You are on page 1of 7
138 FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MEI2005 Pengembangan Piranti Medis Pengukur Hembusan Rongga Hidung Berbasis Komputer Pribadi Sunarno dan Nazaruddin Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik, UGM JI. Grafika No. 2 Yogyakarta $5281 Abstract In order to determine the problem of the human nose, the pressure of the each nose is considerably needed. Asymmetrical pressure of the right end left nose indicates abnormal function of the nose. The equipment to measure the air pressure of the nose is called Rhymometry. Rhynometry can represent the appliance to measure the air-duct gagging that happened at nasal cavity. Rhynometry based on the computer personal has the secretor air pressure monitoring system at left and right nose channel, and also has the data base inspection. In this research the common industrial strain-gage as the main transducer were used. This Transducer owns the maximum error between 0.20 Pa output voltages with the measured pressure. Considering that analogous to digital converter (ADC) hence ADC 0808 is based on data 8 bits, and also its reference voltage $ volt. The Software of rhynometry is made based on Delphi 6.0 programming, and also with the data access from apparel of port DB-25. The port of DB-25 of personal computers (PC) gives the status at analog to digital converter (ADC). Software of rhynometry appearance will give the information about right nostril and left nostril blowing difference which almost at the same time, In order to measure the pressure the strain-gages were used, ably read maximal until 100 kPa at SV of the output voltage. Assess the maximum deviation difference 0.71%, hence this scheme own the deviation which relative minimize. Keywords: rhynometry, strain-gage, ADC. pressure monitoring sistem pengolah sinyal, dan sistem penampil hasil pengukuran 1, Pendabuluan Pemeriksaan kesehatan semakin lama sema- kin komplek dan butuh ketepatan, ketelitian, dan kecepatan. Mengingat data hasil _pemeriksaan harus cepat saji dan aman, maka dibutuhkan suatu Rhinometri (rhynometry) adalah piranti untuk diagnosis hembusan saluran pernapasan dari hidung. Pemeriksaan saluran pernapasan dilakukan rancangan yang tepat dan mudah dioperasikan oleh dokter. Dengan demikian diperlukan suatu sistem instrumen diagnosis yang terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pada umumnya, alat diagnosis moderen melibatkan 4(empat) bagian penting, yakni: Sistem sensor/transduser, sistem pengkondisi_sinyal, dari hidung dikarenakan adanya rinitis alergi. Rinitis alergi adalah suatu reaksi_ inflamasi (peradangan) pada dinding saluran hidung. Dari pengamatan penulis, umumnya rhino- metri yang ada pada rumah sakit di Indonesia masih_ menggunakan peralatan sistem konven- sional. Adapun penggunaan rhinometri moderen masih relatif minim, hal ini dikarenakan produk ISSN : 0216 - 7565 ‘Terakreditasi DIKTI No : 49/DIKTI/KEP/2003 FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MEI 2005 impor sehingga biaya pengadaan alat masih relatif mahal Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Perancangan dan pembuatan perangkat keras dari alat rhinometri berbasis komputer personal, yaitu sensor tekanan, rangkaian penguat, konverter analog ke digital (ADC), 2. Penggunaan perangkat Iunak delphi 6.0 untuk aplikasi rhinometri. Penelitian ini bertujuan untuk merangkai sensor tekanan, rangkaian penguat, konverter analog ke digital (ADC) dan software aplikasi thinometri agar dapat digunakan sebagai alat rhinometri berbasis komputer personal. Dengan memanfaatkan komponen yang ada di pasaran lokal, diharapkan alat dari hasil penelitian ini mampu diproduksi di dalam negeri sehingga perawatan dan perbaikan alat menjadi lebih mudah dan ekonomis. Keberhasilan pene- litian ini nantinya dapat dipergunakan untuk mendukung teknologi sistem peralatan pemerik- saan medis bidang THT (Telinga Hidung Tenggorokan), sehingga dalam proses pemerik- saan saluran pemapasan dari hidung, data yang diperoleh lebih akurat. Hasil pemeriksaan juga dapat ditampilkan pada layar monitor, sehingga dapat dianalisis dengan cepat. Pada Gambar 1 tampak rancangan rhinometri konvensional, di mana alat tersebut berupa dua buah tabung berisi air yang dihubungkan seperti bentuk U. Di dalam tabung tersebut terdapat tabung hampa udara dan tabung penyeimbang. Kedua ujung tabung hampa udara diberi selang untuk dihubungkan dengan saluran hidung. Di antara kedua tabung terdapat skala sebagai indikasi pengukuran terhadap udara yang keluar lewat saluran hidung (Soepomo, 1985). Penggunaan strain-gage sebagai sensor tekanan telah digunakan dalam pembuatan piranti sphygmomanometer. Transduser yang digunakan jenis sirain-gage yang bekerja berdasarkan gaya yang timbul Karena perubahan tekanan untuk mengubah resistansi sensor. Jika sensor regangan diberi masukan yang berupa energi atau gejala fisis misalnya tekanan, suhu, gerakan dan cahaya, 139 maka akan terjadi_ perubahan dimensi_yaitu perubahan panjang dan luas sehingga mengakibat kan nilai resistansinya akan bertambah besar (Mukhlis, 2003). Tebung Hampa ‘Tabung Berisi Ar Tabung Penyeimbang” Higung Gambar 1, Rhinometri Konvensional 2. Fundamental Rhinometri adalah suatu alat diagnosis untuk mengukur tekanan udara pada rongga hidung kiri dan kanan, sehingga dapat diketahui apabila terjadi penyumbatan pada rongga hidung. Hidung dengan berbagai katup inspirasi dan ekspirasi, yaitu jaringan erektil konka dan septum berfungsi untuk mengatur volume dan tekanan tudara, serta menjalankan berbagai aktivitas penye- suaian udara, seperti proses filtrasi, pengaturan suhu, dan kelembaban udara. Perubahan tekanan udara di dalam rongga hidung selama siklus pernafasan dapat diukur dengan menggunakan rhinometri (Iswarini, 2004) Dalam menentukan evaluasi terhadap perban- dingan antara tahanan rongga hidung kiri dan kanan ada beberapa tahap, yaitu : 1. Penderita dalam posisi duduk dan ujung pipa dipasang pada kedua rongga hidung. 2. Penderita diminta untuk menarik nafas dengan menggunakan pernafasan perut. 3. Pada akhir pernafasan, pemeriksa menutup katup yang terdapat pada kedua ujung pipa secara bersamaan, ISSN 0216 - 7565 ‘Terakreditasi DIKTI No : 49/DIKTUKEP/2003 140 Perbandingan nilai pada skala yang ditunjuk oleh jarum bagian kiri dan kanan merupakan perbandingan tahanan rongga hidung kiri dan kanan yang berbanding —terbalik dengan volumenya, seperti tampak pada Persamaan | RI_ V2 payee 1 R2 VI wy Tekanan nafas yang sangat kecil untuk diukur sehingga membutuhkan sensor yang sangat peka terhadap tekanan kecil tersebut. Untuk itu dipilihlah sensor jenis strain-gage yang mempu- nyai kepekaan tekanan yang sangat baik. Strain-gage adalah sebuah tranduser yang mengubah suatu pergeseran_mekanis menjadi perubahan tahanan, Ada beberapa jenis sirain- gage, salah satunya adalah jenis sirain-gage tanpa ikatan (unbonded strain gage). Transduser strain- gage tipe tidak terikat ini dapat dibuat dalam berbagai_jenis konfigurasi_ bergantung pada pemakaian yang dikehendaki, Pemakaiannya yang uutama adalah sebagai transduser_pergeseran (displacement transducer) Transduser menjadi pengukur tekanan bila jangkar dihubungkan ke sebuah tiupan logam (metallic bellow) atau diafragma/membran. Bila yang digunakan adalah tiupan, gaya pada ujung tiupan ditransmissikan oleh pasak ke jangkar dan unit berfungsi sebagai dinamometer. Strain-gage metalik (logam) dibuat dari tahanan berdiameter kecil, terbuat dari lembaran-lembaran kawat tipis. Tahanan dari foil kawat atau logam berubah tethadap panjang jika bahan di mana gage disatukan mengalami tarikan atau tekanan. Perubahan tahanan yang sebanding dengan nilai tahanan di dalam strain-gage yang diberikan diukur dengan jembatan wheatstone (Cooper, 1994), Transduser yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis strain-gage yang bekerja berdasarkan gaya yang timbul karena perubahan tekanan untuk mengubah resistansi sensor. Pada Gambar 2. tampak konfigurasi strain-gage. FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MEI 2005 Newel axis Mounted on 2) cance )Betiows Gambar 2. Konfigurasi strain-gage Instrumentasi tekanan terdiri dari bermacam tipe, mulai dari yang sederhana misalkan bourden- bellow gages, sampai pada tranduser tekanan yang sempurna dan kompleks. (Muchlis, 2003) Tranduser tekanan bekerja_berdasarkan prinsip yang sama yaitu dengan deteksi gaya fisis yang timbul karena adanya tekanan, Tekanan tersebut akan menekan diagframa. Transduser yang digunakan pada penelit adalah jenis strain-gage yang, bekerja berdasarkan gaya yang timbul karena perubahan tekanan untuk mengubah resistansi sensor. Sensitivitas dari strain-gage didefinisikan sebagai rasio antara perubahan relatif| tahanan terhadap perubahan relatif panjang yang disebut sebagai faktor gage (K) AR/R AT (2) Sebuah konduktor yang mempunyai penampang sama mempunyai nilai resistansi (R). +P" Gambar 3. Diafragma Piring Gelombang ISSN : 0216 - 7565 ‘Terakreditasi DIKTI No : 49/DIKTI/KEP/2003 FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MEI 2005 —_l Aninkan cove Gambar 4. Skema Pengukur Tekanan Ubub Deties glategme pee gion Bahan ta coal ‘ none” mae “yy Gambar 5, Transduser Kapasitif 3. Metodologi Pada Gambar 6 tampak perancangan perangkat keras yang digambarkan secara diagram blok terdiri dari empat blok rangkaian yaitu sensor tekanan, penguat operasional, konverter, dan komputer. Setiap blok rangka‘an mempunyai fungsi masing-masing. Fungsi blok rangkaian tersebut dijelaskan sebagai berikut HL Pasien, adalah objek yang diperiksa kekuatan hembusan nafasnya. Sensor tekanan, —berfungsi_ untuk mengkonversi fenomena fisika berupa tekanan udara (Pa) menjadi tegangan listrik (mV). Sensor ini dilengkapi dengan probe, yaitu piranti yang berfungsi untuk saluran dan mengumpulkan tekanan napas dari organ hidung Penguat _ operasional erfungsi untuk memperkuat sinyal yang dihasilkan oleh sensor tekanan, Konverter ADC 0808, berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Komputer, berfungsi_ untuk menampilkan grafik hasil’ pengukuran. dengan’ bantuan pemrograman. Pembuatan perangkat funak berbasis pada pemrograman Delphi 6.0, dengan pengak- sesan data dari pararel port DB-25. Dari port DB-25 ini, personal computer (PC) juga memberi status pada pengubah analog ke digital (ADC) ADC 0808. Dengan penggunaan ADCO808 ini maka basis data yang bekerja adalah 8 bit. (Martina, 2000) =e RR Riera fe bei Nal Gambar 6. Blok diagram instrumen shinometri Gambar 7. Sensor Gambar 8, Tampilan Software ISSN: 0216 - 7565 Terakre DIKTUNo : 49/DIKTVKEP/2003 Gambar 10. Alat rhinometri Prinsip kerja alat Saat instrumen diaktifkan, pada awalnya instrumen akan melakukan kalibrasi terhadap input tegangan analog yang diterima oleh ADC. Jika tegangan input analog yang diterima sebesar 5 V maka instrumen akan bekerja. Pada mendapat tekanan udara yang berasal dari hembusan angin hidung seorang pasien, maka nilai tahanan dalam pada sensor strain-gage akan berubah. Perubahan nilai tahanan tersebut sesuai dengan perubahan tekanan udara yang mengenai input sensor sirain- gage. Jadi, setiap perubahan tekanan udara yang mengenai sensor strain-gage, maka akan diikuti juga oleh perubahan tegangan ouput dari sensor strain-gage tersebut. saat sensor strain-gage Tegangan output yang dihasilkan oleh sensor strain-gage masih sangat kecil (dalam mV), oleh karena itu diperlukan rangkaian penguat tegangan yang dibentuk dari sebuah Komponen op-amp, dalam perancangan ini menerapkan op-amp FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MEI 2005 sebagai penguat pembalik (inverting amplifier), Hasil penguatan tegangan dari rangkaian tersebut berupa tegangan output analog, schingga perlu diubah menjadi tegangan digital oleh konverter ADC agar mampu dikomunikasikan dengan perangkat komputer. Teknik antarmuka yang digunakan untuk mampu berkomunikasi dengan perangkat komputer yaitu teknik antarmuka yang memanfaatkan port paralel (LPT!) pada perangkat komputer. Hasil pengukuran tekanan hembusan angin hidung ditampilkan melalui layar monitor komputer dengan bantuan bahasa pemrograman berupa grafik. Ggmbar 11. Proses Pemeriksaan 4, Hasil dan Pembahasan Kalibrasi sensor Proses —kalibrasi_ —dilakukan dengan membandingkan sensor dengan Portable Pneumatic Pressure Calibrator Model PCL 730A SN 5709. Tegangan keluaran sensor dengan satuan milivolt (mV) dan pembacaaan jumlah tekanan dalam pascal (Pa) dibandingkan dengan pembacaan tekanan pada kalibrator dengan satuan pascal (Pa). Hasil_pengujian sensor menghasilkan data grafik linier yang menunjukkan selisih antara tekanan pada kalibrator dengan sensor cukup kecil yakni selisih rata-rata sebesar 0,11 Pa dengan selisih terbesar adalah 0,20 Pa dan selisih terkecil adalah 0,03 Pa. Dari hasil data pengujian, dapat digambarkan hubungan antara besar tegangan keluaran sensor (mV) dengan besar tekanan (Pa) seperti tampak pada Gambar 12. ISSN : 0216 - 7565 ‘Terakreditasi DIKTI No : 49/DIKTVKEP/2003 FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MET 2005 Tabel 1. Hasil Pengukuran Tekanan (Nazarudin, 2004 ) 308 382 3a [349 3st | 0. a ce Gambar 12. Grafik hubungan antara tegangan keluaran sensor dengan tekanan (Nazaruddin, 2004) Data hasil_pengujian sensor juga menghasitkan data grafik linier dengan pendekatan persamaan linier [Yniivot = 11,24 (x)pa + 1000] dan faktor korelasi R = 0,7915. Dari persamaan sensor ini didapatkan persamaan masukan ke komputer {sea = 0,089 (y)nitnon ~ 88,968) . Pengujian sistem keseluruhan Pengujian dilakukan dengan menguji hard- ware dan software sekaligus. Pengujian dilakukan dengan percobaan pada pasien THT. Pengujian Berhasil dengan baik. Analisis data diperlukan untuk mengetahui besamya rasio penyimpangan nilai rata-rata hasil Pengukuran terhadap nilai teori. Secara matematis, hasil analisis ditunjukkan dalam persentase yang dihitung dengan menggunakan persamaan 3. lai Teori NilaiHissilPengukuran- Pare NilaiTeori %Selisin= (3) 143, Pada Tabel | tampak hasil pengukuran tekanan dari uji coba yang telah dilakukan, Pada perancangan ini diperoleh nilai selisih_ penyim- pangan maksimum 0,71%, maka perancangan ini memiliki penyimpangan yang relatif keci Adanya rasio penyimpangan antara nilai rata- rata hasil pengukuran dengan nilai_teoritis disebabkan oleh beberapa faktor yaitw : 1. Tingkat presisi komponen, yaitu nilai toleransi komponen elektronik yang digunakan pada perancangan adalah rata-rata 5 %, 2. Kesalahan sistimatis, yaitu tingkat presisi alat ukur yang digunakan pada perancangan. 3. Kesalahan paralaks, yaitu ketelitian dalam melakukan pengukuran hasil _perancangan (human error). Untuk mengatasi faktor-faktor penyebab besarnya rasio penyimpangan pada hasil pengukuran yaitu smenggunakan komponen elektronik yang memiliki nilai toleransi 1%, menggunakan alat_ukur yang memiliki presisi tinggi, dan dilakukan pengamatan yang berulang, 5. Kesimpulan Rhinometri merupakan alat untuk mengukur penyumbatan saluran udara yang terjadi pada rongga hidung. Rhinometri berbasis komputer personal ini memiliki sistem pemantauan tekanan udara yang keluar pada saluran hidung kanan maupun kiri, serta memiliki data base pemerik- saan. Transduser yang digunakan pada rhinometti ini adalah jenis strain-gage yang bekerja berdasarkan gaya yang timbul karena perubahan tekanan untuk mengubah resistansi sensor. Hasil kalibrasi yang dilakukan dengan cara membandingkan alat hasil perancangan dengan alat Portable Pneumatic Pressure Calibrator Model PCL 730A S/N 5709 menghasilkan nilai selisih rata-rata sebesar 0,11 Pa dengan selisih terbesar adalah 0,20 Pa dan selisih terkecil adalah Dari hasil pengujian didapatkan _kaitan tekanan dengan tegangan keluar pada strain-gage ISSN : 0216 - 7568 ‘Terakreditasi DIKTI No : 49/DIKTUKEP/2003 44 memiliki hubungan yang linier dengan tegangan output maksimal SV. Mengingat bahwa pengubah analog ke digitalnya (ADC) memakai ADC 0808 yang berbasis data 8 bit, serta tegangan referensinys hanya SV, maka gain pada op-amp tidak terlalu signifikan, Keakuratan asi! perancangan lebih disebabkan faktor toleransi dari komponen terutama strain gage, hal ini berpengaruh terhadap suhu, sehingga perlu adanya pemilihan komponen yang lebih selektif agar didapat hasit yang lebih maksimal. Pembuatan perangkat lunak rhinometti ini berbasis pada pemrograman Delphi 6.0, serta dengan pengaksesan data dari pararel port DB-25. Dari port DB-25 ini, personal computer (PC) juga memberi status pada pengubah analog ke digital (ADC) ADC 0808. Dengan penggunaan ADCO808 ini maka basis data yang bekerja adalah 8 bit. Tampilan perangkat lunak thinometri_ ini memberi informasi tentang beda hembusan lubang hidung kanan dan hidung kiri dalam waktu yang hampir bersamaan. Satuan tekanan yang dipakai pada perangkat lunak rhinometri ini adalah Pascal (Pa), dengan kemampuan baca maksimal sampai 100 kPa. Nilai selisih penyimpangan maksimum 0.71%, maka perancangan ini memiliki penyim- pangan yang relatif kecil (Fasha, 2004) Saran Saran yang dapat diberikan untuk pengem- bangan alat selanjutnya adalah: 1, Perlunya pemilihan komponen strain gage yang baik dan desain sistem yang lebih baik serta lebih teliti agar unjuk kerja alat lebih maksimal . 2, Perlunya keterlibatan kalangan industri dalam negeri supaya alat dapat dibuat masal dan harganya lebih murah. FORUM TEKNIK VOL. 29, NO. 2, MEI 2005 Ucapan Terima Kasih Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Nazaruddin, S.T., Farid Fasha, S.T., Memory M. Waruwu, S.T., Martinus K. H., S.T., Rony Wijaya, S.T. dan rekan-rekan peneliti lainnya yang telah_~— membantu terlaksananya penelitian ini Daftar Notasi R= adalah tahanan gage nominal, AR = perubahan tahanan gage, 1 = panjang normal bahan, Al. = perubahan panjang bahan, Daftar Pustaka Iswarini, A.D., 2004, Validitas Nasal Obstruction Sypmton Evaluation Scale Untuk Diagnosis Sumbatan Hiidung, Bagian Penyakit THT Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Martina, I., 2000, Belajar Delphi 6.0, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Muchlis, A. 2003, Perancangan Spygmoma- nometer Berbasis Mikrokontroler AT89C51, Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, Nazaruddin, 2004, Perancangan Perangkat Keras Alat Rhinometri Berbasis Komputer Pribadi, Skripsi, Jurusan Teknik Fisika Fakulatas Teknik UGM, Yogyakarta, Fasha, F., 2004, Perancangan Perangkat Lunak Rhinometri Berbasis Komputer Pribadi. Skripsi, Jurusan Teknik Fisika Fakulatas Teknik UGM, Yogyakarta, Soepomo, 1985, Rhinomanometer Yogyakarta Gama 85", ISSN : 0216 - 7565 Terakreditasi DIKTI No : 49/DIKTUKEP2003

You might also like