Professional Documents
Culture Documents
Proposal Hibah Buku Ajar Final
Proposal Hibah Buku Ajar Final
Nama Pengusul:
Fathirma’ruf, M. Kom
i
ii
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
akhlak, masalah-masalah sosial ekonomi, politik dan jatidiri bangsa. Begitu
pula dalam mengemban amanat UUD 1945 untuk mecerdaskan kehidupan
bangsa, belum berhasil sebagaimana yang diharapkan. Inilah problem-
problem yang mengemuka di Indonesia. Sementara itu perkembangan dunia
global, menguatnya arus demokrasi dan cita-cita terbentuknya civil society,
penegakan hukum dan hak asasi manusia serta otonomi daerah telah
melahirkan variabel-variabel yang menantang untuk direspon.
Era revolusi industri 4.0 telah dimulai. Era ini telah memunculkan
teknologi baru yang mengakibatkan perubahan yang luar biasa di semua
disiplin ilmu, Perguruan tinggi di Indonesia harus menyiapkan literasi baru
guna menghadapi disrupsi teknologi tersebut. Lulusan perguruan tinggi tidak
cukup menguasai literasi lama (membaca, menulis dan matematika), tetapi
perlu literasi baru seperti literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia
yang termasuk kedalamnya literasi digital.
Program studi pendidikan teknoogi informasi Sekolah Tinggi Keguruan
dan Ilmu Pendidikan saat ini ikut berpartisipasi dalam mendukung era
revolusi industry 4.0, bukti dari partisipasi yang ditunjukan oleh Program
studi ini ditunjukan dengan penyusunan kurikulum yang telah mengacu
kepada KKNI, dengan mencantumkan beberapa matakuliah yang
pembelajarannya berbasis daring, salah satunya adalah matakuliah E-
Learning, terdapatnya mata kuliah ini pada kurikulum yang di usung oleh
program studi pendidikan teknologi informasi mendapat respon baik dari
kalangan mahasiswa, model pembelajaran yang berbasis pada mahasiswa
dengan memanfaatkan sarana yang terdapat pada lingkungan STKIP Yapis
Dompu menjadi pilihan yang dapat mendukung keberlangsungan program
studi yang memiliki visi mencetak lulusan yang professional di bidang
teknologi informasi.
Revitalisasi kurikulum yang dilakukan oleh Program studi Pendidikan
Teknologi Informasi diawal tahun 2016 menjadi tantangan yang cukup sulit,
dimana pengusulan matakuliah yang berbasis daring seperti matakuliah E-
Learning ini masih mencoba beradaptasi di keterpahaman mahasiswa, dalam
artian mahasiswa masih sangat asing dengan model pembelajaran yang
2
memanfaatkan teknologi internet seperti ini, sampai saat ini Program studi
pendidikan teknologi informasi telah berhasil mengembangkan media
pembelajaran berbasis daring, jumlah pelatihan dan pembinaan yang
dilakukan kepada mahasiswa sudah terlaksana sebanyak 6 kali, progress
keterpahaman mahasiswa terhadap media pembelajaran ini mulai
menunjukan sisi positif.
Lulusan yang akan diciptakan oleh program studi Pendidikan Teknologi
Informasi STKIP Yapis Dompu ini, tidak hanya akan memperoleh pengetahuan
terkait penggunaan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis E-
Learning, tetapi dalam proses pembelajarannya Mahasiswa dituntut untuk
tidak hanya dapat menggunakan/memanfaatkannya tapi juga dapat
mengembangkan, serta memanajemen server E-Learning dalam proses
penerapan di dunia kerja / sekolah dimana mereka akan mengabdi.
Tahapan dalam proses pembelajaran yang akan diperoleh mahasiswa
dalam satu semester pada matakuliah E-Learning telah diatur dalam RPS
(Rencana Pembelajaran Semester) rincian dari aktifitas pembelajarannya
yaitu, konsep dasar E-Learning, Aspek E-Learning, Persiapan kebutuhan
perancangan E-Learning, Konsep dan strategi Tata Kelola dalam
pengembangan E-Learning, Model dan framework E-Learning dan
penerapannya pada institusi, Konfigurasi virtual machine untuk kebutuhan
simulasi dan perancangan, Install dan mengkonfigurasi software moodle di
virtual machine, Ujicoba keberhasilan instalasi dan konfigurasi moodle di
virtual machine, Konsep pemanfaatan domain dan hosting untuk membangun
e-learning online, konsep blended learning, Install dan konfigurasi software
moodle, Ujicoba hasil konfigurasi.
Berbagai materi yang akan diajarkan kepada mahasiswa tersebut
memanfaatkan modul dan refferensi yang terbatas, walaupun media yang
digunakan dalam penyampaian materi kepada mahasiswa cukup baik
diantaranya pembelajaran sudah menggunakan E-Learning kampus dalam
pemberian tugas, dan pengumpulan tugas, memanfaatkan laboratorium untuk
sarana latihan pengembangan dan simulasi, dan menggunakan virtual domain
dan hosting, agar segala bentuk ujicoba yang dilakukan berlangsung real,
3
terdapatnya sebuah pedoman berupa sebuah buku ajar yang diterbitkan
sesuai dengan RPS yang menjadi acuan dalam proses pembelajaran dilingkup
STKIP Yapis Dompu, tentu akan memberikan sebuah motivasi tersendiri bagi
Dosen, maupun Mahasiswa, Buku ajar yang direncanakan akan menampung
keseluruhan tahapan yang dilakukan dalam proses pembelajaran pada mata
kuliah tersebut.
Keterbatasan Toko buku di Kab. Dompu yang menjadi daerah 3T dalam
menyediakan buku-buku berbasis pada teknologi informasi, minat masyarakat
dan mahasiswa yang lebih suka belajar dari buku dari pada tutorial yang
terdapat pada internet, juga menjadi dasar penyusunan buku ajar ini,
mahasiswa maupun masyarakat yang ingin menambah wawasan terkait
pemanfaatan, dan pengembangan media pembelajaran berbasis pada
Elektronik Learning menjadi terkendala dalam proses pengembangan
keilmuannya dikarenakan keterbatasan sebagaimana yang dimaksud.
B. Tujuan Pengusulan
Adapun tujuan dari hibah penyusunan buku ajar pada matakuliah Teori
dan Praktik E-Learning Ini adalah sebagai berikut:
1) Menyusun buku ajar sebagai perangkat pembelajaran dalam mata kuliah
Teori dan Praktik E-Learning.
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di perguruan tinggi melalui
penyusunan bahan ajar yang mendukung implementasi RPS.
3) Meningkatkan mutu dan jumlah publikasi penerbitan buku ajar oleh
dosen.
4) Memperkaya wawasan dan pengalaman dosen dalam menulis dan menjadi
sarana belajar atau peningkatan ilmu pengetahuan.
5) Mewujudkan suasana akademik yang kondusif dan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien serta berpusat pada mahasiswa
6) Mendorong dosen untuk membuat media pembelajaran yang mendukung
buku ajar yang telah dibuat
4
7) Meningkatkan jumlah dan kualitas penerbitan buku ajar untuk perguruan
tinggi yang dikembangkan dari ilmu pengetahuan dan teknologi maupun
diturunkan dari hasil penelitian.
C. Luaran
Luaran adalah target kerja yang akan dicapai dalam penyusunan buku
ajar ini, antara lain sebagai berikut:
1) Buku ajar yang dibuat memiliki International Series Book Number (ISBN)
dari penerbit anggota IKAPI atau asosiasi penerbit perguruan tinggi;
2) Publikasi di jurnal ilmiah ber-ISSN terkait evektifitas penerapan model
pembelajaran berbasis Elektronik Learning pada mahasiswa program
studi pendidikan Teknologi Informasi STKIP Yapis Dompu.
3) Terdapatnya situs E-Learning dengan laman
http://kuliahonlinepelajardompu.ac.id yang dapat digunakan oleh
mahasiswa program studi lain dan pelajar lain dilingkup Kab. Dompu
dengan domain dan hosting hasil pengembangan mahasiwa yang
diajarkan.
Untuk mencapai target kerja diatas tentunya penulisan buku ajar ini akan
berusaha mengikuti segala aturan yang menjadikan buku ajar ini lebih
berkualitas, adapun ketentuan yang akan diusung dalam penyusunan yang
dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Format sesuai dengan format UNESCO, dengan ukuran lebar 15,5 cm ,
tinggi 23 cm;
2) Disusun berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS);
3) Ketebalan minimal 200 halaman, sesuai kebutuhan belajar yang
tercantum dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS);
4) Dalam penyajian buku ajar gunakan prinsip-prinsip Technological
Pedagogical Content Knowledge (TPACK);
5) Ditulis dengan gaya bahasa semi-formal yang melibatkan dan
memotivasi pembaca (mahasiswa);
6) Menyediakan ilustrasi, studi kasus, atau soal-soal latihan, serta soal-
soal untuk umpan balik bagi mahasiswa;
5
7) Diketik dengan spasi 1,15, dengan huruf serif, semisal times new
roman/cambria dengan ukuran 11pt atau 12 pt.;
8) Penyajian gambar atau grafik dapat dibaca dengan jelas, gambar
dengan resolusi lebih besar dari 300 dpi.;
9) Struktur kalimat mengikuti kaidah Bahasa Indonesia sesuia Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI);
10) Penulisan atau penyajian daftar pustaka/rujukan, sitasi, tabel, gambar,
grafik, dll. menggunakan sebuah standar yang konsisten, misalnya
menggunakan APA, IEEE, Harvard, ISO, atau lainnya;
11) Menyertakan beberapa pendapat atau mengutip hasil penelitian sesuai
dengan bidangnya;
12) Mangakomodasi hal-hal/ide-ide baru;
13) Buku ajar menyantumkan hasil review, ulasan, atau dukungan
(endorsement) dari pakar atau rekan sejawat sesuai bidang ilmunya;
14) Buku ajar yang ditulis Bukan karya plagiarisme;
15) Mengandung konten yang terkait dengan isu-isu revolusi industri 4.0;
dan Tidak menyimpang dari falsafah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
6
BAB II
URGENSI BUKU AJAR DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
7
digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis
yang berbobot.
Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar
merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang
disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan
dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis
sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
terpadu. Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: (1)
Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya
diajarkan kepada siswa, (2) Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua
aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya, (3) Alat evaluasi
pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Buku merupakan salah satu sumber belajar dan bahan ajar yang banyak
digunakan dalam mendukung proses pembelajaran. Buku teks memang
merupakan bahan ajar sekaligus sumber belajar bagi siswa/mahasiswa yang
konvensional. Namun meskipun konvensional dan sudah dipergunakan cukup
lama dan banyak yang menganggap tradisional, buku teks pelajaran masih cukup
mampu memberikan kontribusi yang baik pada pembelajaran. Beberapa materi
pembelajaran tidak dapat diajarkan tanpa bantuan buku teks pelajaran.
Sumber dan pembuat buku teks pelajaran dapat berasal dari berbagai
macam. Esensi buku teks pelajaran adalah memberikan informasi dan materi
kepada peserta didik melalui bahan yang berbentuk cetakan. Buku pelajaran
memuat materi pelajaran ditambah dengan informasi yang relevan secara
menyeluruh dan lengkap sehingga penggunaan buku teks pelajaran dapat
digunakan berdampingan maupun tanpa sumber belajar atau media
pembelajaran lainnya.
Pada umumnya buku ajar dikeluarkan atau diterbitkan oleh penerbit-
penerbit yang banyak menawarkan ke tiap-tiap institusi pendidikan. Ini
menjadikan satu institusi atau sekolah satu dengan yang lainnya dapat
8
menggunakan buku teks yang berbeda pada materi pelajaran dan tingkatan kelas
yang sama. Pemerintah juga menyelenggarakan program BSE (Buku Sekolah
Elektronik) dimana BSE merupakan buku teks pelajaran yang disediakan secara
gratis dan dapat diunduh (download) serta disebar luaskan tanpa pelanggaran hak
cipta. Penerbit yang ingin mengambil keuntungan dari buku BSE ini juga tidak
diperbolehkan menetapkan harga melebihi harga maksimal yang ditentukan.
Buku teks pelajaran memiliki banyak fungsi, tujuan dan kegunaan atau
manfaat dalam mendukung proses pembelajaran. Nasution dalam Prastowo (2012:
169) menyebutkan terdapat beberapa fungsi, tujuan dan manfaat atau kegunaan
buku teks pelajaran, yaitu: (1) Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh
peserta didik, (2) Sebagai bahan evaluasi, (3) Sebagai alat bantu pendidik dalam
melaksanakan kurikulum, (4) Sebagai salah satu penentu metode atau teknik
pengajaran yang akan digunakan pendidik, (5) Sebagai sarana untuk peningkatan
karir dan jabatan, (6) Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi
pembelajaran, (7) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi
pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, (8) Menyediakan materi pembelajaran
yang menarik bagi peserta didik, (9) Membantu peserta didik dalam melaksanakan
kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku, (10) Menjadi
pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran, (11) Memberi kesempatan
bagi peserta didik untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari materi yang baru,
(12) Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik, (13) Menjadi
penambah nilai angka kredit untuk mempermudah kenaikan pangkat dan
golongan, (13) Menjadi sumber penghasilan jika diterbitkan
Pembuatan buku teks pelajaran yang sesuai fungsi, tujuan dan manfaat tentu
sudah cukup menjadikan buku pelajaran sebagai bahan ajar yang tepat. Guru
maupun peserta didik juga tidak harus dipusingkan lagi dengan pemilihan sumber
belajar yang akan digunakan. Tentu saja pemilihan buku teks sebagai sumber
belajar harus memperhatikan hal-hal khusus serta komponen-komponen
penyusun sumber belajar.
9
BAB III
MEKASNISME PENULISAN BUKU AJAR
Mekanisme yang digunakan dalam penulisan buku ajar ini menggunakan Four-D
Model (Model Pengembangan perangkat pembelajaran)
1. Tahap I: Define (Pendefinisian)
Tahap ini merupakan tahap awal yang mendefinisikan syarat-syarat dalam
pembelajaran, tahap ini mencakup 5 tahapan antara lain:
1. Front-End Analysis (Analisa Ujung Depan)
Analisa ini bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar
yang dihadapi dalam pembelajaran pada matakuliah T&P E-Learning
sehingga diperlukan pengembangan perangkat pembelajaran.
2. Student Analysis (Analisa Mahasiswa)
Analisa ini merupakan telaah karakteristik mahasiswa terkait dengan
kesesuaian perangkat yang akan dikembangkan.
3. Concept Analysis (Analisa Konsep)
Analisa ini dilakukan untuk melakukan identifikasi terhadap konsep pokok
dari materi yang akan diajarkan.
4. Task Analysis (Analisa Tugas)
Analisa ini bertujuan untuk melakukan identifikasi keterampilan utama
yang akan dikaji oleh peneliti dan menganalisanya kedalam himpunan
tambahan yang mungkin dipelajari.
5. Speciing instructional objectives (Perumusan Tujuan Pembelajaran)
Perumusan ini bertujuan untuk merangkum hasil dari analisa konsep dan
analisa tugas untuk digunakan sebagai dasar dalam menyusun perangkat
pembelajaran, kemudian akan diintegrasikan kedalam materi perangkat
pembelajaran yang disusun.
10
1. Penyusunan Tes acuan
merupakan tahapan yang menghubungkan antara tahap pendefinisian
dengan tahap perancangan, Tes acuan ini disusun berdasarkan spesifikasi
tujuan dari pembelajaran dan analisa siswa.
2. Pemilihan Media
Tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi media pembelajaran yang
relevan dengan karakteristik materi pembelajaran.
3. Pemilihan Format
tahap ini adalah tahapan mempersiapkan design atau merancang isi
pembelajaran, pemilihan strategi, pendekatan, metode, dan sumber belajar.
4. Rancangan Awal
tahapan ini digunakan untuk mempersiapkan rancangan awal dari
perangkat pembelajaran sebelum diujicobakan, hal ini juga
mempersiapkan berbagai aktifitas seperti lembar observasi, wawancara,
dll.
11
bentuk yang tepat. Tahap ini adalah tahapan terakhir dari pengembangan
perangkat pembelajaran terdiri dari 3 tahapan, antara lain:
1. Analisa Pengguna
Adalah tahapan yang dilakukan untuk menentukan pengguna produk yang
telah dihasilkan untuk mengujicoba.
2. Penentuan strategi dan tema penyebaran
Adalah sebuah strategi perancangan untuk mencapai keter-terimaan
produk oleh calon pengguna produk yang dikembangkan.
3. Waktu
penentuan waktu adalah salah satu instrumen yang tidak kalah penting
untuk penentuan penerimaan produk atau penolakan produk berdasarkan
hasil pengujian sebelumnya.
4. Pemilihan media penyebaran
Tahapan ini adalah tahapan pemilihan media yang akan digunakan untuk
menyebarluaskan produk yang dikembangkan, antara lain jurnal, majalah,
E-Book, internet, toko buku, perpustakaan, dan lain sebagainya.
12
9 Penulisan dan
publikasi ilmiah
pada Jurnal ber-
ISSN
10 Penyusunan dan
Pengiriman
Laporan Akhir
Untuk meningkatkan kualitas buku ajar yang akan dijadikan pedoman oleh
mahasiswa dalam proses pembelajarannya terlebih dahulu melalui beberapa
mekanisme tambahan sebegai bentuk langkah dalam dalam teknis penulisannya,
antara lain:
1. Penentuan Tujuan Buku Ajar
Tahapan ini adalah tahap dimana penulis terlebih dahulu menentukan tujuan
yang ingin dicapai dalam buku ajar, dalam proses penulisan buku ajar pada
matakuliah Teori dan Praktik E-Learning, penentuan tujuan dalam penulisan
buku ajar ini tentu akan mengacu kepada capaian pembelajaran lulusan dari
program studi Pendidikan Teknologi informasi, dan capaian matakuliah yang
telah ditulis dalam rencana pembelajaran Semester (RPS).
2. Brainstroming Ide buku Ajar
Setelah mengetahui tujuan dari penulisan buku ajar seperti yang dimaksud,
akan dilanjutkan kepada tahapan penyaluran/penulisan semua ide yang
terdapat dalam pikiran penulis berkaitan dengan kosep penulisan buku ajar
pada matakuliah T&P E-Learning. ide-ide yang terangkum dalam pikiran akan
dituliskan kedalam sebuah catatan yang dapat digunakan kembali sebagai
dasar penulisan draft buku ajar.
13
4. Kerangka Buku Ajar
Setelah fokus topik yang akan dibahas dalam buku ajar ini telah diketahui
dilanjutkan kembali dalam pembuatan kerangka buku ajar, kerangka yang
dimaksud adalah uraian secara umum dari masing-masing Bab dan sub Bab
untuk setiap tahapan yang terkandung dalam materi pada buku ajar yang
ditulis.
14
BAB IV
USULAN ANGGARAN
15
@Rp.150.000
b. Validasi materi oleh ahli
2 Orang Rp. 1.500.000
@Rp.750.000
c. Ujicoba tingkat keefektifan
Buku ajar oleh mahasiswa
21 Orang Rp. 945.000
(Konsumsi) Tahap I
@Rp.45.000
d. Ujicoba tingkat keefektifan
Buku ajar oleh mahasiswa
21 Orang Rp. 945.000
(Konsumsi) Tahap II
@Rp.45.000
6. Pelaporan dan Publikasi:
a. Editing akhir oleh editor
professional dan Pengurusan 1 Paket Rp. 2.000.000
ISBN
b. Publikasi Ilmiah Jurnal ber-ISSN 1 Artikel Rp. 750.000
Total
Rp. 24.810.000
Terbilang: Dua Puluh Empat Juta Delapan Ratus Sepuluh Ribu Rupiah.
16
DAFTAR LAMPIRAN
17
LAMPIRAN I
SK MENGAJAR
LAMPIRAN II
CV (Curiculum Vitae) Dosen Pengusul
CURRICULUM VITAE
IDENTITAS DIRI
NIP/NIK : -
Agama : Islam
Telp./Faks. : -
Telp./Faks. : 085253190336
Jangka
Tahun Jenis Pelatihan( Dalam/ Luar Negeri) Penyelenggara
waktu
LP3M
Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu
2018 Universitas 3 Hari
Internal (SPMI)
Udayana
Kementrian
Tenaga Kerja RI,
Direktorar
Pelatihan tenaga pelatihan (Pengelola Balai
2017 Jendral 5 Hari
Latihan Kerja Komunitas)
Pembinaan,
Pelatihan dan
Produktivitas
LPPM STKIP
2016 Pelatihan Pemanfaatan E-Learning 1 Hari
Yapis Dompu
PENGALAMAN MENGAJAR
Institusi/Jurusan/Progr Sem/Tahun
Mata Kuliah Program Pendidikan
am Studi Akademik.
Perencanaan
Genap
Pembelajaran Teknologi Informasi Pendidikan Teknologi
2015/2016
Berbasis Komputer Informasi
Ganjil
Aplikasi Komputer Sejarah Pendidikan Sejarah
2016/2017
Genap
Interaksi Pembelajaran TI Teknologi Informasi Cetak
2015/2016
Ganjil
Aplikasi Komputer Sejarah Non cetak
2016/2017
Ganjil
Aplikasi Komputer Guru Sekolah Dasar Non cetak
2016/2017
Ganjil
Aplikasi Komputer Penjaskes Non cetak
2016/2017
Ganjil
Multimedia Pembelajaran Guru Sekolah Dasar Non cetak
2016/2017
Genap
Bahasa Indonesia Non cetak
Aplikasi Komputer 2016/2017
Genap
Aplikasi Komputer Guru Sekolah Dasar Non cetak
2016/2017
Ganjil
Aplikasi Komputer Guru Sekolah Dasar Non cetak
2017/2018
Ganjil
E-Learning Teknologi Informasi Non cetak
2017/2018
Genap
T & P TIK Dasar Teknologi Informasi Non cetak
2017/2018
KARYA ILMIAH*
A. Buku/Bab Buku/Jurnal
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Panitia/
Judul Kegiatan Penyelenggara
peserta/pembicara
2015 Universitas Ahmad
Security VS Forensik Peserta
Dahlan Yogyakarta
Seminar Peningkatan
Sumberdaya manusia dan
Forum Dosen Indonesia
2017 Pelantikan Anggota Forum Panitia
(FDI) NTB
Dosen Indonesia (FDI)
Rayon NTB
Lokakarya Sistem
Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) dalam rangka
2018 Universitas Udayana Peserta
program Asuh Perguruan
Tinggi Unggul Universitas
Udayana
Institusi (
Univ,Fak,Jurusan,Lab,studio,
Peran/Jabatan Tahun ... s.d. ...
Manajemen Sistem Informasi
Akademik dll)
Kepala Pusat Teknologi PUSTIK STKIP Yapis Dompu 2017 s.d sekarang
Informasi dan Komunikasi
ORGANISASI PROFESI/ILMIAH
Tahun Jabatan/jenjang
Jenis/ Nama Organisasi
keanggotaan
2016 Dewan Pengurus Daerah (DPD) Forum KEPALA Bidang Data dan
Dosen Indonesia (FDI) NTB Teknologi Informasi
Balai Latihan Kerja Komunitas (BLK
2018 KEPALA BLK Komunitas
Komunitas) (Basic Office) PONPES
AL-ANWARY Bima
AL-ANWARY Bima
2018 Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) KETUA Bidang Komunikasi
Kab. Dompu dan Informatika
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Mata Kuliah (MK) Kode Rumpun MK Bobot (SKS) Semeste Tanggal Penyusunan
r
Teori dan Praktik E-Learning 3022 MKK TI Keahlian P:2, T: 2 V 10 Maret 2018
OTORISASI Pengembang RPS Koordinator RMK Ketua Prodi
Fathirma’ruf, M. Kom. Maman, M. Pd. M. Nur Imansyah, M. Pd.
Capaian Pembelajaran CPL Prodi:
Lulusan (CP) 1. Mampu bertanggung jawab atas hasil pekerjaan sendiri, dan atau dengan kelompok sesuai dengan peran posisi dalam organisasi serta memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan.
2. Mampu berkomunikasi secara lisan maupun tulisan untuk menyampaikan ide,usulan, gagasan maupun transfer pengetahuan dalam bidang
Informatika kepada orang lain
3. Mampu menerapkan pemikiran logis, sistematis, kritis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan sesuai bidang
keahlian
4. Mampu mengidentifikasi, mengklasifikasikan, dan memahami konsep perancangan dan pengembangan model pembelajaran daring.
CPMK:
1. Mahasiswa mampu memodelkan konsep E-Learning dalam bentuk Virtual.
2. Mahasiswa mampu Mengembangkan dan memanajemen media pembelajaran daring berbasis moodle.
3. Mahasiswa mampu menganalisa, mendeskripsikan, dan mendefinisikan solusi yang efektif, efisien dan adaptable terkait dengan permasalahan yang
dihadapi pengguna.
4. Mahasiswa Memiliki pengetahuan, wawasan serta pemahaman terhadap konsep automatisasi/rekayasa data yang efektif, efisien dan handal dalam
berbagai permasalahan terkait dengan menggunakan sistem terkomputerisasi.
5. Mahasiswa Mampu, merancang, mengembangkan, memilih, serta menggunakan kakas bantu yang tepat untuk merancang dan membangun solusi
dalam bentuk proses/model/aplikasi terkomputerisasi yang sesuai dengan standarisasi mutu dan kebutuhan pengguna.
6. Mahasiswa Mampu menganalisa, memodelkan masalah dan mengimplementasikan solusi yang adaptable, changable dan kompetitif untuk
menghasilkan suatu sistem informasi yang memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
Deskripsi Singkat MK Mahasiswa diajarkan berbagai jenis media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk memulai perkuliahan daring, langkah-langkah dalam proses
pembelajaran yaitu mahasiswa terlebih dahulu memperoleh teori terkait dasar pemahaman terkait pemanfaatan e-learning, perbandingan kelebihan dan
kekurangan antar basis media yang ada, mahasiswa dapat melakukan installasi software moodle lewat softacoulus installer yang terdapat pada hosting,
mengkonfigurasi keamanan, hak akses dan lain-lain yang mendukung manajemen dan tata kelola e-learning.
Media Pembelajaran LCD Proyektor, Software Praktikum, Video, Audio, Buku, Moodle E-Learning, http://E-Learningpbsi.stkipyapisdompu.ac.id, Jurnal Nasional dan Internasional
Dosen Pengampu Fathirma’ruf, M. Kom.
Mata Kuliah Syarat Wajib (Keahlian)
Sub-CPMK
Bentuk, Metode Pembelajaran, & Materi
Minggu (Kemampuan Akhir
Ke
Indikator Penilaian Kriteria & Bentuk Penilaian Penugasan Pembelajaran Bobok Penilaian (%)
Tiap Tahapan
(Media & Sumber Belajar) (Pustaka)
Belajar)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Mahasiswa Kesepakatan
mengetahui ruang Kontrak
lingkup mata kuliah. Perkuliahan
(Kontrak kuliah dan Tersampainya
Pengenalan materi Pokok Bahasan
awal) secara global
2 Mahasiswa mampu Definisi E-Learning Kriteria: Pemahaman Materi Diskusi dan Sharing Tipe E- 5
memahami konsep Tipe E-Learning Materi di E-Learning Learning
dasar e-learning. Struktur Kelas Bentuk: Masing-masing mahasiswa Evolusi E-
dalam perancangan Penyampaian materi oleh dosen menyimpulkan definisi dan tipe Learning
E-Learning pengampu matakuliah E-Learning Kelebihan
Evolusi E-Learning Mengidentifikasi Kekurangan Masing-masing mahasiswa dan
Kelebihan dan dan kelebihan menyimpulkan Evolusi, Kekurangan
Kekurangan E-Learning kekurangan serta kelebihan dari E-Learning
E-Learning Pemahaman terhadap Konsep E-Learning Konsep Dasar
Konsep Dasar dasar E-Learning Masing-masing mahasiswa E-Learning
E-Learning menjelaskan Konsep dasar
E-Learning
3 Mahasiswa Konsep Kriteria: Teori pembelajaran Penyampaian materi oleh dosen a. Pembelajara 5
memahami dan pembelajaran konvensional dan berbasis blended pengampu matakuliah n
Merumuskan konsep berbasis blended learning Diskusi dan Sharing konvensional
blended learning learning Bentuk: b. Konsep
bagi institusi Konsep dasar pembelajaran blended
berbasis daring learning
Konsep pembelajaran secara
konfensional
Teknik pengembangan/migrasi
konsep belajar secara daring
4 Mahasiswa mampu Faktor kesuksesan Kriteria: Pemahaman materi dan Contextual Learning a. Aspek 5
memahami aspek E- dalam pemberian gambaran umum Diskusi dan Sharing pendukung
learning dan implementasi E- Bentuk: Tugas 1: pengembang
pengaruhnya Learning Mengerjakan dan Identifikasi factor-faktor yang an E-
Terhadap kesuksesan Aspek pendukung mengumpulkan tugas di E- mendukung kesuksesan Learning
implementasi dalam Learning kampus dalamimplementasi E-Learning b. Identifikasi
E-learning. mengembangkan Penyampaian materi oleh dosen Tugas 2: teknik
E-Learning pengampu Identifikasi Aspek pendukung implementasi
Diskusi sharing dalam proses perancangan, dan e-learning
Mengidentifikasi kesuksesan pengembangan sistem
dalam implementasi e-Learning pembelajaran berbasis
Mengidentifikasi aspek Elektronik
pendukung dalam
pengembangan E-Learning
5 Mahasiswa mampu Faktor yang dapat Kriteria: Penguasaan aspek, Problem Based Learning a. Tahapan 5
memahami aspek mempengaruhi penyebutan factor. Tugas 3: dalam
yang dapat kesuksesan dalam Bentuk: Identifikasi Faktor yang dapat penggunaan
mempengaruhi implementasi Mengerjakan dan mempengaruhi tahapan e-learning
tahapan implementasi E-Learning mengumpulkan tugas di E- implementasi b. Urutan
E-Learning Aspek dalam Learning kampus E-Learning implementasi
penerapan Mengetahui aspek-aspek yang perancangan
E-Learning mempengaruhi proses Tugas 4: sistem
implementasi Distribusikan secara urut
E-Learning gambaran tahap dalam
Tahapan dalam implementasi implementasi sistem
sistem pembelajaran dengan pembelajaran berbasis
E-Learning E-Learning
6 Mahasiswa mampu Persiapan Kriteria: Pendataan kebutuhan, Project Based Learning a. kebutuhan 5
memahami dan rencana persiapan
mengetahui konsep kebutuhan dalam Bentuk: Menyebutkan daftrar kebutuhan dalam
kesiapan institusi perancangan E- Mengidentifikasi Persiapan yang yang harus disiapkan dalam perancangan
dalam penerapan Learning dibutuhkan dalam perancangan proses perancangan sistem E-Learning
sistem E-learning. Identifikasi E-Learning pembelajaran daring b. rencana
ketersiapan Identifikasi ketersiapan sebuah Membuat list kebutuhan awal ujicoba dan
institusi dalam institusi dalam penerapan E- dalam rencana ujicoba dan penerapan
penerapan sistem Learning penerapan e-learning
Pendataan Identifikasi kebutuhan dan PEMBAGIAN TUGAS KELOMPOK
kebutuhan awal rencana Ujicoba dan penerapan
untuk rencana
ujicoba dan
penerapan dalam
sebuah institusi
7 Mahasiswa mampu Membuat daftar Kriteria: Pembuatan Daftar dan Tugas 11: membuat list a. daftar 5
menganalisis dan kebutuhan dalam contoh proposal pengajuan kebutuhan dalam perancangan kebutuhan
merumuskan tingkat perancangan E- implementasi E-learning yang
kesiapan e-learning Learning Bentuk: Tugas 12: Membuat rancangan dibutuhkan
institusi. Dan Form dan Mengerjakan dan kesepakatan kerjasama dalam
pedoman kesepakatan perjanjian mengumpulkan tugas di E- implementasi sistem e-learning
perancanga
pembangunan sistem ketersiapan Learning kampus REVIEW KETERSIAPAN TUGAS
n E-
institusi dalam List daftar kebutuhan yang KELOMPOK
penerapan sistem dibutuhkan dalam perancangan Learning
Proposal pengajuan E-Learning b. rencana
kebutuhan awal Contoh kesepakatan Ujicoba dan
untuk rencana pengembangan E-Learning penerapan
ujicoba dan dalam institusi
penerapan dalam daftar kebutuhan dan rencana
sebuah institusi Ujicoba dan penerapan
8 Mahasiswa Penyampaian Kriteria: Penyampaian konsep dan Penyampaian materi oleh dosen a. Tata Kelola 5
mengetahui konsep konsep dalam Tata strategi pengampu matakuliah b. Analisa
tata kelola E-Learning. Kelola E-Learning Bentuk: Diskusi dan Sharing kebutuhan
pada sebuah Konsep dan strategi Tata Kelola REVIEW KETERSIAPAN TUGAS dalam tata
institusi dalam pengembangan E- KELOMPOK kelola
[Bagian 1] Learning [Bagian 1]
Menganalisis dan Menganalisis dan
merumuskan tata merumuskan tata kelola e-
kelola e-learning learning
institusi. institusi.
14 Mahasiswa mampu Demonstrasi, Kriteria: Ujicoba, penyampaian Demonstrasi, dan praktikum a. Demonstrasi 10
mengujicoba Praktikum dan pertanyaan pada masing-masing Ujicoba akses dan fitur e- b. Ujicoba akses
keberhasilan instalasi Ujicoba hasil kelompok dan diarahkan kepada learning c. Ujicoba fitur
dan konfigurasi konfigurasi masing-masing individu Penyampaian pertanyaan oleh E-Learning
moodle di hosting (Kelompok Bagian Bentuk: peserta dan dosen moodle
I) Mengujicoba keberhasilan Praktikum mandiri
UAS Kelompok bagian instalasi dan konfigurasi awal Review ketersiapan Tugas
I dari software moodle secara Kelompok bagian II dan III
online UAS (Presentasi hasil tugas
Mengujicoba beberapa fitur dan kelompok bagian 1)
aturan yang telah dikonfigurasi
sebelumnya untuk kebutuhan
penggunaan
15 Mahasiswa mampu Demonstrasi, Kriteria: Ujicoba, penyampaian Demonstrasi, dan praktikum a. Demonstrasi 10
mengujicoba Praktikum dan pertanyaan pada masing-masing Ujicoba akses dan fitur e- b. Ujicoba akses
keberhasilan instalasi Ujicoba hasil kelompok dan diarahkan kepada learning c. Ujicoba fitur
dan konfigurasi konfigurasi masing-masing individu Penyampaian pertanyaan oleh E-Learning
moodle di hosting (Kelompok Bagian Bentuk: peserta dan dosen moodle
II) Mengujicoba keberhasilan Praktikum mandiri
UAS Kelompok bagian instalasi dan konfigurasi awal Review ketersiapan Tugas
II dari software moodle secara Kelompok bagian III
online UAS (Presentasi hasil tugas
Mengujicoba beberapa fitur dan kelompok bagian II)
aturan yang telah dikonfigurasi
sebelumnya untuk kebutuhan
penggunaan
16 Mahasiswa mampu Demonstrasi, Kriteria: Ujicoba, penyampaian Demonstrasi, dan praktikum a. Demonstrasi 10
mengujicoba Praktikum dan pertanyaan pada masing-masing Ujicoba akses dan fitur e- b. Ujicoba akses
keberhasilan instalasi Ujicoba hasil kelompok dan diarahkan kepada learning c. Ujicoba fitur
dan konfigurasi konfigurasi masing-masing individu Penyampaian pertanyaan oleh E-Learning
moodle di hosting (Kelompok Bagian Bentuk: peserta dan dosen moodle
III) Mengujicoba keberhasilan Praktikum mandiri
UAS Kelompok bagian instalasi dan konfigurasi awal UAS (Presentasi hasil tugas
III dari software moodle secara kelompok bagian III)
online REVIEW HASIL PELAKSANAAN
Mengujicoba beberapa fitur dan UAS SECARA KESELURUHAN
aturan yang telah dikonfigurasi DARI MASING-MASING
sebelumnya untuk kebutuhan KELOMPOK
penggunaan
HALAMAN SAMPUL
OUTLINE BUKU
RIWAYAT HIDUP PENULIS
KATA PENGANTAR
TINJAUAN UMUM
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB VI
BAB VII
PENUTUP
GLOSARIUM
LEMBAR UJICOBA TINGKAT KEEFEKTIFAN BUKU
LEMBAR HASIL VALIDASI AHLI DAN MAHASISWA
DAFTAR PUSTAKA
ii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
iii
TINJAUAN UMUM
iv
4. Deskripsi Singkat Mata kuliah:
Matakuliah Teori dan Praktik E-Learning memberikan
pemahaman kepada mahasiswa terkait dengan Definisi, Tipe,
Evolusi dari model pembelajaran berbasis E-Learning, dan
Konsep Blended Learning, selain itu juga mata kuliah ini
membahas Aspek-aspek yang mendukung kesuksesan dalam
proses implementasi E-Learning, konsep tatakeloka , installasi,
konfigurasi serta ujicoba, baik sistem yang akan dijalankan
pada server lokal, maupun sistem yang dijalankan pada server
internet.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV Tata Kelola E-Learning ..............................................
a. Pengenalan Moodle ...........................................................................
b. Konsep dan strategi Tata Kelola dalam
pengembangan E-Learning...........................................................
c. Model dan Framework E-Learning ...........................................
d. Design Topologi Ujicoba dalam Virtual Machine...............
e. Design Topologi dalam implementasi secara Real...........
BAB V Install, Konfigurasi dan Ujicoba Server Lokal ......
a. Installasi dan konfigurasi Virtual machine ...........................
b. Download, Install dan konfigurasi Moodle ...........................
c. Ujicoba hasil konfigurasi ...............................................................
d. Ujicoba fitur moodle .........................................................................
BAB VI Install, Konfigurasi, dan Ujicoba Server
Internet ..........................................................................
a. Install dan Konfigurasi moodle dari softacoulus
installer pada Hosting......................................................................
b. Ujicoba Hasil konfigurasi ...............................................................
c. Ujicoba fitur moodle .........................................................................
BAB VII Penutup ........................................................................
Daftar Pustaka ...........................................................................
vii
BAB I
KONSEP DASAR E-LEARNING
Standar Kompetensi
A. Pendahuluan
Masyarakat Indonesia Pada umumnya, baik berasal dari
kalangan industri, birokrat, maupun dari kalangan akademisi yang
terdapat pada perguruan tinggi di Indonesia, dapat merasakan
betapa pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini.
menanggapi perkembangan yang pesat tersebut, beberapa dari
mereka dengan tidak ragu-ragu berpendapat, betapa kebutuhan
akan suatu konsep dan mekanisme dalam sebuah pembelajaran
atau aktivitas pelatihan berbasis teknologi informasi menjadi
sesuatu kebutuhan yang tidak mungkin dielakkan lagi. Dengan
demikian setiap perubahan yang terjadi akibat perkembangan
teknologi tersebut dapat diantisipasi dan segala kebaikannya
dapat diserap dengan baik. Namun sebaliknya, sebahagian lagi
dari kalangan tersebut berpendapat bahwa, hal tersebut belum
terlalu dibutuhkan.
1
Munculnya pendapat seperti yang diungkapkan diatas tiada
lain karena disebabkan oleh adanya ketidak pahaman, kegagalan
atau adanya keterbatasan-keterbatasan sumber daya untuk
pemanfaatan teknologi informasi dimaksud. Perdebatan ini pada
akhirnya, membawa konsep dan mekanisme belajar-mengajar
atau aktivitas pelatihan berbasis teknologi informasi, untuk
selanjutnya disebut sebagai electronic learning (e-learning),
belum merata diperkenalkan atau diimplementasikan pada
berbagai industri, instansi dan perguruan tinggi di Indonesia.
Sehingga tidak salah kalau Wakil Presiden Jusuf Kalla pada satu
kesempatan mengatakan bahwa Indonesia telah jauh tertinggal
dibanding China, Singapura dan bahkan Malaysia dalam bidang
software terutama dalam bidang pendidikan (Media-Indonesia,
Mei 2006). Negara China, Singapura dan Malaysia saat ini memang
dikenal memiliki software yang luar biasa dalam bidang
pendidikan.
Dalam memahami apa sebenarnya e-elearning tersebut,
pada awalnya istilah ini memang menjadi sesuatu yang
diperdebatkan. Tahun 1970 orang sudah menggunakan komputer
sebagai alat bantu dalam proses belajar-mengajar, namun apakah
hal tersebut dapat disebut sebagai e-learning hal tersebut masih
diperdebatkan. Selanjutnya istilah e-learning tersebut
dikembangkan lagi menjadi pembelajaran melalui media internet
(namun masih bersifat standar), yaitu dengan menyediakan situs-
situs learning, walaupun tidak memiliki halaman interaktif.
Dengan keberadaan situs ini, maka terbuka kesempatan bagi
masyarakat untuk belajar kapan dan dimanapun berada. Dengan
demikian, bagi sebahagian orang memandang e-learning
merupakan suatu konversi dari material yang telah dicetak untuk
ditampilkan dalam suatu browser, lengkap dengan halaman-
halaman yang saling terhubung, tabel isi dan tidak bersifat
interaktif, sudah dapat disebut sebagai sebuah e-learning.
2
Jika begitu dapatkah sebuah video atau powerpoint
presentasi, dikatakan sebagai e-learning? Jika Objek e-learning
tersebut tidak lebih dari sekedar sebuah video atau powerpoint
sebuah presentasi, maka ini tidak bisa disebut sebagai e-learning.
Sebaliknya jika pada objek video atau power point presentasi itu
disediakan kesempatan bagi user untuk mencobakan
kemampuannya mengenai topik yang diungkapkan kedalam
sebuah latihan, maka hal tersebut merupakan bagian dari proses
e-learning. Jadi sesungguhnya, e-learning tersebut tergantung
kepada dukungan terhadap isinya, yaitu:
1. Mempunyai tingkat interaktif yang tinggi.
2. Vivid Simulation
3. Video atau audio
4. Berbasis komunitas, yang mempunyai akses ke tutor
5. Terdiri dari sebuah situs berbasis manajemen learning
bagi pencatatan kemajuan bagi pengguna dan
administrator.
Dengan begitu, pada prinsipnya, apapun medianya, (baik
komputer, audio, maupun video) e-learning tersebut mempunyai
semacam tujuan atau dampak yang sama, yakni dapat mengukur
sejauh mana user atau student mengerti terhadap pembelajaran
yang diberikan. Pengukuran bisa dilakukan dengan berbagai cara
seperti dengan memberikan tugas atau kuiz didalam e-learning.
Dengan tugas atau kuis tersebut, pengelola e-learning dapat
mengevaluasi dan mengetahui, apakah user/student mereka
sudah mengerti atau belum terhadap pelajaran yang diberikan
(David Webster, 2005). Jika belum mengerti, maka pembelajaran
mungkin akan lebih diperjelas melalui penyediaan sarana untuk
tanya-jawab, chatting antara berbagai pihak dalam e-learning dan
fitur lainnya. Selain itu pengukuran juga bisa dilakukan melalui
survey, polling dan forum. Dengan demikian ada catatan dalam
kemajuan sebuah pembelajaran. Saat ini e-Learning sudah banyak
diterima oleh masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya
3
implementasi e-Learning di lembaga pendidikan (sekolah, training
dan universitas) maupun industri (Cisco System, IBM, HP, Oracle,
dan lainya).
E-Learning merupakan suatu jenis sistem pembelajaran
yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media
jaringan komputer lain. E-Learning adalah proses learning
(pembelajaran) menggunakan/ memanfaatkan Information and
Communication Technology (ICT) sebagai tools yang dapat tersedia
kapanpun dan di manapun dibutuhkan, sehingga dapat mengatasi
kendala ruang dan waktu. E-Learning memberikan harapan baru
sebagai alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan
pendidikan di Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuikan
dengan kebutuhan, baik sebagai suplemen (tambahan),
komplemen (pelengkap), ataupun substitusi (pengganti) atas
kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selama ini digunakan.
4
(2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari
elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk
segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha
pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Atau e-learning
didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is a generic term for all
technologically supported learning using an array of teaching and
learning tools as phone bridging, audio and videotapes,
teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized
web-based training or computer aided instruction also commonly
referred to as online courses (Soekartawi, Haryono dan Librero,
2002).
5
belajar tersebut melalui pengayaan content dan
pengembangan teknologi pendidikan.
Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi
dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar
conten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan
lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan
memberi hasil yang lebih baik.
B. Definisi E-Learning
C. Tipe-tipe E-Learning
D. Evolusi Media Pembelajaran
E. Struktur Kelas dalam Ujicoba media pembelajaran
E-Learning
6
BAB II
BLENDED LEARNING
Standar Kompetensi
7
pembelajaran, memperbaiki efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran, serta membantu dalam pencapaian tujuan-tujuan
pembelajaran.
Pembelajaran yang didukung oleh ICT akan menciptakan
situasi dan lingkungan bagi peserta didik yang dapat
menstimulasi kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi.
Keterlibatan kreasi dan inovasi dalam dunia ICT mensyaratkan
kemampuan penguasaan teknologi ICT yang baik, sehingga
menuntut peserta didik untuk meningkatkan dan memperbaharui
(update) keterampilan yang dimiliki. Menjawab berbagai
tantangan di atas maka lahirlah win-win solution berupa Blended
learning. Pada Blended learning, fungsi pembelajaran elektronik
atau berbasis internet terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (classroom instruction) adalah sebagai komplemen
(pelengkap). Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
(pelengkap) karena materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang
diterima mahasiswa di dalam kelas.
Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement(pengayaan)
atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik
dikatakan sebagai enrichment,apabila kepada peserta didik yang
dapat dengan cepat menguasai/memahami materi pelajaran yang
disampaikan guru secara tatap muka (fast learner) diberikan
kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik
yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka.
Tujuannya agar semakin memantapkan tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan pengajar
di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan memahami
materi pelajaran yang disajikan pengajar secara tatap muka di
kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan
8
materi pembelajaran elektronik yang memang secara khusus
dirancang untuk mereka. Tujuannya agar peserta didik semakin
lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan pengajar
di kelas.
Blended learning merupakan solusi jitu dalam upaya
perbaikan pembelajaran karena sebagaimana menurut Lewis
(2002) satu hal yang perlu ditekankan dan dipahami adalah
bahwa e-learning tidak dapat sepenuhnya menggantikan kegiatan
pembelajaran konvensional di kelas. e-Learning dapat menjadi
partner atau saling melengkapi dengan pembelajaran
konvensional di kelas. E-learningbahkan menjadi komplemen
besar terhadap model pembelajaran di kelas atau sebagai alat
yang ampuh untuk program pengayaan. Sekalipun diakui bahwa
belajar mandiri merupakan basic thrust kegiatan pembelajaran
elektronik, namun jenis kegiatan pembelajaran ini masih
membutuhkan interaksi yang memadai sebagai upaya untuk
mempertahankan kualitasnya.
Implementasi Blended learning menjadi jalan keluar yang
tepat atas berbagai kritik kekurangan e-learningyang mengatakan
bahwa “di samping daerah jangkauan kegiatan e-learning yang
terbatas (sesuai dengan ketersediaan infrastruktur), frekuensi
kontak secara langsung antarsesama peserta didik maupun antara
peserta didik dengan nara sumber atau pengajar sangat minim,
demikian juga dengan peluang peserta didik yang terbatas untuk
bersosialisasi. Penggabungan berbagai keunggulan pembelajaran
berbasis internet (e-learning online), berbasis multimedia (e-
learning offline) dan pemanfaatan teknologi mobile (mobile
learning) dengan pembelajaran tatap muka (face-to-face) pada
akhirnya diharapkan meningkatkan kreativitas peserta didik.
Kreativitas menjadi sangat penting, oleh karena itu misi lembaga
pendidikan adalah mendidik generasi bangsa kelak menjadi
manusia-manusia yang kreatif dan inovatif.
9
Lanjutan Sub Bab dalam BAB II ….
10
Lanjutan BAB III ….
BAB III
ASPEK-ASPEK DALAM E-LEARNING
11
Lanjutan BAB IV ….
BAB IV
TATA KELOLA E-LEARNING
A. Pengenalan Moodle
B. Konsep dan strategi Tata Kelola dalam
C. pengembangan E-Learning
D. Model dan Framework E-Learning
E. Design Topologi Ujicoba dalam Virtual Machine
F. Design Topologi dalam implementasi secara Real
12
Lanjutan BAB V ….
BAB V
KONFIGURASI DAN UJICOBA PADA LOKAL
13
Lanjutan BAB VI ….
BAB VI
KONFIGURASI DAN UJICOBA PADA INTERNET
14
Lanjutan BAB VII ….
BAB VII
PENUTUP
15
DAFTAR PUSTAKA
16