You are on page 1of 49

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA GANGGUAN KATUP


JANTUNG
Katup – katup jantung
 The two atrioventricular (AV) valves, the
mitral valve (bicuspid valve), and the
tricuspid valve, which are between the
upper chambers (atria) and the lower
chambers (ventricles). The two semilunar
(SL) valves, the aortic valve and the
pulmonary valve, which are in the arteries
leaving the heart.
Istilah – istilah penting

1. Insufisiensi atau inkompetensi katup


2. Stenosis
Penamaan Katup

• Yang menghubungkan atrium ke ventrikel


disebut katup atrioventrikuler ( AV )
• Kiri : mitralis
• Kanan : Trikuspidalis
• Pada aorta dan arteri pulmonalis disebut katup
semilunaris
Kelainan – kelainan katup

• Mitral
• Stenosis
• regurgitasi
• Trikuspid
• Stenosis
• regurgitasi
• Aorta
• Stenosis
• regurgitasi
• Pulmo
• Stenosis
• Regurgitasi
• campuran
etiologi

• 90 % karena demam rematik


• Degeneratif
• Endokarditis bakterialis
• Ruptur m.papillaris o/k aterosklerosis
koroner
• Kongenital

* Insiden lebih sering pada jantung kiri


Stenosis mitral
 Atrium akan meningkatkan tekanan melawan
katup yang mengalami stenosis, akan terjadi
hipertropi atrium dan dilatasi atrium
 Peningkatan tekanan di atrium akan
dikembalikan ke struktur dibelakangnya : Vena
pulmonalis, pulmo, arteri pulmonalis, ventrikel
kanan, sistemik
 Setelah beberapa tahun, stenosis akan
memperkecil lubang katup
Gejala
 Sesak nafas
 Kelemahan fisik
 Oedema
pemeriksaan
 Riwayat demam rematik?
 Bising diastolik
 EKG : hipertropi mitral = P mitral
 Auskultasi :Opening snap mitralis, S1 lebih
keras
REGURGITASI MITRALIS
 Insufisiensi atau regurgitasi mitralis
menyebabkan aliran balik darah dari
ventrikel kiri ke atrium kiri
 Menambah beban ventrikel untuk
mempertahankan cardiac output
 Ventrikel kiri akan meningkatkan kerjanya
dengan memperbesar ruangannya ( dilatasi
)
 Atrium juga akan bekerja lebih keras ke
ventrikel kiri
 Pembesaran ruang jantung
mengakibatkan tendon m.papillaris
meregang, katup semakin terbuka
 Efek regurgitasi akan mempengaruhi
aliran ke depan dan ke belakang
ventrikel kiri
Tipe awitan
 Akut
 Misal : ruptur m. papillaris akibat infarct
myocard
 Akan terjadi edema paru yang berat
 Kronis
 Terjadi hipertropi atrium dan ventrikel
Gejala yang mungkin timbul
 Rasa lemah dan lelah
 Dispnea saat aktifitas
 Palpitasi
Pemeriksaan
 TTV
 Auskultasi : bising fase sistolik
 EKG : P mitral, kadang terdapat
Fibrilasi atrium
Stenosis Aorta
• Aliran darah dari ventrikel kiri ke
aorta pada saat sistolik terhalang
• Titik kritis muncul jika lumen aorta
mengecil dari 3 – 4 cm2 menjadi < 0,8
cm2
Trias gejala yang khas
pada stenosis aorta
• Angina
• Sinkop
• Gagal ventrikel kiri
* Tingkat kematian tinggi, prognosa buruk
kurang dari 5 tahun
Temuan2
• Bising ejeksi sistolik
• EKG : LVH, cacat hantaran ( blok )
• Rontgen
REGURGITASI AORTA
 TERJADI ALIRAN RETROGRADE DARI
AORTA KE VENTRIKEL KIRI
 ALIRAN ‘ RUN OFF ‘ DAN RETROGRADE
DIPENGARUHI OLEH RESISTENSI
PERIFER DAN PERBEDAAN TEKANAN
patofisiologi
 Aliran retrograde menambah beban
ventrikel kiri
 Ventrikel kiri memperbesar ukuran ruang
 Setiap kontraksi, ventrikel harus mampu
mengeluarkan darah yang lebih dari
normal ( volume regurgitasi + volume
sekuncup normal )
 Kelebihan beban : hipertropi dan dilatasi
ventrikel
Gejala awal
 Rasa lelah, sesak nafas saat aktifitas, dan
palpitasi

Gejala lanjut :
- Angina
- Hipertropi ventrikel kiri
- Gagal jantung
terapi
 Antibiotik ( ampisillin atau eritromisin 0
 Antiinflamasi
 Analgetik
 Digoksin
 Diuritik
 Bedah :
 Stenosis : valvulotomi mitralis
 Penggantian katup
Assessment

Right ventricular failure


 Signs of right ventricular failure are evident in the systemic circulation
 Pitting, dependent edema in the feet, legs, sacrum, back, and buttocks
 Ascites from portal hypertension
 Tenderness of right upper quadrant, organomegaly
 Distended neck veins
 Pulsus alternans (regular alteration of weak and strong beats noted in the pulse)
 Abdominal pain, bloating
 Anorexia, nausea
 Fatigue
 Weight gain
 Nocturnal diuresis
 Left ventricular failure
 Signs of left ventricular failure are evident in the pulmonary system
 Cough, which may become productive with frothy sputum
 Dyspnea on exertion
 Orthopnea
 Paroxysmal nocturnal dyspnea
 Presence of crackles on auscultation
 Tachycardia
 Pulsus alternans
 Fatigue
 Pallor
 Cyanosis
 Confusion and disorientation
 Signs of cerebral anoxia
 Acute pulmonary edema
 Severe dyspnea and orthopnea
 Pallor
 Tachycardia
 Expectoration of large amounts of blood-tinged, frothy sputum
 Wheezing and crackles on auscultation
 Bubbling respirations
 Acute anxiety, apprehension, restlessness
 Profuse sweating
 Cold, clammy skin
 Cyanosis
 Nasal flaring
 Use of accessory breathing muscles
 Tachypnea
 Hypocapnia, evidenced by muscle cramps, weakness, dizziness, and paresthesias
Diagnostic Evaluation

 Chest radiography reveals cardiomegaly and pulmonary congestion


 CBC reveals dilution hyponatremia, hypochloremia, and hyperkalemia
 ECG reveals ventricular hypertrophy
Primary Nursing Diagnosis

 Decreased CO related to an ineffective


ventricular pump
Masalah – masalah keperawatan
pada ganguan katup jantung kiri
 Penurunan curah jantung
 Gangguan perfusi jaringan
 Intoleran aktifitas
 Resiko kelebihan volume cairan ( ec.
Peningkatan tek vena pulmonalis,
hipoferfusi ginjal )
 Resiko kerusakan pertukaran gas
Gangguan perfusi jaringan
 Kriteria hasil
 TTV normal
 Intake : output cairan seimbang
 Akral hangat, warna kulit normal, CRT < 2 detik
 Oedema hilang

 Intervensi
 Monitor TTV
 Pantau status mental
 Observasi perfusi ginjal dan perifer
 Dorong latihan kaki aktif / pasif
 Observasi balance cairan
Penurunan curah jantung
 Kriteria hasil
 TTV normal
 Perfusi jaringan adekuat ( urine 0,5 – 2 ml/KgBB/Jam, akral hangat, CRT < 2
detik,compos mentis)
 Gambaran EKG normal
 Mampu beraktifitas ringan

 Intervensi
 Pantau TTV
 Auskultasi suara jantung
 Pantau produksi urine dalam 24 jam
 Kaji perubahan warna kulit dan suhu
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Monitor aktifitas
Intoleran aktifitas
 Kriteria hasil
 Menunjukkan peningkatan dalam beraktifitas
 TTV stabil
 Tidak cyanosis

 Intervensi
 Kajitoleransi aktifitas : nadi aktifitas maksimal
20x/menit melebihi nadi istirahat, keringat,
pusing
 Tingkatkan istirahat dan batasi aktifitas
Resiko kelebihan volume cairan
 Kriteria hasil
 Tidak ada oedema
 Suara nafas bersih
 TTV normal
 Intake = output

 Intervensi
 Auskultasi bunyi nafas
 Catat adanya JVD
 Catat intake : output
 Batasi Natrium
Resiko kerusakan pertukaran gas
 Kriteria hasil
 BGA normal
 Akral hangat
 TTV normal
 Suara nafas bersih

 Intervensi
 Auskultasi suara nafas
 Anjurkan batuk efektif
 Posisi semi fowler
 oksigen

You might also like