Jurnal Monica

You might also like

You are on page 1of 15

PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN

EMOSIONAL. KECERDASAN SPIRITUAL DAN INTEGRITAS


TERHADAP PERILAKU ETIS AUDITOR DAN DAMPAKNYA
PADA KINERJA AUDITOR
(Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Pekanbaru, Padang Dan
Batam Tahun 2016)

Oleh :
Monica
Pembimbing : Azwir Nasir dan Susilatri

Economic Faculty of Riau University, Pekanbaru, Indonesia


Email :ica.monica89@gmail.com

The Effect of Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient, and


integrity to Auditors Ethical Behavior and The Affect to Auditors Performance
(Empirical Study to Public Accountant Office in Pekanbaru, Padang, And Batam)

ABSTRACT

This research aimed to determine the effect of intelligent quotient,


emotional quotient, spiritual quotient, and integrity to auditors performance,
empirical study to public accountant office in Pekanbaru, Padang, and Batam.
This study used a primary data was collected by questionnaire distribution to
auditors. Sample was determined by purposive sampling amounted to 85 auditors.
Data was collected by using a purposive sampling. After the data was collected,
the data was analyzed by using the SPSS program to test whether the model used
in this study quite appropriate as the model analyzed. Then the regression
analysis was used to test the relationship between the variables above. On the
model one, the result of this research indicated that intelligence quotient had a
positive effect and significant on auditors ethical behaviour, emotional quotient
had a negative effect and significant on auditors ethical behaviour, spiritual
quotient had a positive effect and significant on auditors ethical behaviour , and
integrity had a positive effect and significant on auditors ethical behaviour. On
the model two, the result of this research indicated that intelligence quotient,
emotional quotient, spiritual quotient had a positive effect and signifikan on
auditors performance. But, integrity had not effect and not significant on auditors
performance.

Keywords : Intelligence Quotient, Emotional Quotient, Spiritual Quotient,


integrity, Auditors Ethical Behavior, Auditors Performance.

PENDAHULUAN
1990 hingga awal tahun 2000
Banyaknya skandal dan menginspirasikan banyak teori
runtuhnya perusahaan dalam tahun tentang bagaimana kesalahan

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2126


tersebut terjadi, dimana dan dari kasus tersebut, dapat dilihat bahwa
mana kesalahan tersebut muncul. pelanggaran kode etik tersebut
Tidak hanya itu, memasuki dekade berhubungan dengan perilaku etis
pertama di abad ke dua puluh satu auditor. Dimana perilaku etis itu
profesi akuntansi di dunia dikenal merupakan perilaku yang sesuai
dengan serangkaian peristiwa dengan aturan atau standar atau
penting. Diawali dari keruntuhan praktek perilaku yang benar,
perusahaan Enron di Amerika khususnya standar profesi.
Serikat pada akhir tahun 2001 hingga Penyimpangan tersebut
kehancuran yang dialami oleh timbul dari etika seorang akuntan
Perusahaan Akuntansi Internasional yang tidak sesuai dengan prinsip
Arthur Anderson. Berdasarkan yang berlaku umum. Pahadal sudah
peristiwa tersebut, perhatian publik jelas terdapat kode etik akuntan yang
terfokus pada para praktisi akuntansi menjelaskan prinsip-prinsip etis yang
dan peran yang dimainkan akuntan harus dimiliki seorang akuntan.
dalam institusi keuangan. Meskipun Penyimpangan yang
kejadian tersebut terjadi di Amerika dilakukan oleh Kantor Akuntan
Serikat, pengaruhnya dirasakan Publik dan Akuntan Publik tersebut
seluruh akuntansi di dunia. terjadi karena adanya kinerja yang
Adapun fenomena skandal buruk . Kinerja Kantor Akuntan
akuntansi di Indonesia dalam Publik (KAP) yang berkualitas
beberapa tahun terakhir semakin sangat ditentukan oleh kinerja
berkembang. Seperti pada kasus auditor itu sendiri. Kinerja
dibekukannya salah satu Kantor seringkali identik dengan
Akuntan Publik dan Akuntan Publik kemampuan (ability) seorang auditor
oleh Menteri Keuangan. Kantor bahkan berhubungan dengan
Akuntan Publik tersebut dibekukan komitmen terhadap profesi (Chandra,
berdasarkan Keputusan Menteri 2006).
Keuangan Nomor 397/KM 1/2008, Kemampuan intelektual
terhitung mulai tanggal 11 Juni 2008 membawa kita untuk berpikir secara
dan Akuntan Publik dibekukan rasional, sistematis menggunakan
melalui Keputusan Menteri logika, sedangkan kecerdasan
Keuangan Nomor 409/KM.1/2008, emosional merupakan kecerdasan
terhitung mulai 20 Juni 2008. KAP yang berada didalam bagian diri
tersebut dibekukan selama 24 bulan, yang berhubungan dengan
sedangkan AP, dikenakan sanksi kearifan diluar ego atau pikiran
pembekuan selama 6 bulan. dasar. Seseorang yang memiliki
Pembekuan ini karena yang kecerdasan emosional yang baik
bersangkutan telah melakukan akan mampu untuk mengetahui serta
pelanggaran terhadap Standar menangani perasaan mereka dengan
Auditing (SA) dan Standar baik, mampu untuk menghadapi
Profesional Akuntan Publik (SPAP) perasaan orang lain dengan efektif.
dalam pelaksanaan audit atas laporan Selain itu juga seorang akuntan yang
keuangan konsolidasi PT. Pupuk memiliki pemahaman atau
Sriwidjaya (Persero) dan anak kecerdasan emosi dan tingkat
perusahaan tahun buku 2005 religiusitas yang tinggi akan mampu
(http://economy.okezone.com). Dari bertindak atau berperilaku dengan
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2127
etis dalam profesi dan organisasi. Berdasarkan latar belakang
Seseorang yang memiliki kecerdasan yang telah dikemukakan, maka dapat
emosional yang tinggi akan mampu dirumuskan permasalahan sebagai
mengendalikan emosinya sehingga berikut : 1). Apakah kecerdasan
dapat menghasilkan optimalisasi intelektual berpengaruh terhadap
pada fungsi kerjanya (RM dan Aziza, perilaku etis auditor? 2). Apakah
2006). kecerdasan emosional berpengaruh
Lain halnya dengan terhadap perilaku etis auditor? 3).
kecerdasan spiritual, kecerdasan Apakah kecerdasan spiritual
spiritual merupakan kesadaran yang berpengaruh terhadap perilaku etis
dengannya kita tidak hanya auditor? 4). Apakah integritas
mengakui nilai-nilai yang ada, tetapi berpengaruh terhadap perilaku etis
kita juga harfiah, kecerdasan spiritual auditor? 5). Apakah kecerdasan
beroperasi dari pusat otak, yaitu dari intelektual berpengaruh terhadap
fungsi-fungsi penyatu otak. Tanpa kinerja auditor? 6). Apakah
adanya pengendalian atau kecerdasan emosional berpengaruh
kematangan emosi (EQ) dan terhadap kinerja auditor? 7). Apakah
keyakinan terhadap Tuhan Yang kecerdasan spiritual berpengaruh
Maha Esa (SQ), sangat sulit bagi terhadap kinerja auditor? 8). Apakah
seorang auditor untuk menghadapi integritas berpengaruh terhadap
konflik yang sudah menjadi bagian kinerja auditor?
atau risiko profesi, dan memikul Adapun tujuan yang akan
tanggungjawab seperti apa yang dicapai dalam penelitian ini adalah
disebutkan dalam Pedoman Kode untuk menguji 1). Pengaruh
Etik Akuntan Indonesia, serta untuk kemampuan intelektual terhadap
tidak menyalahgunakan kemampuan perilaku etis auditor. 2) Pengaruh
dan keahlian yang merupakan kecerdasan emosional terhadap
amanah yang dimilikinya kepada perilaku etis auditor. 3). Pengaruh
jalan yang tidak dibenarkan. Hal kecerdasan spiritual terhadap
tersebut akan berpengaruh terhadap perilaku etis auditor. 4). Pengaruh
hasil kinerja mereka (mutu dan integritas terhadap perilaku etis
kualitas audit) atau terjadinya auditor. 5). Pengaruh kemampuan
penyimpangan-penyimpangan, intelektual terhadap kinerja auditor.
kecurangan dan manipulasi terhadap 6). Pengaruh kecerdasan emosional
tugas yang diberikan. terhadap kinerja auditor. 7).
Selain itu, menurut Arens Pengaruh kecerdasan spiritual
(2008), yang termasuk ke dalam terhadap kinerja auditor. 8).
prinsip-prinsip etika profesional Pengaruh integritas terhadap kinerja
auditor salah satunya adalah auditor.
integritas. Oleh karena itu auditor
yang mempunyai integritas yang TINJAUAN PUSTAKA
tinggi akan menghasilkan kinerja
yang baik sebagai wujud dari Perilaku Etis
kepatuhan terhadap etika profesi, Menurut Ricky W. Griffin
yaitu dalam melaksanakan dan Ronald J. Ebert (2006) perilaku
tanggungjawab profesionalnya. etis adalah perilaku yang sesuai
dengan norma-norma sosial yang
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2128
diterima secara umum sehubungan publik (KAP) adalah tenaga kerja
dengan tindakan-tindakan yang benar profesional. Agar dapat bertanggung
dan baik. Menurut Robbins dan jawab pada publik, para auditor
Judge (2008) individu dapat harus berupaya untuk meningkatkan
menggunakan 3 (tiga) kriteria yang kinerjanya dalam menjalankan
berlainan dalam mengambil pilihan profesi. Di sini peran seorang auditor
yang etis, yaitu sebagai berikut : dituntut untuk menunjukkan kinerja
Kriteria Utilitarian, Kriteria yang yang baik serta mempertahankan
menekankan pada hak, Kriteria yang prestasi.
menekankan pada keadilan. Lebih lanjut Mangkunegara
Pengertian perilaku menurut (2007) menyatakan bahwa pada
Kamus Besar Bahasa Indonesia umumnya kinerja dibedakan menjadi
adalah tanggapan atau reaksi dua, yaitu kinerja individu dan
individu terhadap rangsangan atau kinerja organisasi. Sehingga dapat
lingkungan yang terwujud dalam dikatakan kinerja auditor adalah hasil
gerakan (sikap) (Depdiknas, 2007). kerja yang dicapai oleh seorang
Pentingnya etika dalam auditor dalam melaksanakan
masyarakat membuat banyak nilai- tugasnya, sesuai dengan tanggung
nilai etis yang dijabarkan secara jawab yang diberikan padanya dan
eksplisit dalam peraturan atau menjadi salah satu tolak ukur yang
undang-undang. Banyak juga nilai- digunakan untuk menentukan apakah
nilai etis yang tidak dijabarkan dalam suatu pekerjaan yang dilakukan akan
sebuah peraturan atau undang- baik atau justru sebaliknya, dengan
undang, karena sifat judgemental seiring tercapainya tujuan organisasi.
yang menyertai nilai tersebut,
misalnya kejujuran, loyalitas, Kecerdasan Intelektual
toleransi, tanggungjawab, keadilan, Menurut Robbins (2008),
dan lain-lain. Kecerdasan intelektual (IQ) adalah
kecerdasan yang diperlukan untuk
Kinerja menjalankan kegiatan mental. Tes
Kinerja berasal dari kata job IQ, misalnya, dirancang untuk
performance atau actual memastikan kemampuan intelektual
performance yang berarti prestasi umum seseorang.
kerja atau prestasi sesungguhnya Tujuh dimensi yang paling
yang dicapai oleh seseorang. sering dikutip yang memberi
Performance atau kinerja merupakan kemampuan intelektual adalah
hasil atau keluaran dari suatu proses kemahiran berhitung, pemahaman
(Nurlaila, 2010:71). Sedangkan [comprehension] verbal, kecepatan
Mathis dan Jackson (2006:65) perseptual, penalaran induktif,
menyatakan bahwa kinerja pada penalaran deduktif, visualisasi ruang,
dasarnya adalah apa yang dilakukan dan ingatan (memori).
atau tidak dilakukan pegawai.
Profesi akuntan publik Kecerdasan Emosional
merupakan profesi yang unik. Kecerdasan emosional (EQ)
Sebagai perusahaan yang bergerak di adalah kecerdasan untuk
bidang jasa, aset utama yang harus menggunakan emosi sesuai dengan
dimiliki oleh sebuah kantor akuntan keinginan dan kemampuan untuk
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2129
mengendalikan emosi sehingga Integritas, (2006:13-14)
memberikan dampak yang positif. menyebutkan beberapa pengertian
Menurut Goleman (2007), integritas yang mereka kumpulkan
kecerdasan emosional adalah dari beberapa sumber. Disitu
kemampuan untuk mengenal disebutkan bahwa Kamus Merriam-
perasaan diri sendiri dan orang lain, Webster yang paling mutakhir
memotivasi diri sendiri serta mendefinisikan integritas sebagai
mengelola emosi dengan baik dalam ketaatan yang kuat pada sebuah
diri sendiri dan hubungan dengan kode, khususnya nilai moral atau
orang lain. nilai artistik tertentu.
Dapat dikatakan bahwa
kecerdasan emosional menuntut diri Gambar 1
untuk belajar mengakui dan Model Penelitian
menghargai perasaan diri sendiri dan
orang lain dan untuk menanggapinya Kecerdasan
intelektual Perilaku
dengan tepat, menerapkan dengan
Etis
efektif energi emosi dalam Kecerdasan Auditor
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. emosional

Kecerdasan Spiritual Kecerdasan


Pengertian spiritual dalam Kinerja
spiritual
Kamus Besar Bahasa Indonesia Auditor
adalah sesuatu yang berhubungan integritas
dengan atau bersifat kejiwaan
(rohani, batin) (Depdiknas, 2007). Hipotesis
Rachmi (2010) menyatakan
bahwa kecerdasan spiritual sebagai H1 : Kemampuan Intelektual
pikiran yang mendapat inspirasi, berpengaruh terhadap
dorongan, efektivitas yang perilaku etis auditor
terinspirasi, dan penghayatan H2 : Kecerdasan Emosional
ketuhanan yang semua manusia berpengaruh terhadap
menjadi bagian di dalamnya. Perilaku Etis Auditor
Ludigdo dan Tikollah (2006) H3 : Kecerdasan Spiritual
mendefinisikan bahwa Kecerdasan berpengaruh terhadap
spiritual adalah kecerdasan untuk Perilaku Etis Auditor
menghadapi dan memecahkan H4 : Integritas berpengaruh
persoalan makna dan nilai, yaitu terhadap Perilaku Etis
menempatkan perilaku dan hidup Auditor
manusia dalam konteks makna yang H5 : Kecerdasan Intelektual
lebih luas dan kaya, serta menilai berpengaruh terhadap Kinerja
bahwa tindakan atau hidup seseorang Auditor
lebih bermakna dibandingkan dengan H6: Kecerdasan Emosional
yang lain. berpengaruh terhadap Kinerja
Auditor
Integritas H7 : Kecerdasan Spiritual
Gostick & Dana Telford berpengaruh terhadap Kinerja
dalam buku mereka, Keunggulan Auditor.

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2130


H8 : Integritas berpengaruh Cronbach Alpha> 0,60 (Ghozali,
terhadap Kinerja Auditor 2011). Jadi, Jika alhpa lebih besar
dari 0.60, Maka data dianggap
METODE PENELITIAN reliable.

Menurut Indriantoro dan Tabel 1


Supomo (2011), populasi adalah Hasil Uji Reliabilitas Variabel
sekumpulan orang, kejadian atau Cronbach’
Variabel Hasil
segala sesuatu yang memiliki s Alpha
karakteristik tertentu. Populasi yang Perilaku Etis 0.772
Reliabel
digunakan dalam penelitian ini (Y1)
adalah auditor yang bekerja pada Kinerja Auditor 0.737
Reliabel
(Y2)
Kantor Akuntan Publik (KAP) di Kecerdasan 0.751
Pekanbaru, Padang dan Batam. Intelektual Reliabel
Metode pengumpulan data (X1)
dalam penelitian ini menggunakan Kecerdasan 0.763
Reliabel
kuisioner sehingga diperlukan untuk Emosional (X2)
Kecerdasan 0.747
melakukan uji validitas dan uji Reliabel
Spiritual (X3)
reliabilitas, agar seluruh variabel 0.746
Integritas (X4) Reliabel
yang digunakan memenuhi syarat
Sumber : Data Olahan, 2016.
untuk dilanjutkan ke analisis regresi
linear berganda,maka dilakukan uji Jika nilai Cronbach’s Alpha
asumsi klasik yang meliputi uji kurang dari 0,60 maka nilainya
normalitas, uji multikolinearitas dan kurang baik, yang berarti bahwa alat
uji heteroskedasitas dan dilanjutkan ukur yang digunakan tidak reliabel.
ke uji hipotesis yang meliputi uji t Dari tabel diatas dapat diketahui
dan uji koefisien determinasi (R2). bahwa nilai Cronbach’s Alpha
masing-masing variabel > 0,6.
HASIL PENELITIAN DAN Dengan demikian dapat disimpulkan
PEMBAHASAN bahwa alat ukur yang digunakan
reliabel atau dapat dipercaya.
Uji Validitas Data
Dikatakan valid suatu data Uji Normalitas Data
apabila jika r hitung lebih besar dari r Uji normalitas data bertujuan
tabel dengan tingkat signifikansi 5%. untuk menguji apakah dalam model
Berdasarkan tabel hasil penelitian regresi, variabel dependen maupun
dapat diketahui bahwa seluruh item variabel independen mempunyai
pertanyaan memiliki nilai r hitung > distribusi yang normal atau tidak. Uji
r tabel. Nilai r tabel dapat dilihat normalitas dapat dilihat dari uji
pada tabel r dengan persamaan N-2 = dengan menggunakan gambar
60-2 = 58 = 0,254. Dengan demikian normal One Sample Kolmogorov-
dapat disimpulkan bahwa alat ukur smirnov yang dapat dilihat pada
yang digunakan valid. Tabel 2 dan 3 berikut ini :

Uji Reliabilitas Tabel 2


Suatu variabel dikatakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov
reliable jika memberikan nilai Test Model 1
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2131
Unstanda sebesar 0.288. Hal ini menunjukkan
rdized data terdistribusi normal karena nilai
Residual
asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari
N 60 0.05.
Normal Mean .0000000
a,,b
Parameters Std. Deviation 2.438318
50
Uji Multikolinearitas
Most Extreme Absolute .160
Uji multikolinearitas
Differences Positive .115
dilakukan untuk melihat adanya
Negative -.160 keterkaitan antara variabel
Kolmogorov-Smirnov Z 1.236 independen, atau dengan kata lain
Asymp. Sig. (2-tailed) .094 setiap variabel independen dijelaskan
a. Test distribution is Normal. oleh variabel independen lainnya. Uji
b. Calculated from data. multikolinearitas dilakukan dengan
Sumber : Data Olahan, 2016. melihat tolerance value dan VIF.
Multikolinearitas tidak terjadi bila
Dari pengujian menggunakan nilai tolerance value diatas 0,1 atau
One Sample Komogrov-Smirnov Test nilai VIF dibawah 10.
yang ditunjukkan tabel 4.10, nilai Hasil uji multikolinearitas
asymp.sig (2-tailed) diperoleh disajikan dalam Tabel 4.4 dan 4.5
sebesar 0.094. Hal ini menunjukkan berikut ini:
data terdistribusi normal karena nilai
Tabel 4
asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari Hasil Uji Multikolinearitas
0.05. Coefficientsa
Model 1
Model Collinearity Statistics
Tabel 3
Tolerance VIF
One-Sample Kolmogorov- (Constant)
Smirnov Test Model 2
Kecerdasan
Unstand .182 5.501
Intelektual
ardized
Residual Kecerdasan
Emosional .204 4.906
N 60
Normal Mean .0000000 Kecerdasan .239 4.182
a,,b
Parameters Std. Deviation 2.803203 Spiritual
01
Most Extreme Absolute .127 Integritas .474 2.108
Differences Positive .056 a. Dependent Variable: Perilaku Etis Auditor
Sumber : Data Olahan, 2016.
Negative -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .984
Dari tabel di atas terlihat
Asymp. Sig. (2-tailed) .288
bahwa nilai tolerance-nya diatas 0,1
a. Test distribution is Normal.
dan nilai VIF dibawah 10. Sehingga
b. Calculated from data.
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
Sumber : Data Olahan, 2016.
multikolinearitas diantara variabel-
variabel independen pada model 1
Dari pengujian menggunakan
yang diteliti.
One Sample Komogrov-Smirnov Test
yang ditunjukkan tabel 4.10, nilai Tabel 5
asymp.sig (2-tailed) diperoleh Hasil Uji Multikolinearitas

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2132


Coefficientsa disimpulkan bahwa model regresi 1
Model 2
dalam penelitian ini bebas dari
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
heterokedastisitas.
(Constant)
Gambar 3
Kecerdasan Hasil Uji Heteroskedestisitas Model 2
.182 5.501
Intelektual
Kecerdasan
Emosional .204 4.906

Kecerdasan .239 4.182


Spiritual

Integritas .474 2.108


a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Data Olahan, 2016. Sumber : Data Olahan, 2016.

Uji Heterokedastisitas Dari Grafik scatterplot di atas


Heterokedastisitas ini dapat terlihat bahwa titik- titik menyebar
dideteksi dengan melihat ada secara acak, serta tersebar di atas
tidaknya pola tertentu pada grafik maupun di bawah angka 0 (nol) pada
scatterplot. Jika titik-titik pada sumbu Y. Dengan demikian dapat
scatterplot membentuk pola tertentu disimpulkan bahwa model regresi 2
berarti regresi mengalami gangguan. dalam penelitian ini bebas dari
Sebaliknya jika diagram pencar tidak heterokedastisitas.
membentuk suatu pola tertentu
(menyebar) berarti regresi tidak Analisis Regresi Linear Berganda
mengalami gangguan Model 1
heterokedastisitas. Hasil pengujian Model pertama yang
heterokedastisitas dapat dilihat pada dirancang dalam penelitian ini
grafik scatterplot dibawah ini: melibatkan 5 variabel, yaitu Perilaku
Etis(Y1), Kecerdasan Intelektual
Gambar 2 sebagai independen pertama (X1),
Hasil Uji Heteroskedestisitas Model 1 Kecerdasan Emosional sebagai
independen kedua (X2), Kecerdasan
Spiritual sebagai independen ketiga
(X3), dan Integritas sebagai
independen keempat (X4).Hasil
analisis berganda model 1 dengan
persamaan (Y1 = a + b1X1 + b2X2 +
b3X3 + b4X4+ e) dapat dilihat pada
tabel 4.12 berikut ini :
Sumber : Data Olahan, 2016.
Tabel 6
Dari Grafik scatterplot di atas Hasil Uji Regresi Linear Berganda
terlihat bahwa titik- titik menyebar Model 1
secara acak, serta tersebar di atas Coefficientsa

maupun di bawah angka 0 (nol) pada Model Unstandardized


Coefficients
Standardi
zed
t Sig.

sumbu Y. Dengan demikian dapat Coefficie


nts

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2133


B Std.
Error
Beta bertanda positif. Hal ini berarti
(Constant) 60.564 3.830 15.813 .000 bahwa setiap perubahan satu
Kecerdasan .325 .152 .494 2.131 .038 persen pada Kecerdasan Spiritual
Intelektual
Kecerdasan -.252 .103 -.535 -2.443 .018 (X3)dengan asumsi variabel
Emosional
Kecerdasan .212 .100 .427 2.112 .039
lainnya tetap, maka perubahan
Spiritual
Integritas .176 .079 .319 2.221 .030
Perilaku Etis(Y1)yang diperoleh
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 0,212 dengan arah
Sumber : Data Olahan, 2016. yang sama.
e. Nilai koefisien regresi Integritas
Berdasarkan Tabel di atas, (X4) adalah 0,176 dan bertanda
persamaan regresi model 1 yang positif. Hal ini berarti bahwa
dihasilkan adalah: setiap perubahan satu persen pada
Integritas (X4)dengan asumsi
Y1 = 60,564 + 0,325X1- variabel lainnya tetap, maka
0,252X2+0,212X3 + 0.176X4+ e perubahan Perilaku Etis(Y1)yang
diperoleh adalah sebesar 0,176
Persamaan regresi di atas dengan arah yang sama.
mempunyai makna sebagai berikut:
a. Nilai konstanta (α) adalah 60,564. Uji Hipotesis (Uji t) Model 1
Hal ini berarti jikaKecerdasan Berdasarkan pengujian
Intelektual (X1), Kecerdasan masing-masing variabel, maka dapat
Emosional (X2), Kecerdasan disimpulkan sebagai berikut:
Spiritual (X3) dan Integritas(X4) 1. Kecerdasan Intelektual (X1)
bernilai 0, maka Perilaku Etis berpengaruh terhadap
(Y1) bernilai 60,564. Perilaku Etis Auditor
b. Nilai koefisien regresi Kecerdasan Berdasarkan hasil pengujian
Intelektual (X1)adalah 0,325 dan hipotesis diperoleh nilai thitung
bertanda positif. Hal ini berarti sebesar 2.131. Bila
bahwa setiap perubahan satu dibandingkan dengan ttabel
persen pada Kecerdasan dengan tingkat signifikasi alfa
Intelektual (X1)dengan asumsi 5% yaitu 2.000, maka nilai t
variabel lainnya tetap, maka hitung (2.131) > t tabel (2.000)
perubahan yang diperolehPerilaku dan nilai signifikansi (0.038) <
Etis(Y1) adalah sebesar 0,325 0,05, sehingga Ha diterima dan
dengan arah yang sama. Ho ditolak. Dengan demikian
c. Nilai koefisien regresi Kecerdasan dapat disimpulkan bahwa
Emosional (X2) adalah -0,252 dan variabel kecerdasan intelektual
bertanda negatif. Hal ini berarti berpengaruh signifikan terhadap
bahwa setiap perubahan satu perilaku etis auditor.
persen pada Kecerdasan 2. Kecerdasan Emosional (X2)
Emosional (X2) dengan asumsi berpengaruh terhadap
variabel lainnya tetap, maka Perilaku Etis Auditor
perubahan Perilaku Etis(Y1)yang Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh adalah sebesar -0,252 hipotesis diperoleh nilai thitung
dengan arah yang sama. sebesar -2.443. Bila
d. Nilai koefisien regresi Kecerdasan dibandingkan dengan ttabel
Spiritual (X3) adalah 0,212 dan dengan tingkat signifikasi alfa
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2134
5% yaitu 2.000, maka nilai t variabel independen (Kecerdasan
hitung (-2.443) > t tabel (2.000) Intelektual, Kecerdasan Emosional,
dan nilai signifikansi (0.018) < Kecerdasan Spiritual dan Integritas)
0,05, sehingga Ha diterima dan dapat menjelaskan variabel dependen
Ho ditolak. Dengan demikian pertama (Perilaku Etis).
dapat disimpulkan bahwa
variabel kecerdasan emosional Tabel 7
berpengaruh signifikan terhadap Hasil Koefisien Determinasi
perilaku etis auditor. Model 1
b
3. Kecerdasan Spiritual (X3) Model Summary
berpengaruh terhadap Std.
Error of
Perilaku Etis Auditor R Adjuste the
Berdasarkan hasil pengujian Mo Squa d R Estimat Durbin-
del R re Square e Watson
hipotesis diperoleh nilai thitung
1 .681 .463 .424 2.525 1.578
sebesar 2.112. Bila a

dibandingkan dengan ttabel a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2,


dengan tingkat signifikasi alfa X1
5% yaitu 2.000, maka nilai t b. Dependent Variable: Y1
hitung (2.112) > t tabel (2.000) Sumber : Data Olahan, 2016.
dan nilai signifikansi (0.039) <
0,05, sehingga Ha diterima dan Dari Tabel di atas diperoleh
Ho ditolak. Dengan demikian Adjusted R square sebesar 0,424.
dapat disimpulkan bahwa Dengan demikian variabel
variabel kecerdasan spiritual Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
berpengaruh signifikan terhadap Emosional, Kecerdasan Spiritual dan
perilaku etis auditor. Integritas hanya dapat menjelaskan
4. Integritas (X4) berpengaruh variabel Perilaku Etis sebesar 42,4%.
terhadap Perilaku Etis Sedangkan sisanya sebesar 57,6%
Auditor dipengaruhi oleh variabel-variabel
Berdasarkan hasil pengujian lain yang tidak dimasukkan ke dalam
hipotesis diperoleh nilai thitung penelitian ini.
sebesar 2.221. Bila
dibandingkan dengan ttabel Analisis Regresi Linear Berganda
dengan tingkat signifikasi alfa Model 2
5% yaitu 2.000, maka nilai t
hitung (2.221) > t tabel (2.000) Model kedua yang dirancang
dan nilai signifikansi (0.030) < dalam penelitian ini melibatkan 5
0,05, sehingga Ha diterima dan variabel, yaitu Kinerja(Y2),
Ho ditolak. Dengan demikian Kecerdasan Intelektual sebagai
dapat disimpulkan bahwa independen pertama (X1),
variabel integritas berpengaruh Kecerdasan Emosional sebagai
signifikan terhadap perilaku etis independen kedua (X2), Kecerdasan
auditor. Spiritual sebagai independen ketiga
(X3), dan Integritas sebagai
Uji Koefisien Determinasi (R2) independen keempat (X4).Hasil
Model 1 analisis berganda model 1 dengan
Koefisien determinasi persamaan (Y2 = a + b1X1 + b2X2 +
menunjukkan besarnya persentase
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2135
b3X3 + b4X4+ e) dapat dilihat pada bertanda negatif. Hal ini berarti
tabel 4.18 berikut ini : bahwa setiap perubahan satu
persen pada Kecerdasan
Tabel 8 Emosional (X2)dengan asumsi
Hasil Uji Regresi Linear Berganda variabel lainnya tetap, maka
Model 2 perubahan Kinerja Auditor(Y2)
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardi t Sig.
yang diperoleh adalah sebesar
Coefficients zed
Coefficie
0,272 dengan arah yang sama.
nts d. Nilai koefisien regresi Kecerdasan
B Std. Beta
Error Spiritual (X3) adalah 0,255 dan
(Constant) 19.806 4.403 4.498 .000
bertanda positif. Hal ini berarti
Kecerdasan
Intelektual
.513 .175 .425 2.926 .005 bahwa setiap perubahan satu
Kecerdasan .272 .119 .314 2.290 .026 persen pada Kecerdasan Spiritual
Emosional
Kecerdasan .255 .115 .280 2.214 .031 (X3)dengan asumsi variabel
Spiritual
Integritas -.121 .091 -.119 -1.325 .191 lainnya tetap, maka perubahan
a. Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak Kinerja Auditor(Y2) yang
Sumber : Data Olahan, 2016. diperoleh adalah sebesar 0,255
dengan arah yang sama.
Berdasarkan Tabel di atas, e. Nilai koefisien regresi Integritas
persamaan regresi model 2yang (X4) adalah -0,121 dan bertanda
dihasilkan adalah: negatif. Hal ini berarti bahwa
setiap perubahan satu persen pada
Y2 = 19,806+ Integritas (X4)dengan asumsi
0,513X1+0,272X2+0,255X3 - variabel lainnya tetap, maka
0.121X4+ e perubahan Kinerja
Auditor(Y2)yang diperoleh adalah
Persamaan regresi di atas sebesar -0,121 dengan arah yang
mempunyai makna sebagai berikut: sama.
a. Nilai konstanta (α) adalah 19,806.
Hal ini berarti jikaKecerdasan Uji Hipotesis (Uji t) Model 2
Intelektual (X1), Kecerdasan Berdasarkan pengujian masing-
Emosional (X2), Kecerdasan masing variabel, maka dapat
Spiritual (X3) dan Integritas(X4) disimpulkan sebagai berikut:
bernilai 0, maka Kinerja Auditor 1. Kecerdasan Intelektual (X1)
(Y2) bernilai 19,806. berpengaruh terhadap
b. Nilai koefisien regresi Kecerdasan Kinerja Auditor
Intelektual (X1)adalah 0,513 dan Berdasarkan hasil pengujian
bertanda positif. Hal ini berarti hipotesis diperoleh nilai thitung
bahwa setiap perubahan satu sebesar 2.926. Bila
persen pada Kecerdasan dibandingkan dengan ttabel
Intelektual (X1)dengan asumsi dengan tingkat signifikasi alfa
variabel lainnya tetap, maka 5% yaitu 2.000, maka nilai t
perubahan yang diperolehKinerja hitung (2.926) > t tabel (2.000)
Auditor(Y2) adalah sebesar 0,513 dan nilai signifikansi (0.005) <
dengan arah yang sama. 0,05, sehingga Ha diterima dan
c. Nilai koefisien regresi Kecerdasan Ho ditolak. Dengan demikian
Emosional (X2)adalah 0,272 dan dapat disimpulkan bahwa
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2136
variabel kecerdasan intelektual dan nilai signifikansi (0.191) >
berpengaruh signifikan terhadap 0,05, sehingga Ha ditolak dan
kinerja auditor. Ho diterima. Dengan demikian
2. Kecerdasan Emosional (X2) dapat disimpulkan bahwa
berpengaruh terhadap variabel integritas tidak
Kinerja Auditor berpengaruh signifikan terhadap
Berdasarkan hasil pengujian kinerja auditor.
hipotesis diperoleh nilai thitung
sebesar 2.290. Bila Uji Koefisien Determinasi (R2)
dibandingkan dengan ttabel Model 2
dengan tingkat signifikasi alfa Koefisien determinasi
5% yaitu 2.000, maka nilai t menunjukkan besarnya persentase
hitung (2.290) > t tabel (2.000) variabel independen (Kecerdasan
dan nilai signifikansi (0.026) < Intelektual, Kecerdasan Emosional,
0,05, sehingga Ha diterima dan Kecerdasan Spiritual dan Integritas)
Ho ditolak. Dengan demikian dapat menjelaskan variabel dependen
dapat disimpulkan bahwa kedua (Kinerja Auditor).
variabel kecerdasan emosional
berpengaruh signifikan terhadap Tabel 9
kinerja auditor. Hasil Koefisien Determinasi
3. Kecerdasan Spiritual (X3) Model 2
Model Summaryb
berpengaruh terhadap
R Std. Error
Kinerja Auditor Mod Squar Adjusted of the Durbin-
Berdasarkan hasil pengujian el R e R Square Estimate Watson
hipotesis diperoleh nilai thitung 1 .889a .790 .774 2.903 1.733
sebesar 2.214. Bila a. Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1
dibandingkan dengan ttabel b. Dependent Variable: Y2
Sumber : Data Olahan, 2016.
dengan tingkat signifikasi alfa
5% yaitu 2.000, maka nilai t Dari Tabel di atas diperoleh
hitung (2.214) > t tabel (2.000) Adjusted R Square sebesar 0.774.
dan nilai signifikansi (0.031) < Dengan demikian variabel
0,05, sehingga Ha diterima dan Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan
Ho ditolak. Dengan demikian Emosional, Kecerdasan Spiritual dan
dapat disimpulkan bahwa Integritas hanya dapat menjelaskan
variabel kecerdasan spiritual variabel Kinerja Auditor sebesar
berpengaruh signifikan terhadap 77,4%. Sedangkan sisanya sebesar
kinerja auditor. 22.6% dipengaruhi oleh variabel-
4. Integritas (X4) tidak variabel lain yang tidak dimasukkan
berpengaruh terhadap ke dalam penelitian ini.
Kinerja Auditor
Berdasarkan hasil pengujian SIMPULAN DAN SARAN
hipotesis diperoleh nilai thitung
sebesar -1.325. Bila Simpulan
dibandingkan dengan ttabel Berdasarkan analisis data dan
dengan tingkat signifikasi alfa pembahasan yang telah dilakukan
5% yaitu 2.000, maka nilai t pada bab sebelumnya, maka dapat
hitung (-1.325) > t tabel (2.000) diambil kesimpulan sebagai berikut:
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2137
1. Hasil pengujian hipotesis Kinerja Auditor (Y2). Hasil ini
pertama menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa Kecerdasan
variabel Kecerdasan Intelektual Intelektual dapat mempengaruhi
(X1) memiliki pengaruh terhadap Kinerja Auditor di Kantor
Perilaku Etis (Y1). Hasil ini Akuntan Publik (KAP) di
menunjukkan bahwa Kecerdasan wilayah Pekanbaru, Padang dan
Intelektual dapat mempengaruhi Batam.
Perilaku Etis Auditor di Kantor 6. Hasil pengujian hipotesis keenam
Akuntan Publik (KAP) di menunjukkan bahwa variabel
wilayah Pekanbaru, Padang dan Kecerdasan Emosional (X2)
Batam. memiliki pengaruh terhadap
2. Hasil pengujian hipotesis kedua Kinerja Auditor (Y2). Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel menunjukkan bahwa Kecerdasan
Kecerdasan Emosional (X2) Emosional dapat mempengaruhi
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Auditor di Kantor
Perilaku Etis (Y1). Hasil ini Akuntan Publik (KAP) di
menunjukkan bahwa Kecerdasan wilayah Pekanbaru, Padang, dan
Emosional dapat mempengaruhi Batam.
Perilaku Etis Auditor di Kantor 7. Hasil pengujian hipotesis ketujuh
Akuntan Publik (KAP) di menunjukkan bahwa variabel
wilayah Pekanbaru, Padang, dan Kecerdasan Spiritual (X3)
Batam. memiliki pengaruh terhadap
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga Kinerja Auditor (Y2). Hasil ini
menunjukkan bahwa variabel menunjukkan bahwa Kecerdasan
Kecerdasan Spiritual (X3) Spiritual dapat mempengaruhi
memiliki pengaruh terhadap Kinerja Auditor di Kantor
Perilaku Etis (Y1). Hasil ini Akuntan Publik (KAP) di
menunjukkan bahwa Kecerdasan wilayah Pekanbaru, Padang, dan
Spiritual dapat mempengaruhi Batam.
Perilaku Etis Auditor di Kantor 8. Hasil pengujian hipotesis
Akuntan Publik (KAP) di kedelapan menunjukkan bahwa
wilayah Pekanbaru, Padang, dan variabel Integritas (X4) tidak
Batam. memiliki pengaruh terhadap
4. Hasil pengujian hipotesis Kinerja Auditor (Y2). Hasil ini
keempat menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa Integritas
variabel Integritas (X4) memiliki tidak dapat mempengaruhi
pengaruh terhadap Perilaku Etis Kinerja Auditor di Kantor
(Y1). Hasil ini menunjukkan Akuntan Publik (KAP) di
bahwa Integritas dapat wilayah Pekanbaru, Padang, dan
mempengaruhi Perilaku Etis Batam.
Auditor di Kantor Akuntan
Publik (KAP) di wilayah Saran
Pekanbaru, Padang, dan Batam. Saran-saran yang dapat
5. Hasil pengujian hipotesis kelima diberikan oleh peneliti bagi
menunjukkan bahwa variabel kesempurnaan penelitian selanjutnya
Kecerdasan Intelektual (X1) yaitu:
memiliki pengaruh terhadap
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2138
1. Penelitian selanjutnya mungkin Jakarta: PT Bhuana Ilmu
dapat mempertimbangkan untuk Populer.
menggunakan objek penelitian
yang lebih luas, seperti ruang Ludigdo, dan Tikollah. 2006.
lingkup seluruh provinsi yang "Pengaruh Kecerdasan
ada di Pulau Sumatera atau yang Intelektual, Kecerdasan
berada di pulau yang lain. Emosional, dan Kecerdasan
2. Penelitian selanjutnya hendaknya Spritual Terhadap sikap Etis
mempertimbangkan beberapa Mahasiswa Akuntansi
variabel lain yang mungkin (Studi Pada Perguruan Tinggi
mempengaruhi Perilaku Etis dan Negeri di Kota Makassar
Kinerja Auditoruntuk dapat Provinsi Sulawesi Selatan)",
mengetahuipenyebab Perilaku Simposium Nasional
Etis dan Kinerja Auditor Akuntansi (SNA) IX,
meningkat. Padang.
3. Objek penelitian selanjutnya
sebaiknya lebih luas ruang Mangkunegara, AA Anwar Prabu.
lingkupnya karena ruang lingkup 2007. Evaluasi Kinerja
yang lebih luas diharapkan dapat Sumber Daya Manusia.
memungkinkan klasifikasi yang Bandung: PT. Refika
berbeda. Aditama

DAFTAR PUSTAKA Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006.


Human Resource
Arens, Alvin A dkk. 2008. Auditing Management: Manajemen
dan Jasa Assurance. Jilid 1. Sumber Daya Manusia.
Edisi keduabelas. Terjemahan Dian Angelia. J
Jakarta: Erlangga. akarta: Salemba Empat.

Darmawuyono, Winarno, 2008. Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber


"Rahasia Kecerdasan Daya Manusia I. Ternate:
Spiritual" Jakarta: PT. Penerbit LepKhair.
Sangran Paran Media.
Rachmi, Filia. 2010. Pengaruh
Goleman, Daniel. 2007. "Emotional Kecerdasan Emosional,
Intelligent: Kecerdasan Kecerdasan Spiritual, dan
Emosional (Mengapa EI Perilaku Belajar Terhadap
lebih penting Daripada Pemahaman Akuntansi.
IQ)",Cetakan Ketujuh Belas. Skripsi. Universitas
Jakarta: Gramedia Diponegoro. Semarang.
Pustaka Utama.
Ricky Griffin dan Ronald J. Ebert.
Gostick, Adrian and Dana Telford. (2006). Bisnis Edisi
2006. Keunggulan Integritas Kedelapan. Jakarta:
(Judul asli: The Erlangga.
Integrity Advantage. Alih
bahasa: Fahmi Ihsan).
JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2139
Robbins dan Judge. 2008. Perilaku
Organisasi. Jakarta: Salemba
Empat.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar


Bahasa Indonesia. Balai
pustaka. Jakarta.

http://economy.okezone.com

JOM Fekon, Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017 2140

You might also like