You are on page 1of 6

Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830

Vol. 1 No.2 Edisi November2018-April 2019


https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 29 April 2019 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published 29 April 2019

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP


PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES
MELLITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT GRANDMED
LUBUK PAKAM

Tati Murni Karokaro1, Muhammad Riduan2

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam


Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Program Studi Ilmu Keperawatan
Jl. Sudirman No 38 Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang SUMUT
tatikarokaro612sp@gmail.com

DOI: https://doi.org/10.35451/jkf.v1i2.169

Abstract
The prevalence of diabetes occuring in 2015 is 9,3% and is expected to increase
annualy. Type 2 diabetes mellitus occurs because insulin resistance, which
glucose fails to enter the cell, usually occurs in the age above 30 years. One of
the modalitas therapy that can be done is progressive muscle relaxation. The
purpose of the study was to the identify the effect of progressive muscle
relaxation therapy on the decrease in blood sugar levels in patients with type 2
diabetes mellitus at hospital GRANDMED Lubuk Pakam. This research method
used pre-experimental design with one group pretest-posttest. A sample size of
10 respondents selected by sampling technique of non-probability sampling type
consecutive sampling. The result of paired hypothesis test of t-test sample at
significance level 95%obtained p Value < α, that is 0,001 indicates that there
is influence of progressive muscle relaxation therapy to decrease blood glucose
level in type 2 diabetes mellitus patient. Conclusion obtained there is significant
difference between blood glucose levels before and after progressive muscle
relaxation therapy. It is sugessted that health care institutions need to
implement new policies related to the application of progressive muscle
relaxation therapy.

Keywords: type 2 diabetes mellitus, progressive muscle relaxation therapy,


blood sugar levels.

1. Pendahuluan kadar glukosa didalam darah, yaitu


epinefrin, kortisol, glukagon,
Relaksasi otot progresif adrenocorticotropic hormone (ACHT),
merupakan salah satu tindakan yang kortikosteroid, dan tiroid. Sistem Syaraf
dapat menurunkan kadar glukosa simpatis akan sangat berperan ketika
didalam darah terkhusus pada pasien DM, seseorang dalam kondisi yang rileks dan
hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya tenang, pada saat yang relaks dan tenang
proses penekanan pada saat sistem saraf simpatis akan merangsang
mengeluarkan hormon-hormon yang hipotalamus untuk menurunkan
dapat memicu terjadinya meningkat kan pengeluaran Corticotropin-Realising

48
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830
Vol. 1 No.2 Edisi November2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 29 April 2019 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published 29 April 2019

Hormon (CRH). Penurunan pengeluaran Lubuk Pakam, penderita penyakit dalam


dari CRH juga akan dapat mempenga ru hi yang dirawat sejak bulan Januari 2018 –
adenohipofisis untuk mengurangi Desember 2018 sebanyak 20.506 orang.
pengeluaran adrenocorticotropic hormone Diantara penderita penyakit dalam
(ACHT), yang dibawa melalui aliran darah ditemukan penyakit dengan gangguan
ke korteks adrenal. Keadaan tersebut sistem endokrin “Diabetes Mellitus Tipe 2”
dapat menghambat korteks adrenal untuk sebanyak 568 orang dengan prevalensi
melepaskan hormon kortisol. Relaksasi 2,77 % terdiri dari pria sebanyak 328
otot progresif dapat digunakan pada (57,8%) orang dan wanita 240 (42,2%)
semua orang dalam berbagai situasi dan orang, penanganan yang dilakukan untuk
kondisi terkhusus pada pasien dengan menurunkan kadar gula darah pada
diabetes mellitus (Guyton & Hall, 2008, pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, RS.
dan Setyohadi & Kushariyadi, 2011). GRANDMED Lubuk Pakam sendiri masih
bergantung dengan terapi farmakolog i,
Internasional Diabetes Federation seperti pemberian injeksi Insulin sebagai
(IDF) tahun 2015 dari 177 juta jiwa di pengontrol kadar gula darah pasien
dunia yang menderita penyakit DM tipe 2 Diabetes Mellitus Tipe 2 dan berbagai jenis
dan 25 tahun yang akan datang obat oral seperti Metformin. Tujuan pada
meningkat menjadi 300 juta jiwa, penelitian ini adalah untuk melihat apakah
prevalensi diabetes tipe 2 tahun 2016 ada pengaruh teknik relaksasi otot
pada penduduk Amerika Serikat yang progresif terhadap penurunan kadar gula
diatas berusia 65 tahun atau lebih yaitu darah pada pasien DM tipe 2 di
sekitar 10,9 juta jiwa (26,9%), sedangkan RS.GranMed Lubuk Pakam.
di Indonesia jumlah pasien diabetes
mellitus tipe 2 mengalami kenaikan, dari 2. METODE
8,4% juta jiwa pada tahun 2017 dan Metode yang dilakukan pada
diperkirakan naik menjadi 21,3% juta penelitian ini adalah dengan cara secara
jiwa pada tahun 2022. Jumlah penderita Quasi experiment, yang bertujuan untuk
pasien DM di Indonesia sangat tinggi mengetahui pengaruh teknik relaksasi
sehingga beradad pada peringkat 4 di otot progresif terhadap penurunan kadar
dunia berada di peringkat ke keempat gula arah pada pasien diabetes mellit us
dunia setelah negara negara lainnya tipe 2 di RS.GRANDMED Lubuk Pakam.
seperti Amerika Serikat, India, dan China Penelitian ini menggunakan sampel
(Wild, 2018 dan Sudoyo, 2006). pasien DM tipe 2.Penelitian ini dilakukan
selama 2 minggu. Pada penelitian ini
Di Sumatera Utara khususnya
teknik pengambilan sampel yang
RSUP H.Adam Malik Medan berdasarkan
digunakan nonprobability sampling yaitu
pengelompokan penyakit dan berbagai
purposive sampling.
tingkatan seperti umur, jumlah kasus
diabetes melitus menempati nomor dua
setelah penyakit neoplasma yang bersifat
keganasan, sedangkan data kematian
pasien berdasarkan jenis penyakit DM
berada di peringkat ke 16 dibandingkan
dengan penyakit lainnya. (Dinkes
SUMUT,2009).

Hasil dari studi pendahuluan yang


dilakukan pada tanggal 04 November
2018 dari medical record RS.GRANDME D

49
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830
Vol. 1 No.2 Edisi November2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 29 April 2019 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published 29 April 2019

3. HASIL Tabel 4.3


Hasil Tabulasi Univariat
Tabel 4.1 Hasil Analisis Kadar Gula Darah Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi
Hasil Analisis Kadar Gula Darah Sebelum Otot Progresif Di Rumah Sakit GRANDME D
Dilakukan Teknik Relaksasi Otot Progresif Lubuk Pakam tahun 2019
Di Rumah Sakit GRANDMED Lubuk Pakam
Tahun 2019
Kada N Mean Standar Standa pVal
r Deviasi r Erorr ue
gula (SD) (SE)
dara
Kadar Mean N Std. Std. h
gula Deviat Error Sebe 10 43.1 27.795 8.789 0,00
lum 00 1
darah ion Mean
dan
Kadar sesu
gula dah
darah Tabel 4.3 menunjukkan rata-rata kadar
sebelum gula darah pada pasien diabetes mellit us
243.9 11.21
dilakuka 10 3.545 tipe 2 sebelum dan sesudah dilakukan
0 0
n teknik teknik relaksasi otot progresif sebesar
relaksasi 43,100, dengan standar deviasi (SD) 27,
otot 795 dan standar error (SE) 8,789. Hasil uji
progresif statistik didapatkan nilai p = 0,001 ≤ α =
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
Hasil yang didapat berdasarkan Tabel 4.1 terdapat pengaruh teknik relaksasi otot
sebelum dilakukan tehnik relaksasi otot progresif terhadap kadar gula darah pada
progresif adalah 243,90, dengan standar pasien diabetes mellitus tipe 2 di rumah
deviasi (SD) 11,210 dan standar error sakit GRANDMED Lubuk Pakam tahun
(SE) 3, 54. 2019.

Tabel 4.2 4. PEMBAHASAN

Hasil Analisis Kadar Gula Darah Sesudah Kadar Gula Darah Pada Pasien
Dilakukan Teknik Relaksasi Otot Progresif Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebelum
Dilakukan Teknik Relaksasi Otot
Di Rumah Sakit GRANDMED Lubuk Pakam
Tahun 2019 Progresif Di Rumah Sakit GRANDME D
Lubuk Pakam Tahun 2019.

Kadar gula Mean N Std. Std. Error


Analisis Tabel 4.2 diatas menunjukkan
darah Deviation Mean
bahwa rata rata kadar gula darah sesudah
dilakukan teknik relaksasi otot progresif
Kadar gula
sebesar 200,80, dengan standar deviasi
darah
(SD) 31,407 dan standar error (SE) 9,932.
sesudah
dilakukan
Hasil Tabulasi Bivariat 200.80 10 31.407 9.932
teknik
relaksasi
otot
progresif

50
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830
Vol. 1 No.2 Edisi November2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 29 April 2019 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published 29 April 2019

Kadar gula darah pada pasien mampu menurunkan kadar gula darah
diabetes sebelum dilakukan teknik pasien DM tipe 2. Tubuh manusia
relaksasi otot progresif yang hanya memberikan respon terhadap kecemasan
memakai terapi injeksi insulin yaitu yang dapat mengakibatkan pikiran tidak
responden sebanyak 10 orang, didapat stabil dengan memberikan rangsangan
hasil dengan rata-rata 244 mg/dl. Hasil ataupun stimulus pada otot diharapkan
penelitian dapat diasumsikan bahwa dapat menurunkan ketegangan dengan
pemberian terapi injeksi insulin pada yang menggunakan latihan nafas dalam
pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa dan relaksasi pada otot tertentu ( Kustanti
adanya pemberian teknik relaksasi otot dan Widodo, 2008, junaidin,2018).
progresif, hasilnya tidak begitu
berpengaruh. Penyakit DM tipe 2 adalah Pengaruh Teknik Relaksasi Otot
penyakit kronik yang mengakibat kan Progresif Terhadap Penurunan Kada r
kelainan metabolisme tubuh manusia Gula Darah Pada Pasien Diabetes
dengan komplikasi secara makrovasku ler Mellitus Tipe 2 Di Rumah Sakit
GrandMed Lubuk Pakam Tahun 2019
dan neurologis, sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Widianingsih bahwa
Rerata hasil kadar gula darah
dengan melakukan teknik relaksasi otot
pertama 243.90 pada pengukuran kedua
progresif pada pasien DM tipe 2 akan
diadapat hasil kadar gula darah 200.80,
dapat penurunan kadar gula darah dengan
terlihat Mean antara kedua pengukuran
cepat. Teknik relaksasi otot progresif yang
pertama dan kedua adalah 222, 35
diberikan kepada pasien dengan cara
dengan standar deviasi (SD) 27.795. Hasil
menarik napas dalam, (Damayanti Santi,
uji didapat nilai p = 0,001 ≤ α = 0,05
2015, dan Kustanti & Widodo, 2008).
sehingga disimpulkan terdapat pengaruh
Kadar Gula Darah Pada Pasien teknik relaksasi otot progresif terhadap
Diabetes Mellitus Tipe 2 Sesudah penurunan kadar gula darah pada pasien
Dilakukan Teknik Relaksasi Otot DM tipe 2 di rumah sakit GrandMed Lubuk
Pakam.
Progresif Di Rumah Sakit GRANDME D
Lubuk Pakam Tahun 2019
Hasil penelitian dapat diasumsikan
Kadar gula darah pada pasien DM bahwa pemberian terapi injeksi insulin
tipe 2 sesudah dilakukan teknik relaksasi pada pasien diabetes mellitus tipe 2 tanpa
otot progresif disertai dengan pemberian adanya pemberian teknik relaksasi otot
terapi injeksi unsulin yaitu sebanyak 10 progresif, namun hasil yang diperoleh
orang dengan rata-rata hasil kadar gula kurang bermakna. Penyakit DM tipe 2
darah sebesar 201 mg/dl, hal ini dapat adalah salah satu penyakit kronis
terjadi dikarenakan pemberian teknik melibatkan kerja metabolisme
relaksasi otot progresif dapat menurunkan karbohidrat, protein dan lemak didalam
kadar gula darah pada pasien diabetes tubuh, sesuai dengan penelitian yang
mellitus tipe 2 secara bertahap serta dilakukan Widianingsih bahwa pemberian
dapat memelihara dan meningkat kan teknik relaksasi otot progresif pada
kesehatan yang kondusif. pasien DM tipe 2 dapat menurunkan kadar
gula darah dengan sangat cepat. Teknik
Penelitian junaidi dari 30 relaksasi otot progresif yang dilakukan
responden terdapat 23 penelitian pada pasien DM yang mengala mi
mengalami penurunan kadar gula darah ketegangan pada otot-otot tertentu
dengan pendekatan dan sosialisasi baik dengan mengkombinasikan dengan
secara langsung ataupun tidak langsung, latihan nafas dalam maka diharapkan
namun pendekatan yang dilakukan akan hasilnya adalah terjadinya penurunan

51
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830
Vol. 1 No.2 Edisi November2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 29 April 2019 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published 29 April 2019

ketegangan pada otot diikuti dengan diabetes mellitus tipe 2 dengan hasil
penurunan kadar gula dalam darah, sebesar 201 mg/dl.
(Damayanti Santi, 2015, dan Kustanti & 3. Ada pengaruh teknik relaksasi otot
Widodo, 2008). progresif terhadap penurunan kadar
gula darah pada pasien diabets
Penelitian junaidi mengala mi mellitus tipe 2. Berdasarkan hasil uji
penurunan kadar gula darah dengan statistik dengan menggunakan uji
pendekatan dan sosialisasi baik secara paired t-test menunjukkan baha p
langsung ataupun tidak akan dapat Value yaitu 0,001 yang berarti p Value
menurunkan kadar gula darah pasien DM < dari α = 0,05.
tipe 2. Berdasarkan respon tubuh manusia
yang mengalami kecemasan dan SARAN
gangguan pikiran akan mengakibat kan
ketegangan pada otot kemudian relaksasi Diharapkan agar responden yang
yang diberikan diharapkan dapat mengalami peningkatan kadar gula darah
menurunkan ketegangan dengan cara pada pasien diabets mellitus tipe 2 agar
latihan nafas dalam dan relaksasi otot dapat menerapkan teknik relaksasi otot
tertentu (Kustanti dan Widodo, 2008, progresif terhadap penurunan kadar gula
junaidin,2018). darah.
Peran perawat inap juga sangat
Bagi Rumah Sakit GrandMed Lubuk
berperan penting terhadap pemberian
Pakam agar dapat menerapkan Teknik
teknik relaksasi otot progresif untuk
relaksasi otot progresif dimana Teknik
menurunkan kadar gula darah. Pada
relaksasi otot progresif merupakan salah
tatanan fungsi perawat rawat inap saat
satu terapi modalitas keperawatan yang
pelaksanaan teknik relaksasi otot
mudah dan dapat dipilih untuk diterapkan
progresif adalah tidak hanya pada fungsi
pada tindakan keperawatan dengan
pelaksanaan prosedur saja, tetapi juga
pasien diabetes mellitus tipe 2 yang
menyiapkan mental pasien dan kerjasama
mengalami kenaikan kadar gula darah
dengan keluarga pasien, pemberian teknik
relaksasi otot progresif pada pasien Bagi Institut Kesehatan Medistra
diabetes mellitus tipe 2 dapat Lubuk Pakam agar dapat menjadikan hasil
menurunkan kadar gula darah pada penelitian ini sebagai informasi dalam
responden yang berbeda-beda. Sehingga mengatasi kenaikan kadar gula darah
peneliti dapat menciptakan suasana pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
lingkungan internal yang dapat membant u
pasien mencapai kondisi kesehatan yang
optimal dan kesejahteraan yang lebih DAFTAR PUSTAKA
tinggi. Damayanti, Santi. 2015. Diabetes Mellitus
dan Penatalaksanaan Keperawatan. Nuha
5. KESIMPULAN Medika, Yogyakarta
1. Rerata hasil kadar gula darah sebelum
dilakukan teknik relaksasi otot
DinkesSUMUT,2009.DataPenelitian:http:/
progresif dari 10 responden pasien
diabetes mellitus tipe 2 dengan hasil
/rsupadammalik.blogspot.co.id/2013/06/dat
sebesar 244 mg/dl. a-penelitian-diabetes- mellitus.html,
2. Rerata hasil kadar gula darah sesudah di akses tanggal 15Desember 2018
dilakukan teknik relaksasi otot
progresif dari 10 responden pasien

52
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN: 2655-0830
Vol. 1 No.2 Edisi November2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php.JFK
===========================================================================================
Received: 29 April 2019 :: Accepted: 29 April 2019 :: Published 29 April 2019

Guyton, A.C & Hall, J.E. (2008). Buku Ajar


Fisiologi Kedokteran. Edisi. 11. Jakarta :
EGC

Kusuma, Hardhi dan Amin Huda


Nurarif.2015. Asuhan Keperawatan
NANDA NIC-NOC. Salemba Medika

Setyohadi dan Kushariyadi. 2011. Terapi


Modalitas pada Klien Psikogeriatrik.
Salemba Medika, Jakarta

Sudoyo, A.W., Setiyohadi,B., Alwi, I., &


Setiati, S (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. (edisi 3). Jakarta: Pusat Penerbit
Departeman Penyakit Dalam FKUI

Wild et al., 2018. Report of the Expert


Committee on the Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus.
Diabetes Care: http://www.diabetes
mellitus.com/2018, di akses tanggal 25
November 2018

53

You might also like