You are on page 1of 3

Obat ini pertama yang digunakan untuk mengobati tuberkulosis adalah:

1. Isoniazid (INH, Nydrazid, Laniazid) PO/IM: 5-10 mg/kg/hari dalam dosis tunggal, maksimal 300

mg/hari

2. Etambutanol HCl (Myambutanol) PO: 15 mg/kg sebagai dosis tunggal; pengobatan ulang PO: 25 mg/kg

sebagai dosis tunggal untuk 2 bulan, kemudian turun menjadi 15 mg/kg/hari

3. Pirazinamid (Tebrazid) PO: 20-35 mg/kg/ hari dalam 3-4 dosis terpisah; maksimal 3 g/hari

4. Rifampisin (Rifadin, Rimactane) PO: 600 mg/hari sebagai dosis tungga

5. Streptomisin SO4IM: 1 g per hari atau 7-15 mg/kg/hari selama 2-3 bulan kemudian 2-3 kali per minggu

Obat kedua adalah:

1. Natrium aminosalisilat, P.A.S. sodium PO: 14-16 g/hari dalam 2-3 dosis terpisah

2. Kapreomisin (Capastat) IM: 1 g/hari untuk 2-4 bulan. Kemudian 1 g 2-3 kali per minggu

3. Sikloserin (Seromysin) PO: 200 mg untuk 2 minggu, maksimal 1 g/hari

4. Etionamid (Treacator-SC) PO: 250 mg

5. Rifabutin (Mycobutin) PO: 300 mg/hari dalam 1 atau 2 dosis terpisah

Efek samping dan reaksi yang merugikan berbeda sesuai dengan obat yang diresepkan. Pengkajian keperawatan

harus mencakup:

1. Riwayat TBC masa lalu, tes PPD dan reaksi, rontgen dada dan hasil, dan alergi sebelumnya untuk obat-

obat antituberkular

2. Riwayat medis: kebanyakan adalah kontraindikasi dengan penyakit hati yang berat

3. Kaji tanda dan gejala neuropati perifer

Periksa perubahan dalam pendengaran karena beberapa obat dapat menimbulkan ototoksik. Diagnosis

keperawatan yang berkaitan dengan terapi obat untuk TBC adalah:

1. Resiko infeksi

2. Resiko gangguan integritas jaringan

3. Resiko gangguan pendengaraan

Intervensi keperawatan untuk pasien yang mendapatkan terapi untuk TBC adalah:

1. Memberikan obat 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan

1
2. Berikan piridoksin seperti yang diresepkan

3. Pantau enzim hati dan serum

4. Kumpulkan spesimen dahak pada pagi hari

5. Atur jadwal untuk pemeriksaan mata

6. Tekankan pentingnya mematuhi tata cara pengobatan

Pertanyaan!

1. Kenapa pengobatan TB harus dilakukan selama 6 bulan/ kenapa harus berlangsung lama?
Pada kasus TB penyebabnya adalah basil-basil bakteri yang lambat dalam pembelahannya seingga
pengoatannya pun harus lama
2. Mengapa obat TB dan Lepra harus di kombinasi?
Obat-obat TB dan lepra ini terdiri dari obat-obat antibiotik sehingga untuk mencegah timbulnya resistensi
jadi obat-obat TB dan lepra ini harus dikombinasi. Selain itu tujuan pemberian secara kombinasi atau MDT
MDT (Multi Drug Therapy) yaitu untuk memutuskan matarantai penularan, mencegah resistensi obat,
memperpendek masa pengobatan, meningkatnkan keteraturan berobat, dan mencegah terjadinya cacat atau
mencegah bertambahnya cacat yang sudah ada sebelumnya
Apa akibat dari pasien yang tidak minum obat secara teratur?
hal ini dapat menyebabkan kuman kustamenjadi resisten terhadap MDT, sehingga gejala penyakit menetap
bahan memburuk. Sehingga untuk pasien TB harus mengulang dari pertama proses pengobatannya, dan
pada pasien lepra dapat menimbulkan gejala yang baru pada kulit dan saraf
3. Apakah obat-obat TB ini aman untuk bumil?
Ya, Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umumnya.
Menurut WHO, hampir semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat
dipakai pada kehamilan karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. Keadaan
ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi
yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan pengobatannya sangat penting
artinya supaya proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari
kemungkinan tertular TB (Depkes RI, 2014).
4. Sebutkan gejala-gejala yang ditimbulakan penderita TB?
Tanda-tanda dan gejala klinis tuberculosis (Depkes RI, 2005):
1. Pada orang Dewasa
Gejala TB pada orang dewasa umumnya penderita mengalami batuk dan berdahak terus-menerus
selama 3 minggu atau lebih, batuk darah atau pernah batuk darah. Adapun gejala-gejala lain dari TB
pada orang dewasa adalah sesak nafas dan nyeri dada, badan lemah, nafsu makan dan berat badan

2
menurun, rasa kurang enak badan (malaise), berkeringat malam, walaupun tanpa kegiatan, demam
meriang lebih dari sebulan
2. Pada anak-anak
Gejala umum, meliputi :

a. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan tidak naik dalam 1 bulan
meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik.
b. Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atauinfeksi saluran nafas
akut) dapat disertai dengan keringat malam.
c. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, paling sering didaerah leher, ketiak dan
lipatan paha.
d. Gejala dari saluran nafasi, misalnya batuka lebih dari 30 hati (setelahdisingkirkan sebab lain dari
batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada
e. Gejala dari saluran cernam, misalnya diare berulang yang tidak sembuhdengan pengobatan diare,
benjolan (massa) di abdomen, dan tanda-tanda cairan dalam abdomen
5. Apa perbedaan obat primer dan obat sekunder?
Obat umumnya dibagi dalam obat-obat primer dan obat-obat sekunder (Tjay dan Rahardja, 2007):
1. Obat primer
INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol. Obat-obat ini paling efektif dan paling rendah efek
toksisitasnya, tetapi menimbulkan resistensi dengan cepat bila digunakan sebagai obat tunggal. Maka
terapi selalu dilakukan dengan kombinasi dari 3-4 obat. Suku-suku yang sekaligus kebal terhadap dua
atau lebih jenis obat sangat jarang terjadi. Yang paling banyak digunakan adalah kombinasi INH,
rifampisin, dan pirazinamida.
2. Obat sekunder
Streptomisin, klofazimin, fluorkinolon, dan sikloserin. Obat ini memiliki kegiatan yang lebih
lemah dan bersifat lebih toksis, maka hanya digunakan bila terdapat resistensi atau intoleransi terhadap
obat primer, juga terhadap infeksi MAI pada pasien HIV.
6. Salah satu penularan penyakit kusta yaitu, kontak kulit yang lama dengan penderita! Berapa
bnyak kemungkinan bisa terjadi?
Hanya sedikit kemungkinan orang yang terjangkit kusta setelah kontak dengan pasien kusta, hal ini
disebabkan adanya kekebalan tubuh. M.leprae termasuk kuman obligat intraseluler sehingga sistem
kekebalan yang berperan adalah sistem kekebalan seluler. Sebagian besar (95%) manusia kebal terhadap
kusta, hanya sebagian kecil yang dapat ditulari (5%). Dari 5% yang tertular tersebut, sekitar 70% dapat
sembuh dan 30% yang menjadi sakit
7. Berapa lama pengobatan lepra golongan PB dan MB?
PB selama, 3-5 tahun
MB selama, 5-10 tahun

You might also like