You are on page 1of 8

CHAPTER 3: THINKING LIKE A RESEARCHER

3.1 Bahasa Penelitian

Pada saat melakukan penelitian, peneliti harus mencari tau terlebih dahulu sebelumnya apa
yang harus dipahami, dijelaskan, dan memprediksi fenomena. Akan timbul beberapa pertanyaan
saat peneliti melakukan penelitan tersebut yang memerlukan konsep, gagasan, serta definisi.

3.1.1 Konsep

Untuk memahami dan mengomunikasikan informasi mengenai objek dan peristiwa, harus
ada landasan umum untuk melakukannya. Suatu konsep (concept) merupakan sekumpulan arti
atau karakteristik yang berhubungan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan perilaku
tertentu yang diterima umum. Klasifikasi dan kategori objek atau peristiwa yang memilki
karakteristik umum di luar observasi membentuk konsep.

1. Sumber Konsep

Konsep yang sering umum digunakan telah dikembangkan dari waktu ke waktu
dengan pengunaan bahasa bersama. Peneliti mendapatkan semuanya melalui pengalaman
pribadi. Konsep yang biasa membentuk sebagian besar komunikasi termasuk dalam sebuah
penelitian, tetapi peneliti sering menemukan kesulitan dalam menghadapi konsep yang
tidak biasa dan ide lanjutan yang baru. Salah satu cara untuk mengendalikan masalah ini
adalah dengan meminjam dari bahasa yang lain. Konsep gravitasi yang diambil dan ilmu
fisika dan digunakan dalam bidang pemasaran berusaha untuk menjelaskan mengapa orang
berbelanja di tempat mereka biasa berbelanja. Konsep jarak digunakan dalam pengukuran
sikap untuk menggambarkan tingkat variabilitas antara sikap dari dua orang atau lebih.

2. Pentingnya Penelitian

Dalam penelitian, masalah khusus berkembang dari kebutuhan ketepatan dan daya
temu konsep. Peneliti membuat hipotesis menggunakan konsep dan menemukan konsep
pengukuran yang digunakan untuk menguji pernyataan hipotesis. Peneliti mengumpulkan
data dengan menggunakan konsep pengukuran. Keberhasilan dari penelitian bergantung
pada bagaimana peneliti mengonsepkan dengan jelas dan bagaimana orang lain memahami
dengan baik konsep yang peneliti gunakan.
Tantangannya adalah mengembangkan konsep yang dapat dimengerti orang lain
dengan jelas. Sebagai contoh, ketika bertanya kepada partsipan untuk memberikan estimasi
total pendapatan keluarga mereka. Hal ini terlihat sangat sederhana, konsep yang tidak
ambigu, namun peneliti akan menerima berbagai macam jawaban dan mungkin
membingungkan, kecuali jika peneliti membatasi atau mempersempit konsep dengan
melakukan spesifikasi, seperti:

1) Periode waktu, seperti mingguan, bulanan, atau tahunan.


2) Pendapatan sebelum atau sesudah pajak.
3) Pendapatan kepala keluarga saja atau pendapatan semua anggota keluarga.
4) Pendapatan merupakan gaji dan upahnya saja atau termasuk juga dividen.
5) Pendapatan yang lain, seperti beban sewa, diskon pegawai, atau kupon makanan.

3.1.2 Gagasan

Sebuah gagasan (construct) merupakan gambaran atau ide abstrak yang secara spesifik
ditemukan untuk penelitian tertentu. Peneliti membuat gagasan dengan mengombinasikan
konsep yang lebih sederhana, yang lebih konkret, khususnya saat ide atau gambaran yang akan
peneliti sampaikan bukan merupakan subjek untuk observasi langsung. Konsep dan gagasan
sering kali membingungkan. Gagasan tersebut bisa jadi merupakan susunan dari sejumlah
konsep yang sebagian besar akan menjadi cukup abstrak. Peneliti terkadang mengacu pada
entitas seperti itu sebagai susunan hipotesis (hypothetical construct) karena konsep – konsep
tersebut disimpulkan hanya dari data; kemudian diyakini keberadaannya, namun harus
menunggu pengujian selanjutnya untuk melihat bagian – bagiannya.

3.1.3 Definisi

Kebingungan mengenai arti konsep dapat merusak nilai sebuah penelitian tanpa disadari
oleh peneliti atau klien sekalipun. Jika kata – kata mengandung arti yang berbeda bagi pihak –
pihak yang terlibat dalam penelitian, para pihak tersebut tidak akan dapat berkomunikasi dengan
baik. Definisi merupakan salah satu cara untuk mengurangi bahaya tersebut. Peneliti bertahan
dengan dua tipe definisi yaitu definisi kamus dan definisi operasional. Definisi yang lebih umum
digunakan adalah definisi kamus, dimana sebuah konsep didefinisikan dengan sebuah sinonim.
Sebagai contoh, seorang konsumen didefinisikan sebagai pelanggan, selanjutnya pelanggan
didefinisikan sebagai seorang klien dari perusahaan, seorang klien didefinisikan sebagai
seseorang yang menggunakan jasa dari seorang professional dan secara bebas diartikan sebagai
pelanggan dari sebuah usaha.

1. Definisi Operasional

Definisi Operasional (Operational Definition) merupakan definisi yang dinyatakan


dalam bentuk kriteria yang spesifik untuk pengujian maupun pengukuran. Bentuk ini harus
mengacu kepada standar empiris (seperti peneliti harus mampu menghitung, mengukur
atau dalam beberapa cara mampu mengumpulkan informasi melalui panca indera peneliti).
Apakah sasaran yang ditentukan merupakan ilmu fisika (misalnya, semangkuk sup) atau
sangat abstrak (misalnya, motivasi pencapaian), definisi harus menentukan karakteristik
dan bagaimana karakteristik tersebut akan diteliti. Spesifikasi dan prosedur harus jelas
sehingga jika ada orang yang berkompeten menggunakannya, ia akan mengklasifikasikan
objek dengan cara yang sama.

3.1.4 Variabel

Dalam praktik, istilah variabel digunakan sebagai sinonim dari gagasan atau properti yang
sedang diteliti. Dalam konteks ini, sebuah variabel merupakan simbol dari kejadian, tindakan,
karakteristik, perlakuan atau atribut yang dapat diukur dan yang dapat peneliti berikan penilaian.
Untuk tujuan pemasukan data dan analisis data, peneliti memberikan nilai numerik untuk sebuah
variabel berdasarkan properti variabel tersebut.

1. Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Peneliti lebih banyak tertarik pada hubungan antar variabel. Tidak ada yang rumit
dalam variabel bebas dan terikat. Namun, ada sesuatu yang rumit mengenai fakta bahwa
hubungan antara variabel terikat dan bebas hanyalah imajinasi peneliti sampai hal tersebut
dapat ditunjukkan secara meyakinkan. Penelitian membuat hipotesis hubungan antara
variabel bebas dan terikat. Para peneliti menemukannya dan mencoba dengan pengujian
sebenarnya untuk melihat jika hubungan tersebut benar – benar ada.

Banyak buku menggunakan istilah variabel peramal (predictor variable) sebagai


sinonim untuk variabel bebas (independent variable - IV). Variabel ini dimanipulasi oleh
peneliti dan kasus manipulasi tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat. Peneliti
mengaku bahwa ada beberapa varibel bebas yang sering dan mungkin “berhubungan”
sehingga kemudian menjadi tidak bebas di antara variabel – variabel itu sendiri. Dengan
cara yang sama, istilah variabel kriteria (criterion variable) sebagai sinonim dari variabel
terikat (dependent variable - DV). Variabel ini diukur, diprediksi, atau sebaliknya
dimonitor dan diharapkan akan terpengaruh oleh manipulasi variabel bebas. Berikut ini
adalah
tampilan 3-1 berisi daftar beberapa istilah yang menjadi sinomin untuk variabel bebas dan
variabel terikat.

Tampilan 3-1 Sinonim Variabel Bebas dan Variabel Terikat

Variabel bebas Variabel terikat


Prediktor Kriteria
Diduga sebagai penyebab Diduga sebagai akibat
Stimulus Respons
Diprediksi dari… Diprediksi oleh..
Anteseden Konsekuensi
Dimanipulasi Hasil yang diukur

Dalam setiap hubungan, minimal terdapat satu variabel bebas (IV) dan satu variabel
terikat (DV). Hal ini biasanya dihipotesiskan bahwa, dengan beberapa cara variabel bebas
“menyebabkan” variabel terikat muncul. Hal tersebut harus dicatat meskipun mudah untuk
menentukan apakah variabel bebas (IV) memengaruhi variabel terikat (DV), namun akan
menjadi lebih sulit untuk menujukkan bahwa hubungan antara variabel bebas (IV) dan
variabel terikat (DV) merupakan hubungan sebab akibat.

2. Variabel Moderator atau Variabel Interaksi

Dalam situasi penelitian sebenarnya, bagaimanapun juga one-to-one relationship


yang sederhana perlu dikondisikan atau direvisi untuk menentukan variabel lain yang
diperhitungkan. Seringkali peneliti dapat menggunakan tipe variabel penjelas lain, dimana
yang dimaksud dalam hal ini adalah variabel moderator (moderating variable - MV).
Sebuah variabel moderator atau interaksi merupakan variabel bebas kedua yang dilibatkan
karena diyakini memiliki kontribusi yang signifikan atau memiliki kesatuan pengaruh
dalam hubungan IV-DV yang asli.
Tanda panah menunjukkan dari variabel moderator kearah anak panah antara variabel
bebas (IV) dan variabel terikat (DV) dalam tampilan 3-2 menunjukkan perbedaan antara
variabel bebas (IV) yang langsung memengaruhi variabel terikat (DV) dan sebuah variabel
moderator (MV) yang memengaruhi hubungan variabel bebas (IV) dan variabel terikat
(DV) misalnya seorang membuat hipotesis dalam situasi kantor: Pengenalan empat hari
kerja dalam satu minggu (IV) akan menyebabkan produktivitas yang lebih tinggi (DV)
khususnya di antara para pekerja yang lebih muda (MV) . Dalam kasus ini terdapat pola
hubungan yang berbeda antara empat hari kerja dalam satu minggu dengan produktivitas
yang dihasilkan dari perbedaan usia di antara para pekerja. Oleh karena itu, setelah
pengenalan empat hari kerja dalam satu minggu, produktivitas yang dihasilkan oleh para
pekerja muda lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja yang lebih tua.

Tampilan 3-2 Hubungan Variabel Moderasi

3. Variabel Luaran

Adanya jumlah variabel luaran (extraneous variable – FV) yang tidak terbatas yang
secara logika dapat memengaruhi hubungan tertentu. Beberapa dapat diperlakukan sebagai
varabel bebas (IV) atau variabel moderator (MV), namun kebanyakan variabel luaran dapat
diasumsikan atau dikeluarkan dari penelitian. Untungnya, jumlah variabel luaran yang
tidak terbatas memiliki pengaruh sedikit atau tidak sama sekali pada situasi tertentu.
Kebanyakan variabel luaran dapat diabaikan dengan aman karena pengaruh variabel
tersebut hanya terjadi dalam keadaan acak sehingga memiliki pengaruh kecil. Variabel
luaran lain dapat memengaruhi variabel terikat (DV), tetapi pengaruh variabel tersebut
bukanlah masalah utama yang peneliti selidiki.
Meskipun demikian, peneliti akan tetap memeriksa apakah hasil yang peneliti
dapatkan dipengaruhi oleh variabel luaran. Oleh karena itu, peneliti dapat memasukan
variabel luaran sebagai variabel kontrol (control variable – CV) dalam penelitian untuk
meyakinkan bahwa hasil yang peneliti miliki tidak bias dengan tidak mengikutsertakan
variabel luaran. Dengan mengambil contoh masalah dari pengaruh empat hari kerja dalam
satu minggu satu hal yang secara normal terpikirkan adalah apakah kondisi, pembebanan
pajak penjualan daerah, pemilihan walikota baru, dan ribuan kejadian dan kondisi serupa
lain dapat berpengaruh terhadap minggu kerja dan produktivitas perusahaan

Variabel luaran juga dapat menjadi variabel perancu (confounding variable - CFV)
pada hipotesis hubungan IV-DV, seperti halnya variabel moderator. Anda dapat
mempertimbangkan bahwa hasil kerja dapat memiliki pengaruh terhadap lamanya minggu
kerja pada produktivitas perusahaan. Hal ini dapat membuat anda memperkenalkan waktu
yang dibutuhkan dalam sebuah pertemuan untuk mengkoordinasikan pekerjaan sebagai
variabel perancu (CFV). Dalam contoh perusahaan tersebut, peneliti berusaha untuk
mengontrol jenis pekerjaan dengan meneliti pengaruh empat hari kerja dalam satu minggu
pada kelompok yang menghadiri pertemuan dengan intensitas yang berbeda.

Tampilan 3-3 Hubungan Variabel Luaran

Pada tampilan 3-3 yang ditunjukkan sebagai sebuah variabel luaran. Garis putus –
putus mengindikasikan bahwa peneliti memasukkan variabel tersebut ke dalam penelitian
peneliti karena variabel luaran dapat memengaruhi variabel terikat (DV), namun peneliti
mempertimbangkan variabel kontrol (CV) tidak relevan untuk menguji masalah dalam
penelitian. Sama halnya dengan peneliti memasukkan jenis kerja sebagai variabel perancu
(CFV).

4. Variabel Antara

Variabel yang disebutkan yang terkait dengan hubungan sebab akibat adalah konkret
dan dapat diukur secara jelas dimana variabel ini dapat dilihat, dihitung, atau diobservasi
dengan beberapa cara. Terkadang, seseorang mungkin tidak sepenuhnya puas dengan
penjelasan yang diberikan. Oleh karena itu ketika peneliti mengakui bahwa empat hari
kerja dalam satu minggu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi, peneliti dapat
berasumsi bahwa hal tersebut bukan penjelasan seutuhnya, bahwa lamanya kerja dalam
satu minggu memengaruhi beberapa variabel antara (intervening variable — IVV)
sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi. IVV merupakan sebuah
mekanisme konseptual, dimana variabel bebas (IV) dan variabel moderator (MV) dapat
memengaruhi variabel terikat (DV). IVV dapat didefinisikan sehagai faktor yang secara
teori dapat memengaruhi DV, namun tidak dapat diobservasi atau belum diukur. Pengaruh
dari variabel ini harus disimpulkan dari pengaruh variabel bebas dan variabel moderator
pada fenomena yang diobservasi. Berikut ini adalah model hubungan variabel antara.

Tampilan 3-4 Hubungan Variabel Antara

Dalam kasus hipotesis minggu kerja, seseorang mungkin memandang IVV adalah
kepuasan kerja, dengan memberikan hipotesis: Pengenalan empat hari kerja dalam satu
minggu (IV) akan menyebabkan produktivitas yang lebin tinggi (DV) dengan
meningkatnya kepuasan keria (IVV).
Dalam hal ini, peneliti asumsikan bahwa empat hari kerja dalam satu minggu
meningkatkan kepuasan kerja; sama halnya, peneliti dapat mengasumsikan bahwa
menghadiri pertemuan internal adalah sebuah indikator yang secara negatif berhubungan
dengan karakter rutin dan kerja. Tampilan 3-4 mengilustrasikan bagaimana gagasan teori
yang secara tidak langsung diobservasi sesuai dengan model peneliti.

You might also like