You are on page 1of 47

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN KALA II

LAMA PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK


PROVINSI LAMPUNG

Oleh

TRI LAMTIUR PAKPAHAN

UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN KALA II
LAMAPADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Oleh

TRI LAMTIUR PAKPAHAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


SARJANA KEDOKTERAN

Pada

Fakultas Kedokteran
Universitas Lampung

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN PREMATURE RUPTURE OF


MEMBRANES AND PROLONGED SECOND-STAGE LABOR IN
INPARTU MOTHER AT RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK LAMPUNG
PROVINCE

By

TRI LAMTIUR PAKPAHAN

Background: Prolonged second-stage labor is one of the causes of maternal mortality


and morbidity. In prolonged second-stage labor, there is no progress in decreasing the
lowest part of the fetus at the second stage of labor. The incidence of premature rupture of
membranes (PROM) affects the duration of labor, in which the group of PROM before
inpartu has prolonged duration of labor.
Objective: To determine the relationship between PROM and prolonged second-stage
labor during inpartu.
Methods: This study used an observational analytic methods with cross sectional design.
Total samples of 69 patients were selected with consecutive sampling technique. The date
collected from patient's medical record in obstetric room of RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Lampung Province. The inclusion criteria for this study were women aged 18-40 years of
aterm pregnancy and having PROM. Patients accompanied by path delivery
abnormalities, fetal abnormalities and prolonged labor with sectio caesarea were
excluded.
Results: The results showed that 37 patients (72,6%) who experienced PROM during
inpartu showed prolonged second-stage labor and 8 patients (44,4%) who experienced
PROM before inpartu showed prolonged second-stage labor. Based on Chi-square test,
p value=0,031 (p<0,05).
Conclusion:There was relationship between premature rupture of membranes and
prolonged second-stage labor in inpartu mother at RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.

Keywords: inpartu, premature rupture of membranes, prolonged second-stage labor


ABSTRAK

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN KALA II


LAMA PADA IBU BERSALIN DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Oleh

TRI LAMTIUR PAKPAHAN

Latar belakang: Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas
ibu. Pada kala II lama, tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin pada
persalinan kala II. Kejadian ketuban pecah dini (KPD) mempengaruhi lamanya waktu
persalinan, dimana kelompok KPD saat belum inpartu cenderung mengalami persalinan
yang lama.
Tujuan: Mengetahui hubungan KPD dengan kejadian kala II lama pada ibu bersalin.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan
cross sectional. Total sampel sebanyak 69 pasien yang dipilih dengan tehnik consecutive
sampling. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien di ruang kebidanan RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Kriteria inklusi penelitian ini adalah ibu usia 18-40
tahun dengan usia kehamilan aterm dan mengalami KPD. Pasien yang disertai dengan
kelainan jalan lahir, kelainan janin dan partus kasep yang terkondisi sectio cesarea
dieksklusikan dari sampel penelitian.
Hasil:Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 37 pasien (72,6%) yang mengalami
KPD saat inpartu menunjukkan kejadian kala II lama dan sebanyak 8 pasien (44,4%)
pasien yang mengalami KPD saat belum inpartu menunjukkan kejadian kala II lama.
Berdasarkan uji Chi-square didapatkan nilai p=0,031 (p<0,05).
Simpulan:Terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan kala II lama pada ibu inpartu di
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.

Kata kunci: inpartu, kala II lama, ketuban pecah dini


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Adiluhur Kecamatan Panca Jaya Kab Mesuji

pada tanggal 20 Maret 1994, sebagai anak ketiga dari empat bersaudara, dari

Bapak Sarda Pakpahan dan Ibu Suyatmi Siregar.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) Negri 01 Adiluhur selesai pada tahun 2006.

Selanjutnya, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Immanuel Bandar

Lampung yang diselesaikan pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) di SMA YP Unila Bandar Lampung, selesai pada tahun 2012.

Tahun 2012, penulis diterima dan terdaftar sebagai Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah

aktif sebagai anggota BEM, PMPATD Pakis Rescue Team.


Janganlah hendaknya kamu kuatir
tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur.
( filipi 4:6)

Ai ndang tarula hamu agia aha, anggo


so mandongan Ahu
(Johanes 15:5b)
SANWACANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa

mencurahkan segala nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat

waktu.

Skripsi dengan judul “hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian kala II lama

pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung.” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Dr. dr. Muhartono, S.Ked.,M. Kes., Sp. PA., selaku Dekan Fakultas

Kedoketran Universitas Lampung.

3. dr. Ratna Dewi P, S.Ked., Sp. OG selaku Pembimbing Utama sekaligus

Pembimbing Akademik atas kesediaannya untuk memberikan motivasi,

nasihat, bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Prof. Dr. Sutyarso, M. Biomed selaku Pembimbing Kedua atas kesediaan

memberikan nasihat, bimbingan, saran, dan kritik yang bermanfaat dalam

proses penyelesaian skripsi ini.


5. dr. Rodiani, M. Sc., Sp.OG selaku Penguji Utama pada Ujian Skripsi.

Terima kasih atas waktu, ilmu dan saran-saran yang telah diberikan.

6. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Kedokteran Unila atas ilmu,

waktu, dan bimbingan yang telah diberikan dalam proses perkuliahan.

7. Seluruh staf TU, Administrasi dan Akademik FK Unila yang turut

membantu dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh staf bagian rekam medis RSUD Dr H Abdul Moeloek Provinsi

Lampung yang telah membantu penulis pada saat penelitian dalam

menyediakan data yang diperlukan oleh penulis.

9. Terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Papa (Sarda Pakpahan),

Mama (Suyatmi Siregar) dan Opung (Mei) atas doanya setiap saat, kerja

kerasnya, kesabarannya, keikhlasannya, kasih sayangnya, dan atas segala

sesuatu yang telah dan akan selalu diberikan kepada penulis agar tak

pernah putus asa dalam meraih harapan dan cita-cita.

10. Teruntuk itokku Berlin Jekson Pakpahan, akang boruku Posma Uli

Pakpahan Amd.Keb,, itokku Fades Lamganda Parulian Pakpahan, edaku

Indah Puspita Sari Harianja Sp.d., akang bawaku Brigpol James

Parlindungan Napitu S.H dan Kesayangan bou, ante, Senandung Nacita

Pakpahan, Rafael Tristan Napitu, yang tercinta, yang tak henti-henti selalu

memberikan motivasi, dorongan, semangat, dan doa bagi penulis.

11. Teruntuk Abangku Andri Wetson Rumahorbo S.H yang sudah menemani

dari awal perkuliah sampai saat ini, terimakasih atas perhatianya yang tak

ada henti-hentinya untuk memberikan dukungan, motivasi, semangat dan

doa untuk mencapai cita-cita.


12. Teruntuk sahabat tercinta dan tercucok Ika Noverina, Kharisma Mr, Vira

Kambu, Ruthsuyata, dan Thasia yang selalu berbagi kebahagiaan,

keceriaan dan kesedihan bersama selama perkuliahan ini.

13. Teruntuk teman yang tercinta Ketut Agustina, Tommy Ariansyah, Thea

Riska, Suci Apria S, Syaiful, Jesica RH yang selalu setia, sabar,

menemani, memotivasi sejak sekolah SMA hingga sekarang dan

selamanya.

14. Teruntuk veteran Kadek Aryati, Hani Pratiwi, Janis Rivandi, Nikhola

Risol, Putri Giani, Nahdia, Eka Endah L, Siti Zhania, Marisa Herani p,

Shesy Sya’haya, terimakasih atas dukungan dan motivasinya.

15. Seluruh teman-teman Permako Medis yang telah mendukung dalam doa

berjalannya skripsi dari awal sampai akhir.

16. Seluruh teman Angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan namanya satu

persatu atas kebersamaan, keceriaan, kekompakan, kebahagiaan selama

perkuliahan.

17. Seluruh kakak-kakak 2009, 2010, dan 2011 serta adik-adik tingkat 2013,

2014, 2015 dan 2016 yang selalu memberikan motivasi dan semangatnya

dalam satu kedokteran.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh

dari kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat


memberikan manfaat dan pengetahuan baru kepada setiap orang yang

membacanya. Terima kasih.

Bandar Lampung, 1 November 2017

Penulis

Tri Lamtiur Pakpahan


i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


DAFTAR TABEL .......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2 Perumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 4

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kala II Lama ....................................................................................... 6


2.1.1 Definisi ..................................................................................... 6
2.1.2 Etiologi ..................................................................................... 7
2.1.3 Diagnosis .................................................................................. 8
2.1.4 Komplikasi .............................................................................. 8
2.2 Ketuban Pecah Dini............................................................................. 10
2.2.1 Definisi ..................................................................................... 10
2.2.2 Etiologi ..................................................................................... 10
2.2.3 Diagnosis .................................................................................. 10
2.2.4 Penatalaksanaan ........................................................................ 12
2.3 Hubungan Ketuban Pecah Dini dan Kala II Lama .............................. 17
2.4 Kerangka Teori ................................................................................... 18
2.5 Kerangka Konsep ................................................................................ 18
2.6 Hipotesis ............................................................................................. 18

BAB III.METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian .......................................................................... 19


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 19
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................... 19
3.4 Kriteria Penelitian ............................................................................... 20
3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional ................................... 21
3.6 Prosedur Penelitian.............................................................................. 21
ii

3.7 Alur Penelitian .................................................................................... 23


3.8 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................. 23
3.8.1 Pengolahan Data ....................................................................... 23
3.8.2 Analisis Data ............................................................................ 24
3.9 Etika Penelitian ................................................................................... 25

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 26


4.2 Pembahasan ......................................................................................... 28

BAB V.SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................ 33


5.2 Saran ................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Definisi Operasional......................................................................................... 21

2. Distribusi Ketuban Pecah Dini di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek


tahun 2016 ................................................................................................. 27

3. Distribusi Kala II Lama di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek


tahun 2016 ................................................................................................. 27

4. Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kala II Lama pada Ibu Bersalin di
RSUD Dr H. Abdul Moeloek tahun 2016 ................................................. 27
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Teori ........................................................................................ 18

2. Kerangka Konsep ..................................................................................... 18

3. Alur Penelitian ......................................................................................... 23


1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian ibu merupakan salah satu indikator dalam menentukan

kualitas dan aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu

disebabkan oleh lima penyebab tersering yaitu perdarahan, hipertensi dalam

kehamilan, infeksi, partus lama dan abortus (Depkes RI, 2015). Berdasarkan

survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2012, AKI yang

berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup. Oleh karena itu pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan

meluncurkan program Expanding Maternal dan Neonatal Survival (EMAS)

dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%

(Depkes Lampung, 2015).

Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari18 jam yang di

mulaidari tanda-tanda persalinan (Prawirohardjo, 2006). Ibu bersalin yang

sulit beradaptasi dengan rasa nyeri persalinan dapat menyebabkan tidak

terkoordinasinya kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan perpanjangan

kala persalinan dan kesejahteraan janin terganggu. Tidak ada kemajuan

persalinan atau kemajuan persalinan yang lambat merupakan salah satu


2

komplikasi persalinan yang dapat meningkatkan angka kematian dan

kesakitan ibu dan janin (Netty,2013). Partus lama merupakan suatu masalah

di Indonesia, khususnya didaerah pedesaan karena banyaknya persalinan yang

ditolong oleh dukun tidak terlatih. Yuliasari (2016) menemukan bahwa pada

tahun 2013 terdapat 172 ibu bersalin yang mengalami partus lama di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moloek Provinsi Lampung.

Kala II lama merupakan salah satu penyebab mortalitas dan morbiditas

ibu, meskipun menurut penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang tidak

bermakna (Goldberg, 2011). Menurut Fatoni (2011), paritas mempengaruhi

terjadinya kala II lama. Nullipara memiliki faktor resiko 1,7 kali lebih besar

untuk mengalami kala II lama dibandingkan dengan multipara, karena kala II

lama merupakan abnormalitas fase kehamilan (abnormalities of second stages

of labor) yang juga dapat menyebabkan kematian pada bayi.

Persalinan lama disebabkan karena mengejan yang salah, ketuban pecah

dini, faktor janin, kelainan his dan panggul sempit (Kurniawwati,2013).

Ketuban pecah dini mempengaruhi lamanya waktu persalinan, dimana

kelompok yang mengalami ketuban pecah dini saat belum inpartu cenderung

mengalami persalinan yang lama, sedangkan pada kelompok inpartu memiliki

waktu persalinan yang cenderung sesuai (Nurhadi, 2013). Kerja hidrostatik

selaput ketuban janin berperan dalam menimbulkan pendataran dan dilatasi

serviks. Bila selaput ketuban pecah, maka bagian terbawah janin yang

menempel ke serviks dan membentuk segmen bawah uterus memiliki fungsi

yang sama sehingga akan mengakibatkan proses persalinan berlangsung lama

(Cunningham, 2006).
3

Pada survei pendahuluan oleh peneliti di bagian kebidanan Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung, ditemukan 24

kasus ketuban pecah dini dan 11 kasus kala II lama pada bulan November

2016. Selama periode tahun 2016, terdapat11 kasus kematian ibu yang

berhubungan dengan ketuban pecah dini maupun kala II lama.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian tentang hubungan

ketuban pecah dini dengan kejadian kala II lama pada ibu bersalin di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara ketuban pecah dini

dengan kejadian kala II lama pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah

Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian kala II lama

pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.
4

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui distribusi ketuban pecah dini pada ibu bersalin di

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi

Lampung

2. Mengetahui kejadian kala II lama pada ibu bersalin di Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

3. Mengetahui hubungan distribusi ketuban pecah dini dengan kejadian

kala II lama pada ibu bersalin di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti

1. Sebagai sarana penelitian untuk mengaplikasikan teori yang telah

dipelajari selama kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung dan merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam

rangka menambah wawasan pengetahuan serta pengembangan diri

khususnya dalam bidang penelitian.

2. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat sehingga ibu yang di

diagnosa dengan ketuban pecah dini tidak mengalami kejadian kala

II lama.
5

1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Terkait

Dapat menjadi dasar dan acuan informasi mengenai hubungan ketuban

pecah dini dengan kala II lamasehingga dapat mengurangi kejadian kala

II lama pada ibu bersalin, khususnya di Provinsi Lampung.


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kala II Lama

2.1.1 Definisi

Partus lama adalah waktu persalinan yang memanjang karena

kemajuan persalinan yang terhambat. Partus lama juga merupakan

perlambatan kecepatan dilatasi serviks atau penurunan janin. Kala II

lama disebut juga dengan kala II memanjang, yaitu tidak ada kemajuan

penurunan bagian terendah janin pada persalinan kala II dengan batasan

waktu maksimal 1 jam untuk nulipara dan ½ jam untuk multipara

(Leveno, 2009).

Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists,

kala II lama didefinisikan sebagai tidak adanya kemajuan pada kala II

dengan batasan waktu dilakukan pimpinan persalinan sebagai berikut:

persalinan dengan anestesi epidural pada nullipara yang berlangsung

lebih 3 jam dan multipara berlangsung lebih 2 jam, sedangkan untuk

persalinan tanpa anestesi epidural, nullipara berlangsung lebih 2 jam

dan multipara berlangsung 1 jam (Ness, 2005).


7

2.1.2 Etiologi

Kala II lama dapat disebabkan oleh berbagai masalah, antara lain:

a. Passage

Abnormalitas sistem reproduksi terjadi pada tumor pelvis, stenosis

vagina kongenital, perineum kaku dan tumor vagina (WHO, 2002).

b. Power

Faktor power adalah his, merupakan indikasi mulainya persalinan,

apabila his yang timbul sifatnya lemah, pendek, dan jarang maka

akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks dan

akan berpengaruh terhadap kala II lama (Keumalahayati, 2009).

Menurut Sumarni (2012), frekuensi his mempunyai pengaruh

terhadap lama kala II, semakin tinggi frekuensi his maka waktu yang

dibutuhkan lamanya kala II semakin kurang.

c. Passenger

Faktor passenger terdiri atas janin dan plasenta yang akan lahir.

Ketidakmampuan janin melewati pelvis dapat terjadi dengan ukuran

kepala janin besar atau tubuh bayi yang besar (Prawirohardjo, 2009;

WHO, 2002). Berat bayi sangat berpengaruh terhadap proses

persalinan dimana bayi yang besar merupakan faktor pencetus partus

lama dan berkaitan dengan terjadinya malposisi dan malpresentasi.

Janin malpresentasi dan malposisi mempengaruhi kontraksi uterus

cenderung lemah dantidak teratur sehingga dapat mempengaruhi

lama kala II. Menurut Sumarni (2012), terdapat pengaruh berat bayi

terhadap lamanya kala II, semakin tinggi berat badan bayi maka
8

waktu yang dibutuhkan lama kala II semakin lama. Selain itu,

presentasi abnormal dapat terjadi pada dahi, bahu, muka dengan

dagu posterior dan kepala yang sulit lahir pada presentasi bokong.

Bila pasien berada pada persalinan lanjut setelah ketuban pecah,

bahu dapat terjepit kuat di bagian atas pelvis dengan satu tangan atau

lengan keluar dari vagina (Prawirohardjo, 2009). Abnormalitas janin

dapat terjadi bila ada kelainan pada janin seperti hidrosefalus,

pertumbuhan janin lebih besar dari 4.000 gram, bahu yang lebar dan

kembar siam.

2.1.3 Diagnosis Kala II Lama

Menurut American College of Obtetricians and Gynecologist,

untuk menegakkan diagnosis kala II lama, wanita harus berada dalam

fase kala II persalinan, dimana fase kala aktif telah selesai yang ditandai

dengan pembukaan lengkap. Kala II lama (Prolonged Second Stage)

diartikan sebagai memanjangnya waktu kala II dimana pada

primigravida berlangsung lebih dari 2 jam dan pada multipara

berlangsung lebih dari 1 jam (Leveno, 2009).

2.1.4 Komplikasi Kala II Lama

Komplikasi pada persalinan dengan kala II lama dapat terjadi pada

ibu maupun pada bayi. Pada kala II lama dapat terjadi infeksi sampai

sepsis. Infeksi adalah bahaya serius yang mengancam ibu dan janinnya,

terutama bila disertai pecahnya ketuban. Bakteri didalam cairan amnion


9

menembus amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion

sehingga terjadi bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin.Selain itu

dapat terjadi dehidrasi, syok, kegagalan fungsi organ-organ, robekan

jalan lahir, ruptur uteri (Depkes RI, 2008).

Penipisan abnormal segmen bawah uterus menimbulkan bahaya

serius selama partus lama, terutama pada wanita dengan paritas tinggi

dan pada mereka dengan riwayat bedah sesar. Robekan serta

pembentukan fistula pada buli-buli, vagina, uterus dan rektum. Apabila

bagian terbawah janin menekan kuat ke pintu atas panggul tetapi tidak

maju untuk jangka waktu yang cukup lama, bagian jalan lahir yang

terletak di antaranya dan dinding panggul dapat mengalami tekanan

berlebihan. Karena gangguan sirkulasi, maka dapat terjadi nekrosis

yang akan jelas dalam beberapa hari setelah melahirkan dengan

munculnya fistula vesikovaginal, vesikoservikal, atau rektovaginal.

Umumnya nekrosis akibat penekanan ini terjadi setelah persalinan kala

dua yang sangat berkepanjangan (Prawihardjo, 2009).

Menurut Myles &Santolaya (2002), kala II lama menimbulkan

terjadinya morbiditas maternal yang meliputi laserasi jalan lahir, dan

pendarahan postpartum sebanding dengan lama kala II berlangsung.

Selain itu, prosedur tindakan bedah obstetri meningkat sesuai dengan

lama dari kala II. Brown et al(2011) menemukan bahwa ibu dengan

kala II lama memiliki resiko 1,4 kali terjadinya inkontinesia urine

dibandingkan ibu yang tidak mengalami kala II lama dalam 3 bulan

postpartum.
10

Komplikasi yang terjadi pada janin akibat kala II lama adalah

gawat janin dalam rahim sampai meninggal. Selain itu, dapat terjadi

kelahiran janin dalam asfiksia berat sehingga menimbulkan cacat otak

menetap. Trauma persalinan merupakan akibat lain dari persalinan kala

II lama yang dibantu dengan tindakan operatif per vaginam. Trauma

tersebut meliputi eksoriasi kulit, sefalhematom, perdarahan subgaleal,

ikterus neonatorum berat, dan nekrosis kepala yang akan diikuti

alopesia di kemudian hari. Selain itu dapat terjadi patah tulang dada,

lengan, kaki, kepala karena pertolongan persalinan dengan tindakan

(Prawirohardjo, 2009).

2.2 Ketuban Pecah Dini

2.2.1 Definisi

Ketuban pecah dini atau disebut juga dengan premature rupture of

the membranes (PROM) adalah keadaan pecahnya selaput ketuban

sebelum proses persalinan. Sedangkan preterm premature rupture of

the membranes (PPROM) adalah pecahnya ketuban pada pasien dengan

usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Cunnigham, 2001).

2.2.2 Etiologi

Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh karena menurunnya

kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterin atau oleh

kedua faktor tersebut.


11

Etiologi ketuban pecah dini antara lain adalah:

a. Serviks inkompeten

Serviks inkompeten terjadi pada kanalis sevikalis yang selalu

terbuka akibat kelainan pada serviks uteri, seperti akibat

persalinan, kuretase, atau tindakan bedah obstetri lainnya.

b. Ketegangan uterus berlebihan

Tekanan intrauterine meningkat secara berlebihan atau over

distensi uterus terjadi pada keadaan trauma, kehamilan ganda atau

hidramnion.

c. Kelainan letak janin dan uterus

Letak sungsang atau letak lintang menyebabkan tidak adanya

bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) sehingga

terjadi halangan dalam tekanan terhadap membrane bagian bawah.

d. Cephalo Pelvic Disproportion (CPD)

e. Amnionitis/ korioamnionitis

Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk preteolitik sel dapat mudahkan terjadinya

pecah ketuban.

f. Faktor keturunan

Faktor keturunan yang berperan antara lain adalah rendahnya ion

Cu dalam serum, vitamin C atau kelainan genetik.

g. Trauma

Trauma dapat terjadi setelah tindakan amniosentesis (Sualman,

2009; Devlieger, 2006).


12

2.2.3 Diagnosis

Diagnosis ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan penunjang.

a. Anamnesis

Pasien merasakan basah pada vagina atau mengeluarkan cairan yang

banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir. Cairan berbau khas dan perlu

diperhatikan warnanya. Pada anamnesis juga dapat membantu

menentukan usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir (HPHT).

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan pemeriksaan spekulum. Pada

ketuban pecah dini, tampak keluar cairan dari orifisium uteri

eksternum (OUE). Jika tidak tampak cairan, fundus uteri ditekan dan

penderita diminta batuk, mengejan atau bagian terendah

digoyangkan, sehingga akan tampak keluar cairan dari ostium uteri

dan terkumpul pada forniks anterior. Selain pemeriksaan dengan

spekulum, dapat dilakukan pemeriksaan dalam (vaginal toucher).

Pada pemeriksaan dalam akan didapatkan cairan di dalam vagina

dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi. Pemeriksaan vaginal

toucher (VT) perlu dipertimbangkan pada kehamilan yang kurang

bulan karena saat pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan

mengakumulasi segmen bawah rahim dengan flora normal vagina.

Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat menjadi patogen.


13

Pemeriksaan dalam vagina hanya dilakukan pada kasus ketuban

pecah dini yang sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi

persalinan.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan

laboratorium, tes lakmus, mikroskopik atau ultrasonografi (USG).

Untuk menentukan ada atau tidaknya infeksi, kriteria laboratorium

yang digunakan adalah adanya leukositosis maternal (leukosit

>16.000/uL) dan adanya peningkatan C-reactive protein.

Pada pemeriksaaan tes lakmus, kertas lakmus merah akan berubah

menjadi biru, menunjukkan adanya air ketuban (alkalis). Normalnya

pH air ketuban berkisar antara 7-7,5. Darah dan infeksi vagina

dapat menghasilkan tes yang positif palsu.

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan dengan meneteskan air

ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering, lalu diperiksa

dibawah mikroskop dan menunjukkan gambaran daun pakis.

Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk melihat jumlah cairan

ketuban dalam kavum uteri. Menurut Phelan, ada tiga cara

pengukuran cairan ketuban, yaitu secara subyektif, semikuantitatif

(pengukuran satu kantong), dan pengukuran empat kuadran.

Penilaian subyektif volume cairan ketuban berdasarkan atas

pengalaman subyektif pemeriksa di dalam menentukan volume

tersebut berdasarkan apa yang dilihatnya pada saat pemeriksaan.


14

Normal jika masih ada bagian janin yang menempel pada

dinding uterus, dan bagian lain cukup terisi cairan ketuban. Bila

sedikit, maka sebagian besar tubuh janin akan melekat pada

dinding uterus, sedangkan bila hidramnion, maka tidak ada

bagian janin yang menempel pada dinding uterus (Prawirohardjo,

2009; Kusuma, 2012).

2.2.4 Penatalaksanaan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penatalaksanaan

ketuban pecah dini adalah memastikan diagnosis, menentukan umur

kehamilan, mengevaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun

infeksi janin, apakah dalam keadaan inpartu atau terdapat kegawatan

janin.

2.2.4.1 Ketuban Pecah Dini dengan Kehamilan Aterm

a. Diberikan antibiotika profilaksis, ampisilin 4x500 mg selama

7 hari

b. Dilakukan pemeriksaan "admision test", bila hasilnya

patologis dilakukan terminasi kehamilan

c. Observasi temperatur rektal setiap 3 jam, bila ada

kecenderungan meningkat lebih atau sama dengan 37,6° C,

segera dilakukan terminasi

d. Bila temperatur rektal tidak meningkat, dilakukan observasi

selama 12 jam. Setelah 12 jam bila belum ada tanda-tanda

inpartu dilakukan terminasi.


15

e. Batasi pemeriksaan dalam, dilakukan hanya berdasarkan

indikasi obstetrik

f. Bila dilakukan terminasi, lakukan evaluasi Pelvic Score (PS):

Bila PS lebih atau sama dengan 5, dilakukan induksi

dengan oksitosin drip. Bila PS kurang dari 5, dilakukan

pematangan servik dengan Misoprostol 50 μgr setiap 6 jam

per oral maksimal 4 kali pemberian.

2.2.4.1 Ketuban Pecah Dini dengan Kehamilan Preterm

a. Penanganan di rawat di rumah sakit

b. Diberikan antibiotika : ampicillin 4 x 500 mg selama 7 hari

c. Untuk merangsang maturasi paru diberikan

kortikosteroid (untuk usia kehamilan kurang dari 35

minggu): Deksametason 5 mg setiap 6 jam

d. Observasi di kamar bersalin

- Tirah baring selama 24 jam, selanjutnya dirawat di ruang

obstetri

- Dilakukan observasi temperatur rektal tiap 3

jam, bila ada kecenderungan terjadi peningkatan

temperatur rektal lebih atau sama dengan 37,6° C,

segera dilakukan terminasi

e. Di ruang obstetri

- Temperatur rektal diperiksa setiap 6 jam

- Dikerjakan pemeriksaan laboratorium : leukosit dan

laju endap darah (LED) setiap 3 hari


16

f. Tata cara perawatan konservatif :

- Dilakukan sampai janin viable

- Selama perawatan konservatif, tidak dianjurkan

melakukan pemeriksaan dalam

- Dalam observasi selama 1 minggu, dilakukan

pemeriksaan USG untuk menilai air ketuban. Bila air

ketuban cukup, kehamilan diteruskan. Bila air ketuban

kurang (oligohidramnion), dipertimbangkan untuk

terminasi kehamilan.

- Pada perawatan konservatif, pasien dipulangkan pada

hari ke-7 dengan edukasi

- Bila masih keluar air, perawatan konservatif

dipertimbangkan dengan melihat pemeriksaan

laboratorium. Bila terdapat leukositosis atau

peningkatan LED, lakukan terminasi.

2.2.5 Komplikasi Ketuban Pecah Dini

Komplikasi pecahnya ketuban terhadap ibu dan bayi dapat

meningkatkan mortalitasdan morbiditas perinatal. Komplikasi ketuban

pecah dini pada bayi adalah:

a. Persalinan prematur

b. hipoksia/asfiksia

c. sindrom deformitas janin

d. infeksi antenatal.
17

Sedangkan komplikasi ketuban pecah dini pada ibu antara lain adalah:

a. infeksi puerpuralis (nifas)

b. peritonitis

c. septikemia.

2.3 Hubungan Ketuban Pecah Dini dan Kala II Lama

Ketuban pecah dini sangat mempengaruhi lama persalinan. Pada kala satu

persalinan, selaput ketuban dan bagian terbawah janin berperan untuk

membuka bagian atas vagina. Namun, setelah ketuban pecah, perubahan-

perubahan dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan

oleh bagian terbawah janin sehingga kerja hidrostatik selaput ketuban janin

menimbulkan pendataran dan dilatasi serviks. Bila selaput ketuban sudah

pecah, bagian terbawah janin yang menempel ke serviks dan membentuk

segmen bawah uterus berfungsi sama, hal ini akan mengakibatkan terjadinya

proses persalinan yang lama (Cunningham, 2006). Menurut Nurhadi (2013),

ibu yang mengalami ketuban pecah dini saat belum inpartu cenderung

mengalami persalinan yang lama,sedangkan ibu yang mengalami ketuban saat

inpartu mengalami waktu persalinan yang cenderung sesuai.


18

2.4 Kerangka Teori

Mediko Obstetri

Paritas

Usia Kehamilan

Riwayat Kehamilan Terdahulu


Kala II Lama
Riwayat Persalinan Terakhir

Ketuban Pecah Dini

Keterangan:
Variabel yang diteliti

Gambar 1. Kerangka Teori (Modifikasi Dipta, 2010) dan (Nurul Huda, 2013)

2.5 Kerangka Konsep

Ketuban Pecah Dini Kala II Lama

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.6. Hipotesis

Hipotesis kerja dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara ketuban

pecah dini dengan kejadian kala II lama.


19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross sectional

yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara variabel

dependen dan independen yang diteliti, serta pengumpulan data dilakukan

sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).

3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung pada bulan Maret tahun 2017.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya (Notoatmodjo,

2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang

mengalami ketuban pecah dini di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul
20

Moeloek Provinsi Lampung pada periode Januari-Desember tahun 2016

dengan menggunakan media rekam medic untuk mendapatkan informasi.

Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan

objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebagian ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah

dini. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling dengan

jumlah sampel ditentukan menggunakan rumus perhitungan sampel:

n=

n=

n = 64 orang

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi (ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini

pada tahun 2016)

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria inklusi

a. Ibu bersalindengan usia antara 18-40 tahun

b. Ibu bersalin dengan usia kehamilan aterm

c. Ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini

3.4.2 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ibu bersalin dengan kelainan jalan lahir.

b. Ibu bersalin dengan kelainan janin.

c. Ibu bersalin partus kasep yang terkondisi sectio cesarea.


21

3.5 Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional

3.5.1 Identifikasi Variabel

a. Variabel independen adalah ketuban pecah dini.

b. Variabel dependen adalahkala II lama.

3.5.2 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional yang digunakan untuk memudahkan

pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas

yaitu sebagai berikut.

Tabel 1. Definisi operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ketuban Ketuban pecah dini Rekam 1. Inpartu: Nominal
pecah (KPD) didefinisikan medik sudah dalam
dini sebagai pecahnya ketuban keadaan
sebelum waktunya persalinan
melahirkan. Hal ini dapat 2. Belum
terjadi pada akhir inpartu :
kehamilan maupun jauh belum
sebelum waktunya dalam
melahirkan (Sujiyatini,2009). keadaan
persalinan

Kala II Waktu yang dibutuhkan ibu Rekam 1. Lama: >2 Nominal


lama setelah pembukaan lengkap medik jam untuk
sampai keluarnya bayi nullipara dan 1
berdasarkan diagnosa dokter jam untuk
sesuai yang tertera dalam multipara
rekam medik (Dipta, 2010). 2. Normal

3.6 Prosedur Penelitian

3.6.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi

persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek

Provinsi Lampung.
22

3.6.2 Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer.

3.6.3 Prosedur Penelitian

a. Pada tahap persiapan, peneliti menyusun proposal penelitian lalu

setelah disetujui peneliti mengurus perizinan penelitian baik ke

instansi pendidikan maupun ke lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Setelah

mendapatkan surat izin penelitian, peneliti melakukan koordinasi

dan mengajukan surat izin ke bagian rekam medik rumah sakit untuk

melakukan penelitian.

b. Peneliti mencari rekam medik pasien sesuai kriteria sampel sebagai

responden, lalu peneliti mengambil data pasien.

c. Setelah data hasil pengukuran diperoleh, peneliti melakukan input

data ke dalam program statistik dan melakukan analisis data baik

univariat maupun bivariat.


23

3.7. Alur Penelitian

Alur penelitian ini akan dilaksanakan sebagai berikut:

Persetujuan Ethical Clearance dari Komisi Etik


Fakultas Kedokteran UNILA

Izin dengan RSUD Dr H. Abdul Moeloek)

Pencarian Subyek Penelitian

Rekam Medik

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Hasil Penelitian

Gambar 3.Alur Penelitian

3.8. Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1. Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah dalam

bentuk tabel-tabel. Tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai

berikut:

a. Editing, untuk meneliti kembali formulir data dan untuk memeriksa

kembali data yang terkumpul apakah sudah lengkap, terbaca

dengan jelas, tidak meragukan, terdapat kesalahan atau tidak dan

sebagainya.
24

b. Coding, untuk menerjemahkan data yang dikumpulkan selama

penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis.

c. Data entry, memasukkan data kedalam komputer.

d. Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara visual terhadap data

yang telah dimasukkan ke komputer.

e. Output komputer, hasil analis yang telah dilakukan komputer

kemudian dicetak

3.8.2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 23

dan akan dilakukan 2 macam analisis data, yaitu analisis univariat dan

bivariat.

a. Analisis Data Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi

frekuensi masing-masing variabel, baik bebas, dan variabel

terikat.Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan perhitungan statistik sederhana yaitu statistik

deskriptif.

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel

ketuban pecah dini dan variabel kala IIlama menggunakan uji Chi-

Square.

- Jika p<0,05 berarti terdapat hubungan variabel bebas terhadap

variabel terikat
25

- Jika p>0,05 berarti tidak terdapat hubungan variabel bebas

terhadap variabel terikat

3.9 Etika Penelitian

Penelitian ini telah diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan ketuban pecah dini dengan kala II lama pada ibu

inpartu di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

2. Kejadian ketuban pecah dini pada saat inpartu di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung adalah sebesar 73,9 %.

3. Kejadian kala II lama pada belum inpartu di RSUD Dr. H. Abdul

Moeloek Provinsi Lampung adalah sebesar 44,4 %.

4. Kejadian kala II lama pada ibu ketuban pecah dini di RSUD Dr. H.

Abdul Moeloek Provinsi Lampung adalah sebesar 65,2 %.

5.2 Saran

1. Bagi pihak Rumah Sakit sebaiknya lebih meningkatkan upaya pelayanan

kesehatan terutama pada ibu hamil dalam melakukan penatalaksanaan

ketuban pecah dini secara cepat dan tepat untuk mencegah terjadinya

komplikasi persalinan lebih lanjut.


34

2. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil untuk memeriksakan

kehamilannya secara teratur sehingga tidak terjadi komplikasi maupun

penyulit dalam persalinan.

3. Bagi peneliti, penelitian ini sebagai acuan mengenai teori yang

berhubungandengan persalina kala II lama dan ketuban pecah dini.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian

inidengan menggali faktor lain yang berhubungan dengan kejadian

ketubanpecah dini dan kala II lama pada ibu bersalin sehinggahasilnya

dapat dijadikan sebagaimasukan dalam upaya penurunan mortalitas dan

morbiditas yang diakibatkan oleh kala II lama.


DAFTAR PUSTAKA

Aisah S, Oktarina A. 2012. Perbedaan kejadian ketuban pecah dini antara


primipara dan multipara. J Midpro
Depkes RI. 2008. Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) 24 jam di Rumah Sakit. Jakarta: Bakti
Husada.
Brown SJ, Gartland D, Donath S, MacArthurc C. 2011. Effects of prolonged
second stage, method of birth, timing of cesarean section and other obstetric
risk factors on postnatal urinary incontinence: an australian nulliparous
cohort study. Intern J Obstet Gynaec. 118(8):991-1000.
Chapman V. 2006. Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran. Jakarta: EGC
Cunningham GF. 2006. Obstetri William. Edisi 21. Jakarta: EGC.
Dahlan, MS. 2012. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2014.
Devlieger R, Millar LK, Bryant G, Lewi L, Deprest J. 2006. Fetal membrane
healing after spontaneous and iatrogenic membrane rupture: a review of
current evidence. Americ J of Obs and Gynec. 195. 1512-20.
Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Lampung
Tahun 2014.
Dipta TP. 2010. Karakteristik ibu bersalin dengan partus tak maju rawat inap di rs
santa elisabeth medan. [Skripsi]. Universitas Sumatera Utara.
Fatoni AA. 2011. Hubungan usia ibu, paritas dan berat lahir terhadap kala II lama
di rumah sakit adji darmo lebak. [Skripsi]. Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah.
Huda N. 2013. Faktor – faktor yang mempengaruhi ketuban pecah dini di RS
PKU Muhammadiyah Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Idriyani AR. 2007. Faktor risiko kejadian partus lama di rsia siti fatimah makassar
tahun 2006.
Kiranmaie S. 2016. Assessing the fetal outcome in premature rupture of
membranes. Journal of dental and medical sciences; 15(5) : 55-58.
Kusuma J. 2012. Ketuban pecah dini dan peranan amniopatch dalam
penatalaksanaan ketuban pecah dini preterm. Bali: Obstetri dan Ginekologi
Universitas Udayana.
Leveno KJ, Cunnigham FG, Gant NF, et al. 2009. Obstetri Williams: Panduan
Ringkas. Jakarta: EGC.
Manuaba. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Milad M. M. Gahwagi, Musa O. Busarira, Mona Atia. 2015. Premature Rupture
of Membranes Characteristics, Determinants, and Outcome of in Benghazi,
Libya. Vol (5) hl: 494-504. Libya.
Myles, Thomas D, Santolaya, Joaquin. 2003. Maternal and neonatal outcomes in
patients with a prolonged second stage of labor. J Obstet Gynecol
Amer.102(1): 52-8.
Ness A, Golberg J, Berghella, Vicenzo. 2005. Abnormalities of the first and
second stages of labor. J Obstet Gynecol Clin. 32: 201-20.
Notoatmodjo S. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
153-4.
Notoatmodjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurhadi M. 2013. Hubungan ketuban pecah dini dengan lama persalinan pada
ibu inpartu di rsud dr. r. koesma tuban. [Skripsi]. Stikes NU Tuban.
OlvaM. 2001. Faktor-faktor yang berhubungan dengan lama persalinan di rsuunit
swadana daerah kabupaten subang jawa barat tahun 2001
Oxorn H. 2003. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan Human of
Labor and Birth. Jakarta: Yayasan Essentia Medica.
Prawirohardjo S. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.
Profil Kesehatan Indonesia 2014. 2015. Kementrian Kesehatan RI
Sarumpaet S. 2001. Komplikasi persalinan dan analisis upaya penanggulangan di
propinsi sumatera utara. Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap Dalam Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Medan: FKM USU.
Sualman K. 2009. Penatalaksanaan ketuban pecah dini pada kehamilan preterm.
Universitas Riau. Pekanbaru.
Sumarni, Masni, Hadju V. 2012. Determinant factor of delivery duration of
second period and the inpact on placenta release for primigravida.
WHO. 2002. Modul Persalinan Kasep. Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Yuliasari D. 2016. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama
di rsud abdul moeloek provinsi lampung tahun 2013. J Keb Malahayati. 2
(1). 7-12.

You might also like