You are on page 1of 9

ANALISYS OF DREDGING PROJECT CONTRACT TO AVOIDING THE DISPUTES (CASE STUDIES AT

PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK.)


Japril

ANALISYS OF DREDGING PROJECT CONTRACT TO AVOIDING


THE DISPUTES (CASE STUDIES AT PT. INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA TBK.)

Japril1
1PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Smart

ABSTRACT

Dredging is one of the construction works with high level of uncertainty, which is potential to cause disputes
between the service user (owner) and the service provider (contractor). Dredging in the private ports owned
by PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. has been carried out four times since 1996 to 2013. Two of the
projects ended with a dispute. Therefore, it is necessary to study the factors that led to disputes and to
choose the most suitable model of contract for dredging work.
The method applied is the Analytic Hierarchy Process (AHP). The analysis process begins with a literature
study to determine criteria and sub-criteria for avoiding disputes, to determine an alternative of the most
suitable model of contract for dredging projects, and to create a hierarchical structure. A questionnaire was
later compiled based on the hierarchy. Questionnaires were conducted involving 20 respondents consisting
of individuals who have had experiences as executors on dredging projects at PT. Indocement Tunggal
Prakarsa Tbk, and had positions as project managers, field managers and executing supervisors.
The result shows that the most important criterion to avoid disputes on the dredging project is Technical and
Quality Aspects, weighing 43% of interest. The most important sub-criterion is Fixed Design Factor,
Complete and Accurate Picture, weighing 75% of interest. The alternative contract model to select with the
highest importance weight is Lump Sum Fixed Price contract, the importance weight from the respondents is
53% and the weight of the interests by experts was 49%. Therefore, to avoid disputes on the dredging
project, the most suitable contract model is the Lump Sum Fixed Price.

Keywords: Contract, Dredging, Disputes, Analytic Hierarchy Process

1. PENDAHULUAN menunjuk kontraktor pengerukan dari luar


perusahaan.
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Dari tahun 1996 sampai tahun 2012,
merupakan salah satu produsen semen sudah empat kali dilakukan pekerjaan
terbesar di Indonesia, dengan total kapasitas pengerukan, terutama untuk alur area batu
produksi 18.000.000 ton semen pertahun, karang dan lumpur. Dari empat kali proses
dengan jumlah pabrik 12 unit, yang tesebar di pengerukan tersebut, ada dua proyek yang
daerah Jawa Barat (9 unit di Citeruep Bogor berakhir dengan perselisihan (dispute),
dan 2 unit di Cirebon) dan satu unit di Desa bahkan ada kasus yang sampai ke pengadilan.
Tarjun, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Proyek pengerukan yang berakhir dengan
Selatan. Pabrik ke-12, yang berlokasi di Desa perselisihan adalah pada tahun 2007 dan
Tarjun, mulai dibangun pada tahun 1996 dan 2011.
beroperasi pada tahun 1998, dengan kapasitas Akibat perselisihan ini, penyelesaian
produksi 2.500.000 ton semen pertahun proyek menjadi tertunda dan target
Agar kapal-kapal dengan bobot mati kedalaman alur (channel) yang direncanakan,
sampai dengan 35.000 ton (kedalaman draft tidak tercapai. Disisi lain para pimpinan
11 meter) bisa melakukan akativitas bongkar proyek, baik pihak owner dan kontraktor
muat di Pelsus Indocement Tarjun, maka pelaksana, akan disibukan oleh sidang-sidang,
perusahaan melakukan pengerukan dan melalui badan arbitrase atau lembaga
pendalaman (dredging) pada alur keluar peradilan.
masuk kapal (channel), dengan cara Referensi yang lain mengenai terjadinya
perselisihan kontrak kerja pengerukan adalah
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
68
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Volume 4 Nomor 2

pada proyek Pengerukan Alur Barito, yang faktor yang menyebabkan terjadi perselisihan
sampai ke tingkat pengadilan negeri Jakarta (dispute) dan menentukan alternatif untuk
Selatan, antara PT. Adaro Indonesia Tbk menghindari terjadinya perselisihan serta
sebagai owner, dengan PT. Arwibas Trasco membuatkan model kontrak untuk pekerjaan
sebagai kontraktor pelaksana. Untuk itu perlu pengerukan.
kiranya dilakukan analisis terhadap faktor-

2. METODE PENELITIAN

Proses pelaksanaan penelitian ini memiliki beberapa fase dan setiap fase memiliki beberapa
tahapan. Fase dan tahapan penelitian dijelaskan pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Variabel kriteria-kriteria tersebut dikumpulkan menjadi satu beserta subkriterianya dan ditentukan
pula kode-kode dari masing-masing sub kriterianya seperti Tabel 1

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
69
ANALISYS OF DREDGING PROJECT CONTRACT TO AVOIDING THE DISPUTES (CASE STUDIES AT
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK.)
Japril

Tabel 1. Pengelompokan Variabel Kriteria dan Subkriteria Sumber Potensi Dispute

Berdasarkan identifikasi yang dilakukan, 3. HASIL DAN PEMBAHASAN


diproleh tiga macam alternatif bentuk atau
model kontrak yang digunakan pada proyek Maka hasil perbandingan preferensi
pengerukan yaitu: responden, dibuat dalam bentuk matriks
1. Alternatif 1 adalah Fixed Lump Sum seperti pada Tabel 2 di bawah ini. Selanjunya
Price Contract. matriks pembobotan hirarki untuk semua
2. Alternatif 2 adalah Unit Price kriteria pada Tabel 1 disederhanakan dan
Contract. dijumlahkan masing-masing kolomnya,
3. Alternatif 3 adalah Performance seperti ditunjukan pada Tabel 3 berikut ini.
Based Contract.

Tabel 2. Matriks Pembobotan Hirarki Untuk Semua Kriteria

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
70
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Volume 4 Nomor 2

Tabel 3. Matriks Pembobotan untuk Kriteria yang Disederhanakan

C1 C2 C3 C4 C5 C6
C1 1,00 3,00 0,25 0,33 0,33 3,00
C2 0,33 1,00 0,20 0,20 0,14 0,33
C3 4,00 5,00 1,00 3,00 5,00 7,00
C4 3,00 5,00 0,33 1,00 2,00 3,00
C5 3,00 7,00 0,20 0,33 1,00 2,00
C6 0,33 3,00 0,14 0,33 0,50 1,00
∑ 11,67 24,00 2,13 5,20 8,98 16,33

Untuk mencari Consistency Ratio (CR), Nilai Random Index (RI) diperoleh dari Tabel
dengan persamaan 2.7 berikut ini. 2, untuk ukuran matriks n = 6, maka nilai
𝐶𝐼 RI = 1,24. Maka angka Consistency Ratio
𝐶𝑅 = 𝑅𝐼 < 0,10 (1)
(CR), adalah sebagai berikut.
artinya preferensi responden konsisten. 𝐶𝐼 0,10
Rata-rata dari Consistency Measure adalah 𝐶𝑅 = 𝑅𝐼= 1,24 = 0,08
nilai eigen maksimum (λ maks) yaitu 6,49. Matriks yang sudah dinormalkan dan rasio
Selanjutnya akan diperoleh nilai Consistency konsistensinya, dapat dilihat pada Tabel 4 di
Index (CI) dari persamaan 2.6 berikut ini. bawah ini.
(𝜆 −𝑛) (6,49−6)
𝐶𝐼 = 𝑚𝑎𝑘𝑠 = (6 −1) = 0,10
(𝑛 −1)

Tabel 4. Matriks Kriteria yang Dinormalkan dan Rasio Konsistensi


Consistency
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Total Average
Measure
C1 0,09 0,13 0,12 0,06 0,04 0,18 0,61 0,10 6,36
C2 0,03 0,04 0,09 0,04 0,02 0,02 0,24 0,04 6,16
C3 0,34 0,21 0,47 0,58 0,56 0,43 2,58 0,43 6,74
C4 0,26 0,21 0,16 0,19 0,22 0,18 1,22 0,20 6,72
C5 0,26 0,29 0,09 0,06 0,11 0,12 0,94 0,16 6,57
C6 0,03 0,13 0,07 0,06 0,06 0,06 0,40 0,07 6,40
λmax 6,49
Consistency Index (CI) 0,10
Random Index (RI) 1,24
Consistency Ratio(CR) 0,08

Dari Tabel 3 terlihat bahwa aspek yang paling demikian, dalam pemilihan model kontrak
penting untuk menghindari potensi pengerukan, kriteria yang paling penting
perselisihan (dispute) pada kontrak diperhatikan adalah Aspek Teknis dan Mutu.
pengerukan untuk semua kriteria Untuk nilai Consistency Ratio (CR) adalah
adalahkriteria C3 yaitu Aspek Teknis dan 0,08 lebih kecil dari 0,10 (CR<0,10), berarti
Mutu, dengan nilai bobot rata-rata (average) preferensi responden adalah konsisten.
paling tinggi yaitu 0,43 atau 43%. Dengan

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
71
ANALISYS OF DREDGING PROJECT CONTRACT TO AVOIDING THE DISPUTES (CASE STUDIES AT
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK.)
Japril

3.1 Matriks Pembobotan Subkriteria


Dari hasil perhitungan matriks perbandingan subkriteria dari semua kriteria, maka hasil bobot
prioritasnya ditabulasikan seperti Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Bobot Prioritas Subkriteria untuk Semua Kriteria


C1 ASPEK HARGA KONTRAK BOBOT SUBKRITERIA
Faktor Jumlah Harga Pasti dan Tetap, dan tidak
SC11
Dimungkinkan Penyesuaian Harga.
0,67

Faktor Harga Satuan Volume Pasti dan Tetap, dengan


SC12
Spesifikasi Teknis Tertentu.
0,15

Faktor Harga Pasti dan Tetap, dan Penilaian


SC13 Berdasarkan Kinerja (Performance) dan Adanya Insentif 0,18
untuk Kinerja yang melebihi Target (KPI).

C2 ASPEK CARA PEMBAYARAN


Faktor Pembayaran Berdasarkan Pada Tahapan
SC21 Produk/Keluaran Yang Dihasilkan Sesuai Dengan Isi 0,69
Kontrak.
Faktor Pembayaran Berdasarkan Pada Hasil Pengukuran
SC22 Bersama atas Volume Pekerjaan Yang Benar-Benar 0,14
Telah Dilaksanakan Penyedia Jasa.

Faktor Pembayaran Berdasarkan Pada Hasil Uji Coba


SC23 (Commisioning) Setelah Pekerjaan Selesai dan Akan 0,18
Dinilai Kinerjanya (Performance).

C3 ASPEK TEKNIS DAN MUTU

SC31 Faktor Desain Sudah Pasti, Gambar Lengkap dan Akurat. 0,75

SC32 Faktor Desain, Gambar dan Akurasinya Masih Perkiraan. 0,09

Faktor Desain, Pelaksanaan, Uji Coba dan Pemeliharaan


SC33
Sudah Pasti dan Terintegrasi.
0,16

C4 ASPEK ALOKASI RISIKO


Faktor Risiko Sepenuhnya Ditanggung oleh Pengguna
SC41 0,08
Jasa (Owner)
Faktor Risiko Sepenuhnya Ditanggung oleh Penyedia
SC42
Jasa (Contractor)
0,19
Faktor Risiko Ditanggung Bersama oleh Pengguna Jasa
SC43 0,72
(Owner) dan Penyedia Jasa (Contractor).
C5 ASPEK WAKTU
Faktor Pengontrolan Terhadap Jadwal Penyelesaian
SC51 0,63
Proyek Sangat Ketat.
Faktor Pengontrolan Terhadap Jadwal Penyelesaian
SC52
Proyek Sedang
0,26
Faktor Pengontrolan Terhadap Jadwal Penyelesaian
SC53
Proyek Rendah.
0,11
C6 ASPEK PEKERJAAN TAMBAH KURANG

SC61 Faktor Tidak Diperbolehkan Pekerjaan Tambah Kurang. 0,90


SC62 Faktor Diperbolehkan Pekerjaan Tambah Kurang. 0,10

3.2 Matriks Pembobotan Alternatif


Dari pembobotan kriteria, subkriteria dan alternatif, maka semua rata-rata(average) dari bobot
alternatif dikalikan dengan bobot subkriteria, sehingga akan didapatkan alternatif model kontrak,
dengan nilai bobot paling tinggi dari perkalian tersebut, seperti ditunjukan pada Tabel 6 berikut ini.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
72
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Volume 4 Nomor 2

Tabel 6. Penentuan Alternatif Model Kontrak yang Akan Dipilih


BOBOT
A1 A2 A3 SUBKRITERIA
(BS)
SC11 0,73 0,07 0,20 0,67
SC12 0,07 0,81 0,12 0,15
SC13 0,09 0,09 0,82 0,18
SC21 0,76 0,08 0,16 0,69
SC22 0,08 0,80 0,12 0,14
SC23 0,09 0,09 0,82 0,18
SC31 0,63 0,07 0,30 0,75
SC32 0,10 0,81 0,09 0,09
SC33 0,09 0,09 0,82 0,16
SC41 0,11 0,79 0,10 0,08
SC42 0,64 0,06 0,30 0,19
SC43 0,11 0,11 0,78 0,72
SC51 0,58 0,06 0,37 0,63
SC52 0,81 0,10 0,09 0,26
SC53 0,76 0,13 0,11 0,11
SC61 0,82 0,09 0,09 0,90
SC62 0,10 0,81 0,09 0,10
∑ A × BS 0,53 0,15 0,32

Dari perhitungan pada Tabel 6, maka berdasarkan kuisioner dari responden adalah
alternatif model kontrak yang medapatkan model kontrak Lump Sum Fixed Price.
nilai bobot tertinggi adalah alternatif A1 yaitu Dengan menggunakan program software
model kontrak Lump Sum, dengan bobot Expert Choice versi 11, yang khusus
pemilihan dari responden yaitu 0,53 atau dirancang untuk pengambilan keputusan
53%. Dengan demikian, untuk menghindari dengan menggunakan metode Analysis
terjadinya perselisihan (dispute) pada proyek Hierarchy Process (AHP). Seperti
pengerukan, maka model kontrak yang dipilih ditunjukan pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Hasil Perbandingan Bobot Secara Keseluruhan

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
73
ANALISYS OF DREDGING PROJECT CONTRACT TO AVOIDING THE DISPUTES (CASE STUDIES AT
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK.)
Japril

Tabel 7 berikut ini Perbandingan Hasil Pengolahan Data Program Excel dengan Expert Choice.
Tabel 7. Perbandingan Hasil Pengolahan Data Program Excel dengan Expert Choice

3.3 Hasil Validasi Pakar


Tahapan akhir dari penelitian ini adalah melakukan validasi kepada pakar, ditunjukan Tabel 8
berikut.
Tabel 8. Tabulasi Hasil Validasi Model Kontrak Dengan Pakar

Kode Model Kontrak P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 BOBOT


A1 Fixed Lump Sum Price 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 0,49
A2 Unit Price 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 0,13
A3 Performance Based Contract 5 3 4 3 4 3 3 4 3 5 0,38

Dari hasil validasi dengan pakar, maka bobot a.Aspek Teknis dan Mutu dengan
tertinggi untuk pemilihan model kontrak bobot kepentingan 43%, dengan
adalah model kontrak lump sum fixed price, subkriteria yang terpenting adalah
dengan total bobot 0,49 atau 49%.Yang Faktor Desain Sudah Pasti, Gambar
menarik dari hasil wawancara dengan pakar Lengkap dan Akurat, dengan bobot
adalah, para pakar juga merekomendasikan 75%.
pilihan alternatif kedua untuk model kontrak b. Nilai Consistency Ratio (CR) untuk
berdasarkan kinerja (Performance Based kriteria adalah 0,08 lebih kecil dari
Contract), namun kontrak model ini masih 0,10 (CR<0,10), berarti preferensi
belum familiar di Indonesia dan masih belum responden adalah konsisten.
ada payung hukumnya. 2. Dari pembobotan kriteria, subkriteria dan
alternatif, maka didapatkan alternatif
4. KESIMPULAN model kontrak, dengan nilai bobot paling
tinggi yaitu adalah alternatif model
kontrak Lump Sum Fixed Price, dengan
Dari penelitian yang telah dilakukan
bobot kepentingan dari responden yaitu
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
53%. Dengan demikian, untuk
berikut
menghindari terjadinya perselisihan
1. Berdasarkan hasil kuisioner, maka
(dispute) pada proyek pengerukan, maka
kriteria yang paling penting diperhatikan
model kontrak yang dipilih berdasarkan
untuk menghindari terjadinya
kuisioner dari responden adalah model
perselisihan pada proyek pengerukan
kontrak Lump Sum Fixed Price.
sebagai berikut.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
74
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Volume 4 Nomor 2

3. Penyebab terjadinya perselisihan Guntur Panji Wijaya, Mahendra Cipta


(dispute) pada proyek pengerukan adalah Adinugroho. 2007. Pemilihan Alternatif
sebagai berkut ini. Jenis Pondasi dengan AHP. Laporan
a. Faktor kurang lengkapnya gambar Akhir.
rencana atau spesifikasi teknis. Herry P. Chandra, Eillen C. Tunardih, Imelda
b. Faktor perbedaan kondisi lapangan. Soetiono. Studi Tentang Pengajuan
c. Faktor alokasi risiko yang tidak Klaim Konstruksi Dari Kontraktor Ke
jelas. Pemilik Bangunan.Journal Civil
d. Faktor pemilihan bentuk kontrak Engineering Dimension, Vol.7, No. 2,
yang tidak sesuai. 90 – 96, September 2005 ISSN 1410-
e. Faktor keterlambatan penyelesaian 9530
pekerjaan.
f. Faktor pekerjaan tambah kurang. Imam, S. 1999. Manajemen Proyek Jilid 1.
4. Dari hasil validasi dengan pakar, maka Surabaya: Erlangga.
bobot tertinggi untuk pemilihan model Khurrum S Buttha, Faizul Huq. 2002.
kontrak yang cocok untuk digunakan Supplay Chain Management by AHP.
pada pekerjaan pengerukan, untuk An International Journal Vol.7 N0.3
menghindari perselisihan (dispute) adalah
model kontrak lump sum fixed price, Kumaraswamy, M. 1996. Conflict, Calims
dengan total bobot 49%. Yang menarik and Dispute in Construction, in
dari hasil wawancara dengan pakar Engineering and Architectural
adalah, para pakar juga Management. London
merekomendasikan pilihan alternatif Mitropoulus, P., & Howell, G. 2001. Model
kedua untuk model kontrak berdasarkan for Understanding, Preventing and
kinerja (Performance Based Contract), Resolving Project Dispute. Journal of
namun kontrak model ini masih belum Contruction Engineering &
familiar di Indonesia dan masih belum Management.
ada payung hukumnya.
Nazarkhan, Y. (2003). Mengenal Kontrak
Konstruksi di Indonesia. Jakarta:
DAFTAR RUJUKAN Gramedia.
Abrar, H. 2010. Manajemen Proyek Nazarkhan, Y. 2004. Mengenal Klain
Perencanaan Penjadwalan & Konstruksi dan Penyelesaian Sengketa
Pengendalian Proyek. Yokyakarta: Konstruksi. Jakarta: Gramedia.
Andi. Nazarkhan, Y. 2004. Tinjauan Standar/Sistem
Abdulrasyid, P. 2000. Arbitrase dan Aternatif Kontrak Konstruksi International
Penyelesaian Sengketa. Fikahati Anesta (FIDIC, JCT, AIA, SIA). Jakarta:
Jakarta Gramedia.
Budhy, M. 2001. Pemberlakukan Standar Nazir, M. 2011. Metode Penelitian. Ghalia
Kontrak FIDIC Dalam Hukum Indonesia
Indonesia. Tesis. Pena-Mora, F., Sosa, C., and MC Cone, D.
FA Luky Primantari. 2008. Aplikasi analitical 2003. Introduction to Construction
hierarchy process (AHP) pada Dispute Resolution. MIT Prentice Hall,
pemberdayaan landas pacu bandara New Jersey.
internasional Adi sumarmo Surakarta. Praniti, I.A., Rai Adnyana I.B , Wiranata
Tesis. A.A.,Analisis Faktor-Faktor Yang
Feydy, B. 2008. Analisis Klausal Kontrak. Menyebabkan Pengajuan Klaim
Tesis Analisa Kalusal Kontrak , 167. Pelaksanaan Konstruksi Oleh
Kontraktor. Jurnal Ilmiah Elektronik
Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)
Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
75
ANALISYS OF DREDGING PROJECT CONTRACT TO AVOIDING THE DISPUTES (CASE STUDIES AT
PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK.)
Japril

Infrastruktur Teknik Sipil, Jurusan Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


Teknik Sipil, Fakultas Teknik Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung,
Universitas Udayana, Denpasar. Alfabeta
Purnomo Soekirno, Reini D. Wirahadikusuma Susilawati. 2013.Arbitrase dan Alternatif
dan Muhammad Abduh. 2005. Sengketa Penyelesaian Sengketa, Gramata
Dalam Penyelenggaraan Konstruksi di Publishing
Indonesia, Penyebab dan Syamsul A.A. 2004. Identifikasi Faktor
Penyelesaiannya. (Jurnal). Potensial Perselisihan
Sai On Cheung, Kenneth T.W. Yiu. 2005. A Konstruksi.(Tesis).
Study of Construction Mediator Tatics- Himpunan Peraturan Perundang-Undangan.
Part I : Taxonomies of Dispute Sources, 2010. Undang-undang Jasa Konstruksi
Mediator Tactics and Medaition
2010. Fokus Media, Bandung.
Outcome.
Xinhua He.2010. A Framework of Dispute
Satya, N. 2008. Lingkup Pekerjaan Avoidance and Resolution of
Pengerukan Alur Pelayaran. Tesis . Construction Project Management.

Jurnal Teknologi Berkelanjutan (Sustainable Technology Journal)


Available on line at:http://jtb.ulm.ac.id
Vol. 4 No. 2 (2015) pp. 68-76
76

You might also like