You are on page 1of 5

SF-36 telah dipergunakan secara luas untuk berbagai penyakit kronis dan telah

dikembangkan oleh beberapa peneliti. SF-36 dapat memberikan gambaran lebih


lengkap dengan menggambarkan 8 aspek dari 36 pertanyaan, yaitu
(Tinartayu,2015):

1) pembatasan aktifitas fisik karena masalah kesehatan yang ada

2) pembatasan aktifitas sosial karena masalah fisik dan emosi

3) pembatasan aktifitas sehari-hari karena masalah fisik

4) nyeri seluruh badan

5) kesehatan mental secara umum

6) pembatasan aktifitas sehari-hari karena masalah emosi

7) vitalitas hidup, dan

8) pandangan kesehatan secara umum.

Cara Mengumpulkan Data

Peneliti dapat mengajukan pertanyaan kepada subjek secara langsung. Peneliti


dapat pula meminta subjek untuk mengisi kuisioner ditempat yang berbeda dengan
peneliti (misal dirumah pasien) kemudian menyerahkan hasilnya kepada peneliti.
Selain itu cara paling efektif adalah dengan cara menggunakan wawancara kepada
subjek melalui telepon, kemudian menuliskan data yang didapat. Penggunaan SF-36
ini cepat (5-10 menit), dan standarnya membutuhkan waktu sekitar 4 minggu (Ware,
1992).

Berapa banyak data yang dibutuhkan untuk dikumpulkan?

SF-36 diguakan untuk mengukur kualitas hidup pasien. Jika peneliti menggunakan
SF-36 sebagai ukuran klinis untuk menunjukkan kepada pasien perubahan /
kemajuan pasien, maka hanya perlu melakukan satu kali pengambilan data dari
pasien pada interval waktu tertentu (misalnya, sebelum dan setelah terapi) (Ware,
1992).

Jika peneliti menggunakan SF-36 sebagai evaluasi layanan juga (misalnya,


bagaimana kualitas hidup pasien secara keseluruhan selama periode waktu tertentu,
sebagai hasil/output dari terapi), maka dibutuhkan data yang lebih banyak. Minimal
harus mengumpulkan antara 30 – 50 instrumen SF-36 (Ware, 1992).

Cara Menghitung Data

Perhitungan data dapat dilakukan menggunakan sistem dua tahap. Setiap


tanggapan pertanyaan berhubungan dengan nilai numerik yang berbeda. Tabel
1 dapat digunakan untuk menerjemahkan skor mentah yang didapat. Skor mentah
dijabarkan dari 0 sampai 100, dengan 0 mewakili tingkat yang sangat rendah dari
kualitas hidup dan 100 mewakili respon yang sangat positif (Ware, 1992).
Langkah kedua, skor yang didapat kemudian diterjemahkan untuk menghitung nilai
rata-rata untuk masing-masing dari delapan skala. Untuk menghitung nilai rata-rata,
peneliti harus menambahkan nilai yang didapatkan, kemudian dibagi dengan jumlah
item/point dari pertanyaan tiap skala, kemudian hasilnya diterjemahkan(Ware, 1992).

Contohnya, mula-mula skor untuk pertanyaan 21 dan 22 dijumlahkan, kemudian


dibagi dua untuk menilai skala ‘rasa sakit’. Contoh lain dengan menjumlahkan skor
point 17, 18 dan 19 kemudian dibagi tiga untuk menilai ‘keterbatasan peran karena
masalah emosional’; dan terus dilakukan untuk kedelapan skala, seperti tertera
pada tabel 2 (Ware, 1992).
Selain itu cara menghitung skor kualitas hidup SF-36 dapat juga dilakukan dengan
menggunakan program dari internet (setiap jawaban dari pertanyaan mempunyai
skor yang berbeda dari 0 – 100 dengan nilai 100 sebagai kualitas hidup terbaik)
(Ware, 1992).

Interpretasi Data

QoL dapat dilihat dengan adanya peningkatan skor pada subjek dibandingkan
sebelum adanya intervensi (Ware, 1992). Perhitungan dilakukan dengan uji statistik
(misal dengan menggunakan SPSS) dari hasil kuesioner SF-36 untuk melihat nilai
signifikansi sehingga dapat ditentukan distribusi data yang diperoleh. Data
dinyatakan normal apabila nilai p > 0,05. Pengujian statistik dengan uji t dilakukan
bila distribusi data normal atau dilakukan uji Mann-Whitney bila distribusi data tidak
normal.

Kuesioner SF-36 terjemahan bahasa Indonesia sebelum digunakan diuji terlebih


dahulu kesahihan dan keandalannya. Untuk uji kesahihan kuesioner digunakan
rumus r Product Moment dari Pearson, dihitung koefisien korelasi antara skor soal
tes dengan skor total tes. Uji keandalan dihitung dengan menilai internal
consistency, diukur menggunakan uji Cronbach alfa dengan nilai antara 0 dan 1
(nilai a = 0.80 merupakan tingkat kepercayaan sedang– tinggi) (Tinartayu,2015).

You might also like