You are on page 1of 52
a By INDONESIA a, SEHAT Zz Wy 2010 eran PENIEAIAN KINERJA PUSKESMAS Pee eu CR ecules [oyster CM 2006 362.11 ind Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman perencanaan tingkat puskesmas.--- Jakarta : Departemen Kesehatan, 2006 I. Judul 1. COMMUNITY HEALTH SERVICES- KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas tersusunnya Pedoman Manajemen Puskesmas sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/I1/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Pedoman Manajemen Puskesmas ini terdiri dari 3 seri buku yaitu : Buku Seri 1: Pedoman Perencanaan Tingkat Puskesmas Buku Seri 2: Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas Buku Seri 3: Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas bree Buku pedoman tersebut merupakan penyempurnaan dari buku pedoman yang telah ada sebelumnya, Proses penyempurnaan yang dilaksanakan meliputi penyesuaian dengan kebijakan yang baru, masukan narasumber serta uji coba pedoman yang melibatkan lintas program di Dinas Kesehatan Propinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas. Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yang merupakan ujung tombak penyelenggara pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan Puskesmas perlu dikelola melalui pencapaian manajemen Puskesmas secara optimal. Akan tetapi sesuai dengan semangat desentralisasi masing-masing daerah dapat menerapkan model metode manajemen yang dianggap paling sesuai, Namun prinsipnya manajemen tersebut merupakan suatu siklus yang tidak terputus. artinya evaluasi hasil kinerja/kegiatan yang dilaksanakan harus dapat digunakan untuk menyusun perencanaan yang akan datang, dan selanjutnya perencanaan yang dibuat dapat dipantau dan dinilai hasilaya. Buku Pedoman manajemen Puskesmas ini, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi Puskesmas dalam penyelenggaraan pelayanan dan kegiatannya. Akhir kata, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu saran dan masukan untuk penyempurnaan buku ini sangat diharapkan, Sp QO Y -Soeparmanto, MSe.PH BAB | BAB II BAB III BAB IV BABV BAB VI BAB VII DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS ‘A. Pendahuluan B. Pengertian C. Tujuan dan Manfaat D. Ruang Lingkup PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Penetapan Target Puskesmas Pengumpulan data . Pengolahan Data Analisis hasil Pelaksanaan Langkah Pelaksanaan mmoop> PEDOMAN PENGUMPULAN DATA ‘A. Cara pengumpulan B. Jenis Data C. Sumber Data D. Variabel Penilaian PEDOMAN PENGOLAHAN DATA A. Metoda B. Penilaian Akhir PENYAJIAN, ANALISA DATA DAN PEMECAHAN MASALAH A. Penyajian B. Analisa data PEMBINAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS. A. Dinas Kesehatan kabupaten/kota B. Dinas Kesehatan Provinsi PENUTUP Halaman Onna 3 ©ooaon 15 16 17 7 21 23 25 26 31 32 34 Lampiran - 4 Lampiran - 2 Lampiran - 3 Lampiran - 4 Lampiran - 5 DAFTAR LAMPIRAN Format Penilaian Kinerja Puskesmas a. Cakupan kegiatan b. Manajemen c. Mutu Rekapitulasi penghitungan kinerja Puskesmas Contoh Grafik Sarang Laba-Laba Format SWOT Matriks RAGPIE BAB | KONSEP DASAR PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PENDAHULUAN Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan ; (2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat; (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan — instrumen manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan _ tingkat Puskesmas ; (2) Lokakarya Mini Puskesmas ; (3) Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara lain melalui penerapan quality assurance). Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat. Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di atas, maka pedoman stratifikasi Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini telah disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian Kinerja Puskesmas. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/ prestasi Puskesmas. Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas, sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian dinas kesehatan kabupaten/ kota melakukan_verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) tas perhitungan = seluruh = Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya. Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus. C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS 1. Tujuan a. Tujuan Umum Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/ kota. b. — Tujuan Khusus 1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan. 2). Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas. 3). Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk tahun yang akan datang. 2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas : a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapainya. b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come). c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya d. Dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas. D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Ruang lingkup penilaian kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/ kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi “ Indonesia Sehat 2010 “. Sesuai dengan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan di Daerah, maka kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mengembangkan jenis program kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan sumberdaya termasuk ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksananya, dengan tetap memperhatikan arahan dan kebijakan tingkat propinsi dan pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah ‘dan nasional termasuk konsensus global/ kesepakatan dunia (antara lain penanggulangan penyakit polio, TBC, malaria, diare, kusta, dan lain-lain). Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik berupa penambahan upaya maupun suatu upaya kesehatan inovasi, tetap dilakukan penilaian. Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan Puskesmas merupakan nilai tambah dalam __ penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan. Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan daerah yang telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya di daerah yang bersangkutan maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di seluruh Puskesmas dalam suatu wilayah kabupaten/ kota. Olehkarenanya, kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan untuk dilakukan penilaian di seluruh Puskesmas. Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing Puskesmas kemungkinan “tidak lagi sama di seluruh Puskesmas", melainkan hanya berdasarkan “kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas yang bersangkutan” . Sedangkan kegiatan- kegiatan pengembangan yang belum menjadi kegiatan utama di kabupaten/ kota, hanya akan dilakukan oleh Puskesmas tertentu saja di kabupaten/ kota yang bersangkutan. Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan : 1 91% 2. Kelompok II: tingkat pencapaian hasil = 81-90% 3. Kelompok III: tingkat pencapaian hasil < 80 % Mutu Pelayanan Kesehatan dan Manajemen 1. Kelompok |: Nilai rata-rata > 8.5 2. Kelompok II: Nilai rata-rata 5,5 — 8,4 3. Kelompok III : Nilai rata-rata < 5,5 Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas di wilayahnya, maka kinerja Puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok Puskesmas. 1. Kelompok! : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik 2. Kelompok Il : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup 3. Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang BAB. V PENYAJIAN, ANALISA DATA DAN PEMECAHAN MASALAH PENYAJIAN HASIL KEGIATAN Perhitungan hasil kegiatan dengan variabel-variabelnya diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masing- masing penanggung jawab dan pelaksana di Puskesmas tentang tingkat pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan sebagai bahan evaluasi/ penilaian pencapaian prestasi kinerjanya yang diperhitungkan sendiri. Untuk memudahkan dapat melihat pencapaian hasil kinerja Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam bentuk gambaran “ grafik sarang laba-laba “. Hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen disajikan dalam bentuk sarang laba-laba yang berbeda. Setiap jari-jari grafik sarang laba-laba untuk satu kelompok jenis kegiatan pelayanan/ manajemen Puskesmas. Sedangkan bagi masing-masing penanggung jawab kegiatan, dapat membuat hal yang sama untuk masing-masing variabel kegiatannya. Hasil pencapaian mutu pelayanan dan manajemen dapat juga disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba. Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan pembaca lebih mudah mengetahui tingkat kesenjangan pencapaian dan ketidak serasian antara hasil kegiatan dengan manajemen, karena antara keduanya mempunyai keterkaitan yang sejajar. Cara penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau triwulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedini mungkin. B. ANALISIS DATA Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil kesimpulan dari data yang sudah diolah, yang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan masukan bagi perencanaan, monitoring, bimbingan dan pengendalian fungsi Puskesmas. Kesalahan yang sering dilakukan dalam upaya menetapkan/ merumuskan masalah secara benar, ada 3 buah hambatan : 1. Tidak mendiagnosa masalah dari gejalanya. 2. Terlalu memfokuskan pada masalah yang relatif kecil daripada masalah yang utama 3. Kurang dapat menentukan alternatif dalam penyelesaian masalah yang sebenarnya. Langkah-langkah merumuskan masalah dan penyebabnya. 1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan, manajemen Puskesmas dan pencapaian mutu kegiatan. 2. Identifikasi faktor penyebab, pendukung, peluang dan ancaman prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dihadapi Puskesmas dalam tahun anggaran berjalan. 3, Perumusan analisis sebab akibat, menggunakan suatu teknik untuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. 4. Penentuan prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metoda, untuk menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan yang kurang penting. Untuk melakukan analisa data selain diperlukan _hasil pencapaian cakupan kegiatan pelayanan, manajemen termasuk mutu pelayanan (bagi Puskesmas yang telah menerapkan mutu pelayanan) juga diperlukan semua data kegiatan Puskesmas, sumberdaya Puskesmas dan keadaan lingkungan (fisik dan non fisik), yang terkait dengan kegiatan yang akan dianalisa. 1. Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan Untuk melakukan analisa data tingkat Puskesmas dapat dimulai_ dengan mengidentifikasi kesenjangan yang tergambar dalam grafik sarang laba-laba. Pencapaian hasil cakupan kegiatan yang terjadi kesenjangan di grafik sarang laba-laba ditulis ke lampiran : “ Analisa data | “ pada judul matrik RAGPIE (dibawah Matrik RAGPIE / untuk evaluasi kegiatan). Setiap lembar matrik untuk satu kegiatan yang terjadi kesenjangan Analisis penyebab kesenjangan, dalam aspek penyediaan dan pemanfaatan sumber daya. Tuliskan pada kolom sumberdaya di kolom perencanaan tentang semua sumber daya (tenaga, biaya, alat, obat, sarana transport, fasilitas kesehatan) yang direncanakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Kemudian tuliskan pada kolom sumberdaya di kolom pelaksanaan tentang pelaksanaannya penggunaan yang tertulis pada kolom sumberdaya di kolom perencanaan. Demikian juga tuliskan berapa % ternyata hasil yang dimanfaatkan penggunaan sumberdaya pada kolom sumberdaya di kolom evaluasi dengan cara hasil sumberdaya di kolom pelaksanaan dibagi sumberdaya perencanaan dikalikan 100 %. Tuliskan pada kolom kegiatan di kolom perencanaan tentang semua rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya yang tercantum dalam kolom sumberdaya di kolom perencanaan. Dengan cara penilaian/ hitungan yang sama _ tulislah pada kolom kegiatan di kolom pelaksanaan dan kolom kegiatan di kolom evaluasi. Tuliskan pada kolom pencapaian di kolom perencanaan tentang semua hasil rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dengan menggunakan sumberdaya yang tercantum dalam kolom sumberdaya di kolom perencanaan. Dengan cara penilaian/ hitungan yang sama tulislah pada kolom pencapaian di kolom pelaksanaan dan kolom pencapaian di kolom evaluasi. 2. Identikasi faktor kelemahan, pendukung, peluang dan ancaman masalah kegiatan pelayanan kesehatan Dalam mengumpulkan keterangan (informasi) yang berkaitan dengan masalah kegiatan pelayanan kesehatan, dengan cara menuliskan dalam lampiran : Analisa Data II (format “ SWOT “) tentang variabel, sub variabel dan sub- sub variabel (baik yang tercantum maupun tidak tercantum dalam stratifikasi, namun ada dalam catatan data kegiatan Puskesmas) dari kegiatan pelayanan yang terjadi kesenjangan di grafik sarang laba-laba (jenis kegiatan yang ditulis sama dengan semua kegiatan yang dinilai dalam matrik RAGPIE). Tim kecil menuliskan hasil analisa / pengamatan selama melaksanakan kegiatan tersebut semua sumberdaya, lingkungan (fisik : keadaan geografis, iklim, dan non fisik : pendapatan penduduk, adat-istiadat, pendidikan masyara- kat, dll) yang mempengaruhi kegiatan tersebut dengan memisahkan unsur tersebut yang menjadikan kegiatan terhambat/ kendala, mendukung keberhasilan kegiatan, peluang di masa mendatang kegiatan tersebut dan ancaman kegiatan tersebut bila tidak dilaksanakan ke dalam kolom-kolom kekuatan/ pendukung (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Demikian juga tim kecil menuliskan hasil pengamatan dan analisa kegiatan manajemen perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang menjadi hambatan/ kendala (tulisiah pada kolom kelemahan), dan yung menjadi kekuatan/ dukungan kegiatan tersebut (tulislah pada kolom kekuatan/ pendukung), hal-hal yang menjadi peluang bila kegiatan dilaksanakan pada tahun mendatang (pada kolom peluang), serta hal-hal yang menjadi ancaman bila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan pada tahun mendatang (pada kolom ancaman). Sumberdaya Puskesmas dan keadaan lingkungan fisik dan non fisik yang dicantumkan hanya yang terkait saja. 3. Perumusan analisis sebab akibat Dalam merumuskan analisis sebab akibat dapat menggunakan Pohon masalah, karena metodanya mudah namun hasilnya relevan, namun Puskesmas kabupaten/ kota dapat menggunakan metoda lain yang sederhana, mudah dan hasilnya relevan. Pohon masalah adalah = suatu—teknik ~—suuntuk mengidentifikasikan semua masalah dalam suatu situasi tertentu, menyusun dan memperagakan informasi_ ini sebagai rangkaian hubungan sebab akibat. Mulai dengan yang menjadikan prioritas utama masalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dipecahkan. Catat semua masalah terkait lainnya yang sudah diidentifikasikan dalam matrik RAGPIE dan format SWOT. Teknik curah pendapat (brainstorming) dapat dipergunakan, atau disebutkan masalah yanc diidentifikasikan dengan pertanyaan berikut: Apa yang menjadi masalah utama Apa yang menjadi akibat masalah ini Apa yang menjadi masalah pokok dari masalah utam- Apa yang menjadi masalah spesifik dari masalat pokok Susun masalah yang telah diidentifikasi oleh tim ke dalam bentuk sebuah pohon masalah. Setiap format pohon masalah untuk satu jenis kegiatan. 29 BAB VI PEMBINAAN PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS Sesuai dengan pengertiannya, Puskesmas adalah unit pelaksana teknis_ dinas kesehatan kabupaten/ kota. Olehkarenanya penyelenggaraan Puskesmas, tidak lepas dari tanggungjawab Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota. Dengan terbitnya UU Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, provinsi mempunyai fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan pembangunan, termasuk di dalamnya pembangunan kesehatan. Demikian pula halnya, dalam penyelenggaraan Puskesmas, dinas kesehatan provinsi tetap mempunyai fungsi koordinasi. Sehingga berkaitan dengan pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas, baik dinas kesehatan kabupaten/kota maupun dinas kesehatan provinsi uga mempunyai peran dalam pelaksanaannya. A. Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Manfaat dari penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan kabupaten/kota adalah : 4. mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi Puskesmas di wilayah kerjanya 2. mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas. 3. mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Puskesmas. 4, dapat dipergunakan oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota sebagai dasar untuk melakukan pembinaan kepada Puskesmas. Sehingga pembinaan dan dukungan yang diberikan lebih optimal/ fokus, berdasarkan permasalahan dan kondisi Puskemas. Ikut melakukan penilaian hasil manajemen Puskesmas dengan cara melakukan peninjauan ke masing-masing Puskesmas Memberi bimbingan dan fasilitasi dalam pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas. Setelah menerima hasil penilaian kinerja Puskesmas, melakukan : 1. rekapitulasi data 2. rekapitulasi masalah dan melakukan analisa masalah serta menentukan cara penanggulangannya. A[pabila diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari dinas keehatan provinsi. 3. mengirimkan hasil rekapitulasi kepada Dinas kesehatan provisni 4. membuat mapping/ pemetaan kinerja Puskesmas. B. Dinas Kesehatan provinsi Manfaat penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan provinsi adalah mendapatkan gambaran prestasi Puskesmas, serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi dinas kesehatan kabupaten/ kota dalam pembinaan dan pengembangan Puskemas di wilayah kerjanya. Selanjutnya Provinsi dapat lebih optimal dan fokus dalam memberikan dukungan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota dalam upaya peningkatan kinerja Puskesmas. Melakukan supervisi dan bimbingan teknis kepada dinas kesehatan kabupaten/kota dan Puskesmas Setelah menerima laporan dari dinas kesehatan kabupaten/kota selanjutnya dilakukan : 1, membuat rekap dari seluruh kabupaten/kota 2. membuat rekap permasalahan dan melakukan analisa masalah 3. menyusun rencana penanggulangan dan pemecahan masalah, apabila diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari Pusat 4. membuat peta kinerja kabupaten BAB VII PENUTUP Pedoman manajemen Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan penyelenggaraan Puskesmas. Manajemen Puskesmas meliputi perencanaan, lokakarya mini dan penilaian kinerja. Dengan disusunnya pedoman penilaian kinerja Puskesmas ini dapat dijadikan bagi daerah dalam menerapkan dan mengembangkan instrumen/ manajemen tools bagi Puskesmas khususnya dalam penilaian kinerja Puskesmas. Buku pedoman ini bersifat dinamis, sehingga daerah dapat melakukan pengembangan dan penyesuaian berdasarkan kondisi dan kemampuan masing-masing daerah. Lampiran - Lampiran x - e euere| ueueyeU ueeioOued edu UEEUIGUIaY — : eueieg uoueyew veqopbind edu seIUES SAUTE x « x | NYWANTH Wa NNW ISVLINYS Nv 3NBTOAR “a x - so ouory eu Yoo we —Z x ues uci es mast x x x | ary ueyeyohuog) -y ‘NVONNDNT NVAVASSSN) OT occ cezden veuninhuod] a € x . Is uring npuek sod 2 x As (evea)efpen mpueksag x * . | aeyesesseu soquinsiog ueyeussay ekedn ekuymusaso; 6uo1opueH| > ed ismpysye isv redepuw Kea) @ ° x boy ecw pransut—§ x LL Sms“ x soves| eyesay eumies SUE € x eos (vores) vewipuea ersutZ : ‘eu eb6ueL yew) 1 x x x | eped wes uep uisiog dnp myenog ueunindungl Nvivaasan onoua| T ‘SICVM NVLVH3S3X VAVdN| TAY TS) wy ay NWVIVIDI SINSE [on JaavIdVA |TagVIVA NS |NVIVdVIN3d) NVUVSVS | NVALVS NYaNYD AaSUVL juenduey SVINSINSNd VOHININ NVIVIINGd NVLVIOU NVANNVO | NVM x wyesiog nai] —_vebudwepuod yrsewuoy veryascy ebeuay Yow UEUIeSiod UeveAEY x suey na i-branedoia—z : vey nq] dey6uoy uebun(umy ymun puepuers ens mung eq ueyosoy weUeAEEY —T x x x 4 qr ueyeyesoy| vy IVNVONSYaS VOUVNTSY INSVAYAL IVNY NVG NGI NVIVH3SSy| HT yuu yehuad so3¥an x yoyesoa| ucsevesnquod ison edepvou Buck SURED —HO}/e=q — € Uuewnynuad pafekted Jona UeynpLL x yodwopy ehedn were resuvod ef4o0/yeduo z x sso Lewnypued p on}an ueyNpud resuEIed Zed UeSENEEE —T x x x 4 sonfen ueyepua6uag) H £ x cues epsnsad ueejojabved jedi; weewguiag —Z x cucu epsnsed ueeoeived euees seques I9ppds| 1 x x . | episnsog ueejojoGued yeduo1 wevewebuoa) € x . ese 2erehs jynuouow unun edwin EWES —_Z x uate unui yedueriedwin sees ied T x x . i lunwin yedwoj-yeduso4 sseyues ueseme6ued| 3 jz x . cues ueyeurud eped uebumbuy ueweyahved ueesqouod 1 x x . f e6unjoy weqwef uep uewpynutiog uebunyBun uereysAuod] a fc x . cunns| equi uep yedues ueévenquiod eueses seyues isyadsur x x . x equir wep yeduies uebuenqurod edurey ueyeyotued] > WE Cas) G oe : NVLVIDa SINAE ‘ON Jaavniva _[1agvRIVA sNS|NVIVAVONAd) NVUvSvs | NVnLVS Nvanv> A39UVL SVWS3ISNd VCUINDA NVIVIINSd NVLVID3y NvdMDivo : NVUIdWVT [WVINNSH LDIVANG4 NVSVINVUGWd NVG NVHVOIONId AVN] A : eur rou sue6 yenen ened —¢ x >eur| efwueped zeiog yeu eee x yeue| ynuad we vevequied —€ x wey na fs0q ge vewoquied§— Z x eve| fey rsd uevoqwed TWAVEVASYH 1215 NYNIVERISA WAVan| AT x 601 e062 me}e6UOU Lah EE x Sues Ssentdvoy veBuop L3NWW ICE € x ‘ue Sesoysnd 1 LINW IMFE NCOSIY—Z x sn (no) sewsexsng ip sme wLsoWdosy 1 x x x , eueauoieg eBienjoy weuedetod| 3 x eur sfowoy uereyasay ueueAered uedmien —Z 1934 2880p /San run6 /ynejor eoeveEL Nere x eu yeu yo ese YeIOES NEUE UETEYASDH UevEkE™S —T x x x x ‘efewroy uep yejores eisn yeuy uereyasen ekedn| x yey] yaoyes ely yeuy Suequey ynquiM UP SeINUAS UEP IH! UEUeKERE —_Z x eueaowerod ye1U0%) ene Buea’ay ynquuma jp SeINUIRS UEP IIa! ueUeAeIs —T x x x | ‘weloyes e1a euy uep entes wereyosoy ehedn| > : x shed tueGueyp wag uedmeD —Z x ve 1669 oysa1 smeuoou ueynins neve uep ueveBuELag —T x x x x keg uereuosoy| x wey na] ‘seydwoyi6Gun oy HEY nq! EYP Ne}e UEP UeUEKe;ad ——§ x = vee nat] CEN) epuens ensas ( smevoou nal ) deyGue7 Sey UeUeheed | jo “RUE NSS. UELEYRSDY eBEUMY YRFOLUNYNP UEUIREER (A) Cas) (a) (1) NVLVIOaW SINAC ‘ON Jaaviiva _[1aavnivA ans |NvIvdvONad| NVUvSvs | NYnLVS Nvanv>, La9UVL, SVWSINSNd VOUINDA NVIVIINAd NVLVIS3Y NVAMIVD | NVI £ x ai (34) oouRpIes veNpreKvad UEeRE) x a seen my x x x >| (.(aaa) anbuea yesepieg weunal 9 x sil ynitp/webueap ekeven enue uebusp / e109 quOLOUM sso EWN —¢ x . sue Tuebucap Ye eUOURUG UEP eUOURNG SrseH YeWINE — Z "ape wep f sues seulsoyené yao yng EWU Uap OU sree ering — x x * 3 ‘vesa| 4 x : ~ tue svaren Ben WLP UsbUCIP 290 SEE) : So = Sue19] —seipups 0 vesvap per up SUSIE yo UREN OC SSE Z x Sue] TDpey Wop souaySna pomp sneey venunuad —T x x * * aieia) a x seue uep 2 5074 05 yeUe eped Lu esun| 9 Ff eur (0S 1 soy yee oped jg estunu| x eq veg eped Yedwe> seston x tk vi 2> ran west g x seq eces -¢ 140.90 ox x seq veg eped + 14a seSUNUT * qo "1 (eesestnu ueueteeal a : : = 100 ny ep uERRODLed ; 10 any eyopund exouing uertanieg x x : 5 sm] > x so} 5 24 wrap Bue seusoyeng * x ue “epi esse (2 : buen) z « %| («SiuIpy eueJew eyapuad eped (qs) ye1eEQ T * * x " (eeueren| | x buei0| nisod uatuoy sne6au vie (S100) nied a1 ewiepuad ueVegobued —Z x 00) jd ¥18 (6100) Mey 8 MEPL UEIEBINS x x x Hl ava a} oy) ts tas) @) —} a) wvavisaysInae StS*~*~S«SN TAVIAVA _|138VIYVA SNS|NVIVdVINAd| NVUVSVS | NVALYS NvdNiVvD ABDUVL SVWS3NSNd VOUANDI NVIVIINAd NVLVIDIy NVdNVD ? NVYIdWVT ‘ x uauusads| ey ngy eped uaioug aun UeeSyNOUeY — 9 x uounsods| 81 winds ueesyuoueg — ¢ x uousods| uejusey4 1502 veesyOUDY x vousods| euejeu Yerep UeesfuouIod —£ x uowisods| ‘aga exbuesin ysoquion yerep UeesyuoUed —Z x uowsads| wey ng) eped uigoyGoupH ueesjoUey x x x | (uinporeioqer ueesyuoweg| x 64210} 1016 uejefsemes uebuntuny —z x bue19| nw wee q2mes veBuntuMy x x x »| ueveqobuod] -v — WWAvaOONGa vAWAN| TA x ue. sng 4 yo} UeIeqoBued asewasOL —g x ue.| SsseMOZaSNS JYe}9s UEIEqOBUEd aSeWDCOI| —_Z x o z fuer] ueOueup Bue siseueya sNsey 1 x x x x) (astsenuozoysiyps uep siseueny ue6uejnbGueuad uep ueyesaoued| » 4 Jseyputiog Buck yah UENO snsoy depousar suCUSHEA Z| x * aH UVB snsey depeyin eM] PNT x x x (,s91qey ueBueln66ueuod uep ueyeboouD4| © x auc] SIVIATH ueuebueuad yedepuow Suek wa — Z x Byer] ego SueA sid SNSEX x x x E SQTV/ATH wep Siid uebuemnBGueuod uep uEUeBOouOd) H (a) (as) (a) [¢9) | 7 NVLVISSy SINAC - ON Jaavniva [1asVRIVA sNS|NVIVAVONAd) NVEWSvs | NYNLS NvANvo 139UVL SVWSINSNd VCUININ NVIVIINAd NVLVI934 NVdNVD : NVUTdWVT ‘sewsoysnd 1 eqar09 Buerep Gueh (yp ezdeu yeyeseur ‘ynewosoyIsd UenBEUeS x Suelo} emf uen66ueb ‘ne\uad uenBGue6 ) emul snsey ueueGueUed UEP SIG — x ‘Bue.9| ‘Syesads / Sq 24 ueyn{ns injeui ‘emul ueeyasay snsey UeUeBUEL|g —£ seyeveAseW Uep Jopey ueynin uep ‘yp ‘ezdeN Yereseu x Suri] ‘emf uenb6ueb ‘nyeys0d uen6Gue6 snsey ueuebueUed uep uenWoUag — Z enuf uen6bueb snsey UeynirU ep WIP UeRWUad x yedwor ‘efeln wejep snsnip yeyerekSeUs YoduIO|ay UEeApraquIaY —T x x x yf mic ueeysson| A x x ‘ue10| tsesado jsexdwoy ueipetey — € x ‘ue.0| sewisaysnd Ip syessads yajo ynerado / ueyepun ueuekoiay —Z ‘uereBuapuad 's6uny ueesyUoUod yyejaus ‘ue9| sewisaysng Ip syessads ueyniru uep snsey uenwoudg —T x x x » ueseBuepuag uenB6uen ueyeBoduid / eBuljas ueyeyssay eAedn| AI x 6u210| Seuisaysnd 1p yereyey |serodo ueueADIa4 — x bue10| Lunyea gp < etsn eped yereyey eng snsey uenuiouad — € x sue] SBUISDYsNd IP BeW yyeAUAd snsey UeNWioUdd — Z fpyeuau / ssi x Sueio] ——_:ueesyuowed injejau ‘Sewsaysng uep YeyeseASEL Ip snsey UENWOUEd x x x , Teewoy weyeGaoved feiew weveyosoy ehedy| TH € Jepueys 1ensas eurgp Guek aniuey 3 6u210| 28s7 Yoduoray eyobGue eped ueyeYDsay uN WeWad —_Z x ‘jodwoiay| sepuers lenses yniuey esp Yodwiojax weeUIqWiad —T x x x x anfuey esq ueveyasen| eAedn) 11 * x 6ue1o| £ x suey snp yedway SeUsaysn4 1p ce e | r x x x E dour yemey ue6usp sewisaysnd| 1 NVONVSINADNAd NVLVH3SIM VAVdN| CA) Casy (Hy) Cy NVLVID3N SINAC ‘ON JaSVIYVA_[12GVTUVA GNS|NVIVdVONad) NVUVSYS | NVNLVS Nvdnvo 439DUVL SVWS3ISNd VCMAND! NVIVIINAd NVLVID3% NvdMivo : NVUIdWVT 40 x | WANSWIS NIMUBLI NN Sod | | 5 earners ae : on ceceomy eg] : | sr eet ee x | ‘ue10| eqO veWeUe) UeYeUNBGuaW Sued jeuoIsipes| yeqo6uad ueeuiquag =z | | x } oo « . x uopsipesy ueyeyasoy eUa| XT } | on tasataas cerimen nme ereens | x 1 yodwojay! yeyeredsew yodwoje ened uEJemevaday ueynse UeeIBEy — T | | , : : eee cae eee : feecter eee eee : mov omteeron 5 : mus powceemtitnind : a va ep us tun) 5 : oe Soe a eer e : ‘sa Seale eaten ay x * x e6ey Yeio uejeYas TA Ca) (as) (H) (1) NVLVIDa» SINAC ON savin faavnva ans wvivavousa Nvuvavs. | wns vara Tau SVWSASNd VCUIND NVIVIINAd NVLVI93¥ NVdNVD : NVUIdWVT unyey ( ) ex zi-6 | unyeyieye-9 | unyeyjjey g > | ueing denas yeXueqiar wyekuad Q1 elep yenquew| “Z| unyer myyem yeday ejoyjuayednqey ( )| mex zi-or | unyer sey 6-9 24 9 > 2} ueueing uesode| ueywiBuaW Uep yenque;] “gl opjas ( )} unyeyyex » | unyey unyeyitey Z> | sequl)) ueueingin eAveyexo7 1uIW Ueyeuesyelay| | unyer ( 4 ZL-6 unyer /I1e4 S > ueueing ekreyexo7 1uIW uexeuesyeIEW| —“y ekuenwes | Jesaq ueiBeqas | 984 uelBeqas ( ) ] touuey ‘ea, rounay ‘ed 1oue} ‘eA dexBua| uep ouay exeo9s gy uNsnKuey| “¢ uesnunied | uesnuned | uesnwnied esijeue epe | esieueepe | esieue epe sejoud ueyesepieg Yejeseus ( ) |ekuynunjas ‘e,| ueieqas ‘e, | edeseqaq ‘ea | uesnwnied uep esijeue injejaw yy unsnduay| —-Z %001 %08-%0S %0S > nye| unyey yoxod ( ) | ekuenweg ueiBeqas ueiBeqes ueyelBey uednyeojueledeoued eyep jenqway| “| SVWS3NSNd TWNOISWHSdO NAWSPYNVW| | OL = IVIIN L=1V1IN = 1VIIN HIsvH IWIN] evs | ZvivHs Lvs. TSEVINVA SIN3P ON SVINSSXSNd NAWAPVNVI NVLVIDSY NVUIdVT Buens %001-18 Guens %08-19 Buen: %09 > ueing dees | — ueing e6y nyuay xepn, ejeyieq eseoes ueBuenay| ) "eA dens ‘2, "eA ueesyjetwed ueynyejew seusaysng efeday ueing denas ueing eb njua} yeph sey nyng wejep| ) "eA devas ‘eA "BA senjayynsew Buen ueueing ue}eieo enquey NVONVNS» NAWSryNVW yeqo wey! | yeqo way seseq| jyeqo ws}! )| yninjas‘e, | uelBeqas‘e, | edesegag ‘er 0434 UEP O4I4 uexdesoueyy yeqo wey | jeqo wey seseq | yeqo way! uyni e1e0a8 yego Buepn6 1p )| ynunjas'e, | ueiBeqes ‘ea | edeseqaq ‘e, | ueyeqnedo siual denes ymun yo\s nuey enquieyy seseq qun ueuekejad yun deyjas ) | eXuynunjas ‘eA | ueiBeqas ‘e, | edeseqag ‘eA Ip ego uesenjeBuad uep ueewlauad yeyeousy *)} ueing dey unyeyiex 9-p | unyeyiey ¢ > yee suejuenul seyep Buyjep dn ueyeuesyejoyy ue6uens Gulsew-6uisew Ip ueyyedweuew uep sueuenul ney yenquey, AV8O NVG LV 1v NAWSrVvNVA (c'g >) Byes-eyeI EWU = + Bueiny (b'g - 9'¢) eyes-eye1 1eI1U = Buepeg (gg<)ejereeneyu= —y1eg ipefuew uexyodwojayip eyes-e)24 SEH uewafeuew jeqevien |!sey 1ellu UeyeWhfued Yep eyes-e7e1 Ye|epe sIYYe |ISeY ueieyuad ejeys eped lenses Buek ej1u ueBuAp UatualueW IsIpUoy UBUEP Ienses |ISeY [elu WO|oy eped IsIBUSYy ueBumlwed exeg seBnjed sefinjad sesaq ( ) | ninjas ‘epy | ueiBeqas ‘epy se6njed | se6med seseq ununjas ‘epy | uelbeqas ‘epy sebmad | sebmad seseq uninjas ‘epy | uelBegas ‘epy vemeBad | 1emeBiad sesaq enuiss ‘epy | ueiBeqos ‘epy se6njed edesageg 'epy se6njed edeiagag ‘epy seBmad edesaqeq ‘epy vemeBad edeseqeq ‘epy nyyem yeday eg uelejuad yenquieyy qeme(6un66ue}| uep Gueuamem ‘se6ny ueBuap lenses seBnyed denas i6eq ueueing eliey eueouei jenqweyy seBnjad devas qemef Sun66ue} uep se6n) ueresn yenquiey seBmad ueremeBiedey ueyeyeojeyep yenquew NVVOWN3ILSy NAWSPVNVW LAMPIRAN PENILAIAN MUTU PELAYANAN NO JENIS KEGIATAN SKALA 3] SKALA2| SKALA 1 | Nilai Akhir Nilai 10 | _Nilai7_|_Nilai 4 1. |Drop out pelayanan ANC (K1-K4) < 10% © |14-20% — |>20% ( ) 12. |Persalinan olen Tenaga Kesehatan [> 80% —|70-79% |< 70% | ) 3. |Penanganan Komplikasi Obstetri/ 5% — |4-4,9% | <4% ) rsiko tinggi 14. [Error rate pemeriksaan BTA < 5% je-10% — |>t0% = | ) 5. Error rate pemeriksaan dara malaria |< 5% lo-10% [> 10% — |¢ ) 16. |Kepatuhan terhadap standar ANC 50% — |51-80% —Jar-100% — |¢ ) 7. |Kepatuhan terhadap standarpeme- |<50% [51-80% |81-100% |( ) iksaan TB Paru 8. |Tingkat kepuasan pasien terhadap |<50% [51-80% |81-100% | , pelayanan Puskesmas 9 Cara penilaian Nilai mutu kegiatan dihitung sesuai dengan hasil pencapaian/cakupan kegiatan di Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom skala yang sesuai Nilai pada tiap skala dan standar nilai tiap skala ditetapkan oleh masing-masing i 2, 3 daerah sesuai dengan kesepakatan. Hasil nilai pada skala dimasukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel Hasil rata-rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu Nilai mutu pelayanan dikelompokkan menjadi Baik ilairata-rata > 8,5 Sedang = nilai rata-rata 5,5 - 8.4 Kurang = nilai rata-rata < 5.5 NVONVEWIONAd NVLVH3SIM VAVdn| NVLVSOONAd VAvdn| YWINNAW LDIVANAd NVSVLNVUaSWad NV NVHV53ON3d VAvdn| AVAVUVASVWN IZID NvwIVauad VAvdn| VNVONIUId VOUVNTIN ANSVNYAL AVNY NVG Nal NVLVH3Say VAvdN| NVONNMONT) NV.LVHASay VAVdN NVLVH3SaM ISOWOUd VAVdN TIA 1A) (%) Nvdnvo TISvH NviLvI93 NINOdWO ON 7 -veuidwiey unyey eq0y{/uayednqey seuisaysnd SVWS3SNd VCUINIX NVLVI939 NINOdWOX NVdNAVD NVONNLIHYAd ISVINLIdvNae 46 Lampiran - 3 GRAFIK LABA-LABA PENYAJIAN HASIL KINERJA PUSKESMAS VI ML vil VI Vv GRAFIK LABA-LABA PENYAJIAN HASIL KINERJA PUSKESMAS, PROMKES Il KESLING \ 0 vl m1 KIA PENGOBATAN \ \ Vv Pam WV Giz 48 isenjeng ueeuRsye|ag ueeursuaieg YISI-4 UON wISI-4 ueBuny6ur ueyeyasey euereg yeqo rely efeig e6eus || ekep sequing NVWVONY| ONVN13d) NVHVW313» NVLVNS»| NVIWIINSd 138 VIeVA| ON} y- venduey NVLVISSy NVLVIDSy IHNYVONSdWAW ONVA HOLY ISVMISILNAC! LOMS LVWHOS ISvMIVAS NVVNVSMV1ad NVVNVON3YAd NWIVdWONSd NVLVIOSay VAVG YSeWns g uewidwe ‘NVLVIOay (NVLVIDAM ISVNTWAZ YNLNN) AldSVY SHINLVAW 50

You might also like