Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala berkat rahmat dan
anugerah yang telah diberikan karuniaNya, sehingga kita dapat menyelesaikan Buku
Pedoman Pengorganisasian bagian Instalasi Farmasi di Rumah Sakit Umum Aisyiyah Padang
Buku Pedoman ini merupakan buku pedoman bagi bagian Instalasi Farmasi di Rumah
Sakit Umum Aisyiyah Padang untuk melaksanakan fungsinya yang terkait dengan tanggung
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas semua
bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pengorganisasian
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Umum ‘Aisyiyah’ Padang merupakan salah satu instansi
masyarakat umum. Hal ini merupakan wujud peran nyata RSU ‘Aisyiyah’ Padang
sebagai bagian dari sistem kesehatan nasional dalam rangka ikut serta dalam upaya
memberikan pelayanan yang baik sangatlah penting untuk upaya meningkatkan mutu
dan jasa yang saling mendukung dan tidak terpisahkan satu sama lain. Pelayanan
farmasi tidak hanya menyediakan terapi obat, tetapi juga keputusan tentang
penggunaan obat yang tepat bagi pasien sebagai individu. Jika perlu, keputusan dapat
pasien, melalui pencapaian hasil terapi yang pasti berkaitan dengan obat. Hasil yang
B. TUJUAN
BAB II
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu
Kedokteran”, karna pada saat itu belum dipisahkan dan belum dikenalkan profesi
Farmasi, jadi pada saat itu dokter/tabib menjadi dokter sekaligus apoteker artinya
Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi
antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari
sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan ilmu
obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang
dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi
mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan
pembuatan obat untuk menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan
tugas profesinya
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk
standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang
tergolong sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan,
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan
bahwa :
1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep
rasional. Membantu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar,
membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik dengan atau
2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat yang
memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam bidang obat,
yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang berpengalaman.
3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah,
Melihat hal-hal di atas, maka nampak adanya suatu kesimpangsiuran tentang posisi
farmasi. Dimana sebenarnya letak farmasi ? di jajaran teknologi, Ilmu murni, Ilmu
kedokteran atau berdiri sendiri ? kebingungan dalam hal posisi farmasi akan
harus disajikan ; para mahasiswa bingung menyerap materi yang semakin hari semakin
“segunung” ; dan yang terbingung adalah lulusannya (yang masih “baru”), yang merasa
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena
pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu
bidang yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient
BAB III
A. FALSAFAH
B. VISI
Menjadi apotik yang modern, islami, pelayanan kefarmasian yang professional dan di
cintai masyarakat.
C. MISI
1. Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya yang
rumah sakit.
2. Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah dan profesional.
3. Memberikan informasi obat serta solusi yang dihadapi.
4. Memberikan kepastian biaya obat-obatan.
5. Menguatkan kerjasama / sistem jejaring baik interen maupun exteren tata
kelola kefarmasian.
D. MOTTO
E. TUJUAN
Tujuan Umum
Sesuai dengan SK Menkes Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit bahwa pelayanan farmasi rumah sakit yang tidak terpisahkan dari
sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan ber orientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan masyarakat. Farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap semua barang
maupun dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI
BAB VI
URAIAN JABATAN
A. Uraian Jabatan Instalasi Farmasi
Nama Jabatan : Kepala Ruangan Farmasi
Unit jabatan : Instalasi Farmasi
Atasan langsung : Kabig Pelayanan Medis dan SDM
Nama Pegawai : Rohma Sari, Amd.Farm
Pendidikan : D III Farmasi
Uraian Tugas :