You are on page 1of 29
Menimbang Mengingat ea BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3; BUPATI GARUT, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, — Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota | menyelenggarakan —pelayanan _—_ dasar kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang kesehatan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 _—_ tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Menetapkan 10. 1. 12, 13. 2 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan, Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) scbagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015. tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5879); Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 307, ‘Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5612); Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5340); Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6178); Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1475); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213); Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Konkuren Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2016 Nomor 6); Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Garut (Lembaran Daerah Kabupaten Garut Tahun 2016 Nomor 9); Peraturan Bupati Garut Nomor 27 Tahun 2016 tentang Kedudukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Garut (Berita. Daerah Kabupaten Garut ‘Tahun 2016 Nomor 27); MEMUTUSKAN: PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN. 3 BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah Kabupaten adalah Daerah Kabupaten Garut 2. Pemerintah Daerah Kabupaten adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom. 3. Bupati adalah Bupati Garut. 4. Sckretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Garut. 5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. 7. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. 8. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM. 9. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. BAB It STANDAR PELAYANAN MINIMAL Pasal 2 SPM Bidang Keschatan merupakan acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten dalam penyediaan pelayanan kesehatan dasar yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Pasal 3 (1) Pemerintah Daerah Kabupaten menyelenggarakan pelayanan dasar kesehatan sesuai SPM Bidang Kesehatan. (2) SPM Bidang Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: ‘a. SPM Wajib; dan b. SPM Pengembangan. (3) Ketentuan mengenai SPM Wajib sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, tercantum dalam Lampiran Peraturan Bupati yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (4) Ketentuan mengenai SPM Pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas. Menimbang Mengingat eres BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, — Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota _ menyelenggarakan —pelayanan _—_dasar keschatan sesuai dengan standar pelayanan minimal bidang kesehatan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); Undang-Undang Nomor 1 ‘Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); Pada saat peraturan Bupati ini mulai berlaku mak: 1. 4 BAB Ill KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 ketentuan huruf B Bidang Kesehatan Lampiran Peraturan Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Berita Daerah Kabupaten Garut Tahun 2011 Nomor 26); dan ketentuan huruf B Bidang Keschatan Lampiran Peaturan Bupati Garut Nomor 163 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Garut Nomor 472 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pelayanan Dasar di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut (Berita Daerah Kabupaten Garut Tahun 2013 Nomor 5), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 5 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Dacrah Kabupaten Garut. Ditetapkan di Garut pada tanggal 15 - 11 - 2018 BUPATI GARUT, ttd RUDY GUNAWAN Diundangkan di Garut pada tanggal 15 - 11 - 2018 Pj. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN GARUT, ttd YATIE ROHAYATI BERITA DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2018 NOMOR 59 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 59 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan PON 10. ud 12. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar; Sctiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar; Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan keschatan sesuai standar; Set p balita mendapatkan pelayanan keschatan sesuai standar; Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; Setiap Warga Negara Indonesia usia 15 (lima belas) sampai dengan usia 59 (lima puluh sembilan) tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; Setiap Warga Negara Indonesia usia 60 (enam puluh) tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar; Sctiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar; Setiap orang dengan gangguan jiwa mendapatkan pelayanan keschatan sesuai standa Setiap orang dengan tuberkulosis mendapatkan pelayanan tuberkulosis sesuai standar; Setiap orang berisiko terinfeksi human immunodeficiency virus (bu hamil, pasien tuberkulosis, pasien infeksi menular seksual, waria/ transgender, pengguna narkotika psikotropika dan zat adiktif, serta warga binaan lembaga pemasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan human immunodeficiency virus sesuiai standar. 2 B. Jenis Layanan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Mutu Layanan | yoner Denar | Petyataan Standar — a 3 4 5 6 1. | pelayanan | sesuai—standar| ibu hamit setiap —ibu amit] 100 Kesehatan ibn | pelayanan mendapatkan pelayanan hamil antenatal antenatal sesuai standar 2. | pelayanan sesuai — standar| ibu bersalin setiap ibu—bersalin | 100 Kesehatan ibu| pelayanan mendapatkan pelayanan Dbersalin persalinan persalinan sesuai | standar pelayanan | sesuai_standar| bayi baru lahir | setiap bayi baru tahir | 100 keschatan bayi | pelayanan mendapatkan pelayanan darulahir | kesehatan bay keschatan sesuai standar baru lahir pelayanan | sesuai_—_standar| balita setiap balita} 100 Kesehatan | pelayanan mendapatkan pelayanan balita kesehatan balita keschatan sesuai standar pelayanan | sesuaistandar| anak pada usia | setiap anak pada usia| 100 kesehatan | skrining pendidikan | pendidikan dasar pada usia| keschatan —usia | dasar mendapatkan —skrining Pendidikan | pendidikan dasar keschatan sesuai standar dasar 6. /pelayanan | sesuai_standar| warga negara setiap warga negara | 100 Kesehatan | skrining indonesia usia | indonesia usia 15. (lima pada —_usia| Kesehatan usia| 15 (lima belas) | pelas) sampai dengan produktit produktif sampai_dengan |59 (lima puluh sembilan} 99 (lima puluh | tahun mendapatkan sembilan) tahun | skrining keschatan sesuai standar 7.| pelayanan | sesuai —standar| warga negara |setiap warga negara | 100 kesehatan, skrining indonesia usia | indonesia usia 60 (enam. pada usia| keschatan usia| 60 (enam pulub) | puluh) tahun ke atas lanjut lanjut tahun ke atas | mendapatkan —skrining keschatan sesuai standar 8.|pelayanan | sesuai_—_standar | penderita setiap penderita | 100 Kesehatan | pelayanan hipertensi hipertensi_ mendapatkan penderita kesehatan pelayanan Kesehatan hipertensi penderita sesuai standar hipertensi 9.| pelayanan | sesuai_standar| penderita setiap penderita diabetes | 100 keschatan | pelayanan diabetes metitus | melitus mendapatkan penderita kesehatan pelayanan —kesehatan diabetes penderita sesuai standar metitus diabetes melitus 10.| pelayanan | sesuai—standar| orang dengan | setiap orang dengan | 100 kesehatan | pelayanan gangguan jiwa|gangguan jiwa erat orang dengan | kesehatan jiwa | berat mendapatkan pelayanan gangguan jiwa keschatan sesuai standar berat I _ G. 1 2 3 4 5 | 6 11. | pelayanan sesuai standar| orang dengan | setiap orang dengan | 100 kesehatan | pelayanan tuberkulosis | ruberkulosis orang dengan | kesehatan mendapatkan pelayanan tuberkutosis | tuberkulosis tuberkulosis ——sesuai standar | 12,/pelayanan —[sesuaistandar| orang. berisiko | setiap orang berisiko | 100 Kesehatan | mendapatkan | terineksi | terinfekst human orang, dengan pemerksaan | human immunodeficiency virus risiko terinfeksi | human immunodeficienc | (jh hamil, —_pasien human immnunodefic: |¥ virus (00 | aerkulosis, | pasien immninod | eney virus ham, asien | infeksi menular selesun, clay ves tuberkutosis, | ara/tranogenten pasion infeksi | pengguna narkotika menuler Paikotropika dan zat Simiaytransgen |Adikt, serta warga der, peng | binaan tembaga narkotika pemasyarakatan) psikotropika | mendapatkan dian zat adiktif,| pemeriksann human seria warg | immunodeficiency varus binaan lembaga | sesuai standar pemasyaruka tan) Penjelasan indikator Standar Pelayanan Minimal Wajib Bidang Kesehatan 1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil |. |pemtaan star |setinp Ou aml mendapatkanplaanan antncta co |Sandor b. dimensi mutu |jaminan pemberian pelayanan yang diberikan yang | | berhubungan dengan pengetahuan, kesopanan sifat petugas | yang dipercaya oleh pelanggan. Dimensi mutu meliputi faktor | keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan, © pengertian pelayanan antenatal sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 (empat) kali kunjungan ke-4 (K4) sclama kehamilan dengan jadwal | 2) 1 kali pada trimester Il; dan | 3) 2 kali pada trimester Ill; ester I; | | | dilakukan olch bidan/dokter/dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang memiliki Surat Tanda Registrasi dan Surat Izin Praktik. | d. | standar pelayanan memenuhi kriteria 10T: 1) Ges bara baa Wee ge Bay | 2) ukur tekanan darah; | | 3) nilai statue giei (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILa}, | 4) ukur tinggi puncak rahim (fundus uter; (DJs); | 5) tentukan presentasi janin dan Denyut Jantung Janin = } defini capaian Kabupaten Gar rumus penghitungan kinerja persentase ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar, numerator denominator target kinerja ut Jangkah-langkah kegiatan monitoring evaluasi sumber daya manusia sumber data frekuensi dan pengumpulan data periode analisis dan pelaporan penanggung pengumpulan dan pelaporan jawab data operasional lo 7 8) 9 jumlah semua ibu hail dengan umur kehamilan 28 (dua puluh delapan) minggu atau lebih di wilayah Kabupaten Garut dalam kurun waktu satu | 100% (seratus persen). y 2) 3) 4) 5) yy 2) 3) ) 2) 3) 10) temu wicara (konseling) | dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil kunjungan, Pemerintah Daerah | ke-4 (K4) sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun, jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kunjungan ke-4 (K4) di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah dan swasta... kohort ibu hamil, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) setiap bulan. setiap bulan. | bidan koordinator kesehatan ibu dan anak skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid (T1) bila diperlukan pemberian tablet tambah darah minimal 90 (sembilan| pulub) tablet selama kehamilan; tes laboratorium yang —pemberian _pelayanannya disesuaikan dengan trimester kehamilan: | a) tes kehamilan; | b) pemeriksaan haemoglobin darah (Hb); | ©) pemeriksaan golongan darah (bila belum pernah, dilakukan); dan 4) pemeriksaan protein urin (bila ada indikasi); | tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan; dan _ pendataan ibu hamil; pemeriksaan kehamilan/antenatal care (ANC); | pemberian buku Keschatan Ibu dan Anak (KIA); pencatatan dan pelaporan; dan rujukan Antenatal Care (ANC) bila diperlukan. sistem informasi pusat keschatan masyarakats | sistem informasi rumah sakit; dan sistem informasi kesehatan daerah, bidan; dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP); dan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, 5 2. Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin | a. | pernyataan stander | setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar, t. | dimensi motu | jaminan pemberian pelayanan yang diberian berhubungan! dengan poageiahuen, kesopanss mit pores Yantai eee sich pelanggan, Dimcnal uta meted Bae eer Kampetenat kredbiiiaa dan hearse = — | ©. | pengertian | Pelayanan persalinan sesuai standar adalah persalinan yang, | | dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten yaitu | (1), idan; dan /atau 2) dokter; dan/atau 3) dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang memiliki | surat tanda registrasi dan surat izin praktik dan bekerja di fasilitas pelayanan Kesehatan pemerintah maupun | | | swasta, | fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi: 1) pusat kesehatan masyarakat; (2) pusat kesehatan masyarakat pembantu; 3) bidan praktik mandiri; 4) Klinik pratama dan Klinik utama; dan | @. | standar pelayanan | 1) _persalinan normal mengacu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97, ‘Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual | 2) persalinan dengan komplikasi: mengacu Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Rujukan. : | €. | definisioperasional | dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu bersalin dinilai capaian kinerja dari cakupan pelayanan kesehatan ibu bersalin sesuai Pemerintah Daerah | standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun Kabupaten Garut rumus penghitungan kinerja persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar. numerator jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas kesehatan denominator jumlah semua bu bersalin yang ada di wilayah Kabupaten Garut dalam kurun waletu satu tahun, | target 100% (seratus persen), | Fon. [angkeh-langkan |) pendataan ibu bersalin; egiatan 2) pelayanan persalinan; 3) pengisian dan pemanfaatanan Kesehatan Ibu dan Anak, (14); 4) pencatatan dan pelaporan; dan | 5) rujukan pertolongan persalinan jika diperlukan. j. | sumber daya manusia k. | sumber data 1. frekuensi | Pengumpulan data mm, | periode analisis dan| | Pelaporan n. | penanggung —jawab Pengumpul data dan | Pelaporan 1) sistem informasi pusat keschatan masyarakat; 2) sistem informasi rumah sakit; dan 3)_ sistem informasi kesehatan daerah, 1) bidan; 2) dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP}; dan 3) dokter spesialis kebidanan dan kandungan. kohort ibu hamil, Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). setiap bulan, setiap bulan. bidan koordinator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir a. | pernyataan standar ». | dimensi mutu . pengertian 4d. | standar pelayanan | ©. | definisi_operasional | capaian Kinerja | Pemerintah Daerah | Kabupaten Garut setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan | omusi stander —| jaminan pemberian pelayanan yang diberikan berhubungan | dengan pengetahuan, kesopanan sifat petugas yang dipercaya oleh pelangean. dimensi mutu meliputi faktor keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan. pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-28 (nol sampai dua puluh delapan) sampai hari, dilakukan oleh: | 1) bidan; dan/atau | 2) perawat; dan /atau 3) dokter; dan/atau 4) dokter spesialis anak. | yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat (jin) Praktik (SIP) di fasilitas pelayanan kesehatan. | Fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi: | | 1) pusat kesehatan masyarakat; 2) pusat kesehatan masyarakat pembantu; tempat praktek tenaga kesehatan (praktek bidan, dokter spesialis kebidanan dan kandungan); Klinik pratama dan klinik utama; dan rumah sakit pemerintah dan swasta, mengacu kepada pelayanan neonatal esensial sesuai yang, tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak. | dalam memberikan paket pelayanan esehatan bay baru | lahir dinilai dari persentase jumlah bay! baru lahir usia 0-28 | (nol sampai dua puluh delapan) hari yang mendapatkan | pelayanan. Kesehatan bayi baru lahir sesual standar Gi wilayah Kerjanya dalam kurun wakti 1 (satu) tahun, |. | rumus penghitungan kinerja Persentase bayi bai | standar. numerator jumlah bayi baru lahir usia 0-28 {nol sampai dua puluh | delapan) hari yang mendapatkan pelayanan kesehatan bayi, } | baru lahir sesuai dengan standar. | | | denominator Jumlah semua bayi baru lahir di wilayah Kabupaten Garut | dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. | target | 100% (seratus persen). _| h. | langkab-langkah | 1) pendataan bayi baru lahir; | kegiatan 2) pelayanan kesehatan bayi baru lahir; 3) pengisian dan pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan ‘Anak (KIA); | 4) pencatatan dan pelaporan; dan 4] 5) rujukan pertolongan kasus komplikasi pada bayi baru lahir bila diperlukan. |i. | monitoring dan | 1) sistem informasi pusat kesehatan masyarakat; | © | evatuasi J. | Sumber daya manu | i. | sumber data 1. frekuensi pengumpulan data pelaporan. n. | penanggungjawab pelaporan. | a. | pernyataan standa t | b. | dimensi mutu m. | periode analis dan setiap bulan. pengumpul data dan Pelayanan Kesehatan Balita 7 ru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan bayi baru lahir sesuai |2) sistem informasi rumah sakit; dan 3)_ sistem informasi kesehatan daerah sia |1) idan; 2) perawat; 3) dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP); dan 4) dokter spesialis anak. kohort bayi setiap bulan. | bidan koordinator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), | setiap balita mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar. jaminan pemberian pelayanan yang diberikan berhubungan ‘dengan pengetahuan, kesopanan sifat petugas vang dipercaya oleh pelanggan. dimensi mutu meliputi faktor keramahan, kompetensi, kredibilitas dan keamanan. | zo. c. | pengertian d. | standar pelayanan €. | definisi_operasional capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pelayanan kesehatan balita sesuai standar adalah pelayanan yang diberikan pada bayi usia 0-59 (nol sampai lima puluh, sembilan} sampai hari, dilakukan oleh 1) idan; dan/atau 2) perawat; dan/atau | 3) dokter/DLP; dan/atau 4) dokter spesialis anak. | Yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan diberikan di fasilitas! 1)_kesehatan pemerintah maupun swasta; dan | 2) upaya kesehatan bersumber daya manusia (posyandu). pelayanan keschatan, meliputi: (1) penimbangan, minimal 8 (delapan) kali dalam 1 (satu) tahun; |2) pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; 3) Pemberian kapsul vitamin A 100.000 IU, 1 (satu) kali untuk bayi 6 (enam) sampai 11 (sebelas) bulan; (4) pemberian kapsul vitamin A dosisi tinggi, minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun; | 5) pemberian imunisasi dasar lengkap; dan 6) _pemberian imunisasi booster, dalam memberikan pelayanan kesehatan balita usia 0-59 (nol sampai lima puluh sembilan) bulan dinilai dari cakupan balita yang mendapat pelayanan kesehatan balita sehat sesuai | standar di wilayah Kerjanya dalam kurun waktu 1 (satu) | tahun. £ | rumus penghitungan kinerja numerator denominator target Jangkah-langkah kegiatan i. | monitoring dan evaluasi persentase anak sia 0-59 (nol sampai lima puluh sembilan) bulan yang mendapatkan pelayanan kesehatan balita sesuai standar. jumlah balita usia 0-59 (nol sampai lima puluh sembilan) bulan yang mendapat pelayanan kesehatan balita sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun, jumlah balita usia 0-59 (nol sampai lima puluh sembilan) bulan yang ada di wilayah kerja Kabupaten Garut dalam kurun waktu satu tahun 100% (seratus persen) | sembilan) bulan; 2) pemberian pelayanan kesehatan balita; dan 3) pencatatan dan pelaporan. 1) sistem informasi pusat kesehatan masyarakat; 2) sistem informasi rumah sakit; dan 3). sistem informasi kesehatan daerah. 1) pendataan balita usia 0-59 (nol sampai lima puluh | 5. i k, 1 sumber daya manusia sumber data | frekuensi pengumpulan data periode analisis dan | Pelaporan penanggungjawab pengumpul data dan | pelaporan |) bidan; 2) 3) 4) 5) perawat; tenaga Giri; dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP); dan dokter spesialis anak. kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). setiap bulan. setiap semester. { - bidan koordinator Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Pelayanan Kesehatan pada Anak Usia Pendidikan Dasar a, b. 4. pernyataan standar | setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. | cepat tangeap dimasukkan kedalam kemampuan petugas | dimensi mutu ee pengertian standar pelayanan definisi_ operasional capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut | Kesehatan menolong pelanggan dan kesiapannya melayai sesuai prosedur dan bisa memenuhi harapan_ pelanggan, | Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan cenderung | meningkat dari waktu ke waktu, Pelayanan kesehatan yang | responsif ditentukan oleh sikap staf yang didepan karena | berhubungan langsung dengan para pengguna jasa dan keluarganya, pelayanan kesehatan sia pendidikan dasar adalah Penjaringan Kesehatan yang diberikan kepada anak usia Pendidikan dasar, minimal satu kali pada kelas 1 (satu) | dan kelas 7 (tujuh) yang dilakukan oleh pusat keschatan | masyarakat dan pemberian imunisasi anak sekolah. standar pelayanan penjaringan kesehatan adalah pelayanan yang meliputi: 1) penilaian status gizi (tinggi badan, berat badan, tanda | Klinis anemia); 2), penitaian tanda vital (tekanan darah, frekuensi nadi dan nafas), 3) penilaian kesehatan gigi dan mulut; 4) penitaian ketajaman indera penglihatan dengan Poster Snellen; | 5) penilaian ketajaman indera pendengaran dengan garpu OP tala; dan | 6) pemberian imunisasi anak sekolah. dalam memberikan pelayanan skrining kesehatan anak usia | pendidikan dasar dinilai dari cakupan pelayanan kesehatan [pada usia pendidikan dasar sesuai standar di wilayah Kabupaten Garut dalam kurun waktu 1 (satu) satu tahun, 10 | f rumus penghitungan kinerja |_| persentase anak usia pendidikan dasar yang mendapatkan skrining keschatan sesuai | | standar, So — numerator |jumlah anak usia pendidikan dasar kelas 1 (satu) dan 7 (tujuh) yang mendapat pelayanan skrining keschatan di satuan pendidikan dasar. denominator jumlah semua anak usia pendidikan dasar kelas 1 (satu) dan 17 (tujuh) yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu L_| satu tahuin, target 100% (seratus perseny. b. | angst 1) pendataan anak usia pendidikan dasar; kegiatay 5 | nian 2) pra penjaringan: | a). informed consent; dan | b)_pembagian Buku Rapor Kesehatanku dan penjelasan | penggunaan; | 9) pelaksanaan penjaringan Kesehatan dan imunisas | anak sekolah; | | 4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penjaringan keschatan: | | a) rujukan jika dipertukan; dan b) Komunikasi Informasi Bdukasi (KIB). | | 5) pencatatan dan pelaporan. | i. | monitoring dan | 1) Sistem informasi pusat kesehatan masyarakat; dan exalusat | 2). Sistem informasi kesehatan daerah. j. | sumber daya manusia | tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS}. |. | sumber data | Taporan peneatatan dan laporan skrining. | L frekuensi | setiap tahun, | pengumpulan data | m. | periode analis dan setiap tahun. | pelaporan hn. | penanggungjawab —_petugas Promosi Kesehatan (Promkes). | pengumpul data dan | pelaporan 6. Pelayanan Kesehatan pada Usia Produktif 1 1 a. | pernyataan standar | setiap warga Negara Indonesia (WNI) usia 15-59 (lima belas | sampai lima puluh sembilan) tahun mendapatkan skrining Kesehatan sesuai standar. b. | dimensi muta | kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian [Khusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami | kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk ‘dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa_ ingin | memperoleh bantuannya e | pengertian standar pelayanan definisi operasional | capaian kinerja |Pemerintah Daerah | Kabupaten Garut lL pelayanan skrining kesehatan usia 15 - 59 (lima belas sampai lima puluh sembilan) tahun sesuai standar adalah: 1) pelayanan skrining kesehatan usia 15-59 (lima belas sampai lima puluh sembilan) tahun diberikan sesuai kewenangan oleh: a) dokter; b) bidan; | } perawat; | 4d) nutrisionis/tenaga gizi; dan ¢) petugas pelaksana Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) terlatih. dilakukan di: | 8) pusat kesehatan masyarakat dan jaringannya; b)Posbindu PTM; dan ©) fasilitas pelayanan Kesehatan lainnya yang bekerjasama dengan Pemerintah daerah. | 3) minimal dilakukan 1 (satu) tahun sekali standar pelayanan skrining keschatan usia 15-59 (lima belas, | sampai lima puluh sembilan) tahun meliputi | | 1) deteksi kemungkinan obesitas dilakukan dengan memeriksa: | | a) tinggi badan (TB); b) berat badan (BB); dan ¢} lingkar perut, 2) deteksi hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer; 3) deteksi kemungkinan diabetes mellitus menggunakan tes cepat gula darah; 4) deteksi gangguan mental emosional dan perilaku; 5) pemeriksan ketajaman penglihatan; | 6) pemeriksaan ketajaman pendengaran; 7) deteksi a) pemeriksaan payudara klinis; dan b) pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) khusus untuk wanita usia 30- 59 (tiga puluh sampai lima puluh sembilan) tahun, anker dilakukan melalui pengunjung yang ditemukan menderita kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan keschatan tingkat lanjut. dalam memberikan_pelayanan skrining kesehatan warga Negara Indonesia (WNI) berusia 15-59 (lima belas sampai lima | puluh Sembilan) tahun dinilai dari persentase pengunjung | “sia 15-59 (lima belas sampai lima puluh sembilan) tahun | yang mendapat pelayanan skrining keschatan sesuai standar | di wilayah kerjanya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, | rumus penghitungan kinerja Persentase warga Negara Indonesia usia 15-59 (lima belas sampai lima puluh sembilan) tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. I rumerator denominator target Jangkah-langkah | kegiatan | monitoring, evaluasi | | - | frekuensi sumber data pengumpulan data ‘sumber daya manusia dan { 12 jumlah pengunjung usia 15-59 (lima belas sampai lima puluh | Sembilan) tahun mendapat pelayanan skrining Kesehatan | sesuai standar dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. jumlah warga Negara Indonesia usia 15-59 (lima belas sampai lima puluh sembilan) tahun yang ada di wilayah Kabupaten Garut dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, 100% (seratus persen).. 1). skrining faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) dan | gangguan mental emosional dan perilak; 2) konseling tentang faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) dan ganeguan mental emosional dan perilaku 3) pelatihan teknis petugas skrining keschatan bagi tenaga keschatan dan petugas pelaksana; 4) pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (kader Posbindu PTM); penyediaan sarana dan prasarana skrining kit pos bidan Desa penyakit tidak menular (Kit Posbindu PTM); 5) pelatihan surveilans faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis web; 6) pelayanan rujukan kasus ke fasilitas keschatan tingkat pertama (FKTP); } 7) pencatatan dan Pelaporan faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM); dan 8) monitoring dan evaluasi. 1) laporan fasilitas pelayanan kesehatan; rapor kesehatanku untuk peserta didik SMP/MTs dan | SMA/MA/SMK. 2) laporan monitoring faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PPM) berbasis Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu); 3) Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PANDU PTM), | yaitu laporan monitoring faktor risiko penyakit tidak menular berbasis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama | (PKTP); dan 4) Portal website Penyakit Tidak Menular (PTM), 1) dokter; 2) bidan; 3) perawat; 4) nutrisionis/petugas gizi; dan 5) petugas pelaksana Pos Pembinaan Terpadu Penyakit ‘Vidak Menular (Posbindu PTM) terlatih. laporan pos pelayanan terpadu. setiap bulan. m. periode analis dan pelaporan | pelaporan Pelayanan Kesehatan pa | a. | pernyataan standar |b. | dimensi mutu ©. | pengertian A. | penanggungjawab Pengumpul data dan standar pelayanan da Usia Lanjut 13 setiap bulan, — — ma koordinator Penyakit Tidak Menular (PTM) pusat kesehatan masyarakat, setiap Warga Negara Indonesia (WNI) usia 60 (enam puluh) tahun keatas mendapatkan skrining Kesehatan sesuai standar, kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian | khusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami Kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya. pelayanan skrining kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) usia 60 (enam puluh tahun) tahun keatas sesuai standar adalah: 1) pelayanan skrining keschatan diberikan —_sesus kewenangan oleh: a) dokter; b) idan; ©) perawat; d)_nutrisionis/tenaga gizi; dan ¢) kader Posyandu Lansia/Posbindu. 2) dilakukan di: | a) pusat kesehatan masyarakat dan jaringannya; b) fasilitas pelayanan kesehatan lainnya; dan ©} kelompok lansia yang —bekerjasama dengan | Pemerintah Daerah; 3) minimal dilakukan 1 (satu) tahun sekali standar pelayanan skrining kesehatan Warga Negara Indonesia (WNI) usia 60 (enam puluh) tahun keatas meliputi: | 1) deteksi hipertensi dengan mengukur tekanan darah; 2) deteksi diabetesmelitus dengan pemeriksaan kadar gula, darah; 3) deteksi kadar kolesterol dalam darah; dan 4) deteksi gangguan mental emosional dan perilaku termasuk kepikunan, dengan menggunakan: a) Mini Cog atau Mini Mental Status Examination (MMSB)/Tes Mental Mini; b) Abreviated Mental Test (AMT); dan ©) Geriatric Depression Scale (GDS). pengunjung yang ditemukan memiliki faktor risiko wajil dilakukan intervensi secara dini. Pengunjung yang ditemukan menderita penyakit wajil ditangani atau dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. |e | definisi operasional | eR capaian Pemerintah rumus penghitungan kinerja Persentase warga Negara Indonesia (WNI) usia 60 (enam puluh) tahun keatas| mendapatkan skrining } numerator denominator ‘Target kinerja Daerah | Kabupaten Garut Jangkah-langkah kegiatan monitoring evaluasi dan sumber daya manusia frekuensi pengumpulan data periode analisis dan pelaporan. penanggungjawab Pengumpul data dan pelaporan. 14 dalam memberikan pelayanan skrining keschatan Warga | Negara Indonesia (WNI) usia 60 (enam puluh) tahun keates dinilai dari persentase pengunjung usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang mendapatkan skrining keschatan sesuai standar minimal 1 (satu) kali di wilayah kerjanya dalam kurun [ waktu satu tahun, kesehatan sesuai standar. Jijumtan Pengunjung usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang Mendapat ‘skrining Kesehatan sesuai” slandar imino | (satu) kati dalam leurun waktu satu tahun jumlah semua penduduk usia 60 (enam puluh) tahun keatas yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. 100% (seratus persen). 1) pendataan lansia; 2) skrining kesehatan lansia: 3) pemberian buku kesehatan lansia; 4) pelayanan rujukan; dan 5) pencatatan dan pelaporan, | 1) sistem informasi pusat kesehatan masyarakat; 2) laporan fasilitas pelayanan kesehatan; 3) buku kesehatan lansia; 4) laporan monitoring faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) berbasis Posbindu; 5) pelayanan laporan monitoring faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis FKTP (pelayanan terpadu penyakit tidak menular/PANDU PTM); dan. 6) portal website Penyakit Tidak Menular (PTM), 1) bidan; 2) perawat; 3) tenaga gizi; dan 4) dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP). pusat Kesehatan masyarakat, pusat pembinaan terpadu, Pusat pembinaan terpadu lansia, setiap bulan, setiap bulan, koordinator lanjut usia (Lansia) pusat keschatan masyarakat. 15 Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi pernyataan standar ». | dimensi mutu ©. | pengertian ha standar pelayanan definisi_ operasional capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut rumus penghitungan T 4 setiap penderita _hipertensi_ mendapatkan _pelayanan | keschatan sesuai standar. kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian Khusus staf kepada setiap penggunajasa, memahami kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya, | 1) sasaran adalah penduduk usia 15 (lima belas) tahun | keatas; | |2) penderita hipertensi esensial atau _hipertensi tanpa komplikasi a) memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar; 1b) upaya promosi keschatan melalui modifikasi gaya hidup; ©) di fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FTP); 3) penderita hipertensi_ dengan —_komplikasi (antung, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus dirujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) yang mempunyai kompetensi penanganan komplikasi standar pelayanan keschatan penderita Hipertensi 1) mengikuti Panduan Praktik Klinik bagi Dokter di fasilitas Kesehatan tingkat pertama (FKP); 2) melakukan pemeriksaan: | a) pemeriksaan dan monitoring tekanan darah; b) edukasi; | } pengaturan diet seimbang; 4d) aktifitas fisik; dan ¢) pengelolaan farmakologis. | 3) mempertahankan tekanan darah: | Pe seratus empat puluh per sembilan puluh milimeter air raksa («140/90 malig); dan |b) usia 60 (enam puluh) tahun dan lebih kurang dari | seratus lima puluh per sembilan puluh milimeter ait | raksa (<150/90 mmlig). Apabila tekanan darah tidak | dapat dipertahankan atau mengalami_komplikasi, | penderita dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut | (FKTL). | standar bagi penderita hipertensi, dinilai dari persentase jumlah penderita hipertensi yang ‘mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun [wake 1 (satu) tahun, | er | kinerja persentase ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar, numerator denominator | Jumlah ibu bersalin yang mendapatkan pelayanan persalinan sesuai standar di fasilitas kesehatan, jumlah semua ibu bersalin yang ada di wilayah Kabupaten Garut dalam kurun waktu I (satu) tahun, i. | Monitoring evaluasi 1. frekuensi_pengumpul data m. | periode analisis dan pelaporan. | pelaporan | penanggungjawab pengumpul data dan 16 100% (seratus persen), 1) pendataan penderita hipertensi di wilayah kerjanya; 2) melakukan skrining faktor risiko hipertensi untuk seluruh pasien di FKTP; 3) melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar berupa: a) edukasi tentang diet makanan; b) edukasi aktivitas fisik; dan ©) terapi farmakologi 4) melakukan rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) untuk pencegahan komplikasi; 5) pelatihan teknis pelayanan kesehatan tentang hipertensi bagi tenaga keschatan, termasuk pelatihan surveilans faktor risiko hipertensi berbasis web; | 6) penyediaan peralatan keschatan hipertensi; 7) penyediaan obat hipertensi, | 8) pencatatan dan pelaporan; 1) Laporan surveilans web Penyakit Tidak Menular (PTM) | berbasis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP); 2) Laporan Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Pusat Kesehatan Masyarakat (SP2TP) melalui Sistem Informasi | Puskesmas (SIP); dan | |9) Sistem informasi p-care Jaminan Kesehatan Nasional (KN), i 9) monitoring dan evaluasi. | | 1) dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP); | 2) bidan; | 3) porawat; 4) apoteker; dan | 5) pengelola program Penyakit Tidak Menular (PTM) | pusat Kesehatan masyarakat, rumah sakit, dokter praktek swasta, Badan Penyelenggara Jaminan’ Sosial (BPJS) Kesehatan setiap bulan. | setiap bulan. | koordinator Penyakit Tidak Menular (PTM) pusat kesehatan masyarakat. ' a. | pernyataan standar | b. | dimensi mutu ©. pengertian d, | standar pelayanan Pemerintah Daerah Kabupaten Garut | e. | definisi operasional capaian Kinerja 17 Pelayanan Keschatan Penderita Diabetes Melitus setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar. | kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian | Kbusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami | kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk “dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa_ingin | memperoleh bantuannya, 1) sasaran adalah penyandang diabetes meli kerja; 2) penderita/penyandang diabetes metitus tanpa komplikasi: us di wilayah | a) memperoleh pelayanan keschatan sesuai standar; b) upaya promosi dan prevensi Kesehatan melalui modifikasi gaya hidup; dan ©) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). 3) penderita diabetes melitus dengan komplikasi (jantung, | stroke, penyakit ginjal kronis, hipertens) dirujuk ke | Fasilitas Kesehatan Tingkat’ Lanjut (FKTL) yang ‘mempunyai kompetensi penanganan komplikasi; |4) pelayanan kesehatan penyandang diabetes melitus | diberikan sesuai kewenangannya oleh a) dokter Umum/Dokter Layanan Primer; b)_ perawat; dan | &) nutrisionis/tenaga gizi. standar pelayanan Kesehatan penderita diabetes melitus, ada 5 (lima) pilar penatalaksanaan: 1) edukasi; 2) aktivitas fisik; 3) terapi nutrisi medis; 4) intervensi farmakologis; dan | 5) pemeriksaan hbate. dalam memberikan pelayanan keschatan sesuai standar bagi penyandang diabetes melitus, dinilai dari persentase penyandang diabetes metitus yang, mendapatkan pelayanan sesuai standar di wilayah Kerjanya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, £. | rumus penghitungan kinerja sesuai standar, numerator denominator | target Persentase penyandang diabetes melitus yang mendapatkan pelayanan kesehatan jumlah penyandang diabetes melitus yang mendapatkan |pelayanan Kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun. |Ljumiah penyandang diabetes metitus berdasarkan angka | prevalensi diabetes melitus nasional Kabupaten Garut dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang sama, 100% (seratus persen) on | langkah-tangkah kegiatan | | | | | | i. | monitoring evaluasi J. | sumber daya manusia k. | sumber data | | data m, | periode analisis dan pelaporan h, | penanggungjawab, pengumpul data dan | pelaporan dan frekuensi_pengumpul 18 1) pendataan penderita/penyandang diabetes _metitus | | diwilayah kerjanya; | 2) melakukan skrining faktor risiko diabetes melitus untuk selurub pasien di Fasilitas Keschatan Tingkat Pertama AFKTP); 3) melakukan pelayanan kesehatan sesuai standar berupa: 8) edukasi tentang diet makanan; b) edukasi aktivitas fisik; dan ©) terapi farmakologi, 4) melakukan rujukan ke Fasilitas Keschatan Tingkat Pertama (FKTL) untuk pencegahan komplikasi; 5) pelatihan teknis pelayanan kesehatan tentang diabetes metitus bagi tenaga kesehatan, termasuk pelatihan surveilens fakttor risiko diabetes melitus berbasis web; 6) penyediaan peralatan kesehatan diabetes melitus, termasuk HbAlc; | 7) penyediaan obat diabetes melitus: | 8) pencatatan dan pelaporan; dan | 9) Monitoring dan evaluasi. 1) laporan surveilans Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular (PANDU PIM) berbasis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FK'TP) melalui portal web Penvakit Tidak Menular (PTM); (2) laporan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu _ Puskesmas (SP2TP) melalui Sistem Informasi Puskeamas (sir; | 3) laporan fasilitas keschatan yang memberikan pelayanan diabetes melitus kepada penderita/penyandang, diabetes melitus sesuai standar; 4) sistem informasi p-care Jaminan Kesehatan Nasional (KN) 1) Dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP); 2) Perawat; |3) Nutrisionis; (4) Apoteker; dan | 5) Pengelola program Penyakit Tidak Menular (PTM) | pusat kesehatan masyarakat setiap bulan. setiap bulan. | petugas koordinator Penyakit Tidak Menular (PTM), 19 10. Pelayanan Kesehatan Orang Dengan gangguan Jiwa (ODGJ) Berat —— @. | pernyataan standar | setiap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) erat mendapatkan pelayanan keschatan sesuai standar. |b. | dimensi mutu kriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian | Khusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami | kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk ‘dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa_ingin memperoleh bantuannya. 4 - ©. pengertian 1) sasaran adalah ODGJ berat di wilayah kerja; 2) meningkatkan kesehatan jiwa ODGJ berat (psikotik) dan | | mencegah terjadinya kekambuhan dan pemasungan, dengan: | a) pelayanan promotif dan preventif; dan; dan b) penyediaan materi konseling informasi dan edukasi (KIB) dan buku kerja sederhana. | | | 9) pelayanan Kesehatan jiwa pada ODGY berat diberikan | Temiiiecamapanagc ley | a) dokter umum/ Dokter Layanan Primer (DLP); dan | b) perawat. d. | standar pelayanan | standar pelayanan keschatan jiwa pada ODGU berat, meliputi 1) edukasi dan evaluasi, tentang: | a) tanda dan gejala gangguan jiwa; | b) kepatuban minum obat dan informasi lain terkait { obat; |) mencegah tindakan pemasungan; | 4) kebersihan diri; ¢} sosialisasi; dan ) kegiatan rumah tangga dengan aktivitas bekerja sederhana, | 2) tindakan kebersihan diri orang dengan gangguna jiwa 1 berat. | |e. |aefinisi operasional| dalam memberikan pelayanan kesehatan ODGJ berat diniai capaian kinerja | dengan jumlah ODGJ berat (psikotik) di wilayah kerjanya Pemerintah Daerah yang mendapat pelayanan keschatan jiwa promotif dan Kabupaten Garut —_preventif sesuai standar dalam kurun waktu I (satu) tahun f. | rumus penghitungan kinerja | persentase ODGJ berat yang mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa sesuai standar. numerator jumlah ODGU berat (psikotik) di wilayah kerja yang mendapat | pelayanan kesehatan jiwa promotif dan preventif sesuai | standar dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, || denominator jumlah ODGS berat (psikotik) yang ada di wilayah kerjanya dalam kurun waktu I (satu) tahun, t target | 100% (seratus persen). 1 h | langkah-tlangkah kegiatan evaluasi i | sumber Daya manusia 1. | frekuensi_pengumpul data pelaporan n. | penanggungjawab pengumpul data dan pelaporan, Pelayanan Kesehatan O1 a. | pernyataan standar b. | dimensi mutu © | pengertian m. | periode analisis dan 20 1) penyediaan materi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kesehatan jiwa; 2) pedoman dan buku kerja keschatan jiwa; 3) peningkatan pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM); 4) penyediaan formulir pencatatan dan pelaporan; 5) pelayanan kesehatan ODGJ berat di Puskesmas; 6) Pelaksanaan kunjungan rumah: a) Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Kesehatan Jiwa; dan b) dukungan psikososial 7) monitoring dan evaluasi. i. | monitoring dan 1) sistem Informasi Puskesmas (SIP); dan 2} laporan monitoring dan evaluasi puskesmas. 1) dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP); |2), perawat; dan 3) kader yang terlatih, pusat keschatan masyarakat pusat keschatan masyarakat, rumah sakit, puskesmas Kesehatan masyarakat, setiap bulan, koordinator petugas kesehatan jiwa di Puskesmas, rang Dengan Tuberkolosis setiap orang dengan _tuberkulosis (TB) _mendapatkan pelayanan tuberkulosis TB sesuai standar. kkriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian Khusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka dan memberikan kemudahan untuk dihubungi setiap saat jika para pengguna jasa_ingin memperoleh bantuann\ pelayanan fuberkulosis (TB) sesuai standar adalah pelayanan | kesehatan diberikan kepada seluruh orang dengan tuberkulosis (TB) yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan sesuai kewenangannya: 1) di Fasilitas Keschatan Tingkat Pertama (KTP) (Puskesmas dan jaringannya); dan 2) di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut (FKTL) (pemerintah dan swasta) standar pelayanan definisi —operasional capaian kkinerja Pemerintah Daerah Kabupaten Garut pelayanan yang diberikan sesuai Pedoman Penanggulangan tuberkulosis (TB) yang berlaku: 1 2) 3} 4) 5) 6 dalam memberikan pelayanan orang dengan tuberkulosis (TB) ini pelayanan tuberkulosis (TB) sesuai standar di wilayah ker 21 penegakkan diagnosis dilakukan secara: a) bakteriologis; bj. keinis; dan, ©) dapat didukung dengan pemeriksaan penunjang, ainnya, dilakukan — pemeriksaan pemantauan —_kemajuan pengobatan, pada: a) akhir pengobatan intensif; dan b) bulan ke 5; dan ©) akhir pengobatan, pengobatan dengan menggunakan panduan standar obat anti tuberkulosis (OAT); gejala utama tuberkulosis (TB) adalah: 4) batuk selama 2 (dua) minggu atau lebih; b) batuk dapat diikuti dengan dahak bercampur darah/batuk darah; ©) sesak nafas; 4) badan temas; ¢)nafou makan menurun; 4) berat badan (BB) menurun; el berkeringat malam hari tanpa aktivitas fisik; dan 1h) badan meriang lebih 1 (satu) bulan. kegiatan promotif dan preventif: a) penemuan kasus secara dini; b)_penemuan kasus secara aktif; ¢}pemberian komunikasi, informasi dan edukasi untuk pencegahan penularan dengan penerapan etika batuk; d)_pengendalian faktor risiko; dan ¢) pemberian obat pencegahan. prinsip pelayanan tuberkulosis (TB) adalah: a) penemuan orang dengan tuberkulosis (TB) sedini mungkin; b) tatalaksana penanganan sesuai standar; ¢) pemantauan hingga sembuh; dan 4) TOSS (temukan obati sampai sembuh). lai dari persentase jumlah orang yang mendapatkan janya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, |_| sesuai standar: £. | rumus penghitungan kinerja persentase orang dengan tuberkulosis (TB) mendapatkan pelayanan tuberkulosis (TB) 22 numerator denominator g. | target jumlah orang yang mendapatkan pelayanan tuberkulosis (TB) sesuai standar dalam kurun waktu satu tahun jumiah orang dengan tuberkulosis (TB) yang ada di wilayah kerjanya pada kurun waktu satu tahun yang sama, 100% (seratus persen), h. | langkab-langkah kegiatan i. | monitoring dan evaluasi j. | sumber daya manusia 1) peningkatan — kapasitas Sumber Daya Manusia Tuberkulosis (SDM TB) 2) penyuluhan dan penyediaan media Komunikasi Informasi Edukasi Tuberkulosis (KIE TB); 3) pelayanan dan pemeriksaan tuberkulosis (TB) dalam gedung dan lar gedung; 4) rujukan kasus tuberkulosis (TB) dengan penyulit termasuk tuberkulosis (TB) resisten abat kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (PKTL); 5) jejaring dan kemitraan pelayanan tuberkulosis (TB); 6) pemantauan mutu layanan laboratorium tuberkulosis (TB) untuk penegakkan diagnosis; 7) pencatatan dan pelaporan SUPT (Sistem Informasi Tuberkulosis Terpaduj; dan 8) monitoring dan evaluasi 1) register tuberkulosis unit pengelola kegiatan (TB 06 UPK); 2) register tuberkulosis unit pengelola kegiatan (TB 03 UPK); 3) laporan triwulan tuberkufosis (U8) pusat keschatan masyarakat; dan 4) laporan triwulan penemuan kasus tuberkulosis (TB 07). 1) dokter umum/Dokter Layanan Primer (DLP) terlatih program tuberkulosis (F3); 2) perawat terlatih program tuberkulosis (TB); dan 3) pranata laboratorium Kesehatan yang _terlatih mikroskopis tuberkulosis (T!3) dan atau test cepat molekuler (TCM); k. | sumber data 1. | frekuensi_pengumpul data m, | periode analisis dan pelaporan n. | penanggungjawab pengumpul data dan pelaporan pusat kesehatan masyarakat, rumah — sakit, fasilitas keschatan swasta setiap 6 (enam) bulan, setiap 6 (enam) bulan, koordinator tuberkulosis (TB) pusat keschatan masyarakat, 12, Pelayanan Kesehatan Immunodeficiency Virus (HIV) [a pernyataan standar dimensi mutu c. | pengertian . | standar pelayanan standar. 23 Orang Dengan Risiko Terinfeksi Human setiap orang berisiko terinfeksi Human Immunodeficiency) Virus (HIV), meliputi ibu hamil, pasien tuberkulosis, pasien Infeksi Menular Seksual (IMS), waria/ transgender, pengguna Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif lain (NAPZA), dan warga binaan lembaga pemasyarakatan mendapatkan pemeriksaan Human Immunodeficiency Virus (HIV) sesuai kkriteria ini terkait dengan rasa kepedulian dan perhatian Khusus staf kepada setiap pengguna jasa, memahami kebutuhan mereka dan memberikan keimudahan untuk dihubungi sctiap saat jika para pengguna jasa ingin memperoleh bantuannya. 1) pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV sesuai standar, adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada: a) ibu hamil; b)_pasien tuberkulosis; 6) pasien infeksi menular seksual (IMS); )_ waria/transgender, ©) pengguna narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif Iain (NAPZA; dan 1) warga binaan lembaga pemasyarakatan, 2) dilakukan oleh tenaga keschatan sesuai kewenangannya: a) fasilitas keschatan tingkat pertama (FKTP), yaitu Puskesmas dan jaringannya; | b) fasilitas kesehatan tingkat lanjut (PKTL) pemerintah dan swasta; dan ©) lembaga pemasyarakatan /rumah tahanan narkotika. standar pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV: 1) upaya pencegahan pada orang yang memiliki risiko terinfeksi HIV; 2) pemeriksaan HIV ditawarkan secara aktif oleh petugas Kesehatan bagi orang yang berisiko dimulai dengan: a] pemberian informasi terkait HIV - AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome); b)_pemeriksaan HIV menggunakan tes cepat HIV; ©) orang dengan hasil pemeriksaan HIV positif (+) harus dirujuk untuk mendapatkan: i. pengobatan Anti Retroviral (ARV); dan konseling Human HIV-AIDS bagi orang dengan Human immunodeficiency Virus-Aids (ODHA) dan pasangannya, d) orang dengan faktor risiko hasil pemeriksaan HIV negatif (-) pemeriksaan diulang: i. 3 (tiga) bulan dari pemeriksaan pertama; ii, 6 (enam) bulan dari pemeriksaan pertama; dan iii, 12 (dua belas) bulan dari pemeriksaan pertama. ©. | definisi operasional | Kabupaten Garut numerator denominator - 7 capaian kinerja Pemerintah Daerah | 6 | rumus penghitungan kinerja persentase orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai J. | sumber Daya k. | sumber data 24 dalam memberikan pemeriksaan HIV terhadap orang berisiko terinfeksi HIV dinilai dari persentase orang berisiko terinfeksi HIV yang datang ke fasilitas pelayanan Kesehatan dan mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu 1 (satu) tahun, jumiah orang berisiko terinfeksi HIV yang mendapatkan | pemeriksaan HIV sesuai standar di fasilitas pelayanan Kesehatan dalam kurun waktu satu tahun. | jumiah orang berisiko terinfeksi HIV yang ada di satu wilayah | kerja pada Kurun waktu satu tahun yang sama, 1) dokter spesialis sesuai kewenangannya; | 2) dokter/dokter gigi di KTP, FKTL dan Lembaga | Pemasyarakatan (Lapas)/Rumah Tahanan (Rutan) yang terlatih HIV-AIDS; 3) tenaga Kesehatan di FKTP, FKTL, dan Lapas/Rutan yang terlatih HIV-AIDS atau Konselor HIV; 4) pranata laboratorium kesehatan di Puskesmas dan rumah, sakit umum daerah yang terlatih pemeriksaan HIV-AIDS; 5) petugas pencatatan dan pelaporan/perekam medis yang terlatih dibidang pencatatan dan pelaporan HIV-AIDS dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS); dan 6) pengelola program —pencegahan dan _pengendalian, HIV-AIDS dan penderita Infeksi Menular Seksual (IMS). pusat Kesehatan masyarakat, rumah sakit, fasilitas kesehatan swasta, 1. frekuensi_pengumpul data m, | periode analisis dan | | pelaporan A. penanggungjawab Pengumpul data dan __pelaporan setiap bulan. setiap tahun, petugas surveilans pusat kesehatan masyarakat. BUPATI GARUT, ttd RUDY GUNAWAN

You might also like