Professional Documents
Culture Documents
PENYUSUN :
ERICS KHARISMA D.P
1610502002
1
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN............................................ 1
a. Latar belakang masalah ................................................................. 1
b. Tujuan penulisan ........................................................................... 2
c. Manfaat penulisan ......................................................................... 2
d. Rumusan masalah.......................................................................... 2
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Pernahkah kalian mendengar “bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”
Kalimat tersebut sempat populer di kalangan masyarakat Indonesia pada
tahun 90-an, namun dengungannya kini mulai jarang sekali terdengar.
Kalimat tersebut singkat, namun maknanya dapat tergambar dengan sangat
jelas. Persatuan adalah landasan semangat yang sejak dulu digunakan oleh
para pejuang untuk membangun bangsa. Budaya gotong royong
merupakan salah satu perwujudan nyata dari semangat persatuan
masyarakat Indonesia. Presiden Republik Indonesia yang pertama, yakni
Presiden Soekarno, bahkan sempat mengucapkan kata gotong royong
ketika pidatonya dalam sidang bpupki 1 Juni 1945 “Jikalau saya peras
yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya
satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan “gotong-royong”.
Alangkah hebatnya! Negara Gotong-Royong!”
Istilah gotong royong berasal dari bahasa Jawa. Gotong berarti pikul
atau angkat, sedangkan royong berarti bersama-sama. Sehingga jika
diartikan secara harafiah, gotong royong berarti mengangkat secara
bersama-sama atau mengerjakan sesuatu secara bersama-sama. Gotong
royong dapat dipahami pula sebagai bentuk partisipasi aktif setiap individu
untuk ikut terlibat dalam memberi nilai positif dari setiap obyek,
permasalahan, atau kebutuhan orang-orang di sekelilingnya. Partisipasi
aktif tersebut bisa berupa bantuan yang berwujud materi, keuangan, tenaga
fisik, mental spiritual, ketrampilan, sumbangan pikiran atau nasihat yang
konstruktif, sampai hanya berdoa kepada Tuhan.
1
menjadi semakin erat. Gotong royong bahkan dapat menghemat
pengeluaran kegiatan.
b. Tujuan Penulisan
- untuk menyelesaikan tugas mata kuliah kewarganegaraan
- untuk menyadarkan kembali para pembaca akan pentingnya
budaya gotong royong bagi kemajuan bangsa Indonesia
- untuk menemukan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
gotong royong
- menelusuri factor penyebab pudarnya budaya demokrasi dalam
masyarakat
c. Manfaat penulisan
- Terselesaikannya tugas mata kuliah kewarganegaraan
- Pembaca menjadi sadar akan pentingnya budaya gotong royong
- Mengetahui nilai-nilai luhur dari gotong royong
- Mengetahui factor penyebab pudarnya budaya demokrasi di
masyarakat
d. Rumusan Masalah
- Mulai menghilangnya budaya gotong royong yang menjadikan
masyarakat menjadi individualis
- Factor-faktor yang menyebabkan hilangnya budaya demokrasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian Gotong Royong Menurut Para Ahli
- Gotong royong merupakan sikap positive yang mendukung dalam
perkembangan desa dan juga perlu dipertahankan sebagai suatu
perwujudan kebiasaan melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama
(Kusnaedi, 2006 : 16)
- Etika social dan budaya yang bertolak dari rasa kemanusiaan yang
mendalam dengan menampilkan sikap jujur, saling peduli, saling
memahami, saling menghargai, saling menolong, saling mencintai diantara
sesama manusia dan warga Negara. Etika ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kembali kehidupan berbangsa yang berbudaya tinggi
dengan menggugah, menghargai dan mengembangkan budaya nasional
yang bersumber dari budaya daerah (termasuk didalamnya adalah budaya
gotong royong) agar mampu melaksanakan adaptasi, interaksi dengan
bangsa lain dengan tindakan prokaktif sejalan dengan tuntutan globalisasi
(Fernanda, 2003 : 16)
b. Bentuk Gotong-royong
Gotong royong sebagai solidaritas sosial mengandung dua pengertian,
yaitu gotong royong dalam bentuk tolong menolong dan gotong royong
dalam bentuk kerjabakti.Keduanya merupakan sama-sama bertujuan untuk
saling meringankan beban namun berbeda dalam hal kepentingan.Tolong
menolong dilakukan untuk kepentingan perseorangan pada saat kesusahan
atau memerlukan bantuan dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga
pihak yang bersangkutan mendapat keuntungan dengan adanya bantuan
tersebut.sedangkan kerja bakti dilakukan untuk kepentingan bersama
sehingga keuntungannya pun dirasakan bersama baik bagi warga yang
bersangkutan maupun orang lain walaupun tidak turut serta dalam
kerjabakti.
3
Koentjaraningrat (dalam Pasya, 2000), mengemukakan konsep atau
bentuk-bentuk kegiatan gotong royong di pedesaan antara lain :dalam hal
pertanian, tetulung layat (yaitu bentuk gotong royong spontan ketika ada
seorang penduduk desa meningal dunia), guyuban (yaitu bentuk gotong
royong yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan kecil disekitar rumah
atau pekarangan),nyurung (yaitu bentuk gotong royong ketika ada warga
desa yang memiliki hajat sunat, perkawinan, kelahiran dan lain – lain) dan
juga dalam mengerjakan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan
umum dalam masyarakat desa (Subagyo: 2012. Vol.1 No.1 : 65)
4
pesta, kegiatan perayaan, dan pada peristiwa bencana atau kematian.
Sedangkan kegiatan gotong royong kerja bakti biasanya dilakukan untuk
mengerjakan sesuatu hal yang sifatnya untuk kepentingan umum, yang
dibedakan antara gotong royong atas inisiatif warga dengan gotong royong
yang dipaksakan. Sistem tolong-menolong yang kita sebut juga gotong
royong memang tidak selamanya diberikan secara rela dan ikhlas.Akan
tetapi ada beberapa tigkat kerelaan tergantung dari jenis kegiatannya
dalam kehidupan social. Dengan demikian dapat kita bedakan antara :
gotong royong dalam kegiatan pertanian, gotong royong dalam kegiatan-
kegiatan sekitar rumah tangga, gotong royong dalam mempersiapkan pesta
dan upacara dan juga gotong royong saat terjadi musibah
(Koentjaraningrat, 1998 : 152)
5
“ Nilai itu dalam sistem budaya orang Indonesia mengandung empat konsep,
ialah: (1) Manusia itu tidak sendiri di dunia ini tetapi dilingkungi oleh
komunitinya, masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Didalam sistem
makrokosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai unsur kecil saja, yang
ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang maha besar itu. (2)
Dengan demikian manusia pada hakikatnya tergantung dalam segala aspek
kehidupannya kepada sesamanya. (3) Karena itu, ia harus selalu berusaha untuk
sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya terdorong oleh
jiwa sama rata sama rasa, dan (4) selalu berusaha untuk sedapat mungkin
bersifat conform, berbuat sama dengan sesamanya dalam komuniti, terdorong
oleh jiwa sama tinggi sama rendah”.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa
terlepas dari interaksi oleh manusia lain dan alam sekitarnya. Hal ini
merupakan sifat dasar manusia yang tidak bisa lagi dipisahkan karena
memang sudah kodrat manusia.
Pada rentang waktu tahun 90an mungkin masih sering kita mendengar
kalimat “BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA RUNTUH”
bayangkan apabila Indonesia tidak lagi bersatu dan semuanya berangsur-
angsur runtuh, peperangan suku terjadi dimana-mana, setiap daerah mulai
menuntut untuk memisahkan diri, perpecahan golongan-golongan,
mungkin peristiwa 98 bisa terulang kembali dan bahkan denga skala yang
lebih besar dan menyebar rata di seluruh pelosok tanah air
7
- mengajarkan untuk bekerja sama dalam kebaikan
- membangun kekompakan antar warga
- memunculkan jiwa nasionalisme
- menumbuhkan rasa peduli terhadap sesama
- melandaskan segala perbuatan dengan berdasar kepada kepentingan
bersama
- memelihara komunikasi yang baik antar warga
- menumbuhkan rasa sepenanggungan
- memelihara dan membangkitkan rasa persatuan
8
Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa sudah harus kembali
membiasakan diri untuk selalu bergotong royong, bergotong royong bisa
dilakukan dimana pun, kapan pun, asal sudah terbiasa dan mau seperti
contoh gotong royong di lingkungan tempat tinggal yaitu karang taruna
dengan mengembalikan peran fungsi karang taruna dan membuat suatu
program kerja dengan melibatkan seluruh masyarakat sekitar kita sudah
termasuk melestarikan budaya gotong royong, kegiatannya dapat berupa
kerja bakti ataupun kegiatan yang positif lainnya seperti mengecat trotoar,
membangun pos keamanan, menjalankan program siskamling dan lain
sebagainya.
9
e. Manfaat Gotong royong demi kemajuan bangsa
Gotong royong mengambil peranan penting bagi kemerdekaan
Indonesia salah satu yang mencerminkan semangat gotong royong adalah
dalam peristiwa bersatunya seluruh pemuda tanah air untuk
memperjuangkan bangsa ini moment ini di kenal dengan peristiwa sumpah
pemuda yang jatoh pada tanggal 28 oktober 1928. Bayangkan apabila
semangat gotong royong ini terus melekat pada pemuda-pemuda Indonesia
pastinya negara ini akan menjadi negara yang memiliki karakter dan bisa
berdiri diatas kaki sendiri maka dari itu sangat penting bagi kita generasi
muda untuk selalu menanamkan sikap gotong royong dan mengamalkan di
kehidupan sehari-hari.
Selain itu gotong royong juga bisa mempererat tali persaudaraan antar
sesama anak bangsa, menjalin komunikasi yang baik, dan merasa satu
penanggungan dengan terbiasanya berinteraksi dengan seksama akan
muncul rasa empati dan simpati antar sesama maka hal ini akan
berdampak pada kerukunan antar sesama warga apabila kerukunan dan
kekompakan sudah terjalin maka itu menjadi modal awal untuk
selanjutnya bisa memajukan lingkungan masing-masing,
10
BAB IV
PENUTUP
Gotong royong merupakan budaya bangsa Indonesia yang sudah
diwariskan kepada kita generasi penerus bangsa, gotong royong juga
memiliki banyak nilai-nilai positif, oleh karena itu marilah kita mulai dari
diri kita sendiri belajar untuk peduli terhadap sesame, dan belajar untuk
bergotong royong, menjadi pribadi yang aktif dan kritis pada lingkungan
sekitar kita.
11
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Mahardika swara, http://www.kompasiana.com/swara-
mahardhika/memahami-makna-gotong-royong_54f8470fa333112a608b51c7
Anonym, http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/15/gotong-royong-dan-
manfaat-gotong-royong-bagi-kehidupan
Anonym, http://majalah1000guru.net/2016/05/budaya-gotong-royong-
globalisasi/
Madani nafis, http://www.kompasiana.com/nafismadani/lunturnya-
budaya-gotong-royong-di-era-globalisasi_5816d2f5ec96731e1095e167
Anonym, http://pustaka-makalah.blogspot.co.id/2011/03/lunturnya-
nilai-kebudayaan-di-dalam.html
Herawati nanik, Journal “KEARIFAN LOKAL BAGIAN BUDAYA
JAWA”
Fajarini ulfah, Journal “PERANAN KEARIFAN LOKAL DALAM
PENDIDIKAN KARAKTER”
Jannah AM, http://etheses.uin-malang.ac.id /1684/6/11410145
Bab_2.pdf
Rochmadi N, Journal “MENJADIKAN NILAI BUDAYA GOTONG
ROYONG SEBAGAI COMMON IDENTITY DALAM KEHIDUPAN
BERTETANGGA NEGARA-NEGARA ASEAN”
Alinuha adif, Naskah publikasi “IMPLEMENTASI NILAI
PERSATUAN DALAM BERGOTONG ROYONG DI MASYARAKAT DESA”
12
BAB VII
LAMPIRAN
13