IK Vol. 04INo.01LJanvar!2000
INSIDENS! KECELAKAAN BENDA TAJAM OLEH PERAWAT
DIIRD RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. SARDJITO
YOGYAKARTA
Dwi Yulianti', Sri Setyarin#, Syahirul Alim?
*RSUP Dr. Sardjto, Yogyakarta
2Program Studi imu Keperawalat!, FK UGM, Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Emergency Care instalation is a front ine service in hospitals which provides
health service to the community either in emergency or non emergency condition, The
Installation should have good operation procedure, such as procedure in handing hypodermic
Needle becauta this can minimizo cost end ensutv sululy of pationts
‘nsidensi Kecelakaan Benda Tajem
Sblective: To find out inctent of accident caused by sharp articles among nurees whe they
Method: The study was descriptive qualitatve with observational approach, Subject of the
study were
invasive actions tw find Out In
lcident of accident and nurses’ compliance in
Mmplementing operational procedure of sharp article handling. The study used primary data
with observation guide as research instrument.
Result: There were as man)
Keywords:
PENDAHULUAN
Instalasi Rawat Darurat (IRD) adalah merupakan
elayanan lini depan di dalam rumah sakit yang
memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat yang memerlukan baik pasien gawat
‘maupun tidak gawat. Berdasarken catatan dari
ekam medik Rumah Skit Umum Pusat (RSUP)
Dr. Sardjito Yogyakarta jumlah pasien i Instalasi
Rawat Darurat (IRD) mulal Januari sampai Desember
2009 kunjungan pasien berjumiah 23.764 orang,
Dari keseluruhan jumiah kunjungan pasien yang
mendapatkan tindakan invasif sebanyak 20772
asian
Berdasarkan jaringan informasi pencegahan
‘erhadap paparan, laporan menyeluruh dari 21 rumah
‘sakit pada tahun 1999 tenting obyek yang mengalam!
|uka akibat tusukan benda tajam, total kasus ada
1996. Dari jumiah total kasus kasus total di atas
x Persentase pekerjaan yang paling
besat adalah porawat sojumiah 780 (40%ynyer
tempat kejadiannya di RD sejumiah 134 (75-nya)
Juga dilaporkan bagian tubuh yang terkena benda
44
Iccident, compliance, operational procedure, sharp articles
tojam sejumlah 1935 kejadian yaitu bagian tubuh di
tangan iri 1032, tangan kanan 779, lengan 53, Kaki
26, wajah atau kepala 24, telapak kaki dan tumit 14
dan dada 7. +
Dj samping itu, ketaatan dalam pengelolaan
Jarum suntik yang balk dan benar dapat mengurangi
biaya dan tetap mempertahankan keamanan untuk
Pasien dan perawat.* Laporan Depkes menyatakan
17% kecelakaan kerja disebabkan ole! luka tusukan
Sebelum atau selama pemakalan, 70% terjadi
Sesudah pemakaian dan sebelum pembuangan
Serta 13% Sesudah pembuangan. Tujuh puluh persen,
‘erjadi sesudah pemakaian disebabkan kebanyakan
kecelakaan kerja akibat melakukan penyarungan
Jarum suntik setelah dipergunakan tidak benar.?
Bordacarkan Surat Keputusan Direktur Utama
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta nomor
05.01.01.5.1.3139 tahun 2004 tentang pengelolaan
Jarum suntik di RSUP Dr. Sardiito Yogyakarta
‘itentukan bahwa ketika menggunakan jarum suntik
atau benda tajam lainnya, Setiap petugas kesehatan,
bertanggung jawab sendin yaitu sejak pembukaanbungkus, penggunaan, dikontaminasi hingga ke
enampungan sementara yang berupa wadah tahan
tusukan,
BAHAN DAN CARA PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
‘observasional. Adapun tempat penelitian
dilaksanakan di kamar periksa IRO RSUP Or. Sardjto
Yogyakarta, Waktu pensltian dllakuken pada tanggal
16 November sampai dengan 10 Desember 2006.
Subjek penelitian inl adalah semua tindakan
{nwvasif untuk melihat insiden kecelakaan dan perawat
untuk melihat ketaatan dalam pelaksanaan prosedur
elaksanean benda tajam memenuhi kriteria inkluei,
yaitu tindakan Invasif yang dilakukan oleh perawat
yang bekerja di IRD RSUP Dr. Sardjlo Yogyakarta,
Pengambilan sampel peneiitian llakukan secara
accident sampling pada pasien yang dilakukan
tindakan invasif di Kamar periksa IRD RSUP Dr.
‘Sardjito Yogyakarta selama tiga minggu, Untuk
erawat menggunakan total sampling pada perawat
yang bekerja di kamar periksa IRD RSUP Dr. Sardjto
‘Yogyakarta sebanyak 24 orang,
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan
‘adalah data primer. Instrumen yang digunakan adalah
Pedoman observasi. Pengolahan data tentang
ketaatan menggunakan rumus frekuens! dan
Persentase. Untuk insidensi kecelakaan dihitung
jumlah kejadian kecelakan yang terjadi pada waktu
elaksanaan tindakan invasif metiyesualkan standar
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden
‘Tabel 4. Karakterietik Reaponden Pada Perawat IRD
RSUP Dr. Sardiito Yogyakarta (n=24)
Karaktoristi Jumiah——Porsentase.
“Peal Ketamin "Sn —Feeentase (8)
ation ® 31.80
Poremouan 6 82,50
Lama kerja
15 tahun " 45.83
tahun 3 12550
19 tahun 6 25.00
215 tahun 4 1667
Tingkat Pendidikan
sPK 1 04,98
D3 keperawaten 2 S058
Sumber : Data primer
2, Insidensi Kecelakaan Benda Tajam
Pada hasil penelitian ada 563 tindakan invasif
yang menggunekan benda tajam yang dapat dilihat
ada Tabel2.
Insidensi Kecolokean Bande Tajam
Tabel 2. Distribus! Kejadian Insiden Kecelakaar
Benda Tajam yang Dilakukan oleh Perawat Pelaksena
IRD RSUP Dr. Sardito Yogyakarta
“Benda talam insidensi_Persontase Tidak Persontaee™
rar nem tnaienel Parsee hag Persons 877
aca 9 oz 100
Sumber : Data primer renal jaa IRD, tahun 2006
Dari data Tabel 2 di IRD RSUP Dr.Sardijito ada
ditemukan adanya satu insiden kecelakaan benda
tajam oleh sampel yang diteliti. Ada satu kejadian
kecelakaan yang bukan termasuk sampel yang
diteliti yaitu satu orang petugas cleaning service di
IRD. Solainitu, ada beberapa fenomena yang tera
dalam pelaksanaan tindakan invasif tersebut yaitu
Walaupun insidensi sedikit tetapl perawat mempunyal
anggung jawab untuk melakukan penatalakeanaan
‘benda talam dari persiapan, penggunaan hingga ke
enampungan sementara. Dengan penatalaksanaan
benda tajam yang baik, maka kejadian kecelakaan,
kerona benda tajam tidak akan terjadi, sehingga
infeksi nosokomial juga tidak terjac. Has penelitin
ini sesual dengan Jaringan informasi melaporkan
agian tubuh yang terkena henda tajam yaitu begien,
tubuh ditangan kin,’
3. Macam Tindakan Invasit
Pada pelaksanaan observasi tindakan invasit
yang dilakukan oleh perawat IRD RSUP Dr. Sardjito
‘Yogyakarta ada dua kategor'yaitu benda tajam jarum
dan benda tajam kaca atau gelac.
Dari benda tajam jarum ada 336 yang
Slobservasi dan benda kaca/gelas sebanyak 227
yang dlobservasi. Untuk lebih jelasnya dapat diihat
dor Tab 3.
Injohat rareverna 0 28
Pasang ints a1 509
Texa 336 700.0
05,0
‘Sumber: Data primer rawet jalan IRD, tahun 2008
Melihat dari Tabel 3 bahwa dalam pengolaan
‘benda tajam yang diobservasi paling banyak adalah
dalam hal pemasangan infus yaitu sebanyak 174
tindakan atau 50,9%. Fenomena yang terjadi di
alam pelaksanaan tindakan invansif di semua,
darurat pertama kali yang dilakukan adalah
‘memasang Infus untuk mengatasi kegawatan dan
kedaruratan pasien,
45LIK. Vol O4INo.0 Januari 2009,
Tabet 6. Membuka Plastik Bungkus Jarum dengan
Hati-Hatl pada Penatalakeanaan Benda Tejam ole
Sampel yang Diobservasi dari Porawat
IRD RSUP Dr. Sardiito Yogyakarta
Frokusnsi i) Persentaee [)
Fokus) ——~ Persea]
Sal ° tas 7 ca we
8 $oa0 Tak
8 ‘ti 7 336 wd
‘Somber Data primer revel Jala IRD, hn 2005
Dari Tabel 4 bahwa dalam pengolaan onda
‘kacalgelas yang diobservasi paling banyak adalat
cnntnar Penggunaan ampulan yaitu sebanyak 148
kegiatan atau 65,2%.
4. Penatalakeanaan bende (ajar Jarum
‘Ada beberapa poin dalam lembar observasi yang
dapat dilihat dan dijabarkan dalam penelitian ini,
Porawat Momakai Sarung Tangan ps
laksanaan Genda Tajam oleh Sampel yang
Diobservasi dari Perawat IRD RSUP Dr. Sardito
Yogyakarta (n#336)
Dari 336 tindakan yang menggunakan benda
tajam 310 tindakan atati 92,3% tidak menggunakan,
‘sarung tangan termasuk kategori kurang. Apabila
«data ini dkaitkan dengan ketetapan Badan Peneliian,
gan Pengombangan Kesehatan (Balitbangkes)
Popartemen Kesehatan Ri maka dikatakan kurang
karena penggunaan sarung tangan sebanyak 7.8%,
Penggunaan ala peindung dri merupakan kewaj
ag! setiap peaawal yang akan motakuken peketjaant
yang berisiko sebagaimana ditetapkan dalam
Keputusan Direktur RSUP Dr. Sardjito mengenai
Kewajiban bagi setiap pegawai atau petugas hans
iangeenaken alet petindung in antara lain sarung
tangan,
Pemakaian sarung tangan bertujuan untuk
‘melindungi tangan dai kontak: dara, semua
Jeniscalran tubuh, sekret, ekskreta, kul yang tidak
‘aun, Selaput lendir pasien dan benda yang
nasi. Sarung tangan harus selalu dipakeat
Sigh eotiap petuyas sedelum kontak dengan dare
stau somua jens cairan tubuh, sekret, ekskreta den
benda yang terkontaminasi.?
Frenomena diatas sangat dieayangkan apabila
‘Sumber Data primer rawat jalan TRD, tahun 2008
Dari 336 tindakan membuka Plastik bungkus:
Jarum dengan hati-hat,tidekan yang dlakukun eda
332 tindakan atau 98,8% dalam kategori baik. Hal
ini sesuai dengan anjuran Depkes bahwa untuk
membuka jarum harus berhati-hati ‘sehingga tidak
tertusuk benda tajam.’ Jarum merupakan sumber
Infeksi nosokomial paling besar sehingga perlu
Penanganan yang serius untuk menghindari
terjadinya infeksi nosokumial. ‘Sekalli sege! kemasan
Jarum telah disobek, sel saikan penanganan
berikutnya dengan hati-hati dan jaga kemungkinan
‘Cedera seminimal mungkin *
‘abel 7. Moletakkan pada Bak! bila Membawa Jarum
ada Penatalaksanaan Benda Tajam Oleh Sampel
Yang Diobservas! dari Perewat IRD
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
—_—raonet )— — personae Persentase (%)
Fe Berea
wa
Sa eee —
Siberia rie eet on RO, ahan Soe
Dari 336 tindakan yang tidak mi
Ajram lagi setelah jarum digunaken adalah 308
tindakan yaitu 91,6%. Dari data tersebut dapatior
Kegalaken baik. Untuk mengindati perlukaen’
Kecelaan kerja maka semua jarum suntic harus
digunakan sekali pakai.?
inakan‘Tabel 8, Tidak Memegang Bungkus Jarum dengan
‘Jari Jika Jarum Terlepas dari Sarungnya pada
Ponatalaksanaan Benda Tajam oleh Sampel yang
Diobservas! dar! Perawat IRD
RSUP Dr. Sardiito Yogyakarta
raters if) Persentase Ga)
Ye 235 ers
Tidak 41 12,
Toss 336 70850
‘Sumber; Data primer rawat jalan IRD, tahun 2006
Dari 336 tindakan yang tidak memegang
bungkus jarum dengan jarijika jarum terlepas dari
serungnya sebenyak 295 tindakan atau 67,0%. Dari
data tersebut dapatlan dikategorikan baik. Hal ini
sesuai dengan prosedur tindakan yang digunakan
oleh Depkes. Untuk mencegah jarum suntik
terkontaminasi, dilarang menyentuh badan
penghisap atau bagian dalam karet, serta menjaga
‘ujung jarum suntiktetap tertutup, §
‘abel 10. Melepas Jarum Spult dengan Menggunakan
Forceps pada Ponatalaksanaan Benda Tejam oleh
Indonei Keeolakean Dende Tajam
yang membuang sampah disembarang tempat ada
75 tindakan. Karena ada yang membuang jorum
‘sembarang tempat maka terjadi insiden kecelakaan
mengenai cleaning service. Sebenamya ini tidak
peru terjadi bila perawat taat dalam penatalaksanaan
benda tajam. Ini sesuai dengan Depkes membuat
alur pembuangan sampah bende tajam yaitu
sebelum cibawa ketempat pembuangan akhir atau
tempat pemusnahan, maka dipetlukan sualu wadan
‘penampungan semenara yang bersifat kedap airdan
tidak mudah bocor serta kedap tusukan.? Wadah
Penampungan jarum suntik bekas pakai harus dapat
‘dipergunakan dengan satu tangan, agar pada waktu
memasukkan jarum tidak usah memeganginya
dengan tangan lain
yang Diobservasi dari Perawat IRD
OUP Dr. Serujto Yogyakarta
—_____ Frekuenal (F) Persontase (@)
2
Wembang altar 268
‘Sampel yang Diobservasi dari Perawat IRD ‘Membuang dl lentat 2 266
SUP Dr. Sarajito Yogyakarta Nercarew'cenomeampan 7 wad
erie Nenveterte es
Ve Feokuenst(—__Persentase (3) oar 75. 100.0
Tidak, 326 972 ‘Sumber : Data peer rewat jain IRD, tahun 2006
Tea ae 085
‘Sumber: Data primer rawat jalan IRD, tahun 2006
Dari tindakan melepas jarum spuit dengan
nygunakan forcep yang melakukan hanya 9
tindakan atau 2,8%. Dari data tersebut dapatiah
dikatakan bahwa tindakan dikatakan kurang karena
hanya 2.8%. Dalam hal ini masih banyak perawat
yang kurang mentaati penggunaan forceps untuk
Melepas jarum spuit tidak sesuai prosedur.
Dikhawatirkan bisa terjadi kecolakaan kerja karena
benda tajam Jarum. Dani jaringan informasi
menyatakan kategori pekerjaan persentase
Pekerjaan yang paling besar adalah perawat dari
1999 akibat tusukan benda tajam 790 (40%) kojadian,
‘adalah perawat dan tempat kejadian di IRD sejumlah,
134 kasus atau 7%.
‘Tempat pada Penatalakeanasn Ber
Sampel yang Dlobeervai
Tebel 41. Tidak Membuang Jarum di Sembarang
al
‘Tidak membuang 260
Membuang disembarang 75,
oat Be
Sumber: Data primer rawat jalan IRD, tahun 2006
Dari tindakan tidak membuang disembarang
tempat ada 260 tindakan atau 77,4%, sedangkan
Dari data Tabel 12 yang terbanyak adalah lain-
lain 85,33% dan ada juga yang langsung mencampur
dengan sampah sebanyak 10.45%. Kojadian ini