You are on page 1of 3

Perlawanan dengan Strategi Kooperatif pada Masa Pendudukan Jepang

Perlawanan dengan strategi kooperatif muncul disebabkan karena Jepang melarang


berdirinya semua organisasi pergerakan nasional, maka dari itu banyak tokoh nasional yang
menduduki jabatan-jabatan penting dalam lembaga-lembaga yang dibentuk Jepang untuk
mencapai kemerdekaan. Adapun bentuk perjuangan bangsa Indonesia dengan strategi kooperasi
dilakukan melalui organisasi berikut
1. PUTERA (Pusat Tenaga Kerja)
 Berdiri pada 16 April 1943 oleh Jepang
 Tujuan:
- Bagi Indonesia: untuk membangun dan menghidupkan segala apa
yang dirobohkan oleh imperialis Belanda.
- Bagi Jepang: untuk memusatkan segala potensi masyarakat
Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya.
 Pemimpinnya empat serangkai yaitu :
1) Ir. Soekarno
2) Moh. Hatta
3) Ki Hajar Dewantara
4) K.H. Mas Mansyur
 Alasan bubarnya dikarenakan PUTERA lebih mengarahkan perhatian rakyat
kepada kemerdekaan daripada usaha perang pihak jepan sehingga dibubarkan tahun
1944 lalu diganti oleh Jawa Hokokai

2. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)


 Berdiri pada 8 januari 1944 oleh Jendral Kumakici Harada
 Tujuannya yaitu untuk penghimpunan tenaga rakyat untuk mengumpulkan padi,
besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang, baik
secara lahir atau batin sesuai hokosisyin (Semangat Kebaktian)
 Dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga kepempimpinan
pusatnya langsung dipegang oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Militer). Dan
kepempimpinan daerahnya dipimpin oleh shucokan sampai kuco.
 Mempunyai tiga dasar dalam kegiatan-kegiatan:
1) Mengorbankan diri
2) Mempertebal persaudaraan
3) Melaksanakan sesuatu dengan bukti
 Anggota nya terdiri dari para pemuda yang berusia minimal 14 tahun dan dibagi
sesuai bidang dan kebutuhannya, yaitu:
1) Kyoiku Hokokai (kebaktian para pendidik guru-guru)
2) Isi Hokokai (wadah kebaktian para dokter)
3) Fujinkai (organisasi wanita)
4) Keimin Bunkashidoso (pusat kebudayaan)
5) Boei Engokai (Tata Usaha Pembantu Prajurit Peta dan Heiho)
3. Majelis Islam a’la Indonesia (MIAI) dan Masyumi
 MIAI berdiri pada 21 September 1937 di Surabaya oleh K. H. Mas Mansyur
 Tujuannya yaitu untuk mempererat hubungan antara perhimpunan-perhimpunan
Islam Indonesia dan kaum Islam di luar indonesia serta mempersatukan suara-suara
untuk membela Islam.
 Pemimpinnya yaitu K.H Mas Mansyur dan Wondoamiseno
 Alasan bubar nya yaitu karena kegiatannya masih terbatas dan kurang memuaskan
Jepang sehingga dibubarkan oleh Pemerintah Militer Jepang lalu digantikan oleh
Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) pada Oktober 1943
 Pemimpin Masyumi yaitu K. H. Hasyim Asy’ari, yang juga sebai penasihat
Gunseikan.

4. Chuo Sangi In (Badan Penasehat Pusat)


 Berdiri pada 5 September 1943 atas anjuran Perdana Mentri Hideki Tojo
 Pemimpinnya yaitu Ir. Soekarno
 Tugasnya yaitu memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh pemerintah militer Jepang, serta mengajukan pendapat yang tidak ada
akibatnya bila tidak dilaksanakan oleh pemerintah militer Jepang.
 Karena Jepang di bom dan kalah oleh sekutu, Jepang pun membuat PPKI dan
Chuo Sangi In berubah nama menjadi Gedung Garuda.

5. BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai)


 Berdiri pada 29 April 1945
 Pemimpinnya yaitu Radjiman Wedyodiningrat dengan wakilnya Ichibangse dan
R. P. Soeroso
 Tugasnya yaitu mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang bersifat dengan aspek-
aspek politik ekonomi, tata pemerintahan serta hal lain yang dibutuhkan untuk
persiapan kemerdekaan Indonesia.
 BPUPKI mengadakan sudang sebanyak dua kali sebagai berikut:
1) Sidang pertama (29 Mei – 1 Juni 1945) membhasa rumusan dasar negara.
Terdapat beberapa tokoh penting seperti Soekaeno, Muh. Yamin, dan
Soepomo menyampaikan gagasan mereka tentang dasar negara.
2) Sidang kedua (10-16 Juli 1945) membahas tentang rancangan UUD
Indonesia.
 Karena telah menyelesaikan tugasnya, BPUPKI dibubarkan lalu digantikan oleh
PPKI.

6. PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai)


 Berdiri pada 7 Agustus 1945
 Di ketuai oleh Soekarno dengan wakilnya yaitu Moh. Hatta
 Tugasnya yaitu untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
 PPKI melakukan 3 kali sidang sebagai berikut:
1) Sidang pertama (18 Agustus 1945) PPKI melakukan beberapa tugas yaitu:
a. mengesahkan UUD 1945,
b. mengangkat Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden, dan
c. membentuk komite nasional.
2) Sidang kedua (19 Agustus 1945) melaukan tugasnya yaitu:
a. Membentuk pemerintah daerah yang tediri atas 8 provinsi.
b. Membentuk Komite Nasional Daerah
c. Membentuk 12 kementrian dan 4 menteri negara
d. Membentuk tantara rakyat Indonesia.
3) Siding ketiga (22 Agustus 1945) melakukan tugasnya yaitu:
a. Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat
b. Membentuk Partai Nasional Indonesia
c. Membentuk badan keamanan rakyat

You might also like