You are on page 1of 9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat rahmat dan

anugerah yang telah diberikan karuniaNya, sehingga kita dapat menyelesaikan Buku

Pedoman Pengorganisasian bagian Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Padang

dapat selesai disusun.

Buku Pedoman ini merupakan buku pedoman bagi bagian Instalasi Farmasi di Rumah

Sakit Umum Aisyiyah Padang untuk melaksanakan fungsinya yang terkait dengan tanggung

jawabnya untuk melaksanakan pengelolaan di bagian Instalasi Farmasi.

Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua

bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian

Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Padang.

Wassalamu’alaikum Warohmatullah Wabarokatuh.

Padang, September 2017


Tim Penyusun
PEDOMAN PENGORGANISASIAN

BAGIAN INSTALASI FARMASI

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah’ Padang merupakan salah satu instansi

kesehatan yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat umum. Hal ini merupakan wujud peran nyata RSU ‘Aisyiyah’ Padang

sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dalam rangka ikut serta dalam upaya

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Peran serta ini bertujuan untuk

memberikan pelayanan yang baik sangatlah penting untuk upaya meningkatkan mutu

pelayanan dan profesionalisme terhadap pasien terutama di pelayanan kesehatan

diseluruh unit-unit di RSU ‘Aisyiyah’ Padang.

Fungsi kefarmasian di rumah sakit merupakan keterpaduan berbagai fungsi

organisasi produksi, fungsi organisasi pengembangan dan fungsi organisasi pelayanan

dan jasa yang saling mendukung dan tidak terpisahkan satu sama lain. Pelayanan

farmasi tidak hanya menyediakan terapi obat, tetapi juga keputusan tentang

penggunaan obat yang tepat bagi pasien sebagai individu. Jika perlu, keputusan dapat

berupa penolakan pemberian obat tertentu kepada pasien resiko tinggi.

Sasaran pelayanan farmasi adalah meningkatkan mutu kehidupan seorang

pasien, melalui pencapaian hasil terapi yang pasti berkaitan dengan obat. Hasil yang

diusahakan oleh pelayan farmasi adalah : kesembuhan pasien, peniadaan atau


pengurangan gejala, menghentikan atau memperlambat suatu proses penyakit,

pencegahan suatu penyakit atau gejalanya.

B. TUJUAN

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTALASI FARMASI

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu

Kedokteran”, karna pada saat itu belum dipisahkan dan belum dikenalkan profesi

Farmasi, jadi pada saat itu dokter/tabib menjadi dokter sekaligus apoteker artinya

seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang

“Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama masalah penyediaan obat

semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya

suatu keahlian tersendiri.

Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi

antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari

sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu

kedokteran adalah sama.

Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri

obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang

“penyedia/peracik” obat (apotek).Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih

dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi

identik dengan teknologi pembuatan obat.


Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar

mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan

kebutuhan. Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi

pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan

tugas profesinya

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk

standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang

tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan,

dengan persyaratan : pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.

Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang

menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian,

distribusi dan penggunaan.

Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan

bahwa :

1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep

rasional. Membantu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar,

membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau

tanpa resep dokter.

2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang

memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat,

yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.

3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah,

penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.


Sedangkan Herfindal dalam bukunya “Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992)

menyatakan bahwa Pharmacist harus memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada

hanya sebagai sumber informasi obat.

Melihat hal-hal di atas, maka nampak adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi

farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu

kedokteran atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi akan

membingungkan para penyelenggara pendidikan farmasi, kurikulum semacam apa yang

harus disajikan ; para mahasiswa bingung menyerap materi yang semakin hari semakin

“segunung” ; dan yang terbingung adalah lulusannya (yang masih “baru”), yang merasa

tidak “menguasai “ apapun.

Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena

pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu

bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient

oriented”, memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical

Pharmacy (Farmasi klinik).

BAB III

FALSAFAH, MISI, VISI, MOTTO, DAN TUJUAN RSU

RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PADANG

A. FALSAFAH
B. VISI
Menjadi apotik yang modern, islami, pelayanan kefarmasian yang professional dan di

cintai masyarakat.

C. MISI
1. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang

bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan

rumah sakit.
2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah dan profesional.
3. Memberikan informasi obat serta solusi yang dihadapi.
4. Memberikan kepastian biaya obat-obatan.
5. Menguatkan kerjasama / sistem jejaring baik interen maupun exteren tata
kelola kefarmasian.

D. MOTTO

Instalasi Farmasi siap melayani anda dengan ikhlas.

E. TUJUAN

 Tujuan Umum
Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar

Pelayanan Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi rumah sakit yang tidak terpisahkan dari

sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan ber orientasi kepada pelayanan pasien,

penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang

farmasi yang beredar di rumah sakit tersebut.


 Tujuan Khusus
Tujuan Pelayanan Farmasi adalah :
1. Berlangsungnya pelayanan farmasi yang optimal, baik dalam keadaan biasa

maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun

fasilitas yang tersedia.


2. Terselenggarakannya kegiatan pelayanan farmasi yang professional berdasarkan

prosedur kefarmasian dan etik profesi.


3. Terlaksananya KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) mengenai obat.
4. Terlaksananya pengawasan obat berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.
5. Terlaksananya penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metoda.

BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. Uraian Jabatan Instalasi Farmasi
 Nama Jabatan : Kepala Ruangan Farmasi
 Unit jabatan : Instalasi Farmasi
 Atasan langsung : Kabig Pelayanan Medis dan SDM
 Nama Pegawai : Rohma Sari, Amd.Farm
 Pendidikan : D III Farmasi
 Uraian Tugas :

You might also like