You are on page 1of 19

ANALISIS PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA DOKTER OLEH DINAS

KESEHATAN KOTA PEKANBARU


Pebriana Marlinda
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning

ABSTRACT

This study addresses the need of medical doctors planning process undertaken by theHealth
Deparment in Pekanbaru City. So far inventory step in the planning process under taken only limited
data collection and the number of qualified doctorsonly, not to the activity analysis and mapping. In
addition,the method that used by health office in Pekanbaru City is not standard, so that the number of
doctors exceeds national standards, but it is not appropriate qualifications and uneven distribution.
This study is a qualitative research to seeks and understand deeply the secondary data from
the documents which related the topics, as well as the primary data obtained from interviews with
informant of the research as : Chief of medical department, The head of Human resources division
and Chief of health section of Health Services and Referral Association.To analyze the planning needs
of medical doctors conducted by the Health Departement Pekanbaru city, the author uses the theory
proposed by Noatmodjo (2003: 24), namely: inventory, estimate (forecasting), and the planning,
monitoring and evaluation.
The conclusion of this research is the planning of the medical doctors’ need which has done
by health department of Pekanbaru had through steps as follows: inventory, forecasting (estimate),
monitoring and evaluation. But there should be strengthened in every steps and also commitment from
pekanbaru government, as preparation of the health master plan, minimum standard services,
establishes a special a department of planning and standard operational procedure.

Keyword: Planning Needs Analysis of Medical doctors.

ABSTRAK
Tulisan ini membahas proses perencanaan kebutuhan tenaga dokter yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. Sejauh ini langkah inventarisasi dalam proses perencanaan yang
dilakukan hanya sebatas pendataan jumlah dan kualifikasi tenaga dokter saja, belum sampai pada
kegiatan analisis dan pemetaan. Disamping itu, metode yang digunakan belum baku, sehinga jumlah
dokter melebihi standar nasional, tetapi kualifikasinya tidak tepat dan distribusi tidak merata.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang akan memahami dan menggali secara
mendalam data-data sekunder yang berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan topic penelitian,
serta data-data primer yang diperoleh dari wawancara dengan informan penelitian yaitu: Kepala Dinas
Kesehatan, Kepala Subbagian umum dan Kepegawaian, Kepala Seksi Bagian Pelayanan Kesehatan
Dasar dan Rujukan.Untuk menganalisa perencanaan kebutuhan tenaga dokter yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, penulis menggunakan teori yang dikemukakan oleh Noatmodjo
(2003:24) yakni: inventarisasi, perkiraan (peramalan), penyusunan rencana dan, monitoring dan
evaluasi.
Keseimpulan dari hasil penelitian ini adalah perencanaan kebutuhan tenaga dokter yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru melalui langkah-langkah perencanaan yaitu:
inventarisasi, perkiraan (peramalan), penyusunan rencana dan, monitoring dan evaluasi. Namun perlu
adanya penguatan disetiap langkah-langkahnya dengan adanya komitmen resmi dari pemerintah Kota
Pekanbaru, berupa pembuatan Master Plan Kesehatan, Standar Pelayanan Minimum (SPM),
pembentukan bagian khusus yang melakukan perencanaan dan Standar Operasional Pelaksanaan
(SOP).
Kata kunci: Analisis Perencanaan Kebutuhan Tenaga dokter.

Kata kunci: Analisis Perencanaan, Perencanaan dan Tenaga dokter.

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 43


A. PENDAHULUAN pembangunan kesehatan salah satunya
Keberhasilan pembangunan suatu dengan dikeluarkannya Peraturan
negara dapat terlihat dari Indeks Pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang
Pembangunan Manusianya (IPM) yang di Tenaga Kesehatan bahwa pengadaan dan
ukur melalui 3 (tiga) indikator yaitu penempatan tenaga kesehatan dilaksanakan
kesehatan, pendidikan dan daya beli. untuk memenuhi kebutuhan tenaga
Namun dari indikator tersebut, indikator kesehatan yang merata bagi masyarakat.
kesehatan merupakan aspek terpenting. Hal Perencanaan nasional tenaga kesehatan ini
ini disebabkan karena kesehatan disusun dengan memperhatikan jenis
merupakan aset yang sangat menentukan pelayanan yang dibutuhkan, sarana
keberlangsungan hidup manusia, hanya kesehatan, serta jenis dan jumlah yang
dengan tubuh yang sehatlah manusia dapat sesuai. Sebagai tindak lanjut dari Peraturan
mengikuti pendidikan dan meningkatkan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 Tentang
taraf hidupnya sehingga berdampak Tenaga Kesehatan tersebut, maka
terhadap peningkatan daya beli. dikeluarkanlah beberapa Keputusan
Pembangunan pada aspek kesehatan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) yaitu
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, Kepmenkes No. 850/Menkes/SK/XII/2000
kemauan, dan kemampuan hidup sehat Tahun 2000 Tentang Kebijakan
bagi setiap orang agar terwujud derajat Perencanaan Tenaga Kesehatan untuk
kesehatan masyarakat yang optimal yang meningkatkan kemampuan para
ditandai oleh penduduknya berperilaku perencanan pemerintah, masyarakat, dan
hidup sehat dan dalam lingkungan yang semua profesi disemua tingkatan.
sehat, memiliki kemampuan untuk Selanjutnya Kepmenkes No.
menjangkau pelayanan kesehatan yang 81/Menkes/SK/I/2004 Tahun 2004
bermutu secara adil dan merata, serta mengatur tentang Pedoman Penyusunan
memilki derajat kesehatan yang optimal di Perencanaan Sumberdaya Kesehatan di
seluruh wilayah Republik Indonesia. tingkat provinsi, kabupaten/kota, serta
Prioritas pembangunan ini diberikan pula rumah sakit. Pada Kepmenkes tersebut
kepada daerah terpencil, pemukiman baru, disediakan pula daftar tentang metode
wilayah perbatasan dan pulau–pulau perencanaan tenaga kesehatan untuk
terluar. (Depkes RI, 2008). dipilih sesuai dengan kebutuhan.
Langkah konkrit yang diambil Dalam rangka mendukung
pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerintah pusat dalam mewujudkan

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 44


pembangunan nasional, pemerintah Kota 2. Meningkatkan derajat keshatan
Pekanbaru melalui Peraturan Walikota masyarakat melalui pemberdayaan
Pekanbaru No. 18 tahun 2008 tentang masyarakat dan swasta;
Rincian, Fungsi, dan Tata Kerja Dinas di 3. Melindungi kesehatan masyarakat
Lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru dengan tersedianya yang paripurna
Provinsi Riau, termasuk Dinas Kesehatan dan berkeadilan;
Kota Pekanbaru dengan visi yaitu 4. Meningkatkan ketersediaan dan
menujudkan “ Masyarakat sehat, mandiri pemerataan sumberdaya tenaga
dan berkeadilan di Kota Pekanbaru”. Agar kesehatan.
visi tersebut dapat terealisasi dengan baik Dalam melaksanakan tanggungjawab
maka Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru ini Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
menyusun misi Dinas Kesehatan Kota dibantu oleh unit pelayanan teknis yaitu 5
Pekanbaru yakni sebagai berikut: (lima) puskesmas rawat inap, 15 (lima
1. Menetapkan manajemen kesehatan belas) puskesmas rawat inap, 34 (tiga
yang dinamis dan akuntabel;
puluh empat) unit puskesmas pembantu jumlah penduduk, ketersediaan rumah sakit
yang tersebar di 12 (tiga belas) kecamatan dan puskesmas di Kota Pekanbaru.
yang ada di Kota Pekanbaru. Berikut ini

Tabel 1.1. Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit Per-Satuan Penduduk Tahun 2011
menurut Kecamatan-Kota Pekanbaru
Puskesmas Rumah
Sakit
No Kecamatan Jumlah Jumlah Rasio Jumlah Rasio
Penduduk
1. Bukit Raya 92.395 1 0,01 1 0,01
2. Marpoyan Damai 126.355 2 0,02 6 0,05
3. Tampan 170.543 3 0,02 1 0,006
4. Sukajadi 47.420 2 0,04 4 0,08
5. Pku Kota 25.193 1 0,04 3 0,12
6. Sail 21.550 1 0,05 4 0,19
7. Lima Pulah 41.549 1 0,02 0 0
8. Tenayan Raya 123.799 2 0,02 0 0
9. Senapelan 36.625 1 0,03 1 0,03
10. Rumbai Pesisir 65.036 2 0,03 0 0

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 45


11. Rumbai 64.961 3 0,05 0 0
12. Payung Sekaki 87.038 1 0,01 2 0,02
Jumlah 902.464 19 0,02 22 0,02
Sumber: RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017.

Berdasarkan RPJMD Kota Masalah tenaga dokter tidak hanya


Pekanbaru tahun 2012-2017 menyebutkan sebatas pemenuhan jumlah formasi atau
bahwa sarana dan prasarana kesehatan di kuantitas (jumlah) saja, tetapi lebih kepada
Kota Pekanbaru masih terbatas dan kualifikasi tenaga dokter yang tersedia,
memerlukan pembangunan rumah sakit di serta kesesuaian antara keahlian dari
5 kecamatan yaitu di Kecamatan Tampan, tenaga dokter dengan kondisi atau
Lima Puluh, Tenayan Raya, Rumbai dan kebutuhan daerah tempat mereka
Rumbai Pesisir. Selain itu, jika berbicara ditempatkan. Berdasarkan data dari
masalah aspek kesehatan maka masalah RPJMD Kota Pekanbaru tahun 2012-2017
yang terpenting adalah tenaga dokter. menyebutkan bahwa jumlah tenaga dokter
Karena butuh waktu lama untuk di Kota Pekanbaru pada tahun 2010
membentuk seorang tenaga dokter yang berjumlah 570 dan meningkat menjadi 979
ahli di bidangnya. Sedangkan masalah pada tahun 2011. Untuk lebih jelasnya
sarana prasarana ataupun dana itu masih mengenai ketersediaan tenaga dokter di
bisa di cari dan dibentuk dalam waktu Kota Pekanbaru dari tahun 2007-2011
singkat. dapat dilihat pada Grafik berikut ini.

Grafik 1.1.Ketersediaan Tenaga dokter di Kota Pekanbaru Tahun 2007-2011

1200
1000
800
600
400 Jumlah Dokter
200
0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : BPS Kota Pekanbaru yang diolah kembali.

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 46


Dari grafik di atas dapat terlihat sudah ideal atau sudah memenuhi syarat
bahwa ada peningkatan jumlah dan ketentuan nasional. Untuk lebih
ketersediaan tenaga dokter di Kota jelasnya mengenai kebutuhan tenaga
Pekanbaru setiap tahunnya, meskipun ada dokter per-kecamatan di Kota Pekanbaru
sedikit penurunan jumlah pada tahun 2011. yang sesuai dengan standar nasional dalam
Namun peningkatan jumlah ini bukan setiap 100.000 penduduk dapat dilihat pada
berarti jumlah tenaga dokter yang tersedia grafik berikut ini.
Grafik 1.2. Perbandingan Ketersediaan Tenaga dokter per-Kecamatan di Kota Pekanbaru
Dengan Jumlah dokter yang Dibutuhkan per-100.000 Penduduk Sesuai Dengan
Standar Nasional
250
200
150 Jumlah Dokter
100
50
0
Jumlah Dokter yang
Sail

Rumbai
Sukajadi

Lima Puluh
Tenayan Raya
Bukit Raya

Tampan

Senapelan
Marpoyan Damai

Pekanbaru Kota

Payung Sekaki
Rumbai Pesisir

dibutuhkan berdasarkan
standar Nasional per-
100.000 Penduduk

Sumber : RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 yang diolah kembali.


Dari grafik di atas terlihat bahwa mengakibatkan pelayanan kesehatan di
jumlah dokter yang tersedia per-kecamatan kabupaten terutama daerah yang tidak
di Kota Pekanbaru telah melebihi standar diminati dan daerah terpencil menjadi tidak
nasional ketersediaan tenaga dokter per- optimal sehingga derajat kesehatan
100.000 penduduk. Namun, masyarakat di daerah akan semakin
pendistribusiannya belum merata pada rendah.
umumnya penumpukan jumlah tenaga Dengan jumlah tenaga dokter yang
dokter terdapat di daerah perkotaan. besar dan melebihi standar nasional
Kondisi yang terjadi di Kota Pekanbaru ini seharusnya kualitas pelayanan kesehatan di
sama dengan masalah nasional. Menurut Kota Pekanbaru sudah baik dan memenuhi
hasil penelitian Departemen Kesehatan, SPM (Standar Pelayanan Minimun).
terjadinya penumpukan tenaga kesehatan Namun yang terjadi 70% pelayanan
di wilayah tertentu (daerah perkotaan) kesehatan dasar Kota Pekanbaru di bawah

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 47


Standar Pelayanan Minimum (SPM). itu, ISPA merupakan penyebab kematian
Misalnya, penanganan penderita penyakit terbesar setelah pneumonia yang terjadi
TBC TBA yang berada pada angka 33,87 % pada bayi berumur kurang dari dua bulan.
yang seharusnya mencapai angka 100%. Selain ISPA, efek buruk kabut asap
Di samping masalah distribusi terhadap kesehatan dalam waktu 4 sampai
dokter yang belum merata, masalah lain 6 tahun kedepan akan membuat
terkait dengan ketersediaan tenaga dokter kemunduran daya pikir, intelegensi dan
di Kota Pekanbaru yaitu mengenai kanker.
kualifikasi dokter yang belum sesuai Mengingat dampak jangka panjang
dengan kebutuhan daerah. Berdasarkan yang ditimbulkan oleh kabut asap terhadap
data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota kesehatan masyarakat, hendaknya
Pekanbaru kasus penyakit yang paling pemerintah Kota Pekanbaru lebih serius
banyak terjadi di Kota Pekanbaru 2 (dua) dalam menyikapi masalah ini. Salah
tahun terakhir yaitu kasus penyakit Infeksi satunya yaitu, melalui perencanaan
Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kasus kesehatan Kota Pekanbaru yang tepat dan
kondisi ini tidak terlepas dari kasus sesuai dengan kebutuhan, khususnya pada
kebakaran hutan di Provinsi Riau yang aspek tenaga kesehatan yang akan
telah menjadi daerah langganan kebakaran menangani permasalahan kesehatan yang
hutan setiap tahunnya. Hampir seluruh terjadi di setiap kecamatan yang terdapat di
daerah di Provinsi Riau terkena dampak Kota Pekanbaru.
dari kebakaran hutan ini, yang berupa Penelitian-penelitian tentang tenaga
kabut asap termasuk Kota Pekanbaru. kesehatan telah banyak dilakukan, hasil
Penyakit ISPA yang menyerang penelitian terdahulu yang relevan dapat
masyarakat Kota Pekanbaru akibatkan dijadikan perbandingan oleh peneliti dalam
kebakaran hutan, hanya bersifat ringan memahami aspek tenaga kesehatan.
seperti batuk dan pilek jika ditangani Penelitian-penelitian terdahulu tersebut
dengan baik. Namun, jika dibiarkan tanpa dapat menegaskan perbedaan penelitian
mendapat pengobatan bisa menjadi yang peneliti lakukan dengan penelitian-
pneumonia atau radang paru dan bahkan penelitian terdahulu yang sudah ada.
bisa menyebabkan kematian. Sejauh ini, Penelitian terdahulu tentang tenaga
kematian pada bayi dan anak-anak akibat kesehatan antara lain telah dilakukan oleh
ISPA temasuk tinggi yaitu mencapai satu Herman Mubasyir Hasanbasri (2008) yang
dari empat kasus kematian. Oleh karena menunjukkan bahwa kebijakan

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 48


penempatan tenaga kesehatan belum dilaksanakan) hanya mengenai jumlah
berpihak pada Puskesmas sangat terpencil dan kualifikasi saja. Hal ini
masih bersifat umum dan berorientasi pada mengakibatkan data-data yang
jangka pendek. Sedangkan penelitian yang berkaitan dengan perencanaan
dilakukakan oleh Misnaniarti (2010) kebutuhan tenaga dokter di Kota
menunjukkan bahwa perlu adanya Pekanbaru tidak valid. Keseluruhan
peninjauan ulang sistem perekrutan tenaga dari langkah inventarisasi ini akan
kesehatan agar sesuai dengan kebutuhan. menghasilkan peta tenaga dokter yang
Penelitian yang penulis lakukan tersedia di Kota Pekanbaru. Dengan
berbeda dengan beberapa penelitian tidak adanya peta tenaga dokter ini,
tentang tenaga kesehatan yang telah mengakibatkan tidak diketahui apakah
dilakukan sebelumnya. Penelitian ini lebih jumlah tenaga dokter yang tersedia
fokus pada tenaga dokter yang merupakan saat ini telah mencukupi secara
bagian dari tenaga kesehatan. Aspek yang jumlah, kualifikasi dan apakah tenaga
dilihat dalam penelitian ini yaitu dokter yang tersedia tersebut sesuai
perencanaan kebutuhan dokter yang dengan status kesehatan masyarakat di
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Kota Pekanbaru.
Pekanbaru.Selama ini perencanaan 2. Metode yang digunakan belum baku,
kebutuhan tenaga dokter yang dilakukan sehingga metode untuk menghitung
belum optimal dan terkesan formalitas kebutuhan tenaga dokter di Kota
saja. Penulis menemukan masalah dalam Pekanbaru belum jelas. Hal ini
proses perencanaan tersebut, adapun mengakibatkan kondisi ketersediaan
masalah yang dimaksud yakni sebagai tenaga dokter di Kota Pekanbaru telah
berikut: melebihi standar nasional kebutuhan
1. Langkah inventarisasi yang tenaga dokter per-kecamatan, tetapi
dilaksankan dalam proses perencanaan kualifikasinya tidak tepat dan
kebutuhan tenaga dokter di Kota pendistribusian tenaga dokter ini
Pekanbaru hanya sebatas pendataan belum merata.
jumlah tenaga dokter saja belum Berdasarkan masalah dala proses
sampai pada tahap analisis dan perencanaan tenaga dokter di Kota
pemetaan, sehingga data yang tersedia Pekanbaru di atas, maka penulis tertarik
mengenai kondisi tenaga dokter saat untuk melakukan kajian mengenai
ini (pada waktu perencanaan langkah-langkah yang dilakukan oleh

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 49


Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam kemungkinan yang akan terjadi di masa
proses perencanaan tenaga dokter dengan depan. Dengan adanya perencanaan suatu
judul “Analisis Perencanaan Kebutuhan organisasi dapat mengatur ritme
Tenaga dokter Oleh Dinas Kesehatan pergerakan pegawai dalam organisasi. Jika
Kota Pekanbaru.” beban kerja melebihi jumlah pengawai
yang tersedia, maka dapat dilakukan
B. TEORI perekrutan pegawai. Tidak hanya itu,
Pengertian Perencanaan Sumber Daya organisasi juga dapat melakukan promosi
Manusia untuk pegawainya dari satu posisi ke posisi
Andrew E. Sikula (1981:145) yang lebih strategis, memindahkan
mengemukakan bahwa: “Human resource pegawai dari satu posisi ke posisi yang
of manpower planning has been defined as lain.
the process of determining manpower
requirements and tehe means for meeting Langkah-langkah Perencanaan Pegawai
those requirements in order to carry out Langkah-langkah perencanaan
the integrated plans of the organization.” pegawai merupakan suatu proses untuk
Artinya “Perencanaan sumber daya menentukan kebutuhan akan tenaga kerja
manusia atau perencanaan tenaga kerja untuk waktu yang akan datang dan
didefinisikan sebagai proses menentukan perencanaan tindakan dalam memenuhi
kebutuhan tenaga kerja dan berarti kebutuhan tersebut. Sebagaimana yang
mempertemukan kebutuhan tersebut agar dikemukakan oleh Moekijat (1991 : 69)
pelaksanaannya berinteraksi dengan proses perencanaan tenaga kerja meliputi 3
rencana organisasi.” Dalam proses (tiga) unsur pokok, yaitu:
menentukan kebutuhan tenaga kerja yang 1. Daftar tenaga kerja saat ini. Daftar
sesuai dengan kebutuhan organisasi harus pegawai yang ada sekarang akan
dilakukan pemetaan tentang sumberdaya menggambarkan karakteristek
manusia seperti apa yang organisasi pegawai tersebut, baik secara kualitatif
butuhkan untuk mencapai tujuan maupun secara kuantitatif.
organisasi. Setelah itu organisasi harus 2. Ramalan tenaga kerja, adalah tenaga
tahu seperti apa kriteria sumberdaya kerja yang diperlukan untuk waktu
manusia yang saat ini dimiliki organisasi. yang akan datang yang digambarkan
Kegiatan perencanaan merupakan baik disegi jumlah maupun disegi
suatu langkah antisipasi kemungkinan–

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 50


kualitas (kecakapan, tingkat Milkovich dan Broudreau (1991 : 146)
pendidikan, dan pengalaman). yaitu sebagai berikut.
3. Rencana tenaga kerja, yakni rencana 1. Analisis kebutuhan, terdiri dari 2
tindakan untuk menjembatani celah unsur pokok, yaitu:
(Gap) anatara ramalan kebutuhan a. Kondisi organisasi. Kondisi organisasi
tenaga kerja dengan daftar tenaga terdiri dari rencana-rencana
kerja yang saat ini. perusahaan tentang pemasaran,
Langkah-langkah dalam proses keuangan operasional, dan teknologi
perencanaan yang dikemukakan oleh yang digunakan. Semua rencana-
Moekijat (1991:69) diatas menekankan rencana ini harus dipunyai oleh
bahwa, gambaraan ketersediaan pegawai organisasi yang merupakan
saat ini akan memberikan kontribusi dalam “organizational bussiness plan atau
penentuan karakteristik pegawai yang organizational strategic planning.”
dibutuhkan dimasa akan datang, baik b. Peramalan kebutuhan. Hal-hal yang
disegi jumlah maupun disegi kualitas. Hal diperlukan dalam menentukan
ini diyakini dapat membatu dalam kegiatan peramalan kebutuhan antara lain
peramalan kebutuhan pegawai sehingga adalah jumlah pegawai, pengamalan,
menghasilkan rencana kebutuhan pegawai kemampuan, ras, dan biaya yang
yang tepat dalam organisasi di masa akan dibutuhkan unsur lain yang masih
datang agar organisasi mampu untuk dianggap penting.
mencapai tujuan organisasi yang telah 2. Analisis suplai. Analisis ini
ditetapkan sebelumnya. memfokuskan pada dua analisis, yaitu:
Menurut Milkovich dan Broudreau suplai internal dan suplai eksternal.
(1991 : 146) ada 3 (tiga) fase perencanaan a. Suplai internal. Kegiatan analaisis
pegawai yaitu: suplai internal ini pada prinsipnya
1. Analisis Kebutuhan merupakan kegiatan sederhana, karena
2. Analisis Suplai analisis ini dihadapkan pada
3. Keputusan terhadap kecocokan (1) dan menentukan jumlah pegawai yang
(2) menyelaraskan. bekerja saat ini. Dari jumlah pegawai
Berikut ini penjelasan lebih lanjut yang ada tersebut kemudian dibuat
mengenai 3 (tiga) fase perencanaan estimasi berapa orang yang tetap
pegawai yang dikemukakan oleh bekerja pada pekerjaan tertentu, berapa
orang yang pindah ke pekerjaan lain

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 51


melalui promosi, demosi, dan transfer. organisasi dapat menggambarkan
Berapa orang yang akan keluar dari kemungkinan-kemungkinan yang akan
suatu organisasi misalnya pensiun, terjadi, sehingga organisasi dapat
diberhentikan, atau mengundurkan diri. mengambil keputusan yang tepat dan
b. Suplai eksternal. Kegiatan ini yaitu mampu mempertahankan eksistensi
kegiatan yang memfokuskan pada organisasinya.
organisasi luar. Dari 3 (tiga) model perencanaan
c. Keputusan terhadap kecocokan (1) dan pegawai, maka penulis dapat
(2) menyimpulkan ada dua unsur pokok yang
Keputusan yang akan diambil adalah penting dalam perencanaan pegawai, yaitu:
mengatasi maslah (gap) yang terjadi 1. Kebutuhan pegawai
antara (1) dan (2). Bila pegawai surplus, 2. Suplai pegawai
maka keputusan perusahaan di masa Kedua unsur ini perlu mendapat
mendatang adalah lay offs dan bila perhatian agar organisasi dapat
pegawai shortages maka keputusan meprediksikan rencana kebutuhan pegawai
yang diambil adalah meng-hires. yang sesuai baik kualitas maupun kuantitas
Notoatmodjo (2003:24) untuk kemudian menetukan sumber-
mengemukakan 4 (empat) langkah-langkah sumber pemenuhan kebutuhannya.
perencanaan sumber daya manusia yaitu Dalam analisis kebutuhan pegawai
sebagai berikut: ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Inventarisasi 1. Penyebab timbulnya kebutuhan
2. Perkiraan (peramalan) 2. Teknik perencanaan
3. Penyusunan rencana Setelah membuat proyeksi kebutuhan
4. Monitoring dan Evaluasi. pegawai dimasa yang akan datang,
kegiatan selanjutnya adalah analisis suplai
Langkah-langkah perencanaan pegawai atau pemenuhan lowongan yang
sumber daya manusia diatas, dalam yang diproyeksikan. Analisi ini berasal
prosesnya memperhatikan atau dari dua sumber yaitu: Suplai internal dan
meperhitungkan lingkungan eksternal dan eksternal. Suplai internal melihat
internal dari organisasi. Ini dilakukan persediaan pegawai yang ada sekarang
untuk mengetahui ancaman atau peluang kemudian diprediksi untuk dipromosi,
yang akan dihadapi organisasi dimasa akan dipindahkan atau demosi.
datang. Dengan mengetahui hal tersebut

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 52


METODE dapat dikembangkan berdasar data yang di
Penelitian yang dilakukan bermaksud telah diperoleh dilapangan.
untuk menganalisa perencanaan kebutuhan
tenaga dokter oleh Dinas Kesehatan Kota C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pekanbaru. Berdasarkan karakteristik Inventarisasi
tujuan penelitian yang ingin diperoleh Kegiatan inventarisasi persediaan
tersebut, maka peneliti menganalisa data SDM yaitu menelaah dan menilai SDM
yang berhubungan dengan perencanaan yang ada atau tersedia saat ini (jumlah,
tenaga dokter di Kota Pekanbaru. Oleh kemampuan, keterampilan dan potensi
karena itu, metode yang digunakan dalam pengembangan) serta menganalisis
penelitian ini adalah metode deskriptif penggunaan sumberdaya sekarang in
dengan pendekatan kualitatif. Notoatmodjo (2003). Hal ini sejalan
Penelitian kualitatif memiliki dengan pendapat Manullang (2004) bahwa
kekuatan terutama berasal dari pendekatan dengan inventarisasi persediaan SDM
induktif yang fokus pada situasi yang nantinya akan digunakan sebagai bahan
spesifik atau orang serta penekanan pengambilan keputusan yang tepat
terhadap kata-kata bukan angka. untukpromosi, latihan, pendidikan dan
Penelitian kualitatif merupakan mutasi SDM dalam organisasi serta
penelitian yang mampu untuk diketahui keadaan kekurangan atau
mendeskripsikan secara terperinci dalam kelebihan SDM yang dibutuhkan atau
mengungkap fenomena-fenomena yang rencana kebutuhan SDM di masa akan
terjadi dilapangan. Pada dasar Penelitian datang.
kualitatif lebih menekankan pada proses Dari pengertian diatas bila dikaitkan
dari pada hasil dan bersifat deskriptif. dengan tenaga dokter dapat diketahui
Disamping itu hanya pendekatan kualitatif bahwa dalam langkah inventarisasi
yang mampu untuk menjelaskan dan kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan
mengambarkan sebuah sitem. Tidak hanya pendataan jumlah, kualifikasi dan potensi
itu saja penelitian kualitatif lebih mudah pengembangan tenaga dokter yang tersedia
menyesuaikan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Tidak sampai disitu saja, bahwa
dilapangan dan keberdaan teori dalam dalam tahapan ini harus dilakukan analisis
penelitian kualitatif tidak untuk diuji penggunaan tenaga dokter saat ini.
dalam rangka mencari kebenaran. Namun Iinformasi yang telah diperoleh ini dapat
keberadaan teori dalam penelitian kualitatif menjadi dasar untuk menentukan

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 53


kemampuan tambahan yang diperlukan tahun (per-desember). Laporan mengenai
tenaga dokter masa mendatang yang ketersediaan tenaga dokter di Kota
mungkin belum diperlukan pada saat ini. Pekanbaru per-puskesmas ini akan diolah
Pendataan tenaga dokter yang yang akhirnya akan berbentuk data
tersedia di Kota Pekanabru berasal dari inventarisasi tenaga dokter. Berikut data
laporan setiap puskesmas yang diserahkan inventarisasi tenaga dokter yang tersedia
ke pada Dinas Kesehatan, tepatnya kepada per-puskesmas di Kota Pekanbaru per-
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian. Desember 2013.
Laporan ini biasanya diserahkan di akhir

Tabel 4.1. Tabel Inventarisasi Tenaga dokter per-Puskesmas di Kota Pekanbaru per-
Desember 2013
No. Unit Kerja (Puskesmas) dr. Spesialis dr. Umum dr. Gigi
1. Langsat 3 3
2. Melur 1 4 3
3 Payung Sekaki 4 1
4 Limapuluh 2 3
5 PB. Kota 4 2
6 Senapelan 3 2
7 Rumbai 2 3
8 Uman Sari 2 1
9 Rumbai Bukit 3 1
10 Garuda 3 2
11 Harapan Raya 4 2
12 Rejosari 4 2
13 Sail 2 3
14 Sidomulyo 5 2
15 Simpang Baru 5 1
16 Rawat Inap Simpang Tiga 5 1
17 Rawat Inap Tenayan Raya 5 5 1
18 Rawat Inap Sidomulyo 1 6 1
19 Rawat Inap Karya Wanita 1 5 2
20 Rawat Inap Muara Fajar 1 6 1
Jumlah 9 67 37
103
Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 2013.

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 54


(empat puluh) dokter Umum dan 11
Berdasarkan SK Mendagri No. 23 (sebelas) dokter Gigi. Sedangkan tenaga
Tahun 1994, Tentang Pedoman Organisasi dokter yang tersedia di Kota
dan Tata Kerja Puskesmas menyebutkan Pekanbaruhanya berjumlah 103 (103)
bahwa standar tenaga dokter di tingkat tenaga dokter dengan jumlah penduduk
puskesmas terdiri dari: 2 (dua) orang 964.558 jiwa, yang terdiri dari 9
tenaga dokter untuk puskesmas non DTP, 3 (sembilan) dokter Spesialis, 67 (enam
(tiga) orang tenaga dokter untuk puluh tujuh) dokter Umum dan 37 (tiga
puskesmas DTP dan untuk puskesmas puluh tujuh) dokter Gigi.
pembantu tidak ditentukan standar Mengacu pada standar kebutuhan
kebutuhannya. Jika menilai jumlah tenaga tenaga dokter tersebut, seharusnya jumlah
dokter per-puskesmas di Kota Pekanbaru tenaga dokter yang dibutuhkan lebih
dengan standar jumlah tenaga dokter di kurang 549 (lima ratus empat puluh
puskesmas berdarakan SK Mendagri No.23 sembilan) tenaga dokter. Jadi Kota
Tahun 1994 Tentang Pedoman Organisasi Pekanbaru masih kekurangan tenaga
dan Tata Kerja Puskesmas, maka jumlah dokter sebanyak 446 (empat ratus empat
tenaga dokter yang ada di Kota Pekanbaru puluh enam) tenaga dokter. Kekurangan
telah mencukupi bahkan melebihi standar yang ada hampir 4 (empat) kali lipat dari
kebutuhan tenaga dokter per-puskesmas di jumlah tenaga dokter yang tersedia. Fakta
Kota Pekanbaru. Namun jika menilai mengenai kekurangan tenaga dokter ini
ketersediaan jumlah tenaga dokter di Kota sangat bertolak belakang dengan data pada
Pekanbaru dengan standar Indikator grafik 1.2. yang disajikan di bab I
Indonesia Sehat tahun 2010 menurut jenis sebelumnya. Dimana pada data tersebut
tenaga kesehatan per-100.000 penduduk, jumlah tenaga dokter per-Kecamatan di
maka jumlah tenaga dokter yang tersedia Kota Pekanbaru mencukupi bahkan
belum mencukupi kebutuhan tenaga dokter melebihi standar nasional kebutuhan
per-100.000 penduduk. Sebagaimana yang tenaga dokter per-100.000 penduduk di
dinyatakan dalam SK Mendagri No. 23 Kota Pekanbaru.
Tahun 1994, Tentang Pedoman Organisasi Perbedaan jumlah tenaga dokter yang
dan Tata Kerja Puskesmas bahwa jumlah sangat siknifikan ini sangat berpengaruh
kebutuhan tenaga dokter per-100.000 dalam pelaksanaan langkah inventarisasi,
berjumlah 57 (lima puluh tujuh) dengan karena dalam langkah inventarisasi tidak
kualifikasi: 6 (enam) dokter spesialis, 40 sebatas pendataan jumlah ketersediaan

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 55


tenaga dokter saja tetapi juga menganalisa mencukupi secara kuantitas (jumlah) dan
penggunaan tenaga dokter dimasa lalu mencukupi secara kualifikasi. Hal ini
maupun saat ini. Kegiatan ini dimaksudkan bertujuan agar mampu menyediakan
untuk mempermudah pemetaan tenaga tenaga dokter yang dapat menyelesaikan
dokter, dan keseluruhan kegiatan ini persoalan kesehatan dimana mereka
membutuhkan data-data yang akurat. ditempatkan.
Dari uraian mengenai langkah Dalam langkah perkiraan
inventarisari diatas, diketahui bahwa (peramalan) membutuhkan informasi
langkah inventarisasi meliputi kegiatan ketersediaan tenaga dokter saat ini, untuk
pendataan, penganalisaan dan pemetaan mengidentifikasi kondisi kebutuhan tenaga
yang nantinya akan menghasilkan peta dokter dimasa yang akan datang, yang
tenaga dokter. Namun, langkah tepat mencukupi kuantitas (jumlah) dan
inventarisari yang telah dilakukan oleh mencukupi secara kualifikasi. Proyeksi
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dalam untuk masa yang akan datang tentu saja
rangka menginventarisai tenaga dokter di ada unsur ketidaktepatan. Namun, jika
Kota Pekanbaru hanya sampai pada peramalan dilakukan oleh orang yang ahli
kegiatan pendataan ketersediaan tenaga dan dengan metode yang tepat, maka
dokter saja, belum sampai pada kegiatan kemungkinan ketidak tepatan hasil
penganalisaan dan pemetaan penggunaan perkiraan (peramalan) dapat diminimalisir.
tenaga dokter yang tersedia. Sehingga Sebagaiman yang dijelaskan pada
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru belum latar belakang masalah penelitian bahwa
memiliki peta tenaga dokter Kota jumlah tenaga dokter di Kota Pekanbaru
Pekanbaru. melebihi standar nasional. Demikian pula
jika dilihat jumlah tenaga dokter per-
Perkiraan (Peramalan) kecamatan yang ada di Kota Pekanbaru.
Mengacuh pada hasil inventarisa Namun jika jumlah tenaga kesehatan yang
yang telah dilakukan sebelumnya, maka tersedia di Kota Pekanbaru dibandingkan
langkah berikutnya dalam proses dengan standar jumlah tenaga dokter
perencanaan kebutuhan tenaga dokter yaitu menurut indikator Indonesia Sehat 2010,
langkah perkiraan (peramalan). Perkiraan maka jumlah tenaga dokter yang tersedia
(peramalan) kebutuhan tenaga dokter ini dibawah standar nasional.
berguna untuk memprediksi kebutuhan Proses perkiraan tenaga dokter di
tenaga dokter dimasa datang yang Kota Pekanbaru diatas diketahui bahwa

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 56


perkiraan (peramalan) yang dilakukan Daftar Susunan Pegawai (DPS) atau WISN
hanya memperhatikan sisi penawaran (Work Load Indicator Staff Need).
(suply) saja tanpa melihat sisi permintaan Metode rasio (rasio method) yaitu
(demand) dan bersifat jangka pendek. kegiatan membandingkan jumlah standar
Penulis berpendapat bahwa seharusnya tenaga kesehatan terhadap jumlah
perkiraan tenaga dokter di Kota Pekanbaru penduduk di wilayah puskesmas dengan
memperkirakan untuk jangka panjang. Hal alasan paling cepat dan efektif mengingat
ini disebabkan oleh tantangan lingkungan adanya berbagai keterbatasan yang
yang dihadapi oleh penduduk Kota dihadapi seperti tenaga perencana yang
Pekanbaru khususnya dan Provinsi Riau tidak terlatih, data yang kurang lengkap,
umumnya sangat membahayakan dan terbatasnya waktu perencanaan.
kesehatan untuk jangka panjang, agar Metode rasio ini lebih cocok untuk
rencana kebutuhan tenaga dokter yang menghitung kebutuhan SDM kesehatan di
dihasilkan dapat mencukupi kebutuhan tingkat wilayah (Depkes, 2004).
tenaga dokter yang mampu untuk Tabel 4.2. Rencana Tenaga dokter di Kota
menyelesaikan kemungkinan permasalahan Pekanbaru Tahun 2012-2017
dimasa depan. No. Jenis Tahun
dokter 2013 2014 2015 2016 2017
1. Dokter
Penyusunan Rencana
Spesialis
Penyusunan rencana SDM dapat
a. Spesialis
diartikan sebagai suatu proses menentukan Dasar
kebutuhan akan tenaga kerja berdasarkan
peramalan pengembangan, b. Spesialis
Penunja
pengimplementasian, dan pengendalian
ng
kebutuhan tersebut yang berintegrasi
dengan perencanaan organisasi agar 2. Dokter 29 17 17 20
tercipta jumlah pegawai, penempatan Umum
pegawai yang tepat dan bermanfaat dimasa 3. Dokter 5 8 9 10

akan datang. Berdasarkan Keputusan Gigi

Menteri Kesehatan No. 81 Tahun 2004 Sumber:Renstra Dinas Kesehatan Kota

terdapat tiga metode dalam penyususnan Pekanbaru tahun2012-2017.

kebutuhan tenaga dokter terdiri dari


metode rasio (ratio method), metode Pada tabel rencana kebutuhan tenaga
dokter di Kota Pekanbaru diatas kategori

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 57


tenaga dokter yang disusun yaitu dokter komunikasi yang baik dari pihak-pihak
Spesialis (Spesialis Dasar dan Spesialis yang terlibat dalam proses penyusunan
Penunjang), dokter Umum dan Dokter rencana kebutuhan tenaga dokter ini.
Gigi. Namun, untuk kategori dokter
Spesialis tidak ditentukan jumlah rencana Monitoring dan Evaluasi
kebutuhannya. Melihat hal ini, penulis Monitoring adalah suatu proses
berpendapat bahwa perencanaan yang pengumpulan dan menganalisis informasi
dilakukan hanya formalitas saja. Karena dari penerapan suatu program teramsuk
dari awal metode yang digunakan untuk mengecek secara reguler untuk melihat
merencanakan kebutuhan tenaga dokter apakah kegiatan/program itu berjalan
yaitu menggunakan metode (Work Load sesuai rencana sehingga masalah yang
Indicator Staff Need), namun dokumen dilihat/ditemui dapat diatasi (WHO).
rencana kebutuhan tenaga dokter di Kota Sedangkan evaluasi adalah suatu proses
Pekanbaru yang ditemukan berupa data dari pengumpulan dan analisis informasi
rasio. Menurut penulis metode yang tepat mengenai efektifitas dan dampak suatu
untuk menyusun rencna kebutuhan tenaga program dalam tahap tertentu sebagai
dokter per-puskesmas di Kota Pekanbaru bagian atau keseluruhan dan juga mengkaji
yaitu menggunakan metode (Work Load pencapaian program (WHO).
Indicator Staff Need). Metode ini dirasa Monitoring dan evaluasi tidak saja
tepat mengingat laju pertumbahan dilaksanakan untuk menilai berhasil atau
pertumbuhan penduduk per-kecamatan di tidaknya program yang dilaksanakan,
Kota Pekanbaru yang tidak merata, namun evaluasi juga dapat dilakukan
sehingga mengakibatkan kunjungan per- dalam proses perencanaan. Hal ini sejalan
puskesmaspun tidak sama. dengan pendapat Anderson dalam William
Langkah penyusunan rencana 1994) yang menyatakan bahwa evaluasi
kebutuhan tenaga dokter di Kota merupakan kegiatan yang dimulai pada
Pekanbaru yang telah dijelaskan tahap perencanaan yaitu dengan menilai
sebelumnya menggambarkan bahwa berbagai alternatif tindakan, evaluasi
metode penyusunan rencana yang diambil kemudian meluas melalui proses
kurang tepat, sehingga langkah penerapan seraya kemajuan terus
penyusunan rencana yang dilakukan dimonitor melalui evaluasi formatif dan
kurang optimal. Kondisi ini disebabkan perbaikan-perbaikan dijalankan seperti
belum adanya komitmen resmi dan yang telah disarankan, dan ini termasuk

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 58


evaluasi sumatif tahap akhir untuk bahwa perencanaan tenaga dokter melalui
keseluruhan dampak program. Bahkan 4 (empat) langkah yakni: inventarisasi,
evaluasi pada tahap akhir tersebut perkiraan (peramalan), penyusunan
seharusnya berwawasan kedepan; rencana dan, monitoring dan evaluasi telah
keberhasilan program ditonjolkan untuk dilaksanakan, kendatipun belum optimal.
diteruskan dan ditiru ditempat lain, serta Adapun kondisi pelaksanaan langkah-
kegagalan–kegagalan diidentifikasi agar langkah diatas sebagai berikut:
jangan diulang lagi. 1. Langkah inventarisasi yang dilakukan
Dalam proses perencanaan hanya sebatas kegiatan pendataan
kebutuhan tenaga dokter yang tenaga dokter saja, belum sampai pada
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota tahap penganalisaan dan pemetaan
Pekanbaru belum melakukan monitoring tenaga dokter di Kota Pekanbaru,
dan evaluasi dalam proses perencanaannya. sehingga tidak diperoleh peta kondisi
Langkah evaluasi dan monitoring belum tenaga dokter yang tersedia di Kota
dapat diaksanakan karena tidak ada Pekanbaru. Sedangkan tujuan
Standar Operasional Pelaksanaan (SOP) inventarisasi ini adalah untuk
yang baku. Kondisi ini menyulitkan untuk memperoleh peta tenaga dokter yang
melakukan monitoring dan evaluasi proses dimiliki.
perencanaan yang dilaksankan. Padahal 2. Perkiraan tenaga dokter yang
kegiatan evaluasi dan monitoring dalam dilakukan belum optimal karena hanya
proses perencanaan sangatlah penting, memperhatikan sisi penawaran (suply)
karena jika keputusan yang diambil kurang saja tanpa melihat sisi permintaan
tepat maka dapat dilakukan perubahan- (demand), sehingga perkiraan yang
perubahan atau alternatif-alternatif dilakukan hanya mampu
penganti sebelum rencana kebutuhan memperkirakan kebutuhan tenaga
tenaga dokter tersebut dilaksanakan. Jika dokter untuk jangka pendek saja.
hal ini dilaksanakan maka kemungkinan 3. Langkah penyusunan rencana yang
ketidaktepatan rencana yang dihasilkankan dilakukan belum optimal dikarenakan
dapat diminimalisir. tidak adanya Master Plan Kesehatan,
sehingga arah penggunaan metode
D. KESIMPULAN penghitungan tenaga dokter yang
Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan belum jelas.
disajikan sebelumnya dapat disimpulkan

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 59


4. Langkah evaluasi dan monitoring ini tenaga dokter dapat lebih terarah
dalam perencanaan kebutuhan tenaga dan jelas.
dokter di Kota Pekanbaru belum 3. Dibutuhkan pemahaman dan
terlaksana dikarenakan belum adanya komunikasi yang solid dari pihak–
komitmen dari pihak yang terkait pihak yang terkait agar perencanaan
dalam proses perencanaan kebutuhan kebutuhan tenaga dokter yang
tenaga dokter, sehingga Standar dilakukan dapat dimaknai sebagai
Operasional Pelaksanaan (SOP) yang kebutuhan yang sangat penting untuk
ada tidak baku. dilaksanakan, bukan sekadar tuntutan
pembuatan laporan tahunan.
SARAN 4. Perlu adanya pengkajian ulang
Dalam tulisan ini penulis menyarankan Peraturan Walikota Pekanbaru No. 18
beberapa hal dalam proses perencanaan Tahun 2008 Tentang Rincian, Fungsi,
kebutuhan tenaga dokter yang dan Tata Kerja Dinas di Lingkunan
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Pemerintah Kota Pekanbaru Provinsi
Pekanbaru berikut ini. Riau termasuk Dinas Kesehatan Kota
1. Perlu adanya komitmen yang kongkrit Pekanbaru, dikarenakan peraturan
dari pihak–pihak terkait dalam hal walikota tersebut tidak mengatur
perencanaan kebutuhan tenaga bagian bidang perencanaan, sehingga
kesehatan, khususnya tenaga dokter perencanaan juga dilakukan oleh bub
dilingkungan pemerintah Kota bagian umum dan kepegawaian.
Pekanbaru berupa pembuatan SOP
(Standar Operasional Pelaksanaan) dan DAFTAR PUSTAKA
SPM (Standar Pelayanan Minimun) Sikula, Andrew F., Personalia
Administration and Human
dalam bentuk peraturan walikota untuk Resources Management. London:
mengukur kinerja SKPD, sehingga John Wiley and Sons, 1981.
Milkovich, George T, and Boudreau, John
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru W. 1991. Human Resource
memiliki SOP (Standar Operasional Management. Fifth Edition. Boston
: Allyn and Bacon.
Pelaksanaan) dan SPM (Standar Moekijat, 1991. Manajemen Kepegawaian.
Pelayanan Minimum) yang baku. Cetakan Ketujuh. Bandung :
Mandar Maju.
2. Perlu adanya Master Plan Kesehatan _______. 1991. Perencanaan Tenaga
agar perencanaan kesehatan dalam hal Kerja. Cetakan Ketiga. Bandung :
CV. Pionir Jaya.

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 60


Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Pengambangan Sumber Daya
Manusia. Asdi Mahasatya, Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Prinsip-
Prinsip Dasar. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
WHO. 1990. Report of Study Group.
Coordinated Health and Human
Resources Development. World
Health Organization Technical
Report Series 801, Geneva.
Manullang. M. 2004. Manajemen
Personalia. Edisi Ketiga. Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta.
SK Mendagri No. 23 Tahun 1994, Tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja
Puskesmas.
Peraturan Walikota Pekanbaru No. 18
tahun 2008 tentang rincian, fungsi,
dan tata kerja dinas dilingkunan
Pemerintah Kota Pekanbaru
Provinsi Riau.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan.
Kepmenkes No.850/Menkes/SK/XII/2000
Tahun 2000 antara lain mengatur
tentang kebijakan perencanaan
tenaga kesehatan.
Kepmenkes No. 81/Menkes/SK/I/2004
Tahun 2004 mengatur tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan
Sumberdaya Kesehatan di tingkat
provinsi, kabupaten/kota, serta
rumah sakit.

JURNAL NIARA VOL 9 NO 2 JANUARI 2017 61

You might also like