You are on page 1of 8

Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir (Elly Kurniati) 115

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN DARI BIJI KECIPIR DENGAN


PENAMBAHAN HCl

Elly Kurniati
Teknik Kimia, FTI UPN “Veteran” Jatim

ABSTRACT

This research was done to make the protein concentrate from the old winged bean seeds that
can be used in addition to a food that requires a fairly high protein content and also for animal
feed Industry.
The processing of winged bean seeds into protein concentrate is the first - first the old winged
bean seeds are dried until its water level is ± 5%, then peeled and mashed to have a particle
size 60 mesh sieve and retained 70 mesh. Winged bean powder as much as 20 grams
dissolved in 500 ml of dilute HCl. After the dissolution time is reached, the mixture filtered.
The precipitate obtained was neutralized with NaOH 1 N. After the precipitate was filtered.
Precipitated in the form of dry protein concentrate.
Research variables that we run are pH (3.5, 4; 4.5; 5; 5.5) and time of dissolution (60, 70, 80,
90, 100) minutes. While the conditions set was an old winged bean seed weight 20 grams,
stirring 100 rpm, temperature of 50oC dissolution, particle size 60 mesh sieve and retained 70
mesh and 500 ml HCl as solvent.
The results can be concluded that the best levels of the protein concentrate is 80.05%. This
result was obtained at pH 4.5 and variable kondisis dissolution time of 100 minutes.

Key words: leaching time, agitation, temperature of dissolution.

PENDAHULUAN biji kecipir tua cukup tinggi dibandingkan


dengan daun, bunga, polong muda, biji
Protein merupakan salah satu jenis muda, dan umbi kecipir, bahkan kandungan
zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh protein biji kecipir tua mendekati
hewan maupun manusia. Sumber protein kandungan protein biji kedelai yaitu sebesar
ada dua macam yaitu dari tumbuh – 29,8 – 39 gram per 100 gram biji (Hertami
tumbuhan ( protein nabati ) dan dari hewan Djatmiko, 1986), sedangkan kandungan
( protein hewani ). protein dari biji kedelai sebesar 34,9 gram
Ditinjau dari asalnya protein ada dua per 100 gram biji (Hertami Djatmiko,
macam yaitu protein nabati dan protein 1986).
hewani. Protein hewani berkualitas lebih Penelitian tentang pembuatan
baik karena susunan asam amino konsentrat protein dari berbagai jenis bahan
esensialnya lebih berimbang (Anggorodi, telah banyak dilakukan, pada umumnya
1979). Protein nabati mengandung lisin dan menggunakan proses hidrolisa protein
metionin yang rendah, kualitasnya dapat dengan menggunakan larutan Na 2 CO 3 ,
diperbaiki dengan menambahkan protein Yusuf Izidin (2001) meneliti hidrolisis
hewani, lisin, dan metionin sintesis atau protein dari biji turi dengan menggunakan
mengkombinasikannya dengan biji-bijian larutan Na 2 CO 3 , dan kondisi optimum
maupun padi-padian (Meynard dan Loosli, diperoleh pada suhu 50oC dengan waktu 50
1978). menit, perbandingan berat pelarut dengan
Kecipir yang selama ini dikenal jumlah sampel 302,2 gram/10 gram, dan
sebagai sayuran belum dimanfaatkan dihasilkan kandungan protein terlarut
seoptimal mungkin, terutama biji kecipir 49,38%.
yang sudah tua, padahal kandungan protein
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji
116 Kecipir
Jurnal (EllyIlmu
Penelitian Kurniati) 116
Teknik Vol.9, No.2 Desember 2009 : 115-122

Penelitian ini bertujuan untuk (Bali), kacang embing (Palembang), kacang


memperoleh kondisi yang terbaik dalam belimbing (Sumatera Utara), yang boleh
pembuatan konsentrat protein dari biji dikatakan hanya tumbuh di daerah Asia
kecipir tua dengan proses ekstraksi. Tenggara, merupakan tanaman yang
Protein merupakan salah satu jenis zat tumbuh di pekarangan, di pagar-pagar
penting yang sangat dibutuhkan oleh tubuh pekarangan atau di tegalan. Kecipir adalah
hewan maupun manusia. tanaman leguminose dengan bintil akar
1. Kecipir besar – besar.
Tanaman kecipir atau Wingbean
(bahasa asing), jaat (Sunda), kalonkang

Tabel 1. Kandungan Zat Gizi dalam 100 gram kecipir segar


Macam Zat Gizi Daun Bunga Polong Biji Muda Biji Tua Umbi
Muda
Karbohidrat (gr) 3,0-8,4 3,0-8,4 1,1-7,9 5,6-42,1 23,9-42 27,2-30,5
Kalori (cal) 47 **) 35 **) 405 **)
Protein (gr) 5,0-7,6 2,8-5,6 1,9-4,3 4,6-10,7 29,8-39 3,0-15,0
Lemak (gr) 0,5-2,5 0,5-0,9 0,1-3,4 0,7-10,4 15-20,4 0,4-1,1
Kalsium (mg) 134 **) 63 **) 80
Pospor (mg) 81 **) 37 **) 200
Zat besi (mg) 6,2 **) 0,3 **) 2
Vitamin A (S.I) 5240 **) 595 **) **)
Air (gr) 64,2-85 84,2-87,5 76-93 35,8-88,1 8,7-24,6 54,9-65,2
Bahan dapat dicerna (%) 70 **) 96 **) 100 **)
Sumber : Hertami Djatmiko, (1986)
Tabel 2. Perbandingan nilai gizi kecipir, kacang tanah, dan kedelai per 100 gram biji.
Macam Zat Gizi Kecipir kacang Tanah Kedelai
Karbohidrat (gr) 3,9 - 42,0 1,1 34,8
Kalori (cal) 405 52 331
Protein (gr) 29,8 –39,0 5,3 34,9
Lemak (gr) 15,0 – 20,4 2,8 18,1
Air (gr) 8,7 – 24,6 4,0 7,5
Sumber : Direktorat Gizi,DepKes RI,(1979)

2. Protein b. Protein Globuler, yaitu protein yang


Protein ialah salah satu senyawa berbentuk bola, terdapat pada bahan
biologis yang tersusun atas satuan asam pangan seperti susu, telur, dan daging.
amino. Protein mengandung senyawa Larut dalam larutan garam dan asam
organik dengan susunan molekul yang encer.
kompleks dan terdiri dari unsur-unsur C, 2. Kelarutannya
H, N, O dan beberapa protein mengandung Berdasarkan kelarutannya
S dan P (Othmer, 1978). protein digolongkan dalam beberapa
Protein dapat digolongkan menurut : macam yaitu : Albumin, Globulin,
1. Struktur susunan molekulnya Glutelin, Gliadin (Prolamin), Histon,
a. Protein fibriler, yaitu protein Protamin (Aisjah Girindra, 1990).
berbentuk serabut atau serat. Protein
fibriler berguna untuk membentuk a. Albumin
struktur bahan jaringan (kulit, otot, Albumin larut dalam air dan
dan pembuluh darah). Contoh : mengendap dalam larutan garam
kolagen, keratin, fibrin, dan miosin. berkonsentrasi tinggi melalui proses
yang disebut penggaraman atau
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir (Elly Kurniati) 117

salting out. Contoh : Albumin telur b. Turunan protein, merupakan hasil


dan Albumin serum. (Girindra, degradasi protein pada tingkat
Aisjah, 1990). permulaan denaturasi.
b. Globulin Tingkat denaturasi dapat dibedakan
Globulin tidak larut dalam air, tidak sebagai :
larut dalam garam encer, juga tidak a. Protein primer, merupakan hasil
larut dalam garam pekat dengan hidrolisa yang ringan. Misal :
kejenuhan 30 – 50 %. Contoh : protean dan metaprotein.
globulin serum dan globulin telur b. Protein sekunder, merupakan hasil
(Girindra,Aisjah, 1990). hidrolisa yang berat.Misal : peptide
c. Glutelin 5. Fungsi Protein
Tidak larut dalam larutan netral, tetapi a. Sebagai enzim, untuk membantu
larut dalam asam atau basa encer. dan mempercepat reaksi biologis.
Contoh : glutelin dalam gandum, b. Sebagai alat pengangkut dan
orizenin dalam beras penyimpan.
(Girindra,Aisjah, 1990). • Hemoglobin mengangkut oksigen
d. Prolamin (Gliadin) dan eritrosit.
Larut dalam alkohol 70-80 %, tidak • Mioglobin mengangkut oksigen
larut dalam air maupun alkohol dalam otot.
absolute (100 %). Contoh : gliadin • Transferin mengangkut ion besi
dalam gandum, zein dalam jagung dalam plasma darah.
(Girindra,Aisjah, 1990). c. Pengatur gerakan.
e. Histon d. Penunjang mekanis.
Larut dalam air dan tidak larut dalam e. Sebagai pertahanan / imunisasi.
amoniak encer. Dapat mengendap f. Sebagai media perambatan impuls
dalam pelarut protein lain. Contoh : saraf.
globin dalam hemoglobin. g. Sebagai pengendali pertumbuhan.
f. Protamin
Dibanding dengan protein lain, Sifat Protein
protamin relatif mempunyai bobot a. Berat Molekul.
molekul rendah. Protamin larut dalam Protein mempunyai berat molekul
air dan bersifat basa. Didalam sperma yang bervariasi dari 5000 sampai
ikan, disebut nukleoprotamin. Contoh beberapa juta (Girindra,Aisjah, 1990).
: Salmin (Girindra,Aisjah, 1990). b. Protein sebagai Amfoter.
3. Protein konjugasi / Protein majemuk Sifat-sifat protein sebagai amfoter
Protein yang mengandung senyawa ditentukan oleh gugus-gugusnya yang
bukan protein, disebut protein dapat mengion. Derajat ionisasi dari
konjugasi atau protein majemuk. asam amino sangat dipengaruhi oleh
Sedangkan protein yang tidak pH (Girindra,Aisjah, 1990).
mengandung senyawa non protein c. Sifat Ionik Protein.
disebut protein sederhana. Contoh : Jika protein banyak mengandung asam
Nukleoprotein bersenyawa dengan amino (yang bersifat asam) glutamate
asam nukleat. dan aspartat, protein mempunyai titik
4. Tingkat degradasi isoelektrik yang rendah.
Degradasi merupakan tingkat d. Hidrasi Protein.
permulaan denaturasi. Menurut tingkat Beberapa protein dapat membentuk
degradasinya, protein dapat dibedakan: gel. Protein yang cepat membentuk gel
a. Protein alami, adalah protein dalam mempunyai strutur tiga dimensi yang
keadaan protein seperti dalam sel. bergandengan dengan ikatan
hydrogen.
Pembuatan
118 Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir
Jurnal (Elly Ilmu
Penelitian Kurniati) 118
Teknik Vol.9, No.2 Desember 2009 : 115-122

e. Presipitasi / pengendapan protein. uap pada tahap tertentu dapat diatur


Bila kedalam zat pelarut ditambah sehingga menghasilkan tepung bebas
sedikit garam, kelarutan protein minyak/lemak yang mempunyai nilai NSI
meningkat karena daya elektrostatis (Nitrogen Solubility Index) berbeda. Nila
antara molekul disekelilingnya turun, NSI menunjukkan persentase total
peristiwa ini disebut denagan salting- nitrogen kjeldahl yang terekstrak dengan
in. Tapi bila konsentrasi garam tinggi, air. Selanjutnya tepung protein yang telah
kelarutan protein turun, peristiwa ini bebas lemak diolah lebih lanjut menjadi
disebut dengan salting-out. Protein konsentrat dan isolate protein
dapat mengendap dalam garam (F.G.Winarno,1993).
berkonsentrasi tinggi, logam-logam 2. Pembuatan protein konsentrat
berat, alkohol (Girindra,Aisjah, 1990). Ada tiga cara pengolahan yang dapat
dilakukan untuk membuat konsentrat
f. Koagulasi Protein protein kedelai. Ketiga proses ini berbeda
Panas dapat menyebabkan koagulasi terutama dalam cara yang digunakan
protein dengan suhu efektif berkisar untuk mengendapkan protein sambil
antara 38 – 75oC. misalnya putih telur membuang konponen kecil lainnya
mula-mula bening, tidak berwarna, (Winarno, 1993).
bila dipanaskan berubah menjadi  Dengan memakai pelarut alcohol,
padatan berwarna putih. Peristiwa ini dengan cara berikut :
disebut sebagai koagulasi. Proses leaching dilakukan dengan
(Girindra,Aisjah, 1990). memakai larutan alcohol (etanol) untuk
g. Denaturasi Protein melarutkan gula dan komponen non
Denaturasi protein adalah berubahnya protein. Kemudian filtrat dan endapan
susunan ruang / lantai polipeptida dipisahkan dengan penyaringan. Endapan
suatu molekul protein. Terjadinya dikeringkan menjadi protein konsentrat.
denaturasi protein tahap awal pada Endapan ini mengandung protein dan
saat protein dikenai suhu pemanasan polisakarida yang tidak larut dalam alcohol
sekitar 50 oC, protein tersebut belum dan merupaka protein konsentrat setelah
bias dikatakan rusak, hanya pelarutnya dipisahkan (Harris,R.S dan
mengalami perubahan struktur Karmas.E, 1989).
sekunder, tersier, kuartener.  Dengan memakai pelarut asam encer
Isolasi Protein (HCl), dengan cara berikut :
Dilihat dari kadarnya, protein Proses leaching dilakukan dengan
dapat dibedakan menjadi tiga golongan : memakai asam encer (HCl) pada pH 4,5.
 Tepung = 40 – 50 % protein. Untuk melarutkan gula dan komponen non
 Konsentart = 70 % protein. protein. Pada pH 4,5 ini fraksi protein
 Isolat Protein = 90 % protein. globulin tidak larut. Kemudian endapan
(F.G.Winarno, 1993). dan filtrat dipisahkan dengan penyaringan.
Isolasi protein dapat dilakukan dengan Endapan dinetralkan dengan basa dan
cara : dikeringkan menjadi protein konsentrat.
1. Tepung Protein Protein konsentrat yang dihasilkan
Tepung mengandung 40-50 % protein, mengandung protein dan polisakarida
bergantung pada kadar lemaknya. (Harris,R.S dan Karmas.E, 1989) dan
Berdasarkan kadar lemaknya, dikenal dua (Suhardi, 1988).
macam produk tepung, yaitu tepung  Dengan melarutkan dalam air, dengan
berlemak penuh dan berlemak rendah. cara sebagai berikut :
Tepung berlemak rendah lebih banyak Tepung atau lempengan bunkil
diperjualbelikan dipasaran. Bergantung disangrai untuk mendenaturasi-panas
pada penggunaannya, pemanasan dengan protein. Pencucian dengan air selanjutnya
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir (Elly Kurniati) 119

akan memisahkan gula dari polisakarida sering disebut dengan Leaching (Treybal,
dan protein yang telah mengalami 1981).
denaturasi (Harris,R.S dan Karmas.E, Konsentrat protein dari biji kecipir
1989). tua dapat dibuat dengan cara ekstraksi.
Dari ketiga cara untuk mendapatkan Proses ekstraksi menggunakan asam encer
konsentrat protein, cara kedua yaitu (HCl) sebagai pelarut. Ekstraksi dilakukan
dengan cara diekstraksi dengan asam encer pada pH 4,5. Digunakan pelarut asam
(HCl) yang memiliki indeks kelarutan encer (HCl) adalah untuk melarutkan gula
senyawa N (Nitrogen Solubility Index = dan komponen non protein (mineral). Pada
NSI) lebih besar dan yang paling jelek pH 4,5, fraksi protein globulin tidak larut.
adalah konsentrat yang dibuat dengan Pada kondisi pH 4,5 protein dalam kondisi
memanaskan tepung terlebih dahulu tidak bermuatan dan mempunyai kelarutan
sebelum dicuci dengan air (Suhardi, 1988). minimum yang akibatnya protein
3. Pembuatan Protein Isolat mengendap. Keadaan ini sering disebut
Produk ini dibuat dengan cara melarutkan titik isoelektrik protein dan merupakan
protein tepung dengan basa encer (NaOH) daerah pH dengan kelarutan minimum
pada pH 7-9, proses pelarutan dilakukan (Harris,R.S. dan Karmas,E, 1989)
dengan pemanasan pada suhu yang tidak Setelah dilakukan ekstraksi dengan
tinggi agar tidak terjadi denaturasi dan asam encer (HCl), komponen tak larut
membuang endapan yang tidak larut (protein dan polisakarida) dinetralkan
dengan cara pemusingan atau penyaringan. dengan basa (NaOH), (Suhardi, 1988).
Ekstrak yang didapat diasamkan (HCl) Akan terjadi reaksi disosiasi sebagai
sampai pH 4-5, agar terjadi pengendapan berikut :
protein. Endapan ini kemudian HCl + NaOH → NaCl +
dikeringkan atau dinetralkan dengan H2O
NaOH, dan dikeringkan dengan Proses pengambilan konsentrat
pengeringan semprot (Spray Dryer) dan protein dari biji kecipir tua hasilnya
membentuk isolate protein ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
(F.G.Winarno,1993). a. Pengaruh pemanasan
Kelarutan suatu solute akan bertambah
Tepung biji kecipir tua
dengan bertambahnya suhu, kenaikan
1. Penelusuran dengan suhu juga akan memperbesar difusi.
larutan alkohol.
2. Penelusuran dengan Jadi secara keseluruhan akan
asam encer (pH 4,5).
3. Penelusuran dengan air, menambah kecepatan pelarutan.
perlakuan panas basah.
Umumnya kelarutan protein
meningkat jika suhu naik 0 – 40 oC.
U

Larut (gula, abu,


komponen minor)
Tak larut
Protein, polisakarida
b. Pengaruh ukuran partikel
Ukuran partikel yang kecil akan
Penetralan,
pengeringan memperbesar permukaan luas kontak
antara partikel. Dengan berat yang
konsentrat
sama ukuran partikel yang berbeda,
(Harris.R.S dan Karmas,E, 1989) luas bidang kontak antara pelarut
Gambar 1. Bagan pembuatan konsentrat dengan partikel juga berbeda.
protein (Treybal, 1981).
c. Jumlah solvent
Ekstraksi padat-cair adalah proses Semakin banyak solvent yang
ekstraksi suatu konstituen yang dapat larut digunakan, kemampuan solvent untuk
(solute) pada suatu campuran solid dengan melarutkan solute semakin besar.
menggunakan pelarut (solvent). Proses ini
Pembuatan
120 Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir
Jurnal (Elly Ilmu
Penelitian Kurniati) 120
Teknik Vol.9, No.2 Desember 2009 : 115-122

d. Pengaruh pengadukan 2. Ukuran biji kecipir tua = 60 mesh


Pengadukan membuat operasi berjalan dan tertahan 70 mesh.
lebih cepat, karena dapat membuat 3. HCl sebanyak 500 ml sebagai
pergerakan solvent dan solute menjadi pelarut yang berasal dari
lebih baik. pengenceran HCl 37 % berat
e. Waktu pelarutan dengan konsentrasi yang
Semakin lama waktu pelarutan maka bervariasi.
kontak antara solute dan solvent 4. Suhu operasi 50oC.
semakin lama sehingga banyak solute 5. Rpm = 100 rpm.
yang terambil. Variabel Berubah
f. pH 1. Waktu pelarutan = 60, 70, 80, 90,
Protein akan mengendap pada protein 100 menit.
isoelektrik. Pada pH isoelektrik ini, 2. pH = 3,5 (konsentrasi
molekul protein berada pada kelarutan HCl 0,5 N); 4 (konsentrasi HCl 0,4
yang minimal sehingga protein N); 4,5 (konsentrasi HCl 0,3 N); 5
terkoagulasi tetapi protein tidak (konsentrasi HCl 0,2 N); 5,5
terdenaturasi. (konsentrasi HCl 0,1 N)

METODE PENELITIAN Prosedur Penelitian


1. Biji kecipir tua dikeringkan
dibawah sinar matahari, kemudian
setelah kering dihaluskan (kadar
air minimal 5 %), lalu diayak
hingga didapat partikel padatan
lolos 60 mesh dan tertahan 70
mesh.
2. Serbuk biji kecipir sebanyak 20
gram diekstraksi menggunakan
500 ml larutan HCl pada pH yang
bervariasi dan dengan kondisi
operasi suhu 50 oC, dengan
waktu proses ditentukan.
Gambar A. alat ekstraks, (B) . alat distilasi 3. Setelah waktu proses tercapai,
Keterangan gambar : campuran hasil dipisahkan antara
1. Motor pengaduk. fase padat dan fase cair dengan
2. Kondensor. filtrasi.
3. Labu leher tiga. 4. Endapan yang didapat dinetralkan
4. Penangas air. dengan penambahan larutan
5. Termometer. NaOH sambil dipanaskan pada
6. Erlenmeyer. suhu 50oC. Setelah netral (pH = 7)
7. Labu distilasi. lalu endapan didiamkan kurang
8. Kompor listrik. lebih 15 menit sampai
9. Pengaduk. pengendapan protein sempurna
10. Statif. (protein mengendap semua secara
fisik).
Variabel Penelitian 5. Endapan protein dipisahkan
Variabel Tetap dengan penyaringan.
1. 20 gram serbuk biji kecipir kering 6. Hasil berupa konsentrat protein
untuk setiap perlakuan. dikeringkan dengan heat pump
dryer pada suhu 40 – 50o C.
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir (Elly Kurniati) 121

7. Produk konsentrat protein


ditetapkan berat dan kadar protein. HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk kadar protein dianalisa
dengan menggunakan metode 90
80
Kjeldahl. 70
3,5
60

% protein
4,0
Metode Analisa 50
4,5
40
Analisa hasil dilakukan oleh 30
5,0
5,5
“Team Afilasi dan Konsultasi Industri, 20

Kampus ITS, Surabaya. Metode analisa 10


0
yang digunakan adalah menggunakan cara 0 50 100 150
Kjeldahl, yaitu : waktu (menit)

 Ambil 5 gr konsentrat protein dan Grafik1. Grafik hubungan antara waktu


masukkan kedalam labu takar 50 ml pelarutan dan pH terhadap kadar protein
dan encerkan dengan aquadest. konsentrat biji kecipir tua
 Ambil 10 ml larutan ini dan masukkan
kedalam labu Kjeldahl 500 ml dan Pembahasan grafik :
tambahkan 10 ml H 2 SO 4 98 %. Grafik hubungan antara waktu
Tambahkan 5 gram campuran pelarutan dan pH terhadap kadar protein
Na 2 SO 4 - HgO (20:1) untuk konsentrat biji kecipir tua menunjukkan
katalisator. bahwa semakin lama waktu pelarutan
 Didihkan sampai jernih dan lanjutkan maka kadar protein yang didapat semakin
pendidihan 30 menit lagi. Setelah besar. Waktu pelarutan mempunyai batas
dingin, cuci dinding dalam labu waktu optimum, namun jika penambahan
Kjeldahl dengan aquadest dan waktu melampaui batas waktu
didihkan lagi sampai 30 menit. optimumnya, maka penambhan waktu
 Setelah dingin tambahkan 140 ml tersebut menjadi tidak berarti karena
aquadest, dan tambahkan 35 ml kondisi pelarut telah jenuh dengan solute.
larutan NaOH-N 2 S 2 O 3 dan beberapa Grafik diatas menunjukkan bahwa kadar
butiran zink. protein konsentrat terbaik dihasilkan pada
waktu 100 menit.
 Kemudian didistilasi. Destilat 90
ditampung sebanyak 100 ml dalam 80
70
Erlenmeyer yang berisi 25 ml larutan 60
60
% Protein

jenuh asam borat dan beberapa tetes 50


70
80
indikator metal red/metilen biru. 40
90
 Titrasi larutan yang diperoleh dengan 30
20
100

0,02 N HCl. 10

 Hitung kadar protein dalam sampel. 0


0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Untuk menghitung kadar pH

protein yang didapat, digunakan


persamaan : Grafik 2. Grafik hubungan antara pH dan
waktu pelarutan terhadap kadar protein
ml HCl x N HCl konsentrat biji kecipir tua
% N = -------------- x14,008xf
(mg/ml) Grafik hubungan antara pH dan
ml larutan contoh waktu pelarutan terhadap kadar protein
f = Faktor pengenceran = 10 konsentrat biji kecipir tua menunjukkan
% protein = % N x 6,25. bahwa :
(Sudarmadji, Slamet, 1982). a. pH 3,5 dan pH 4, kadar protein yang
didapat semakin naik dengan
Pembuatan Konsentrat Protein Dari Biji Kecipir (Elly Kurniati) 122
122 Jurnal Penelitian Ilmu Teknik Vol.9, No.2 Desember 2009 : 115-122

bertambahnya waktu, namun kadar 2. Kondisi terbaik dari penelitian ini


protein yang didapat masih kurang adalah pada pH 4,5 dan waktu
untuk dapat dikatakan sebagai pelarutan 100 menit. Pada kondisi ini
konsentrat protein, dimana suatu bahan kadar protein konsentrat yang didapat
dapat dikatakan sebagai konsentrat adalah 80,05 %
protein apabila mempunyai kadar
protein minimal 70 %. DAFTAR PUSTAKA
b. pH 4,5, kadar protein yang didapat
semakin besar dengan bertambahnya Anonim,2000,”Wingbean super protein of
waktu, namun untuk waktu 60 menit the tropics”,The Botanes
belum dapat dikatakan sebagai Chronicle
konsentrat protein karena kadar Bernardini,E,”Oil And Fat
proteinnya kurang dari 70 %. Technology”,2ed, Publishing
Sedangkan untuk waktu 70 – 100 menit House Technology, Srilanka
sudah dapat dikatakan sebagai Cendiawati,1998,”Isolasi Protein dari
konsentrat protein karena mepunyai Ampas Kecap dengan
kadar protein lebih dari 70 %. Pada pH Ekstraksi”Fakultas Teknologi
4,5 ini merupakan pH isoelektrik untuk Industri UPN, Surabaya
protein biji kecipir tua, sehingga Denniston, Katherine J, ”General, Organic,
protein yang terkandung dapat and Biochemistry”, 4ed, mc
mengendap dengan baik. Hal ini Graw Hill, New York
mengakibatkan kandungan konsentrat Girindra,Aisjah,1998,Biokimia”,1st,PT.Gra
protein yang didapat lebih dari 70 %. media, Jakarta
Pada pH 4,5 ini juga dihasilka kondisi Hertami Djatmiko, Ir.MPS, 1986,
terbaik dari penelitian ini, yaitu didapat “Kecipir, Budidaya Guna dan
kadar protein konsentrat sebesar 80,05 Hasil Olahannya”, Simplex,CV.,
% dan waktu pelarutan 100 menit. Jakarta
c. pH 5 dan 5,5, kadar protein yang McCabe,W.L.,Julian c.S. and Meter, Unit
didapat semakin besar dengan Operationsof Chemical
bertambahnya waktu, namun untuk Engineering” 4ed, Mc Graw Hill,
waktu 60 menit belum dapat dikatakn New York
sebagai konsentrat protein karena kadar Rudi,H.,1998,”Ekstraksi Minyak Wijen
proteinnya kurang dari 70 %. dengan Pelarut Aceton”,Fakultas
Sedangkan untuk waktu 70 – 100 menit Teknologi Industri UPN,
dapat dikatakan sebagai konsentrat Surabaya
protein karena mempunyai kadar Robert.Haris and Endek
protein lebih dari 70 %. Karmas,1989,”Evaluasi Gizi
Pada Pengolahan Bahan
Pangan,ITB, Bandung
KESIMPULAN Suhardi,”Diktat Kuliah Teknologi
Pertanian”, ITB, Bandung
Kesimpulan yang dapat diambil dari Treybel,R.E.,1981,”Mass Transfer
penelitian tentang pembuatan konsentrat Operation”,3ed,Mc Graw
protein dari biji kecipir dengan proses Hill,Kogakusha Ltd, Tokyo
ekstraksi adalah sebagai berikut : Winarno,F.G.,1984,”Kimia Pangan dan
1. Pengambilan protein dari biji kecipir Gizi”,PT.Gramedia, Jakarta
tua dengan proses ekstraksi
menggunakan pelarut HCl encer dapat
dilaksanakan.

You might also like