Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The disease is more commonly known as high blood pressure is a major risk factor of the development of heart disease
and stroke. Motivation is a force that drives a person to act, activity in achieving its objectives. Patient compliance was
the extent to which the behavior of the client in accordance with the provisions of which have been given by nursing
professionals in carrying out such a visit to the hospital or the client's compliance in taking the drug. The purpose of
this reseach is to know the corelation of the characteristics and motivation on adherence in hypertensive patients
undergoing treatment at the health center Talang in Solok regency Year 2014. This reseach used a descriptive
correlation design with a cross-sectional approach in which the independent variables and the dependent variable
identified at the same time on the 110 respondents who obtained by purposive sampling. Research data collection using
questionnaire analysis using Chi-Square test with a confidence level of 95%. Results of univariate analysis can be seen
that of the 110 respondents, the majority of which as many as 98 people (89.1%) had young adulthood, most of which
as many as 100 people (90.9%) male sex - men, most of which as many as 96 people (87.3%) are highly educated, most
of which as many as 101 people (91.8%) work, most of which as many as 102 people (92.7%) had high motivation, most
of which as many as 95 people (86.4 %) in the treatment adherent. The results of the bivariate analysis, there is a
significant corelation between the characteristics and motivation on adherence in hypertensive patients undergoing
treatment, the value of p = 0.000. The conclusion of this study it can be concluded that there is a corelation
characteristics and motivation on adherence in hypertensive patients undergoing treatment. It is expected that health
authorities in collaboration with the local health service to provide health education for the community, especially on
hypertension.
Tingginya angka epidemologi hipertensi di dunia, telah Karakteristik merupakan salah satu aspek kepribadian
mendorong dilakukannya berbagai penelitian yang yang menggambarkan suatu susunan batin manusia
bertujuan untuk menekan angka morbiditas dan yang nampak pada perbuatan sehingga mempengaruhi
mortalitas akibat penyakit ini. Penelitian tersebut tidak terhadap kepatuhan dalam berobat dan pengobatan (
saja ditujukan untuk mengontrol tekanan darah, tapi Purwanto, 2002 : 112 ).
juga untuk melindungi organ-organ vital dari
kerusakan akibat hipertensi. Hipertensi atau tekanan Motivasi pasien dalam menjalani pengobatan sangat
darah tinggi saat ini merupakan penyakit yang sangat mempengaruhi pasien hipertensi dalam menjalani
umum terjadi di masyarakat. Tak jarang para penderita pengobatan, motivasi merupakan suatu kekuatan yang
tidak menyadari karena penyakit ini tidak mempunyai mendorong seseorang untuk berprilaku, beraktivitas
gejala khusus dan datang tiba-tiba (Katharina. Siswi, dalam mencapai tujuan ( Widayatun, 1999 : 112 ).
2008).
Kepatuhan pasien juga mempengaruhi pasien dalam
Hipertensi didefenisikan sebagai tekanan darah menjalani pengobatan, kepatuhan merupakan sejauh
persisten dimana tekanan diastolik di atas 90 mmHg. mana prilaku klien sesuai dengan ketentuan yang telah
diberikan oleh professional keperawatan seperti dalam Pengumpulan data di lakukan dari Puskesmas Talang
melaksanakan kunjungan kerumah sakit atau kepatuhan Kabupaten Solok.
klien dalam mengkonsumsi obat ( Niven, 2002 : 192 ).
Data yang didapatkan dengan pengisian kuesioner yang
Di Indonesia, hipertensi merupakan masalah kesehatan meliputi pertanyaan-pertanyaan tentang kepatuhan,
yang perlu penanganan dengan baik karena angka dan motivasi dalam menjalani pengobatan. Analisis
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Penderita hasil uji statistik dengan menggunakan Chi-square test.
hipertensi yang sering tidak terkontrol tekanan Analisa data menggunakan derajat kemaknaan
darahnya, biasanya disebabkan karena perilaku hidup signifikan 0,05, dimana bila p ≤ 0,05 artinya secara
mereka. (Alwani, 2012). statistik bermakna dan apabila nilai p > 0,05 artinya
secara statistik tidak bermakna (Hidayat, 2008).
Masalah terbesar dalam menghadapi penderita
hipertensi adalah kepatuhan pasien mengikuti nasihat 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang diberikan oleh dokter, misalnya mengharuskan
disiplin pasien terhadap pantangan dalam makanannya, Analisa Univariat
latihan olahraga yang teratur, istirahat yang cukup dan
tidak melupakan minum obat sesuai dengan instruksi Tabel 1 Frekuensi Responden Berdasarkan Usia Di
dokter. Hipertensi merupakan penyakit yang tidak Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun
dapat disembuhkan namun hanya dapat dikendalikan 2014
sehingga bagi seseorang yang telah menderita penyakit No Usia F %
hipertensi untuk dapat mengendalikan tekanan darah 1 Dewasa Muda 98 89,1
dalam batas normal diperlukan kontrol yang rutin, diet 2 Dewasa Akhir 12 10,9
rendah garam dan anjuran-anjuran lainnya sesuai
dengan resep dokter. Ini berarti penderita hipertensi Jumlah 110 100
mau tidak mau harus meninggalkan gaya hidupnya
yang lama dan menyesuaikan diri dengan gaya hidup Dari hasil analisis tabel 1 dapat diketahui bahwa dari
yang baru sesuai dengan nasehat dokter untuk menjaga 110 responden, sebagian besar yaitu sebanyak 98 orang
agar tekanan darahnya tetap normal (Hanata dkk, (89,1%) memiliki usia dewasa muda.
2011).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan Jenis Kelamin Di Puskesmas Talang Kabupaten
penelitian apakah ada hubungan karakteristik dan Solok Tahun 2014
motivasi pasien hipertensi terhadap kepatuhan dalam No Jenis Kelamin F %
menjalani pengobatan di Puskesmas Talang Kabupaten 1. Laki – laki 100 90,9
Solok. 2. Perempuan 10 9,1
Jumlah 110 100
2. Metodelogi Penelitian
Dari hasil analisis tabel 2 dapat diketahui bahwa dari
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, 110 responden, sebagian besar yaitu sebanyak 100
dimana penelitian ini bertujuan untuk mencari orang (90,9 %) berjenis kelamin laki - laki.
hubungan antara variabel yang diteliti dengan
menggunakan desain cross sectional dimana variabel Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
independen dan variabel dependen diidentifikasi pada Tingkat Pendidikan Di Puskesmas Talang
satu waktu yang bersamaan. Kabupaten Solok Tahun 2014
Penelitian dilakukan di Puskesmas Talang Kabupaten No Pendidikan F %
Solok Tahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada 9 Juli Terakhir
sampai dengan 9 Agustus 2014. 1. Tinggi 96 87,3
2. Rendah 14 12,7
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien Jumlah 110 100
hipertensi yang berobat di Puskesmas Talang Dari hasil analisis tabel 3 dapat diketahui bahwa dari
Kabupaten Solok yaitu sebanyak 235 orang dengan 110 responden, sebagian besar yaitu sebanyak 96 orang
teknik porposive sampling yaitu suatu pertimbangan (87,3 %) berpendidikan tinggi.
tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan
cirri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
sebelumnya. Pekerjaan Di Puskesmas Talang Kabupaten
Solok Tahun 2014
Cara pengumpulan data di lakukan dengan No Pekerjaan F %
mewawancara dengan mengisi lembar kuesioner yang 1. Bekerja 101 91,8
telah dibagikan oleh peneliti, responden mengisi 2. Tidak Bekerja 9 8,2
kuesioner sesuai dengan pengetahuannya. Jumlah 110 100
Dari hasil analisis tabel 4 dapat diketahui bahwa dari
110 responden, sebagian besar yaitu sebanyak 101 No Kepatuhan F %
orang (91,8 %) bekerja. 1. Patuh 95 86,4
2. Tidak Patuh 15 13,6
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jumlah 110 100
Motivasi Di Puskesmas Talang Kabupaten Solok
Tahun 2014
Dari hasil analisis tabel 6 dapat diketahui bahwa dari
No Motivasi F %
110 responden, sebagian besar yaitu sebanyak 95 orang
1. Tinggi 102 92,7 (86,4 %) patuh dalam menjalani pengobatan.
2. Rendah 8 7,3
Jumlah 110 100
Hasil Analisa Bivariat
Dari hasil analisis tabel 5 dapat diketahui bahwa dari
110 responden, sebagian besar yaitu sebanyak 102
Tabel 7 Hubungan Usia Terhadap Kepatuhan Klien
orang (92,7 %) memiliki motivasi tinggi. Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan Di
Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan 2014
Kepatuhan Di Puskesmas Talang Kabupaten
Solok Tahun 2014
Dari hasil analisis tabel 7 dapat diketahui bahwa dari terdapat hubungan bermakna antara usia dengan
98 responden dengan usia dewasa muda, sebanyak 89 kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan
orang (90,8 %) memiliki kepatuhan dan sebanyak 9 di Puskesmas Talang Kabupaten Solok tahun 2014.
orang (9,2%) memiliki ketidak patuhan. Dan dari 12
responden dengan usia akhir, terdapat 6 orang (50 %) Hasil analisis lanjut diperoleh odds ratio (OR) 9,889
memiliki kepatuhan yang baik dan 6 orang (50%) dapat diartikan bahwa setiap perubahan nilai usia baik
memiliki ketidak patuhan. naik atau turun maka akan memicu nilai kepatuhan
sebesar 9,8 x lipat.
Setelah dilakukan uji statistic dengan uji chi-square
didapatkan hasil p = 0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa
Tabel 8 Hubungan Jenis Kelamin Terhadap Kepatuhan Klien Hipertensi Dalam Menjalani
Pengobatan Di Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun 2014
Jenis Kelamin Kepatuhan Jumlah pvalue OR
Patuh Tidak Patuh (CI 95 %)
N % N % N %
Laki-laki 91 91 9 9 100 100 0,000 15,167 (3,598-
Perempuan 4 40 6 6 10 100 63,926)
Dari hasil analisis tabel 8 dapat diketahui bahwa dari hasil p = 0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa terdapat
95 responden dengan jenis kelamin laki-laki, sebanyak hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan
91 orang (91 %) memiliki ketidak patuhan dan kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan
sebanyak 9 orang (9%) memiliki ketidak patuhan. Dan di Puskesmas Talang Kabupaten Solok tahun 2014.
dari 10 responden dengan jenis kelamin perempuan, Hasil analisis lanjut diperoleh odds ratio (OR) 15,167
terdapat 4 orang (40 %) memiliki kepatuhan dan 6 dapat diartikan bahwa setiap perubahan nilai usia baik
orang (60%) memiliki ketidak patuhan.Setelah naik atau turun maka akan memicu nilai kepatuhan
dilakukan uji statistic dengan uji chi-square didapatkan sebesar 15,1 x lipat.
Tabel 9 Hubungan Tingkat Pendidikan Klien Hipertensi Terhadap Kepatuhan Dalam Menjalani
Pengobatan Di Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun 2014
Tingkat Kepatuhan Jumlah pvalue OR
Pendidikan Patuh Tidak Patuh (CI 95 %)
N % N % N %
Tinggi 89 92,7 7 7,3 96 100 0,000 16,952 (4,581-
Rendah 6 42,9 9 57,1 14 100 62,739)
Dari hasil analisis tabel 9 dapat diketahui bahwa dari terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dengan
96 responden dengan pendidikan tinggi, sebanyak 89 kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan
orang (92,7 %) memiliki kepatuhan dan sebanyak 7 di Puskesmas Talang Kabupaten Solok tahun 2014.
orang (7,3%) memiliki ketidak patuhan. Dan dari 14
responden dengan pendidikan rendah, terdapat 6 orang
(42,9 %) memiliki kepatuhan dan 8 orang (57,1%) Hasil analisis lanjut diperoleh odds ratio (OR) 16,952
memiliki ketidak patuhan. dapat diartikan bahwa setiap perubahan nilai usia baik
naik atau turun maka akan memicu nilai kepatuhan
Setelah dilakukan uji statistic dengan uji chi-square sebesar 16,9 x lipat.
didapatkan hasil p = 0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa
Tabel 10 Hubungan Pekerjaan Klien Hipertensi Terhadap Kepatuhan Dalam Menjalani Pengobatan
Di Puskesmas Talang Kabupaten Solok Tahun 2014
Pekerjaan Kepatuhan Jumlah pvalue OR
Patuh Tidak Patuh (CI 95 %)
N % N % N %
Bekerja 91 90,1 10 9,9 101 100 0,000 11,375 (2,621-
Tidak Bekerja 4 44,4 5 55,6 9 100 49,374)
Dari hasil analisis tabel 10 dapat diketahui bahwa dari Setelah dilakukan uji statistic dengan uji chi-square
110 responden yang bekerja, sebanyak 91 orang (90,1 didapatkan hasil p = 0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa
%) memiliki kepatuhan dan sebanyak 10 orang (9,9%) terdapat hubungan bermakna antara pekerjaan dengan
memiliki ketidak patuhan. Dan dari 9 responden yang kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan
tidak bekerja, terdapat 4 orang (44,4 %) memiliki di Puskesmas Talang Kabupaten Solok tahun 2014.
kepatuhan dan 5 orang (55,6%) memiliki ketidak
patuhan. Hasil analisis lanjut diperoleh odds ratio (OR) 11,375
dapat diartikan bahwa setiap perubahan nilai usia baik
naik atau turun maka akan memicu nilai kepatuhan
sebesar 11,3 x lipat.
Dari hasil analisis tabel 5.11 dapat diketahui bahwa (25 %) memiliki kepatuhan dan 6 orang (75%)
dari 110 responden dengan motivasi tinggi, sebanyak memiliki ketidak patuhan.Setelah dilakukan uji statistic
93 orang (91,2 %) memiliki kepatuhan dan sebanyak 9 dengan uji chi-square didapatkan hasil p = 0,000 (p <
orang (8,8%) memiliki ketidak patuhan. Dan dari 8 0,05), ini berarti bahwa terdapat hubungan bermakna
responden dengan motivasi rendah, terdapat 2 orang antara motivasi dengan kepatuhan klien hipertensi
dalam menjalani pengobatan di Puskesmas Talang berobat, yaitu terdapatnya dari 85 responden yang
Kabupaten Solok tahun 2014. Hasil analisis lanjut mengalami hipertensi, 53 orang yang berjenis kelamin
diperoleh odds ratio (OR) 31,000 dapat diartikan laki-laki dan 32 orang yang berkelamin perempuan.
bahwa setiap perubahan nilai usia baik naik atau turun
maka akan memicu nilai kepatuhan sebesar 31 x lipat. Jenis kelamin merupakan identitas pribadi seseorang
yang berkembang sejak bayi secara bertahap, yang
Pembahasan banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan
Analisa Univariat masyarakat masing-masing jenisnya. Anak wanita
banyak pasif dan menerima, sebaliknya anak laki-laki
Usia dibiasakan untuk mengambil keputusan mandiri
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 110 (Nelson, 2009).
responden yang berada di Puskesmas Talang
Kabupaten Solok dapat diketahui lebih sebagian besar Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya
yaitu sebanyak 98 orang (89,1%) memiliki usia penyakit tidak menular tertentu, yang banyak
dewasa muda, dan hal ini lebih besar jumlahnya dicetuskan oleh hipertensi dimana pria lebih banyak
dibandingkan dengan responden yang berusia dewasa menderita hipertensi dibandingkan wanita dengan
akhir yaitu sebanyak 12 orang (10,9%). resiko sekitar 2,29 mmHg untuk peningkatan darah
sistolik. Wanita yang sedang memasuki menopause
Penelitian yang dilakukan oleh Fitria Handayani berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi. Penelitian
tentang hubungan karakteristik dengan kepatuhan lain mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan
berobat, yaitu terdapatnya dari 85 responden yang mempunyai peluang yang relative sama menderita
mengalami hipertensi, 65 orang yang berusia muda dan hipertensi.
20 orang yang berusia dewasa akhir.
Pada penelitian ini responden yang menderita
Menurut WHO (2002), usia merupakan lamanya hipertensi yang berkelamin laki-laki lebih patuh
seseorang hidup mulai dari sejak dilahirkan sampai saat menjalani pengobatan dibandingkan yang berkelamin
diwawancarai, semakin tinggi usia seseorang maka perempuan, dikarenakan responden laki-laki lebih
semakin matang seseorang itu dalam berfikir dan sadar akan pentingnya kesehatan, karena mereka
bertindak. Usia sangat berkaitan erat dengan tingkat menyandang status tulang punggung keluarga yang
kedewasaan, kedewasaan merupakan tingkat harus menjaga kesehatannya, jika mereka sakit maka
kemampuan teknis atau psikologis dalam pelaksanaan yang mencari nafkah tidak ada. Oleh sebab itu
tugas, semakin lanjut usia seseorang semakin timbulah kesadaran responden laki-laki untuk
meningkat kedewasaannya. menjalani pengobatan.
Setelah dilakukan uji statistic dengan uji chi-square Pekerjaan merupakan bidang yang digeluti seseorang
didapatkan hasil p = 0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa untuk mendapatkan penghasilan. Lama kerja dapat
terdapat hubungan bermakna antara pendidikan dengan mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja, sehingga
kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan orang tersebut akan menyenangi pekerjaannya tanpa
di Puskesmas Talang Kabupaten Solok tahun 2014. mementingkan kepentingan kesehatannya. Orang yang
Notoatmodjo (2007), juga berpendapat bahwa bekerja, seperti sopir bus, pekerjaaan mengemudi
pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk seperti ini boleh dibilang berisiko mengalami
mengembangkan kepribadian kemampuan di dalam hipertensi ketimbang pekerja lain. Boleh jadi ini karena
dan luar sekolah yang berlangsung seumur hidup. mereka harus duduk lama yang membutuhkan
kewaspadaan agar terhindar dari kecelakaan dan pengobatan dikarenakan responden memiliki semangat
memikirkan keamanan penumpang. Inilah yang dan berapresiasi untuk hidup sehat. Sebaliknya pada
memicu stress. responden yang memiliki motivasi rendah tidak patuh
menjalani pengobatan dikarenakan mereka tidak
Semakin lama seseorang bekerja semakin terampil dan memiliki rasa dan motivasi untuk hidup sehat, maka
berpengalaman dalam menghadapi masalah dalam oleh sebab itu mereka megabaikan kesehatan
pekerjaannya, apabila seseorang bekerja belum cukup dengantidak patuh dalam menjalani pengobatan.
lama pada suatu instansi, sedikitnya akan berdampak
kurang baik terhadap pekerjaannya (Hasbullah, 2006). 4. Kesimpulan Dan Saran
Dalam penelitian ini, adanya hubungan pekerjaan Kesimpulan
dengan kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani Hasil penelitian hubungan karakteristik dan motivasi
pengobatan di Puskesmas Talang Kabupaten Solok. pasien hipertensi terhadap kepatuhan dalam
Disini peneliti mendapatkan data bahwa responden menjalani pengobatan di puskesmas talang
yang bekerja lebih patuh menjalani pengobatan kabupaten solok yang dilakukan terhadap 110 orang
dikarenakan responden yang bekerja membutuhkan responden, dapat disimpulkan Terdapat hubungan
kesehatan yang baik, karena responden tersebut bekerja bermakna antara usia , jenis kelamin , pendidikan dan
harus dengan keadaan kesehatan yang baik. Sebaliknya motivasi dengan kepatuhan klien hipertensi dalam
pada responden yang tidak bekerja tidak patuh menjalani pengobatan.
menjalani pengobatan karena mereka tidak
mementingkan kesehatan yang disebabkan mereka Saran
berpersepsi bahwa sehat atau sakit mereka tidak Bagi Peneliti
bekerja, jadi mereka tidak memperhatikan kesehatnnya. Hasil yang diperoleh dapat menjadi data dasar yang
mendukung penelitian dan menambah wawasan ilmu
Hubungan Motivasi Terhadap Kepatuhan pengetahuan tentang hipertensi.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 110
responden yang berada di Puskesmas Talang Bagi Institusi Pendidikan
Kabupaten Solok dengan motivasi tinggi, sebanyak 93 Data dan hasil yang diperoleh dapat menjadi dasar
orang (91,2 %) memiliki kepatuhan dan sebanyak 9 untuk penelitian selanjutnya.
orang (8,8%) memiliki ketidak patuhan. Dan dari 8
responden dengan motivasi rendah, terdapat 2 orang Bagi Lahan Penelitian
(25 %) memiliki kepatuhan dan 6 orang (75%) Sebagai bahan masukan bagi petugas Puskesmas
memiliki ketidak patuhan. Talang Kabupaten Solok dalam memberikan
pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga agar
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh termotivasi untuk menjalani pengobatan dengan
Rosmalina ditemukan ada hubungan yang bermakna teratur.
antara motivasi pasien hipertensi dengan kepatuhan
dalam menjalani pengobatan (p < 0,001) di Wilayah
Kerja Puskesmas Guguak Panjang Kota Bukittinggi Daftar Pustaka
Tahun 2010.
(id.wikipedia.org./wiki/pekerjaan).
Setelah dilakukan uji statistic dengan uji chi-square
didapatkan hasil p = 0,000 (p < 0,05), ini berarti bahwa Alwani, 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien
terdapat hubungan bermakna antara motivasi dengan Tentang Hipertensi Dengan Terkontrolnya
kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani pengobatan Tekana Darah di Pokliknik Penyakit Dalam
di Puskesmas Talang Kabupaten Solok tahun 2014. RSUP.Dr Soeradji Tirtonegoro Klaten
Motivasi merupakan suatu kekuatan yang mendorong Arikunto . 2002 . Metode Riset Keperawatan. Jakarta :
seseorang untuk berprilaku, beraktivitas dalam Rineka Cipta
mencapai tujuan (Widayatun, 2009 : 112). Motivasi
adalah dorongan dalam diri seseorang yang Brady, 2008. Metode Riset Keperawatan. Jakarta :
menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan Rineka Cipta
tertentu guna mencapai suatu tujuan dan merupakan
suatu kekuatan atau energy yang menggerakan Bruner & suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2008 : 144). Medikal Bedah. EGC
Dalam penelitian ini, adanya hubungan motivasi Elisabeth, 1995. Psikologi Perkembangan. Jakarta :
dengan kepatuhan klien hipertensi dalam menjalani Erlangga
pengobatan di Puskesmas Talang Kabupaten Solok.
Disini peneliti mendapatkan data bahwa responden Hanata dkk, 2011. Pola Hidup Sehat untuk Lansia.
yang memiliki motivasi tinggi patuh menjalani Jakarta : CV Toga Putra
Katharina. Siswi, 2008. Hubungan Motivasi Pasien Nursalam.(2009). Asuhan Keperawatan Bayi & Anak.
Hipertensi Terhadap Kepatuhan Pengobatan Jakarta: Salemba Medika
Akupuntur
Mansjoer , Arif, dkk. 2001 .Kapita Selekta Purwanto, 2002. Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Aesculapius FKUI.
Setiawan Dalimartha, 2008. Profil Kesehatan 2008
Nasaruddin, 2007. Psikologi Managemen. Bandung : Propinsi Jawa Tengah. Semarang
CV Pustaka Setia
Smeltzer SC., Bare BG.. Buku Ajar Keperawatan
Nelson, 1999. Ilmu Kesehatan Anak (vol 2). Edisi 15. Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Jakarta : ECG vol. 3. Jakarta : Penerbit Buku EGC
Niven, 2002. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk Stuart, Sedeen (2006). Buku Saku Keperawatan
Perawat dan Profesional Kesehatan Lain. Kesehatan Jiwa. Edisi 3. Alih Bahasa Akhir
Jakarta : EGC Yani S. Jakarta : ECG
Notoadmojo soekidjo.(2007). Metodologi penelitian Suwarsa, 2006. Kiat Sehat bagi Lansia. Bandung :
kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta MQS Publishing
Notoatmojo S.(2008). Ilmu Kesehatan Masyarakat Widayatun, 1999. Ilmu Perilaku. Jakarta : CV
Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Rineka Cipta