You are on page 1of 15

Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

PENGARUH PENGUNGKAPAN EMISI KARBON


TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI PADA PERUSAHAAN JEPANG YANG
TERDAFTAR DALAM JAPAN CLIMATE
CHANGE REPORT 2012-2014)
Full paper

Vika Rosmala Maninda Dian Agustia


Universitas Airlangga Universitas Airlangga
vikarosmala@gmail.com agustia.dian@yahoo.com

Abstract: Phenomenon of global issues on climate change in the world has influenced
behavior and business activity. Increase of greenhouse gases, such as carbon was a major
factor that affect climate change. The investor’s requisition of the company is expanding.
Investors are not only looking for information related to company’s profit but also
information about how company’s responsibility to environment, remember that impact of
climate change became the world’s important concern. Company’s disclosure is a form of
corporate responsibility. This study uses disclosures which made by Carbon Disclosure
Project (CDP). The research aims to find empirical evidence about direct effect between
carbon emission disclosure and firm value. The research used 77 Japanese companies listed
in Japan Climate Change Report in 2012-2014 with 231 observations. The results of
regression analysis showed that disclosure through CDP have impact with firm value. This
shows that companies need carbon emission disclosures as a form of their responsibility to
stakeholder, and disclose carbon emissions more widely as a form to fulfill global
requisition, especially for developed countries.

Keywords: Carbon emission disclosure, firm value

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 1


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

1. Pendahuluan
Dewasa ini, perubahan iklim mendapatkan perhatian yang signifikan sebagai isu lingkungan
global (Haque dan Islam, 2012). Tiga dekade terakhir secara berturut-turut permukaan bumi terasa
lebih hangat daripada dekade sebelumnya sejak tahun 1850 (Intergovernmental Panel on Climate
Change, 2014). Beberapa perubahan seperti penurunan dan peningkatan suhu secara ekstrim,
peningkatan volume laut serta peningkatan jumlah peristiwa hujan lebat di sejumlah daerah telah
dikaitkan dengan pengaruh aktivitas manusia (Intergovernmental Panel on Climate Change, 2014).
Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (2014), green house gases (GHG) atau gas
rumah kaca merupakan penyebab utama atas perubahan iklim yang terjadi. Gas rumah kaca telah
meningkat sejak era pra-industri, sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi dan penduduk
yang saat ini mengalami peningkatan dari sebelumnya. Gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas
manusia menunjukkan bahwa jumlah CO2 yang dihasilkan tiap tahunnya mengalami peningkatan dan
memiliki sumbangan terbesar dibandingkan dengan gas N20 dan CH4 dalam perubahan iklim yang
terjadi di dunia. Beberapa dekade terakhir, perubahan iklim telah memberikan dampak dalam sistem
alam dan kehidupan manusia di semua benua dan lautan (Intergovernmental Panel on Climate
Change, 2014).
Perusahaan merupakan organisasi yang dapat memberikan kontribusi dalam perekonomian
negara terutama dalam menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui
adanya kegiatan produksi ataupun operasi. Tidak heran jika perusahaan menjadi poros ekonomi
dengan tujuan untuk mencari laba sebesar–besarnya. Namun dengan adanya kegiatan perusahaan
secara terus-menerus, masyarakat akan semakin sadar akan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh
perusahaan dalam menjalankan operasinya seperti adanya polusi udara dan gas rumah kaca. Sesuai
dengan Limberg et al. (2009:01), kecenderungan akan kesadaran sosial yang ramah lingkungan telah
memberikan perubahan sikap pada pelaku bisnis. Laba bukanlah lagi menjadi satu–satunya hal yang
menjadi perhatian perusahaan dan stakeholder. Sesuai dengan Berthelot et al. (2012), jika kinerja dan
nilai perusahaannya baik maka investor akan berfikir untuk menanamkan modal, apalagi bila
perusahaan tersebut memiliki tanggung jawab yang baik terhadap lingkungan mengingat perubahan
iklim di dunia telah menjadi isu global yang harus diperhatikan.
Berbagai usaha dilakukan perusahaan global agar dapat bertanggung jawab terhadap stakeholder
dan juga lingkungan, terutama negara maju yang tentu memiliki jumlah dan aktivitas perusahaan lebih
banyak dibandingkan negara berkembang. Perusahaan global dalam menghadapi perubahan iklim
diharapkan mengungkapkan aktivitas perusahaan yang berperan terhadap peningkatan perubahan
iklim. Sesuai dengan Berthelot et al. (2012), investor tentu akan memerlukan pengungkapan dan
informasi perusahaan yang berguna tentang lingkungan. Sesuai dengan teori stakeholder yang
dikemukakan oleh Ghozali dan Chariri (2007:409) bahwa perusahaan harus memberikan manfaat
bagi stakeholder dengan memberikan informasi-informasi yang diperlukan terkait kegiatan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 2


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

perusahaan. Salah satu cara untuk memenuhi permintaan investor tersebut adalah melalui
pengungkapan informasi dan laporan terkait emisi karbon.
Emisi karbon yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan memiliki dampak yang signifikan
terhadap kegiatan usaha dan perilaku, beberapa studi telah menganalisis hubungan antara emisi
karbon dan nilai perusahaan (Saka dan Oshika, 2014). Menurut Saka dan Oshika (2014), pasar modal
mengintegrasikan emisi karbon dan pengungkapan secara voluntary dalam valuasi nilai perusahaan.
Pasar mengevaluasi semua perusahaan terkait emisi karbon melalui pengungkapan yang telah
dilakukan. Menurut Matsumura et al. (2014), terdapat tiga kategori mengenai relevansi nilai
perusahaan dalam pengungkapan lingkungan. Pertama, valuasi pasar terhadap pengungkapan
lingkungan yang bersifat mandatory atau diatur dalam standar akuntansi atau kebijakan pemerintah
setempat. Kedua, valuasi pasar melalui environmental capital expenditures. Dan terakhir merupakan
penilaian terbaru, yakni valuasi pasar melalui pengungkapan lingkungan secara voluntary dengan
menggunakan Carbon Disclossure Project (CDP). Pengungkapan emisi karbon perusahaan telah
menjadi hal yang biasa dan sering disajikan secara voluntary guna untuk pengambilan keputusan
internal dan eksternal (Andrew dan Cortese, 2012). Teori sinyal pun menekankan bahwa perusahaan
akan berupaya untuk menyajikan informasi yang lebih terutama pada informasi non-keuangan guna
mendapatkan sinyal positif dari investor. Penelitian Guidry dan Patten (2010) dalam Saka dan Oshika
(2014) mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika laporan tambahan terkait
suistanability diterbitkan. Selain itu, menurut GS Sustain (2009) dalam Matsumura et al. (2014),
kegagalan dalam mengintegrasikan perubahan iklim dalam strategi bisnis perusahaan dapat
mengurangi nilai perusahaan.
Berdasarkan hal-hal yang diungkapkan di atas, motivasi dari penelitian ini adalah untuk
mengkaji pengaruh pengungkapan emisi karbon terhadap nilai perusahaan. Adanya perbedaan terkait
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya juga menjadi alasan dilakukan penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Saka dan Oshika (2014) mengatakan bahwa pengungkapan emisi
karbon memiliki pengaruh positif dengan market value of equity. Penelitian Guidry dan Patten (2010)
dalam Saka dan Oshika (2014) mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika
laporan tambahan terkait sustainability diterbitkan. Menurut Qiu et al. (2014) juga menemukan
adanya pengaruh positif antara pengungkapan lingkungan dan sosial dengan nilai saham perusahaan.
Menurutnya, masalah lingkungan dan sosial merupakan hal yang lebih penting bagi investor. Menurut
Olayinka dan Oluwamayowa (2014), pengungkapan lingkungan oleh perusahaan berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan dengan proksi Tobin’s Q. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh
Hassan et al. (2009) tidak menemukan pengaruh antara voluntary disclosure dengan nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka dalam penelitian ini dapat
dirumuskan apakah pengungkapan emisi karbon berpengaruh terhadap nilai perusahaan? Tujuan
yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menguji dan menemukan bukti empiris
pengaruh antar variabel yaitu pengaruh pengungkapan emisi karbon terhadap nilai perusahaan.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 3


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis


2.1. Teori Stakeholder
Menurut Ghozali dan Chariri (2007:409), teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan
bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan
manfaat bagi stakeholder (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat,
analis dan pihak lain). Gray et al. (1994) dalam Ghozali dan Chariri (2007:409) menyatakan bahwa:
“Kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholder dan dukungan
tersebut harus dicari sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut.
Makin powerful stakeholder, makin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi. Pengungkapan
sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan dengan stakeholder-nya”.
Sesuai dengan teori stakeholder, perusahaan diharuskan memperhatikan kepentingan stakeholder,
menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi stakeholder, dan memelihara
kesinambungan nilai tambah yang diciptakan tersebut. Perusahaan yang ingin berhasil dan bertahan
dalam bisnisnya harus pandai menangani dan memperhatikan stakeholder secara baik (Wahyudi dan
Azheri, 2008:82). Salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan atas tindakan dan kegiatan bisnisnya
adalah dengan mengungkapkan informasi seperti perihal dampak aktivitas perusahaan terhadap
lingkungan melalui laporan. Menurut Wibisono (2007:152), hal tersebut dimaksudkan agar selain bisa
digunakan untuk bahan evaluasi, juga menjadi alat komunikasi dengan stakeholder.
2.2. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal pada awalnya dikembangkan untuk mengklarifikasi terkait asimetri informasi di
pasar (Spence, 1973 dalam Shehata, 2014) namun telah dapat digunakan untuk menjelaskan terkait
pengungkapan secara voluntary dalam pelaporan perusahaan (Ross, 1977 dalam Shehata, 2014). Teori
ini menekankan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi
pihak di luar perusahaan. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Menurut Oliveira dan Ferreira (2011), perusahaan mempunyai motivasi untuk mengungkapkan
private information secara voluntary dikarenakan perusahaan berharap informasi tersebut dapat
diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai kinerja perusahaan dan mengurangi asimetris
informasi. Teori sinyal melandasi pengungkapan secara voluntary (Shehata, 2013). Teori sinyal
mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Penelitian Guidry dan Patten (2010) dalam Saka dan Oshika (2014)
mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika laporan tambahan terkait
suistanability diterbitkan.
2.3. Pengungkapan Emisi Karbon
Menurut Ghozali dan Chariri (2007:393), informasi yang diungkapkan dikelompokkan menjadi
dua yaitu mandatory disclosure dan voluntary disclosure. Terkait emisi karbon, sifat pengungkapan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 4


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

dapat dilakukan secara mandatory maupun voluntary. Bersifat mandatory bila suatu negara
mewajibkan untuk melaporkan atau mengungkapkan terkait emisi karbon yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan yang diterbitkan secara rutin per periodenya melalui laporan perusahaan. Pengungkapan
informasi yang bersifat voluntary dapat dilakukan melalui laporan perusahaan serta lembaga penyedia
jasa pengungkapan lain di luar kebijakan negara, seperti melalui CDP. Pengungkapan ini membantu
investor global dalam pengambilan keputusan terkait usaha perusahaan dalam mengurangi emisi
karbon dan perubahan iklim. Menurut Iatridis (2013), secara umum perusahaan akan mengungkapkan
informasi secara voluntary dalam tingkat global jika informasi tersebut akan meningkatkan nilai
perusahaan. Sebaliknya, jika informasi itu dapat merugikan posisi atau reputasi perusahaan maka
perusahaan akan menahan informasi tersebut.
2.4. Nilai Perusahaan
Menurut Bringham (1996) dalam Tjahjono (2013), nilai perusahaan sangat penting karena
dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham.
Tujuan utama dari seluruh aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Kim et al. (2015), Tobin’s Q merupakan alat ukur yang
sering digunakan dalam mengukur nilai perusahaan. Sesuai pula dengan Olayinka dan Oluwamayowa
(2014), yang menggunakan Tobin’s Q sebagai alat ukur nilai perusahaan. Rasio Tobin’s Q didapat
dari penjumlahan market value of equity dengan total liabilitas perusahaan dibagi dengan total aset
perusahaan. Rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik karena dalam Tobin’s Q
memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan
tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh aset perusahaan juga (Riswari dan
Cahyonowati, 2012). Semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
prospek pertumbuhan yang baik (Sukamulja, 2004 dalam Riswari dan Cahyonowati, 2012).
2.5. Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Oliveira dan Ferreira (2011), perusahaan mempunyai motivasi untuk mengungkapkan
private information secara voluntary dikarenakan perusahaan berharap informasi tersebut dapat
diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai nilai perusahaan. Pengungkapan secara voluntary
adalah salah satu cara untuk mendapatkan sinyal dari investor, dimana perusahaan akan
mengungkapkan informasi lebih dari mandatory disclosure (Campbell et al., 2001 dalam Shehata,
2014). Hal ini sesuai dengan teori sinyal yang menekankan tentang bagaimana seharusnya sebuah
perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut mengenai apa
yang telah dilakukan perusahaan dalam merealisasikan keinginan investor. Menurut Ross (1977)
dalam Shehata (2014), teori sinyal melandasi adanya pengungkapan secara voluntary. Pasar
mengevaluasi semua perusahaan terkait emisi karbon melalui pengungkapan yang telah dilakukan.
Menurut Matsumura et al. (2014), terdapat tiga kategori mengenai relevansi nilai perusahaan dalam
pengungkapan lingkungan. Pertama, valuasi pasar terhadap pengungkapan lingkungan yang bersifat
mandatory atau diatur dalam standar akuntansi atau kebijakan pemerintah setempat. Kedua, valuasi

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 5


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

pasar melalui environmental capital expenditures. Dan terakhir merupakan penilaian terbaru, yakni
valuasi pasar melalui pengungkapan lingkungan secara voluntary. Informasi emisi karbon yang telah
diungkapkan oleh perusahaan dapat digunakan sebagai sinyal perusahaan kepada investor. Sinyal
tersebut akan digunakan investor sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Perusahaan
yang telah melakukan pengungkapan emisi karbon merupakan cara perusahaan dalam merealisasikan
keinginan investor sehingga perusahaan mendapatkan sinyal positif dari investor, akan mempengaruhi
nilai perusahaan pula.
Penelitian Saka dan Oshika (2014) mengatakan bahwa pengungkapan emisi karbon memiliki
pengaruh positif dengan market value of equity.. Penelitian Guidry dan Patten (2010) dalam Saka dan
Oshika (2014) mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika laporan tambahan
terkait sustainability diterbitkan. Menurut Qiu et al. (2014) juga menemukan adanya pengaruh positif
antara pengungkapan lingkungan dengan nilai saham perusahaan karena masalah lingkungan
merupakan hal yang lebih penting bagi investor. Menurut Olayinka dan Oluwamayowa (2014),
pengungkapan lingkungan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dengan proksi Tobin’s Q.
Sebaliknya, Hassan et al. (2009) tidak menemukan pengaruh antara voluntary disclosure dengan nilai
perusahaan. Dengan demikian, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H. Pengungkapan emisi karbon berpengaruh terhadap nilai perusahaan

3. Metode Penelitian
3.1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan perusahaan Jepang yang terdapat dalam Japan
Climate Change Report pada tahun 2012-2014 yang diterbitkan oleh Carbon Disclosure Project
(CDP). Pemilihan pada perusahaan Jepang didasarkan pada sumber data yang digunakan dalam
penelitian. Menurut Depoers et al. (2014) dalam hasil penelitiannya mengatakan bahwa jumlah emisi
karbon suatu perusahaan akan lebih signifikan berpengaruh bila melalui CDP dibandingkan dengan
corporate reports. Pengungkapan melalui CDP lebih fokus terhadap pemenuhan investor sedangkan
corporate reports menyediakan informasi lebih luas kepada pengguna laporan. Adanya keterlibatan
investor institusi yang bergabung dalam CDP pula memiliki pengaruh lebih kuat karena
membutuhkan pengungkapan yang lebih akurat daripada pengungkapan lain. CDP memberikan
informasi yang lebih konsisten mengenai emisi yang dihasilkan pada aktivitas perusahaan karena
lebih bersifat obyektif mengingat laporan diterbitkan bukan melalui perusahaan. CDP mendorong
responden untuk menyelesaikan permasalahan iklim semaksimal mungkin, berbeda dengan corporate
reports yang bebas untuk melakukan pengungkapan apa yang perusahaan inginkan berdasarkan pada
standar perusahaan masing-masing. Berdasarkan Freedman dan Jaggi (2011) dalam Depoers dkk.
(2014) mengatakan bahwa pengungkapan melalui CDP memberikan informasi secara jelas karena
berdasarkan atas permintaan investor langsung yang berbeda dengan corporate reports karena

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 6


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

didasarkan atas permintaan publik yang mengakibatkan informasi yang dibutuhkan investor terkadang
tidak sesuai.
Selain itu Jepang mempunyai jumlah perusahaan yang tergolong banyak yang sebanding dengan
jumlah emisi karbon yang dihasilkan. Menurut PBL Netherlands Environmental Assessment Agency
(2015), Jepang merupakan salah satu negara di Asia yang memberikan sumbangan besar terhadap
perubahan iklim di dunia sebesar 3,6%. Jepang sebagai salah satu pelopor Protokol Kyoto juga
menjadi alasan pemilihan.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder untuk
penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan Jepang yang dilaporkan pada situs resmi
Tokyo Stock Exchange (TSE) di www.jpx.co.jp serta website resmi perusahaan dan Japan Climate
Change Report pada Carbon Disclosure Project (CDP) di www.cdp.net pada periode 2012-2014.
Dengan metode purposive sampling maka sampel dipilih dengan pertimbangan kriteria sebagai
berikut :
Tabel 1. Pemilihan Sampel
No Rincian Sampel Jumlah
1 Jumlah perusahaan yang merespon dan terdapat di Japan Climate Change Report dalam
200
CDP periode 2012-2014 secara berturut-turut
2 Konfirmasi perusahaan yang berstatus answered questionere dan bersifat publik atau
(87)
dapat digunakan secara umum.
3 Perusahaan tidak memiliki kelengkapan dan kesesuaian data yang dibutuhkan dalam
(36)
penelitian serta tidak terdaftar dalam Tokyo Stock Exchange
Jumlah perusahaan terplilih 77
Sumber: diolah dari TSE dan CDP
3.2. Variabel
Tabel 2 menunjukkan jenis, definisi dan pengukuran variabel. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skor pengungkapan emisi karbon secara voluntary yang
terdapat dalam Japan Climate Change Report yang diterbitkan oleh CDP pada tahun 2012-2014
sesuai dengan kuisioner yang telah diisi masing – masing perusahaan berdasarkan standar CDP
Scoring Methodologies. Berdasarkan Luo dan Tang (2014), dalam mengukur pengungkapan emisi
karbon dapat menggunakan skor yang terdapat dalam Japan Climate Change Report pada masing –
masing perusahaan. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan
dengan menggunakan Tobin’s Q (Olayinka dan Oluwamayowa, 2014). Menurut Kim et al. (2015),
Tobin’s Q merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam mengukur nilai perusahaan. Rasio ini
dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur
hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan. Penelitian ini juga menggunakan

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 7


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

variabel kontrol seperti Return on Asset, ukuran perusahaan dan leverage sesuai dengan penelitian
Luo dan Tang (2014), Qiu et al. (2014) dan Iwata dan Okada (2010) dalam penelitiannya.
Tabel 2. Jenis, Definisi Dan Pengukuran Variabel
Jenis Definisi Pengukuran
Skor pengungkapan emisi karbon
secara voluntary yang terdapat dalam
Japan Climate Change Report yang
Pengungkapan diterbitkan oleh CDP pada tahun
Skor = 0-100
emisi karbon 2012-2014 sesuai dengan kuisioner
yang telah diisi masing – masing
perusahaan berdasarkan standar CDP
Scoring Methodologies
Tingkat kemakmuran yang diterima
oleh pemilik dilihat dari harga
sahamnya. Semakin tinggi nilai 𝑀𝑉𝐸𝑖𝑡 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠𝑖𝑡
Nilai perusahaan 𝑇𝑜𝑏𝑖𝑛′ 𝑠 𝑄𝑖𝑡 =
perusahaan, semakin besar pula 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎𝑖𝑡
kemakmuran yang akan diterima oleh
pemiliknya
Ukuran perusahaan dapat terlihat dari
total aset yang dimiliki oleh satu
perusahaan. Ukuran perusahaan yang
Ukuran
besar mencerminkan bahwa 𝑆𝐼𝑍𝐸 = log (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
perusahaan
perusahaan tersebut sedang
mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang baik
Kebijakan pendanaan yang berkaitan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
Leverage dengan keputusan perusahaan dalam 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
membiayai perusahaan
Rasio yang menunjukkan hubungan
antara tingkat keuntungan yang
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Return on Asset dihasilkan manajemen atas dana yang 𝑅𝑂𝐴 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
ditanam baik oleh pemegang saham
maupun kreditur

3.3. Metode
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan
bantuan program komputer SPSS 21 (Statistical Package and Social Sience 21). Sebelum melakukan
analisis, perlu dilakukan pengujian terhadap data apakah layak untuk diuji lebih lanjut guna
mendapatkan kesimpulan yang valid dengan menggunakan asumsi multivariate normality.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 8


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

Multivariate normality merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi liniear dari
berdistribusi normal. Jika terdapat multivariate normality, hal ini berarti setiap variabel dengan
sendirinya terdistribusi secara normal dan hubungan antar pasang variabel adalah linear dan
homoskedastik (Ghozali, 2013:29).
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi untuk mengetahui hubungan diantara masing–
masing variabel. Berdasarkan hipotesis yang dibahas sebelumnya, pengaruh antara pengungkapan
emisi karbon terhadap nilai perusahaan, dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan
persamaan sebagai berikut :
Firm Valueit = α + β1Carbon Disclossureit + β2ROAit + β3Leverageit + β4SIZEit + e

4. Hasil dan Diskusi


4.1. Statistik Deskriptif
Tabel 3 menunjukkan data statistik dari sampel penelitian. Rata-rata CD pada tahun 2012-2014
yaitu sebesar 81,10 dan nilai terkecil dari CD sebesar 29 dimiliki oleh Toda Corporation (18600)
sedangkan nilai terbesar sebesar 100 dimiliki oleh Honda Motor Co.,Ltd (72670), Nissan Motor
Co.,Ltd (72010), Sumitomo Forestry Co.,Ltd (19110) dan Toshiba Corporation (65020) yang
menandakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mendapatkan nilai skor paling baik mengingat
rentang nilai skor adalah 0 hingga 100. Rata-rata NP pada tahun 2012-2014 yaitu sebesar
0,6561697640 dan nilai terkecil dari NP sebesar 0,2161269340 dimiliki oleh Shin-Etsu Chemical Co.,
Ltd (40630) sedangkan nilai terbesar sebesar 0,9720743661 dimiliki oleh Mizuho Financial Group,
Inc. (84110). Rata-rata SIZE, LEV dan ROA pada tahun 2012-2014 yaitu sebesar 12,2995272730,
0,6018313733 dan 0,0191189747.
Tabel 3. Statistik Deskriptif
Variabel N Minimum Maksimum Rata-rata Std. Deviasi
CD 231 29 100 81,10 14,015
NP 231 0,2161269340 0,9720743661 0,6561697640 0,1832225926
SIZE 231 11,1814834314 14,4118417555 12,2995272730 0,6274331990
LEV 231 0,1549932506 0,9584586709 0,6018313733 0,1894634998
ROA 231 -0,1546185438 0,0962035571 0,0191189747 0,0336544600

4.2. Multivariate Normality


Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov, karena menurut
Ghozali (2013:34) uji normalitas dengan menggunakan metode grafik dapat menyesatkan dan
menimbulkan persepsi yang berbeda karena kelihatan distribusinya normal tetapi secara statistik
sebenarnya tidak normal. Nilai signifikansi dari residual yang berdistribusi secara normal adalah jika
nilai asymp. Sig (2-tailed) dalam pengujian kolmogorov-smirnov test lebih dari 0,05.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 9


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas


Unstandardize Residual
Kolomogorov-smirnov Z 1,006
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,264
Sumber: Data diolah dari SPSS
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kolmogorov-smirnov adalah 1,006 dengan nilai asymp.sig.
(2-tailed) sebesar 0,264. Dengan demikian, data residual pada model tersebut telah berdistribusi
normal karena nilai asymp.sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 sehingga multivariate normality telah
terpenuhi.
4.3. Uji Hipotesis
Tabel 5 menunjukkan hasil uji regresi linier yang menguji pengaruh variabel independen yaitu
pengungkapan emisi karbon (CD) terhadap nilai perusahaan (NP).

Tabel 5. Pengujian Kelayakan Regresi


NP
Variabel Dependen
B Beta
(Constant) 0,429
CD 0,000 0,026
ROA -0,089 -0,016
SIZE -0,033 -0,111
LEV 1,000 1,034
Koefisien Korelasi (R) 0,991
2
Koefisien Determinasi (R ) 0,982
Sumber: Data diolah dari SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada Tabel 5 dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai
berikut:
NP = 0,00034CD - 0,089ROA - 0,033SIZE + 1,000LEV
Koefisien regresi penelitian menunjukkan tanda positif dan negatif. Koefisien yang bertanda positif
menunjukkan perubahan yang searah antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Koefisien yang bertanda negatif menunjukkan perubahan yang berlawanan antara variabel independen
terhadap variabel dependen.
Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai R2 atau koefisien determinasi dari persamaan tersebut dengan
variabel dependen NP adalah sebesar 0,982. Hal ini berarti bahwa perubahan variabel NP yang
disebabkan oleh CD adalah sebesar 0,982 atau 98,2% sedangkan sisanya 0,018 atau 1,8% dipengaruhi
oleh variabel lain di luar variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Nilai R atau koefisien
korelasi dengan variabel dependen NP sebesar 0,991 yang menandakan bahwa CD berhubungan
sangat kuat dengan NP dengan nilai koefisien 0,991.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 10


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

Tabel 6. Hasil Uji-T


Variabel Dependen
NP
Beta T Sig
CD 0,026 2,852 0,005
Sumber: Data diolah dari SPSS
Hasil regresi \pada Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai uji t CD adalah sebesar 2,852 dengan
tingkat signifikansi 0,005. Nilai signifikansi uji t dari CD lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis
didukung data empiris sehingga dapat disimpulkan bahwa CD berpengaruh terhadap NP.
4.4. Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan
Variabel pengungkapan emisi karbon berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena
berdasarkan hasil pengujian dengan signifikansi 0,05 menunjukkan nilai signifikansi uji t sebesar
0,005. Dengan demikian H2 yang menyatakan bahwa pengungkapan emisi karbon berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dapat diterima.
Sesuai dengan teori sinyal yang menekankan bahwa perusahaan akan cenderung menyajikan
informasi tambahan secara voluntary untuk memperoleh reputasi yang lebih baik. Menurut Ross
(1977) dalam Shehata (2014), teori sinyal melandasi adanya pengungkapan secara voluntary. Teori
sinyal menekankan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada
pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh
manajemen untuk merealisasikan keinginan investor. Informasi emisi karbon yang telah diungkapkan
oleh perusahaan dapat digunakan sebagai sinyal kepada investor. Menurut Berthelot et al. (2012),
investor akan lebih tertarik terhadap perusahaan yang memiliki tanggung jawab baik terhadap
lingkungan mengingat perubahan iklim di dunia telah menjadi isu global yang harus diperhatikan.
Sinyal tersebut akan digunakan oleh investor sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian, ketika perusahaan telah memberikan informasi mengenai emisi karbon melalui
pengungkapan, hal tersebut merupakan cara perusahaan dalam merealisasikan keinginan investor
sehingga ketika perusahaan mendapatkan sinyal positif dari investor maka akan berpengaruh pula
terhadap nilai perusahaan. Penelitian Guidry dan Patten (2010) dalam Saka dan Oshika (2014)
mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika laporan tambahan terkait
suistanability diterbitkan. Menurut Oliveira dan Ferreira (2011), perusahaan mempunyai motivasi
untuk mengungkapkan private information secara voluntary dikarenakan perusahaan berharap
informasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai sinyal positif mengenai nilai perusahaan. Pasar
mengevaluasi semua perusahaan terkait emisi karbon melalui pengungkapan yang telah dilakukan.
Menurut Matsumura et al. (2014), terdapat tiga kategori mengenai relevansi nilai perusahaan dalam
pengungkapan lingkungan. Pertama, valuasi pasar terhadap pengungkapan lingkungan yang bersifat
mandatory atau diatur dalam standar akuntansi atau kebijakan pemerintah setempat. Kedua, valuasi
pasar melalui environmental capital expenditures. Dan terakhir merupakan penilaian terbaru, yakni

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 11


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

valuasi pasar melalui pengungkapan lingkungan secara voluntary.


Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Saka dan Oshika
(2014) yang mengatakan bahwa pengungkapan emisi karbon memiliki pengaruh positif dengan
market value of equity. Penelitian Guidry dan Patten (2010) dalam Saka dan Oshika (2014)
mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika laporan tambahan terkait
sustainability diterbitkan. Menurut Qiu et al. (2014) juga menemukan adanya pengaruh positif antara
pengungkapan lingkungan dan sosial dengan nilai saham perusahaan. Menurutnya, masalah
lingkungan dan sosial merupakan hal yang lebih penting bagi investor. Menurut Olayinka dan
Oluwamayowa (2014), pengungkapan lingkungan oleh perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan dengan proksi Tobin’s Q.
Sebaliknya, penelitian ini tidak sesuai dengan Hassan et al. (2009) yang tidak menemukan
pengaruh antara voluntary disclosure dengan nilai perusahaan dikarenakan adanya interaksi yang
kompleks sehingga terdapat perbedaan penentuan faktor antara pengungkapan (indikator yang
diungkapkan) dan nilai perusahaan.

5. Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan Penelitian


5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengungkapan emisi karbon dan nilai perusahaan pada
perusahaan yang terdapat di Japan Climate Change Report tahun 2012-2014 maka diperoleh
kesimpulan bahwa pengungkapan emisi karbon berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang didukung
dengan pernyataan Berthelot et al. (2012), investor akan lebih tertarik terhadap perusahaan yang
memiliki tanggung jawab baik terhadap lingkungan mengingat perubahan iklim di dunia telah
menjadi isu global yang harus diperhatikan. Penelitian Guidry dan Patten (2010) dalam Saka dan
Oshika (2014) mengatakan bahwa terdapat reaksi positif pada pasar saham ketika laporan tambahan
terkait suistanability diterbitkan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Saka dan Oshika (2014), Qiu
et al.(2014) serta Olayinka et al. (2011).
5.2. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sedikit karena banyaknya perusahaan yang tidak memenuhi kriteria seperti tidak merespon, tidak
menjawab kuisioner secara lengkap dan tidak bersifat publik atau tertutup (hanya untuk pihak-pihak
tertentu saja).
5.3. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian diatas, maka implikasinya bila menghiraukan terkait
emisi karbon bagi perusahaan adalah menuai protes dari masyarakat akibat turunnya kepercayaan
masyarakat kepada perusahaan dalam mengelola sumber daya alam, yang berdampak pada
terganggunya operasi perusahaan serta akan mendapat disinsentif dari pemerintah yang berakibat pada

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 12


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

peningkatan biaya operasi perusahaan, turunnya nilai perusahaan dikarenakan nilai saham yang turun
serta rusaknya nama perusahaan hingga gulung tikar pun dapat terjadi. Terganggunya perusahaan juga
akan mempengaruhi ekonomi negara. Tidak hanya perusahaan, lingkungan pun akan semakin tidak
bersahabat dengan adanya dampak perubahan iklim yang semakin terasa dan pada akhirnya
keberlanjutan usaha perusahaan pun tidak dapat dipastikan.
Peneliti pun dapat memberikan saran atas implikasi tersebut sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, agar mengungkapkan emisi gas terutama karbon dari hasil aktivitas operasi
perusahaan. Ada dua manfaat yang akan didapat perusahaan yaitu mengurangi dampak dari
perubahan iklim serta perusahaan dapat bertanggung jawab terhadap lingkungan serta
stakeholder, perusahaan juga akan dapat meningkatkan nilai perusahaan.
2. Bagi investor, agar investor memprioritaskan perusahaan yang peduli terhadap lingkungan karena
bila dibiarkan, lingkungan secara perlahan tidak akan dapat mendukung kegiatan operasi
perusahaan untuk kedepannya, mengingat kondisi lingkungan global yakni tingkat gas emisi
karbon tiap tahunnya meningkat secara tajam yang tentu akan mempengaruhi kegiatan
perusahaan.
3. Bagi akademisi dan peneliti selanjutnya, agar melanjutkan penelitian terkait pelaporan emisi
karbon dan dampaknya pada perusahaan.

Daftar Pustaka
Andrew, Jane dan Corinne Cortesse. 2011. Accounting for Climate Change and the Self-Regulation of Carbon
Disclosures. Accounting Forum 35: 130-138.
----------. 2012. Carbon Disclosures: Comparability, the Carbon Disclosure Project and the Greenhouse Gas
Protocol. Australian Accounting, Business and Finance Journal, 3-18.
Bebbington, Jan dan Carlos Larrinaga. 2014. Accounting and sustainable development: An exploration.
Accounting, Organizations and Society 39: 395-413.
Berthelot, Sylvie dan Anne Marie Robert. 2011. Climate Change Disclosures: An Examination of Canadian Oil
and Gas Firm. Social and Environmental Accounting 5(1): 106-123
Clarkson, Peter M et al.. 2011. The Relevance Of Environmental Disclosures For Investors and
OtherStakeholder Groups: Are Such Disclosures Incrementally Informative? The 2011 JCAE
Conference. Melbourne.
Connors, Elizabeth dan Lucia S. Gao. Corporate Environmental Performance, Disclosure and Leverage: An
Integrated Approach. International Review of Accounting, Banking and Finance 3(3): 1-26.
Christiawan, Y. J. dan J. Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.9.
Depoers, Florence, Thomas Jeanjean dan Tiphaine Jerome. 2014. Voluntary Disclosure of Greenhouse Gas
Emissions: Contrasting the Carbon Disclosure Project and Corporate Reports. Journal Bussiness and
Ethics 1-17.
Ennis, Chris, Joanna Kottwitz , Sharon X. Lin dan Nils Markusson. 2012. Exploring the Relationship Between
Carbon Disclosure and Performance in FTSE 350 Companies. Diakses pada tanggal 14 April 2016 dari
http://www.geos.ed.ac.uk/homes/nmarkuss/WPMetrics.pdf
Guenther, Edeltraud, Thomas Guenther, Frank Schiemann dan Gabriel Weber. 2015. Stakeholder Relevance for
Reporting: Explanatory Factors of Carbon Disclosure. Journal of Business & Society 1-37.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Green House Gas Protocol. 2008. GHG Emissions Protocol,
(http://www.ecy.wa.gov/climatechange/2008CATdocs/IWG/sepa/082808_3c_ghg_emissions_mitigatio
ns.pdf, diakses 10 Januari 2016)

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 13


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

Haque, Shamima dan M. Azizul Islam. 2012. Stakeholder Pressures and Climate Change Disclosure: Australian
Evidence. Accounting and Finance Association of Australia and New Zealand (AFAANZ). Melbourne:
VIC.
Hassan, Omaima A.G, Romilly Peter, Giorgioni Gianluigi dan Power David. 2009. The Value Relevance of
Disclosure: Evidence from the Emerging Capital Market of Egypt. The International Journal of
Accounting, 44:79-102.
Hermuningsih, Sri. Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai
Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis 16(2):232-242.
Iatridis, George Emmanuel. 2013. Environmental Disclosure Quality: Evidence on Environmental Performance,
Corporate Governance and Value Relevance. Emerging Markets Review 14: 55-75.
Intergovernmental Panel on Climate Change. 2014. Climate Change 2014 Synthesis Report Summary for
Policymakers, (http://www.ipcc.ch, diakses 12 Desember 2015).
Iwata, Hiroki dan Keisuke Okada. 2010. How Does Environmental Performance Affect Financial Performance?
Evidence from Japanese Manufacturing Firms. Munich Personal RePEc Archive No.27721: 1-27
Khan, Shaheen Rafi. 2002. The Kyoto Protocol and Sustainable Development. Sustainable Development Policy
Institute No.81.
Kim, Youn Ji, Jooyoung Kwak dan Keun Lee. 2015. Estimating Tobin's Q for Listed Firms in Korea (1980-
2005): Comparing Alternative Approaches and an Experiment with Investment Functions. Seoul
Journal of Economics, 8(1): 1-30.
Lee, Su-Yool dan Robert D. Klassen. 2015. Market Responses to Firms' Voluntary Climate Change Information
Disclosure and Carbon Communication. Corporate Social Responsibility and Environmental
Management 1-12.
Limberg, Godwin, Ramses Iwan, Moira Moeliono, Yayan Indriatmoko, Agus Mulyana, dan Nugroho Adi
Utomo. 2009. Bukan Hanya Laba: Prinsip-prinsip Bagi Perusahaan Untuk Melaksanakan Tanggung
Jawab Sosial. Bogor: CIFOR.
Luo, Lee dan Qingliang Tang. 2014. Does voluntary carbon disclosure reflect underlying carbon performance?
Journal of Contemporary Accounting and Economics 10: 191-205.
Matsumura, Ella Mae et al.. 2014. Firm Value Effects of Carbon Emissions and Carbon Disclosures. The
Accounting Review , 89(2): 695-724.
Olayinka, Akinlo dan Iredele Oluwamayowa. 2014. Corporate Environmental Disclosures and Market Value of
Quoted Companies in Nigeria. The Business & Management Review , 5(3): 171-184.
Oliveira, M. A., dan Josse Pinto F. 2011. Facilitating Qualitative Research in Business Studies: Using the
Business Narrative to Model Value Creation. African Journal of Business Management , 5: 68-75.
PBL Netherlands Environmental Assessment Agency. 2015. Trends in Global CO2 Emissions: 2015 Reports.
Den Haag: PBL Publication
Pratama, I Gusti Bagus Anggda dan I Gusti Bagus Wiksuana. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Leverage
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Manajemen
Universitas Udayana 5(2):1338-1367.
Qiu, Yan, Amama Shaukat dan Rajesh Tharyan. 2014. Environmental and Social Disclosures: Link With
Corporate Financial Performance. The British Accounting Review 1-15.
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. 2011. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur. Bandung:
Alfabeta.
Riswari, Dyah Ardana dan Nur Cahyonowati. 2012. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating: Studi Pada Perusahaan
Publik Non Finansial yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of Accounting 1(1):
1-12.
Saka, Chika dan Tomoki Oshika. 2014. Disclosure Effects, Carbon Emissions and Corporate Value.
Sustainability Accounting, Management and Policy Journal 5(1): 22-45.
Shehata, Nermeen F. 2014. Theories and Determinants of Voluntary Disclosure. Accounting and Finance
Research, 3(1): 18-26.
Stanny, Elizabeth. 2013. Voluntary Disclosures of Emissions by US Firms. Business Strategy and the
Environment, 22(3): 145-158.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tjahjono, Mazda E. 2013. Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap Nilai Perusahaan dan Kinerja Keuangan.
Jurnal Ekonomi, 4(1): 38-46.
Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility: Prinsip, Pengaturan dan
Implementasi. Malang: In-Trans Publishing
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social Responsibility (CSR). Gresik: Fascho
Publishing.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 14


Pengaruh Pengungkapan Emisi Karbon Terhadap Nilai Perusahaan

Zhao, Xinshu, John G. Lynch dan Qimel Chen. 2010. Reconsidering Baron and Kenny: Myths and Truths about
Mediation Analysis. The Journal of Consumer Research, 37(2): 197-206.

Simposium Nasional Akuntansi XX, Jember, 2017 15

You might also like