You are on page 1of 30
PERILAKU DASAR-DASAR BIOLOGI A. PENDAHULUAN 28 Kehidupan kita setiap hari adalah penuh dengan contoh-contoh yang menunjukkan peran yang dimainkan oleh otak dalam perilaku. Di bawah ini adalah beberapa kejadian yang menyentuh kehidupan manusia. Seseorang mempunyai teman yang dioperasi untuk mengangkat tumor dari sisi kanan otaknya. Dia sembuh dari operasi itu. Tetapi dalam proses mengangkatan tumor, operasi tersebut mengenai cerebral cortex dari hemi- sphere kanan dari otaknya. Hasilnya adalah kelemahan dan paralysis parsial dari sisi kiri tububnya. Harapannya, temannya akan sembuh dari kehilangan kekuatan tangan kanan dan kaki kirinya. Sekarang kita beralih ke seseorang yang tertabrak mobil beberapa tahun yang lalu, Pengemudi yang menabrak dia sedang mabuk (fungsi otaknya terganggu karena alkhohol, dan perilakunya terpengaruh). Orang tersebut kepalanya terbentur dalam kecelakaan itu dan tidak sadar dan dia tetap dalam keadaan koma untuk beberapa hari, dan ketika dia bisa melewati masa koma, dia tidak ingat dengan kecelakaan itu. Dia sekarang tetap tidak ingat dengan kecelakaan itu, Ingatan orang tersebut setelah kejadian itu baik-baik saja dalam mengingat peristiwa/kejadian baru setelah kecelakaan itu. Suatu hari siswa saya memberitahu saya tentang suatu obat yang dia ambil untuk depresi, Obat itu telah membantu dia, agaknya karena obat itu telah mengoreksi secara parsial suatu masalah kimia otak yang mengarah ke depresi Setelah satu periode yang lama mengalami penurunan, teman saya usia 62 tahun meninggal. Dia dikatakan menderita penyakit Alzheimer. Dalam penyimpangan ini, abnormalitas muncul dalam struktur otak dari sel-sel otak, dan nampaknya menjadi suatu penurunan dalam salah satu zat kimia di otak (acetylcholine) yang dibutuhkan untuk berkomunikasi antara sel-sel otak. Gejala pertama dari penyakitnya adalah masalah ingatan, dia kesulitan mengingat sesuatu yang baru, meski memorinya yang sudah lama (ingatan sebelum proses penyakit mulai) secara esensial utuh. Masalah ingatannya menjadi semakin buruk sampai dia tidak dapat mengingat kembali apa yang baru dia lakukan beberapa menit yang lalu dan ingatan masa lalunya juga mulai buruk. Sebelum dia meninggal dia lupa mengenali suaminya ketika dia mengunjunginya. Kita harap kita tahu mengapa beberapa orang mendapatkan penyakit ini, tapi saat ini kita tidak tahu. Semoga riset-riset yang sedang berlangsung dan yang akan datang akan memberi tahu kita apa penyebabnya dan memberi cara mencegah penyakit yang tragis ini. Kita mungkin berfikir bahwa kita hanya lebih rendah sedikit daripada malaikat, tapi kita tidak boleh lupa bahwa kita adalah spesies binatang. Homo sapiens adalah nama kita. Kita mempunyai 3 rentang keluarga milyaran tahun yang telah berkembang dalam planet ini. Kita adalah makhluk hidup yang luar biasa, dengan struktur tubuh dan kapasitas psikologis yang melalui evolusi ribuan tahun, Kasarannya dikatakan, struktur tubuh dan perilaku yang membantu binatang menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka cenderung menjadi sesuatu yang tetap bertahan. Jadi, pola perilaku yang telah dikembangkan dibawah tekanan evolusi adalah sebagian besar merupakan sifat spesies sepertinya hal itu terstruktur secara anatomik. Perilaku tipikal suatu spesies saat ini disebut “insting” merupakan sumbangan biologi yang sangat jelas terhadap perilaku. Aspek tain dari biologi perilaku adalah studi tentang hubungan antara perilaku dan peristiwa-peristiwa mental — ingatan (memory), belajar, persepsi, motivasi, dan bicara — dan proses dalam nervus system (sistem syaraf) — khususnya dalam otak. Cabang psikologi yang membicarakan tentang aktivitas sistem syaraf dihubungkan dengan perilaku dan pengalaman disebut dengan banyak nama: fisiologikal psikologi, biologikal psikologi, biopsikologi, neuropsikologi, psikobiologi, dan psikofisiologi. B. POLA-POLA PERILAKU TIPIKAL SPESIES Dalam 45 tahun terakhir ini, studi tentang perilaku binatang telah dipacu oleh pertumbuhan cabang zoologi yaitu ethology. Etologi berkenaan dengan pola-pola perilaku yang tipikal dari spesies binatang tertentu — dengan menekankan pada evolusi pola-pola ini dan nilai adaptasi mereka. Untuk suatu pola perilaku diklasifikasikan sebagai tipikal-spesies, semua anggota yang normal dari spesies itu past memainkan perilaku dalam situasi tertentu. Perilaku tipikal spesies muncul dari warisan genetik dari spesies yang telah berevolusi berdasarkan waktu, dengan kata lain, perilaku ini adalah bagian dari spesies yang bersifat “alamiah”. Tapi ini tidak berarti lingkungan tidak memainkan suatu peran dalam perkembangan perilaku tipikal spesies. Dalam banyak kasus, kesempurnaan perilaku tipikal spesies ini tergantung pada faktor lingkungan yang ada ketika binatang muda tumbuh. Bila faktor lingkungan sama untuk semua anggota spesies karena mereka hidup dalam habitat yang sama, dan bila perilaku tipikal spesies didasarkan pada warisan 29 genetik umum, hasilnya bahwa semua anggota normal dari spesies itt memainkan perilaku itu. - Banyak perilaku tipikal spesies terdiri dari pola-pola perilaku yang relatif pasti dan pola-pola yang tidak dapat dirubah dari gerakan yang dicetuskan oleh suatu stimulus tertentu, atau kejadian tertentu dalam lingkungan. Stimu- Jus itu disebut releaser dan perilaku yang dicetuskan oleh stimulus itu disebut @ fixed-action pattern (FAP). Tambahan untuk perilaku tertentu, suatu spesies mungki siap untuk dipengaruhi oleh kejadian-kejadian tertentu dalam fingkungan dan bukan yang lain. Contohnya, banyak binatang termasuk manusia, belajar dengan sangat cepat terhadap suatu rasa jenis makanan tertentu dengan kesakitan. Mungkin anda pernah punya pengalaman dengan makanan sudah basi dan membuat anda sakit, dan anda mengembangkan suatu penolakan atau aversi terhadap makanan itu. Binatang, tikus, misalnya, sebagai hasil evolusi, mereka mempersiapkan diri untuk belajar cara-cara tertentu untuk tidak mudah ditangkap. Dari penelitian di laborat, tikus menemukan bahwa jika lari tidak dapat menghindarkan dari stimulus yang berbahaya, ia akan bersikap diam atau membeku. Dengan kata lain, tikus tersebut punya reaksi bertahan tipikal spesies, C. CONTOH-CONTOH DARI POLA-POLA PERILAKU YANG TIPIKAL_SPESIES Stickleback adalah ikan air tawar kecil di Eropa Utara. Perilaku perkawinan binatang ini terdiri dari serangkaian perilaku fix-action pattern (FAP), ada pemicu atau pencetusnya oleh stimulus-stimulus dalam lingkungan (Tinbergen dalam Morgan, 1987) Pada saat permulaan musim kawin, dalam awal musim semi, pejantan pertama kali menetapkan suatu daerah teritorial tertentu yang tidak dimiliki pejantan lain. Kemudian dibuat sarang dengan mengeduk bagian dangkal dalam afiran, dengan menutupi lekukan itu dengan tumpukan tumbub- tumbuhan, dan dengan membuat terusan dalam lubang. Setelah sarang dibangun, pejantan sticleback berganti warna, terurama perut menjadi berwarna merah, dan bagian belakang menjadi putih kebiru-biruan, . Perubahan warna, khususnya warna merah, adalah suatu tanda bagi ikan betina bahwa pejantan siap kawin. Melihat perubahan warna itu, ikan betina akan memasuki daerah teritorial pejantan, berenang dengan kepala tegak dan menunjukkan pada pejantan perutnya yang membengkak karena telur. Tanda perut yang membengkak mencetuskan pola berenang secara zig-zag dari pejantan, yang menyebabkan ikan betina berenang ke arah pejantan. Sebaliknya, pejantan melihat kedatangan ikan betina, distimulasi untuk berenang ke sarang, dimana dia dengan jelas mengulurkan kepalanya sehingga ikan betina melihatnya. Melihat ikan jantan melakukan gerakan yang mendorong ikan betina untuk memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam sarang. Dengan itu, ikan jantan sekarang mendorong ekor ikan betina dengan moncongnya, dan distimulasi oleh dorongan ini, ikan betina meletakkan telurnya dan meninggalkan sarang. Ikan jantan sekarang masuk ke sarang dan membuahi telur-telur itu. Pola ini mungkin diulang-ulang oleh ikan betina, tetapi warna ikan jantan menjadi semakin kurang hidup sehingga tidak lagi menarik ikan-ikan betina. Gerakan- gerakan sirip ikan ini, menambah jumlah oksigen sehingga dapat memenuhi kebutuhan telur dan ikan muda ketika mereka menetas. D. POLA-POLA TIPIKAL SPESIES MANUSIA Bila sampai pada manusia, situasinya menjadi lebih rumit karena fleksibilitas perilaku yang sangat besar. Salah satu hasil dari evolusi manusia adalah kita menjadi spesies dalam mana perilaku sangat dipengaruhi oleh belajar. Dengan kata lain, perilaku manusia dipengaruhi oleh belajar dan oleh kejadian-kejadian unik pada kehidupan tiap-tiap individu. Belajar, ingatan, dan berfikir memainkan peran yang besar dalam apa yang kita Jakukan Warisan evolusi kita memberi kita potensi untuk fleksibel dalam berperilaku. Perilaku tipikal spesies tidak menonjol dalam sifat_manusia. Beberapa perilaku bayi dan ekspresi wajah untuk emosi-emosi tertentu mungkin termasuk perilaku tipikal spesies. Jadi, meski tidak menonjol, kita punya beberapa perilaku khusus sebagai bagian dari sifat binatang. Meski perilaku tipikal spesies tertentu bukan merupakan bagian yang penting dari sifat binatang kita, warisan evolusi kita mungkin menyumbang pada perilaku kita pada suatu level yang lebih datam atau lebih fundamental. Ini adalah tingkat predisposisi dan potensi jenis-jenis tertentu dari perilaku yang saling berlawanan. Dengan kata lain, warisan spesies kita mungkin membuat kita lebih mungkin melakukan perilaku tertentu daripada perilaku yang Sain. Kita mungkin membangun atau memprogram perilaku-perilaku tertenta tersebut. 31 Misainya, sifat alamiah kita memberi kita kemampuan untuk menghasilkan dan memahami bahasa. Tetapi apakah kita akan berkomunikasi dengan bahasa Inggris, Perancis, Rusia, atau Jerman, ini adalah masalah belajar. Contoh lain built-in/memprogram, predisposisi perilaku yang diprogram yang dimiliki manusia, yaitu suatu kecenderungan untuk berperilaku dalam pola-pola tertentu. Misalnya, cara kita membesarkan anak, peran pria, wanita, dan sebagai- nya Cara lain melihat dasar biologi dan evolusi perilaku manusia adalah dengan mempertimbangkan kemampuan otak dan sistem syaraf yang membuatnya mungkin. Ini tidak dimiliki oleh makhluk hidup lainnya. Contohnya, proses dalam cerebral cortex membuat kita mampu berkomunikasi dengan simbol-simbol. Berfikir, menerima, mengingat, emosi, motivasi, kesadaran kita, semua adalah berdasarkan aktivitas biologis dalam otak kita. Otak manusia diperkirakan berisi 150 milyar sef syaraf, disebut neuron, yang masing-masing berhubungan dengan neuron yang lain, membuat sejumlah hubungan yang besar sekafi. Hubungan antar sel syaraf disebut synapses. Meski ada banyak sekali hubungan, riset menunjukkan bahwa mereka diatur dalam svat urutan, sel-sel tertentu hanya berhubungan dengan sel-sel tertentu yang lain. E. NEURON Sel-sel syaraf atau neuron-neuron adalah membawa informasi ke sistem syaraf (nervous system). Neuron-neuron datang dalam banyak ukuran dan bentuk (lihat gambar 2.1), tetapi mereka mempunyai ciri-ciri tertentu yang umum (lihat gambar 2.2). Masing-masing neuron mempunyai satu sel tubuh yang berisi perlengkapan untuk mempertahankan neuron tetap hidup, dan masing-masing neuron mempunyai dua jenis serat, yaitu dendrit dan axon. Dendrit umumnya relatif pendek dan punya banyak cabang, yang menerima stimulasi dari neuron yang lain, Axon, sebaliknya, sering lebih panjang (misalnya, axon yang berhubungan dengan spinal cord / sumsum tulang belakang panjangnya bisa lebih dari | meter). Fungsi dari dendrit adalah membawa informasi menuju ke sel tubuh, sedangkan axon adalah menghantar informasi tersebut ke neuron yang lain atau ke otot dan kelenjar. Bila dendrit dan sel tubuh (cell body) menerima informasi yang kemudian dihubungkan ke axon, arah transmisi adalah dari dendrit ke axon. Axon mempunyai myelin sheath (lapisan myelin) yang berwarna putih. Myelin sheath ini mempunyai peran yang penting dalam mempengaruhi kemampuan neuron meneruskan informasi, yaitu mempercepat impuls-impuls syaraf yang dikirim kembali ke axon, berupa membran sel yang secara tiba-tiba menyelubungi sel tubuh, dendrit dan axon, yang fungsi pentingnya adalah untuk penghantar impuls- impuls syaraf. eo e Gambar 2.1. Beberapa macam Neuron (Sumber: Morgan dkk., 1986) Gambar 2.2. Suatu Skema Neuron (Sumber: Morgan dkk., 1986) Sel-sel syaraf atau neuron dapat dibedakan fungsinya, yaitu: a. c sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsang (receptor) sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai penerus rangsang (adjustor) sel-sel tubuh yang berfungsi sebagai sebagai penanggap rangsang (affector). Impuls-Impuls Syaraf. Dengan menggunakan mikroelektroda, ahli-ahli neuropsikologi menunjukkan bahwa impuls-impuls syaraf adalah kejadian- kejadian listrik dalam durasi yang sangat pendek yang bergerak sepanjang axon. Sebagai aktifitas listrik yang bergerak sepanjang axon memdapatkan dan melewati mikroelektroda, alat pencatat mencatat dengan cepat, pulsa elektrik yang tajam (lihat gambar 3). Ini adalah impuls-impuls syaraf, Karena impuls-impuls ini jelas dan tajam, maka disebut spike (paku). Oscilloscope face Nerve imputse (spike) a Active = Active region Axon region traveling in of axon this direction Gambar 2.3. Impuls Syaraf (Sumber: Morgan dkk., 1986) F, FUNGS!| DASAR NEURON Dalam mempertimbangkan bagaimana neuron berfungsi, du pertanyaan muncul: (1) bagaimana informasi berjalan dalan suatu neuron tunggal, dan (2) bagaimana informasi diteruskan dari satu neuron ke neuron yang lain, atau dari neuron ke sel tubuh? Komunikasi Dalam Neuron: Tindakan Yang Potensial. Jawaban untuk pertanyaan pertama ini cukup kompleks. Ketika suatu neuron beristirahat (misalny: tidak meneruskan informasi), ada lebih banyak partikel-partikel 35 bermuatan positip (khususnya ion-ion sadium) di luar daripada di dalam. Sebagai akibatnya, suatu muatan listrik yang kecil muncul melewati membran sel. Ini dikenal sebagai istirahat potensial (resting potential). Ketika sel-sel distimulasi, partikel-pastikel bermuatan positip masuk, sehingga mengurangi istirahat potensial. Beberapa milidetik kemudian, partikel-partikel bermuatan positip secara aktif dipompa keluar, Setelah itu istirahat potensial dipulihkan kembali dan neuron siap diaktifkan kembali. Gambar 2.4. Cara Kerja Neuron (Sumber: Baron , 1989) (1) Ketika neuron dalam keadaan istirahat, lebih banyak partikel-partikel + di luar neuron datipada di dalam neuron, Sebagai akibatnya, hanya sedikit listrik negatif yang ada dalam membran sel. Ini disebut sebagai “resting potensial”. (2) Ketika sel distimulasi, partikel-partikel positif masuk. Jadi menyisihkan potensi istirahat. (3) Beberapa milidetik kemudian, partikel-partikel positif secara aktif dipompa keluar. (4) Istirahat potensial disimpan kembali dan neuron siap “menyala” sekali lagi Komunikasi Antar Neuron. Sejak semula kita mencatat bahwa neuron- neuron itu sangat berdekatan tetapi tidak benar-benar bersentuhan dengan neuron lain, atau sel tubuh lain. Kalau demikian, lalu bagaimana tindakan potensial melewati pemisah keci} ini ? Ketika suatu neuron distimulasi, tindakan potensial menghasilkan perjalanan sepanjang membran sel dari dendrit ke axon, informasi itu dibawa melewati apa yang disebut synapsis, yaita suatu wilayah yang berdekatan diantara terminal button dari suatu neuron dan membran dari sel lain. Berlokasi di dalam terminal button ada banyak struktur-steuktur bulat dan oval dikenal sebagai synaptic vesicle. Kedatangan dari tindakan potensial menyebabkan vesicles ini mendekati sel membran, dimana mereka mengosongkan isi mereka kedalam sinanpsis (lihat gambar 2.5). Zat Kimia yang dihasilkan — dikenal sebagai transmitter substances — berjalan melewati sinapsis sampai mereka mencapai reseptor khusus di dalam membran sel lain, Reseptos-reseptor ini adalah molekul-molekul protein yang kompleks yang strukturnya adalah mencocokkan substansi-substansi transmiter seperti kunci kimia kedalam kunci yang mereka sediakan. Ketika mereka mengontak reseptor, substansi transmiter menghasilkan satu dari dua efek. Jika mereka bersifat exictory, mereka menstimulasi produksi suatu tindakan potensial di nevorn kedua, Stimulasi ini kemudian melewati dendrit atau sel tubuh ke arah axon — dan menggerakkan neuron lain, Sebaliknya, jika subtansi- substansi transmiter bersifat inhibitory, mereka menghambat neuron kedua untuk menghasilkan suatu tindakan potensial. Gambar 2.5. Langkah-langkah dalam Transmisi Sinapsis (Sumber: Baron , 1989) Disamping substansi-substansi transmiter itu menghasilkan pengaruh exictory dan inhibitory, kenyataannya ada banyak subtansi-substansi transmiter lain, Substansi-substansi transmiter ini mampu menimbulkan pengaruh yang berlawanan, tergantung dimana dalam sistem syaraf substansi transmiter ini terjadi. Tabel 2.1. Perbedaan Substansi Transmiter Berperan Dalam Pengiriman Informasi Oleh Sistem Syaraf Transmitter Substance Where Found Effects Acetyleholine Brain, spinal cord, auto- Excitation in brain and autonomic nervous nomic nervous system, tar- system; excitation or inhibition of target get organs of the parasym- organs pathetic system Norepinephrine Brain, spinal cord, target or- Inhibition in brain, excitation or inhibition gans of sympathetic system of target organs Dopamine Brain Inhibition Serotonin Brain, spinal cord Inhibition GABA Brain, spinal cord Inhibition Glutamic acid Brain, spinal sensory nerves Excitation Aspartic acid Spinal cord, brain Excitation (Sumber: Baron, 1989) G. SISTEM SYARAF Sistem syaraf adalah struktur yang mengatur semua fungsi dalam tubuh kita dan memberi kita kemampuan untuk berfikir, merasakan, berbuat dan beraktifitas. Meski fungsi sistem syaraf itu sebagai satu kesatuan yang menyelurub, sering dibagi kedalam dua bagian utama, yaitu sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi (periferal). Gambar 2,6. Pembagian Sistem Syaraf Menjadi Beberapa Komponen Utama (Sumber: Baron, 1989) Sistem syaraf pusat terdiri dari otak dan sumsuin tulang belakang. Karena kita akan membahas otak secara detail dalam sub bagian tersendiri, maka kita tidak akan menerangkannya disini. Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi utama yaitu (1) membawa informasi indera dari reseptor melalui tubuh ke otak dan membawa informasi dari otak ke afektor (otot dan kelenjar). (2) Sumsum tulang belakang memainkan suatu peran kunci dalam berbagai refleks. Misainya, menarik tangan anda dari benda yang panas, mata menutup seketika ada benda yang bergerak sangat cepat kearah mata, dsb. Dalam bentuknya yang sangat sederhana, gerak refleks melibatkan lingkaran neural dalam mana informasi dari berbagai reseptor dibawa ke sumsum tulang belakang dimana informasi ini distimulasi oleh neuron lain (interneuron). Stimulasi interneuron ini kKemudian membawa informasi ke sel-sel otot, yang kemudian menghasilkan gerak refleks, Sistem syaraf tepi terdiri dari syaraf-syaraf (kumpulan-kumpulan axon dari banyak neuron) yang menghubungkan sistem syaraf pusat dengan organ- organ indera dan dengan otot-otot dan kelenjar-kelenjar- melalui tubuh. Beberapa dari syaraf ini (spinal nerves) dilekatkan ke rumsum tulang belakang, dan melayani semua tubuh dibawah leher. Syaraf yang lain (cranial nerves) secara langsung melekat ke otak. Mereka melayani indera reseptor dan otot- otot dalam Ieher dan kepala (misal: mata, telinga, mulut). Sistem syaraf tepi kemudian dibagi menjadi dua bagian, yaitu sistem somatik dan sistem otomatik. Sistem syaraf otomatis berhubungan dengan sistem syaraf pusat untuk otot-otot sukarela melewati tubuh. Jadi, ketika anda mengatur dalam banyak tindakan sukarela (misal: telepon memesan pizza, membaca sisa bab ini), bagian-bagian dari sistem syaraf pusat somatik terlibat. Sebaliknya, sistem syaraf otomatis berhubungan dengan sistem syaraf pusat ke organ-organ internal, kelenjar-kelenjar, dan otot-otot dimana kita nampaknya tidak mempunyai kontrol langsung (misalnya: dalam sistem pencernaan kita), Sayangnya, kita tidak dapat berhenti membagi sesuatu disini. Sistem syaraf otomatis, juga terdiri dari dua bagian, dan bagian-bagian ini beroperasi dalam cara yang berbeda, Pertama, dikenal sebagai bagian/divisi simpathetic, menyiapkan tubuh untuk menggunakan energi, seperti dalam kegiatan fisik yang penuh semangat. Jadi, stimulasi dari bagian ini meningkatkan detak jantung, meningkatkan tekanan udara, menghasilkan gula (untuk energi) kedalam darah, dan meningkatkan aliran darah ke otot-otot yang digunakan dalam tindakan-tindakan fisik. Bagian kedua dari sistem otomatis, dikenal sebagai bagian/divisi parasimphatetik, yang beroperasi dalam cara yang berlawanan, menstimulasi proses-proses yang melayani menyimpan atau menghemat energi tubuh. Kegiatan dari sistem ini menurunkan tekanan darah, melemahkan detak jantung, dan menngalihkan darah dari otot-otot skeletal (misal- nya: otot-otot dalam tangan dan lengan) ke sistem pencernaan. Gambar 2.7. Sistem Simpatik dan Parasimpatik (Sumber: Baron, 1989) a1 Pada kelenjar pertama, nampak bahwa dua bagian dari sistem syaraf otomatis ini bersaing satu sama lain dalam peran yang berlawanan. Tetapi sebenarnya sistem parasimpatetik dan sistem simpatetik ini berfungsi secara bersama-sama. Contohnya, setelah seseorang makan terlalu banyak dalam udara yang panas, bagian parasimpatetik menstimulasi pencernaan, dan pada saat yang sama, sistem simpatetik menstimulasi keringat supaya mengurangi kelebihan panas. H. OTAK MANUSIA Dapat dikatakan bahwa otak adalah organ yang memerintah tubub. Otak adalah suatu straktur yang kompleks, dan dapat diterangkan dalam banyak cara, Gambar 2.8. Struktur Dasar dari Otak Manusia (Sumber: Baron, 1989) Otak yang mengatur proses dasar tubuh berlokasi di batang otak. Bagian yang mulai diatas sumsum tulang belakang dan terus berlanjut sampai di inti dari organ yang kompleks ini. Dua dari struktur ini, yaitu medulla dan pons, terletak diatas titik dimana sumsum tulang belakang masuk ke otak. Sensori utama dan jalur motorik melalui dua struktur ini dalam perjalanan mereka ke pusat otak yang lebih tinggi atau turun ke effektor di berbagai bagian yang berbeda dari tubuh. Medula dan spon ini berisi suatu titik inti yang berisi beberapa neclei — kumpulan neuron sel-sel tubuh — yang mengontrol fungsi-fungsi penting seperti bernafas, detak jantung, dan tekanan darah, seperti juga batuk dan bersin. Medulla dan spon menerima input langsung dari reseptor melewati tubuh, dan memunculkan efek-efek melalui serabut-serabut syaraf dalam syaraf spinal dan cranial. Di belakang medulla dan spon adalah cerebellum. Cerebellum ini terutama berkenaan dengan pengaturan aktivitas motorik, melayani gerakan otot yang smooth/lancar sehingga gerakan itu terjadi dalam tindakan yang terintegrasi. Kerusakan dalam cerebellum mengakibatkan koordinasi gerakan yang buruk. Bahkan kerusakan yang diderita bisa menyebabkan individu tidak bisa berjalan atau berlari. Di atas medulla dan spons, dekat akhir dari pangkal otak, adalah mid- brain. Midbrain (otak tengah atau dienchepalon) terdiri dari suatu sistem yang mengaktifkan reticuler, seperti pusat penglihatan dan pendengaran. Gerakan mata dan refleks visual tertentu (misal: kemampuan kita mengikuti obyek yang bergerak) nampaknya diatur disini. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kesadaran diatur di dalam dienchepalon (otak tengah) bukan di cortex. |. EMOSI DAN MOTIVASI : THALAMUS, HYPOTHALAMUS DAN SISTEM LIMBIK Filosof kuno menyatakan bahwa hati adalah pusat dari emosi manusia. Ini adalah kepercayaan puitis. Padahal sebenarnya, pusat emosi manusia ada di dalam otak dalam beberapa struktur yang saling berhubungan. Pusat emosi ini disebut hypothalamus. Hyppthalamus besarnya kurang dari satu sentimeter kubik, meski demikian struktur yang kecil ini memberi pengaruh yang sangat besar pada perilaku kita. Pengaruh hypothalamus terhadap perilaku adalah: 1. hipotalamus mengatur sistem syaraf otomatis, jadi mempengaruhi sejumlah reaksi seperti berkeringat, airliur, mengeluarkan airmata, menghasilkan cairan dalam pencernaan, dan pengubah tekanan darah. 2. hipotalamus memainkan suatu peran kunci dalam proses homeostatis (keseimbangan) — mempertahankan lingkungan internal tubuh pada tingkat yang optimal. Sesuai dengan fungsi umum ini, bagian dari hipotalamus nampaknya untuk memainkan suatu peran dalam mengatur makan dan’ minum. Jadi, kerusakan pada satu bagian dari hipotalamus mengubah binatang laborat yang normal ke binatang yang rakus, setelah sadar dari operasi mereka, mereka menjadi binatang yang kebutuhan makannya besar sekali, sehingga menjadi binatang yang besar sekali. Sebaliknya, kerusakan pada bagian lain di hipotalamus menyebabkan binatang normal menjadi ahli pencicip makanan, yang hanya akan makan makanan terbaik dan terlezat, Bahkan, binatang yang menderita kerusakan ini sering sama sekali menolak makanan dan minuman, dan akan mati kelaparan kalau tidak dipaksa mengkonsumsi makanan. Pengaruh-pengaruh itu terjadi karena hipotalamus berisi syaraf khusus yang secara terus menerus memonitor berbagai aspek darah (misal: jumlah kandungan nutrisi, temperatur). Kerusakan pada syaraf tersebut mempengaruhi keseimbangan yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan dan ciri- ciri lain dari tubuh pada tingkat yang stabil. Hipotalamus juga mempengaruhi kegiatan-kegiatan seperti perkawinan dan agresi dan mengontrol kelenjar-kelenjar penting dalam tubuh. Di atas hipotalamus, sangat dekat dengan pusat otak, ada struktir fain yang penting, yaitu thalamus, yang sering disebut “stasiun pemancar yang besar” dari otak, dan dengan alasan yang baik, thalamus menerima masukan dari semua indera kita kecuali olfaction (bau) dan meneruskan informasi ini, baik secara khusus maupun secara menyebar ke bagian lain dari otak. Akhirnya, kita akan menyebut serangkaian struktur yang dikenal dengan nama sistem limbik (limbyc system). Fungsi dari sistem ini kurang jelas. Tapi, sistem limbik ini nampaknya memainkan suatu peran penting dalam emosi. Contohnya, riset awal dari Kluver & Bucy yang dilakukan tahun 1939 (dalam Baron, 1989) menunjukkan bahwa kerusakan pada bagian dari sistem limbik yaitu bagian amygdalae dapat menyebabkan penurunan secara tajam tingkat agresi organisma. Bahkan binatang dengan kerusakan pada bagian ini sering benar-benar tenang meski menghadapi suasana permusuhan atau stimuli lain yang secara normal akan menyebabkan munculnya kemarahan atau tindak kekerasan. Berdasarkan penemuan-penemuan seperti itu, beberapa abli fisik mempertimbangkan pemberian operasi pada manusia yang jahat untuk memindahkan sebagian sistem limbiknya sehingga mengurangi agresifitas mereka. Tetapi hanya sedikit bukti yang snenunjukkan efektifitas tindakan itu, dan ini juga menimbulkan munculnya perdebatan etik (Valenstein dalam Baron, 1989). Yang jelas bahwa riset terakhir membutkikan bahwa sistem limbik mempengaruhi perasaan subyektif dari emosi dan perilaku kita yang nampak berkaitan dengan perasaan ini (Carlson, dalam Baron, 1989). J. KORTEKS SEREBRAL: SUATU STRUKTUR MANUSIA YANG UNIK Pada akhimnya kita sampai pada “tahap terakhir”, yaitu bagian dari otak, tempat kegiatan manusia yang paling unik. Korteks serebral pada manusia berkembang lebih sempurna dibandingkan organisma lain. Organisma lain memiliki korteks yang lebih kecil dalam daerah permukaan, lebih dangkal, dan kurang kompleks daripada korteks manusia. Korteks serebrat adalah lapisan kumpulan syaraf yang tebalnya kira-kira 3 milimeter membungkus serebrum. Dalam bahasa latin korteks berarti “kulit pohon”. Selaput kortikal yang melindungi otak, berwarna abu-abu karena sebagian besar terdiri dari kumpulan scl syaraf dan serabut yang tidak bermyelin — sehingga mendapat sebutan “zat abu-abu”. Bagian dalam serebrum, dibawah korteks, sebagian besar terdiri dari akson bermyelin berwarna putih. Dalam korteks cerebral terjadi kegiatan mental kita yang cukup rumit. Semwa sistem sensorik (misalnya: penglihatan, pendengaran, dan perabaan) mengirimkan informasi ke bagian Khusus dari korteks. Korteks serebral mencatat kemampuan kita untuk mengerti, merencanakan, mengingat, dan membayangkan — pendeknya, untuk Kemampuan memproses informasi yang mengesankan, Kebanyakan otak manusia terditi dari dua hemisphere cerebral, yang merupakan dua bagian yang simetris. Kedua belahan yang tampaknya mirip benar ini disebut hemisfer cerebral kiri dan kanan. Fungsi mereka berbeda- beda (Atkinson dkk., 1988). Hemisfer yang dominan disebut hemisfer mayor, dan yang tidak dominan disebut hemisfer minor. struktur yang melindungi sisa dari organ ini. Babkan, bersama-sama, mereka menyusun lebih dari 80 persen berat total dari otak. Dua hemisphere ini mirip satu sama lain. Jadi, 45 banyak struktur yang akan kita terangkan adalah dua, menunjukkan hemi- sphere sebelah Kiri dan kanan. Daerah visual Gambar 2.9. Masukan Sensoris Kedua Belahan Otak (Sumber: Atkinson dkk., 1994) Dengan pandangan mata ditujukan lurus ke depan, stimulus ke sisi kiri titik arah pandang bergerak ke belahan serebral kanan dan stimulus ke sisi kanan bergerak ke belahan kiri. Belahan kiri mengendalikan gerakan tangan dan belahan kanan mengendalikan tangan kiri. Pada pendengaran, sebagian besar masukannya menyilang, tetapi beberapa contoh suara bergerak belahan pada sisi yang sama di tempat’ daun telinga berada. Olfaksi (penciuman) diterima pada sisi yang sama seperti hidung. Masing-masing hemisfere biasanya dibagi menjadi empat bagian yang berbeda atau empat lipatan (lobe). Pembagian lipatan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Lipatan depan terpisah dari lipatab sisi dan dibatasi oleh celah pusat (central fissure) yang memanjang mulai dari dekat dahi ke kedua belahan kuping. Batas pembagian antara lipatan parietal dengan lipatan oc- cipital kurang jelas. Adapaun keempat lipatan (lobe) secara rinci adalah sebagai berikut: 1. frontal lobes (lipatan depan) yang berada di daerah otak yang paling dekat dengan muka. Didalam frontal lobe, cortex motor utama, daerah yang mengontrol gerakan tubuh. Kerusakan pada daerah ini tidak menghasilkan paralisis total. Malahan, sering mengakibatkan hilangnya kontrol terhadap gerakan, khususnya gerakan jari-jari. Central fase Gambar 2.10. Pembagian Cerebral Cortex (Sumber: Baron, 1989) Pada bagian kiri, korteks serebral dibagi menjadi empat Jobe utama. Pada bagian kanan adalah daerah khusus yang berhubungan dengan fungsi motorik dan sensoris. . parietal lobe (lipatan sisi) yang berisi korteks somatosensori, yaitu informasi-informasi dari indera kulit (sentuhan, temperatur, tekanan, dan seterusnya) dihadirkan. Kerusakan terpisah pada daerah ini menghasilkan berbagai akibat, tergantung bagian yang rusak, dimana terjadi kerusakan apakah di hemisfere sebelah kanan atau kiri. Jika kerusakan itu di hemisfere sebelah kiri, individu mungkin kehilangan kemampuan untuk membaca atau ‘menulis, atau mereka akan kesulitan menentukan letak dari bagian tubuhnya sendiri. Sebaliknya, bila kerusakan terjadi pada hemisfere sebelah kanan, individu mungkin akan tidak sadar dengan bagian kiri tubuhnya, misalnya: pria lupa sisi lain dari mukanya. Kenyataan bahwa kerusakan pada bagian lobe dalam hemisfere sebelah kanan dan kiri menghasifkan pengaruh yang berlawanan terhadap perilaku ini benar- benar menarik perhatian, bahwa ternyata ada lateralisasi fungsi. Yaitu, dua hemisfere ini mempunyai tugas atau fungsi yang berbeda-beda, mereka bukan duplikat satu dengan lainnya. occipital lobe (lipatan belakang), berada dekat dengan belakang kepala. Fungsi utamanya adalah visual/pemandangan, dan berisi suatu daerah penginderaan yang menerima masukan dari mata. Kerusakan pada daerah ini sering menghasilkan lubang dalam daerah pemandangan: yaitu obyek- obyek yang berada dalam lokasi tertentu tidak dapat dilihat, tetapi sisa dari pandangan tetap utuh. Seperti dengan struktur otak yang lain, kerusakan pada occipital lobe mungkin menyebabkan akibat yang berbeda, tergantung di bagian mana dari cerebral hemisfere yang luka. Kerusakan pada hemisfere sebelah kanan mungkin mienghasilkan suatu situasi yang aneh dimana seseorang dapat memusatkan perhatian pada suatu obyek dan terhindar untuk menabrak benda itu, tetapi tidak dapat memberi nama pada benda tersebut atau menerangkan maksudnya. Orang dengan kerusakan pada bagian kiri hemisfere dapat memberi nama benda-benda yang sudah dikenalnya, tetapi tidak dapat mengidentifikasi elemen-elemen dasar dalam satu skema pandangan (misalnya: mereka tidak dapat menyatukan sudut atau kurve). temporal lobe (lipatan waktu), berada di sepanjang sisi masing-masing hemisfere. Lokasi ini masuk akal, karena lobe ini tugas utamanya berkenaan dengan pendengaran dan berisi suatu daerah penginderaan yang menerima input dari telinga. Kerusakan pada bagian ini juga tergantung letaknya. Jika kerusakan ada di hemisfere kiri, individu mungkin kehilangan kemampuan untuk memahami kata-kata dalam pembicaraan, Bila kerusakan ada di hemisfere kanan, mereka bisa mengenali pembicaraan tetapi mungkin kehilangan kemampuan untuk mengenali suara (melodi, nada, ritme) Bicara dan _korteks serebral. Dua daerah di otak nampaknya paling penting dalam fungsi bicara ini. (1) daerah Wernicke, berada di sebelah kiri femporal lobe — yaitu suatu bagian yang sangat berkaitan dengan indera pendengaran kita. (2) daerah Broca, berada di sebelah kiri frontat tobe, yaitu persis di depan motor korteks utama, Kerusakan pada daerah Wernicke menghasilkan dua symptom .utama: komprehensi yang buruk dari kata-kata yang diucapkan, dan mengeluarkan pembicaraan yang tidak punya arti, Orang dengan kerusakan seperti ini tidak dapat memahami apa yang dikatakan kepadanya, dan ketika mereka bicara, mereka mengatakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti orang lain. Contohnya, ketika diminta menamai benda-benda yang sudah dikenal (misalnya: sikat gigi, pensil, dan buku), scorang pasien penderita bagian ini akan mengatakan (skata, baba, takitana). Riset yang hati-hati menduga bahwa daerah Wernicke menyimpan ingatan rangkaian bunyi yang berisi kata-kata. Ingatan ini membuat kita bisa mengenali kata-kata ketika kita mendengar kata-kata tersebut, dan kemudian memainkan suatu peran dalam kemampuan kita untuk mengucapkan kata-kata itu. Kata-kata yang diucapkan menyebabkan adanya aktivitas di Daerah Wernicke” (1), yang rupa-rupanya berisikan ingatan-ingatan dari rangkaiana suara dalam beberapa macam kata. Informasi ini kemudian ditransmisikan ke Daerah Broca (2), dimana rangkaian dari gerakan ototdibutuhkan untuk menghasilkan ucapan yang disimpan. Ketika Motor Cortex aktif, maka terjadilah ucapan (bicara). Sebaliknya, orang yang mengalami kerusakan di daerah broca dapat memahami ucapan dengan baik, tetapi mereka tidak dapat mengucapkannya. Beberapa bukti menduga bahwa daerah broca ini berisi ingatan untuk rangkaian gerakan muscular yang diperlukan untuk mengucapkan kata-kata. Jadi, ketika kerusakan terjadi, orang dapat memahami pembicaraan tetapi tidak dapat berbicara dengan jelas. Ditambah, seseorang kesulitan menggunakan tata bahasa yang tepat. Misalnya, orang yang rusak bagian broca, ketika disuruh menjelaskan suatu gambar seorang anak laki-laki memukul bola, dia akan 49 mengatakan: anak laki-laki dipukul ke bola, Mereka juga kesulitan dalam pengucapan (artikulasi). Misalnya: “lipstik” dikatakan “litik” atau “liptik”. Gambar 2.11. Proses Bicara (Sumber: Baron, 1989) K. SISTEM ENDOKRIN Selain sistem syaraf pusat, tubuh kita memiliki sistem lain yang berfungsi membantu sistem syaraf pusat sekaligus dapat mempengaruhi tingkah laku. Sistem itu adalah sistem endokrin, yang terdiri dari rangkaian kelenjar (glan- dula) yang dapat mengelarkan cairan kimiawi tertentu (yang disebut hormon) langsung ke darah. Banyak sedikitnya cairan ini sangat menentukan fungsi tubuh dan akhirnya menentukan perilaku. Hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin sama pentingnya dengan sistem saraf bagi penyatuan (pengintegrasian) aktivitas organisme. Sistem endokrin dan sistem saraf, bagaimana pun juga, berbeda kecepatan yang mereka dapat capai. Impuls saraf dapat bergerak sekitar organisme dalam sekian perseratus detik. Mungkin diperlukan beberapa detik atau bahkan menit bagi sebuah kelenjar endokrin untuk menghasilkan efek; hormon itu, sekali dilepaskan, akan bergerak menuju ke tempat tujuan melalui aliran darah — proses yang jauh lebih lambat. | | Kelenjar pituitari Paratiroid | | Tiriod Timus Pankreas Ketenjar-kelenjar adrenal Gambar 2.12.Beberapa Kelenjar Endokrin (Sumber: Atkinson dkk., 1994) Salah satu kelenjar endokrin yang utama adalah pituitary. Kelenjar ini merupakan bagian pertumbuhan otak yang menggabungkan diri tepat di bawah hipotalamus. Kelenjar pituitary langsung dibawah pengendalian hipotalamus yang berarti di bawah pengendalian otak pusat melalui hipotalamus. Kelenjar pituitary disebut “kelenjar utama” Karena memproduksi berbagai hormon dalam jumlah yang paling banyak serta mengendalikan pengeluaran beberapa kelenjar endokrin lainnya. Salah satu hormon pituitary mempunyai tugas dalam pengendalian pertumbuhan badan. Terlalu sedikit hormon pituitary dapat menyebabkan seseorang menjadi kate, sedangkan pengeluaran hormon pituitary yang berlebihan dapat menghasilkan gigantisme/raksasa. Sejumlah hormon lain yang dilepaskan kelenjar pituitary mengakibatkan kegiatan 51 kelenjar endokrin lain seperti kelenkar thyroid, kelenjar seks,dan lapisan luar kelenjar adrenal. Pencarian pasangan, perkawinan serta perilaku reproduksi dalam banyak jenis hewan berdasarkan interaksi rumit antara kegiatan sistem syaraf dan pengaruh pituitary pada kelenjar kelammin (kelenjar gonad). Kelenjar gonad ini menghasilkan hormon yang mempengaruhi perilaku seks. Kelenjar adrenalin memegang peranan penting dalam menentukan “suasana hati” (mood) individu, ukuran energi, dan kemampuan individu menangani stress. Setiap kelenjar adrenalin mempunyai dua bagian, pusat bagian dalam dan lapisan luar. Pusat bagian dalam mengeluarkan epinephrine (juga dikenal sebagai adrenalin) dan nerepinephrine (noradrenalin). Adrenalin bertindak dalam berbagai cara untuk mempersiapkan organisma dalam keadaan darurat. Bagian ini bekerja dalam hubungannya dengan pembagian simpatetik dari sistem syaraf otonom. Adrenalin, misalnya, bekerja pada otot halus dan kelenjar keringat dengan cara yang sama dengan cara sistem simpatetik. Hal ini mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dalam perut dan usus serta mengakibatkan jantung berdegup semakin cepat. Adrenalin juga bekerja pada sistem retikuler, yang merangsang sistem simpatetik dan sebaliknya merangsang kelenjar-kelenjar untuk mengeluarkan lebih banyak adrenalin. Akibatnya terbentuk sirkuit tertutup untuk mempertahankan rangsangan emosional. Sistem tertutup semacam ini merupakan salah satu sebab mengapa untuk meredakan rangsangan emosi yang kuat dibutuhkan waktu yang lama meskipun penyebab yang mengganggu sudah disingkirkan. Norepinephrine juga menyiapkan organisma untuk tindakan darurat. Ketika norepinephrine mencapai pituitary dalam perjalanan melalui aliran darah, ia merangsang pituitary untuk mengeluarkan hormon yang bekerja pada lapisan luar kelenjar adrenal, selanjutnya hormon merangsang hati untuk meningkatkan kadar gula-darah sehingga tubuh memiliki energi untuk bergerak cepat. Kelenjar gondok (thyroid), mengeluarkan hormon tiroksin yang membantu mengatur metabolisme tubuh. Kelenjar pankreas, menghasilkan insulin yang mengatur kadar gula dalam darah LATIHAN SOAL Sel-sel didalam tubuh yang berfungsi meneruskan rangsang disebut: a. sel reseptor b. sel adaptor c. sel affector d._ sel adjuster. Yang berfungsi mengkoordinasi perilaku adalah: a. sistem syaraf otonom b. sistem syaraf perifer c. sistem syaraf pusat d. sistem syaraf tepi. Sel-sel syaraf yang menghantar impuls-impuls dari sistem syaraf tepi ke sistem syaraf pusat disebut: a. affector b. afferent c. efferent d. sistem syaraf balik. Pusat penegelolaan segala hal yang kita pikirkan terdapat pada bagian otak yang disebut: a. cortex b. thalamus cerebrum d. dienchepalon Kesadaran diatur didalam otak manusia di bagian tengah yang disebut: a. cortex b. thalamus c. cerebrum d. dienchepalon Bagian dalam otak yang sangat mempengaruhi suasana hati/emosi manusia adalah: a. cerebrum b. thalamus c. dienchepalon 4. hyphotalamus Kelenjar yang mengeluarkan hormon yang ikut mempengaruhi emosi manusia adalah: a. kelenjar gonad b. kelenjar pituitary c. kelenjar thyroid d. kelenjar pancreas. ‘Yang mengatur kerja organ-organ pada waktu kita sedang sedih, berfikir keras atau marah adalah: a. syaraf afferent b. syaraf efferent c.syaraf simpatik 4. syaraf parasimpatik. Pada waktu kita merasa mual karena melihat orang yang sangat kita benci, maka ini akibat berfungsinya: a. syaraf afferent b. syaraf efferent c. syaraf simpatik d. syaraf parasimpatik Apabila orang mengalami gangguan bicara, maka bagian otak yang terganggu adalah pada bagian: a. daerah broca b. otak kecil c. dienchepalon 4. hyphotalamus. KUNCI JAWABAN coe oe el Sree a = eo eo a oan tw

You might also like