Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kreativitas Guru
1. Pengertian Kreativitas
baru. Sesuatu yang baru di sini bukan berarti harus sama sekali baru,
tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada
a. Person
a) Mampu melihat masalah dari segala arah;
b) Hasrat ingin tahu besar;
c) Terbuka terhadap pengalaman baru;
d) Suka tugas yang menantang;
e) Wawasan luas;
f) Menghargai karya orang lain.
b. Proses
Kreativitas dalam proses dinyatakan sebagai “Creativity is a
process that manifest it self in fluency, in flexibility as well as
in originality of thinking.” Dalam proses kreativitas ada 4
tahap, yaitu:
a) Tahap pengenalan: merasakan ada masalah dalam kegiatan
yang dilakukan;
1
Muhammad Ali dan Muhammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik.
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 41
2
Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. (Jakarta:
Bumi Aksara, 2012), hal. 154-156
15
sudah ada menjadi sesuatu yang lain agar lebih menarik. Kreativitas juga
harus dimiliki dan dikuasai oleh guru, berkaitan dengan ini Turney dalam
ketrampilan, artinya siapa saja yang berniat untuk menjadi kreatif dan ia
3
E Mulyasa, Menjadi Guru..., hal. 69
4
Ibid., hal. 69
17
kreatif”.5
yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau
dibutuhkan guru yang kreatif dan guru yang kreatif itu mempunyai ciri-
adalah merupakan individu yang kreatif. Tanpa sifat ini guru sulit
menyukai tantangan dan hal yang baru sehingga guru tidak akan
5
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hal. 245
6
Ibid., hal. 51
18
c. Motivator
belajar.
d. Evaluator
7
E Mulyasa, Menjadi Guru…, hal. 45
19
8
Syamsu Yusum dan A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling. (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 247
20
hakikat dari manusia itu sendiri yang dalam dirinya ada suatu dorongan
untuk berkembang dan tumbuh ke arah usaha yang lebih baik dari semula,
tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik dan berkualitas. Ada
kepribadian atau motivasi. Secara bersamaan tiga segi dalam pikiran ini
9
Munandar, Kreativitas dan Keterbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hal. 26
21
evaluasinya terstandar.
dan menyegarkan.
23
proses pembelajaran.
pembelajaran.
lainnya.
24
sikap (Winkel).11
10
Hamzah B.Uno, Belajar Dengan..., hal. 156
11
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 39
25
Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil
dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan
di banding sebelumnya.12
12
Purwanto, Evaluasi Hasil..., hal. 44
13
Muhammad Thabroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran; Mengembangkan
Wacana dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2013), hal. 24
26
perilaku.
14
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain .., hal. 13
27
sikap”.15
15
Muhammad Thabroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran..., hal. 23
28
matematika yang semula tidak disukai karena siswa senang dengan cara
mengajar guru.16
kemampuan nyata melalui beberapa jenis hasil belajar yang akan di capai
1) Ingatan
dipelajari.
2) Pemahaman
ekstrapolasi.
16
Purwanto, Evaluasi Hasil..., hal. 48-49
17
Ibid., hal. 50
29
3) Penerapan
4) Analisis
5) Sintesis
6) Evaluasi
b) Afektif
yaitu:
1) Menerima (receiving)
i. Menanggapi (responding)
luar.
31
tersebut.
c) Psikomotor
1) Persepsi
2) Kesiapan
emosional.
3) Gerakan terbimbing
32
pelatih.
4) Bertindaksecara mekanis
sudah otomatis.
5) Gerakan kompleks
otomatis.
lain:
melakukan evaluasi.
peserta didik dapat juga dilihat dari hasil belajarnya, yaitu keberhasilan
mengemukakan bahwa
saja tapi juga ada perangkat lunaknya (software). Hardware itu bisa
18
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran …, hal. 300
19
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ..., hal. 197
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. (Jakarta:
Prenada Media Group, 2010), hal. 163
35
cetakan lainya.
menjadi bayi.
telanjang.
meningkat.
21
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., hal. 170
36
oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara dan lain
23
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran..., hal. 12
24
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain..., hal. 211
25
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi..., hal. 172
38
dan waktu seperti film slide, film, video dan lain sebagainya.
dibagi ke dalam:26
(audio), bentuk (visual) dan gerak (motion). Atas dasar ini Brets
26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi..., hal. 173
39
pemakaiannya.
siswa.
pembelajaran.
pembelajaran.
dan efisien.
dalam mengoperasikannya.
29
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain ... hal. 226
41
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini
30
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran..., hal. 147
31
Triyo Supriyatno et. all, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi,
(Malang: UIN-Malang Press, 2006), hal. 118
42
tersebut yaitu:
1) Tujuan
32
Hamruni, Strategi Pembelajaran, (Yogyakarta: Insan Madani, 2011), hal. 7
43
2) Karakteristik Siswa
3) Kemampuan Guru
pelajaran.
5) Situasi Kelas
kondusif.
6) Fasilitas
36
Ismail SM, Strategi Pembelajaran..., hal. 33
37
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar..., hal. 81
45
metode yang telah dikuasainya itu bisa diterapkan dengan tepat dalam
efisien.
secara bervariasi atau bergantian satu sama lain sesuai dengan situasi
menyenangkan.
38
Buchari Alma, dkk.Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 42
39
Ismail SM, Strategi Pembelajaran..., hal. 19
46
berbeda-beda.
40
Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008),
hal. 18
41
Fatah Yasin, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. (Malang: UIN Malang Press, 2008),
hal. 156
42
Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar Dengan..., hal.97-102
47
c. Metode demonstrasi
memperagakan sesuatu.
d. Metode jigsaw
e. Metode ceramah
singkat.
masalah.
g. Metode Inquiri
43
Nanang Hanfiah, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran. (Bandung: Refika Aditama, 2010),
hal. 77
49
Cooper dan Heinich yang dikutip oleh Nur Asma juga menjelaskan
bahwa:
44
Buchari Alma, dkk. Guru Profesional…, hal.42
45
Nur Asma, Model Pembelajaran Kooperatif. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Direktorat Ketenagaan, 2006), hal. 11
46
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hal. 41
50
itu sendiri.
karena anak yang dididik sudah memiliki potensi dan sifat fitrah
bidang studi.
47
Munardji, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bima ilmu, 2004), hal. 5
52
2) Al-Qur’an
3) Hadits/ as-Sunnah
jiwa remaja.
48
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjamah. (Jakarta: Pelita III, 1983), hal.13.
54
sehari-hari dimasyarakaat.
55
keasyikan tersendiri dan penuh dengan tantangan bagi guru yang kreatif.
siswa.
49
E. Mulyasa, Menjadi Guru..., hal. 52
56
materi pelajaran maupun kondisi siswa yang ada. Metode yang digunakan
dalam belajar.
variasi atau kombinasi baru agar tidak terjadi kebosanan. Para guru atau
meningkatkan hasil belajar siswa dan akan merangsang siswa untuk selalu
giat belajar.
pada pelajaran yang ditekuni, dan dengan hal itu selain siswa mendapatkan
belajar yang memuaskan. Ketertarika siswa pada guru mata pelajaran PAI
trik yang di gunakan guru mata pelajaran PAI dalam proses pembelajaran
untuk menumbuhkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Sejalan
dengan penelitian penulis yaitu tentang kreativitas yang di gunakan guru mata
F. Kerangka Konseptual
G. Hipotesis Penelitian
50
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatf. ( Malang: UIN Malang Press, 2009), hal. 84
51
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian. ( Yogyakarta; Teras, 2009), hal. 87
59
tersebut dapat dibenarkan atau tidak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam
1. Ada hubungan yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru mata
2. Ada hubungan yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru mata
3. Ada hubungan yang positif lagi signifikan antara kreativitas guru mata
Kedungwaru Tulungagung.