You are on page 1of 11

Biocelebes, Agustus, 2018 Volume 12 Nomor 2

AKTIVITAS EKSTRAK KULIT BATANG LANGSAT (Lansium parasiticum


(Osbeck) Sahni & Bennet) TERHADAP KELARUTAN KALSIUM BATU GINJAL
SECARA in vitro

Nur Ramadhani1, Yuliet2, Khildah Khaerati3


1
Jurusan Farmasi Strata 1, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.
2
Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu.
3
Laboratorium AKFAR Bina Farmasi, Palu.

ABSTRACT
The kidney stone is a stone which is found in the kidney or other parts of urinary tract. The
most frequently type of stone encountered are composed of calcium crystals. As much as
60% content of kidney stones consist of calcium oxalate, phosphate, carbonate, uric acid,
magnesium, and ammonium. Langsat (Lansium parasiticum (Osbeck) Sahni & Bennet) is a
plant that may dissolve kidney stones and smooth urination, particularly its bark. This study
aims to determine the activity as well as the greatest concentration of Langsat bark ethanol
extract in dissolving dissolves calcium of kidney stones conducted in vitro. The ethanol
extract was obtained by maceration method using 96% ethanol followed by phytochemical
screening test and thin layer chromatograpy (TLC) profiling of the extract. Chromatogram
result shows that the extract contains flavonoids. The research methodology conducted was
the kidney stone powder dissolution in the ethanol extract of Langsat bark after being
destructed with concentrations of respectively 0.5%, 1% and 1.5% then incubated in 37ºC
temperature for 3 hours. The solubility of calcium was assayedby measuring the calcium
(Ca) levelsat the beginning and at after being incubated with the kidney stone.The positive
control used was Calcusol® and the negative onewas aquadest. The dissolved calcium levels
were measured by using Atomic Absorption Spectrophotometer at λ = 422.7 nm. The
research results show that Langsat Bark ethanol extract has the activity in dissolving the
calcium of kidney stones in vitro of which concentration with greatestactivity of calcium
dissolution is 1.5% w/v.

Keywords: Kidney Stone, Langsat, Lansium parasiticum, Calcium.

LATAR BELAKANG kemih. Batu saluran kemih menurut


Ginjal merupakan dua buah organ tempatnya digolongkan menjadi batu
di daerah lumbal yang berbentuk seperti ginjal dan batu kandung kemih. Batu ginjal
kacang dan berwarna merah. Ginjal mempunyai komponen dasar kalsium 70-
memiliki banyak fungsi seperti pengatur 80% baik berupa kalsium oksalat, kalsium
keseimbangan air, konsentrasi garam fosfat maupun campuran
dalam darah, keseimbangan asam basa oksalat dan fosfat. Batu ginjal terbentuk
darah, ekskresi bahan buangan dan karena beberapa faktor antara lain minum
kelebihan garam. Namun, banyak juga air putih yang terlalu sedikit, kurang
masalah pada ginjal yang mungkin terjadi, olahraga, keturunan, makan makanan
antara lain urolithiasis. Urolithiasis yang mengandung asam urat tinggi,
merupakan pembentukkan batu saluran mengkonsumsi vitamin yang berlebihan

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 69


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

dan infeksi. Menurut RISKESDAS (2013), tumbuh-tumbuhan (Nisma, 2011; Nessa,


prevalensi penderita batu ginjal berdasar 2013).
wawancara terdiagnosis dokter di Kalsium pada batu ginjal diduga
Indonesia sebesar 0,6 persen. Sulawesi dapat membentuk senyawa kompleks
tengah memiliki prevalensi yang cukup dengan gugus –OH dari flavonoid
tinggi setelah DI Yogyakarta (1,2%) dan sehingga membentuk Ca-flavonoid.
Aceh (0,9%), yakni sebesar 0,8 % Senyawa kompleks ini diduga lebih mudah
(Dwisang, 2014; Nessa, dkk., 2013; Ulfa, larut dalam air, sehingga air yang ada
dkk., 2009; Kementrian Kesehatan RI, dalam urin akan membantu kelarutan batu
2013). tersebut. Aktivitas diuretik dari flavonoid
Penyakit batu ginjal dapat dapat membantu pengeluaran batu dari
menyebabkan berkurangnya ekskresi urin, dalam ginjal yaitu dikeluarkan bersama
nyeri hingga terjadi perdarahan sehingga urin, sementara kalium akan
perlu pengobatan. Penyakit ini dapat menyingkirkan kalsium dan berikatan
diobati dengan cara modern maupun cara dengan oksalat sehingga menjadi
tradisional. Kecenderungan masyarakat senyawa yang lebih mudah larut dalam air
untuk memilih penggunaan obat yang (Nisma, 2011).
mudah, murah, dan efek samping yang Beberapa peneliti telah melakukan
kecil mengakibatkan masyarakat lebih penelitian terhadap beberapa jenis
memilih menggunakan obat tradisional tanaman yang dapat melarutkan batu
yakni dengan menggunakan tanaman ginjal. Menurut Sasmito, dkk (2001), fraksi
obat untuk mengobati batu ginjal. Salah air 20% dan fraksi etil asetat 40% daun
satu senyawa yang memiliki kemampuan benalu mindi memiliki daya melarutkan
melarutkan kalsium pada batu ginjal batu ginjal secara in vitro. Zainal Kamal,
adalah flavonoid (Kamal, dkk., 2003). dkk (2003) membuktikan bahwa fraksi air
Secara normal, pembentukkan daun kumis kucing berkemampuan lebih
kalsium batu ginjal dihambat oleh baik dibanding fraksi etil asetatnya dalam
flavonoid, kalium, magnesium dan asam melarutkan batu ginjal kalsium. Menurut
sitrat. Flavonoid dan alkaloid mempunyai Selvia Ma’sum (2013), pemberian ekstrak
efek diuretik yaitu dapat meningkatkan etanol daun kapuk randu dapat
volume urin. Senyawa flavonoid menghambat pembentukan kalsium pada
merupakan suatu kelompok senyawa ginjal tikus putih jantan yang diinduksi
fenol yang terbesar ditemukan di alam. etilen glikol dan amonium klorida. Liling
Senyawa-senyawa ini merupakan zat Triyasmono (2015) telah membuktikan
warna merah,ungu, biru, dan sebagai zat bahwa ekstrak etanol kembang bulan
warna kuning yang ditemukan dalam dapat melarutkan batu ginjal kalsium

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 70


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

secara in vitro. Berdasarkan penelitian- kloroform, asam asetat anhidrat, etil


penelitian tersebut yang berperan dalam asetat, H2SO4 pekat, polisorbat 80,
proses kelarutan batu ginjal adalah pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff,
senyawa flavonoid (Sasmito, dkk., 2001; pereaksi Lieberman Buchard, FeCl3,
Kamal, dkk., 2003; Ma’sum, 2013; kertas saring, ekstrak tempuyung yang
Triyasmono, 2015). beredar di pasaran (Calcusol®), kertas
Salah satu tumbuhan yang saring, lempeng silika gel GF254, AlCl35%.
digunakan oleh masyarakat Watusampu
sebagai obat tradisional yaitu langsat Sampel Uji
(Lansium parasiticum (Osbeck) Sahni & Batu ginjal kalsium yang
Bennet). Bagian dari langsat yang dapat digunakan dalam penelitian dianalisis
digunakan untuk mengobati gangguan kandungan kimianya di laboratorium Klinik
urolithiasis adalah kulit batang langsat Prodia, Jalan S. Parman Palu.
yang biasa dibuat dalam bentuk dekok.
Masyarakat tersebut menggunakan kadar Bahan dan Metode
kurang lebih 10 gram dalam 600 ml air. Jenis penelitian ini adalah penelitian
Namun, belum ada penelitian ilmiah kuantitatif dengan menggunakan metode
mengenai aktivitas kulit batang langsat eksperimen laboratorium yang mana
untuk melarutkan batu ginjal kalsium. dilakukan pengukuran daya melarutkan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kalsium batu ginjal secara in vitro.
peneliti tertarik untuk membuktikan
aktivitas ekstrak kulit batang langsat Waktu dan Tempat Penelitian
(Lansium parasiticum (Osbeck) Sahni & Penelitian ini dilaksanakan pada
Bennet) dalam melarutkan kalsium batu bulan Mei sampai Oktober
ginjal dengan parameter yang diteliti 2016.Pembuatan ekstrak kulit batang
adalah kadar kalsium pada batu ginjal langsat di Laboratorium AKFAR Bina
yang diukur menggunakan alat Farmasi dan pengujian in vitro dilakukan
Spektrofotometer Serapan Atom. di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia
Jurusan Farmasi, FMIPA, Universitas
BAHAN DAN METODE Tadulako, Palu dan di UPT Laboratorium
Bahan Kesehatan, Palu, Sulawesi Tengah.
Kulit batang langsat, batu ginjal
kalsium, larutan baku standar kalsium, Tahap Persiapan Bahan Uji
aquadest, etanol 96%, serbuk Mg, a. Pengumpulan dan Identifikasi Kulit
metanol, asam asetat glasial, kloroform, Batang Langsat
eter, HNO3 pekat, HCl pekat, metanol,

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 71


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

Pemanenan batang dilakukan


pada batang yang berwarna keabu- Tahap Uji Penapisan Fitokimia
abuan, di daerah Desa Lino, Ekstrak kulit batang langsat yang
Kecamatan Banawa Selatan, telah didapatkan kemudian diuji kualitatif
Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah terhadap senyawa tanin, alkaloid, saponin,
dan dilakukan identifikasi di Unit terpenoid dan flavonoid.
Pelaksanaan Teknis (UPT) Sumber
Daya Hayati Sulawesi Universitas Tahap Pengujian Aktivitas Daya Larut
Tadulako untuk memastikan bahwa Batu Ginjal
kulit batang langsat yang digunakan a. Perendaman Batu Ginjal Kalsium
adalah benar jenis Lansium parasiticum Perendaman dilakukan dengan
(Osbeck) Sahni & Bennet). cara menimbang 100 mg serbuk batu
ginjal kemudian dilarutkan ke dalam
b. Penyiapan Sediaan Batu Ginjal masing-masing larutan uji ekstrak
Batu ginjal yang digunakan dalam etanol 96% kulit batang langsat
pengujian ini terlebih dahulu digerus (konsentrasi 0,5% b/v,1% b/v, 1,5%
dan diayak dengan ayakan mesh 60 b/v), kontrol positif (ekstrak tempuyung
untuk mendapatkan ukuran partikel yang beredar di pasaran) 1,3% b/v, dan
yang sama. Kemudian dianalisis secara kontrol negatif aquadest 100 ml lalu
kualitatif kandungan Ca. diaduk dan diinkubasi selama 3 jam
pada suhu 37°C dimana setiap 15
Tahap Ekstraksi menit dilakukan penggojogan
Simplisia kulit batang langsat menggunakan magnetik stirer.
diekstraksi secara maserasi
menggunakan pelarut etanol 96%. Mula- b. Identifikasi Kadar Kalsium yang
mula ± 415 gram simplisia kulit batang Terlarut
langsat dimaserasi dengan pelarut etanol Masing-masing perlakuan dipipet
96%. Setelah 5 hari dilakukan 10 ml dan dimasukkan dalam vial.
penyaringan ampasnya direndam kembali. Ditambahkan 3 ml HNO3 biarkan
Penyarian ini dilakukan sebanyak 3 kali. beberapa menit, dipanaskan mula-mula
Maserat dikumpulkan dan diuapkan dengan pemanasan yang rendah
pelarutnya menggunakan rotary kemudian dinaikkan secara perlahan-
evaporator sehingga didapat ekstrak lahan, setelah 30 menit pemanasan
kental etanol kulit batang langsat. dinaikkan, dihentikan sebentar. Hasil
Kemudian dihitung rendemen yang destruksi didinginkan, kemudian
diperoleh. diencerkan dengan aquadest sampai

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 72


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

volume 100 ml. Sampel diukur dengan Hasil Identifikasi Flavonoid Ekstrak
Etanol Kulit Batang Langsat
SSA pada panjang gelombang 422,7
nm. Hasil perhitungan kadar kalsium
terlarut setelah direndam masing-masing
Analisis Data dengan aquadest (kontrol negatif);
®
Data hasil selisih kadar kalsium Calcusol (kontrol positif); ekstrak kulit
terlarut hasil perendaman ekstrak etanol batang langsat 0,5%, 1% dan 1,5% dapat
kulit batang langsat, kontrol positif beserta dilihat pada Tabel 3.
kontrol negatif dianalisis secara statistik Tabel 2. Hasil KLT Senyawa Flavonoid
Ekstrak Kulit Batang Langsat
menggunakan metode non parametrik
Penampakkan Penampakkan
dengan uji Kruskal-Wallis pada tingkat dibawah Lampu dibawah Lampu
Bahan UV 254 nm UV 366 nm
kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji Uji dengan AlCl3 dengan AlCl3
Mann Whitney untuk melihat perbedaan Nilai
Warna Nilai Rf Warna Rf
nyata antar kelompok perlakuan. Ekstrak
etanol
96%
Kuning 0,8 Kuning 0,8
HASIL DAN PEMBAHASAN Kulit
batang
Hasil Ekstraksi langsat
Simplisia kulit batang langsat 415
gram diekstraksi dengan metode maserasi Analisis kualitatif dengan KLT

menggunakan pelarut etanol 96% digunakan untuk memisahkan substansi

sebanyak 4 liter. Hasil ekstrak kental kulit campuran menjadi komponen-

batang langsat yaitu 50,74 gram dengan komponennya. Dalam hal ini digunakan

rendemen 12,23%. untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid

Hasil Penapisan Fitokimia pada ekstrak kulit batang langsat. Hasil

Uji penapisan fitokimia dilakukan KLT dapat dilihat Tabel2.

untuk mengetahui komponen kimia pada


tumbuhan yang diidentifikasi secara
kualitatif. Hasil penapisan fitokimia ekstrak
kulit batang langsat dapat dilihat pada
Tabel1:
(A) (B)
Tabel 1. Hasil Penapisan Fitokimia.
No Komponen Hasil Gambar 1. Kromatogram ekstrak kulit
batang langsat fase diam silika gel,
1 Flavonoid +
fase gerak kloroform : etil asetat :
2 Saponin + V
metanol (8 :2 :1 /V), jarak migrasi 7
3 Terpenoid + cm, (A) pada λ 254 nm, (B) pada λ
4 Alkaloid - 366 nm.
5 Tanin -
Keterangan : + = positif mengandung senyawa
yang diuji Hasil Uji Daya Larut Ekstrak Etanol
Terhadap Batu Ginjal Kalsium

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 73


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

Pembahasan
Berdasarkan hasil di atas kemudian
Batu ginjal merupakan gangguan
dapat dibuat diagram batang yang
kesehatan pada organ ginjal dimana
merupakan hasil dari selisih kadar kalsium
terdapat batu-batu kecil yang terbentuk di
yang terlarut.
dalam ginjal akibat pengendapan yang
Grafik Rata Rata Kadar Kalsium Terlarut terjadi di urin bergerak turun ke saluran
kemih (ureter). Bagian dari batu-batu
4
3
2 tersebut seringkali terbawa keluar
1
0 Rata-rata selisih bersama dengan air seni. Kadangkala
batu-batu tersebut menjadi semakin besar
yang akan mengganggu keluarnya air
seni, karena batu-batu tersebut bentuknya
Gambar 2.Grafik rata-rata kadar kalsium yang
terlarut dengan menggunakan seperti karang yang pinggir-pinggirnya
Spektrofotometri Serapan Atom setelah
perendaman selama 3 jam runcing sering menimbulkan pendarahan,
rasa pedih, dan sakit (Yasmin, 2007).
Tabel 3. Kadar Kalsium (Ca) Terlarut Ekstrak Penelitian ini dilakukan untuk
Etanol 96% Kulit Batang Langsat
mengetahui aktivitas ekstrak etanol 96%
Konsentrasi Ca (mg/L)
Selisih
Perlakuan Ulangan
Sebelum sesudah
(mg/L) kulit batang langsat (Lansium parasiticum
1 3.405 3.846 0.441 (Osbeck) Sahni & Bennet) dalam
Kontrol
Negatif
2 3.158 3.405 0.247 melarutkan kalsium batu ginjal secara in
3 4.141 4.356 0.215
vitro. Batu ginjal yang digunakan dalam
Rata-rata±SD 3,568±0,511 3,869±0,476 0,301±0,122
penelitian ini berasal dari pasien yang
1 4.029 4.74 0.711
Kontrol telah melakukan operasi batu ginjal.
2 4.415 5.225 0,810
positif
3 4.802 5.711 0.909 Berdasarkan hasil identifikasi yang
Rata-rata±SD 4,415±0,386 5,225±0,486 0,810±0,990 dilakukan di Klinik Prodia, diketahui bahwa
1 4.751 8.938 4.187 batu ginjal yang digunakan dalam
Ekstrak
2 4.649 8.455 3.806
0,5% penelitian ini positif mengandung kalsium.
3 5.202 6.964 1.762
Kulit batang langsat yang digunakan
Rata-rata±SD 4,867±0,294 8,119±1,029 3,252±1,304
sebelumnya diidentifikasi di Unit
1 6.808 7.53 0.722
Ekstrak
2 6.148 8.246 2.098 Pelaksanaan Teknis (UPT) Sumber Daya
1%
3 6.983 8.661 1.678 Hayati Sulawesi Universitas Tadulako.
Rata-rata±SD 6,646±0,440 8,146±0,572 1,557±0,734 Identifikasi dilakukan dengan tujuan agar
1 4.576 8.852 4.276
tidak terjadi kesalahan terhadap tanaman
Ekstrak
2 5.274 9.023 3.749
1,5%
tersebut dan memastikan bahwa tanaman
3 5.191 8.402 3.211
yang digunakan adalah benar spesies
Rata-rata±SD 5,014±0,381 8,759±0,321 3,760±0,533

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 74


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

Lansium parasiticum (Osbeck) Sahni & lebih sedikit untuk proses pemekatan, dan
Bennet) dari famili Meliaceae. zat pengganggu yang larut terbatas.
Proses pembuatan ekstrak Penapisan fitokimia merupakan uji
dilakukan dengan cara maserasi. Metode kualitatif golongan senyawa kimia yang
maserasi dipilih karena pengerjaannya terdapat dalam ekstrak etanol (96%) kulit
sederhana dan mudah. Selain itu bahan batang langsat Lansium parasiticum
uji yang digunakan berupa kulit batang (Osbeck) Sahni & Bennet). Data hasil
yang teksturnya lunak serta untuk penapisan fitokimia menunjukkan bahwa
menjaga kandungan simplisia agar tidak ekstrak etanol tersebut mengandung
rusak oleh pemanasan. Selain itu, golongan senyawa flavonoid, saponin, dan
maserasi merupakan cara penyarian yang terpenoid.
sederhana karena cairan penyari akan Analisis KLT flavonoid dalam
menembus dinding sel dan masuk ke penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dalam rongga sel yang mengandung zat adanya senyawa golongan flavonoid yang
aktif. Zat aktif ini akan larut dan adanya terkandung dalam ekstrak kulit batang
perbedaan konsentrasi antara larutan zat langsat. Flavonoid merupakan senyawa
aktif di dalam dengan di luar sel polar yang dapat membentuk kompleks
menyebabkan larutan yang terpekat dengan ion logam. Berdasarkan sifat
keluar hingga terjadi keseimbangan tersebut, maka dipilih fase diam dan fase
konsentrasi antara larutan di dalam gerak yang polar. Fase diam yang
dengan di luar sel. Maserasi simplisia kulit digunakan dalam pemisahan flavonoid
batang langsat dilakukan dengan adalah silika gel agar dapat dipisahkan,
menggunakan etanol 96%. Hal ini karena maka flavonoid harus dapat terbawa oleh
flavonoid dalam tanaman umumnya fase gerak saat melewati fase diam. Fase
berada dalam bentuk glikosida yang dapat gerak yang digunakan dalam penelitian ini
larut dalam campuran air dan pelarut adalah campuran kloroform : etil asetat :
polar. Menurut Markham (1988), metanol, metanol (8 : 2 : 1)V/v (Amsuri, 2009).Pada
etanol, butanol dan lain-lain yang sering pemeriksaan flavonoid secara kualitatif
digunakan untuk ekstraksi glikosida menggunakan metode kromatografi lapis
flavonoid. Beberapa aglikon flavonoid tipis (KLT) seperti pada Gambar 4.1
kemungkinan juga dapat larut dalam menunjukkan ketika diamati di bawah
campuran air-etanol (etanol 96%). Selain sinar UV 366 nm terlihat ada noda yang
itu etanol 96% lebih selektif, kapang sulit tampak berfluoresensi dengan latar gelap.
tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak Ketika disemprot dengan larutan AlCl3 5%
beracun, netral, memerlukan panas yang dalam etanol, noda semakin lebih jelas
ketika diamati di bawah sinar UV 366 nm.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 75


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

Noda memberikan perubahan warna sedapat mungkin dibuat sama dengan


menjadi lebih terang/berfluoresensi. kondisi di dalam tubuh. Alasan dipilihnya
Perubahan ini disebabkan adanya suhu 37℃ adalah karena pada umumnya
flavonoid. Reaksi antara AlCl3 dengan manusia normal memiliki suhu tubuh 37℃.
golongan flavonoid membentuk kompleks Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh
antara gugus hidroksil dan keton yang Fatimah Nisma (2011), diperoleh bahwa
bertetangga yang tahan asam atau hasil bahwa waktu inkubasi yang optimal
dengan gugus ortohidroksil yang tidak adalah 3 jam, sehingga digunakan waktu
tahan asam dan bertetangga (Markham, selama 3 jam untuk proses inkubasi.
1988). Adapun maksud dari proses penggojogan
Pengujian aktivitas ekstrak kulit setiap 15 menit adalah untuk
batang langsat dalam melarutkan batu mendapatkan hasil yang optimal seperti
ginjal kalsium dalam penelitian ini yang terjadi di dalam tubuh saat batu
menggunakan 3 perlakuan dengan ginjal mengalami pergerakan. Batu ginjal
beberapa konsentrasi yaitu 0,5%, 1%, dan yang ada di dalam ginjal mengalami
1,5%. Kontrol positif dalam penelitian ini gerakan-gerakan akibat aliran urin,
®
digunakan Calcusol yang mengandung adapun gerakan akibat aktivitas dari tubuh
ekstrak daun tempuyung. Kontrol positif manusia (Nisma, 2011).
ekstrak daun tempuyung digunakan Hasil inkubasi selama 3 jam diambil
karena merupakan salah satu obat sebanyak 10 ml kemudian didestruksi dan
tradisional batu ginjal dengan mekanisme dicukupkan volumenya sampai 100 ml.
kerja melarutkan kalsium batu ginjal yang Proses dekstruksi bertujuan untuk
telah banyak digunakan. Kontrol negatif memecah atau memutus ikatan unsur
yang digunakan dalam penelitian ini logam dengan lainnya, selain itu proses ini
adalah aquadest. Aquadest dipilih karena juga bertujuan agar terjadi pemecahan
merupakan pelarut yang digunakan dalam kalsium oksalat menjadi kalsium murni
melarutkan ekstrak etanol 96% dan yang terukur pada alat Spektrofotometer
®
kontrol positif Calcusol , selain itu serapan atom (Sastroharmidjojo, 2001).
penggunaan aquadest disini untuk melihat Dekstruksi dimulai dengan pemanasan
banyak kalsium yang mungkin terlarut rendah kemudian ditinggikan perlahan-
dalam aquadest selama proses inkubasi lahan sampai sampel larut sempurna.
dan pengadukan. Proses pemanasan yang dilakukan
Proses inkubasi dilakukan pada bertujuan agar membantu mempercepat
suhu 37℃ selama 3 jam dan proses pelarutan atau pemutusan ikatan
dihomogenkan setiap 15 menit. Hal ini organik. Metode destruksi yang digunakan
dimaksudkan agar kondisi percobaan adalah metode destruksi basah. Metode

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 76


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

ini digunakan karena pengerjaannya berdasarkan pada absorbansi cahaya oleh


lebihsederhana, oksidasi kontinyu dan atom dalam fase uap (Mulja dan
cepat dan unsur-unsur yang diperoleh Suharman, 1995). Spektrofotometer
mudah larut sehingga dapat ditentukan serapan atom dapat mendeteksi kalsium
dengan metode analisis tertentu (Rasyid, hingga kadar terendah 0,002 ppm.
Roslinda, 2011). Proses dekstruksi ini Pengukuran absorbansi larutan standar
menggunakan asam nitrat sebagai dilakukan untuk memperoleh persamaan
pengoksidasi. Proses destruksi yang kurva baku yang digunakan untuk
sempurna ditandai dengan diperolehnya menghitung kadar kalsium yang terlarut.
larutan jernih yang menunjukkan bahwa Data absorbansi yang telah didapatkan
semua konstituen telah larut sempurna kemudian dibuat kurva kalibrasi larutan
atau perombakan senyawa organik telah baku kalsium.
berjalan dengan baik. Rata-rata kadar kalsium yang
Larutan jernih hasil destruksi ini terlarut pada masing-masing perlakuan
kemudian diencerkan dengan dengan menggunakan Spektrofotometri
menggunakan akuades sampai 100 ml serapan atom diperoleh kontrol negatif
dengan tujuan agar serapannya dapat sebesar 0,301 mg/L, kontrol positif
terbaca pada alat spektrofotometer sebesar 0,810 mg/L, ekstrak 0,5%
serapan atom dan masih berada dalam sebesar 3,525 mg/L, ekstrak 1% sebesar
range kurva baku. Pengukuran kadar 1,557 mg/L dan ekstrak 1,5% sebesar
kalsium yang terlarut dilakukan pada 3,760 mg/L. Hasil rata-rata tersebut
panjang gelombang 422,7 nm, karena dilakukan pengolahan data dengan
logam kalsium dapat terbaca pada alat menggunakan metode statistik uji Kruskal-
spektrofotometer serapan atom pada Wallis untuk mengetahui adanya
panjang gelombang 422,7 nm. perbedaan yang signifikan pada
Pada penelitian ini digunakan konsentrasi Ca yang terlarut antar
metode spektrofotometer serapan atom perlakuan dan hasil tersebut menunjukkan
karena metode ini tepat untuk melakukan nilai sig 0,018 (sig ≤ 0,05) yang berarti
penetapan kadar secara kuantitatif suatu bahwa ada perbedaan yang signifikan
logam dengan adanya bantuan lampu pada konsentrasi Ca yang terlarut. Hasil
katoda spesifik sebagai sumber radiasi analisis tersebut dilanjutkan dengan
yang mengemisikan sinar pada panjang menggunakan uji Mann Whitney untuk
gelombang yang tepat dan sama pada mengetahui perlakuan yang berbeda
proses absorbansi sehingga dapat signifikan dengan perlakuan lainnya. Hasil
menentukan kadar suatu atom tertentu uji Mann Whitney menunjukkan kontrol
karena memang prinsip kerja alat ini negatif berbeda signifikan dengan kontrol

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 77


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

positif (Calcusol), ekstrak 0,5%, ekstrak terjadinya penurunan kelarutan batu ginjal
1% dan ekstrak 1,5%. Hal ini berarti kalsium oleh kulit batang langsat
bahwa kontrol negatif aquadest tidak (Triyasmono, 2015).
melarutkan kalsium yang berarti. Penggunaan ekstrak etanol kulit
Perlakuan kontrol positif menunjukkan batang langsat ternyata terbukti
perbedaan yang signifikan dengan kontrol melarutkan batu ginjal kalsium dengan
negatif, ekstrak 0,5%, ekstrak 1,5% cukup baik pada konsentrasi 1,5%. Hal ini
namun berbeda tidak signifikan dengan juga menunjukkan bahwa senyawa aktif
ekstrak 1%. Kadar Ca yang terlarut pada yang ada dalam kulit batang langsat dapat
perlakuan kontrol positif yang diberikan melarutkan batu ginjal kalsium yang salah
Calcusol 1,34 % b/v lebih rendah satunya adalah flavonoid.
dibandingkan dengan perlakuan yang Berdasarkan hasil uji penapisan
diberikan ekstrak kulit batang langsat. fitokimia, ekstrak kulit batang langsat
Perlakuan yang diberikan ekstrak 0,5% mengandung flavonoid. Kalsium pada
menunjukkan perbedaan yang tidak batu ginjal diduga dapat membentuk
signifikan dengan ekstrak 1% dan 1,5%. senyawa kompleks dengan gugus –OH
Sedangkan ekstrak 1% berbeda signifikan dari flavonoid sehingga membentuk Ca-
dengan ekstrak 1,5%. Kadar Ca yang flavonoid. Senyawa kompleks ini diduga
terlarut lebih tinggi pada perlakuan yang lebih mudah larut dalam air, sehingga air
diberikan ekstrak 1,5% dengan hasil yang yang ada dalam urin akan membantu
diperoleh sebesar 3,760 mg/L. kelarutan batu tersebut (Nisma, 2011).
Berdasarkan hasil rata-rata dapat
disimpulkan pada konsentrasi 1,5% DAFTAR PUSTAKA
ekstrak etanol kulit batang langsat dapat
Amsuri.(2009). Skrining dan Identifikasi
melarutkan paling baik batu ginjal kalsium Senyawa Flavonoid pada Kulit
Batang Tanaman Duku (Lansium
sedangkan yang paling kecil adalah pada
domesticum). Tesis Ilmu Kimia
konsentrasi 1% dengan rata-rata kadar UGM. Yogyakarta.
kalsium yang terlarut sebesar 1,557 mg/L.
Harbone. (1987). Tumbuhan Berguna
Hal tersebut diduga terjadi karena ekstrak Indonesia (Vol.III). Jakarta: Badan
Litbang Kehutanan.
memiliki homogenitas yang tidak baik
sehingga kalsium yang ada pada tanaman Kamal, Z., M. Yazid, Suparmi dan
Sumarmi. (2003). Identifikasi dan
lebih dulu berikatan dengan senyawa
Penentuan Kadar Kalsium Terlarut
flavonoidnyasehingga menyebabkan dalam Fraksi Air dan Etil Asetat
dalam Daun Kumis kucing
pengurangan senyawa flavonoid pada
(Orthoshiphon aristatus) dengan
tanaman untuk berikatan dengan kalsium Spektrometri Serapan Atom.
Puslitbang Teknologi Maju BATAN,
pada batu ginjal dan menyebabkan
Yogyakarta.

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 78


Ramadhani dkk. Biocelebes. Agustus. 2018. Volume 12 Nomor 2

Kelarutan Kalsium Batu Ginjal.


Kementrian Kesehatan RI. (2013). Riset Farmasi FMIPA UHAMKA.
Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Rasyid, Roslinda, Mahyuddin, Agustin M.
Kesehatan (2011). Pemeriksaan Kadar Kalsium
dan Natrium Herba Pegagan
Markham. (1988).Cara Mengidentifikasi (CENTELLA asiatica L. Dengan
Flavonoid. Diterjemahkan oleh Metode Fotometri Nyala. Fakultas
Kokasi Padmawinata. Penerbit ITB. Farmasi. Yogyakarta.
Bandung.
Sastroharmidjojo, H.(2001). Spektroskopi
Marshall, Eftinger, B. (2003). Medical Edisi ke-2. Yogyakarta: Universitas
Management Of Urolithiasis In Gajah Mada.
Stone Disease. Public Health. Hal
138-142. Triyasmono, L dan Eko S. (2015). Daya
Larut Ekstrak Etanol Daun Kembang
Mayanti, T. (2009). Kandungan Kimia dan Bulan Terhadap Batu Ginjal Kalsium
Bioaktivitas Tanaman Duku. UNPAD in vitro, Skripsi. FMIPA Unversitas
PRESS Lambung Mangkurat. Banjabaru.

Mulja, M. (1995). Analisis Yasmin, Elizabeth. (2007). At a Glance


Instrumental.Airlangga University Sistem Ginjal. (Terjemahan).
Press. Surabaya. Hal 171-112, 223- Penerbit Erlangga. Jakarta.
227.

Nisma F. (2011). Pengaruh Penambahan


Ekstrak Etanol 70% Buah Anggur
Biru (Vitis vinifera L.) terhadap

ISSN-p : 1978-6417 ISSN-e : 25805991 Page 79

You might also like