Professional Documents
Culture Documents
Teks Khutbah
Teks Khutbah
Adzan
PEMBUKAAN KHUTBAH
(Materi khutbah)
(Duduk)
KHUTBAH KEDUA
(Kesimpulan khutbah)
(Pesan)
(Doa sbb
Alhamdulillahirobbil’alamin
Walhamdulillahirobbil’alamin.
Berikut adalah teks pembuka dan penutup khutbah Jum’at yang biasa dibacakan
oleh Khatib.
ﻦﻣَﻭ ُﻪَﻟ ّﻞِﻀُﻣ َﻼَﻓ ُﻪﺍﻟﻠ ِﻩِﺪْﻬَﻳ ْﻦَﻣ ﺎَﻨِﻟﺎَ ْﻤﻋَﺃ ِﺕﺎَﺌّﻴَﺳَﻭ َﺎﻨِﺴُﻔْﻧَﺃ ِ ْﺭﻭُﺮُﺷ ْﻦِﻣ ِﻪﺎﻟﻠِﺑ ُﺫْﻮُﻌَﻧَﻭ ُﻩُﺮِ ْﻔﻐَﺘْﺴَﻧَﻭ ُﻪُﻨْﻴِﻌَﺘْﺴَﻧَﻭ ُ ُﻩ َﺪﻤْﺤَﻧ ِﻪﻟﻠِِ َﺪْﻤَﺤْﻟﺍ ّﻥِﺇ
َ ْ
ُﻪُ ْﻟﻮُﺳَﺭَﻭ ُﻩُﺪْﺒَﻋ ﺍًﺪّﻤَﺤُﻣ ّﻥَﺃ ُﺪَ ْﻬﺷَﺃَﻭ ُﻪﺍﻟﻠ ّﻻِﺇ َﻪﻟِﺇ َﻻ ْﻥَﺃ ُﺪَ ْﻬﺷَﺃ ُﻪَﻟ َﻱِﺩﺎَﻫ َﻼَﻓ ْﻞِ ْﻠﻀُﻳ
ﻰﻋَﻭ ٍ ّﺪﻤَﺤُﻣ ﻠﻰَﻋ ْﻢّ َﻠﺳَﻭ ّﻞَﺻ ّﻢُﻬﻟﻠَﺍ َ ْ ﻦْﻳّﺪﺍﻟ ِ ْﻡﻮَﻳ ﻰَﻟِﺇ ٍﻥﺎَﺴْﺣِﺈِﺑ ْ ُﻢﻬَﻌِﺒَﺗ ْﻦَﻣَﻭ ِﻪِﺑﺎَﺤ.
َ ﺻﺃِﻭ ِﻪِﻟﺁ ﻠ
َﻥْﻮُﻤِﻠْﺴُﻣ ْﻢُﺘْﻧَﺃَﻭ ّﻻِﺇ ّﻦُﺗْﻮُﻤَﺗ َﻻَﻭ ِﻪِﺗ َﺎﻘُﺗ ّﻖَﺣ َﻪﺍﻟﻠ ﻮﺍُﻘّﺗﺍ ﺍْﻮُﻨَﻣﺁ َﻦْ َﻳﺬّﻟﺍ ﺎَﻬّﻳَﺃﺎَﻳ
ﻈﻌْﻟﺍ
ﺴﻟَﻭ ْﻢُﻜَﻟَﻭ ْﻲِﻟ َﻢْﻴِ َ
ﺴﻤْﻟﺍ ِﺮِﺋ َﺎ ِ
ﺴﻤْﻟﺍَﻭ َﻦْ ِﻴﻤِﻠْ ُ
ِﻢْﻴِﺣّﺮﺍﻟ ُ ْﺭﻮُﻔَﻐْﻟﺍ َﻮُﻫ ُﻪّﻧِﺇ ُﻩْﻭُﺮِﻔْﻐَﺘْﺳﺎَﻓ ِﺕ َﺎﻤِﻠْ ُ
ﻭَﻣَﻦْ ﻟَﻪُ ﻣُﻀِﻞَّ ﻓَﻼَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻳَﻬْﺪِﻩِ ﻣَﻦْ ،ﺃَﻋْﻤَﺎﻟِﻨَﺎ ﺳَﻴِّﺌَﺎﺕِ ﻭَﻣِﻦْ ﺃَﻧْﻔُﺴِﻨَﺎ ﺷُﺮُﻭْﺭِ ﻣِﻦْ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻧَﻌُﻮﺫُ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻩْ ﻭَﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻨُﻪُ ﻧَﺤْﻤَﺪُﻩُ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪَ ﺇِﻥَّ
ﻼَﺴﺍﻟَﻭ ُﺓَﻼَّﺼﺍﻟَﻭ ُ .ﻪُ ْﻟﻮُﺳَﺭَﻭ ُﻩُ ْﺪﺒَﻋ ﺍًﺪَّﻤَﺤُﻣ َّﻥَﺃ ُﺪَﻬْﺷَﺃَﻭ ُﻪَﻟ َﻚْﻳِﺮَﺷ َﻻ ُﻩَﺪْﺣَﻭ ُﻪﺍﻟﻠ َّﻻِﺇ َ َﻪﻟِﺇ َﻻ ْﻥَﺃ ُﺪَﻬْﺷَﺃَﻭ ُ .ﻪَﻟ َﻱِﺩﺎَﻫ َﻼَﻓ ْﻞِ ْﻠﻀُﻳ ﻰَﻠَﻋ ُﻡَ ّ
{ ﺍﻟﺘَّﻘْﻮَﻯ ﺍﻟﺰَّﺍﺩِ ﺧَﻴْﺮَ ﻓَﺈِﻥَّ ﻭَﺗَﺰَﻭَّﺩُﻭﺍ } :ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺪُ؛ ﺃَﻣَّﺎ .ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
.ﺗَﺴْﻠِﻴْﻤًﺎ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮْﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺻَﻠُّﻮْﺍ ﺀَﺍﻣَﻨُﻮْﺍ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺃَﻳُّﻬﺎَ ﻳَﺎ ،ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻋَﻠَﻰ ﻳُﺼَﻠُّﻮْﻥَ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘَﻪُ ﺍﻟﻠﻪَ ﺇِﻥَّ
ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻋَﻠَﻰ ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ .ﻣَﺠِﻴْﺪٌ ﺣَﻤِﻴْﺪٌ ﺇِﻧَّﻚَ ،ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺁﻝِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﻠَّﻴْﺖَ ﻛَﻤَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺁﻝِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻋَﻠَﻰ ﺻَﻞِّ ﺍَﻟﻠَّﻬُ ّﻢَ
.ﻣَﺠِﻴْﺪٌ ﺣَﻤِﻴْﺪٌ ﺇِﻧَّﻚَ ،ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﺁﻝِ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺇِﺑْﺮَﺍﻫِﻴْﻢَ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﺎﺭَﻛْﺖَ ﻛَﻤَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﺁﻝِ ﻭَﻋَﻠَﻰ
ﺍًﺭﺎَﻐِﺻ ﺎَﻧ َﺎﻴَّﺑَﺭ َﺎﻤَﻛ َﺎﻤُﻬْﻤَﺣْﺭﺍَﻭ ﺎَﻨْﻳَﺪِﻟﺍَﻭ َﺏْﻮُﻧُﺫ َﻭ ﺎَﻨَ ْﺑﻮُﻧُﺫ ﺎَﻨَﻟْ ِﺮﻔْﻏﺍ َّﻢُﻬَّﻠﺍﻟ
ﺍﻟﺪّﻋَﻮَﺍﺕِ ﻣُﺠِﻴْﺐُ ﻗَﺮِﻳْﺐٌ ﺳَﻤِﻴْﻊٌ ﺇِﻧَّﻚَ ،ﻭَﺍْﻷَﻣْﻮَﺍﺕِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺍْﻷَﺣْﻴَﺎﺀِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴْﻦَ ،ﻭَﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤَﺎﺕِ ﻟِﻠْﻤُﺴْﻠِﻤِﻴْﻦَ ﺍﻏْﻔِﺮْ ﺍَﻟﻠَّﻬُﻢَّ
.
ﻚﻧِﺇ ﺎَﻨَّﺑَﺭ ﻮﺍُﻨَﻣﺁ َﻦ ِﻳﺬَّﻠِّﻟ ًﺎّﻠِﻏ ﺎَﻨِﺑﻮُﻠُﻗ ﻲِﻓ ْﻞَﻌْﺠَﺗ ﺎَﻟَﻭ ِﻥﺎَﻤﻳِﺈْﻟﺎِﺑ ﺎَﻧﻮُﻘَﺒَﺳ َﻦ ِﻳﺬَّﻟﺍ ﺎَﻨِﻧﺍَﻮْﺧِﺈِﻟَﻭ ﺎَﻨَﻟ ْ ِﺮﻔْﻏﺍ ﺎَﻨَّﺑَﺭ
ٌﻢﻴِﺣَّﺭ ٌﻑﻭُﺅَﺭ َ َّ
َﻦﻳِﺮِﺳﺎَﺨْﻟﺍ َﻦِﻣ َّﻦَﻧﻮُﻜَﻨَﻟ ﺎَ ْﻨﻤَﺣْﺮَﺗَﻭ ﺎَﻨَﻟ ْ ِﺮﻔْﻐَﺗ ْﻢَّﻟ ﻥِﺇَﻭ ﺎَﻨَﺴُﻔﻧَﺃ ﺎَ ْﻨﻤَﻠَﻇ ﺎَﻨَّﺑَﺭ
َ .ﻦ ِﻴﻤَﻟﺎَﻌْﻟﺍ ِّﺏَﺭ ِﻪَّﻠِﻟ ُﺪْﻤَﺤْﻟﺍَﻭ ِ .ﺭﺎّﻨﺍﻟ َﺏﺍَﺬَﻋ ﺎَﻨِﻗَﻭ ًﺔَ َﻨﺴَﺣ ِ َﺓﺮِﺧَﻷْﺍ ﻲِﻓَﻭ ًﺔَ َﻨﺴَﺣ ﺎَﻴْﻧّﺪﺍﻟ ﻲِﻓ َﺎﻨِﺗﺍَﺀ ﺎَﻨَﺑَﺭ
ﻟﻠﻪ ﺎَﻧ َﺍﻮْﻋَﺩ ﻭﺁﺧﺮ ﺍًﺮْﻴﺜَﻛ ﺎًﻤﺗﺴﻠﻴ ﻤﺪَﺤُﻣ ﻰَﻠَﻋ ﻠﻢَﺳﻭ ﺍﻟﻠﻪ ﻠﻰَﺻَﻭ
Saat Ketenaran Duniawi Menjadi Tujuan
سولُه
ُ ور َّ ُ وأشهد،ُيك لَه
َ أن ُم َح َّمدًا ع ْبدُه ْ ُأ َ ْش َهد
َ أن ال إلَهَ إال هللاُ َو ْحدَهُ ال ش َِر
Hari ini kita dihadapkan pada suatu masa, ketika harta, kedudukan, serta pujian
manusia menjadi ukuran kemuliaan dan ketinggian seseorang di hadapan yang
lain. Bahwa orang hebat adalah yang terkenal dan namanya sering disebut di
mana-mana, orang sukses adalah orang yang punya kedudukan serta jabatan
tinggi. Orang besar adalah mereka yang selalu bekecukupan harta dan hidup
tanpa kesusahan, serta seabrek indikator-indikator ‘palsu’ dimunculkan untuk
merusak pemahaman manusia tentang makna kesuksesan dan kemuliaan.
Supaya manusia tertipu dan lupa pada hakikat ketinggian dan kemuliaan yang
sebenarnya, yakni ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah. “Sesungguhnya yang
paling mulia diantara kamu adalah yang paling bertaqwa (kepada Allah).
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Mahateliti”. (QS al-Hujurat: 13)
Akibatnya, banyak orang yang akhirnya beramal hanya demi mencari ridho dan
kerelaan manusia, tanpa peduli lagi pada pahala dan balasan dari Allah. Asal
pekerjaan itu disenangi dan dikagumi serta mulia di mata manusia, syariat Allah
rela dijadikan tumbal. Akhirnya, muncullah golongan manusia yang beramal
supaya dilihat dan dipuji oleh orang lain, atau beramal karena riya’. Mereka
berebut agar bisa menjadi objek pujian dan perhatian manusia dalam setiap amal
yang mereka kerjakan. Karena mereka menganggapnya sebagai upaya
‘mengejar kesuksesan’.
Yang menyedihkan, penyakit haus pujian atau riya’ ini ternyata tidak hanya
menyerang kalangan awam saja. Bahkan banyak pengidapnya justru orang-
orang yang faham akan bahaya riya’ itu sendiri. Mereka yang ahli ibadah, para
da’i dan mubaligh, thalibul ilmi, serta para penghafal al-qur’an justru lebih
berpotensi besar terjangkiti virus ini. Kuantitas amal shalih yang mereka
kerjakan, ternyata membuat setan tergiur untuk mengggelincirkan kelompok ini,
agar keikhlasan mereka pudar, dan ganti beramal untuk manusia, pujian, serta
kedudukan. Seorang da’i akan di hasut setan agar berbuat riya’ memperbagus
dakwahnya demi popularitas dan dikatakan sebagai ‘penguasa panggung’. Para
penghafal Al-Qur’an akan diarahkan supaya beramal demi dianggap sebagai
‘orang yang dekat dengan Kitabullah’. Sedangkan setan akan menghasut para
alim ulama agar mereka beramal supaya dielukan sebagai orang yang ‘fakih dan
faham dalam masalah dien’. Wal ‘iyadzu billah.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin menjelaskan tentang definisi riya’,
“Riya’ adalah ibadahnya seseorang kepada Allah, akan tetapi ia melakukan dan
membaguskannya supaya di lihat dan dipuji oleh orang lain, seperti dikatakan
sebagai ahli ibadah, orang yang khusyu’ shalatnya, yang banyak berinfaq dan
sebagainya.” Intinya dia ingin agar apa yang dikerjakan mendapat pujian dan
keridhoan manusia. Rasulullah menyebut riya’ dengan “syirik kecil”, karena
sejatinya pelaku riya’ tidak mutlak menjadikan amalan tersebut sebagai bentuk
ibadah kepada manusia, serta sarana taqarrub kepadanya. Meskipun begitu,
bahayanya tak bisa dianggap sebelah mata.
Bagaimana cara kita menjauhi virus yang satu ini? Solusinya adalah dengan
berusaha untuk ikhlas di setiap amal yang kita kerjakan, dan selalu berupaya
protektif menjaganya. Karena setan tak akan pernah menyerah untuk
memberikan bisikan-bisikannya demi menggoyahkan dan merusak keikhlasan
seseorang. Agar manusia menjadi budak sesamanya, beramal untuk kepuasan
semu, serta mencampuradukkan tujuan hakiki amal shalih dengan tujuan bathil.
ُ أ َ ْش َهدُ أ َ ْن الَ ِإلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَه. ا َ ْل َح ْمدُ ِ َّّلِلِ َح ْمدًا َكثِي ًْرا َك َما أ َ َم َر,ِا َ ْل َح ْمدُ ِ َّّلِل
ان ِإلَى يَ ْو ِم ٍ س ْ َ س ْولُهُ َو َعلَى آ ِل ِه َوأ
َ ص َحا ِب ِه َو َم ْن ت َ ِب َع ُه ْم ِبإ ِ ْح ُ َوأ َ ْش َهدُ أ َ َّن ُم َح ِ ِّمدًا َع ْبدُهُ َو َر
فَاتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن،َِّاي بِت َ ْق َوى هللا ِ أ ُ ْو،ِ أ َ َّما بَ ْعدُ؛ ِعبَادَ هللا،ال ِدِّي ِْن
َ ص ْي ُك ْم َو ِإي
َِإالَّ َوأَنت ُ ْم ُّم ْس ِل ُم ْون
Rasulullah pernah mengajarkan sebuah doa yang dapat kita jadikan perisai dari
perbuatan syirik kecil (Riya’). Beliau bersabda dalam sebuah hadist, “Takutlah
kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut.” Kemudian
seseorang bertanya, “Wahai Rasulallah, bagaimana kami harus menghindarinya,
sementara dia lebih halus dari langkah semut?” Maka beliau menjawab:
“Berdo’alah dengan membaca:
Semoga Allah senantiasa menjaga keikhlasan hati kita dan menjauhkan kita dari
beramal karena pujian dan penglihatan manusia karena sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui semua yang kita sembunyikan dalam hati. Dan Allah hanya
akan menerima amalan yang ditujukan untuk mencari ridha-Nya semata.
إن هللا ومالئكته يصلون على النبي ياأيها الذين امنوا صلوا عليه وسلموا تسليما
ْت َعلَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَى آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم، صلَّي َ
ص ِِّل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما َ اَللَّ ُه َّم َ
علَى ِإب َْرا ِهي َْم َو َعلَىت َار ْك َ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ ِإنَّ َك َح ِم ْيدٌ َم ِج ْيد ٌَ .وبَ ِ
آ ِل ِإب َْرا ِهي َْم ،إِنَّ َك َح ِم ْيد ٌ َم ِج ْيدٌ.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات األحياء منهم واألموات إنك
سميع قريب مجيب الدعوات
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة وفى االخرة حسنة وقنا عذاب النار
سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسالم على المرسلين والحمد هلل رب العالمين