqidah
maupun adat. Perbuatan yang diada-adakan itu seakan-akan urusan
agama, yang dipandang menyamai syari’at Islam, sehingga
mengerjakanya sama dengan mengerjakan agama itu sendiri.
3. C : Churofat Sumber churafat adalah dinamisme dan
animisme. Dinamisme adalah kepercayaan adanya kekuatan dalam
diri manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda, dan kata-
kata. Sedangkan Animisme adalah kepercayaan adanya jiwa dan
ruh yang dapat mempengaruhi alam manusia.
Churafat adalah bid’ah dalam bidang akidah, yakni kepercayaan
atau keyakinan kepada sesuatu perkara yang menyalahi ajaran
Islam. Misalnya, meyakini kuburan orang saleh dapat memberikan
berkah (tabarruk), memuja atau memohon kepada makhluk halus
(jin), meyakini sebuah benda –tongkat, keris, batu, dll.—memliki
kekuatan ghaib yang bisa diandalkan, dan sebagainya.
c. IMM diharapkan mampu senantiasa memberikan pembaharuan
keagamaan menyangkut pemahaman pemikiran dan realisasinya atau
dengan kata lain menolak kejumudan serta menjadikan Islam sebagai
idealitas sekaligus jiwa yang menggerakkan dalam setiap gerakan yang
dilakukan oleh IMM.
d. Bidang keagamaan adalah sesuatu yang melekat sebagai wilayah
perjuangan Ikatan, disebabkan fondasi sosial tidak akan terbentuk dengan
baik, tanpa pengembangan prinsip-prinsip keagamaan (religious
principles). Prinsip-prinsip keagamaan yang dimaksud adalah
sebagaimana terkandung dalam agama Islam. Buku Pedoman Organisasi
26 DPD IMM JATENG 06-08 Pengembangan keislaman meliputi seluruh
aspek kehidupan, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial dan kebudayaan;
atau mencakup dimensi akidah, ibadah dan muamalah duniawiyah.
Terhadap keseluruhan dimensi-dimensi keagamaan tersebut, Ikatan
berjuang untuk melahirkan prinsip-prinsip keseimbangan dan keutuhan,
dengan tetap memperhatikan potensi-potensi dasariah manusia, baik
akliyah maupun batiniyah.
- Di bidang kemhasiswaan,
a. Kader IMM harus mempunya sikap yang amar ma’ruf Nahi Munkar yang
artinya menyuarakan kebenaran dan mencegah kemunkaran.
b. Mahasiswa mempunya 3 peran yaitu :
1. Agent of Change  Sebuah agen perubahan yakni mahasiswa mampu
membawa perubahan kearah yang lebih baik. Mahasiswa dimata
masyarakat dikenal sebagai intelektual muda. Sejarah pun
membuktikan mahasiswa memang patut disebut intelektual muda
sebab mahasiswa mampu membawa perubahan baru dari era orde lama
menuju era reformasi. Mahasiswa memiliki semangat dan gejolak
yang luar biasa, sehingga membuat mereka tak tinggal diam jika ada
sesuatu hal yang tidak sesuai dengan kebenaran yang ada. Dengan
daya tajam dan kemampuan yang kritis terhadap hal-hal yang
berlawanan dengan kebenaran itulah yang membuat mereka dikatakan
sebagai agen of change.
2. Iron stock Bakal-bakal generasi penerus bangsa dan penyambung
estafet kepemimpinan bangsa. Mahasiswa adalah bibit-bibit muda
yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa di masa depan
kelak. Batu loncatan bangsa menuju kejayaan. Seperti yang sudah
tertulis dengan pena emas dari mahasiswa lahirlah tokoh-tokoh yang
menggantikan orang-orang penting yang sudah pasti akan habis masa
baktinya.
3. Social Control  Mahasiswa dengan ciri khasnya yang kritis dan peka
terhadap perubahan yang terjadi di lingkungannya. Dengan rasa peduli
dan sosialitasnya sehingga mampu untuk menjaga kestabilan sosial.
Setelah lulus kuliah, mahasiswa akan terjun langsung berhadapan
dengan masyarakat luas. Itulah peranan mahasiswa sebagai social
control yang sangat berpengaruh terhadap pengawasan masyakarat.
Jika disuatu masyarakat terjadi konflik, maka disaat itulah mahasiswa
terjun langsung kekawasan tersebut. Secara naluriah, seorang
mahasiswa memiliki cara pandang yang objektif dan idealis terhadap
suatu permasalahan. Menanggapi suatu konflik mahasiswa akan lebih
mudah menyelesaikannya dari pada masyarakat awam sebab
masyarakat awam biasanya diliputi rasa ego dan subjektif yang tinggi.
c. IMM diharapkan mampu menjadi sumber ide-ide pembaharuan, karena
IMM merupakan kelompok mahasiswa yang dianggap sebagai kaum
intelektual. Dalam hal ini, IMM menjadikan dunia kemahasiswaan sebagai
lahan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, serta jangan terlalu eksklusif
terhadap mahasiswa selain kader.
d. Bidang kemahasiswaan merupakan ruang sosial Ikatan yang akan terus
diperjuangkan. Dunia kemahasiswaan dilihat sebagai medan perjuangan
dan penyebaran nilai-nilai kritisme Islam, yakni bahwa Islam
menghendaki terjadinya ruang sosial atau tatanan yang menjamin keadilan
bagi semua pihak, maka Ikatan pun akan menjadi sisi penting dunia
kemahasiswaan sebagai kawasan sosial yang hanif, dimanis, kritis dan
toleran. Muara gerak Ikatan adalah dimaksudkan untuk melahirkan
kekuatan sosial mahasiswa yang bebas dari pengaruh sepihak kekuasaan
dan apalagi menjadi kepanjangan tangan dari kepentingan politik
kekuasaan. Tetapi, Ikatan akan terus menerus mendorong gerakan elemen
sosial ke arah pencerahan dan perbaikkan masyarakat secara luas. Sifat
yang hanif dan kritis adalah sandaran sosial Ikatan.
- Di bidang kemasyarakatan,
a. Kontribusi apa yang sudah diberikan dari kader IMM ke masyarakat?
b. Menampung pikiran dari masyarakat, dan tugas kader IMM untuk
menyuarakan suara Rakyat.
c. Kader IMM sering mengerahkan semua tenaga, piikiran, waktu, biaya
untuk berkontribusi di masyarakat seperti mengadakan bakti sosial,
pemahaman mengenai agama, penggalangan dana untuk korban bencana,
dll.
d. IMM diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau apapun
yang dimikinya untuk membantu menyelesaikan masalah sosial yang
terjadi di masyarakat sekitar.
e. Bidang Kemasyarakatan adalah bidang gerak Ikatan yang terbuka,
disebabkan bidang ini meliputi bangunan ide sosial, elemen atau institusi
sosial, sehingga kekuatan-kekuatan sosial lainnya. Di dalam digambarkan
coretan-coretan beragam (mozaik) yang harus dihadapi secara waspada,
cerdas dan transformatif. Ikatan dalam memfungsikan kekuatan basis
kader ditengah masyarakat tersebut, melihat segi-segi kemanfaatkan bagi
pengembangan ide dan fungsionalisasi nilai-nilai dasar yang diyakininya,
yakni nilai-nilai dasar ajaran Islam yang bersumber dari Al Qur’an dan As
Sunnah. Nilai-nilai dasar ini diyakini memiliki kekuatan persahabatan
sosial dan melampaui intrik-intrik ideologi politik. Bidang
kemasyarakatan ini adalah wilayah terluas dan paling objektif bagi peran
Ikatan secara langsung. Pengembangan-pengembangan program
kemasyarakatan lebih diarahkan kepada pembentukan ikim sosial yang
kondusif bagi perbaikan, bimbingan dan kemaslahatan sosial.
- Dalam gerak nya IMM memiliki trilogi (keagamaan,kemahasiswaan dan
kemasyarakatan) sehingga trilogi hendaknya di wujudkan dalam trikompetensi
dasar yang harus di miliki oleh seorang kader ikatan yaitu
(religiusitas,intelektualitas dan humanitas) perpaduan trilogi dan trikompetensi ini
yang hendaknya menjadi warna dalam berjalannya seorang kader ikatan.Dengan
Tri Kompetensi dasar yang dimiliki oleh IMM inilah yang seharusnya dapat
menjadi tolak ukur ataupun acuan kader ikatan mahasiswa Muhammadiyah dalam
menempa diri menjadi seorang pemimpin yang memiliki kualitas kepemimpinan
intelektual yang ideal berlandaskan pada nilai-nilai Tri Kompetensi dasar. Nilai-
nilai tersebut dapat kita sebutkan antara lain :
1. Religiusitas (akhlaqul karimah, amar ma’ruf nahi mungkar, ibadah,
sidiq, amanah, tawakal)
2. Intelektualitas (cerdas, wawasan luas, logis, kritis, inovatif, kreatif)
3. Humanitas (peka, solidaritas tinggi, empati, peduli, royal, lebih
mengutamakan kepentingan bersama)

2. Segala bentuk gerakan IMM tetap berlandaskan pada agama Islam yang
hanif dan berkarakter rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil ‘alamin)
1. Identitas gerak IMM mengacu kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, seperti
halnya ajaran dalam Q.S Ali Imron : 110 ataupun Q.S Al-Ma’un : 1-7.
Dengan landasan tersebut, IMM hadir sebagai kekuatan penyeimbang
dalam rangka mencapai kesejahteraan sosial sebagai perwujudan dari
kemuliaan dan rahmat bagi sekalian alam, bukan menciptakan
kesengsaraan dan kedholiman sosial.
2. Identitas gerak Ikatan mengacu kepada sumber jernih Al Qur’an dan As
Sunnah, yakni ajaran yang mengajak kepada kema’rufan dan mencegah
segala bentuk kemungkaran. Terhadap berbagai perbedaan sosial, Ikatan
akan tetap menjadi kekuatan penyeimbang gagasan dan memposisikan diri
sebagai elemen yang independen dan tetap memegang teguh prinip
gerakan. Faktor ini menginspirasikan bahwa Ikatan bukanlah gerakan
yang monopolitik dan berorientasi kepada kepentingan politik kekuasaan,
sehingga basis-basis sosial yang se-ide dan sepaham merupakan sahabat
karib Ikatan dalam menuju terbentuknya iklim sosial yang hanif dan
dinamis. Terhadap gerakan sosial yang berbeda secara ide dan paham,
maka Ikatan memposisikan diri sebagai kekuatan oposisi dan
penyeimbang kritisme sosial. Hal ini dilakukan sebagai argumen bahwa
Ikatan bukanlah elemen gerakan mahasiswa yang tertutup bagi proses-
proses sosial yang dialogis dan kemungkinan tercapainya islah sosial
sebagai perwujudan dari nilai-nilai ajaran Islam, yakni kemuliaan dan
kerahmatan bagi sesama manusia, bukan menciptakan kesengsaraan dan
kedholiman sosial.
3. Segala bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan dan kemungkaran
adalah lawan besar gerakan IMM, dan perlawanan terhadapnya adalah
kewajiban bagi setiap kader IMM

a. Doktrin Islam berupa amar ma’ruf nahi munkar adalah dua


kekuatan yang menjadi spirit perjuangan IMM. Realitas masyarakat
yang heterogen merupakan ladang terjadinya benturan-benturan cara
pandang dan gerakan. Untuk itu, IMM dengan tegas bahwa ketidakadilan,
kesewenang-wenangan dan kemunkaran adalah lawan perjuangan sosial.
Bisa dikatakan bahwa selain sebagai organisasi kader, IMM merupakan
kekuatan pembebas dari proses yang menyengsarakan masyarakat. IMM
merasa terpanggil untuk terlibat secara aktif dalam usaha perbaikan
kondisi sosial yang ada.
b. Doktrin Islam berupa amar ma’ruf nahi mungkar adalah dua kekuatan
berlainan dan menjadi spirit perjuangan Ikatan. Realitas masyarakat yang
heterogen merupakan ladang Buku Pedoman Organisasi 27 DPD IMM
JATENG 06-08 terjadinya proses benturan-benturan cara pandang dan
gerakan, disamping secara potensial juga dapat melahirkan kekuatan
bersama yang kritis apabila terjalin secara komunikatif- dialogis. Terhadap
yang pertama Ikatan bersikap tegas, yakni bahwa kemungkaran dan
ketidakadilan adalah lawan perjuangan sosial. Boleh dikatakan, bahwa
kelahiran Ikatan disamping sebagai organisasi kader yang bertugas untuk
melangsungkan proses regenerasi dan kepemimpinan bangsa di masa
depan, baik di Muhammadiyah maupun di masyarakat secara lebih luas,
kelahirannya juga dapat dilihat sebagai kekuatan pembebas (libersionis)
dari proses yang mengsengsarakan umat/masyarakat. Ikatan merasa
terpanggil untuk terlibat secara aktif dalam usaha perbaikan dan
bimbingan sosial tersebut.

4. Sebagai gerakan mahasiswa yang berdasarkan Islam dan beranggotakan individu-individu


mukmin, maka kesadaran melaksanakan syari’at Islam adalah suatu kewajiban dan
sekaligus mempunyai tanggungjawab untuk mendakwahkan kebenaran di tengah
masyarakat
a. Kader-kader IMM adalah individu-individu yang beridentitaskan Islam, yakni
beriman kepada Allah SWT, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dan
mengembangkan potensi diri. Keseluruhan potensi diri harus diaktualisasikan
sebagai instrumen untuk mengantarkan kepada pencapaian pelaksanaan prinsip-
prinsip ajaran Islam di tengah masyarakat yang menjadi suatu kewajiban yang
disadari dan diyakini.
b. Kader-kader Ikatan adalah individu-individu yang beridentitas Islam, yakni
beriman kepada Allah SWT, melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar dan
mengembangkan potensialitas diri, yakni dimensi akliyah, perasaan/emosional
dan dimensi spiritualnya melalui kegiatan pendidikan dan pengembangan-
pengembangannya. Keseluruhan potensi yang diaktualkan tersebut dijadikan
sebagai instrumen untuk mengantarkan kepada pencapaian pelaksanaan prinsip-
prinsip ajaran Islam di tengah masyarakat secara lebih tepat dan
berkesinambungan. Hubungan ini menjadikan tugas kader-kader Ikatan menjadi
penting dan mulia, karena proses dakwah ditengah masyarakat adalah sesuatu
kewajiban yang disadari dan diyakini.

4. Kader IMM adalah inti masyarakat utama, yang selalu menyebarkan cita-
cita kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat, sesuai dengan
semangat pembebasan dan pencerahan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad

1. IMM meyakini bahwa kader merupakan bagian terpenting bagi


pembentukan masyarakat utama, yakni masyarakat yang adil,
makmur dan diridhoi oleh Allah SWT. Oleh karena itu, prinsip-prinsip
kemerdekaan, kemuliaan dan kemaslahatan masyarakat harus selalu
ditanamkan dalam diri kader IMM. Prisnsip-prinsip tersebut harus sesuai
dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika
membebaskan masyarakat arab dahulu dari belenggu kejahiliyyahan
dengan membawa pencerahan.
2. Ikatan meyakini bahwa dirinya adalah bagian terpenting bagi
pembentukan masyarakat utama, yakni masyarakat yang sejahtera lair dan
batin, materiil dan spirituil, serta diridhoi Allah SWT. Oleh karena itu
prinsip-prinsip kemerdekaan individu dan sosial, tidak akan melepaskan
diri dari aspek kemulian dan kemaslahatan masyarakat. Ikatan tidak
pernah mengutamakan salah satu dan menghilangkan makna penting yang
lain diantara peran- peran individu secara sosial maupun peran-peran
sosial secara individu. Ikatan hanya menentang sikap keseimbangan
fungsi, yakni menentang sikap individu yang tiranik sehingga merusak
tatanan dan kemanfaatan sosial dan menentang sikap sosial atau
altruistisme yang membunuh peran-peran individu yang dinamis, atau
sikap sosila yang deteministik. Karena diyakini oleh Ikatan bahwa
Nabiyullah Muhammad SAW selalu melakukan pembebasan bagi
umatnya dari tindakan-tindakkan tiranik dan sewenang- wenangan dan
pada saat bersamaan melakukan pencerahan-pencerahan sosial, yakni
melalui pendidikan batiniah dan lahiriah yang seimbang sebagai modal
dasar pembentukan masyarakat yang mulia dan utama

Demikian kelima butir Nilai Dasar Ikatan yang menjadi salah satu nilai yang
mulia. Nilai tersebut harus selalu dijaga dan mencoba untuk menerjemahkan ulang dalam
bentuk tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Agar mampu menjawab segala
permasalahan sosial yang semakin menunjukkan kekompleksitasannya dengan hadirnya era
globalisasi saat ini. Dengan tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, kader-
kader IMM juga perlu menghayati butir-butir yang termaktub dalam Nilai Dasar Ikatan
tersebut sebagai semangat perjuangan.

Profil kader ikatan

1. Cara meningkatkan kepercayaan dan sikap keagamaan

Zaman sekarang masih banyak orang yang pikirannya masih bercampur aduk dengan
budaya budaya daerah setempat, kepercayaan kepercayaan yang dibawa zaman dahulu yang
dilakukan nenek moyang masih dilakukan . Dan itu merupakan kepercayaan hindu buddha .
Bukan berdasar atas kepercyaaan islam. Oleh sebab itu, cara meningkatka kepercayaan dan
sikao keagamaan perlu menjadi peduli karena semakin minimnya orang orang yang sadar
untuk berbuat yang benar benar islam yang asli tanpa campur lain kepercayaan lain.
Khususnya masyarakat kejawen. Orang orang jawa yang masih banyak menganut atau
kepercayaan yang menurut orang yang sadar dan bisa berpikir dapat menganggap menjadi hal
yang tidak oerlu dilakukan. Karena tidak ada dalam kitab suci alquran dan sunnah rasulullah.

Faktor internal yaitu dari keluarga muhammadiyah yang ingin mendirikan profil
kader ikatan guna untuk memberantas masalah yang akan datang. Kemudian, faktor eksternal
yaitu sejarah pergolakan indonesia, masih mengutamakan budaya nenek moyang, dan tidak
sesuai dengan perkembangan jaman serta memunculkan bias yang besar ,yang memiliki
kebebasan akademik tetapi, karena dampak budaya masyarakat yang menyebabkan
mengalami kemunduran .

Sebagai kader kader baru tentunya kita dapat mengatasi hal tersebut dengan cara cara
yang halus dan diamping itu ada juga bukti yang bisa menumbangkan kepercayaan yang
sesungguhnya tidak perlu dilakukan pada zaman yang sudah modern. Jika kita sebagai kader
kader yang mampu menyadarkan masyarakat yang belum mengerti. Harusnya kita
menguatkan dan meneguhkan diri dahuku sbeelum benar benar disampaikan pada masyarakat
yang notaben masih melakukan hal tersebut. Tips untuk kader meningkatkan keimanan dan
keagamaan kita yaitu dengan:

1. Yakinkanlah kekuataan yang terpendam id dalam diri kita, jangan sekalipun meras
minder, tidak percaya diri. Karena sikap seperti ini akan melahirkan rasa takut untuk
bersaing dengan orang lain, takut mencoba dan takut untuk menghadapi tantangan.
Buang jauh-jauh dari pikiran kita sikap hidup seperti ini. milikilah kebiasaan untuk
selalu bersikap positif terhadap kehidupan kita. Jika kita gagal dan kalah, bukan
berarti gagal selamnya dalam hidup. Kegagalan hanya merupakan jalan yang harus
dilalui untuk menemui pintu kesuksesan.

2. Ingatlah baik-baik, bahwa di dunia ini tidak ada orang yang mendapat kesuksesan
tanpa pernah menbayar harga yang setimpal. Jika kita ingin sukses besar dalam
kehidupan kita, maka kita harus berani dan bersedia untuk membayar harga yang
besar pula. Harga yang harus kita keluarkan untuk membayarnya bisa jadi berupa,
kerja keras, waktu, kelelehan, ketakutan dan kengerian ketika pertama kali mencoba,
cemoohan teman dan lingkungan kita yang negative dan lain sebaginya.

3. Hindari kebiasaan negative dari kehidupan kita mulai hari ini. kurang menonton
sinetron dan drama TV yang hanya mengumbur “mimpi-mimp di siang bolong”,
sinetron yang hanya mengarahkan kita untuk kecanduan dengan gaya hidup barat
yang tidak berkualitas dan juah dari realitas hidup. Kurangi dan juahkan kebiasaan
melakukan aktivitas sia-sia yang terlalu menyita waktu seperti main games, ngobrol
ngalor-ngalor tanpa maksud yang jelas dan permainan-permainan yang tidak
bermanfaat lainnya.

4. Perbanyak kebiasaan positif dalam hidup kita mulai hari ini. perbanyak membaca
buku-buku yang menambah semangat kita, menambah wawasan kita, perbanyak
mendengar kaser, CD atau menonton video yang membuat semangat kita meningkat,
gairah hidup bertambah dan pengetahuan kita meluas.

5. Bergaullah dengan orang-orang positif di sekitar kita. Bergaullah dengan sering-


seringlah bertukar pikiran dengan orang-orang yang telah sukses yang kita kenal.
Jadikan mereka sebagai sparing patner kita, dan berusahalah untuk melampaui
kesuksesaan mereka.

6. Hindari sikap malas mencoba hal-hal baru yang merupakan tantangan bagi kita.
Hindari rasa takut untuk mencoba gunakan setiap kesempatan yang datang untuk
menantang diri kita sendiri, dan basakanlah berkata “saya harus mencoba karena saya
yakin bisa” Faidz “azamta fatawakkal alallah (apabila kamu sudah bertekad maka
bertakwalkallah kepad allah).

7. Cari lah guru/mentor, yang benar-benar akan membimbing kita dan selalu
mengarahkan kita untuk selalu berada pada jalur yang benar.

Maka dari itu ,kita sebagai kader harus berusaha menguatkan keyakinan dan
sikap keagaman islam kita agar dapat mempengaruhi masyarakat ,dan kita sebagai kader tidak
mudah terhanyut oleh masyarakat. Dan agar masalah masalah kedepannya dalam perubahan
zaman dapat tearatasi dengan akal pikiran rasional.tanpa campur tangan adanya mitos yang
beredar yang akan menghambat kemajuan masa depan.

2. Memiliki wawasan dan kecakapan memimpin karena keberadaan kader ikatan


bagaimanapun merupakan potensi kepemimpinan umat dan kepimimpinan.

Aspek wawasan salah satu bagian yang penting dan juga kecakapan dalam
memimpin. Kita sebagai kader hendaknya bisa menjadi pemimpin di dalam suatu masyarakat.
Tentunya pimpinan yang cakap dan tahu kaidah kaidah isalam yang benar. Sehinggaa dengan
kecakapan kepemimpinan kita . Kita dapat menjadi sosok atau seorang yang berpengaruh
dalam suatu kelompok masyarakat. Kepemimpinan yang cakao dapat mengelola kata demi
kata dengan baik sehingga sebagai pemimpin bisa menberitahukan atau dapat berpengaruh
dalam kelompok masyarakat tersebut.

Sebagai contoh, menjadi kepala desa disebuat desa tertentu , desanya masih banyak
yang melakukan tradisi nenek moyang. Maka dari itu kita hendaknya bisa memberitahu
sebagai pemimpin yang baik pasti akan berpengaruh dan menganut kita aoalagi pemimpin
yang disegani oleh desa tersebut.

Untuk melatih sikap kepemimpinan dapat dilakukan :

1. Leadership

Tips melatih jiwa kepemimpinan bagi remaja yang pertama ialah leadership.
Leadership yang perlu anada kembangkan ialah self leadership, dengan kata lain
kepemimpinan bagi diri sendiri. Apapun yang sedang anda lakukan semua bermula dari diri
sendiri. Setiap remaja memiliki kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap apa yang di
kerjakannya, hal ini dapat melatih jiwa kepemimpinannya.

Tanggung jawab itu sendiri dapat berupa kepercayaan yang kita berikan untuk
mereka lakukan, yakni mengerjakan PR, membersihkan kamarnya, memilih teman yangbaik
dan buruk dan mengatur waktu bermain. Dari hal kecil yang akan menjadi kebiasaan mereka,
akan mengajarkan tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri sebagai sopsok pemimpin.

2. Team working

Tips melatih jiwa kepemimpinan bagi remaja yang kedua adalah team.
Bagaimanapun kita membutuhkan orang lain untuk melakukan hal apapun. Sangat penting
untuk mengarahkan remaja terhadap pentingnya kerja sama. Meski terlihat sepele, tapi sikap
para remaja cendrung egois dan hanya mau menonjolkan kemampuannya sendiri. Untuk hal
ini para orang tua, lingkungan dan teman perlu mengarahkan ke hal yang baik dan benar.
Agar para remaja dapat bersosialisasi dengan baik dan mampu belajar dari orang
lain. Dan sikap egois yang cendrung ke individualisme akan hilang. Setelah memiliki team
working maka anda memerlukan komunikasi yangbaik untuk melanjutkan pekerjaan.

3. Communication

Tips melatih jiwa kepemimpinan bagi remaja yang ketiga ialah komunikasi.
Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi melalui alat komunikasi. Semua
hal yang anda lakukan perlu adanya komunikasi. Komunikasi sebagai perantara mengirim
pesan. Untuk berbelanja saja memerlukan komunikasi. Tanpa adanya komunikasi akan
berantakan dan kadang tidak jelas mau kemana arah dan tujuannya.

Bagi para remaja yang mengasah jiwa kepemimpinan maka komunikasi harus diasah
dari sejak kandungan. Dan untuk mengasak komunikasi dalah hal berbicara pada remaja ialah
kepercayaan diri bahwa dapat melakukannya, mengerjakannya dan lain-lain.

Oleh: Nurus Syarifatul ‘Aini (www.psikoma.com)

3. Memiliki kecendekiawanan,mengingat spesialisasi dan profesionalisasi


memeprsempit cakrawala berpikir dalam sub bidang kehidupan yang sempit .

Kecendekiawanan apakah sama dengan intelektual?

Kecendekiawanandan intelektual adalah seornag yang sama sama memiliki ilmu,


tetapi kecendekiawanan lebih spesifik dalam 1 bidangnya saja. Dan intelektual selain
bidangnya dan bidang lain yang dikuasai serta nantinya ilmu yang didapat oleh seorang
intelektual akan dipublikasikan dan dibagikan kepada masyarakat yang bertugas sebagai
pedoman masyarakat terhadap masalah amsalah yang perlu untuk dibenarkan. Atau hal lain
yaitu mengubah pola pikir masyarakat. Perilaku kecendekiawanan yang dapat memecahkan
masalah falam hala atau kegiatan sehari hari , pemcehana dnegan secara profesionalisme dan
pada bidang kehidupan yang sempit.

Jadi secara khusus dan profesional dalam membuka cakrawala atau pandangan
terhadap sesuatu yang butuh dibenarkan.
4. Memiliki wawasan dan keterampilan berkomunikasi, mengingat bahwa masa
yang akan datang industri informasi akan mendominasi sistem kebudayaan kita.
Hal ini juga inheren dengan watak islam yang dalam keadaan siapapun juga selalu
siap melaksanakan amar maruf nahi munkar.

Memiliki wawasan tentunya berguna untuk kader ,bagaimana cara penyampaian


yang baik bisa saja dalam bentuk kajian yang sudah dibuat dengan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh masyarakat awam . Mungkin khususnya pemuda ,bisa mengggunakan
bahsa bahasa ala anak remaja zaman sekarang sperti ustad hanan attaki menyampaikan
dengan bahas abahasa pemuda, sehingga banyak disegani pemuda. Dan membuahkan hasil
penyampaian yang terdalurkan . Membuat pemuda menangkap kesimpulan dari apa yang
kade kader sampaikan.

Memiliki wawasan yang luas bermanfaat untuk kemajuan bangsa juga untuk
peradaban islam , dengan adanya informasi dari luar yang dinilai akan merusak sistem budaya
dan juga gaya keislaman kita. Dengan hal itu dituntut pemuda khususnya harus selalu siap
dalam menghadapi kemajuan yang banyak campur tangan budya lain.

Amar maruf nahi munkar yaitu mengajak kebaikan dan menjauhi kemunkaran
adalah sikap kita yang nantinya akan selalu diamalkan untuk menghadapi perubahan dinamika
yang dapat merusak sistem budyaa dan kegaamaaan.

You might also like