Professional Documents
Culture Documents
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir Dengan Penambahan HCL Elly Kurniati
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir Dengan Penambahan HCL Elly Kurniati
Elly Kurniati
Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Jatim
ABSTRACT
This research was done to make the protein concentrate from the old winged bean seeds that
can be used in addition to a food that requires a fairly high protein content and also for animal
feed Industry.
The processing of winged bean seeds into protein concentrate is the first - first the old winged
bean seeds are dried until its water level is ± 5%, then peeled and mashed to have a particle
size 60 mesh sieve and retained 70 mesh. Winged bean powder as much as 20 grams
dissolved in 500 ml of dilute HCl. After the dissolution time is reached, the mixture filtered.
The precipitate obtained was neutralized with NaOH 1 N. After the precipitate was filtered.
Precipitated in the form of dry protein concentrate.
Research variables that we run are pH (3.5, 4; 4.5; 5; 5.5) and time of dissolution (60, 70, 80,
90, 100) minutes. While the conditions set was an old winged bean seed weight 20 grams,
stirring 100 rpm, temperature of 50oC dissolution, particle size 60 mesh sieve and retained 70
mesh and 500 ml HCl as solvent.
The results can be concluded that the best levels of the protein concentrate is 80.05%. This
result was obtained at pH 4.5 and variable kondisis dissolution time of 100 minutes.
akan memisahkan gula dari polisakarida sering disebut dengan Leaching (Treybal,
dan protein yang telah mengalami 1981).
denaturasi (Harris,R.S dan Karmas.E, Konsentrat protein dari biji kecipir
1989). tua dapat dibuat dengan cara ekstraksi.
Dari ketiga cara untuk mendapatkan Proses ekstraksi menggunakan asam encer
konsentrat protein, cara kedua yaitu (HCl) sebagai pelarut. Ekstraksi dilakukan
dengan cara diekstraksi dengan asam encer pada pH 4,5. Digunakan pelarut asam
(HCl) yang memiliki indeks kelarutan encer (HCl) adalah untuk melarutkan gula
senyawa N (Nitrogen Solubility Index = dan komponen non protein (mineral). Pada
NSI) lebih besar dan yang paling jelek pH 4,5, fraksi protein globulin tidak larut.
adalah konsentrat yang dibuat dengan Pada kondisi pH 4,5 protein dalam kondisi
memanaskan tepung terlebih dahulu tidak bermuatan dan mempunyai kelarutan
sebelum dicuci dengan air (Suhardi, 1988). minimum yang akibatnya protein
3. Pembuatan Protein Isolat mengendap. Keadaan ini sering disebut
Produk ini dibuat dengan cara melarutkan titik isoelektrik protein dan merupakan
protein tepung dengan basa encer (NaOH) daerah pH dengan kelarutan minimum
pada pH 7-9, proses pelarutan dilakukan (Harris,R.S. dan Karmas,E, 1989)
dengan pemanasan pada suhu yang tidak Setelah dilakukan ekstraksi dengan
tinggi agar tidak terjadi denaturasi dan asam encer (HCl), komponen tak larut
membuang endapan yang tidak larut (protein dan polisakarida) dinetralkan
dengan cara pemusingan atau penyaringan. dengan basa (NaOH), (Suhardi, 1988).
Ekstrak yang didapat diasamkan (HCl) Akan terjadi reaksi disosiasi sebagai
sampai pH 4-5, agar terjadi pengendapan berikut :
protein. Endapan ini kemudian HCl + NaOH → NaCl +
dikeringkan atau dinetralkan dengan H2O
NaOH, dan dikeringkan dengan Proses pengambilan konsentrat
pengeringan semprot (Spray Dryer) dan protein dari biji kecipir tua hasilnya
membentuk isolate protein ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
(F.G.Winarno,1993). a. Pengaruh pemanasan
Kelarutan suatu solute akan bertambah
Tepung biji kecipir tua
dengan bertambahnya suhu, kenaikan
1. Penelusuran dengan suhu juga akan memperbesar difusi.
larutan alkohol.
2. Penelusuran dengan Jadi secara keseluruhan akan
asam encer (pH 4,5).
3. Penelusuran dengan air, menambah kecepatan pelarutan.
perlakuan panas basah.
Umumnya kelarutan protein
meningkat jika suhu naik 0 – 40 oC.
U
% protein
4,0
Metode Analisa 50
4,5
40
Analisa hasil dilakukan oleh 30
5,0
5,5
“Team Afilasi dan Konsultasi Industri, 20
0,02 N HCl. 10